PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI...

108
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI KASUS DI MASJID AL-IKHLASH JATIPADANG PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos.I) Oleh Ahmad Rifa‟i NIM : 1110054000003 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H/2014 M

Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI...

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID

STUDI KASUS DI MASJID AL-IKHLASH JATIPADANG

PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ahmad Rifa‟i

NIM : 1110054000003

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1436 H/2014 M

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid

Studi Kasus di Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ahmad Rifa‟i

NIM : 1110054000003

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1436 H/2014 M

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju
Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini, telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan

hasil karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya

orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku dari

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2014

Ahmad Rifa’i

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

iii

ABSTRAK

Oleh : AHMAD RIFA’I

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid – Studi Kasus di Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang

efektif dalam rangka memandirikan dan memberdayakan masyarakat tentunya.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam,

maka salah satu tempat strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah

masjid. Masjid adalah jantung umat Islam. Bagi umat Islam, Masjid adalah salah

satu pilar meretas kebangkitan umat selain pesantren dan kampus. Keberadaan

masjid merupakan poros aktivitas keagamaan di masyarakat.

Berdasarkan hal itu pula, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid

Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan mempunyai strategi untuk membangun

ataupun mempertahankan citra positifnya dimata publik (dalam hal ini Jamaah

Masjid dan masyarakat sekitar) dengan melakukan kegiatan sosial melalui

program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid. Masjid Al-Ikhlash

jatipadang mempunyai program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, program

pemberdayaan perempuan dan juga program bantuan sosial.

Dalam penelitian studi kasus ini, peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif, dimana penelitian dilakukan melalui pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen. Dalam penelitian ini pula, peneliti menggunakan beberapa

teori. Diantaranya, teori pemberdayaan masyarakat islam, teori tentang pengertian

masjid serta teori pemberdayaan berbasis masjid.

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa dengan adanya program

Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid yang dilakukan oleh DKM Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang, jamaah masjid, masyarakat sekitar masjid dan juga umat Islam

pada umumnya, dapat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut. Pasalnya,

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

dilakukan dalam hampir semua aspek, terutama aspek yang mampu

memandirikan, memberdayakan, serta dapat merubah jama‟ah dan atau

masyarakat di sekitar masjid pada umumnya menuju kearah yang lebih baik.

i

Page 6: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji, puja serta syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang

Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dan kita semua dapat merasakan nikmat hidup ang

penuh Barokah ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada

Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita selaku

umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang seperti sekarang

ini.

Skripsi penulis yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Masjid – Studi Kasus di Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Pasar Minggu,

Jakarta Selatan” diajukan untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

rangka penyelesaian program studi Strata 1 (S1) di Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesei baik secara langsung maupun

tidak langsung kepada :

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

beserta para pembantu dekan dan juga jajarannya.

2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam. Juga kepada Bapak M. Hudri, MA. Selaku sekretaris

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang selama ini telah

membimbing, memberikan banyak ilmu dan juga nasihat kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak dan ibu dengan

limpahan pahala. Amin

ii

Page 7: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

3. Bapak Dr. Tantan Hermansah M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan banyak arahan, bimbingan, masukan dan telah banyak

meluangkan waktu bagi penulis dari awal penulisan skripsi hingga selesei.

Penulis berdo‟a semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan

barokah dan membalas semua kebaikan bapak dengan limpahan pahala.

Amin

4. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang

selama masa studi telah banyak membekali ilmu, membimbing, menasihati

dan memberikan banyak contoh yang baik kepada penulis. Semoga bapak

dan ibu sekalian senantiasa diberikan limpahan barokah dan dibalas semua

kebaikan bapak dan ibu dengan limpahan pahala dari Allah SWT. Amin

5. Segenap jajaran sekretariat/pengurus Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Pasar

Minggu, Jakarta Selatan, yang telah mengijinkan dan membantu penulis

melakukan penelitian dari awal hingga akhir. Semoga kebaikan saudara/i

sekalian dibalas dengan limpahan barokah dan dengan limpahan pahala

dari Allah SWT. Amin

6. Kedua Orangtua tercinta, Bapak H. Zainal Abidin dan Ibu Ustadzah Marsih

yang selama ini telah mendukung dan mendo‟akan penulis dengan penuh

keikhlasan dan kasih sayang. Semoga ayah dan ibu tercinta senantiasa

dalam Lindungan Allah SWT dan semua kebaikan serta kasih sayang

kalian dibalas dengan limpahan barokah dan limpahan pahala dari Allah

SWT. Amin

7. Keluarga besar penulis. Paman, bibi, sepupu, kakak, keponakan dan juga

kekasih yang selama ini telah men-support dan memotivasi penulis.

Semoga kalian semua senantiasa dalam Lindungan dan Barokah Allah

SWT. Amin

8. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa islam (HMI) Komisariat Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Keluarga Besar Persatuan Mahasiswa Bekasi (PERMASI).

10. Keluarga Besar Ikatan Alumni Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy Bekasi.

11. Keluarga Besar Honda Vario Club Bekasi.

iii

Page 8: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

12. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

khususnya mahasiswa angkatan 2009, kakak-kakak kelas serta adik-adik

kelas yang selama ini telah banyak membantu dan memotivasi penulis.

Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang sukses dikemudian hari.

Amin

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam rangka menyeleseikan

penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per-

satu. Hanya kepada-Nya jua-lah penulis berdo‟a semoga senantiasa mereka

mendapatkan kebaikan dan limpahan pahala dari Allah SWT. Amin

Akhir kata, dengan segala kekurangan, kelebihan, kelemahan dan

kekuatan yang ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga Allah SWT senantiasa

memberikan Ridho dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Yaa Rabbal

aalamiin.

Jakarta, November 2014

Penulis,

Ahmad Rifa’i

iv

Page 9: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 8

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 16

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 23

A. Pemberdayaan Masyarakat Islam .......................................... 25

B. Pengertian Masjid .................................................................. 29

C. Pemberdayaan Berbasis Masjid ............................................. 34

BAB III PROFIL DAN GAMBARAN UMUM ....................................... 38

A. Sejarah Masjid Al-Ikhlash, Jatipadang .................................. 38

B. Visi dan Misi Masjid Al-Ikhlash, Jatipadang ........................ 42

C. Struktur Organisasi Masjid Al-Ikhlash, Jatipadang ............... 42

D. Program-program Pemberdayaan Berbasis Masjid ............... 43

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PENGAMATAN ..... 47

A. Konsep pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid ............... 47

B. Analisis program pemberdayaan berbasis Masjid dan

pelaksanaan program pemberdayaan berbasis Masjid serta

Output program pemberdayaan berbasis masjid ..................... 52

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 72

A. Kesimpulan ............................................................................. 72

B. Saran ........................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76

LAMPIRAN

PROFIL PENULIS

v

Page 10: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah SWT ke

muka bumi untuk menjadi Agama yang “Rahmatan Lil Alamiin” (Rahmat bagi

seluruh alam). Islam adalah satu-satunya agama Allah yang memberikan panduan

yang lugas dan dinamis terhadap semua aspek kehidupan kapan saja dan berbagai

situasi. Selain itu, mampu menghadapi situasi dan menjawab semua tantangan

pada setiap zaman.1

Islam mengatur tatanan hidup secara sempurna, tidak hanya mengatur

masalah ibadan seorang hamba kepada Tuhannya, tapi juga mengatur tentang

tatanan Muammalat yaitu hubungan manusia dengan sesamanya, hubungan

mnusia dengan makhluk lainnya, serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya

seperti kehidupan sosial-budaya, tekhnologi, dan tak terkecuali tentang kehidupan

dalam hal ekonomi. Islam memandang penting persoalan ekonomi, hal ini

dikarenakan ekonomi merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang

tidak dapat dipisahkan, namun bukan pula tujuan akhir dari kehidupan ini

melainkan suatu jalan untuk menjadi kekeadaan yang lebih baik.

Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kebutuhan pokok seperti

kebutuhan sandang, dan pangan. Semua kebutuhan tersebut tidak dapat diperoleh

secara gratis, tapi harus melalui proses, usaha dan bekerja yang benar dan sah.

1 Muhammad Syafi‟i Antonio, “Bank Syariah, dari Teori ke Praktek”, (Jakarta, Gema

Insani Press, 2003), h.4

Page 11: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

2

Karena sudah merupakan fitrah manusia untuk berusaha dan bekerja agar dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju ke keadaan yang lebih baik.

Dengan fitrahnya manusia sebagai makhluk yang dituntut untuk senantiasa

bekerja dan berusaha agar dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya, maka

secara tidak langsung manusia dituntut untuk dapat Mandiri. Kemandirian

manusia dapat membuat kehidupannya menjadi lebih baik.

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Berdasarkan

sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326

jiwa,2 dari jumlah tersebut sekitar 90% penduduk Indonesia adalah beragama

Islam. Akan tetapi, hingga saat ini, Indonesia juga merupakan negara dengan

penduduk miskin terbanyak ketiga di dunia. Kemiskinan di Indonesia bukan lagi

karena faktor struktur dan budaya masyarakat, tetapi lebih kepada akses dan

faktor permodalan(faktor produksi)3, yang membuat masyarakat di Indonesia

khususnya umat Islam tidak dapat hidup mandiri agar bisa memenuhi kebutuhan

hidupnya. Gambaran ini mengisyarakatkan bahwa masyarakat perlu mendapatkan

akses dan permodalan yang memadai demi tercapainya perataan, kemandirian,

kemakmuran dan keadilan di seluruh Indonesia.

Salah satu tren di era global adalah kemandirian. Bangsa yang mandiri

adalah bangsa yang mampu memenangkan persaingan. Bangsa yang mandiri

terbentuk oleh masyarakat mandiri. Tentu dalam mewujudkan kemandirian itu

dibutuhkan proses yang panjang. Sebuah proses yang menunjuk pada serangkaian

tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang

2 “Data sensus penduduk Indonesia, tahun 2010,” . Artikel diakses pada 23 mei 2014

pukul 13.38 dari www.bps.go.id/tab_sub/view. 3 Muhammad Syafi‟i Antonio, “Bank Syariah, dari Teori ke Praktek”, (Jakarta, Gema

Insani Press, 2003),h.5

Page 12: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

3

mencerminkan pentahapan upaya mengubah masyarakat yang kurang atau belum

berdaya menuju keberdayaan yang memandirikan. Dengan memandirikan

masyarakat, berarti kita juga telah memberdayakan masyarakat. Dengan

mandirinya masyarakat secara tidak langsung kita telah dapat memberikan akses

agar masyarakat dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dan dapat menuju

ke kehidupan yang lebih baik.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang

efektif dalam rangka memandirikan dan memberdayakan masyarakat tentunya.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun. Pada

dasarnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ditijukkan untuk kalangan

masyarakat yang kurang mampu, agar dapat memandirikan mereka, guna

membuat mereka dapat menolong dirinya sndiri.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam,

maka salah satu tempat strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah

masjid. Masjid adalah jantung umat Islam. Masjid adalah salah satu pilar meretas

kebangkitan umat selain pesantren dan kampus. Keberadaan masjid merupakan

poros aktivitas keagamaan di masyarakat. Oleh karena itu, bukanlah hal yang

mustahil untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan berbasis masjid

pada saat ini. Masjid diharapkan pula menjadi mitra lembaga pendidikan formal

(sekolah) yang memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi yang akan

datang.4

4 Ali Nurdin. Qur‟anic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an.

(Jakarta: Erlangga, 2006). h.128

Page 13: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

4

Jumlah masjid di Indonesia mencapai 800 ribu lebih5 dan merupakan

jumlah terbesar di dunia. Namun bila dicermati, kondisi kaum muslimin saat ini

dimana masjid belum difungsikan secara optimal. Alangkah indahnya jika sekitar

800 ribu masjid di Indonesia dapat memberikan jawaban riil atas berbagai

permasalahan umat. Setiap kumandang adzan mengalirkan kerinduan umat untuk

datang mendekat seperti layaknya fungsi jantung bagi darah. Masjid seharusnya

dapat dioptimalkan fungsinya sebagai ruang publik dan pusat peradaban umat.

Masjid menjadi tempat berkumpulnya orang-orang untuk menjalankan

ibadah ritual. Orang-orang shaleh adalah energi spiritual yang menjadi modal

membangun perubahan. Manusia yang datang ke masjid dengan niat yang ikhlas

pastilah menginginkan perubahan dalam dirinya, minimal untuk meningkatkan

spiritualitas dirinya menuju cita-cita menjadi shaleh. Tantangannya adalah

bagaimana membangun energi ini menjadi akumulatif-sinergis-eksplosif.

Keluaran dari proses ini jelas akan menghasilkan keshalehan sosial yang mampu

mendobrak kebekuan umat. Menengok kesejarahan baik zaman Rasulullah dan

sahabat maupun masa perjuangan melawan penjajahan fisik di Indonesia, masjid

memiliki peran yang strategis.

Aspek perannya baik dalam dimensi ruhiyah(spiritualitas) maupun

siyasiyah(pengaturan urusan umat). Masjid memiliki semangat membangun

kedekatan dan rasa takut kepada-Nya. Masjid sebagai tempat dan simbol

perlawanan terhadap kemungkaran. Masjid bergerak memberi semangat kaum

lemah untuk terus memupuk asa. Masjid penuh musyawarah dan kepemimpinan

untuk memecahkan problem ummat. Jadi kesejarahan juga menunjukkan masjid

5 Artikel diakses dari www.kemenag.go.id pada 24 mei 2014 pukul 13:45

Page 14: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

5

adalah mutiara penuh cahaya. Rasanya kurang pas apabila saat ini ada

ketidakpercayaan diri bahwa masjid mampu berkontribusi menuju ummat yang

berdaya. ‟Fitrah‟ keberadaan masjid adalah kontributif dalam aspek ruhiyah

maupun siyasiyah.6

Oleh karena itu perlu dikaji dan direnungkan kembali hadits Nabi

Muhammad SAW :

Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda:

Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang

mukmin yang lemah”. (HR. Muslim)

Hadits ini memberikan pentunjuk dan peringatan kepada kita, bahwa Islam

lebih menghargai kualitas daripada kuantitas. Dan yang dimaksud dengan orang

mukmin yang kuat di sini ialah orang mukmin yang mempunyai kekuatan mental

maupun fisik, moril maupun materiil, sehingga dapat benar-benar mencerminkan

kekuatan Islam sendiri.

Berbagai macam upaya peningkatan kemandirian, kapasitas dan kualitas

sumber daya manusia tentulah seringkali dikerahkan baik oleh pemerintah

maupun lembaga-lembaga tertentu, ada yang bersifat komersial maupun non

komersial. Hal ini dianggap memiliki dampak positif terhadap masyarakat, selain

untuk memberikan ilmu pengetahuan juga adanya upaya agar masyarakat menjadi

lebih terampil, dan lebih mandiri dalam berbagai hal.

6 Achmad Subianto dkk, fokkus babinrohis pusat, ICMI Orsat Cempaka Putih, Yayasan

Kado Anak Muslim Pedoman Manajemen Masjid, (Jakarta, Cetakan I, 1 Muharram 1425 H/ 22

Februari 2004).h.83

Page 15: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

6

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi berbagai perubahan

terhadap masyarakat di dunia yang semakin hari semakain cepat berjalan kearah

yang tak terduga. Perubahan tersebut meliputi banyak hal termasuk perubahan

ekspektasi masyarakat terhadap organisasi swasta, organisasi keagamaan ataupun

perusahaan. Salah satu yang dilakukan dalam rangka

memberdayakan/memandirikan masyarakat antara lain dengan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid yang bersifat kepedulian terhadap

social masyarakat khususnya yang beragama Islam serta membantu pemerintah

dalam rangka menanggulangi permasalahan-permasalahan social di Indonesia.

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid berhubungan erat dengan

"pembangunan yang memandirikan", di mana terdapat banyak program

pemberdayaan yang sifatnya memandirikan masyarakat. Program-program

tersebut terdiri dari berbagai aspek, mulai dari aspek yang bersifat

rohani(keagamaan), ekonomi, sosial-budaya, hingga seni dan lain-lain yang

sifatnya memandirikan masyarakat.7

Berdasarkan hal itu pula, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan mempunyai strategi untuk membangun

ataupun mempertahankan citra positifnya dimata publik (dalam hal ini Jamaah

Masjid dan masyarakat sekitar) dengan melakukan kegiatan sosial melalui

program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid. Masjid Al-Ikhlash

jatipadang mempunyai program pemberdayaan Ekonomi, Pendidikan, program

pemberdayaa perempuan dan juga program bantuan sosial. Program tersebut

merupakan wujud dedikasi dan kepedulian Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta

7 Supardi & Teuku Amiruddin Manajemen Masjid dalam Pembangunan Masyarakat,

Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid, (UII Press Yogyakarta, cetakan pertama, Mei 2001).h.54

Page 16: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

7

Selatan kepada Jama‟ah, Masyarakat, Agama serta bangsa Indonesia terhadap

keadaan sosial-budaya hingga keadaan perekonomian di Indonesia.

Dengan adanya program Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid

tersebut, Jamaah masjid, masyarakat sekitar masjid dan juga umat Islam pada

umumnya, dapat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut. Pasalnya,

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

dilakukan dalam hampir semua aspek, terutama aspek yang mampu memandirikan

jama‟ah dan atau umat Islam pada umumnya.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

program Program Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid yang dilaksanakan

oleh DKM Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan. Penulis yakin adanya

relevansi antara bahan penelitian dengan konstentrasi studi penulis selama ini.

Alasan konseptual inilah yang kemudian penulis ingin ulas pada sebuah

skripsi yang berjudul, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid – Studi

Kasus di Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan”

Page 17: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

8

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penulisan kripsi ini, penulis membatasi permasalahan pada

program Program Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid yang dilaksanakan

oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta

Selatan.

Kemudian agar dalam penulisan Skripsi ini menjadi lebih fokus dan

terarah serta pembahasan tidak melebar maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid yang

dilaksanakan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan?

2. Program apa yang terkait dalam Pemberdayaan Masyarakat berbasis

Masjid dan bagaimana pelaksanaan program-program tersebut, serta

bagaimanakah hasil (Output) peserta dari Program Pemberdayaan

Masyarakat berbasis Masjid yang dilaksanakan oleh Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian dan penulisan skripsi ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai

berikut :

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui dasar serta alasan mengapa program ini dibuat.

b. Untuk mengetahui program-program apa saja yang terkait dengan

program pemberdayaan berbasis masjid tersebut dan juga

mengetahui proses pelaksanaan programnya, serta mengetahui hasil

(Output) dari program pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid

Page 18: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

9

yang dilaksanakan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta

Selatan.

2. Manfaat

a. Manfaat akademis, yakni diharapkan penelitian ini dapat menjadi

referensi sebagai bahan studi atau penelitian selanjutnya yang

berkaitan dan lebih komprehensif serta menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai program Pemberdayaan Masyarakat

berbasis Masjid.

b. Manfaat khusus, yakni :

1) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang agar lebih optimal dan lebih baik

lagi dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat

yang berbasis Masjid dan sebagai upaya menanggulangi jumlah

penyandang masalah kesejahteraan sosial di Indonesia.

2) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran

bagi penulis dalam melakukan proses penelitian yang baik,

memperluas jaringan, dan menjadi peneliti yang kredibel.

c. Manfaat Umum, yakni diharapkan penelitian ini menjadi sumber

informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid yang dialakukan oleh

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan merupakan salah

satu wujud nyata akan kepedulian DKM Masjid dalam rangka

bertanggung jawab terhadap pemberdayaan umat sekitar Masjid

Page 19: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

10

serta dalam rangka membantu program pemerintah untuk

mengurangi tingkat kemiskinan dan kesejahteraan di Indonesia.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar konsep metodologi penelitian yang

terdiri dari 6 kategori, yakni sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian studi kasus ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen.8 Penelitian yang dengan prosedur yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Dijelaskan dalam Zuriah (2007) bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang memerlukan ketajaman analisis, objektifitas,

sistematis dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi,

sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian

kualitatif adalah totalitas atau Gestalt. 9

Untuk metode pendekatan penelitiannya, penelitian kualitatif ini

secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus.

Penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan subyek penelitian, dimana penelitian dilakukan

secara detail dan mendalam mengenai program kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Masjid tersebut

8 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008).

Cet. Ke-25, h. 9-10. 9 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi (Jakarta: Bumi

Aksara, 2007). Cetakan kedua, h. 92.

Page 20: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

11

2. Jenis dan Sumber Data

a. Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul

data dari responden atau objek penelitian. Data primer ini dapat diperoleh

melalui wawancara dan observasi terhadap orang-orang yang bersentuhan

langsung dengan program pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid di

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang seperti, kepada pihak pengurus dan atau

pimpinan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan, serta kepada

pemanfaat program dan kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam

pelaksanaan program.

Untuk mendapatkan data, peneliti melakukan wawancara kepada 15

orang yang terkait langsung dengan program, wawancara dilakukan

selama kurang lebih 30 menit, dan wawancara dilakukan 1 sampai 2 kali

banyaknya.

b. Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek yang diteliti. Data sekunder bisa juga disebut sebagai data tambahan.

Data sekunder yang penulis dapatkan berasal dari buku, majalah, tinjauan

pustaka, internet dan mading serta arsip-arsip yang berhubungan dengan

program pemberdayaan masyarakat berbasis masjid.

Adapun data sekundernya adalah berupa berita ataupun liputan-

liputan mengenai kegiatan serta profil umum dari Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang yang peneliti dapat dari Internet dan brosur, serta selebaran-

Page 21: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

12

selebaran yang peneliti dapati di Mading Masjid Al-Ikhlas Jatipadang.

Selain itu juga beberapa buku yang terkait langsung dengan penelitian ini.

seperti, buku-buku teori pemberdayaan, arsip-arsip, skripsi-skripsi, serta

outline hasil seminar yang terkait dengan kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data akan dilakukan

dengan 4 cara, yakni diantaranya :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh

panca indera (melihat, mendengar, dan merasakan)10

dan pencatatan

secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian,

yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung di Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang, Jakarta Selatan. Adapun gejala-gejala yang terjadi pada

saat penelitian seperti aktifitas masyarakat dan Jama‟ah Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang selama berada di Masjid, kegiatan belajar mengajar

di TPA/TK/PAUD Masjid Al-Ikhlas, serta kegiatan transaksi jual-beli

yang terdapat di Toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, ketika adanya

kegiatan klinik kesehatan gratis dan lain-lain

b. Wawancara. Merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung

tentang beberapa jenis data.11

Dalam penelitian ini penulis akan

mewawancarai 15 orang yang penulis anggap kompeten, kredibel serta

berhubungan langsung dengan penelitian yang penulis ambil. Nantinya

penulis akan langsung mewawancarai Ketua Masjid Al-Ikhlash

10 Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan (Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik: UI, 2001), h. 16. 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Jogjakarta: Andi Offset, 1983), h. 49.

Page 22: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

13

Jatipadang, serta 6 orang narasumber yang termasuk dalam jajaran

DKM Masjid Al-Ikhlash Jatipadang sebagai orang yang bertanggung

jawab langsung terhadap program. Lalu penulis akan mewawancarai 9

(sembilan) orang peserta/pemanfaat yang mengikuti program tersebut.

Dalam penelitian kualitatif, karena tidak menggunakan instrument

penelitian yang terstruktur dan baku, maka peneliti sendiri dan dengan

bantuan dari orang lain merupakan intrumen pengumpul data yang

paling utama. Oleh karena itu, pada saat pengumpulan data, peneliti

melakukan kegiatan observasi langsung ke lapangan untuk mengetahui

kegiatan dari subjek penelitian.

Pada penelitian ini, alat bantu yang digunakan oleh peneliti berupa,

alat tulis, recorder(perekam suara), kamera, serta alat dokumentasi lain

yang menunjang keberhasilan penelitian, yaitu berupa buku, catatan-

catatan, arsip-arsip, jurnal, foto-foto, dan sebagainya yang

berhubungan dengan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

Berikut merupakan data narasumber yang peneliti wawancarai

untuk mendapatkan data-data yang peneliti butuhkan.

Nama Status / Jabatan Waktu

Wawancara

Bapak Abbas Supriadi

Bapak Ir. Agung Priyadi

Bapak Ir. Rahadi Mulyanto

Bapak Ir. Rio Gajahmada

Koordinator bidang

pelayanan umat.

Koordinator bidang

pendidikan

Sekretaris Umum

Koordinator bidang

pengembangan

minat dan

22 Maret 2014

22 Maret 2014

22 Maret 2014

22 Maret 2014

Page 23: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

14

Ibu Susanto Kasdi.

Muhammad Fikriza Dzikrullah.

Bapak Nur Ali

Bapak Tri Haryanto

Ibu Evi

Ibu Hayati

Ibu Dewi Sartika

Bapak Abdul Rohman

Ibu Iis Sumiati

Ibu Mulyanah

Bapak Trijoko

keterampilan

Koordinator bidang

pemberdayaan

perempuan

Technical Support

(Marbot)

Pedagang tiket

Travel di toko

Masjid

Pedagang Refill

Parfum di Toko

Masjid

Pedagang peralatan

sekolah di toko

Masjid

Pedagang busana

muslim di Toko

Masjid

Peserta kusus baca

dan tulis (LPLQ)

Peserta bantuan

kesehatan

Peserta kusus baca

dan tulis (LPLQ)

Peserta

pemberdayaan

perempuan

Peserta bantuan

sosial (beasiswa)

24 Maret 2014

28 Maret 2014

28 Maret 2014

28 Maret 2014

28 Maret 2014

28 Maret 2014

13 April 2014

13 April 2014

13 April 2014

13 April 2014

14 April 2014

c. Studi dokumentasi. Yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan

mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di

lapangan serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan

Page 24: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

15

bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Beberapa data dari

hasil studi dokumentasi ini sendiri ada yang berupa foto-foto, arsip-

arsip Masjid serta buletin-buletin mingguan yang diterbitkan oleh

pihak Masjid Al-Ikhlash Jatipadang yang biasanya ditempelkan di

mading Masjid.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yakni menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber

dengan hasil yang diperoleh melalui pengamatan peneliti di lapangan.

Adapun analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga

dapat menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data, di

antaranya mengatur, mengurutkan, mengkelompokan, memberi kode dan

mengkategorikanya.12

5. Lokasi & Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan di Jl. Raya Ragunan No.11

Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540- Indonesia. Telepon; 021-

7802776. Adapun waktu penelitian terhitung mulai Februari-Juni 2014.

6. Pedoman Penulisan

Untuk penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan disertasi UIN Jakarta yang

12 Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003),

edisi 3, h. 55

Page 25: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

16

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.

E. Tinjauan Pustaka

Ada empat Karya Ilmiah (Skripsi) yang penulis jadikan sebagai bahan

peninjauan pustaka, dimana ketiga skripsi tersebut penulis anggap sebagai bahan

referensi dan juga berhubungan dengan permasalahan yang akan penulis angkat.

Yakni diantaranya :

Pertama, Skripsi Tahun 2008 yang berjudul “Strategi Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Kelompok Swadaya Masyarakat – Studi Implementasi di

Lembaga Pengelola Zakat, Infaq dan Shadaqah (LP-ZIS) Ash-Shinaiyyah”

disusun oleh saudaraSunardi, mahasiswi Jurusan PMI. Dalam pembahasannya, ia

menjelaskan bagaimana konsep pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

lembaga pengelola zakat, Infaq dan shadaqah (LP-ZIS) Ash-Shinaiyyah.

Skripsi ini adalah yang paling mirip dengan judul yang penulis angkat.

Tetapi ada beberapa perbedaan yang perlu penulis tekankan yakni :

1. Dimensi yang diulas oleh Saudara Sunardi adalah tentang

Pemberdayaan Masyarakat berbasis kelompok swadaya masyarakat,

yang titik beratnya terdapat pada sumber daya yang digunakan yang

berasal dari sumbangan swadaya masyarakat. sedangkan Penulis

lebih pada pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid, yang tentunya

kegiatan tersebut dilaksanakan oleh anggota DKM Masjid yang

sumber dananya berasal dari donatur-donatur masjid yang juga ikut

terlibat langsung dalam kegiatan pemberdayaan tersebut.

Page 26: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

17

2. Lokasi yang dipilih oleh Saudara Sunardi adalah di lembaga

pengelola zakat, Infaq dan shadaqah (LP-ZIS) Ash-Shinaiyyah yang

dikelola oleh Karyawan PT. Bukaka Tehnik Utama Tbk. Sedangkan

penulis memilih lokasi di MasjidAl-Ikhlash Jatipadang Pasar

Minggu, Jakarta Selatan.

3. Objek yang diteliti oleh Saudara Sunardi lebih bertumpu pada

bagaimana partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan

tersebut, sedangkan penulis lebih concern kepada Konsep

pemberdayaan, Tahapan-tahapan pelaksanaan program, serta Output

dari program pemberdayaan berbasis Masjid.

Kedua, Skripsi tahun 2007 yang disusun oleh Maryanah, Mahasiswi

Pengembangan Masyarakat Islam yang berjudul “Program Pemberdayaan

Komunitas(Prospek) di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Jakarta”. Dalam

pembahasannya, ia menjelaskan tentang “Program pemberdayaan masyarakat

berbasis komunitas yang dilakukan oleh Lembaga Pos Keadilan Peduli Ummat

(PKPU) Jakarta”.

Saudari Maryanah mendeskripsikan tentang pemberdayaan masyarakat

berbasis komunitas yang secara umumm dan khusus lebih concern kepada sistem

dan strategi-strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga Pos Keadilan

Peduli Ummat (PKPU) Jakarta. Program Pemberdayaan Komunitas yang

dilakukan oleh Lembaga Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Jakarta Lebih

concern pada pemberdayaan dalam bidang ekonomi. PKPU berusaha membantu

masyarakat dan paling tidak, memberikan harapan kepada kelompok masyarakat

dengan membentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Anggota KSM

Page 27: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

18

tersebut terdiri dari: Nelayan, Petani, peternak, pengrajin, tukang ojek, pemilik

warung, pedagang, penjahit, petugas kebersihan, janda miskin satpam, dan

pengusaha ekonomi mikro.

ada beberapa perbedaan yang perlu penulis tekankan yakni :

1. Pemberdayaan yang dilakukan Masjid Al-Ikhlash menycakup berbagai aspek,

sedangkan penelitian yang dilakukan saudari Maryanah hanya concern pada

aspek ekonomi saja.

2. Saudari Maryanah mendeskripsikan tentang pemberdayaan masyarakat

berbasis komunitas yang secara umumm dan khusus lebih concern kepada

sistem dan strategi-strategi pemberdayaan, sedangkan saya lebih condong

melakukan penelitian mengenai program-program serta output dari program

pemberdayaan berbasis Masjid tersebut.

3. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh PKPU hanya dikhususkan bagi

anggota KSM saja, sedangkan kegiatan pemberdayaan berbasis Masjid oleh

DKM Masjid Al-Ikhlash ditujukan bagi jama‟ah Masjid, masyarakat sekitar

Masjid serta masyarakat lain pada umumnya.

Ketiga, Skripsi tahun 2009 yang disusun oleh Iip Apriaji. Mahasiswa

jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang berjudul “Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Dana Bergulir Baitul Mal Wattamwil (BMT) Ar-Ridho,

Pisangan, Ciputat”. Dalam pembahasannya, ia menjelaskan tentang pemanfaatan

dana bergulir dari BMT Ar-Ridho untuk pedagang kecil disekitar kampung

Pisangan, Ciputat.

Saudara Iip membahas tentang Dampak dari program dana bergulir tersebut

terhadap kualitas perekonomian pedagang-pedagang kecil di Kampung Pisangan,

Page 28: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

19

Ciputat. Melalui BMT, warga didorong untuk rajin menabung dan dana tersebut

akan digulirkan ke setiap anggota BMT, yang nantinya akan ada sistem bagi hasil

pada setiap akhir bulannya. Dengan kegiatan tersebut, masyarakat dapat

menggunakan dana bergulir sebagai modal usaha dalam rangka mengembangkan

usaha kecil mereka. Kegiatan dana bergulir dari BMT tersebut dapat menopang

kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh setiap anggota BMT. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya pinjaman yang menggunakan dana tersebut dan peningkatan

penghasilan yang didapatkan oleh para pedagang yang sekaligus sebagai anggota

BMT tersebut sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Berdasarkan skripsi diatas, ada beberapa perbedaan yang ingin peneliti

kemukakan:

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Iip Apriaji hanya fokus pada lembaga

BMT Masjid saja, sedangkan saya melakukan penelitian pada 4 (empat)

Program pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

2. Saudara Iip Apriaji hanya memfokuskan penelitian kepada para pedagang

kecil di sekitar kampung Pisangan dimana mereka merupakan pemanfaat dana

BMT tersebut. Sedangkan saya memfokuskan penelitian pada jama‟ah masjid,

masyarakat sekitar masjid serta masyarakat umum sebagai pemanfaat program

pemberdayaan berbasis Masjid oleh DKM Masjid Al-ikhlash Jatipadang.

3. Saudara Iif Apriaji hanya fokus kepada dampak dari program dana bergulir

tersebut terhadap kualitas perekonomian pedagang-pedagang kecil di

Kampung Pisangan. Sedangkan penelitian yang saya lakukan mempunyai

fokus pada output dari semua program pemberdayaan berbasis Masjid yang

ada di Masjid Al-ikhlash Jatipadang.

Page 29: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

20

Keempat, skripsi tahun 2003 yang disusun oleh saudara Komhadi Yusuf.

Mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang berjudul “Upaya

Lembaga Pendidikan Islam As-Salam dalam Pengembangan Masyarakat Islam di

Desa Rimbo Bujang, Jambi”. Dalam skripsinya, saudara Komhadi Yusuf

membahas tentang upaya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan islam dalam

rangka meningkatkan kesadaran masyarakat islam akan nilai-nilai luhur ajaran

Islam. Lembaga pendidikan Islam tersebut juga mampu memberikan motivasi

kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama dalam

bidang keagamaan. Lembaga pendidikan Islam mampu membentuk suatu

masyarakat yang didalamnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran islam.

Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap pemberdayaan masyarakat di desa Rumbo

Bujang, Jambi terutama dalam bidang Keagamaan. Dengan adanya Pendidikan

Islam As-Salam, masyarakat mampu menjadi suatu komunitas yang

religius/agamis serta mampu menerapkan nilai-nilai islam yang Kaffah.

Berdasarkan skripsi diatas, ada beberapa perbedaan yang ingin peneliti

kemukakan:

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Komhadi Yusuf hanya fokus pada

bidang pendidikan saja, sedangkan saya melakukan penelitian pada 4 (empat)

Program pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

2. Dampak dari program penelitian yang dilakukan oleh saudara Komhadi Yusuf

hanya fokus pada pengaruh program terhadap nilai religius/agamis saja.

Sedangkan penelitian yang saya lakukan, Output-nya pada berbagai aspek

yaitu aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek keagamaan juga.

Page 30: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

21

Dengan berakar pada judul & pembahasan yang hampir sama, akan tetapi

memiliki turunan lembaga dan program yang berbeda, serta konsep yang diangkat

mengenai pengembangan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan

masyarakat. setidaknya penulis anggap bahwa skripsi-skripsi tersebut bisa penulis

jadikan sebagai bahan penelitian yang cukup relevan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, penulis membuat kerangka penulisan

dengan sistematis yang mana terdiri dari 5 Bab dan tiap-tiap bab terdiri dari

beberapa sub bab, yakni sebagai berikut :

BAB I Bab ini merupakan Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang

Masalah; Pembatasan dan Perumusan Masalah; Tujuan dan Manfaat

Penelitian; Metodologi Penelitian yang digunakan; Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan.

BAB II Bab ini merupakan penjelasan tentang tinjauan teori, yang meliputi

Pembahasan tentang Pemberdayaan Masyarakat; konsep

pemberdayaan (Model & Tahapan Pemberdayaan); Pengertian

Masjid; dan Pemberdayaan berbasis Masjid.

BAB III Bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran umum dan profil

lembaga (Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan) yang

meliputi gambaran umum dari Masjid Al-Ikhlash Jatipadang;

Struktur Organisasi Masjid Al-Ikhlash Jatipadang; serta Program-

Page 31: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

22

program Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Masjid

Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan.

BAB IV Bab ini merupakan pembahasan tentang Analisis Data dan Temuan

lapangan, yang meliputi konsep pemberdayaan berbasis Masjid;

Program yang terkait dalam Program Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Masjid, yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang,

Jakarta Selatan; Pelaksanaan program pemberdayaan berbasis

Masjid; serta output Program Pemberdayaan Berbasis Masjid yang

dilaksanakan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan.

BAB V Bab ini merupakan penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran.

Page 32: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

23

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam. Dalam pengertian yang

sederhana, rahmat berarti memiliki subtansi kasih-sayang dan penghargaan

terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, Islam itu agama yang

diorientasikan, dimaujudkan, dan ditampilkan sebagai bentuk kongkret dari sikap-

sikap kasih sayang bagi semesta alam. Maka tidak mungkin juga dalam prosesnya

ditempuh melalui cara-cara atau tehnik-tehnik yang dapat nerusak ke-rahmat‟an

Islam itu sendiri. Dengan kata lain, Islam sebagai rahmat berlaku dari hulu sampai

hilir; dari teori hingga praktik; dari cita-cita sampai gerakan; dari individu sampai

komunitas; dari pagi hingga malam, dan seterusnya.13

Dalam konteks demikianlah maka Islam disebut juga sebagai agama

dakwah. Dakwah dalam bahasa yang sederhana adalah upaya-upaya persuasif

yang ditampilkan oleh masyarakat muslim dalam rangka menampilkan Islam yang

bisa menjadi penumbuh kasih sayang diseluruh ruang dimensi alam ini. Dakwah

sebagai suatu upaya perubahan memang dihadapkan pada persoalan-persoalan

keummatan sehari-hari. Dengan demikian, sejatinya para pelaku dakwah adalah

subyek yang memahami benar bagaimana seharusnya ia menyikapi fakta dan

realitas sosial masa kini. Dalam konteks demikian, maka seorang

pendakwah(da‟i) seharusnya membekali diri dengan berbagai disiplin keilmuan

agama dan juga non-agama, seperti: sosiologi, politik, ekonomi, ekologi, budaya,

13 Tantan Hermansah, dkk, Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam (Jakarta: Fakultas

Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009) hal. 1 dan 2

Page 33: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

24

dan sebagainya. Hal ini tidak lain agar seorang da‟i bisa memahami dengan baik

kondisi sasaran dakwahnya serta bisa menyelami peroblematika masyarakat yang

ada.14

Dakwah yang ditampilkan dengan metode-metode seperti itu bisa juga

disebut dengan Dakwah Pemberdayaan. Dakwah Pemberdayaan ini sebenarnya

tetap merupakan model dakwah seperti biasanya, namun hanya memberikan

penekanan kepada mekanisme „pembebasan‟ masyarakat dari berbagai belenggu

persoalan, seperti: kemiskinan, kebodohan, ketidak-adilan, dan sebagainya.

Dakwah pemberdayaan inilah yang saat ini sedang menemukan momentum

terbaiknya. Dalam konteks „pembebasan‟ masyarakat dari berbagai persoalan,

dakwah dapat dijadikan sebagai sarana dalam upaya perbaikan dan perubahan

sosial. Oleh karenanya, agar dakwah dapat lebih kontekstual dan bermakna bagi

individu atau masyarakat, maka dakwah harus memberikan kontribusi dalam hal

perbaikan tersebut. Materi dakwah di mimbar-pun harus berisi tentang ajakan dan

seruan memelihara dan menjaga lingkungan, pemberantasan korupsi,

pemberantasan kemiskinan, memperbaiki birokrasi, peningkatan kualitas hidup,

pemberian akses yang sama terhadap pendidikan, penguatan hak-hak ekonomi,

sosial, budaya, dan lainnya. Dengan demikian, dakwah tidak hanya berakhir di

mimbar atau majelis ta‟lim saja. Tetapi dakwah menjadi kebutuhan rill seluruh

masyarakat.15

14 Ibid. Hal 3 15 Ibid., hal. 5-6

Page 34: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

25

1. Pemberdayaan Masyarakat Islam

Islam adalah agama yang membebaskan. Agama yang membebaskan dari

ketidak-adilan, kemiskinan, dan kebodohan ditengah-tengah masyarakat. Agama

yang akan selalu memberikan jawaban bagi setiap problematika yang dihadapi

oleh umatnya. Pada konteks inilah, pemberdayaan masyarakat Islam diletakkan,

yakni memfasilitasi, memberdayakan umat Islam agar terbebas dari ketidak-

adilan, kemiskinan, kebodohan dan lainnya yang menyebabkan mereka menjadi

terpuruk.16

Berbagai definisi Pemberdayaan menurut beberapa ahli dapat kita jadikan

rujukan dalam menganalisa konsep pemberdayaan masyarakat Islam. Menurut Edi

Suharto17

Pemberdayaan atau pemberkuasaan (Empowerment), berasal dari kata

“Power”(kekuasaan atau keberdayaan). Konsep utama pemberdayaan bersentuhan

langsung dengan kekuasaan. Oleh karenanya, pemberdayaan bertujusn untuk

meningkatkan kekuasaan orang-orang lemah atau tidak beruntung. Dalam hal ini

bagaimana orang-orang yang kurang berdaya dan kurang beruntung tadi agar

dapay berdaya dan berkuasa untuk menolong dirinya sendiri.

Menurut Jim Ife:18

“Pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat

sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan

keahlian diri masyarakat dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas

masyarakat itu sendiri”. Sedangkan menurut Manuwoto:19

”pemberdayaan

16 Ibid., hal. 34 17 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat, Cetakan 1 (Bandung:

PT. Refika Aditama, 2005), h. 57 18 Jim Ife, “Community Development: Creating community alternative-vision, analysis and

practice,” dalam Tantan Hermansah, dkk, Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam

(Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 29. 19 Manuwoto, “Peningkatan peran serta dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menuju masyarakat madani,” dalam Tantan Hermansah, dkk, Dasar-dasar pengembangan

Page 35: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

26

masyarakat adalah suatu upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang kondisinya pada suatu waktu tidak atau belum mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan atau keterbelakangan. Dengan kata

lain, pemberdayaan adalah suatu upaya untuk membuat mampu dan mandiri suatu

kelompok masyarakat”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Pemberdayaan adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan dalam rangka

mengembangkan kemampuan dan kemandirian individu atau masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya. Masyarakat dapat tahu potensi dan permasalahan yang

dihadapinya serta mampu menyelesaikannya.20

Dari kesimpulan definisi tersebut, Islam mencoba membuat konsep

tentang Pemberdayaan Masyarakat Islam. Secara konseptual, pemberdayaan

masyarakat Islam adalah upaya yang sistematis dan terencana untuk melakukan

perubahan sosial terhadap tatanan sosial yang lebih baik yang dilandaskan pada

ajaran agama islam. Pemberdayaan masyarakat islam ini merupakan

operasionalisasi dalam sifat normatif Islam sebagai agama pembebasan.

Pemberdayaan masyarakat Islam merupakan bagian dari Dakwah. Tetapi

kegiatan dakwah yang sudah mengalami perubahan paradigma. Paradigma

dakwah konvensional yang masih terfokus kepada ibadah vertikal(hubungan

Allah dengan hambanya). Paradigma dakwahnya lebih kepada perubahan sosial

secara nyata, yakni hubungan vertikal(hubungan Allah dengan hambanya)

sekaligus hubungan Horizontal (hubungan sesama hamba).21

Masyarakat Islam (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah,

2009), hal. 30. 20 Tantan, Dkk, Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam, h. 31. 21 Ibid., h. 35.

Page 36: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

27

Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat Islam adalah kerja

kebudayaan atau kerja perubahan sosial. Pemberdayaan Masyarakat Islam

memfokuskan diri pada misalnya peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan,

pendidikan, dan pengembangan ekonomi mikro. Bentuk-bentuknya adalah

pengembangan masyarakat, aksi komunitas, pengorganisasian masyarakat, dan

juga advokasi.

Berdasarkan strategi pemberdayaan, dalam konteks pekerjaan sosial,

pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan, yaitu;

Mikro, mezzo, dan Makro.22

a) Aras Mikro

Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui

bimbingan, konseling, stress management, crisis intervasion. Tujuan utamanya

adalah untuk membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas

kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang bersifat pada

tugas.

b) Aras Mezzo

Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan

dilakukan dengan menggunakan kelompok/komunitas sebagai media intervensi.

Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan dalam strategi

dalam peningkatan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien

agar memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat, Cetakan 1 (Bandung:

PT. Refika Aditama, 2005), h. 66.

Page 37: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

28

c) Aras Makro

Pendekatan ini biasa disebut juga sebagai strategi sistem besar, karena

sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan

kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian

masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.

strategi sistem besar ini memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih

serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

Pemberdayaan masyarakat Islam mempunyai Concern pada pemberdayaan

yang bersifat “Aras Mezzo”. Pasalnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat Islam

biasanya dilakukan kepada kelompok/komunitas tertentu. Kegiatan tersebut

dilakukan dengan harapan klien dapat memiliki kesadaran, meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan memiliki kemampuan untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya.

Ada beberapa prinsip umum tentang pemberdayaan dengan Komunitas

sebagai media intervensi. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) fokus perhatian

ditujukan pada komunitas sebagai kebutuhan. (2) berorientasi pada kebutuhan dan

permasalahan komunitas. (3) mengutamakan prakarsa, partisipasi dan juga

swadaya masyarakat.23

Ditempatkannya komunitas sebagai fokus perhatian dan dilihat sebagai

suatu kebetulan lebih dimungkinkan mengingat berbagai ciri dan karakteristik

yang terkandung dalam konsep komunitas tersebut. Berbagai karakteristik yang

melekat pada konsep komunitas tersebut memungkinkan dalam kehidupan yang

23 Soetomo, Strategi-strategi pembangunan masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).,

h. 82.

Page 38: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

29

berada pada suatu lokalitas tertentu terkandung adanya kesadaran kolektif dan

kesadaran sosial diantara para warganya. Kesadaran kolektif dan solidaritas sosial

tersebut merupakan modal sosial dan energi sosial yang cukup besar dalam

mendasari tindakan bersama bagi peningkatan kehidupan bersama, baik

kehidupan sosial, ekonomi maupun kultural. Ukuran komunitas sebagai satuan

kehidupan bersama yang tidak terlalu besar mengakibatkan antar anggota saling

mengenal secara pribadi, sehingga mudah menumbuhkan rasa saling percaya.

Tetapi juga tidak terlalu kecil sehingga dapat dilakukan usaha dan aktifitas

bersama secara evisien. Selanjutnya, agar tindakan tersebut lebih bersandar pada

prakarsa dan partisipasi masyarakat sendiri, dibutuhkan adanya kompetensi

masyarakat terhadap proses pembangunan di lingkungan kehidupannya.

Kompetensi yang diharapkan meliputi kompetensi pada setiap warga masyarakat

secara individual maupun kompetensi komunitas sebagai keseluruhan dan

kebulatan kehidupan bersama.24

4. Pengertian Masjid

Masjid bagi umat islam memiliki makna yang besar dalam kehidupan,

baik makna fisik maupun makna spiritual. Kata masjid itu sendiri berasal dari kata

sajada-yasjudu-sujudan-masjidan (tempat sujud).25

Dilihat dari segi harfiah masjid

memanglah tempat sembahyang. Perkataan masjid mesjid berasal berasal dari

bahasa Arab. Kata pokoknya “Sujudan”, fi‟il madinya sajada (iya sudah sujud)

fki‟il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah Isim makan. Isim makan ini

24 Ibid., hal. 83 25 Sofyan Safri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996), h.26.

Page 39: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

30

menyebebkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjida.26

Masjida jadi

ejaan aslinya adalah masjid (dengan a). Pengambilan alih kata masjid oleh bahasa

Indonesia umumnya membawa proses perubahan bunyi a menjadi e, sehingga

terjadilah bunyi mesjid. Perubahan bunyi dari ma menjadi me, disebabkan

tanggapan awalan me dalam bahasa Indonesia. Bahwa hal ini salah, sudah tentu

kesalahan umum seperti ini dalam indonesianisasi kata-kata asing sudah bisa.

Dalam ilmu bahasa sudah menjadi kaidah kalau suatu penyimpangan dan

kesalahan dilakukan secara umum ia anggap benar. Menjadilah ia kekecualian.27

Pengelolaan masjid secara profesional berarti berupaya untuk

memakmurkan masjid. Allah SWT. Berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 18;

Artinya; “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-

orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan

shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,

maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang

yang mendapat petunjuk”.

Setiap muslim sebenarnya boleh melakukan shalat diwilayah manapun

dibumi ini; terkecuali diatas kuburan, ditempat yang bernajis, dan ditempat-

26 Saidi Gazalba, Masjid pusat ibadah dan kebudayaan Islam, cet.6(Jakarta: Pustaka Al-Husna,

1994), h. 118 27 Ibid., h. 118

Page 40: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

31

tempat yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat

shalat.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Setiap bagian dari bumi Allah

adalah tempat sujud (masjid)“ (HR Msulim). Pada hadis yang lain rasulullah

bersabda pula yang artinya : “Telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat

sujud dan keadaan bersih“. (HR Muslim)

Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat. Berdasarkan sabda Nabi

SAW diatas, setiap orang bisa melakukan shalat dimana saja; dirumah, dikebun,

dijalan, dikendaraan, dan ditempat lainnya. Selain itu masjid merupakan tempat

orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah,dengan tujuan

meningkatkan solidaritas dan silaturahmi dikalangan kaum muslimin.28

Dimasa Nabi Muhammad SAW ataupun dimasa sesudahnya, masjid

menjadi pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin. Masjid memegang peranan

yang sangat vital dalam rangka pemberdayaan umat. Segala aspek kehidupan, dari

mulai kegiatan keagamaan hingga kegiatan kenegaraan dilakukan di Masjid.

Masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan yang mencakup, ideologi,

politik, ekonomi, sosial, peradilan,dan kemitraan dibahas dan dipecahkan

dilembaga masjid. Masjid juga dijadikan sebagai tempat melakukan

pertemuan(rapat) untuk menentukan strategi perang, tempat penyimpanan harta

rampasan perang, sebagai tempat tahanan bagi para tawanan perang serta sebagai

tempat perawatan bagi tentara-tentara yang terluka karena perang.

28 Ayub, Mohammad E, Manajemen masjid: Petunjuk Praktis bagi para pengurus, penyunting,

Doddy Mardanus, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 1.

Page 41: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

32

Secara teoritas, dan koseptual; masjid adalah pusat kebudayaan Islam.

Dari tempat inilah, syiar ke Islaman yang meliputi aspek duniawi dan ukhrowi,

serta material-spiritual dimulai.

Berbagai catatan sejarah telah menorehkan dengan baik mengenai

kegemilangan peradaban Islam yang secara langsung tempaan jasmani, ruhani,

dan intelektual dipusat peradaban yaitu masjid.29

Quraish shihab menjelaskan, masjid adalah tempat ibadah kaum muslimin

yang memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Sejarah

telah membuktikan multi fungsi peranan masjid tersebut. Masjid bukan saja

tempat shalat tetapi juga pusat pendidikan, pengajian, keagamaan, pendidikan

militer, dan fungsi-fungsi sosial ekonomi lainnya. Rasulullah SAW pun telah

mencontohkan multifungsi masjid dalam membina dan mengurusi seluruh

kepentingan umat, baik pusat ibadah, pusat pendidikan, dan pengajaran, pusat

penyelasain problematika umat dalam aspek hukum (peradilan), pusat

pemberdayaan ekonomi umat melalui Baitul Mal (ZIWAF), pusat informasi

Islam, bahkan pernah sebagai pusat pelatihan militer dan urusan-urusan

pemerintah Rasulullah SAW, masjid dijadikan sebagai pusat peradaban Islam.30

Fungsi Masjid

Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat

shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya.31

Lima kali sehari semalam umat Islam

dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah, Masjid

29 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizzan, 1998), h. 462. 30 Ibid. 31 Ayub, Mohammad E, Manajemen masjid: Petunjuk Praktis bagi para pengurus,

penyunting, Doddy Mardanus, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.7.

Page 42: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

33

juga merupakan tempat yang paling banyakan dikumandangkan nama Allah

melalui azan,qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang

dianjurkan dibaca dimasjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan

pengagungan asma Allah. Selain itu fungsi masjid adalah:

a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri

kepada Allah SWT,

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri‟tikaf, membersihakn diri,

menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan

pengalaman batin atau keagamaan sehingga selalu terpelihara

keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian,

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan

persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-

kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan,

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-

royongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama,

f. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan

kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslim,

g. Masjid adalah pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.

h. Masjid tempat mengumpulkan dana menyimpan dan membagikannya dan,

i. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervise sosial.

Fungsi-fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan operasional

yang sejalan dengan program pembangunan. Umat Islam bersyukur bahwa dalam

deklade akhir-akhir ini masjid semakin tumbuh dan berkembang, baik dari segi

Page 43: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

34

jumlahnya maupun keindahan arsiteknya. Hal ini menunjukan adanya

peningkatan kehidupan ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya

kehidupan beragama.32

3. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid

Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid adalah proses untuk

menjadikan masyarakat menjadi mandiri dengan berbagai program

pemberdayaan dan dengan mengambil pusat kegiatan melalui Masjid.

Agar masjid dapat secara maksimal berfungsi baik sebagai tempat

beribadah maupun sebagai medium pemberdayaan maka diperlukan para

pengurus masjid yang memiliki syarat-syarat berikut:33

1. Mempunyai watak yang positif yaitu memiliki syarat-syarat yang harus

dimiliki oleh pemimpin pada umumnya, terutama memiliki kewibawaan,

kecakapan, dan keberanian.

2. Mempunyai Iman (Percaya pada Allah, percaya pada hari akhir, mendirikan

shalat, mengeluarkan zakat serta tidak merasa takut kecuali pada Allah).

3. Memiliki dan memahami pengetahuan tentang fungsi masjid menurut ajaran

Islam serta hatinya cinta kepada masjid.

Jika mengacu pada konsep managemen masjid dari Kementerian Agama

RI bahwa terdapat tiga aspek dalam mengelola masjid secara baik. Yakni aspek

idarah(administrasi dan organisasi), aspek imarah(kemakmuran), dan aspek

ri‟ayah(pemeliharaan sarana dan prasarana).34

32 Ibid., h.8. 33 Ibid., h.34 34 Sofyan Safri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996), h.83

Page 44: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

35

Dengan ketiga aspek tersebut diharapkan masjid dapat menjadi tempat

yang kondusif bagi upaya-upaya penguatan masyarakat baik secara sosial-

ekonomi, politik maupun sosial-budaya. Memang untuk mewujudkan sebuah

masjid dengan fungsinya yang maksimal dibutuhkan sumberdaya manusia yang

kompeten dan rela untuk berkhidmat dalam pelayanan kepada umat melalui

masjid, aliran dan dana yang lancar, dan dukungan semua pihak untuk

merealisasikan usaha mulia tersebut.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan secara bersama tentu melibatkan

banyak pelaku. Demikian pula dalam pemberdayaan masyarakat desa berbasis

masjid. Para pelaku didalamnya antara lain adalah masyarakat (jamaah masjid),

dunia usaha, dan pemerintah setempat(Kelurahan/Kecamatan).

Memang tidak dipungkiri bahwa sementara ini sebagian anggota

masyarakat dan elitnya yang notabene mayoritas beragama Islam masih berpikir

sekular. Dibuktikan dengan menjadikan masjid hanya sebagai tempat ibadah

semata. Padahal fungsi masjid yang seharusnya lebih dari itu. Yakni masjid juga

harus berfungsi sosial. Jadi secara real dinamika masjid bukan hanya diisi oleh

pelaksanaan shalat dan bentuk-bentuk upacara keagamaan yang lain tetapi masjid

juga sebagai tempat untuk meningkatkan kualitas umat baik secara ekonomi,

politik maupun sosial budaya.

Di sinilah dapat dipahami bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis

masjid merupakan sebuah keniscyaan. Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid

merupakan sebuah kerja besar. Sehingga harus mendapat dukungan semua pihak

untuk dapat berjalan secara baik. Pelaku yang pertama adalah masyarakat itu

sendiri(dalam hal ini jama‟ah dan masyarakat sekitar Masjid). Karena merekalah

Page 45: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

36

yang menjadi subyek sekaligus obyek dari kegiatan tersebut. Dari masyarakatlah

akan tampil kader-kader umat yang dapat berkhidmat untuk melayani umat

melalui masjid. Dan dukungan mereka akan menghasilkan perubahan yang

signifikan di tengah masyarakat seiring dengan proses pemberdayaan yang sedang

berlangsung.35

Disamping masyarakat itu sendiri maka unsur yang lain adalah pemerintah

setempat. Mereka ini adalah birokrasi yang paling rendah dan langsung

berhadapan dengan dinamika masyarakat. Dukungan dari Pemerintah dalam

bentuk regulasi dan juga aliran dana. Sehingga akan dapat melahirkan kader-kader

umat yang dapat membuka selebar-lebarnya praktek budaya masyarakat yang baik

dan menutup rapat-rapat praktek budaya masyarakat yang buruk.

Pihak yang tidak bisa ditinggalkan dalam pemberdayaan masyarakat

berbasis masjid adalah dunia usaha. Karena dari merekalah baik dukungan SDM

yang berkualitas maupun aliran dana yang lancar dapat diharapkan. Mereka dapat

dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan ekonomi umat.

Sehingga masyarakat minimal dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik.

Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid pada dasarnya masuk dalam

kategori Pemberdayaan Fungsi Masjid. Dimana, pemberdayaan masyarakat

berbasis masjid termasuk kedalam aspek pemberdayaan management Masjid.

Aspek pemberdayaan manajemen masjid identik dengan kegiatan fungsional atau

biasa disebut juga Idharah Binaal Ruhiyyi yang meliputi pengaturan tentang

pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat. Sebagai pusat

pembangunan umat melalui pendidikan dan pengajaran. Termasuk dalam

35 Ayub, Mohammad E, Manajemen masjid: Petunjuk Praktis bagi para penguru. penyunting,

Doddy Mardanus, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.36

Page 46: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

37

pemberdayaan masjid yaitu menggerakan anggota masyarakat yang mampu untuk

membangun masjid dengan semangat dakwah, terutama dengan mempriorotaskan

bantuan kepada umat yang kurang mampu dalam membantu membantu

permasalahan mereka.36

36

“Memberdayakan peran & fungsi Masjid,”. Artikel diakses pada 28 mei pukul 21.33dari

www.kemenag.go.id

Page 47: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

38

BAB III

PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

MASJID AL-IKHLASH JATIPADANG

A. Sejarah Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Sejarah berdirinya Masjid Al-Ikhlash Jatipadang bermula pada tahun

1965. Saat itu, P.T Taruna Bangun sedang melaksanakan pembangunan kompleks

perumahan karangpola. Kompleks ini ditujukan bagi para pegawai Departemen

Pertanian yang tinggal didaerah Jatipadang, jakarta Selatan.

Untuk mengakomodasi kebutuhan para karyawan muslim salam

menunaikan kewajibannya, perusahaan membangun sebuah Mushalla kecil.

Masyarakat sekitar juga dapat menggunakan Mushalla tersebut untuk beribadah.

Pada Tahun 1967, pembangunan kompleks perumahan Karangpola pun

selesai, P.T Taruna Bangun menyerahkan kantor kegiatan pembangunan serta

Mushalla tersebut kepada pihak Kelurahan Jatipadang. Sejak saat itulah Mushalla

tersebut dipugar menjadi lebih besar dan diberi nama Masjid Panca Sakti.

Sedangkan bekas garasi kantor, direnovasi menjadi Madrasah Ibtidaiyyah.

Pada tahun 1969, pihak Kelurahan Jatipadang menyerahkan pengelolaan

Masjid dan Madrasah tersebut kepada masyarakat kelurahan Jatipadang.

Pengelola baru kemudian mengubah nama Masjid Panca Sakti menjadi Masjid Al-

Ikhlash. Dengan nama ini, diharapkan semua kegiatan masjid tersebut dilakukan

dengan ikhlas dan senantiasa mendapatkan Ridha dari Allah SWT.

Page 48: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

39

Tanah tempat Masjid Al-Ikhlash dan Madrasah tersebut berdiri merupakan

tanah milik Departemen Pertanian. Oleh karena itu, beberapa tokoh dari

Departemen Pertanian ingin bangunan dan tanah tersebut dikembalikan. Pihak

Kelurahan Jatipadang-pun setuju, akhirnya pada tahun 1976 pengelolaan Masjid

dan Madrasah diserahkan kepada pihak Yayasan Mujahidin.

Sejak dikelola oleh Yayasan Mujahidin, Masjid Al-Ikhlash mengalami

banyak renovasi. Salah satu renovasi besar dilakukan pada tahun 1981. Dana

renovasi tersebut berasal dari bantuan dana oleh Pemerintah DKI saat itu.

Renovasi tersebut selesai satu tahun kemudian, dan diresmikan pada tanggal 4

April 1982.

Renovasi besar selanjutnya dilakukan pada tahun 1998. Renovasi meliputi

perbaikan secara menyeluruh, melibatkan perencanaan terintegrasi antara masjid

dan madrasah. Inilah renovasi besar terakhir yang dilakukan dengan bantuan dana

dari Pemerintah.

Selanjutnya, sejak tahun 2000, renovasi masjid dijalankan dengan dana

swasembada masyarakat. Beberapa bantuan juga diperoleh dari Instansi pemeritah

dan Swasta. Renovasi swasembada ini ditandai dengan peletakan batu pertama

oleh Menteri Pertanian saat itu, DR Muhammad Prakosa. Momen ini juga

bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah 1421 H.

Karena banyaknya masjid yang menggunakan nama Al-Ikhlash, maka

pada tahun 2006 nama masjid ini diubah menjadi Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

Pada tanggal 20 Desember 2007 renovasi Masjid Al-Ikhlash dinyatakan

selesei dan diresmikan langsung oleh Menteri Pertanian, DR. Ir. H. Anton

Aprianto, MS. Dimana tanggal bersejarah tersebut juga bertepatan dengan Hari

Page 49: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

40

Raya Idul Adha 1428 H.37

Sejak saat itulah pengelolaan Masjid dan Madrasah Al-

Ikhlash Jatipadang-pun berjalan dengan baik, transfaran, akuntabel dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Kabar baik tentang pengelolaan masjid yang profesional, akuntabel, dan

transparan. Sehingga pengelolaan masjid tersebut mendapat pengakuan dari

lembaga sertifikasi internasional, International Standard Certification (ISC) yang

berkedudukan di Sydney, Australia dengan memberikan sertifikat manajemen

mutu ISO 9001:2008.

Pada tahun 2011 Masjid Al-Ikhlas Jati Padang, Jakarta Selatan, mendapat

sertifikat ISO 9001:2008 sebagai Masjid dengan pengelolaan manajemen Masjid

terbaik se-Indonesia. Melalui sertifikat ISO 9001:2008 ini masjid jami‟ tersebut

dinilai telah menerapkan manajemen pengelolaan masjid dengan standar mutu

yang berkualitas. Melihat bentuknya, Masjid Al Ihlash Jatipadang, Pasar Minggu,

Jakarta Selatan memang biasa-biasa saja. Masjid beton ber-arsitektur kontemporer

dengan menara tunggal menjulang tinggi. Tapi istimewanya masjid ini adalah

masjid sekaligus lembaga keagamaan pertama yang meraih sertifikat ISO

9001:2008 tidak saja di Indonesia tapi juga Asia Tenggara dan bahkan juga

mungkin di dunia.

Bagi lembaga sertifikasi ISC sendiri, penyerahan sertifikat tersebut adalah

suatu kehormatan dan prestasi yang menggembirakan karena Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang merupakan Masjid dan lembaga pertama di dunia yang telah diaudit

dalam proses sertifikasi ISO. Ini berarti diseluruh dunia, Masjid Al-Ikhlash

37 “Menuju Pusat Dakwah dan Syiar Syariah” Sejarah dan Profil Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang., h.3

Page 50: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

41

Jatipadang adalah tempat ibadah yang pertama menerapkan sistem manajemen

mutu ISO 9001 : 2008

Upaya ini dilakukan secara berkelanjutan terutama sejak Dewan Masjid

Indonesia wilayan DKI Jakarta pada tahun 2009 juga telah menetapkan Masjid

Al-Ikhlash Jatipadang sebagai Masjid Unggulan Pertama tingkat wilayah DKI

Jakarta. Manajemen Masjid yang professional, modern dan berstandard

International akan mendukung pengelolaan organisasi dan unit-unit kerja di

Masjid Al-Ikhlash yang semakin berkembang sesuai kebutuhan dan tuntutan

masyarakat.

Sejak berdiri hingga kini, Masjid Al-Ikhlash telah memiliki kegiatan dan

perangkat organisasi yang ideal sehingga selain berfungsi sebagai tempat ibadah,

Masjid Al-Ikhlash juga mengelola unit pelayanan klinik kesehatan lengkap

dengan tenaga dokternya, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Islam

Terpadu (KB-TKIT), Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA), Lembaga Pendidikan

dan Latihan Al-Qur‟an (LPLQ), Media Center, Unit Pemberdayaan Perempuan,

Pengembangan Ekonomi Islam melalui penyewaan ruang Toko, Perpustakaan,

Pelayanan Zakat dan sebagainya.

Keseluruhan proses dan audit guna memperoleh sertifikasi ISO 9001 :

2008 terhadap Masjid Al-Ikhlash Jatipadang harus memenuhi standar

internasional. Antara lain, Masjid Al-Ikhlash Jatipadang harus memenuhi standar

internasional di bidang Pengendalian Dokumen Mutu dan Catatan Mutu,

Pengendalian Produk yang tidak Sesuai, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan,

Audit Internal, Tinjauan Evaluasi Manajemen, Penanganan Keluhan Jamaah,

Page 51: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

42

Pengukuran Kepuasan Jamaah, Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana dan

Prasarana, Pengembangan SDM serta pengadaan Barang dan Jasa.

B. Visi dan Misi Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Visi :

Masjid Sebagai Pusat Dakwah Berbasis Ilmu Madani.38

Misi :

1. Ibadah yang memancarkan ruh Dakwah.

2. Pusat kajian ilmu-ilmu Madani.

Pusat pelatihan dan pendidikan

Pusat pelayanan Masyarakat/umat.

3. Pusat informasi tentang jamaah/umat di Pasar Minggu, DKI Jakarta.

C. Struktur Organisasi Masjid Al-Ikhlas Jatipadang

38 Ibid., h.4

DEWAN PENASIHAT

DEWAN SYARIAH

MAJELIS PPERTIMBANGAN

PENGURUS

KETUA UMUM

WAKIL KETUA

UMUM

INTERNAL AUDIT SEKRETARIS UMUM

KETUA BIDANG I KETUA BIDANG II KETUA BIDANG III

PENDIDIKAN IBADAH KEUANGAN

Page 52: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

43

D. Program-program Pemberdayaan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Dalam hal kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid,

Sekretariat Masjid Al-Ikhlash Jatipadang mempunyai 4(empat) program utama,

yaitu;

1. Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

Bidang ini dibentuk dalam rangka meningkatkan profesionalisme

pengajaran serta profesionalisme kegiatan belajar mengajar yang bertujuan dalam

rangka mengemban amanah dari jama‟ah/umat untuk menyelenggarakan

serangkaian program pendidikan, dan pelatihan serta beberapa kegiatan

pengembangan sistem pendidikan dan dakwah terpadu. Selain itu, bidang ini juga

menyelenggarakan berbagai program pengembangan organisasi dan manajemen

hingga program pendidikan formal, non-formal maupun informal. Ada beberapa

kegiatan yang terkait dengan program bidang pendidikan tersebut, ada yang

bersifat profit dan non profit.

Adapun kegiatan-kegiatan pendidikan yang bersifat profit antara lain;

LATIHAN &

PENGEMBANGAN

DAKWAH

PELAYANAN

UMMAT

EKONOMI

UNIT

PELAYANAN

KESEHATAN

LEMBAGA

PENDIDIKAN

DAN LATIHAN

AL-QUR’AN

UNIT

PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN

UNIT

PENGELOLAAN

ZAKAT

MEDIA CENTER HIPPMASH

Page 53: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

44

a) Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Al-Ikhlash, berakreditasi A

dari Departemen Pendidikan Republik Indonesia.

b) Kelompok Bermain Islam Terpadu (KBIT) Al-Ikhlash, yang untuk

sementara ini masih dikelola oleh Manajemen TKIT Al-Ikhlash.

c) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-Ikhlash, dengan Nomor

Keanggotaan 022 dari BKPRMI.

Adapun kegiatan-kegiatan yang bersifat non-profit antara lain;

a) Sekolah TPA program CSR dari kampus LPIA (Lembaga Pendidikan dan

Ilmu Al-qur‟an) pasar minggu, Jakarta Selatan.

b) Unit kursus/pelatihan Takhfidz dan Takhsin Al-Qur‟an(LPLQ) bagi anak-

anak, remaja dan dewasa.

c) Unit kursus/pelatihan manajemen organisasi dan penyelenggaraan

kegiatan(Event Organizer) Al-Ikhlash.

d) Studi Islam Ramadhan(SIR).

Kegiatan ini merupakan kegiatan kajian ilmu dan agama yang disajikan

secara serius tapi santai atau biasa juga disebut dengan “Pesantren Kilat

Ramadhan”. Kegiatan ini ditujukkan sebagai wadah pembinaan dan

pengkaderan remaja Masjid usia SLTP dan SLTA. Metode pengajaran ini

dilakukan dengan pemberian materi, permainan, serta monitoring.

e) Pendidikan-pendidikan Non-formal dan Informal, seperti; Pengajian rutin,

pengajian Harian, pengajian mingguan, pengajian bulanan, ceramah

umum, diskusi-diskusi, seminar-seminar umum dan keagamaan serta

kursus-kursus reguler.

Page 54: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

45

2. Bidang Ekonomi Mikro (Optimalisasi Potensi Masjid dan Jama’ah

Masjid)

Bidang Ekonomi mikro (optimalisasi potensi Masjid dan jama‟ah masjid)

merupakan salah satu bidang strategis. Keberhasilan kinerja bidang ini menjadi

salah satu indikasi keberhasilan masjid untuk berkembang mencapai visi dan misi

yang telah ditetapkan secara swasembada.

Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program bidang Ekonomi mikro

(optimalisasi potensi Masjid dan jama‟ah Masjid) antara lain;

a) Pengelolaan Ruang Ekonomi (Toko Masjid).

b) Optimalisasi Aset-aset/ruangan/lahan.

c) Pengoptimalisasian Even Organizer Al-Ikhlash.

d) Pengoptimalisasian potensi-potensi yang dimiliki oleh jama‟ah Masjid

Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan.

3. Bidang Pemberdayaan Perempuan

Bidang ini dibentuk sebagai badan otonom yang mewadahi kepentingan

perempuan untuk berperan aktif dalam kegiatan memakmurkan Masjid. Kegiatan

bidang ini difokuskan pada kegiatan dakwah dan sosial.

Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program bidang pemberdayaan

perempuan antara lain;

a) Penyuluhan-penyuluhan kepada jama‟ah muslimah tentang pendidikan

agama dan pendidikan umum, kesehatan dan lain-lain.

b) Ceramah dan pengajian khusus jama‟ah muslimah.

c) Pengajaran Al-Qur‟an bagi anak-anak tidak Mampu.

d) Posyandu.

Page 55: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

46

4. Bidang Bantuan Sosial (optimalisasi dana zakat, infaq, shodaqoh dan

wakaf)

Bidang ini mengemban amanah untuk menghimpun bantuan dana sosial

masyarakat yang kemudian disalurkan dan didistribusikan kepada masyarakat

yang membutuhkan. Untuk menyalurkan bantuan dana yang terhimpun, sub

bidang ini mempunyai panitia khusus yang nantinya akan mendistribusikan dana

tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dan juga dengan melaksanakan

kegiatan-kegiatan sosial.

Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program bidang bantuan sosial

antara lain;

a) Unit pelayanan kesehatan gratis.

b) Penyuluhan kesehatan.

c) Khitanan massal gratis.

d) Beasiswa pendidikan.

e) Pemberian bantuan bagi masyarakat/jama‟ah yang tertimpa musibah.

f) Pengurusan Jenazah gratis dan santunan kematian.

g) Penyaluran dana zakat dan pemberian daging hewan Qurban

Page 56: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

47

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Pemberdayaan Berbasis Masjid

Masjid merupakan poros vital bagi umat Islam, oleh karena itu konsep

pemberdayaan masyarakat berbasis masjid adalah salah satu langkah jitu dalam

upaya memberdayakan mayarakat yang banyak mengalami permasalahan sosial,

khususnya umat islam. Pemberdayaan Berbasis Masjid merupakan salah satu

konsep pemberdayaan masyarakat yang dapat kita lakukan dalam rangka

mengembalikan kemandirian masyarakat dan membuat hidup mereka lebih baik

dari sebelumnya.

Masjid, yang oleh umat Islam sangat dikultuskan ternyata dapat juga

menjadi sarana bagi kita sebagai umat Islam untuk saling tolong-menolong

dengan sesama. Banyak langkah yang bisa kita lakukan untuk melakukan hal

tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Masjid, seperti yang dilakukan oleh pengurus dan sekretariat Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan ini contohnya.

Dengan tetap mengusung nilai-nilai Islam, pengurus Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang melakukan kegiatan pemberdayaan, dengan “Masjid” sebagai sarana

Utamanya. Masjid yang Pernah mendapatkan predikat sebagai “Masjid dengan

Manajemen Terbaik se-Indonesia” ini mempunyai beberapa program

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan Ekonomi mikro, Pemberdayaan

Page 57: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

48

Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan, serta Bantuan sosial.39

Sebagaimana

konsep pemberdayaan masyarakat Islam adalah kerja kebudayaan atau kerja

perubahan sosial, dimana Pemberdayaan Masyarakat Islam memfokuskan diri

pada misalnya peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan

pengembangan ekonomi mikro.

Masjid yang juga mendapatkan Standarisasi ISO pada Tahun 2010 dalam

Hal Manajemen Masjid ini, juga merupakan salah satu masjid yang memang aktif

dalam kegiatan sosial, terutama dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di

sekitar lingkungan masjid dan juga bagi jama‟ah Masjid tersebut. Kegiatan

pemberdayaan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2006 silam. Banyak

masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut, khususnya masyarakat sekitar

dan jama‟ah Masjid pastinya.40

Berbagai manfaat positif dirasakan oleh para

pemanfaat kegiatan tersebut. Pasalnya, kegiatan tersebut dapat membantu mereka

untuk lebih hidup mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan

pastinya dapat membantu keberlangsungan hidup mereka dan membantu mereka

dalam hal meningkatkan keterampilan, meningkatkan kesadaran, meningkatkan

pengetahuan dan memiliki kemampuan memecahkan masalah mereka sendiri.

Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid merupakan pemberdayaan

yang masuk dalam kategori aras Mezzo. Kegiatan pemberdayaan ini terfokus

kepada kelompok(yang dalam hal ini yaitu Jama‟ah/masyarakat sekitar Masjid)

sebagai media intervensinya. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran, keterampilan dan diharapkan agar para pemanfaat program dapat

39 Wawancara Pribadi dengan Bapak Ir. Rahadi Mulyanto (Sekretaris Umum Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang)., Jakarta, 22 Maret 2014. 40 Ibid

Page 58: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

49

memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Selain juga dapat membantu

masyarakat yang memang membutuhkannya.

Pemberdayaan Berbasis Masjid juga dapat membantu memaksimalkan

fungsi Masjid, dimana Masjid tidak lagi dipandang hanya untuk kegiatan yang

bersifat keagamaan saja, tetapi masjid juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk

meningkatkan kualitas umat Islam, baik dalam hal ekonomi, politik, sosial dan

juga budaya. Dari kegiatan pemberdayaan inilah akan tampil kader-kader umat

yang dapat berkhidmat untuk melayani umat melalui Masjid. Dan dukungan

mereka akan menghasilkan perubahan yang signifikan di tengah masyarakat

seiring dengan proses pemberdayaan yang sedang berlangsung.

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid juga merupakan cara yang

ideal untuk menjadikan masyarakat yang ideal berdasarkan Al-Qur‟an. Karena

dalam pemberdayaan berbasis masjid terdapat 3 point penting yang menjadi

landasan, yaitu;41

1. Adanya kepemimpinan yang Islami.

2. Adanya peraturan/perundang-undangan yang Islami.

3. Adanya praktik budaya masyarakat yang Islami.

Selain manfaat-manfaat tersebut diatas, Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Masjid juga dapat mengembalikan fungsi Masjid seperti sedia kala,

seperti tatkala zaman Rasulullah S.A.W. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Masjid terbukti dapat mengoptimalkan fungsi masjid, masjid kembali kepada

hakikat fungsinya dimana masjid sebagai salah satu tempat strategis dalam upaya

pemberdayaan masyarakat.

41 Sofyan Safri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996), h. 42

Page 59: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

50

Sesuai dengan definisi dari “Pemberdayaan Masyarakat” itu sendiri,

kegiatan pemberdayaan berbasis masjid ini juga dilakukan dalam rangka

mengembangkan kemampuan dan kemandirian jama‟ah/masyarakat sekitar masjid

yang memanfaatkan program ini. Selain itu juga agar jama‟ah/masyarakat sekitar

Masjid yang memanfaatkan program ini dapat memenuhi kebutuhannya, tahu

akan potensi dirinya, serta mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Masjid adalah jantung umat Islam. Masjid adalah salah satu pilar peretas

kebangkitan umat selain pesantren dan kampus. Keberadaan masjid merupakan

poros aktivitas keagamaan di masyarakat. Seperti pada zaman Rasulullah, masjid

memegang peranan yang sangat vital dalam rangka pemberdayaan umat. Segala

aspek kehidupan, dari mulai kegiatan keagamaan hingga kegiatan kenegaraan

dilakukan di Masjid. Dengan kata lain, masjid merupakan poros paling vital bagi

umat Islam pada saat itu. Oleh karena itu, bukanlah hal yang mustahil untuk

melakukan pemberdayaan masyarakat dengan berbasis masjid pada saat ini.

Masjid diharapkan pula menjadi mitra lembaga pendidikan formal (sekolah) yang

memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi yang akan datang.

Besarnya apresiasi dan animo masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan

oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang ini tercermin dengan semakin banyaknya

masyarakat/jama‟ah yang ingin ikut berperan dalam kegiatan tersebut. Terbukti,

kegiatan tersebut semakin berkembang dari tahun ke-tahun. Besarnya apresiasi

dari masyarakat juga merupakan cerminan bahwa masyarakat/umat sudah lama

memimpikan kegiatan-kegiatan seperti ini. Pemberdayaan Berbasis Masjid

bagaikan Oase ditengah padang pasir. Dimana masyarakat sangat

Page 60: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

51

membutuhkannya, terutama umat Islam. apalagi permasalahan sosial semakin

tahun semakin bertambah.

Ditengah gencar-gencarnya kegiatan sosial yang dilakukan oleh lembaga-

lembaga pemerintah, swasta, ataupun perusahaan melalui CSR-nya.

Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid bisa dijadikan sebagai pilihan utama

bagi kegiatan pemberdayaan yang dapat dilakukan oleh kita selaku umat Islam.

Selain sebagai wujud “Hablu Minn Annas”, kegiatan tersebut juga sebagai

langkah yang optimal dan dapat dijadikan sebagai sarana memakmurkan Masjid

serta sebagai sarana untuk semakin mendekatan diri dengan Allah S.W.T. Karena

pada dasarnya Pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid ini merupakan bagian

dari Dakwah. Tetapi kegiatan dakwah yang sudah mengalami perubahan

paradigma. Paradigma dakwahnya lebih kepada perubahan sosial secara nyata,

yakni hubungan vertikal(hubungan Allah dengan hambanya) sekaligus hubungan

Horizontal(hubungan sesama hamba).

Berkaca pada zaman Rasulullah, kita-pun dapat melakukan hal yang sama

pada saat ini, dimana kita dapat menjadikan Masjid sebagai poros terdepan dalam

rangka memberdayakan masyarakat, memandirikan masyarakat, dan menolong

mereka dari permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapinya. Pemberdayaan

berbasis masjid juga dapat mengoptimalkan fungsi masjid, mengembalikan

kejayaan Masjid, dan pastinya dapat memberdayakan umat agar dapat menolong

dirinya sendiri.

Page 61: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

52

B. Program-program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid dan Hasil

Program (Output) Pemberdayaan yang Dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang.

1) Analisis Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid dan

Proses Pelaksanaannya

Berdasarkan hasil analisis peneliti melalui pengamatan, wawancara dan

penelaahan dokumen terkait, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada 4 Program

Pemberdayaan yang dilakukan oleh pengurus/sekretariat Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang, yaitu;

a) Pemberdayaan Pendidikan

b) Pemberdayaan Ekonomi mikro (optimalisasi potensi Masjid dan Jama‟ah

Masjid)

c) Pemberdayaan Perempuan

d) Bantuan sosial (optimalisasi dana zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf).

a) Pemberdayaan Pendidikan

Sebagaimana prinsip pemberdayaan dengan aras Mezzo, yang salah satu

kegiatan pemberdayaannya difokuskan pada pendidikan dan pelatihan, maka salah

satu kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

ini yaitu Pendidikan dan Pelatihan-pelatihan.

Kegiatan pemberdayaan pendidikan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlas

Jatipadang dilakukan dalam 2 jenis kegiatan, yaitu: Pendidikan Formal dan

Page 62: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

53

Pendidikan Non Formal/Informal. Baik yang berorientasi langsung secara

ekonomis maupun bersifat layanan yang berorientasi sosial dan non-profit.

Kegiatan pendidikan formal dilaksanakan dalam fokus pada pendidikan

untuk anak usia dini, seperti TK/PAUD/TPA. Sedangkan kegiatan pendidikan non

formal dilaksanakan dalam pendidikan yang sifatnya lebih khusus, seperti kursus

bahasa arab, kursus Tahifdz Al-qur‟an, seminar-seminar, pengajian mingguan &

bulanan, diskusi-diskusi, kursus/pelatihan organisasi penyelenggaraan

kegiatan(Event Organizer) serta seminar-seminar umum dan seminar keislaman

lainnya.42

Kegiatan pendidikan formal yang bersifat profit sama seperti kegiatan

pendidikan di sekolah-sekolah pada umumnya. Dimana Yayasan Al-Ikhlash

membuka sarana pendidikan dengan waktu, periode sekolah & kegiatan belajar

mengajar seperti pada sekolah umumnya, dan juga biaya pendidikan yang standart

sama seperti sekolah-sekolah lain. Hanya saja yang membedakannya yaitu lokasi

sekolah yang dimiliki Yayasan Al-Ikhlas berada di area Masjid Al-Ikhlas

Jatipadang, mayoritas murid yang bersekolah adalah anak dari jama‟ah Masjid Al-

Ikhlas Jatipadang, selain itu juga Yayasan Al-Ikhlas memberikan dispensasi

khusus bagi murid anak dari jama‟ah Masjid Al-Ikhlas yang memang tidak

mampu secara ekonomi. Bahkan, bagi siswa yang berprestasi, Yayasan Al-Ikhlash

memberikan beasiswa penuh(pendidikan gratis) selama bersekolah.

Kegiatan pendidikan formal yang bersifat profit dilaksanakan setiap hari,

dari hari senin sampai dengan hari jum‟at. Seperti tingkat TK dan PAUD itu

dilaksanakan setiap hari mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00 siang.

42 Wawancara langsung dengan Bapak Ir. Agung Priyadi (Koordinator Bidang Pendidikan

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)., Jakarta, Pada 22 Maret 2014

Page 63: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

54

Sedangkan tingkat TPA dilaksanakan mulai pukul 15.30 sampai pukul 17.00 sore.

Jumlah murid di kedua tingkat sekolah tersebut ada 102 orang siswa. 57 orang

siswa di TK, dan 45 orang siswa di PAUD. Sedangkan untuk tingkat TPA ada 30

orang siswa.

Untuk tenaga pengajarnya, Yayasan Al-Ikhlas bekerjasama dengan

masyarakat sekitar Masjid Al-Ikhlash yang memang mempunyai kapabilitas untuk

mengajar dan pastinya berijazah sarjana dari berbagai perguruan tinggi.

Sedangkan untuk kegiatan pendidikan formal dan non formal yang bersifat

non profit (bantuan sosial) dilaksanakan dalam beberapa macam kegiatan

pendidikan. Ada TPA dari program CSR LPIA Pasar minggu, kursus Takhfidz

dan Takhsin Al-Qur‟an, serta pelatihan/kursus lainnya.

Untuk kegiatan TPA Program CSR LPIA Pasar minggu, biasanya

dilaksanakan malam hari dalam kurun waktu dua kali dalam satu minggu.

Dilaksanakan pada senin malam selasa dan kamis malam jum‟at dari pukul 18.30

sampai pukul 20.00 malam. Jumlah siswanya-pun lumayan banyak ada sekitar 60

orang siswa. Mayoritas mereka merupakan warga sekitar Masjid Al-Ikhlas dan

juga anak dari jama‟ah Masjid Al-Ikhlash yang memang tidak mampu dalam hal

ekonomi.

Untuk tenaga pengajarnya, Yayasan Al-Ikhlas bekerja sama dengan LPIA

pasar minggu, Jakarta Selatan. Mereka adalah mahasiswa- mahasiswa LPIA pasar

minggu yang memang dikirim langsung oleh pihak kampus untuk melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di Masjid Al-Ikhlas Jatipadang.

Untuk kegiatan pendidikan non formal yang bersifat non profit(bantuan

sosial), Yayasan Al-Ikhlash membuka kursus/pelatihan membaca (Takhsin) dan

Page 64: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

55

menghafal (Takhfidz) Al-Qur‟an bagi anak-anak, remaja dan dewasa. Kegiatan ini

banyak diikuti oleh jama‟ah Masjid, warga sekitar Masjid dan juga masyarakat

lainnya yang memang sengaja datang untuk belajar. Kegiatan ini dilaksanakan

setiap hari sabtu & minggu mulai pukul 15.30 sampai pukul 17.30 sore.

Tenaga pengajar pada kegiatan kursus takhfidz dan takhsin Al-Qur‟an

tersebut biasanya dilakukan oleh ibu-ibu(jama‟ah perempuan Masjid Al-Ikhlash)

yang bekerjasama dengan mahasiswa dari LPIA Pasar Minggu.

Selain itu, sekretariat Masjid Al-Ikhlash jatipadang juga melaksanakan

kegiatan non-formal lainnya yang bersifat non-profit, seperti: penyuluhan

kesehatan, pesantren unggul(pesantren kilat), fundrising, seminar Enterpreneur

bagi pelajar SMA/SMK tingkat kecamatan pasar minggu, bekerjasama dengan

Dinas Pendidikan Jakarta Selatan, serta seminar dan penyuluhan lainnya yang

dapat meningkatkan Life Skill bagi pesertanya.

Untuk kegiatan non-formal yang bersifat non-profit lainnya seperti

pengajian & seminar-seminar biasanya dilaksanakan dalam kurun waktu 2

minggu sekali atau 1 bulan sekali. Dengan mendatangkan pembicara atau tenaga

pengajar yang memang kompeten dibidangnya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemanfaat program,

kegiatan pemberdayaan pendidikan ini dirasakan sekali manfaatnya oleh para

peserta/siswa. Bagi para siswa yang kurang mampu, dengan adanya program

pemberdayaan pendidikan tersebut, mereka dapat mengenyam pendidikan dengan

gratis. Bagi para siswa kursus membaca dan menghafal Al-qur‟an, program LPLQ

(lembaga pendidikan dan latih Qur‟an) sangatlah membantu mereka dalam

keterampilan membaca dan menghafal Al-qur‟an. Begitu juga bagi para siswa

Page 65: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

56

kursus bahasa arab, mereka bisa lebih terampil lagi dalam memahami kosakata

bahasa arab dan mengerti pelajaran berbahasa arab. Bagi para peserta pelatihan

Event Organizer adanya program tersebut sangatlah bermanfaat bagi mereka,

pasalnya mereka bisa mendapatkan ilmu dan pemahaman tentang dunia E.O

dimana ilmu dan pengalaman tersebut dapat mereka jadikan bekal dalam mencari

pekerjaan, khusunya pekerjaan yang berhubungan dengan dunia event organizer.

Dan bagi para peserta Pesantren Islam Ramadhan yang mayoritas mereka adalah

remaja Masjid Al-Ikhlash, kegiatan tersebut dapat mereka jadikan sebagai wadah

pembinaan dan pengkaderan remaja-remaja Masjid, selain itu kegiatan tersebut

juga daapat dijadikan sebagai sarana mengisi waktu luang dengan kegiatan yang

positif, dimana dalam Pesantren Islam Ramadhan kegiatannya banyak diisi

dengan pemberian materi-materi Islami, permainan intelegensi serta monitoring.

Sedangkan bagi para peserta pendidikan non formal yang berupa pengajian-

pengajian, diskusi-diskusi, serta seminar-seminar, kegiatan tersebut sangatlah

bermanfaat. Mereka bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman baru

dalam hal keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan sebagainya

dimana mungkin pengalaman serta keilmuan tersebut belum pernah mereka

dapatkan sebelumnya. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat dijadikan sebagai

ajang sillaturrahmi bagi sesama jama‟ah Masjid Al-Ikhlash dan masyarakat pada

umumnya.

b) Pemberdayaan Ekonomi Mikro

Sesuai dengan konsep Pemberdayaan Masyarakat Islam yang salah

satunya memfokuskan diri pada peningkatan kualitas ekonomi mikro. Maka salah

Page 66: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

57

satu kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlas Jatipadang

adalah Pemberdayaan dalam hal ekonomi mikro. Kegiatan Pemberdayaan

Ekonomi Mikro yang dilakukan oleh Sekretariat Masjid Al-Ikhlas Jatipadang

pada dasarnya ditekankan pada optimalisasi aset Masjid dan optimalisasi potensi

jama‟ah Masjid Al-Ikhlash Jatipadang. kegiatan yang dilakukan terfokus dalam

beberapa metode, yaitu: Pengelolaan Ruang Ekonomi (Toko Masjid),

Optimalisasi Aset-aset/ruangan/lahan, Pengoptimalisasian Even Organizer Al-

Ikhlash, Pengoptimalisasian potensi jama‟ah Masjid dan lain-lain.

Konsep pemberdayaan ekonomi mikro yang ditekankan pada optimalisasi

aset Masjid dan optimalisasi potensi jama‟ah Masjid Al-Ikhlash Jatipadang,

merupakan langkah utama yang dilakukan oleh jajaran sekretariat Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang dalam rangka pengembangan & pemberdayaan berdasarkan

potensi yang dimiliki. Hal tersebut didasari pada keinginan mereka untuk

mengoptimalkan aset dan potensi yang dimiliki, baik dari segi bangunannya serta

dari segi para jama‟ahnya. Dalam prakteknya, pengurus masjid memberikan

peluang usaha bagi jama‟ahnya yang ingin berwirausaha, dimana Masjid Al-

Ikhlash merupakan mediator bagi para jama‟ah yang mau berwirausaha tersebut.

Salah satu kegiatan pemberdayaan ekonomi mikro dalam rangka

optimalisasi aset/potensi Masjid adalah pengelolaan ruang ekonomi (Toko

Masjid). Di lantai bawah Masjid al-Ikhlah terdapat 4 buah toko yang sengaja

dibuat untuk kegiatan wirausaha para jama‟ah. Posisinya berdekatan dengan ruang

aula Masjid dan ruang sekolah Masjid. Akan tetapi untuk masalah penyewaannya,

pihak pengurus Masjid hanya mengkhususkan bagi Jama‟ah masjid saja dan untuk

Page 67: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

58

menjaga kebersihan masjid, pihak pengurus hanya membolehkan membuka usaha

yang sifatnya non-kuliner.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mekanisme menyewakan toko-

toko kepada jama‟ah/masyarakat sekitar yang ingin ber-wirausaha, terutama bagi

masyarakat/jama‟ah yang kapasitas ekonominya rendah. Dengan biaya sewa yang

relatif rendah setiap bulannya, dan lokasi yang berada dipinggir jalan utama

Jatipadang, maka tidak-lah mengherankan jika banyak jama‟ah/masyarakat sekitar

masjid yang tertarik untuk memanfaatkan toko tersebut sebagai tempat usaha.

Terdapat 4 toko yang disediakan oleh sekretariat Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

Biaya sewanya-pun terbilang murah, penyewa hanya membayar uang sewa

sebesar 1 juta sampai 1,5 juta rupiah perbulannya.

Hingga saat ini semua toko tersebut sudah disewa oleh

jama‟ah/masyarakat sekitar untuk ber-wirausaha. Ada yang berjualan baju

muslim, refill(isi ulang) parfum, jasa travel haji dan umroh, serta ada pula yang

berjualan kebutuhan sekolah.

Biaya sewa selama satu tahun tersebut akan dikumpulkan oleh pengurus

masjid yang nantinya dana tersebut akan dijadikan dana abadi Masjid dan ada

sebagian dana yang dijadikan sebagai dana sosial yang akan dialokasikan bagi

jama‟ah/masyarakat yang kurang mampu di sekitar Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

Dengan demikian, terlihat jelas-lah manfaat positif dari kegiatan tersebut. Dimana

masyarakat dapat ber-wirausaha untuk membantu mereka agar lebih mandiri dan

dapat memberdayakan mereka dengan biaya sewa yang ralatif murah. Kemudian

dana sewa toko-toko mereka-pun sebagian akan dialokasikan kembali sebagai

Page 68: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

59

dana sosial bagi jama‟ah/masyarakat di sekitar masjid yang memang

membutuhkan.43

Selain kegiatan tersebut, ada kegiatan lainnya berupa pemanfaatan aset

masjid lainnya, berupa ruangan serbaguna. Agar dapat berfungsi optimal

sekaligus menjadi sumber pemasukan untuk kegiatan operasional masjid dan juga

untuk dana bantuan sosial. Masjid Al-Ikhlash Jatipadang menyewakan ruangan

serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai acara, seperti: acara resepsi

pernikahan, akad nikah, seminar dan sebagainya. Penyewaan aset Masjid tersebut

diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik yang tinggal disekitar Masjid ataupun

yang tinggal jauh dari Masjid.

Hampir setiap minggunya, ruangan aula Masjid tersebut pasti sudah

disewa oleh jama‟ah/masyarakat sekitar. Ada yang melaksanakan resepsi

pernikahan, khitanan, seminar-seminar dan bahkan dijadikan sebagai tampat

pertemuan. Bila dibandingkan dengan biaya sewa gedung serbaguna yang ada di

Jakarta pada umumnya, biaya sewa yang dikenakan oleh pihak pengurus Masjid

Al-Ikhlash Jatipadang terbilang relatif murah, hanya sekitar Rp.1.500.000,- saja

penyewa bisa menggunakan ruangan tersebut 1 hari full.

Biaya hasil sewa ruangan serbaguna tersebut nantinya dijadikan sebagai

dana abadi Masjid yang nantinya dijadikan sebagai dana operasional Masjid,

seperti untuk upah guru di sekolah Yayasan Al-Ikhlash serta upah bagi para

karyawan Masjid.

43 Wawancara langsung dengan Bapak Ir. Rio Gajahmada (Koordinator bidang pengembangan

minat dan keterampilan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)., Jakarta, Pada tanggal 22 Maret 2014

Page 69: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

60

Masih terkait dengan lahan serbaguna milik Masjid Al-Ikhlash, dimana

pada bagian depan Masjid terdapat lahan luas yang biasa dijadikan lehan parkir

kendaraan. Lahan tersebut berada tepat dipinggir jalan raya Jatipadang.

Setiap memasuki bulan Ramadhan, biasanya lahan tersebut disewakan

oleh pihak Masjid untuk dijadikan tempat berjualan makanan berbuka (Tak‟jil)

bagi jama‟ah Masjid. Terhitung, setiap bulan ramadhan terdapat 30 pedagang

makanan yang memanfaatkan lahan parkir Masjid tersebut. Mayoritas mereka

yang berjualan adalah jama‟ah Masjid serta masyarakat sekitar Masjid. Selama 1

bulan penuh mereka berjualan disana. Tidak ada besaran biaya khusus yang

dikenakan bagi para pedagang. Pengurus Masjid hanya meminta iuran untuk

petugas kebersihan yang nominalnya tergantung keikhlasan dari para pedagang.

Biaya yang didapat dari iuran tersebut nantinya akan diberikan kepada

petugas kebersihan sebagai THR(tunjangan hari raya) dan sisanya akan

dimasukkan dalam dana ZISWAF (zakat, infaq, shodaqoh dan waqaf) dan

nantinya akan dikeluarkan sebagai dana zakat di akhir Ramadhan bagi para

Mustahiq Zakat.

Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlash dalam

rangka optimalisasi potensi jam‟ah Masjid yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan

dalam pembuatan acara(Event Organizer) bagi remaja masjid dan

jama‟ah/masyarakat sekitar yang nantinya setelah mengikuti pelatihan tersebut,

disediakan wadah bagi para peserta berupa lembaga usaha otonom terkait event

organizer, yang dinamakan dengan “Event Organizer Al-Ikhlash”.

Kegiatan lain yang terkait dengan pemberdayaan dalam bidang ekonomi

mikro melalui pengoptimalisasian potensi Jama‟ah Masjid adalah melalui

Page 70: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

61

kegiatan pembinaan, inventarisasi serta pemberian edukasi dan advokasi bagi

jam‟ah yang mempunyai bidang usaha.

Biasanya pengurus Majid Al-Ikhlash Jatipadang memberikan pembinaan

kelimuan melalui pengetahuan-pengetahuan mengenai wirausaha. Selain itu juga

men-data dan menginventarisasi usaha-usaha yang dimiliki oleh jama‟ah Masjid

Al-Ikhlash. Terhitung ada sekitar 80 jumlah usaha(potensi ekonomi) yang dimiliki

oleh jama‟ah-jama‟ah Masjid Al-ikhlash, mulai dari usaha makanan, kerajinan

tangan, konveksi, jasa, DLL. Selain itu juga pengurus Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang memberikan advokasi bagi jama‟ah yang mau membuat izin usaha,

biasanya pengurus ikut membantu dalam pengurusan birokrasi dan administrasi

hingga akhirnya jama‟ah mempunyai surat izin untuk membuat/membuka usaha.

Terakhir, yang biasa dilakukan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang dalam rangka pengoptimalisasian aset dan potensi Jama‟ah Masjid

adalah dengan memberikan sarana kepada Jama‟ah untuk membuka usaha.

Sebagai contoh: dimanapun ada pameran UKM dan pengurus bisa membantu

untuk mengikutsertakan jama‟ah didalamnya, maka pengurus Masjid Al-Ikhlash

akan membantu jama‟ah tersebut untuk ikut serta dalam pameran tersebut.selain

itu juga biasanya pengurus membantu mencarikan lahan usaha dengan biaya sewa

yang murah, agar jama‟ah yang mempunyai bidang usaha tatapi terhambat

keterbatasan ekonomi, bisa membuka usahanya dengan biaya yang ia miliki.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemanfaat program, dari

semua kegiatan pemberdayaan ekonomi mikro melalui pengoptimalisasian aset

Masjid dan potensi jama‟ah Masjid tersebut, terlihatlah banyak manfaat positif

yang dirasakan, baik oleh jama‟ah masjid dan atau bagi masyarakat sekitar Masjid

Page 71: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

62

yang bersentuhan langsung dengan dampak program. Bagi jama‟ah yang

memanfaatkan ruang ekonomi/toko Masjid, adanya pemberdayaan ekonomi

dengan menyediakan lahan toko tersebut sanatlah bermanfaat. Pasalnya, mereka

yang ingin berwirausaha tetapi memiliki keterbatasan untuk sewa lahan, bisa

menyewa toko Masjid tersebut dengan biaya yang sangat terjangkau, dimana

mungkin saat ini di Jakarta sudah tidak ada lagi sewa toko dengan harga semurah

di toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang. Dengan begitu mereka bisa berwirausaha,

bisa mandiri dan pastinya bisa menopang kebutuhan ekonomi untuk memenuhi

kelangsungan hidupnya.

Bagi para jama‟ah yang mendapatkan bantuan dalam hal advokasi dan

perizinan usaha, kegiatan tersebut sangatlah bermanfaat. Pasalnya banyak dari

mereka yang memang benar-benar tidak memahami proses dan prosedur dalam

hal membuat perizinan usaha. Selain itu, adanya pendampingan yang dilakukan

oleh DKM Masjid Al-Ikhlash dalam hal perizinan, mitra usaha, serta mitra

pemasaran bagi para jama‟ah yang mau berwirausaha, menjadikan para jam‟ah

tersebut semakin bersemangat untuk membangun usahanya, mereka jadi tahu

dimana tempat untuk memasarkan hasil usaha mereka, selain itu juga mereka bisa

lebih mandiri, bisa tahu potensi yang ada pada diri mereka serta mempunyai

keterampilan dalam membangun usahanya agar lebih maju dan dapat menjadi

sarana penopang kebutuhan ekonomi mereka.

Page 72: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

63

c) Pemberdayaan Perempuan

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pemberdayaan perempuan mewadahi

kepentingan perempuan untuk berperan aktif dalam kegiatan memakmurkan

Masjid. Kegiatan bidang ini difokuskan pada kegiatan dakwah dan sosial.

Kegiatan pemberdayaan perempuan tertumpu pada pemberian pelatihan

dan penguatan keahlian bagi para jama‟ah muslimah Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang. Biasanya kegiatan pemberdayaan tersebut diaplikasikan dalam bentuk

penyuluhan-penyuluhan, pemberian ceramah, pengajian, pengajaran Al-Qur‟an

kepada anak tidak mampu, serta pelatihan pelayanan posyandu bagi jama‟ah dan

masyarakat disekitar Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemanfaat program,

kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut sangatlah bermanfaat, baik bagi

peserta pemberdayaan/jama‟ah muslimah Masjid Al-Ikhlash, juga bagi

masyarakat lingkungan sekitar Masjid. Pasalnya, kader-kader pemberdayaan

perempuan memang dilatih dengan keahlian pendidikan mengajar dan pendidikan

kesehatan yang dapat diaplikasikan bagi masyarakat yang memang membutuhkan.

Kegiatan pemberdayaan ini ditujukkan bagi para jama‟ah muslimah/ibu-ibu

disekitar masjid Al-Ikhlash Jatipadang. Nantinya, diharapkan para peserta

pemberdayaan perempuan tersebut dapat menjadi kader-kader umat islam yang

mampu memberdayakan masyarakat disekitarnya. Selain dapat

mengaplikasikannya dalam sarana-sarana yang telah disediakan oleh Masjid Al-

Page 73: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

64

Ikhlash Jatipadang, Kader-kader muslimah juga dapat mengaplikasikannya

dilingkungan sekitar rumah mereka masing-masing.44

d) Bantuan Sosial

Dalam program kegiatan ini, pengoptimalisasian dana zakat, infaq,

shodaqoh dan waqaf (ZISWAF) dari para Muzakki Masjid Al-Ikhlas Jatipadang,

memegang peranan penting. Pasalnya, dari sana-lah dana untuk berbagai kegiatan

sosial yang dilaksanakan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang didapat. Kegiatan

yang dilakukan oleh bidang Bantuan Sosial ini juga berkaitan erat dengan

kegiatan pelayanan ummat/jama‟ah.

Sesuai dengan prinsip pemberdayaan komunitas yang mengutamakan

prakarsa, partisipasi dan juga swadaya masyarakat. Maka, Biasanya Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang pun memperoleh dana melalui infak donatur umum dan

donatur tetap dan juga melalui dana swadaya masyarakat. Selain dengan cara

tersebut, tengah diupayakan penggalangan dana melalui penyebaran permohonan

infak kepada instansi pemerintah dan swasta-swasta melalui proposal bagi dana

CSR perusahaan.

Melalui pengoptimalisasian dana ZISWAF, berbagai kegiatan bantuan

sosial telah dilaksanakan oleh masjid Al-Ikhlash Jatipadang setiap tahunnya.

Kegiatan yang sering dilaksanakan biasanya yaitu; Pemberian layanan kesehatan

gratis (pengobatan umum gratis, pemeriksaan mata gratis, dan imunisasi) bagi

masyarakat sekitar setiap 2 minggu sekali, penyuluhan kesehatan, khitanan massal

gratis, pemberian bantuan bagi jama‟ah yang tertimpa musibah, pemberian

44 Wawancara langsung dengan Ibu Susanto Kasdi (koordinator bidang pemberdayaan

perempuan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)., Jakarta, Pada tanggal 24 maret 2014

Page 74: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

65

ambulan gratis, pengurusan jenazah gratis, pemberiaan daging hewan Qurban,

pemberian bantuan pokok serta pemberian beasiswa pendidikan bagi jama‟ah dan

atau masyarakat sekitar Masjid yang memang membutuhkan.

Untuk kegiatan pemberian layanan kesehatan gratis (pengobatan umum

gratis, pemeriksaan mata gratis, dan imunisasi) biasanya dilaksanakan dalam

kurun waktu 2 minggu sekali, tepatnya di minggu terakhir setiap bulannya.

Dengan dipandu oleh dokter dan perawat kesehatan yang berpengalaman. Untuk

kegiatan tersebut biasanya pengurus Masjid Al-Ikhlash Jatipadang bekerja sama

dengan Lembaga Bulan Sabit Merah (BSM) Indonesia, cabang Jakarta Selatan.

Dimana BSM mengirimkan dokter dan perawatnya untuk ditempatkan di Klinik

Masjid tempat diadakannya pelayanan kesehatan gratis. Untuk obat, biasanya

pihak Masjid Al-Ikhlash yang membelinya dengan menggunakan dana ZISWAF

tersebut. Sehingga jama‟ah/masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang untuk

menikmati layanan kesehatant tersebut.

Selain itu juga, dilaksanakan Khitanan Massal bagi anak-anak

jama‟ah/masyarakat sekitar Masjid yang kurang mampu. Biasanya Khitanan

massal diadakan dalam kurun waktu 1 kali 1 tahun, yang biasanya dilaksanakan

bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Dalam pelaksanaannya,

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang bekerja sama dengan Lembaga Bulan Sabit Merah

(BSM) Indonesia, cabang Jakarta Selatan.

Selain kedua kegiatan tersebut, biasanya Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

juga memberikan dana bantuan bagi jama‟ah/masyarakat yang tertimpa musibah

banjir, kebakaran serta bencana alam. Bantuan yang diberikan biasanya berupa

uang, kebutuhan pokok serta pakaian.

Page 75: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

66

Masjid Al-Ikhlash juga memberikan bantuan berupa sarana mobil

Ambulance gratis bagi jama‟ah/masyarakat yang membutuhkan. Dimana dalam

hal ini Masjid Al-Ikhlash bekerjasama dengan Partai Keadilan Peduli Umat

(PKPU) serta Rumah Zakat. Disamping itu, Masjid Al-Ikhlash juga memberikan

bantuan kematian bagi jama‟ah/masyarakat sekitar masjid, berupa pelayanan

pengurusan Jenazah secara gratis.

Masih banyak lagi kegiatan bantuan dana sosial yang dilakukan oleh

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, seperti: penyaluran dana zakat dan penyaluran dana

pemberian daging hewan Qurban setiap hari raya Idul Adha.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

dalam rangka pemberian bantuan sosial dan pengoptimalisasian dana ZISWAF,

yaitu pemberian beasiswa bagi anak-anak jama‟ah/masyarakat sekitar Masjid

yang tidak mampu, serta beasiswa bagi pengurus masjid yang masih ingin

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hingga saat ini sudah 2

orang pengurus Masjid yang mendapat beasiswa pendidikan dengan Kuliah di

BSI(bina sarana informatika) pasar minggu.45

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemanfaat program,

kegiatan bantuan dana sosial ini merupakan salah satu program yang sangat

dirasakan sekali manfaatnya oleh para penerima dana sosial tersebut. Terhitung

hingga saat ini sudah 1.700 orang yang mendapat bantuan sosial.Dana yang

dikeluarkan untuk kegiatan ini 80% dari dana ZISWAF dan 20% dari donatur

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang.

45 wawancara langsung dengan Bapak Abbas Supriadi (koordinator bidang pelayanan ummat

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)., Jakarta, Pada tanggal 22 maret 2014

Page 76: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

67

Program ini dirasakan sangat bermanfaat oleh para jama‟ah/masyarakat

ataupun para Mustahhiq, selain dapat membantu permasalahan-permasalahan

sosial yang ada di masyarakat, program bantuan sosial ini juga dapat menjadi

sarana memakmurkan masjid dan mengajak masyarakat agar senantiasa tolong-

menolong serta berbuat baik kepada sesama.

Bagi para pemanfaat program bantuan sosial, program tersebut sangatlah

bermanfaat. Bagi pemanfaat program bantuan kesehatan, mereka dapat menikmati

sarana kesehatan dengan gratis tanpa dipungut biaya sedikitpun, mereka juga bisa

mendapatkan penyuluhan kesehatan serta bisa juga mendapatkan fasilitas khitanan

gratis tiap kurun waktu 1 tahun sekali.

Bagi para jama‟ah yang mendapatkan bantuan pengurusan jenazah gratis

dan bantuan bagi yang tertimpa musibah, bantuan-bantuan tersebut secara

langsung dapat meringankan beban mereka, dapat mengurangi kesedihan mereka,

selain itu, pemberian tersebut juga dapat dijadikan sebagai sarana menjaga tali

sillaturrahmi antara pengurus Masjid dengan Jama‟ah dan atau Masyarakat umum.

Sedangkan bagi penerima dana beasiswa pendidikan, program bantuan

tersebut sangatlah bermanfaat. Mereka bisa mengenyam pendidikan tanpa harus

dipusingkan dengan biaya pendidikan yang mahal seperti sekarang ini. Dengan

mendapatkan beasiswa pendidikan tersebut, nantinya diharapkan agar anak-anak

jama‟ah yang kurang mampu dapat menyelesaikan studinya hingga ke jenjang

SMA, setelah itu mereka juga diharapkan mampu membantu orang tua mereka

agar kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi, baik dalam hal pendidikan,

ekonomi, sosial dan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

dihadapinya.

Page 77: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

68

2) Analisis Output (Hasil) Program Pemberdayaan Berbasis Masjid yang

dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Peneliti terhadap kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlash Jatipadang,

melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Hasil analisa Peneliti

dari observasi kegiatan tersebut adalah, bahwa kegiatan pemberdayaan yang

dilakukan oleh Masjid Al-ikhlas Jatipadang sangatlah bermanfaat dan

memberikan dampak yang sangat positif bagi jama‟ah/masyarakat sekitar Masjid

umumnya, dan bagi pemanfaat program khususnya.

Kegiatan pemberdayaan berbasis masjid yang dilakukan oleh DKM

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang merupakan sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan dan kemandirian jama‟ah Masjid dan Masyarakat sekitar Masjid

sebagai pemanfaat program. Selain itu juga sebagai sarana meningkatkan

keterampilan dan pengalian potensi serta pencarian solusi agar para jama‟ah

(pemanfaat program) dapat tahu permasalahan yang mereka hadapi dan mampu

menyelesaikannya.

Kegiatan tersebut juga sebagai upaya yang sistematis dan terencana dari

DKM Masjid Al-Ikhlash Jatipadang dalam rangka melakukan perubahan tatanan

sosial yang lebih baik lagi yang dilandasi oleh ajaran agama Islam kepada para

Jama‟ah dan masyarakat sekitar Masjid sebagai pemanfaat program. Kegiatan

tersebut juga sebagai wadah pembinaan umat/jam‟ah melalui kegiatan pendidikan

dan pengajarannya.

Kegiatan pemberdayaan berbasis Masjid yang dilakukan oleh DKM

Masjid Al-Ikhlash Jatipadang juga dapat dikategotikan dalam rangka

Page 78: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

69

memakmurkan peran dan fungsi Masjid, dimana kegiatannya merupakan langkah

mereka untuk membina keutuhan, sillaturrahmi serta kegotong-royongan antara

DKM dengan jama‟ahnya.

Terakhir, kegiatan pemberdayaan berbasis Masjid yang dilakukan oleh

DKM Masjid Al-Ikhlash Jatipadang juga merupakan kegiatan dakwah, khususnya

dakwah bil Hal dimana dengan kegiatan tersebut dapat menggerakkan anggota

masyarakat yang mampu untuk membangun Masjid dengan semangat dakwah,

terutama dakwah yang berhubungan antar sesama manusia. Dakwah dengan

memprioritaskan bantuan kepada umat yang kurang mampu dan membantu

mereka menyelesaikan permasalahnnya. Kagiatan ini juga dapat dijadikan sebagai

wadah dalam merubah paradigma tentang dakwah itu tadi, pemahaman

dakwahnya bukan lagi dakwah yang dipahami secara konvensional yang masih

terfokus kepada ibadah vertikal yang hubungannya antara Allah dengan

hambanya. Akan tetapi paradigma dakwahnya lebih kepada dakwah tentang

perubahan sosial secara nyata yaitu hubungan ibadah yang fleksibel vertikal dan

horizontal. Artinya, kegiatan pemberdayaan berbasis masjid dapat menjadi sarana

dakwah yang dapat menambah keimanan seseorang, dimana kegiatan tersebut

merupakan sarana hubungan manusia dengan Allah, serta hubungan manusia

dengan manusia.

Berikut merupakan analisis Output dari program pemberdayaan berbasis

Masjid yang peneliti gambarkan melalui diagram matriks:

Nama Program

Kegiatan

Analisis Hasil/Output Indikator Perubahan

Pemberdayaan Pendidikan Para Pemanfaat program

dapat mengenyam Para siswa dapat

bersekolah dengan

Page 79: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

70

pendidikan dengan

gratis. Bagi para siswa

kursus membaca dan

menghafal Al-qur‟an,

program LPLQ

(lembaga pendidikan

dan latih Qur‟an)

sangatlah membantu

mereka dalam

keterampilan membaca

dan menghafal Al-

qur‟an.

Bagi para peserta

pendidikan non formal

yang berupa pengajian-

pengajian, diskusi-

diskusi, serta seminar-

seminar, kegiatan

tersebut sangatlah

bermanfaat. Mereka bisa

mendapatkan ilmu

pengetahuan dan

pengalaman baru dalam

hal keagamaan,

pendidikan, kesehatan,

sosial, budaya dan

sebagainya. Selain itu,

kegiatan tersebut juga

dapat dijadikan sebagai

ajang sillaturrahmi bagi

sesama jama‟ah Masjid

Al-Ikhlash dan

masyarakat pada

umumnya.

gratis. Orang tua

mereka bisa

bersekolah tanpa

harus dipusingkan

dengan biaya.

Setelah lulus, mereka

bisa bekerja dan

mambantu

perekonomian

keluarga menuju

kehidupan yang lebih

baik.

Peserta kusus LPLQ

semakin terampil

dalam membaca dan

menghafal Al-qur‟an

dan bahasa arab.

Para peserta seminar,

diskusi dan

pengajian-pengajian,

mereka mendapatkan

ilmu pengetahuan dan

pengalaman baru

dalam hal keagamaan,

pendidikan,

kesehatan, sosial,

budaya dan

sebagainya yang

berguna bagi hal

keilmuan mereka.

Pemberdayaan Ekonomi

Mikro

Bagi para pemanfaat

toko Masjid, mereka

bisa berwirausaha

dengan biaya sewa

lahan yang murah.

Mereka bisa lebih

mandiri, agar bisa

membantu

perekonomian

mereka.

Mereka bisa lebih

terampil dalam

mencari penghasilan.

Dengan

berwirausaha, mereka

bisa mendapatkan

penghasilan untuk

kelangsungan hdup

mereka.

Mereka bisa tau

potensi yang ada di

diri mereka.

Munculnya industri-

industri kecil

dikalangan jama‟ah.

Mereka bisa memiliki

Page 80: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

71

Mereka mendapatkan

pengetahuan dalam

hal perizinan usaha.

izin usaha.

Mereka jadi tahu

kemana harus

memasarkan produk

usahanya.

Pemberdayaan Perempuan

Para jama‟ah

perempuan masjid

Al-Ikhlash bisa

mempunyai

pengetahuan tentang

pendidikan,

kesehatan, sosial,

budaya dan

keagamaan.

Bisa menjadi kader-

kader posyandu.

Bisa menerapkan

ilmunya bagi

keluarga dan

masyarakat

sekitarnya.

Semakin banyak

jama‟ah yang

menjadi kader-kader

pemberdayaan,

terutama bagi

keluarganya.

Semakin banyak

jama‟ah perempuan

yang bisa menjadi

tenaga pengajar untuk

kursus dan sekolah

gratis di Masjid Al-

Ikhlash.

Semakin tingginya

tingkat kesadaran dan

kepedulian kepada

sesama.

Bantuan Sosial Membantu jama‟ah

yang tertimpa

musibah.

Meringankan beban

jama‟ah yang

tertimpa musibah.

Anak-anak jama‟ah

yang kurang mampu

bisa bersekolah

hingga jenjang yang

lebih tinggi.

Sebagai sarana untuk

tolong-menolong

antar sesama.

Sebagai sarana

dakwah dan sarana

memakmurkan

masjid

Meningkatkan

hubungan

sillaturrahmi antar

pengurus dan jama‟ah

masjid.

Meningkatkan

kesadaran untuk

saling menolong

sesama.

Semakin banyak

jama‟ah masjid yang

mampu, ikut serta

dalam memberikan

bantuan.

Page 81: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid bagaikan Oase ditengah

padang pasir, pasalnya kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis masjid

sangatlah jarang dilakukan. Padahal Indonesia sebagai negara Islam terbesar

di dunia mempunyai banyak Masjid, dan jumlah tersebut sangatlah potensial

jika kita semua sebagai umat Islam dapat memanfaatkannya untuk

melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan sebagai poros terdepan peretas

kebangkitan umat Islam. Di Indonesia, biasanya kegiatan pemberdayaan

dilakukan oleh element pemerintah melalui dinas-dinas terkait, LSM, NGO,

lembaga Philantrhophy, dan juga perusahaan-perusahaan swasta melalui CSR-

nya.

2. Masjid, yang oleh umat Islam sangat dikultuskan ternyata dapat juga menjadi

sarana bagi kita sebagai umat Islam untuk saling tolong-menolong dengan

sesama, khususnya untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan. Salah

satunya adalah dengan melakukan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Masjid, seperti yang dilakukan oleh pengurus dan sekretariat Masjid

Al-Ikhlash Jatipadang, Jakarta Selatan.

3. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana peneliti mendapatkan

data melalui pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen.

Page 82: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

73

4. Sebagai bahan analisis, dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 (empat)

teori. Yaitu, teori pemberdyaan masyarakat, teori peran dan fungsi Masjid dan

juga teori pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid.

5. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa DKM Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang mempunyai 4 program Kegiatan Pemberdayaan, yaitu:

Pemberdayaan Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi Mikro, Pemberdayaan

Perempuan dan Kegiatan Bantuan sosial.

6. Kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid ini ditujukan khusus

untuk jama‟ah Masjid Al-ikhlash dan masyarakat sekitar Masjid serta

masyarakat luas pada umumnya.

7. Hasil analisis peneliti dari kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masjid tersebut

menyatakan bahwa, kegiatan pemberdayaan tersebut sebagai upaya dalam

rangka mengembangkan kemampuan dan kemandirian jama‟ah Masjid dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan tersebut juga dapat dikategorikan

sebagai kegiatan yang membina keutuhan ikatan jama‟ah, sebagai wahana

untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan umat muslim, serta

sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kader-kader umat Islam melalui

pendidikan dan pengajaran. Artinya, teori yang peneliti gunakan sebagai pisau

analisis sudah sesuai dengan analisis yang peneliti kemukakan, dan semua itu

berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta penelaahan dokumen yang

peneliti lakukan terkait dengan program pemberdayaan berbasis Masjid yang

dilakukan oleh DKM Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, Pasar Minggu.

8. Dalam hal Output, bagi para pemanfaat program, kegiatan pemberdayaan

masyarakat tersebut sangatlah dirasakan sekali manfaatnya. Dalam hal

Page 83: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

74

pendidikan, para jama‟ah yang tidak mampu dapat mengenyam pendidikan

dengan gratis, mereka juga dapat belajar membaca dan menghafal Al-qur‟an.

Dalam hal ekonomi mikro, para jama‟ah yang mempunyai bakat wirausaha

dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh DKM

Masjid Al-Ikhlash untuk berwirausaha, agar memudahkan mereka dalam

menopang kebutuhan ekonominya dengan berwirausaha tersebut. Dalam hal

pemberdayaan perempuan, para jama‟ah wanita dan kaum ibu diberikan

keahlian untuk menjadi kader-kader pemberdayaan. Kemudian dalam hal

bantuan sosial, jama‟ah Masjid dan masyarakat pada umumnya mendapatkan

berbagai bantuan dari Masjid Al-Ikhlash Jatipadang. Diantaranya, bantuan

kematian, bantuan bagi jama‟ah yang terkena musibah, bantuan beasiswa

pendidikan dan juga bantuan-bantuan lainnya yang sifatnya bantuan sosial.

B. Saran

Semoga Masjid Al-Ikhlash Jatipadang bisa lebih optimal dan lebih baik

lagi dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis Masjid

dan dalam rangka pemecahan permasalah-permasalahan sosial yang banyak

terjadi lingkungan Masjid khususnya dan di masyarakat pada umumnya.

Semoga jam‟ah Masjid dan masyarakat sekitar sebagai pemanfaat

program, dapat memanfaatkan kegiatan pemberdayaan tersebut sebaik-baiknya,

agar kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana dalam memandirikan dan

mensejahterakan mereka.

Bagi para Stekholder, pemerintah khususnya berserta dinas-dinas terkait,

semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan rekomendasi dalam melaksanakan

Page 84: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

75

kegiatan pemberdayaan. Dimana kita dapat melakukan kegiatan pemberdayaan

dengan Masjid sebagai poros utamanya, karena sudah saatnya Masjid menjadi

bagian dari solusi masyarakat untuk ikut serta dalam menyelesaikan dan

meringankan problematika kehidupan. Masjid perlu diberdayakan melalui

pembinaan pengurus dan jama‟ahnya, dan melalui peningkatan pelayanan kepada

masyarakat.

Selain itu juga, semoga kita semua (peneliti khususnya), bisa mengambil

pelajaran dan hikmah yang terkandung dalam kegiatan pemberdayaan tersebut,

dengan lebih peka lagi terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi

disekeliling kita, dan dapat „membuka mata‟ selebar-lebarnya dengan mencari

solusi yang tepat untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

Terakhir, semoga kagiatan pemberdayaan masyarakat berbasis masjid

yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlash Jatipadang, dapat ditiru oleh masjid-

masjid lain yang ada di Indonesia, agar dapat membantu pemerintah dalam

memecahkan permasalahan-permasalahan sosial, budaya serta permasalahan

lainnya yang saat ini sedang melanda negeri kita Indonesia. Terima Kasih.

Page 85: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

76

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah, dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani Press, 2003.

Ayub, Mohammad E. Manajemen masjid: Petunjuk Praktis bagi para pengurus.

Penyunting, Doddy Mardanus. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Gazalba, Sayidi. Masjid pusat ibadah dan kebudayaan Islam. Cet ke-6. Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1994.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jogjakarta: Andi Offset, 1983.

Harahap, Sofyan Safri. Manajemen Masjid. Yogyakarta: Bhakti Prima Rasa,

1996.

Hermansah, Tantan, dkk. Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta:

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Ife, Jim. Community Development: Creating community alternative-vision,

analysis and practice. Dalam Tantan Hermansah, dkk. Dasar-dasar

pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Manuwoto. Peningkatan peran serta dalam upaya pemberdayaan masyarakat

dalam menuju masyarakat madani. Dalam Tantan Hermansah, dkk.

Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta: Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. Ke-25. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2008.

Menuju Pusat Dakwah dan Syiar Syariah. Sejarah dan Profil Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang. Jakarta, 2010.

Nurdin, Ali. Qur‟anic Society. Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Dalam Al-

Qur’an. Jakarta: Erlangga, 2006.

Rukhiyat, Adang, dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Edisi ke-3. Jakarta:

CV.Tumaritis, 2003.

Shihab, Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizzan, 1998.

Soetomo, Strategi-strategi pembangunan masyarakat. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006.

Page 86: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

77

Subianto Achmad dkk, fokkus babinrohis pusat, ICMI Orsat Cempaka Putih,

Yayasan Kado Anak Muslim. Pedoman Manajemen Masjid. Jakarta:

Cetakan I, 1 Muharram 1425 H/ 22 Februari 2004.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat. Cetakan 1.

Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.

Supardi & Teuku Amiruddin. Manajemen Masjid dalam Pembangunan

Masyarakat, Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid. UII Press

Yogyakarta: cetakan pertama, Mei 2001.

Yulistiani, Indrianti. Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.

Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Wawancara Pribadi dengan Narasumber Terkait.

Wawancara pribadi dengan Bapak Abbas Supriadi. Jakarta, Pada tanggal 22 maret

2014.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Rohman. Jakarta, 13 April 2014.

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Agung Priyadi. Jakarta, Pada 22 Maret

2014.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ir. Rahadi Mulyanto. Jakarta, 22 Maret 2014.

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Rio Gajahmada. Jakarta, Pada tanggal 22

Maret 2014.

Wawancara pribadi dengan Bapak Nur Ali. Jakarta, 28 Maret 2014.

Wawancara pribadi dengan Bapak Tri Haryanto. Jakarta, 28 Maret 2014.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Trijoko. Jakarta, 13 April 2014.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Sartika. Jakarta, 13 April 2014.

Wawancara pribadi dengan Ibu Evi. Jakarta, 28 Maret 2014.

Wawancara pribadi dengan Ibu Hayati. Jakarta, 28 Maret 2014.

Wawancara pribadi dengan Ibu Iis Sumiati. Jakarta, 13 April 2014.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Mulyanah. Jakarta, 13 April 2014.

Wawancara pribadi dengan Ibu Susanto Kasdi. Jakarta, Pada tanggal 24 maret

2014.

Wawancara pribadi dengan Muhammad Fikriza Dzikrullah. Jakarta, 28 Maret

2014.

Sumber dari internet:

“Data sensus penduduk Indonesia, tahun 2010,”. Artikel diakses pada 23 mei 2014 pukul

13.38 dari www.bps.go.id/tab_sub/view

“Memberdayakan peran & fungsi Masjid,”. Artikel diakses pada 28 mei 2014 pukul

21.33 dari www.kemenag.go.id

Page 87: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Petikan Wawancara dengan Narasumber

1. Nama : Bapak Ir.Rahadi Mulyanto

Alamat: Jl.Raya Ragunan No.11 Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu.

Jakarta Selatan. 12540

Umur : 48 Tahun

Jabatan: Sekretaris Umum Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 22 Maret 2014, mulai Pukul 10.30 – 11.20 WIB

Saya Sejak tahun berapa Masjid Al-Ikhlash Jatipadang mempunyai

program pemberdayaan masyarakat?

Bapak Rahadi Program tersebut sudah ada sejak tahun 2006 hingga saat ini

Saya Apa tujuan dari diadakannya program tersebut?

Bapak Rahadi Program tersebut dibuat dengan maksud agar dapat membantu

jama’ah masjid khususnya dan masyarakat pada umumnya

dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Meningkatkan

kesejahteraan mereka, keterampilan mereka, serta pastinya

meningkatkan kemandirian mereka terutama dalam hal

perekonominnya.

Saya Program apa saja yang terkait dengan pemberdayaan tersebut?

Bapak Rahadi Dalam pelaksanaannya, kami mempunyai 4 program, yaitu:

pemberdayaan ekonomi mikro, pemberdayaan pendidikan,

pemberdayaan perempuan dan program bantuan sosial.

Saya Siapa saya pemanfaat program pemberdayaan tersebut?

Bapak Rahadi Dalam pelaksanaannya, banyak orang yang terlibat dalam

kegiatan tersebut. Tetapi dalam hal pemanfaat program tersebut

biasanya kami memprioritaskan jama’ah masjid kami serta

masyarakat sekitar masjid yang memang membutuhkan dan

kami anggap pantas menerima program tersebut.

Saya Bagaimana cara untuk mengetahui orang-orang yang dianggap

pantas menerima program tersebut?

Bapak Rahadi Biasanya, sebelum kami melaksanakan suatu program, kami

mendata/menginventarisir jama’ah dan masyarakat sekitar

Page 88: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

masjid. Darisana-lah kami bisa menentukan siapa-siapa saja

yang berhak dan pantas menerima program pemberdayaan

tersebut.

Saya Bagaimana respons para pemanfaat program tersebut?

Bapak Rahadi Pada awal diadakannya program tersebut, respons jama’ah dan

masyarakat sangat anusias dan menyambut baik program kami.

Bahkan tidak hanya jam’ah dan masyarakat sekitar masjid saja

uang datang mendaftarkan diri. Dari luar daerah kelurahan pun

banyak yang mendaftarkan diri.

Saya Jika kejadiannya demikian, lantas apa yang dilakukan oleh

pihak masjid Al-Ikhlash Jatipadang?

Bapak Rahadi Untuk dapat mengakomodir masyarakat yang antusias dengan

program kami dan agar mereka tidak kecewa dengan

manajemen Masjid kami, akhirnya kami melakukan

inventarisasi pula bagi masyarakat yang datang dari luar

kelurahan Jatipadang agar kami bisa menyeleksi siapa saja yang

memang pantas mendapatkan program dari kami. Hingga pada

akhirnya, manajemen masjid Al-Ikhlash memutuskan untuk

membagi wilayah program melalui 2 Ring. Ring 1 bagi jama’ah

dan Masyarakat sekitar masjid, dan Ring 2 bagi masyarakat

umum atau yang datang dari luar Kelurahan Jatipadang.

Saya Apa perbedaan antara Ring 1 dan Ring 2?

Bapak Rahadi Perbedaan mendasarnya yaitu dari segi Jumlah pemanfaat atau

penerima program. Hingga saat ini, pada Ring 1 terdapat hampir

800 orang pemanfaat program kami. Sedangkan dari ring 2,

kami hanya membatasi sekitar 200 orang saja.

Saya Bagaimana output dari program prmberdayaan tersebut?

Bapak Rahadi Banyak sekali manfaat yang didapat dari pelaksanaan program

pemberdayaan tersebut. Masyarakat bisa lebih mandiri, lebih

terampil, dapat mengembangkan sumberdayanya, dapat

memunculkan kader-kader pemberdaya umat serta pastinya

dapat menambah sisi religiusitas jama’ah dan masyarakat.

Selain itu juga kegiatan tersebut kami lakukan dalam rangka

Page 89: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

memakmurkan Masjid ini.

2. Nama : Bapak Ir.Agung Priyadi

Alamat: Jl.Raya Jatipadang – Komplek Departemen Pertanian Blok A nomor.3

Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 51 Tahun

Jabatan: Koordinator bidang pendidikan Masjid Al-Ikhlash, Jatipadang.

Waktu Wawancara : 22 Maret 2014, mulai Pukul 13.10 – 13.43 WIB

Saya Sejak kapan program pemberdayaan pendidikan ini

dilaksanakan?

Bapak Agung

Priyadi

Program pendidikan yang ada di Yayasan Al-Ikhlash Jatipadang

sudah ada sejak tahun 2006.

Saya Program pendidikan seperti apa saja yang terdapat didalamnya?

Bapak Agung

Priyadi

Untuk bidang pendidikan sendiri, kami mempunyai beberapa

program, ada program yang sifatnya formal dan informal.

Kemudian dibagi lagi menjadi ada yang sifatnya Profit dan ada

juga yang Non Profit.

Saya Apa bedanya antara yang formal dengan informal

Bapak Agung

Priyadi

Yang formal itu terdiri dari pendidikan seperti pada sekolah

biasa atau seperti sekolah pada umumnya. Dan waktunya-pun

sama seperti sekolah pada umumnya.

Sedangkan yang non-formal/informal biasanya hanya dilakukan

pada waktu-waktu tertentu saja, dan juga kegiatannya lebih

banyak, seperti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, kursus

privat, dan sebagainya.

Saya Terus, apa bedanya antara yang profit dengan yang non-profit?

Bapak Agung

Priyadi

Perbedaan yang mendasar antara yang profit dengan yang non-

profit terletak pada pembiayaan dan dananya.

Pendidikan yang formal biasanya bersifat profit, biaya yang

dipatok sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya.

Sedangkan pendidikan informal yang non-profit biasanya gratis

karna kami mempunyai donatur tetap, mempunyai dana sendiri

Page 90: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

dan ada juga yang sumberdananya dari bantuan CSR.

Seperti contohnya, ada sekolah CSR dari LPIA (Lembaga

Pendidikan Ilmu Al-Qur’an) pasar minggu. Itu semua biaya

operasionalnya ditanggung/ bantuan dari mereka. Termasuk dari

tenaga pengajarnya pun demikian.

Saya Program pendidikan apa saja yang terdapat pada yang formal

dan Informal?

Bapak Agung

Priyadi

Untuk pendidikan formal, kami memiliki TK/PAUD/TPA.

Sedangkan untuk yang non-formal, kami memiliki sekolah CSR,

LPLQ(Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Al-Qur’an), ada

kursus/privat bahasa arab, pesantren ramadhan, ada seminar-

seminar, ada pengajian mingguan dan bulanan, serta ada

pelatihan organisasi dan event organizer.

Saya Siapa saja pemanfaat program tersebut?

Bapak Agung

Riyadi

Untuk pemanfaat program pendidikan biasanya mayoritas itu

anak-anak dari jama’ah masjid kami dan juga anak-anak dari

masyarakat sekitar. Sedangkan untuk yang pendidikan formal

itu pemanfaatnya dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak,

remaja, dewasa, mahasiswa, serta para jama’ah kami pastinya.

Saya Bagaimana hasil dari adanya program tersebut?

Bapak Agung

Riyadi

Untuk masalah output pastinya sangat bermanfaat sekali. Selain

dapat membantu pendidikan anak-anak dan jama’ah kami,

program tersebut pastinya bisa membuat anak-anak dan jama’ah

kami lebih terampil, tidak buta akan pendidikan, meningkatkan

pengetahuan, meningkatkan religiusitas, serta dapat membuat

mereka lebih baik nantinya, Insyaallah.

Page 91: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

3. Nama : Bapak Ir.Rio Gajahmada

Alamat: Jl.Raya Ragunan – Komplek Departemen Pertanian Blok A nomor.9 Kelurahan

Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 39 Tahun

Jabatan: Koordinator bidang pengembangan minat dan keterampilan Masjid Al-Ikhlash

Jatipadang

Waktu Wawancara : 22 Maret 2014, mulai Pukul 13.55 – 14.20 WIB

Saya Sejak kapan program ini dilaksanakan?

Bapak Rio

Gajahmada

Program ini sudah ada sejak tahun 2006 silam hingga sekarang

Saya Tujuan diadakannya program tersebut untuk apa?

Bapak Rio

Gajahmada

Program ini diadakan untuk mengakomodir kebutuhan jama’ah

yang mempunyai minat dan bakat untuk berwirausaha dan ingin

membuka usaha tapi mempynyai keterbatasan. Naah, melalui

program ini-lah kami mencoba mengakomodir mereka dengan

menjadi fasilitator bagi jama’ah dan masyarakat sekitar yang

ingin mengembangkan usahanya.

Saya Apa saja program yang termasuk didalamnya?

Bapak Rio

Gajahmada

Untuk masalah program, kami memiliki toko masjid yang

diperuntukkan bagi jama’ah yang ingin membuka usaha tapi

tidak mempunyai lahan dan hanya mempunyai biaya yang

terbatas, kemudian kami juga menyediakan lahan berupa aula

serbaguna yang bisa digunakan masyarakat untuk melaksanakan

resepsi pernikahan, seminar dan lain-lain, terus ada juga lahan

parkir kami yang lumayan luas itu biasanya di bulan Ramadhan

kami sediakan bagi jama’ah/masyarakat yang ingin berdagang

untuk makanan tak’jil selama 1 bulan penuh, kemudian juga

kami melakukan advokasi bagi jama’ah yang ingin membuat

perizinzn usaha, mencari lokasi usaha serta mencarikan

pameran-pameran UKM bagi para jama’ah yang mempunyai

bidang usaha supaya usaha mereka bisa dipamerkan disana.

Saya Siapa saja pemanfaat program tersebut?

Bapak Rio Kami memprioritaskan jama’ah kami dulu, setelah itu baru

Page 92: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Gajahmada masyarakat lain.

Saya Bagaimana outputnya?

Bapak Rio

Gajahmada

Alhamdulillah hingga saat ini kami bisa menyediakan lahan

bagi 4 orang jama’ah kami yang sekarang menempati ruang

toko masjid seperti yang bisa dilihat dibawah. Selain itu kami

juga dapat mengakomodir kebutuhan jama’ah kami dalam hal

wirausaha. Baik dalam hal perizinan, pencarian lahan, dan juga

sarana untuk pemasaran produk mereka.

Secara garis besar, program ini dapat memandirikan mereka,

mereka dapat memperbaiki perekonomiannya dan pastinya

dapat mempererat tali sillaturahmi.

4. Nama : Bapak Abbas Supriadi

Alamat: Jl.Jatipadang, RT 002/11 no.23 Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar

Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 61 Tahun

Jabatan: Koordinator bidang peelayanan umat Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 22 Maret 2014, mulai Pukul 15.10 – 15.36 WIB.

Saya Sudah berapa lama program ini dilaksanakan?

Bapak Abbas

Supriadi

Sama seperti pada program yang lain, program ini sudah ada

sejak tahun 2006 lalu dan masih ada sampai sekarang.

Saya Program apa saja yang ada didalamnya?

Bapak Abbas

Supriadi

Untuk program pelayanan umat ini sendiri biasanya fokusnya

pada bantuan-bantuan sosial. Seperti sunatan massal, klinik

gratis, posyandu, pemberian beasiswa, pemberian sembakok,

penyaluran zakat dan daging hewan Qurban, serta ada pelayanan

ambulance gratis, pengurusan jenazah gratis dan juga ada

pemberian bantuan bagi yang terkena musibah.

Saya Seperti apa programnya?

Bapak Abbas

Supriadi?

Untuk pelaksanaan programnya, sunatan massal biasanya

dilakukan 1 tahun sekali dan bertepatan dengan lebaran anak

yatim, biasanya kerjasama dengan BSMI (bulan sabit merah

Indonesia) mereka yang menyediakan Dokter dan obat-

Page 93: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

obatannya, kami hanya mendata peserta dan menyediakan

tempatnya saja.

Terus untuk klinik dan poyandu gratis biasanya ada 2 minggu

sekali, kerjasama juga dengan BSMI (bulan sabit merah

Indonesia) mereka yang menyediakan Dokter dan obat-

obatannya, kami cuma menyediakan tempatnya saja.

Untuk bantuan sembakok biasanya kami adakan menjelang idul

fitri & di tahun baru Islam 1 muharram. Begitu juga bagi

pembagian daging hewan Qur’ban itu hanya dilakukan pada saat

hari raya Idul Adha saja.

Untuk bantuan bagi korban bencana alam, biasanya kami

lakukan saat ada daerah di jakarta yang banjir, kebakaran dan

penggusuran. Selain itu juga kami mengirimkan bantuan ke

daerah-daerah yang terkena musibah seperti pada saat gunung

meletus di jogja dan sinabung kemarin, kami mengiirimkan

masker, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.

Sedangkan untuk beasiswa pendidikan, kami berikan bagi murid

TK/TPA anak dari jama’ah kami yang kurang mampu. Dan juga

hingga saat ini kami telah memberikan beasiswa Kuliah gratis

bagi 2 orang Technical Support (marbot masjid) yang saat ini

sedang kuliah di BSI Pasar minggu, bahkan yang 1 lagi sebentar

lagi lulus.

Terus untuk bantuan ambulance gratis dan pengurusan jenazah

gratis biasanya kami kerjasama dengan PKPU dan Rumah Zakat

dalam menyediakan Ambulanc’nya.

Saya Siapa saja pemanfaat programnya?

Bapak Abbas

Supriadi

Pemanfaat programnya banyak sekali. Mulai dari jama’ah,

masyarakat sekitar masjid dan masyarakat umum pastinya.

Saya Bagaimana outputnya?

Bapak Abbas

Supriyadi

Hasilnya pasti sangat bermanfaat.

Banyak masyarakat yang merasa terbantu dengan program itu,

ada juga yang bisa melanjutkan pendidikannya karna adanya

beasiswa, dan masih banyak lagi pokoknya.

Page 94: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

5. Nama : Ibu Susanto Kasdi

Alamat: Jl. Raya Jatipadang – Komplek Departemen Pertanian Blok E nomor.11

Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 54 Tahun

Jabatan: Koordinator bidang pemberdayaan perempuan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 24 Maret 2014, mulai Pukul 10.10 – 10.46 WIB.

Saya Sejak kapan program tersebut diadakan?

Ibu Susanto Kasdi Program tersebut sudah ada sejak tahun 2006 dan masih ada hingga

sekarang.

Saya Apa saja yang termasuk dalam kegiatan pemberdayaan perempuan

tersebut?

Ibu Susanto Kasdi Program pemberdayaan perempuan terfokus pada pendidikan dan

peran perempuan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang ada di

Masjid Al-Ikhlash.

Saya Seperti apa kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut?

Ibu Susanto Kasdi Seperti yang tadi saya jelaskan, bahwa fokus pemberdayaan

perempuan itu ada pada pendidikan dan peran perempuan.

Untuk masalah pendidikan, biasanya kami dalam bidang

pemberdayaan perempuan diaplikasikan dalam bentuk pengajian-

pengajian, seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, mengajarkan

Al-Qur’an bagi jama’ah dan masyarakat yang belum bisa membaca

Al-Qur’an (khususnya kaum ibu). Terus juga biasanya kami

membuka pelayanan posyandu dan bantu-bantu di klinik kesehatan

yang ada setiap 2 minggu sekali.

Saya Siapa saja pemanfaat program tersebut?

Ibu Susanto Kasdi Mayoritas dari kader pemberdayaan perempuan tidak lain dan tidak

bukan adalah jama’ah kaum ibu Masjid Al-Ikhlash dan juga

masyarakt sekitar. Dan biasanya juga pada kegiatan-kegiatan

tertentu juga datang jama’ah kaum ibu dari majelis ta’lim lain.

Saya Bagaimana dengan output program tersebut?

Ibu Susanto Kasdi Alhamdulillah, dengan adanya program ini, sesuai dengan harapan

Page 95: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

kami semua dimana dengan adanya program ini jama’ah kaum

perempuan kami dapat dijadikan sebagai kader-kader

pemberdayaan. Dimana mereka dapat mengaplikasikan ilmunya

bagi keluarga mereka masing-masing dan juga bagi masyarakat

lain, khusunya bagi jama’ah/masyarakat di Masjid Al-Ikhlash.

Karena mereka telah dilatih agar memiliki keahlian dalam

pendidikan mengajar, pendidikan kesehatan dan pendidikan bagi

keluarga mereka masing-masing.

6. Nama : Muhammad Fikriza Dzikrullah

Alamat: Komplek Angkatan Laut. Jl. Jatipadang Baru No. 30 (gedung DPP PKS)

Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 23 Tahun

Pekerjaan : Technical Support (Marbot) Masjid Al-Ikhlash Jatipadang bidang

kesekretariatan

Waktu Wawancara : 28 Maret 2014, mulai Pukul 09.13 – 10.00 WIB.

Saya Sudah berapa lama bekerja disini?

Mas Diki Baru 6 bulan

Saya Sebelumnya bekerja dimana?

Mas Diki Sebelumnya saya bantu-bantu di DPP PKS pasar minggu

Saya Bekerja sebagai apa di Masjid Al-Ikhlash ini?

Mas Diki Saya bekerja sebagai Marbot bagian kesekretrariatan

Saya Jobdescnya apa saja?

Mas Diki Biasanya mengurusi keluar-masuknya surat, absensi karyawan,

laporan jum’at dan pekerjaan T.U pada umumnya.

Saya Berapa penghasilan mas bekerja disini?

Mas Diki Saya dikasih gaji sebesar 2jt perbulan dengan jam kerja 8 jam.

Saya Selain itu, apa yang mas dapati selama bekerja disini?

Mas Diki Banyak mas, selain pengalaman dalam hal pekerjaan, berkah, dan

saya sekarang dapat beasiswa kuliah di BSI. Sekarang saya kuliah

smester 2 jurusan tehnik informatika. Sebelumnya juga sudah ada

yang dapat beasiswa kuliah di BSI, namanya Jamil. Sekarang dia

sudah lulus dan sudah bekerja.

Page 96: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Saya Menurut mas, gimana manfaat beasiswa tersebut?

Mas Diki Kalau menurut saya sih bermanfaat banget. Apalagi saya orang gak

punya, yaa mana mungkin bisa kuliah kalau nggak dibiayain dari

masjid ini. kan jadinya saya bisa lanjutin pendidikan saya. Supaya

saya bisa lebih baik lagi dan bisa bekerja dikantoran dan bisa

bantuin perekonomian keluarga saya.

7. Nama : Ibu Hayati

Alamat: Jl. Pegangsaan 2 – nomor 43. Pasar Minggu. Jakarta Selatan.

Umur : 34 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Baju Muslim di toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 28 Maret 2014, mulai Pukul 13.15 – 13.36 WIB.

Saya Sudah berapa lama ibu berdagang baju muslim disini?

Ibu Hayati Saya berjualan sudah hampir 6 tahun mas

Saya Biasanya berjualan dari jam berapa sampai jam berapa?

Ibu Hayati Saya biasanya jualan dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam mas.

Saya Berapa biaya sewa toko ini?

Ibu Hayati Biaya sewanya cuma 1 juta perbulan mas

Saya Omzet perbulannya berapa?

Ibu Hayati Untuk omzet, kisarannya bisa 4 juta sampai 5 juta perbulan mas,

tergantung sepi atau ramainya aja.

Saya Laba bersihnya berapa perbulannya?

Ibu Hayati Laba bersihnya mah antara 2,5 juta sampai 3 juta mas.

Saya Ibu tinggal disekitar sini atau gimana?

Ibu Hayati Saya Jama’ah pengajian mingguan mas

Saya Kira-kira menurut ibu, toko masjid ini manfaatnya seperti apa?

Ibu Hayati Yaa bermanfaat sekali mas, soalnya biayanya lebih murah

dibanding tempat-tempat lain, apalagi semacam dijakarta kaya gini

pasti biaya sewa perbulannya gak ada yang 1 jutaan kaya gini. Saya

juga bisa membantu perekonomian keluarga, bantuin suami & bisa

buat biaya menyekolahkan anak saya.

Page 97: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

8. Nama : Bapak Tri Haryanto

Alamat: Jl. Raya Pasar Minggu RT 009/12 Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar

Minggu. Jakarta Selatan.

Umur : 43 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Refill Parfum di toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 28 Maret 2014, mulai Pukul 13.40 – 14.00 WIB.

Saya Sudah berapa lama berjualan disini?

Bapak Tri Sudah 3 tahun

Saya Bapak tinggal didaerah sini atau gimana?

Bapak Tri Iyaa, dan saya juga jama’ah masjid Al-Ikhlash

Saya Berapa biaya sewa kios disini?

Bapak Tri Biaya sewa kios disini bervariasi, kalau tempat yang saya tempati

ini biaya sewanya 1,1 juta perbulannya.

Saya Berapa penghasilan bapak tiap bulannya?

Bapak Tri Untuk penghasilan gak tentu mas, tergantung ramai dan sepinya.

Apalagi parfum kan bukan kebutuhan pokok. Tapi kalau di rata-

rata sih perbulan itu saya bisa punya penghasilan 2 sampai 2,5 juta.

Saya Menurut bapak, bagaimana manfaat dari toko masjid ini?

Bapak Tri Pasti sangat bermanfaat mas, apalagi bagi orang-orang yang taraf

ekonominya rendah, kalau mau usaha tapi cuma punya modal

sedikit kan harus punya pertimbangan matang-matang. Naah kalau

di toko masjid ini kan biaya sewanya murah, jadi kita gak perlu

pusing-pusing buat cari biaya buat sewa kios.

Penghasilannya juga lumayan buat memenuhi kebutuhan rumah

tangga.

Page 98: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

9. Nama : Bapak Nur Ali

Alamat: jalan raya pasar minggu – depan Komplek Angkatan Laut RT 01/07 Kelurahan

Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta Selatan.

Umur : 30 Tahun

Pekerjaan : Pedagang tiket/Travel di Toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 28 Maret 2014, mulai Pukul 14.10 – 14.36 WIB.

Saya Sudah berapa lama bapak berdagang disini?

Bapak Nur Ali Saya berjualan sudah 6 tahun.

Saya Bapak tinggal didaerah sini atau gimana?

Bapak Nur Ali Saya mah tinggal didekat pasar minggu, kakak saya yang jama’ah

masjid sini. Saya usaha ini join sama beliau.

Saya Berapa biaya sewa perbulannya?

Bapak Nur Ali Biaya sewa di kios saya ini 1,3 juta perbulannya

Saya Omzet perbulannya berapa?

Bapak Nur Ali Untuk omzet, bisa sampai 5 juta perbulannya. Tergantung sepi dan

ramainya aja. Kalau lagi musim liburan pasti ramai, soalnya

banyak yang pesen tiket buat liburan.

Saya Menurut bapak, adanya toko masjid ini bermanfaat atau tidak?

Bapak Nur Ali Pastinya bermanfaat sekali mas, saya bisa berwirausaha dengan

biaya sewa kios yang murah. Soalnya udah jarang juga harga sewa

kios yang murah seperti disini. Pastinya bisa buat menafkahi

keluarga saya, bisa membantu perekonomian keluarga & intinya

bermanfaat banget mas.

10. Nama : Ibu Evi

Alamat: Jl.Raya Jatipadang RT 11/11 nomor.128 (seberang Masjid Al-Ikhlash)

Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 32 Tahun

pekerjaan: Pedagang Peralatan Sekolah di Toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang

Waktu Wawancara : 28 Maret 2014, mulai Pukul 14.34 – 14.55 WIB.

Saya Sudah berapa lama ibu berjualan ditoko ini?

Page 99: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Ibu Evi Saya berjualan disini baru 2 tahun

Saya Ibu jama’ah masjid ini atau gimana?

Ibu Evi Iyaa, saya jama’ah pengajian masjid Al-Ikhlash

Saya Berapa biaya sewa kios disini?

Ibu Evi Biya sewa kios saya paling besar dibanding toko-toko yang lain

disini. Saya bayar 1,5 juta perbulan karena toko saya lebih luas dari

yang lainnya.

Saya Berapa pendapatan ibu perbulannya?

Ibu Evi Pendapatan saya gak tentu, tapi biasanya saya bisa dapat

penghasilan 3-4jt perbulan.

Saya Menurut ibu, adanya toko masjid ini bermanfaat atau nggak?

Ibu Evi Pastinya bermanfaat. Karna bisa saya manfaatkan sebagai tempat

usaha. Biaya sewanya juga murah. Saya bisa membantu

perekonomian keluarga, bantu suami dan buat nambah

penghasilan.

11. Nama : Ibu Iis Sumiati

Alamat: Jl. Jatipadang utara RT 012/09 Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu.

Jakarta Selatan. 12540

Umur : 29 Tahun (peserta kursus baca tulis Al-Qur’an di Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)

Waktu Wawancara : 13 April 2014, mulai Pukul 15.44 – 16.05 WIB.

Saya Sudah berapa lama bu ikut kursus ini?

Ibu Iis Sampai bulan ini udah masuk 6 bulan mas

Saya Ibu ikut kursus baca Al-qur’an atau hafal Al-qur’an?

Ibu Iis Saya mah ikut kursus baca Al-qur’an doang mas, soalnya saya

belum terlalu lancar baca Al-qur’an, apalagi masalah tajwidnya.

Mungkin nanti kalau udah lancar bacanya, baru deh saya ikut

kursus hafalannya.

Saya Selama mengikuti kursus ini, bagaimana perkembangannya bu?

Ibu Iis Alhamdulillah mas, sebelum ikut kursus tadinya mah bacanya

masih gagap mas, semenjak ikut kursus baca ini saya jadi sedikit

lancar bacanya, tapi tajwidnya masih acak-acakan. Yaa pasti masih

Page 100: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

butuh proses mas, tapi alhamdulillah banget udah bisa segini juga

mas.

Saya Menurut ibu, adanya program seperti ini bagaimana manfaatnya?

Ibu Iis Pastinya bagus sekali mas dan manfaatnya juga udah keliatan kok

khususnya bagi saya pribadi. Kawan-kawan saya juga kaya gitu,

yang kursus hafalan Al-qur’an juga gitu mas. Pokoknya bermanfaat

banget deh, saya jadi bisa lancar baca Al-qur’an, udah gitu gratis,

pengajarnya juga bagus-bagus dan yang penting sih bisa

sillaturrahmi.

12. Nama : Ibu Dewi Sartika

Alamat: Jatipadang utara RT 012/09 No.11 Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar

Minggu. Jakarta Selatan. 12540

Umur : 33 Tahun (peserta kursus baca tulis Al-Qur’an di Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)

Waktu Wawancara : 13 April 2014, mulai Pukul 16.15 – 16.35 WIB.

Saya Sudah berapa lama ikut kursus ini bu?

Ibu Dewi Saya sama kok kaya temen saya itu, baru sekitar 5-6 bulanan.

Saya Ibu ikut kursus baca Al-qur’an atau hafal Al-qur’an?

Ibu Dewi Saya ikut dua-duanya mas, yang kursus baca juga, yang hafalan juga

tapi waktunya satu minggu satu minggu.

Saya Perkembangannya gimana bu?

Ibu Dewi Alhamdulillah mas, kan kalau hafalan itu harus bisa tajwidnya juga

yah, makanya saya ikut kursus baca juga. Naah kan di kursus baca itu

saya fokus di tajwidnya, naah kata pengajarnya mah alhamdulillah

bacaannya udah lumayan bagus. Untuk hafalan juga begitu, sebelum

ikut kursus mah saya susah banget hafalin al-qur’an, naah sekarang

mah alhamdulillah Yasin aja udah hafal mas. Pokoknya

perkembangannya alhamdulillah deh.

Saya Menurut ibu, kegiatan ini manfaatnya gimana?

Ibu Dewi Bagus mas kegiatannya, apalagi gratis. Kan kami sebagai jama’ah jadi

bisa ikut kursus tanpa harus ngeluarin duit. Apalagi saya mah orang

gak punya mas. Yang pastin mah bermanfaat banget, saya jadi bisa

Page 101: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

baca dan hafal Al-qur’an. Bisa ada perubahan dalam hal baca al-

qur’an. Pokoknya bermanfaat dan bagus mas.

13. Nama : Ibu Mulyanah

Alamat: Kp.Pulo – Jatipadang, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta

Selatan. 12540

Umur : 53 Tahun (peserta pemberdayaan perempuan Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)

Waktu Wawancara : 13 April 2014, mulai Pukul 09.13 – 09.37 WIB.

Saya Sudah berapa kali ibu mengikuti kegiatan seperti ini?

Ibu Mulyanah Udah sering mas, setiap ada undangan acara seminar kaya gini

alhamdulillah saya dateng terus. Kan saya jama’ah majelis ta’lim

masjid ini, jadi setiap ada kegiatan yang ada kaitannya sama majelis

ta’lim pasti insyaallah saya ikut.

Saya Memang kegiatannya apa aja bu?

Ibu Mulyanah Yaa pokoknya kaya gini aja, seminar-seminar islam, seminar

kesehatan, seminar pendidikan sama jadi kader posyandu sama

ngajarin ngaji anak-anak yatim setiap sabtu sore atau engga minggu

sore.

Saya Sudah berapa lama ibu menjadi anggota kagiatan pemberdayaan

perempuan ini?

Ibu Mulyanah Sampai tahun ini mah itungannya saya udah hampir 3 tahun mas,

pokoknya semenjak saya ikut ngaji disini aja.

Saya Bagaimana menurut ibu tentang adanya kegiatan-kegiatan seperti ini?

Ibu Mulyanah Yaa bagus laah mas, kan bisa dapet ilmu yang belum saya dapetin

sebelumnya, ilmu kesehatan, pendidikan anak-anak, ilmu agama

apalagi. Kan bisa saya terapin dirumah juga.

Saya Bagaimana dampak dari kegiatan itu bu?

Ibu Mulyanah Alhamdulillah, saya jadi tau ilmu kesehatan, ilmu pendidikan, jadi

bisa ngajarin anak-anak dirumah, ngajarin anak-anak yatim, sama bisa

ikut jadi kader posyandu. Yaa intinya mah bisa mengabdi ke keluarga

sama ke masyarakat mas.

Page 102: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

14. Nama : Bapak Abdul Rohman

Alamat: Jatipadang Selatan RT 011/11, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu.

Jakarta Selatan. 12540

Umur : 48 Tahun (peserta bantuan kesehatan di klinik Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)

Waktu Wawancara : 13 April 2014, mulai Pukul 11.02 – 11.25 WIB.

Saya Sudah sering pak ikut pengobatan gratis di sini?

Bapak Abdul Rohman Sering banget de, pokoknya setiap ada acara kaya gini pasti

saya dateng. Soalnya lumayan bisa berobat gratis kan tau

sendiri sekarang mah berobat gak ada yang murah.

Saya Biasanya bapak berobat penyakit apa pak?

Bapak Abdul Rohman Yaa saya kan punya penyakit asma, jadi setiap kesini pasti

berobat buat asma saya de. Tapi pernah juga sih berobat

darah tinggi, periksa tekanan darah, malah tetangga saya

anaknya sakit radang aja berobatnya kesini de.

Saya Kwalitas pengobatannya sendiri bagaimana pak?

Bapak Abdul Rohman Alhamdulillah sejauh ini bagus-bagus aja kok, dokternya

juga bagus, obatnya juga obat generik de. Saya sendiri sih

sampe sekarang cocok-cocok aja berobat disini. Pokoknya

bagus de.

Saya Bagimana menurut bapak dengan adanya kegiatan seperti

ini?

Bapak Abdul Rohman Pastinya bagus, banyak manfaatnya de, kan bisa berobat

gratis, jarang-jarang ada masjid yang bikin pengobatan

gratis. Lagipula setau saya mah bukan pengobatan gratis

doang de, kadang-kadang juga ada bantuan buat orang

meninggal, bantuan buat yang rumahnya banjir, sama

kebakaran. Pokoknya kegiatannya positif, bagus bisa

ngebantu orang-orang yang gak mampu.

Page 103: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

15 Nama : Bapak Trijoko

Alamat: Kp. Jatipadang Baru, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta

Selatan. 12540

Umur : 60 Tahun (peserta bantuan sosial Masjid Al-Ikhlash Jatipadang)

Waktu Wawancara : 14 April 2014, mulai Pukul 13.10 – 14.25 WIB.

Saya Sudah sering pak dapat bantuan dari Masjid Al-Ikhlash?

Bapak Trijoko Sering de, kan bantuannya bukan beasiswa doang, tetangga

saya anaknya ikut sunatan massal gratis tuuh di Al-ikhlash,

waktu itu juga tetangga saya yang belakang masjid dapet

santunan kematian tuuh waktu suaminya meninggal terus

dikasih bantuan ambulance gratis juga buat bawa ke

pemakanan, terus waktu itu juga setau saya mah pernah ngirim

bantuan ke merapi de.

Saya Terus bagaimana dengan beasiswa yang didapat anak bapak?

Bapak Trijoko Yaa alhamdulillah sampe sekarang masih berjalan de, kan

sampai kelas 3, sekarang dia baru kelas 2, masih ada 1 tahun

lagi de.

Saya Itu beasiswanya seperti apa pak?

Bapak Trijoko Kalau anak saya itu dapet beasiswa pendidikan gratis de,

pokoknya biaya sekolah sama buku-bukunya dibayarin sama

Al-Ikhlash, anak saya mah taunya tinggal sekolah aja.

Saya Bagaimana dampak dari adanya bantuan tersebut?

Bapak Trijoko Yaa alhamdulillah bagus de, bisa bantu-bantu saya nyekolahin

anak saya, kalau saya mah mungkin belum tentu bisa

nyekolahin sampe kelas 3 kaya gitu. Tau sendiri kan sekarang

mah biaya sekolah mahal banget, belom bayarannya, belom

bayar bukunya, belom bayar ujian sama biaya apalagi dah tau

itu, pokoknya kalo saya sendiri mah belom tentu bisa biayain.

Anak saya juga jadi semangat sekolahnya, biarin deh biar dia

pinter, biar dia bisa bikin bangga keluarga, biar nanti kerjanya

enak bisa bantu-bantu orang tuanya.

Saya Menurut bapak, bagaimana dengan adanya kegiatan bantuan

sosial seperti ini?

Page 104: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Bapak Trijoko Pokoknya bagus de, kan pasti kalau kaya orang kaya saya mah

emang butuh banget bantuan kaya gitu, apalagi semacem

beasiswa kaya gitu, pokoknya bagus deh. Anak saya jadi bisa

sekolah, saya sebagai orang tua juga jadi tenang, semoga aja

cita-cita anak saya bisa kecapai. Kaya bantuan kematian juga

bagus itu, yang kena musibah juga bisa seneng, ngerasa

kebantu, ngeringanin bebannya, bisa saling sillaturrahmi juga

pastinya mah de.

Page 105: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Catatan Observasi

28 maret 2014, pukul 15.08 WIB

Pada jum’at sore ini saya melakukan pengamatan terkait aktivitas jual-beli para

pedagang di toko Masjid Al-Ikhlash Jatipadang. Terlihat banyak aktivitas terjadi di

toko-toko tersebut. Di toko peralatan sekolah, terlihat beberapa anak TPA/TK hilir

mudik bergantian membeli sesuatu dari sana. Ada yang membeli pinsil, buku tulis,

buku mewarnai dan ada juga yang hanya sekedar beli jajanan permen atau chiki. Ibu-

ibu orang tua si murid pun terlihat akrab dan bercengkerama dengan si penjual. Toko

tersebut rupanya lumayan ramai oleh transaksi jual-beli murid-murid TPA Al-

ikhlash.

Di toko pedagang baju busana muslim pun demikian, terlihat beberapa orang tua

murid TPA sedang berada disana, mereka terlihat sedang bercengkerama sambil

sesekali tertawa. Ibu-ibu tersebut juga terlihat sedang memilah-milih pakaian busana

muslim. Walaupun tidak seramai toko peralatan sekolah, tapi terlihat barang

dagangannya lumayan banyak dan pada hari ini mayoritas pengunjungnya pun dari

orang tua murid TPA.

Di toko refill parfum terlihat dua orang anak muda sedang membeli parfum.

Keduanya sibuk memilah-milih parfum sambil sesekali mencium aromanya. Si

pedagang juga dengan senang hati melayani mereka. Terlihat persediaan refill

parfumnya lumayan banyak, dan juga botol-botol refillnya demikian. Pada hari ini

terlihat konsumen di toko refill parfum tersebut tidak terlalu ramai, sama halnya

dengan toko pedagang busana muslim yang di sebelahnya.

Sedangkan di toko travel tiket perjalana terlihat ada 4 orang dengan mengendarai 2

sepeda motor baru saja masuk ke toko tersebut. Karna tokonya memakai kaca yang

lumayan gelap, saya hanya bisa melihat tidak terlalu jelas. Yang pastinya terlihat

orang-orang tersebut sedang melihat dan membaca brosur yang diberikan oleh

penjaga toko tersebut.

Karna memasuki waktu sholat ashar, saya berniat menghentikan pengamatan saya

untuk hari ini,

Hasil dari pengamatan saya hari ini mengenai aktivitas dari toko-toko masjid Al-

Ikhlash bahwa aktivitas jual-beli yang ada disini lumayan ramai. Untuk konsumen

sendiri sejauh pengamatan hari ini mayoritas konsumen adalah murid-murid dan

Page 106: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

orang tua murid TPA/TK Al-Ikhlash. Ada juga beberapa orang dari luar yang

melakukan aktivitas jual-beli di toko refill parfum dan di toko travel perjalanan.

13 April 2014, pukul 10.00

Pada hari ini saya melakukan pengamatan didepan klinik masjid Al-Ikhlash

Jatipadang. Pada hari ini sedang diadakan kegiatan bantuan sosial berupa pengobatan

gratis yang dilaksanakan setipa dua minggu sekali.

Berdsarkan informasi dari pihak masjid, hari ini juga akan ada kegiatan seminar bagi

jama’ah kaum ibu, seminar tentang pendidikan.

Dan sore harinya seperti biasanya setiap sabtu dan minggu sore akan ada kursus baca

dan hafal Al-qur’an.

Di klinik masjid terlihat sibuk dengan kegiatan pengobatan gratis, semakin siang,

semakin banyak pasien yang datang. Ada yang datang dengan mengendarai sepeda

motor, ada juga yang naik angkot bahkan ada juga yang naik sepeda.

Terlihat mereka membawa selembar kartu berwarna kuning sebesar buku tulis,

semacam kartu anggota klinik atau kartu untuk chek-up. Pasiennya mulai dari bayi,

abak kecil, dewasa, orang tua hingga kakek-nenek. Ada ibu yang sedang

menggendong bayinya yang sedang nangis, ada juga orang tua yang terlihat sedang

batuk-batuk. Mereka bergantian masuk ke ruang klinik tersebut. Terlihat pula 2 orang

ibu-ibu yang bertugas mencatat kartu pasien dan memanggil giliran dari pasien-pasien

tersebut. Para pasien pun terlihat bergantian masuk ke ruangan klinik tersebut dan

seterusnya.

Pada siang harinya setelah sholat Dzuhur terlihat panitia seminar mulai sibuk dengan

persiapan kegiatan seminar yang akan diadakan siang ini. mayoritas mereka

merupakan jama’ah kaum perempuan dan kaum ibu. Terlihat juga ada beberapa laki-

laki yang membantu merapikan bangku dan ruangan seminar tersebut dan kemudian

memasang banner seminar. Terlihat juga 2 orang wanita yang bertugas di meja tamu

undangan dengan 2 buah buku besar diatas mejanya.

Seiring berjalannya waktu, makan semakin banyak pula ibu-ibu yang berdatangan dan

masuk ke ruangan seminar. Sejauh pengamatan, peserta seminar tersebut semuanya

adalah ibu-ibu dan jama’ah wanita. Terlihat mereka ada yang datang dengan

Page 107: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

mengendarai sepeda motor, ada yang naik angkot dan bahkan ada juga yang datang

dengan mengendarai mobil.

Seminar tersebut membahas tentang kegiatan pendidikan dan peran wanita dalam

kegiatan pendidikan. Pesertanya terlihat lumayan banyak dan mereka terlihat antusias.

Terlihat banyak dari mereka ingin mengajukan pertanyaan saat moderator membuka

termin tanya jawab. Pembicaranya pun terlihat komunikatif dengan langsung bisa

menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Secara garis besar seminar tersebut

memberikan edukasi kepada pesertanya tentang pendidikan dan begaimana mereka

semua bisa berperan di dunia pendidikan, khususnya pendidikan bagi anak-anak

mereka dan keluarga mereka.

Setelah sholat Ashar, saya memutusan untuk melakukan pengamatan terkait kegiatan

kursus baca dan hafal Al-qur’an (LPLQ) yang ada di lantai 3 masjid Al-Ikhlash. Saat

itu terlihat baru ada 3 orang yang sedang bercengkerama dan ada 2 orang ibu-ibu yang

sedang melaksanakan sholat.

Setelah hampir 10 menit menunggu, ternyata 2 orang ibu yang tadi sedang sholat

langsung datang menghampiri 3 orang yang sedang bercengkrama tadi. Ternyata ibu

tersebut merupakan murid/peserta kursus. Setelah beberapa menit pun berdatangan

murid/peserta lain, dan mayoritas mereka anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah

menengah (SMP). Ternyata 3 orang yang sedang bercengkrama tadi mrupakan tenaga

pengajar kursus tersebut. Mereka masih muda kisaran umur 20-22 tahun, berdasarkan

informasi yang saya dapat dari pihak masjid, mereka merupakan mahasiswi dari LPIA

pasar minggu yang memang menjadi tenaga pengajar pada kursus LPLQ.

Saat kursus berlangsung, terlihat murid/peserta kursus bergantian melakukan hafalan

dan belajar membaca didepan tanaga pengajar. Di sela-sela aktifitas, sambil

menunggu giliran, terlihat ada yang menghafal sambil memejamkan mata, ada yang

belajar membaca sambil dibantu sesama rekannya, ada anak kecil yang bercanda

sambil berlarian dengan temannya dan ada juga yang hanya sekedar mengobrol

dengan temannya.

Kegiatan tersebut berlangsung sekitar satu setengah jam, berlangsung dengan cukup

baik, khidmat, dan peserta/muridnya pun terlihat senang dengan kursus tersebut.

Pengajarnya pun terlihat interaktif dan sabar, sambil sesekali tersenyum kepada

peserta/muridnya.

Page 108: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27142/1/AHMAD RIFA'I-FDK.pdf · memenuhi kebutuhan hidupnya, agar dapat menuju

Saat waktu sudah memasuki waktu sholat maghrib, maka kegiatan kursus tersebut pun

dihentikan, kegiatan mereka diakhiri dengan berdoa bersama. Setelah itu mereka

mengikuti sholat maghrib berjam’ah.

14 April 2014, pukul 09.16 WIB.

Hari ini saya akan melakukan pengamatan pada aktivitas yang ada di Masjid Al-

Ikhlash Jatipadang.

Seperti biasa, setiap paginya banyak aktivitas murid TPA Al-Ikhlash dan juga orang

tua murid yang sedang menunggu ananya bersekolah. Ada juga kegiatan transaksi

jual-beli di toko masjid. Terlihat anak-anak TPA yang hilir-mudik keluar-masuk kelas

dan ada juga yang bermain di sarana bermain TPA. Mereka tampak riang beraktivitas.

Orang tua murid terlihat ada yang sedang bercengkrama, ada yang sedang bermain

handphone, ada yang menjaga anaknya yang sedang bermain di sarana bermain TPA,

ada juga yang sedang melakukan jual-beli di toko masjid.

Didepan masjid, jalan raya terlihat ramai dan cenderung macet karena depan masjid

ini berhadapan langsung dengan jalan raya dan Traffic Light (Lampu lalu-lintas) per-

empatan jalan raya Jatipadang. Ramai dan bisingnya jalan raya terlihat tidak

mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar di sekolah tersebut.

Aktvitas di toko masjid pun demikian, terlihat pembeli bergantian datang ke toko-toko

masjid. Dan banyak juga masyarakat yang memasuki masjid untuk melaksanakan

sholat Dhuha. Parkiran yang disediakan pun tampak ramai oleh sepeda motor

pengunjung masjid dan orang tua murid TPA.

Di dalam Masjid terlihat beberapa orang sedang beraktivitas. Ada yang sedang

melaksanakan sholat, ada yang sedang membaca Al-qur’an, ada yang sedang

beristirahat sambil bermain handphone, ada yang tidur-tiduran, dan ada juga petugas

kebersihan masjid yang sedang membersihkan lantai masjid. Suasana di dalam masjid

terasa cukup hening dan khidmat sambil sesekali terdengar suara klakson dan bising

knalpot kendaraan yang ada di jalan raya depan masjid.

Memasuki waktu sholat dzuhur, semakin banyak jama’ah/masyarakat yang

berdatangan ke masjid. Terlihat parkiran kendaraan pun semakin penuh. Satu-persatu

jama’ah/masyarakat memasuki masjid untuk melaksanakan shalat dzuhur.

Pada hari ini terlihat bahwa aktivitas di masjid ini sangat ramai oleh kegiatan jama’ah

masjid dan masyarakat sekitar.