Pembelian novi
Click here to load reader
-
Upload
unique-hartianti -
Category
Documents
-
view
231 -
download
2
Transcript of Pembelian novi
PEMBELIAN
Proses keputusan pembelian
Setiap saat konsumen dihadapkan pada masalah untuk mengambil berbagai keputusan
membeli. Tahapan untuk mencapai keputusan membeli dilakukan oleh konsumen melalui
beberapa tahapan. Proses pembelian bermula dari mengenali kebutuhan. Kebutuhan dapat
dipicu oleh stimulus internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb.
Dari pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang
menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya.
Information Search (Mencari Informasi)
Konsumen secara disadari atau tidak akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan
produk yang sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia akan
membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan tersebut atau
mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya. Jumlah pencarian yang
dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya dorongan motivasi, jumlah informasi awal
yang didapat, dan kemudahan dalam memperoleh lebih banyak informasi dan kepuasan yang
didapat dari pencarian. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang
meliputi:
Individu: keluarga, kawan, tetangga, kerabat.
Komersial : iklan, wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
Umum: media massa, lembaga konsumen
Pengalaman: penggunaan produk,pemilikan produk, pengujian produk.
Pengaruh hubungan sumber-sumber informasitersebut terhadap pembeli bervariasi.pada
umunya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber komersial
yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Sedangkan pada pembelian jasa, sumber
individu merupakan sumber yang paling efektif.
Alternative Evaluation (Evaluasi Alternatif)
Cara konsumen memproses informasi untuk sapmpai pada pemilihan merk disebut
evaluasi alternative. Ada beberapa konsep dasar proses evaluai konsumen:
Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat
tertentu yang dapat diperolehdengan membeli produk atau jasa.
Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat
produk.
Konsumen berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya pada
suatu merk dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan pada
merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
Purchase Decision (Keputusan untuk Membeli )
Pada tahap evaluasi konsumen menyusun peringkat merk dan membentuk tujuan
pembelian. Biasanya keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merk
yang paling diminati. Ada dua factor yang dapat muncul diantara tujuan pembelian dan
keputusan untuk membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain terhadap
pilihan konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga. Konsumen enetapkan
tujuan pembelian berdasarkan bebebrapa factor seperti pendapatan keluarga, harga yang
terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh. Jika ada situasi yang tidak terduga seperti
pemutusan hubungan kerja, akan dapat mengubah bahkan membatalkan keputusan
pembelian.
Post Purchase Behavior ( Sikap setelah pembelian)
Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat memperoleh kepuasan atau
sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli. Kondisi ini akan berpotensi
membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen terhadap produsen atau penjual.faktor
penyebab kepuasan atau kekecewaan di pihak konsumen terletak pada hubungan antara
harapan konsumen dan citra produk yang didapatkannya.
Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu,
Pembelian yang direncanakan, biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan artinya si
konsumen memang membutuhkan barang-barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah
direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk
yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan,
keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang
yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu
dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk substitusi
tersebut.
Pembelian yang tidak direncanakan, terjadi karena konsumen melihat atau merasakan
manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si
konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi, tata letak (layout) rak pajangan. Pemilihan
lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke
toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan apakah konsumen
mau berkunjung ke toko anda atau tidak. Lokasi yang “sempit”, atau mau parkir saja mesti
putar-putar tiga atau empat kali, atau tidak ada akses kendaraan umum dari dan ke lokasi,
atau udara yang sumpek dan panas, tentu saja menjadikan toko anda alternatif terakhir untuk
dikunjungi. Kemudian pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah
warna yang sesuai dengan tema anda (misi dan visi anda), tapi sekaligus merangsang
pembelian. Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pilihan suara atau
musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana
toko/supermarket anda berada. Pilihan jenis musik untuk waktu-waktu tertentu juga cukup
menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan musik yang lembut-lembut, menjelang
siang mungkin musik yang agak keras/cepat dan seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang
anda yakini bisa merangsang pembelian. Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik)
adalah pengaturan (tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah rak-rak display
Anda sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan merasa nyaman berjalan di
lorong-lorong diantara rak. Demikian juga dengan barang-barang yang dipajang di rak.
Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan diatur sedemikian sehingga konsumen mudah
untuk mencarinya, dan bila perlu, beri informasi-informasi yang lebih memudahkan
konsumen seperti petunjuk letak barang. Sebisa mungkin hindari penempatan barang
ditengah-tengah lorong yang memberi kesan semrawut. Ingat, kecuali membeli barang,
konsumen juga sedang membeli kenyamanan.
Faktor kedua adalah masalah waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi
konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak
mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian
informasi. Penggunaan informasi yang tersedia juga akan menurun, dan informasi negatif
atau yang tidak menguntungkan turut pula dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan akibat adanya tekanan waktu, sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian
yang telah direncanakan saja. Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi
akan melakukan pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan
dapat memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun
pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya rangsangan-rangsangan tertentu yang “sengaja”
diciptakan oleh para pemasar sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak
direncanakan, bahkan seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya
pada barang yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick,
promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya. Belanja
merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang, karena belanja bukan saja
aktivitas jual beli saja, namun juga merupakan salah satu kegiatan rekreasi pada masyarakat
dewasa ini. Konsumen mempunyai berbagai motivasi atau alasan berbelanja, selain untuk
mendapatkan produk, konsumen juga memandang berbelanja sebagai kegiatan
menyenangkan yang disertai satu atau lebih aktivitas seperti yang diungkapkan pakar
marketing Henry Assael bahwa berbelanja merupakan aktivitas menikmati lingkungan toko,
menelusuri dan mengamati penawaran-penawaran toko, berbicara pada pramuniaga, serta
membelanjakan uang.
Sumber-Sumber pembelian itu dipisah menjadi dua bagian :
Sumber-Sumber Pembelian Intern :
Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari
cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,
kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu.
Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu
orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar,
orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif
yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian
kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek
atau gagasan.
Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur,
tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Sumber-sumber Pembelian ekstern :
Kebudayaan
Faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku
konsumen, contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan
kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan
tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti
itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang
melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh
kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan
lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Memilih sumber-sumber pembelian
Kelompok acuan yaitu semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap
atau prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka
konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian
konsumen, yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan
seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Adapun peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran
dan status pamakainya. Dan keluarga, keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk,
iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-
keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap
perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli.
Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga
sebagai sumber keturunan.
http://triicecsfabregas.blogspot.com/2013/10/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi.html
http://o108ios4pr0l.wordpress.com/2013/10/08/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi/
http://kenalmanajemen.blogspot.com/2013/01/proses-keputusan-pembelian.html
http://albasir20.blogspot.com/2012/10/memilih-sumber-sumber-pembelian.html