Intan Novi Rangkuman

41
RANGKUMAN BAHASA INDONESIA DARI DUA BUKU YANG SAYA BACA A. RANGKUMAN ISI BUKU Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasikan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).Fungsi bahasa, yaitu sebagai (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi kontrol sosial.Fungsi khusus bahasa indonesia, yaitu (1) alat menjalankan administrasi negara, (2) alat pemersatu, (3) wadah penampung kebudayaan. Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang didasari oleh paham constructivism. Dalam whole language bahasa diajarkan secara utuh, tidak terpisah-pisah; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis diajarkan secara terpadu (integrated) sehingga siswa dapat melihat bahasa sebagai suatu kesatuan. Dalam menerapkan whole language guru harus memahami dulu komponen-komponen whole language agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Komponen whole language adalah reading, aloud, jurnal writing, sustain silent, reading, shared reading, guided reading, guided writing, independent reading dan independent writing. Mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, merupakan mata pelajaran strategis karena dengan bahasalah pendidik dapat menularkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi kepada siswa atau sebaliknya. Tanpa bahasa tidak mungkin para siswa dapat menerima itu semua dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengemban tugas operasional pendidikan / pembelajaran di sekolah, di tuntut agar dapat mengkaji, mengembangkan kurikulum

Transcript of Intan Novi Rangkuman

RANGKUMAN BAHASA INDONESIADARI DUA BUKU YANG SAYA BACA

A. RANGKUMAN ISI BUKU

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasikan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).Fungsi bahasa, yaitu sebagai (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi kontrol sosial.Fungsi khusus bahasa indonesia, yaitu (1) alat menjalankan administrasi negara, (2) alat pemersatu, (3) wadah penampung kebudayaan.Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang didasari oleh paham constructivism. Dalam whole language bahasa diajarkan secara utuh, tidak terpisah-pisah; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis diajarkan secara terpadu (integrated) sehingga siswa dapat melihat bahasa sebagai suatu kesatuan.Dalam menerapkan whole language guru harus memahami dulu komponen-komponen whole language agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Komponen whole language adalah reading, aloud, jurnal writing, sustain silent, reading, shared reading, guided reading, guided writing, independent reading dan independent writing. Mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, merupakan mata pelajaran strategis karena dengan bahasalah pendidik dapat menularkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi kepada siswa atau sebaliknya. Tanpa bahasa tidak mungkin para siswa dapat menerima itu semua dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengemban tugas operasional pendidikan / pembelajaran di sekolah, di tuntut agar dapat mengkaji, mengembangkan kurikulum dengan benar.KBK mata pelajar Bahasa Indonesia mempunyai enam aspek pembelajaran yang harus dikembangkan di SD dan terdiri atas empat aspek keterampilan utama (menyimak, berbicara, membaca dan menulis), ditambah dua aspek penunjang yakni kebahasaan dan apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Aspek-aspek mata pelajaran Bahasa Indonesia itu dalam pelaksanaan pembelajarannya saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Namun demikian, aspek pembelajaran diberikan seimbang setiap tatap muka, guru dapat menentukan satu penekanan atau fokus saja, agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara cermat dan efektif.Dari komponen KBK mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, guru atau pelaksana pendidikan lainnya diharapkan dapat mengembangkan minimal dalam bentuk silabus. Silabus merupakan seperangkat rencana rencana tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.Fonologi adalah ilmu yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa. Fonologi pada umumnya dibagi 2 yakni, fonemik (fonem) yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang berfungsi sebagai pembeda makna, dan fonetik yang membahas bagaimana bunyi-bunyi ujaran itu dihasilkan oleh alat ucap manusia.Selanjutnya dalam bahasa tulisan, yang dipentingkan adalah ejaan. Dalam ejaan tercakup perangkat peraturan tentang bagaimana menggambarkan lambang-lambang fonem (bunyi ujaran) dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu dituliskan dengan benar dalam suatu bahasa. Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia saat ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan, yang didalamnya memuat 5 bab peraturantentang tata tulis dalam bahasa Indonesia, yakni pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, tanda baca, dan penulisan unsur serapan.Morfologi adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bentuk-bentuk kata. Satuan bahasa yang menjadi unsur pembentuk kata disebut morfem. Satuan yang menjadi unsur pembentuk kata ini ada yang telah mengandung makna, disebut gramatis, dan yang belum mengandung makna disebut nongramatis. Selanjutnya morfem ada dua macam, yakni morfem bebas dan morfem terikat.Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sedangkan frase adalah kelompok kata yang mendukung suatu fungsi (sebjek, predikat, pelengkap, objek dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat. Kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan atas jumlah kontur, jumlah inti, urusan subjek-predikat, jumlah pola kalimat, bentuk vebra (predikat dan kata kerja).Tujuan pembelajaran bahasa Indoesia mencakup aspek mendengar, berbicara, membaca, menulis serta unsur pemahaman penggunaan bahasa aspresiasi sastra. Tujuan pembelajaran ini dapat diupayakan dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran bermakna, yaitu berikut ini:

1. Pemanasan apresiasi2. Eksplorasi3. Konsolidasi pembelajaran4. Pembentukan sikap dan perilaku5. Penilaian formatifFaktor sentral dalam membaca adalah pemahaman. Baik buruknya pemahaman seseorang terhadap teks bacaan bergantung kepada latar belakang pengalaman membacanya, kemampuan sensori dan persepsinya, kemampuan berfikir dan strateginya mengenal kata, tujuannya membaca, pengamatan pada bacaan, pentingnya membaca bagi dirinya, serta tersedianya fasilitas yang berupa berbagai strategi pemahaman yang akan membantunya mengungkap maksud yang tersirat dalam teks.Penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa tulis dan lisan, mencakup penilaian membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Teknik penilaiannya menggunakan tes. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa membaca adalah tes pemahaman kalimat dan tes pemahaman wacana. Sedangkan untuk mengukur kemampuan siswa menulis digunakan tes pratulis, tes menulis terpadu, dan tes menulis bebas. Jenis tes untuk mengukur kemampuan menyimak adalah tes respons terbatas, tes respons pilihan ganda, dan tes komunikasi luas. Tes untuk mengukur kemampuan berbicaraadalah tes respons terbatas, tes terpadu, dan tes wawancara. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anakm, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anal-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.Kata kamus dipinjam dari bahasa Arab qamus, dengan bentuk jamaknya qawamis. Dalam KBBI (1995:438) kaus berarti (a) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang maknanya, pemakaiannya atau terjemahannya; (b) buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakainnya.Modul 1: Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasikan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).Fungsi bahasa, yaitu sebagai (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi kontrol sosial.

Fungsi khusus bahasa indonesia, yaitu (1) alat menjalankan administrasi negara, (2) alat pemersatu, (3) wadah penampung kebudayaan. Belajar merupakan perubahan prilaku manusia atau peruahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman belajar dipengaruhi oleh faktor faktor internal.Strategi dalam kamus besar bahasa indonesia berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai saran khusus. Di dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar.

Beberapa tenik penyajian dalam pembelajaran bahasa, yaitu:

a. Diskusib. Inkuiric. Sosiodrama atau bermain perand. Tanya jawabe. Penugasanf. Latihang. Berceritah. Pemecahan masalahi. Karya wisata

Ciri-ciri penggunaan metode pembelajaran itu baik, apabila semua metode pembelajaran dapat:

1. Mengundang rasa ingin tahu murid2. Menantang murid untuk belajar3. Mengaktifkan mental, fisik dan psikir murid4. Memudahkan guru5. Mengembangkan kreativitas murid6. Mengembangkan pemaham murid terhadap materi yang dipelajari.

Pendekatan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang didasari oleh paham constructivism. Dalam whole language bahasa diajarkan secara utuh, tidak terpisah-pisah; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis diajarkan secara terpadu (integrated) sehingga siswa dapat melihat bahasa sebagai suatu kesatuan.Dalam menerapkan whole language guru harus memahami dulu komponen-komponen whole language agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Komponen whole language adalah reading, aloud, jurnal writing, sustain silent, reading, shared reading, guided reading, guided writing, independent reading dan independent writing. Kelas yang menerapkan whole language merupakan kelas yang kaya dengan barang cetak, seperti buku, majalah, koran, dan buku petunjuk. Di samping itu, kelas whole reading dibagi-bagi dalam sudut-sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara individual di sudut-sudut tersebut.Selanjutnya, kelas whole language menerapkan penilaian yang menggunakan portofolio dan penilaian informal melalui pengamatan selama pembelajaran berlangsung.Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan dalam proses belajar-mengajar yang sesuai dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini memberikan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang cocok untuk memperoleh serta mengembangkan kopetensi bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa Indonesia.Fokus pembelajarannya tidak hanya pada pencapaian tujuan pembelajaran saja, melainkan juga pada pemberitahuan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan pengaturan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa agar siswa mempunyai keleluasaan gerak, merasa aman, bergembira, bersemangat, dan bergairah untuk belajar. Dengan kondisi yang demikian, materi yang diberikan kepada siswa akan mencapai hasil yang maksimal.Sementara itu beberapa aspek yang dibahas dalam KB 2 ini mencakup tiga hal penting, yakni Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses, Prinsip-prinsip Pendekatan Keterampilan Proses, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Keterampilan Proses. Ketiga hal tersebut dipaparkan berdasarkan gambaran dasar yang terdapat dalam pendekatan keterampilan proses.Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat keterampilan berbahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, dan bahasa yang dimaksud dalam konteks ini tentu saja bahasa Indonesia. Beberapa hal yang terkait langsung dengan konsep ini adalah latar belakang munculnya pendekatan komunikatif, ciri-ciri utama pendekatan komunikatif, aspek-aspek yang berkaitan erat ddengan pendekatan komunikatif, dan penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Munculnya pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa bermula, dari adanya perubahan perubahan dalam tradisi pembelajaran bahasa di Inggris pada tahun 1960-an, yang saat itu menggunakan pendekatan situasional. Dalam pembelajaran bahasa situasional, bahasa diartikan dengan cara mempraktikkan/melatihkan struktur-struktur dasar dalam berbagai kegiatan berdasarkan situasi yang bermakna. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, seperti halnya teori linguistik yang mendalami audiolingualisme, ditolak di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1960-an dan para pakar linguistik terapan Inggris pun mulai mempermasalahkan asumsi-asumsi yang mendasari pengajaran bahasa siuasional. Menurut mereka, tidak ada harapan/masa depan untuk meneruskan mengajar gagasan yang tidak masuk akal terhadap peramalan bahasa berdasarkan peristiwa-peristiwa situasional. Apa yang dibutuhkan adalah suatu studi yang lebih cermat mengenai bahasa itu sendiri dan kembali kepada konsep tradisional bahwa ucapan-ucapan mengandung makna dalam dirinya dan mengekspresikan makna serta maksud-maksud pembicaraan dan penulis yang menciptakannya.Dalam prosedur pembelajaran pendekatan komunikatif, terdapat beberapa garis besar pembelajaran yang harus diperhatikan yakni Penyajian Dialog Singkat, Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan, Penyajian Tanya-Jawab, Penelaahan dan Pengkajian, Penarikan Simpulan, Aktifitas Interpretatif, Aktivitas Produksi Lisan, Pemberian Tugas, dan Pelaksanaan Evaluasi. Sementara itu, beberapa aspek yang harus diperhatikan kaitannya dengan pendekatan komunikatif adalah teori bahasa, teori belajar, tujuan, silabus, tipe kegiatan, peranan guru, peranan siswa, dan peranan materi. Adapun dalam penerapan pendekatan komunikatif ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni tujuan pembelajarannya dan GBPP yang digunakan. Adapun yang termasuk dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif adalah pengorganisasian kelas serta metode dan teknik Belajar Mengajar.Modul 2 : Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kurikulum merupakan pedoman utama bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar/pendidik di sekolah, sebagai kompas (penunjuk arah) , dan dapat pula berfungsi sebagai alat kontrol. Leh karena itu, mengkaji kurikulu merupakan tugas yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dilakukan. Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang didalamnya memuat KHB dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Tingkat Atas yang akan digunkaan merupakan kurikulum hasil pengkajian/penilaian terhadap kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1994. Dengan harapan agar mutu pendidikan kita dapat ditingkatkan. KBK mata pelajaran di Sd ada sembilan mata pelajaran, mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran utama, di bawah Pendidikan Agama Islam dan Kewarganegaraan, tetapi mata pelajaran bahasa Indonesia mempunyai alokasi waktu yang terbanyak, khususnya di kleas 1 dan 2 yakni sepuluh jam pelajaran per minggu, dan enam jam pelajaran untuk kelas 3 sampai 6. KBK mata pelajaran Bahasa Indonesia memuat 7 komponen yang perlu dicermati, yakni:

1. Pengertian KBH Bahasa Indonesia2. Fungsi dan Tujuan3. Kompetensi Umum Bahasa Indonesia4. Lingkup Pembelajaran5. Pendekatan dan Pengorganisasian Materi6. Kompetensi dasar dan Hasil Belajar7. Rambu-Rambu

Komponen-komponen tersebut mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dicermati oleh guru maupun pengembang dalam menyusun silabus perencanaan pembelajaran. Mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, merupakan mata pelajaran strategis karena dengan bahasalah pendidik dapat menularkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi kepada siswa atau sebaliknya. Tanpa bahasa tidak mungkin para siswa dapat menerima itu semua dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengemban tugas operasional pendidikan / pembelajaran di sekolah, di tuntut agar dapat mengkaji, mengembangkan kurikulum dengan benar. KBK mata pelajar Bahasa Indonesia mempunyai enam aspek pembelajaran yang harus dikembangkan di SD dan terdiri atas empat aspek keterampilan utama (menyimak, berbicara, membaca dan menulis), ditambah dua aspek penunjang yakni kebahasaan dan apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Aspek-aspek mata pelajaran Bahasa Indonesia itu dalam pelaksanaan pembelajarannya saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Namun demikian, aspek pembelajaran diberikan seimbang setiap tatap muka, guru dapat menentukan satu penekanan atau fokus saja, agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara cermat dan efektif. Dari komponen KBK mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, guru atau pelaksana pendidikan lainnya diharapkan dapat mengembangkan minimal dalam bentuk silabus. Silabus merupakan seperangkat rencana rencana tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Adapun komponen komponen minimal dalam silabus adalah :

1. Identitas Mata Pelajaran,2. Kompetensi Dasar, Hasil Belajar, Indikator,3. Langkah Pembelajaran,4. Sumber/Sarana Belajar,5. Penilaian, Materi atau bahan ajar dilampirkan.

Pembelajaran di kelas rendah SD (kelas 1 dan 2), disajikan dengan strategi tematik (terpadu) karena siswa kelas rendah mempunyai kecenderungan memandang sesuatu secara utuh (holistik). Dengan strategi ini diharapkan pembelajaran lebih bermakna.Sistem Fonologi, Ejaan, Morfologi Bahasa Indonesia Fonologi adalah ilmu yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa. Fonologi pada umumnya dibagi 2 yakni, fonemik (fonem) yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang berfungsi sebagai pembeda makna, dan fonetik yang membahas bagaimana bunyi-bunyi ujaran itu dihasilkan oleh alat ucap manusia. Fonem resmi dalam Bahasa Indonesia ada 32 buah, yang berdiri atas, 6 buah fonem vikal, 3 buah fonem diftong, dean 23 buah fonem konsonan. Semua fonem-fonem tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia, dari batang tenggorokan sampai ke bibir beserta udara yang keluar ketika kita bernafas. Hal ini dibahas dalam tataran fonetik. Ada 3 bagian alat ucap dalam menghasilkan bunyi ujaran itu, yakni (1) udara dari paru-paru, (2) artikulator, bagian alat ucap yang dapat digerakan/digeser ketika bunyi diucapkan, misalnya rahang bawah, lidah, (3) titik artikulasi, yakni bagian alat ucap tidak dapat digerakkan (bagian yang menjadi tujuan sentuh artikulator) misalnya, rahang atas, langit-langit lembut, dll. Selain fonem dan fonetik, hal yang perlu dipahami ketika berujar adalah intonasi. Intonasi mengatur tinggi-rendah, keras-lunak, cepat lambatnya suara dalam berujar sehingga ujaran dapat dipahami oleh pendengar. Jadi intonasi merupakan rangkaian nada yang diwarnai oleh tekanan, durasi penghentian suara ketika seseorang berujar (berbicara).Selanjutnya dalam bahasa tulisan, yang dipentingkan adalah ejaan. Dalam ejaan tercakup perangkat peraturan tentang bagaimana menggambarkan lambang-lambang fonem (bunyi ujaran) dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu dituliskan dengan benar dalam suatu bahasa. Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia saat ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan, yang didalamnya memuat 5 bab peraturantentang tata tulis dalam bahasa Indonesia, yakni pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, tanda baca, dan penulisan unsur serapan.Morfologi adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bentuk-bentuk kata. Satuan bahasa yang menjadi unsur pembentuk kata disebut morfem. Satuan yang menjadi unsur pembentuk kata ini ada yang telah mengandung makna, disebut gramatis, dan yang belum mengandung makna disebut nongramatis. Selanjutnya morfem ada dua macam, yakni morfem bebas dan morfem terikat.Morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, dan morfem terikat merupakan morfem yang belum mempunyai potensi sebagai kata. Untuk menjadi kata morfem bebas harus melalui proses penggabungan dengan morfem bebas. Dalam bahasa Indoesia morfem terikat dapat dibedakan menjadi dua, yakni morfem terikat pada morfologis, dan morfem terikat pada sintaksis. Morfem terikat pada morfologis (imbuhan) dalam bahsa indoesia berfungsi sebagai (1) Penentu Jenis Kata, (2) Penentu makna kata. Sedangkan makna kata dalam kalimat (makna struktural) dapat dipengaruhi oleh hubungan antar kata yang menjadi unsur kalimat tersebut. Morfem terikat morfologis, ada yang mempunyai variasi atau mengalami perubahan bentuk jika melekat pada kata-kata tertentu. Morfem ini adalah: awalan me-, ber-, ter-. Gejala ini disebut alomorf.Pembelajaran fonologi, ejaan morfologi bahasa Indonesia Sekolah Dasar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi SD mata pelajaran Bahasa Indonesia, bukan merupakan aspek tersediri, tetapi merupakan bagian penunjang dari aspek-aspek bahasa Indonesia yang ada (mendengarkan, berbicara, dan menulis) serta aspek kebahasaan dan apresiasi bahasa dan sastra. Pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi adalah komponen kompetensi dasar mata pelajaran yang didalamnya memuat kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator,. Secara operasionalnya pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi dapat diwujudkan secara terpadu dengan aspek-aspek tersebut diatas. Hal ini sejala dengan rambu-rambu mata pelajaran Bahasa Indonesia bahwa, pembelajaran bahasa SD yaitu belajar berkomunikasi baik lisan atau tulisan. Untuk mencapai kemampuan berkomunikasi itu, tentu memerlukan ucapan.Hal ini termasuk dalam tataran pembelajaran fonologi, ejaan, intonasi dan morfologi. Prinsip yang dapat dijadikan pedomannya, antara lain (1) Pembelajaran diberikan dari yang mudah ke yang sukar, (2) Pembelajarandiberikan secara tematik/terpadu khususnya antara aspek bahasa, (3) Pembelajaran disajikan sesuai konteksnya. Penyusunan rencana pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Komponen-komponen yang dicantumkan dalam perencanaan pembelajaran adalah:

a. Identitasb. KBK, HB dan Indikatorc. Rumusan TPKd. Langkah pembelajarane. Bahan, caranya dan sumberf. Penilaian

RANGKUMAN BAHASA INDONESIADARI DUA BUKU YANG SAYA BACA

1. Sintaksis Bahasa Indonesia SDKalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sedangkan frase adalah kelompok kata yang mendukung suatu fungsi (sebjek, predikat, pelengkap, objek dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat. Kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan atas jumlah kontur, jumlah inti, urusan subjek-predikat, jumlah pola kalimat, bentuk vebra (predikat dan kata kerja).Tugas guru dalam pembelajaran mengatur supaya terjadi interaksi antara siswa dengan media belajar atau lingkungan belajar itu. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa.Dalam kurikulum berbasis kompetensi penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesiauntuk kelas 1 dan 2 pada aspek peningkatan kemampua membaca dan menulis permulaan. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Pengelolaan waktunya diserahkan ke sekolah masing-masing. Untuk kelas 3,4,5 dan 6. Dalam kurikulum berbasis kompetensi penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek yang meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Mulai kelas 3 menggunakan pendekatan mata pelajaran tunggal sesuai dengan jenis mata pelajaran dalam struktur kurikulum. Tujuan pembelajaran bahasa Indoesia mencakup aspek mendengar, berbicara, membaca, menulis serta unsur pemahaman penggunaan bahasa aspresiasi sastra. Tujuan pembelajaran ini dapat diupayakan dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran bermakna, yaitu berikut ini:

1. Pemanasan apresiasi2. Eksplorasi3. Konsolidasi pembelajaran4. Pembentukan sikap dan perilaku5. Penilaian formatif

2. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa di SDFaktor sentral dalam membaca adalah pemahaman. Baik buruknya pemahaman seseorang terhadap teks bacaan bergantung kepada latar belakang pengalaman membacanya, kemampuan sensori dan persepsinya, kemampuan berfikir dan strateginya mengenal kata, tujuannya membaca, pengamatan pada bacaan, pentingnya membaca bagi dirinya, serta tersedianya fasilitas yang berupa berbagai strategi pemahaman yang akan membantunya mengungkap maksud yang tersirat dalam teks.Dengan adanya tujuan membaca yang jelas, kemampuan siswa memahami teks bacaan akan meningkat. Utuk itu, guru harus mempelajari bagaimana cara menentukan tujuan yang baik untuk tugas-tugas membaca yang diberikan kepada siswa. Karakteristik teks bacaan mempengaruhi proses pemahaman siswa. Banyak kalimat kompleks dalam teks bacaan harus mendapat perhatian guru sebab dapat menyulitkan siswa untuk memahami teks bacaan. Kegiatan prabaca, saat membaca dan pascabaca yang dikelola dengan baik oleh guru merupakan upaya untuk meningkatkan daya pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca. Teknik-teknik yang dapat digunakan guru untuk mengelola kegiatan prabaca adalah gambaran awal, petunjuk antisipasi, pemetaan semantik, menulis sebelum membaca, dan drama atau simulasi. Untuk mengelola kegiatan inti membaca digunakan teknik metakognitif, cloze procedure, dan pertanyaan pemandu. Untuk mengelola kegiatan pascabaca digunakan teknik memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, pementasan teater aktual, menceritakan kembali, dan penerapan hasil membaca.Menulis dapat adalah sebagai suatu proses ataupun produk. Dilihat dari segi prosesnya, menulis dapat dimulai dari menggerakkan pensil diatas kertas sampai terwujud karangan juga dapat dimulai dari memilih buku yang akan dibaca, mencatat bagian-bagian yang diperlukan, kemudian digunakan untuk bahan yang dibicarakan dalam karangan. Pada diri siswa, keterampilan menulis dibangun guru melalui banyak latihan dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Beberapa teknik pembelajaran menulis yang dapat diguakan guru, misalnya menulis secara langsung tanpa memperdulikan teori, memulai menulis dari bagian yang paling disukai siswa, menulis nonlinear atau menulis yang didasari dengan kegemaran membaca. Pembelajaran menulis dilaksanakan dalam jam pelajaran dan diluar jam pelajaran. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis di kelas adalah bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis, membuat atau mengganti akhir cerita, dan menulis meniru model. Di luar jam pelajaran, guru dapat menggunakan strategi menulis buku harian, menyelenggarakan majalah dinding atau membuat kliping yang semuanya diarahkan agar siswa senang menulis.Hakikat menyimak adalah sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respons atau sebagai suatu pengalaman kreatif. Untuk kelas rendah bahan pembelajarannya bersifat sangat sederhana. Secara umum, bahan pembelajaran menyimak harus disertai dengan pertanyaan-pertanyaan dan harus disesuaikan dengan karakterisik siswa SD.Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan memalui bahasa lisan. Sifat kegiatannya sangat kompleks, sebab banyak faktor yang terkait didalamnya. Faktor pemahaman dalam berbicara memegang peran penting karena tanpa pemahaman kegiatan berbicara akan tersendat-sendat. Klasifikasi berbicara dapat dilakukan berdasarkan tujuannya, situasinya, cara penyampaiannya, dan jumlah pendengaranya. Pembelajaran berbicara harus dikaitkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

3.Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbahasa di SDPenilaian pembelajaran keterampilan berbahasa tulis, mencakup penilaian membaca dan menulis. Teknik penilaiannya menggunakan tes. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa membaca adalah tes pemahaman kalimat dan tes pemahaman wacana. Sedangkan untuk mengukur kemampuan siswa menulis digunakan tes pratulis, tes menulis terpadu, dan tes menulis bebas.Penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa lisan mencakup penilaian menyimak dan berbicara. Teknik penilaian menggunakan tes. Jenis tes untuk mengukur kemampuan menyimak adalah tes respons terbatas, tes respons pilihan ganda, dan tes komunikasi luas. Tes untuk mengukur kemampuan berbicaraadalah tes respons terbatas, tes terpadu, dan tes wawancara.4.Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah DasarSastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anakm, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anal-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan. Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas 3 hal, yaitu (1) sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati, (2) sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia, dan (3) sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca , senang dan gembira mendengarkan serita ketika dibacakan atau dideklimasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.

Apresiasi berarti :(a) kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya;(b) penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; dan(c) kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah.

Sehubung dengan materi pembelajaran sastra anak ini, pengertian apresiasi yang kita maksudkan disini adalah pengertian pertama dan kedua, yaitu:(a) kesadaran kita terhadap nila-nilai seni dan budaya (sastra anak), dan(b) penilaian atau penghargaan kita terhadap sesuatu (sastra anak).Ada tiga batasan apresiasi sastra anak, yaitu (a) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan (terhadap karya anak sastra) yang didasaarkan pada pemahaman; (b) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra anak: dan (c) Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggaulin sipta sastra anak dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra anak.Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melakukan beberapa kegiatan, antara lain (a) kegiatan apresiasi langsung, yaitu membaca sastra anak, mendengar sastra anak ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan menonton pertunjukan sastra anak dipentaskan; (b) kegiatan apresiasi tidak langsung, yaitu mempelajari teori sastra, mempelajari kritik dan esai sastra, dan mepelajari sejarah sastra; (c) pendokumentasian sastra anak, dan (d) melatih kegiatan kreatif mencipta sastra atau rekreatif dengan mengungkapkan kembali karya sastra yang dibaca, didengar atau ditontonnya.Ada tiga tingkatan atau langkah dalam apresiasi sastra anak, yaitu (a) seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif; (b) setlah mengalami hal seperti itu, kemudian daya intelektual seseorang itu akan bekerja lebih giat menjelajahi medan makna karya sastra yang diapresiasinya; dan (c) seseorang itu menyadari hubungan sastra dengan dunia di luarnya sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat dilakukan lebih luas dan mendalam. Setidaknya terdapat lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi sastra anak, yaitu (a) manfaat estetis, (b) manfaat pendidikan, (c) manfaat kepekaan batin atau sosial, (d) manfaat menambah wawasan, dan(e) manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.Pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar meliputi tiga tahapan yang harus dilalui oleh seorang guru, yaitu (a) persiapan pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran, (c) evaluasi pembelajaran. Tahapan persiapan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar begi seorang guru dapat menyangkut dengan dirinya, yaitu (a) persiapan fisik, dan (b) persiapan mental. Fisik seorang guru harus sehat jasmaninya, tidak sakit-sakitan. Mentalnya pun harus sehat jiwanya, tidak sakit ingatan. Sementara itu, hal-hal teknis yang perlu dipersiapkan adalah (a) memilih bahan ajaran, (b) menentukan metode pembelajaran, dan (c) menuliskan persiapan mengajar harian. Bahan ajar harus sesuai dengan anak didik sehingga pertimbangan usia anak didik menjadi pilihan utama. Keberagamaan tema, keberagaman pengarang, dan bobot atau mutu karya sastra yang akan dijadikan bahan ajar juga menjadi pertimbangan yang matang. Menentukan metode harus disesuaikan dengan keadaan siswa. Menuliskan persiapan mengajar harian merupakan salah satu bentuk keprofesionalan seorang guru. Penulisan PMH itu juga menunjukan bahwa guru harus siap secara lahir batin hendak menyampaikan pembelajaran apresiasi sastra anak disekolah dasar.Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar dapat dimulai dari kegiatan pra-KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) hingga KBM di kelas. Kegiatan pra-KBM dapat dilakukan dengan memberi salinan atau kopi teks sastra, diberi tugas membaca, menghafalkan, meringkas atau mencatat dan menemukan arti kata-kata sukar yang terdapat dalam teks sastra. KBM di kelas dapat dilakukan dengan memberi tugas membaca sajak, membaca cerita, berdeklamasi atau mendongeng di depan kelas, setelah itu baru diadakan tanya jawab, menuliskan pendapat, da berdiskusi bersama merumuskan isi, tema dan amanat.Evaluasi pembelajaran apresisasi sastra itu hendaknya mengandung tiga komponen dasar evaluasi, yaitu (a) kognisi, (b) afeksi, dan (c) keterampilan. Pada umumnya dikenal dua bentuk penilaian, yaitu (a) penilaian prosedur, yang meliputi penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar, dan (b) instrumen atau alat penilaian, yang meliputi tanya jawab, penugasan, esai tes dan pilihan ganda.5.KamusKata kamus dipinjam dari bahasa Arab qamus, dengan bentuk jamaknya qawamis. Dalam KBBI (1995:438) kaus berarti (a) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang maknanya, pemakaiannya atau terjemahannya; (b) buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakainnya. Dilihat dari bahasa yang digunakan kamus dapat dibagi atas tiga macam, yaitu (a) kamus ekabahasa, (b) kamus dwibahasa, dan (c) kamus aneka bahasa (multi bahasa). Uraian makna kata bahasa dalam kamus standar lengkap dengan label pemakainnya, misalnya label ragam bahasa, label dialek regional, atau dialek sosial, dan label dialek temporal.Kamus berfungsi sebagai petunjuk bagi masyarakat pemakai bahasa Indonesia untuk mengetahui seluk-beluk bahasa dan sumber acuan yang dipakai sebagai pola panutan pemakainya, baik dalam segi ejaan, bentuk dan makna kata, serta struktur kalimat.Didalam menyusun kamus ada beberapa tahapan kegiatan yang harus diikuti oleh penyusunan kamus. Tahapan kegiatan itu adalah sebagai berikut.

1. Persiapan.2. Pengumpulan data.3. Pengolahan data.a. Pemeriksaan ulang urutan abjad. b. Penyeleksian data. c. Klasifikasi data. d. Pemberian definisi. e. Penyuntingan hasil pemberian definisi.4. Pengetikan kartu induk.5. Penyusunan kartotek.6. Pengetikan naskah.7. Koreksi naskah.8. Cetak coba.9. Koreksi cetak coba.10. Reproduksi kamus.

Berikut berapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kamus.

1. Kemudahan bagi pemakai kamus.2. Kemanfaatan bagi pemakai kamus.3. Kepraktisan bagi pemakai kamus.4. Pembinaan dan pengembangan bahasa.5. Tujuan penyusunan kamus

JUDUL BUKU : PUISI

PENGERTIAN PUISISecara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima atau Poesis yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut Poem atau Poetry yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat signitifikan bola dibandingkan fiksi dan drama.

B. CIRI-CIRI PUISI ANAK:1.Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.3.Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.4.Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.5. Ditulis berdasarkan pengalaman anak.6.Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.7.Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.8.Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.C. UNSUR-UNSUR PUISI:Struktur fisik puisi sebagai metode pembacaan puisi harus dikaji mendalam, harus sedikit mengetahui tentang Prosody atau versifikasi yang didalamnya terdapat :Rima : Pengulangan bunyi dalam puisi, untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi sehingga puisi menjadi merdu jika dibaca. Ritma : Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga pengulangan bunyi, kata, frasa dan kalimat, yang didalamnya terdapat pertentangan bunyi: tinggi / rendah, panjang / pendek, keras / lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang ulang sehingga membentuk keindahan.Metrum : Pengulangan tekanan kata yang tetap.Selain tersebut diatas, dalam menghayati puisi telaah yang lebih mendalam kestruktur yang lebih kecil yang meliputi : Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.Pecitraan: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.kata kongkret: kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. B kiasan: bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentuTifPewajahan Puisi: bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

Hakikat puisi terdiri dari :Tema : Subjek matter yang dikemukaan penyair, yang menjadi landasan utama pengucapannya.Perasaan / felling : Perasaan yang diungkapkan penyair berpengaruh terhadap pemilihan bentuk fisik / metode puisi. Nada dan suasana : Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.Amanat : Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. D.CONTOH PUISI ANAK : PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWARDOATuhankuDalam termenungAku masih menyebut nama-MuBiar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruhCaya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di kelam sunyiTuhankuAku hilang bentukRemukTuhankuAku mengembara di negeri asingTuhankuDi Pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling

Analisis Unsur IntrinsikTema:Puisi Doa karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, Diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata dua yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi Doa sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya. Perhatikan kutipan larik berikut :Biar rusah sungguhMengingat Kau penuh seluruhAku hilang bentukRemukDi Pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpalingPuisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata Tuhan yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

Nada dan Suasana:Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi Doa tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah pengembaraan di negeri asing.

Perasaan:Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi Doa gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

Amanat:Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi Doa ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah pengembaraan di negeri asing yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:Tuhanku,Di Pintu-Mu Aku mengetukAku tidak bisa berpaling

PUISI DENGAN PUISI, AKU TAUFIQ ISMAILDengan Puisi, AkuDengan puisi aku bernyanyiSampai senja umurku nantiDengan puisi aku bercintaBerbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenangKeabadian Yang Akan DatangDengan puisi aku menangisJarum waktu bila kejam mengirisDengan puisi aku mengutukNafas zaman yang busukDengan puisi aku berdoaPerkenankanlah kiranyaAnalisis yang dilakukan pada puisi Dengan Puisi, Aku mencakup beberapa aspek atau unsur dalam suatu puisi, antara lain: (1) jenis puisi, (2) bunyi dan rima, (3) citraan dan (4) penafsiran puisi.

Jenis Puisi:Puisi Dengan Puisi, Aku karya Taufiq Ismail ini termasuk dalam jenis puisi diaphan. Hal ini karena pembaca dapat dengan mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan Taufiq Ismail. Walaupun menggunakan penggabungan kata-kata yang menyebabkan bahasa kias tetapi pembaca masih dapat dengan mudah menerjemahkan isi dari puisi tersebut. Berikut penggalan puisi yang menggunakan bahasa kias, tetapi masih dapat dipahami isinya oleh pembaca. Dengan puisi aku bernyanyiDengan puisi aku bercintaDengan puisi aku mengenangDengan puisi aku menangis

Bunyi dan RimaBunyi:Dalam sebuah puisi, bunyi tidak hanya memperindah bacaan puisi bersangkutan. Tetapi juga dapat meciptakan gambaran dalam angan-angan pembacanya. Bunyi juga dapat menciptakan suasana, sehingga kesedihan, keterpencilan, kerisauan, dan suasana-suasana yang lain yang diharapkan dapat dirasakan oleh pembacanya dapat terpenuhi akibat pemilihan bunyi pada puisi bersangkutan (Suharianto, 2005: 22).Dalam puisi Dengan Puisi, Aku pembaca diharapkan merasakan bagaimana kecintaan Taufiq Ismail dalam berpuisi. Karena Bagi Taufiq, puisi adalah sebuah nyanyian, dan ia berniat bernyanyi sampai akhir hayat, karena nyanyian yang indah menyenangkan pendengarnya (Sayuti, 2005:9).Rima:Rima adalah pengulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk menambah keindahan suatu puisi. Dalam persajakan rima dapat dibedakan menurut: bunyi dan letak dalam baris. Rima AwalDengan puisi aku bernyanyi.............................................Dengan puisi aku bercinta.............................................Dengan puisi aku mengenang.............................................Dengan puisi aku menangis............................................Dengan puisi aku mengutuk.........................................Dengan puisi aku berdoa.........................................

Rima Akhir

Dengan puisi aku bernyanyiSampai senja umurku nantiDengan puisi aku bercintaBerbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenangKeabadian Yang Akan DatangDengan puisi aku menangisJarum waktu bila kejam mengirisDengan puisi aku mengutukNafas zaman yang busukDengan puisi aku berdoaPerkenankanlah kiranya

Citraan:Citraan merupakan gambaran yang timbul dalam khayal atau angan-angan pembaca puisi atau karya sastra umum. Gambaran dalam angan-angan seperti itu sengaja diupayakan oleh penyair agar hal-hal yang semula abstrak menjadi konkret, agar menimbulkan suasana khusus dan mengesankan (Suharianto, 2005 : 40). Citraan yang biasanya muncul dalam puisi antara lain: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan gerak, dan citraan pencecapan.Citraan penglihatan:Citraan ini merupakan citraan saat penglihatan digugah untuk mencoba merasakan apa yang ingin penyair sampaikan. Dalam puisi Dengan Puisi, Aku tidak terdapat citraan jenis ini.Citraan Pendengaran:Citraan ini merupakan citraan manakala indra pendengaran akan digugah untuk merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair. Dalam puisi Dengan Puisi, Aku tidak terdapat citraan jenis ini.Citraan Perabaan:Citraan ini merupakan citraan yang bertujuan menggugah indra peraba, sehingga dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair. ..................................Jarum waktu bila kejam mengiris..................................Pembaca diharapkan merasakan seperti teriris ketika mendengar dan membaca baris puisi tersebut. Citraan Penciuman:Citraan ini merupakan citraan yang bertujuan menggugah indra penciuman, sehingga dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair. ......................................... Nafas zaman yang busuk .........................................Citraan Gerak:Citraan jenis ini merupakan citraan yang menggambarkan gerak, atau menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak. Dalam puisi Dengan Puisi, Aku tidak terdapat citraan jenis ini.Citraan Pencecapan:Citraan ini merupakan citraan saat pencecapan digugah untuk mencoba merasakan apa yang ingin penyair sampaikan. Dalam puisi karya Taufiq Ismail ini tidak terdapat citraan jenis ini.

Penafsiran Puisi:Dengan puisi aku bernyanyiSampai senja umurku nantiPuisi ini adalah ungkapan seorang Taufiq Ismail, puisi adalah sebuah nyanyian, dan ia berniat bernyanyi sampai akhir hayatnya, karena nyanyian yang indah dapat menyenangkan pendengarnya. Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawalaPuisi adalah cinta, yang luas maknanya karena cinta itu universal dan bisa disampaikan melalui puisi.Dengan puisi aku mengenangKeabadian Yang Akan Datang Puisi adalah bagian dari keimanan, aku mengenang artinya mengingat sang Pencipta untuk Keabadian yang akan datang, untuk mengingatkan diri agar tak lekang mengenang hari akhir yang abadi.Dengan puisi aku menangisJarum waktu bila kejam mengiris Puisi juga media untuk meratap, menangis, bila kesedihan tak tertahankan yang diakibatkan diiris oleh waktu. Ketika waktu itu terlewati dengan hal-hal yang tidak bermanfaat tentunya kita akan menyesal bagai teriris pisau. Dengan puisi aku mengutukNafas zaman yang busukPuisi adalah cara mengecam kezaliman, penindasan dan kesewenang-wenangan yang terasa buruk dan busuk, sekaligus sebagai saksi dari berbagai peristiwa sejarah.Dengan puisi aku berdoaPerkenankanlah kiranyaPuisi adalah cara berdoa, cara untuk mengingat serta mendekatkan diri dengan sepenuh hati kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.PuisiKupu-Kupu Umbu Landu ParanggiKupu-KupuDi tamanku ada seekor kupu-kupuSelalu terbang dengan lucuAneka warna sayapmuIndah dipandang selaluNamun, orang suka usil padamuKau selalu diburu-buruSayapmu dicabutiBadanmu ditelitiWahai kawankuJangan tangkap kupu-kupuLestarikan hewan itutuk menambah keindahan kebunmu

Hasil Analisis:Analisis Diksi:Bait ke-1Di tamanku ada seekor kupu-kupuSelalu terbang dan lucuAneka warna sayapmuIndah dipandang selaluPada bait ke-1 kata-kata yang dipilih dan disusun (diksi) menunjukan suatu kekaguman dan keterpesonaan pada ciptaan Tuhan. Kata-kata yang digunakan sederhana tetapi mengandung makna yang dalam. Ketika dibaca perbaris makna itu belum terlihat, akan tetapi jika dibaca secara keseluruhan akan ditemukan makna yang penuh kekaguman. Walaupun pilihan kata yang digunakan sederhana tetapi membentuk susunan kalimat yang indah.

Bait ke-2Namun, orang suka usil padamuKau selalu diburu-buruSayapmu dicabutiBadanmu ditelitiPada bait ke-2 ini, susunan kalimat yang dipilih dan digunakan lebih sederhan dari bait yang ke-1. Apabila bait yang ke-2 ini dicermati lebih mendalam akan menghadirkan suasana keperihatinan dan kesedihan terhadap nasib sang kupu-kupu.Bait ke-3Wahai kawankuJangan kau tangkap kupu-kupuLestarikan hewan itutuk menambah keindahan kebunmuPada bait yang ke-3 terdapat suatu pesan (makna) mulia yang disampaikan si penulis puisi untuk pembaca puisi.Analisis Bahasa Kiasan:Di dalam puisi yang berjudul Kupu-Kupu dari bait ke-1 sampai dengan bait ke-3 hampir semuanya tidak menunjukan adanya bahasa kiasan yang digunakan.Analisis Bunyi:Pada puisi Kupu-Kupu bait ke-1, struktur bunyi yang ditulis mempunyai kesan yang merdu (efoni) dengan kombinasi bunyi yang bernada bunyi-bunyi vokal (asonansi) (a, i, u, e, o), yang terdapat pada kata-kata : kupu-kupu, lucu, warna sayapmu, indah dipandang selalu. Rima yang terbentuk aa aa .Sedangkan pada bait yang ke-2, struktur bunyi yang membangunnya mengkombinasikan bunyi yang bernada parau (kakafoni) dengan kombinasi yang terdapat pada kata usil, diburu, sayapmu dicabuti, badanmu diteliti. Semuanya menyiratkan bunyi yang parau (sedih), meskipun rima yang terbentuk aa bb. Jika dianalisis dengan cermat, rima aa bb pada bait yang ke-2 ini terjadi sifat negatif (asosiasi). Sehingga tampak kuat suasana yang tercipta adalah tentang kesedihan dan keperihatinan.Pada bait yang ke-3, dalam penggunaan kata dan kombionasi yang tercipta , kata tangkap mengandung asosiasi berempati dan ingin merasakan kesedihan. Kombinasi bunyinya terkesan indah (efoni) dengan kalimat : lestarikan hewan itu, tuk menambah keindahan kebunmu.Analisis Amanat:Amanat yang terkandung dalam puisi kupu-kupu adalah ajakan agar bisa melestarikan dan menjaga alam dan lingkungannya supaya tetap indah.Hubungan Antar Unsur:Hubungan antar unsur puisi Kupu-Kupu yaitu diksi, bahasa kiasan, bunyi, dan amanat adalah baik. Sekalipun puisi ini ditulis oleh seorang yang masih anak-anak , tetapi cukup memberikan makna dan kesan dengan pilihan kata yang sederhana tetapi mempunyai bunyi yang cukup indah serta menyampaikan pesan yang luhur untuk anak-anak dan orang. PUISI IBUNDA TERCINTA UMBU LANDU PARANGGIIbunda Tercinta

Perempuan tua itu senantiasa bernama:duka derita dan senyum yang abaditertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisidari ujung rambut sampai telapak kakinya

Perempuan tua itu senantiasa bernama:korban, terima kasih, restu dan ampunandengan tulus setia telah melahirkanberpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia

Perempuan tua itu senantiasa bernama:cinta kasih sayang, tiga patah kata purbadi atas pundaknya setiap anak tegak berdirimenjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya

Makna Keseluruhan a.Makna EsensialIbunda Tercinta puisi karya Umbu Landu Paranggi mempunnyai gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang yakni tentang kehidupan yang dialami seorang ibu dalam mengarungi kehidupan yang penuh penderitaan dan kegembiraan.Walaupun seorang ibu merasa dalam keadaan susah dia berusaha bahagia di mata anak serta keluarganya.b. Kata Kunci Kata kunci dalam puisi ibunda tercinta yaitu /perempuan tua/ karena diulang tiga kali dan terdapat pada baris pertama awal kata tiap bait. Makna perempuan tua berarti perempuan yang sudah tua, kulitnya keriput, rambut mulai memutih, sudah berkeluarga, sering sakit-sakitan, dan biasanya ditujukan pada perempuan yang hidupnya tidak lama lagi. Kata perempuan tua pada bait pertama menggambarkan kehidupan perempuan yang sudah mengalami susah dan senang dalam hidupnya. Bait kedua menggambarkan perempuan yang kadang kala mendapat hinaan dan pujian dalam hidupnya. Walaupun begitu sifatnya selalu lemah lembut, ikhlas, dan tulus dalam hidupnya. Bait ketiga menggambarkan seorang perempuan yanng selalu memberikan cinta kasih yang kekal dan tidak akan pernah pudar walau zaman telah berubah demi anak-anaknya berhasil menggapai impian.c.Kata IntiKata inti pada puisi ibunda tercinta terdapat pada kata abadi, puisi, ampunan, dan melahirkan.Kata abadi dalam puisi di atas artinya kekal tidak pernah pudar atau dimakan usia. Kata puisi melambangkan suatu sajak yang merdu penuh alunan seolah-olah ibu diibaratkan sebuah puisi yang berharga atau mulia. Kata ampunan bermakna suatu pengampunan atas suatu kesalahan yang diperbuat demi suatu tujuan yang lebih mulia. Kata melahirkan bermakna seorang perempuan yang pada akhirnya menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya.Tata Bahasa:Ibunda Tercinta merupakan puisi karya Umbu Landu Paranggi menggunakan bahasa sastra yang dapat dikatakan cukup indah. Puisi tersebut mempunyai perlambangan yang sangat puitis, apabila puisi tersebut kita pahami dengan teliti larik /duka derita dan senyum abadi/ pada kata /duka derita/ melambangkan derita diterima oleh ibu. Kata senyum melambangkan suatu kegembiraan. Dalam penggabungannya larik /duka derita dan senyum abadi/ dapat melambangkan susah senang yang dialami oleh seorang ibu.Larik /tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi/ melambangkan ibu seperti sajak yang bertemakan kasih sayang yang tulus kepada anaknya. Larik /korban, terima kasih, restu, dan ampunan/ melambangkan ibu yang dalam hidupnya selalu menderita dan ada saatnya mendapat pujian. Ibu selalu berdoa demi anaknya dan memaafkan kesalahan yang dilakukan anaknya agar bisa berhasil mencapai tujuan.Larik /dengan tulus setia telah melahirkan berpuluh lakon/ melambangkan begitu tulusnya seorang ibu dengan kelahiran anaknya. Larik /nasib dan sejarah manusia/ melambangkan ibu yang telah melahirkan anak-anaknya dengan berbagai karakter dan menentukan arah dari sejarah manusia.Larik /cinta kasih sayang tiga patah kata purba/ melambangkan kasih sayang seorang ibu yang tidak akan pernah berubah walaupun sampai akhir zaman. Larik /di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri/ melambangkan begitu besar beban seorang ibu yang berusaha mengangkat derajat anaknya agar tercapai dan berhasil. Larik /menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya/ melambangkan ibu yang setia dan berusaha agar anaknya bisa berhasil. Analisis Tata Bahasa:Larik pertama /perempuan tua itu bernama/ merupakan lambang yang digunakan oleh penyair dalam menyebut seorang perempuan yang sudah berkeluarga dan memang kodratnya menjadi seorang ibu. Larik di atas juga terdapat pada bait ke-2 dan bait ke-3. Larik /duka derita dan senyum abadi/ digunakan penyair untuk menyampaikan pesan bahwa seorang ibu di setiap hidupnya mengalami suka dan duka dalam mendidik anaknya. Bait ke-2 penyair menyampaikan pesan bahwa begitu mulianya seorang ibu. Walaupun ibu menderita atau susah tetapi selalu memaafkan kesalahan anaknya dengan tulus tanpa pamrih atau imbalan demi cita-cita anaknya tercapai.Bait ke-3 penyair menyampaikan bahwa kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah berubah hngga akhir zaman dan berusaha mengangkat derajat anaknya untuk menggapai impian.Majas:Gaya bahasa atau majas yang digunakan dalam puisi Ibunda tercinta merupakan majas perbandingan (metafora) yang membandingkan dua hal benda secara singkat dan padat ditemukan dalam larik /perempuan tua itu senantiasa bernama/ pada bait ke-1, ke-2, ke-3, dan baris ke-1 masing-masing bait.Aspek Bunyi:a.Persajakan (rima)Persajakan merupakan bunyi yang sama dalam puisi (Sayuti,2003:104). Ditambahkan oleh Atmazaki (1991:80) bahwa bunyi itu berulang secara terpola dan biasanya terdapat ditengah larik sajak (puisi), tetapi kadang-kadang pula terdapat ditengah baris.Perempuan tua itu senantiasa bernama aduka derita dan senyum yang abadi btertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi bdari ujung rambut sampai telapak kakinya aPerempuan tua itu senantiasa bernama akorban, terima kasih, restu dan ampunan cdengan tulus setia telah melahirkan cberpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia aPerempuan tua itu senantiasa bernama acinta kasih sayang, tiga patah kata purba adi atas pundaknya setiap anak tegak berdiri bmenjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya aPuisi karya Umbu Landu Paranggi berjudul Ibunda Tercinta di atas menggunakan pengulangan larik serta persamaan rima seperti dalam larik /perempuan tua itu senantiasa bernama/ yang terdapat pada baris ke -1. Larik tersebut juga terdapat pada awal bait ke -2 dan bait ke -3.Persamaan rima juga terdapat dalam kata abadi baris ke-2 dan kata puisi pada baris ke-3 demikian juga pada baris ke-6 kata ampunan dan kata melahirkan pada baris ke-7.b.Aliterasi Atmazaki mengatakan jika pengulangan bunyi dalam satu rangkaian kata-kata yang berdekatan dalam satu baris berupa bunyi konsonan disebut aliterasi. Puisi Ibunda Tercinta bunyi aliterasi terdapat pada bait ke-1 dan baris ke-3 larik /tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi/ ditemukan konsonan /t/ sebanyak lima kali.c.Asonansi Puisi Ibunda Tercinta terdapat asonansi pada baris ke-1 dan bait ke-1, baris ke-1 dan bait ke-2, serta baris ke-1 bait ke-3. Asonansi pusi berupa bunyi vokal /a/ dalam larik /perempuan tua itu bernama/.d.Efoni dan KakafoniEfoni dalam puisi Ibunda Tercinta dapat ditemukan kata senyum yang terdapat pada bait ke-1 baris ke-2 dengan lambang bunyi /u/. Efoni juga terdapat dalam kata /cinta kasih/ pada bait ke-3 baris ke-2 dengan lambang bunyi /a/.Kakafoni dalam puisi Ibunda Tercinta dapat ditemukan dalam kata duka pada bait ke-1 baris ke-2, dan kata korban pada bait ke-2 baris ke-2.e.Irama dan MetrumIrama adalah sarana kemerduan (Atmazaki, 1993:92). Irama sebuah sajak tidak hanya oleh bunyi-bunyi yang tersusun rapi, dan terpola. Irama juga ditentukan oleh suasana yang ada dalam sajak, sementara yang menentukan suasana tersebut tidak hanya bunyi, melainkan juga kata dan diksi. Suasana sedih biasanya tidak menimbulkan irama cepat atau tinggi, sebaliknya suasana marah atau riang tidak menimbulkan irama rendah atau tinggi.Pada puisi di atas dapat diperoleh irama yang berbeda tergantung kepada arti dan maksud dari puisi yang akan dibacakan.Metrum adalah bagian dari irama. Puisi Ibunda Tercinta di atas yang merupakan metrum adalah terdapat pada pola persajakannya. Serta ada pemenggalan dalam membacakannya( pemberian jeda).Perempuan tua itu senantiasa bernama korban, terima kasih, restu dan ampunan dengan tulus setia telah melahirkanberpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia Dapat kita temukan metrum atau jeda setelah kata /perempuan tua/ kemudian dilanjutkan kata /senantiasa bernama/ bisa juga kata /perempuan tua itu/ kemudian dilanjutkan dengan kata yang kedua yaitu kata /senantiasa bernama/ dan kemudian seterusnya pada bait dan baris selanjutnya. Pemenggalan larik /perempuan itu senantiasa bernama/ terdapat kata itu yang merupakan kata tunjuk dasar atau demonstrativa. Jadi, pemenggalan kata menjadi tiga bagian kata yaitu kata /perempuan tua/, itu, dan /senantiasa bernama/