PEMBAHASAN SUSPENSI

8
PEMBAHASAN Pada percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu menghitung derajat flokulasi ( β ) dan mengenal cara pembuatan serta evaluasi bentuk sediaan suspensi. Untuk cara pembuatan suspensi ada 2 cara yaitu presipitasi dan disperse. Suspensi ada lah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang. Anonim, 1979 3 Pada pengukuran derajat flokulasi ( β ) digunakan 5 formula dengan penambahan AlCl 3 yang

description

pembahasan

Transcript of PEMBAHASAN SUSPENSI

Page 1: PEMBAHASAN SUSPENSI

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu menghitung derajat

flokulasi ( β ) dan mengenal cara pembuatan serta evaluasi bentuk sediaan

suspensi.

Untuk cara pembuatan suspensi ada 2 cara yaitu presipitasi dan disperse.

Suspensi ada lah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus

dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus

halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan endapan harus

segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin

stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah

dikocok dan dituang.

Anonim, 1979

3Pada pengukuran derajat flokulasi ( β ) digunakan 5 formula dengan

penambahan AlCl3 yang berlainan. Pada formula A tidak ditambah AlCl3,

sedangkan pada formula B, C, D, dan E ditambah AlCl3 dengan jumlah yang

berurutan dari yang paling sedikit ke banyak. AlCl3 merupakan bahan pembentuk

flokulasi (floculating agent ). Sebagai fase dispersnya ( zat aktif ) dalam formula

ini adlah sulfadiazina. Sedangkan surfaktan yang digunakn adalah sls ( sodium

Lauril Sulfat ) yang berfungsi membantu pembentukan suspensi ( suspending

agent ). Medium dispers yang digunakan adalah aquadest.

Formula A merupakan sediaan suspensi yang terdeflokulasi, karena pada

formula ini tidak ada penambahan AlCl3 sebagai floculating agent atau pembentuk

Page 2: PEMBAHASAN SUSPENSI

flok. Sedangkan pada formula B, C, D, dan E merupakan suspensi terflokulasi

karena terdapat penambahan AlCl3. Dalam suspensi sistem deflokulasi, partikel

mengenap perlahan-lahan dan akhirnya membentuk cake yang keras dan akhirnya

akan sukar tersuspensi kembali. Sedangkan pada sistem flokulasi, partikel terikat

lemah, cepat mengenap, pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah

tersuspensi kembali.

4Derajat flokulasi dihitung untuk menilai kestabilan suspensi selama

penyimpanan. Apabila harga derajat flokulasi ( β ) = 1, berarti tidak terjadi

flokulasi dalam sistem tersebut. Dari hasil percobaan dan perhitungan diperoleh β

formula A= 1, β formula B= 0,991, β formula C= 1,015, β formula D= 0,762, dan

β formula E= 0,713. dari hasil tersebut terlihat bahwa formula A merupakan

suspensi yang tidak mengalami flokulasi (nilai β = 1), sedangkan pada formula C,

D, dan E, terjadi flokulasi ( nilai β > 1 ). Pada formula E dengan penambahan

jumlah AlCl3 paling banyak memiliki supernatan atau bagian atas suspensi yang

paling jernih dibanding formula B, C, dan D. Hal ini disebabkan karena semakin

banyak AlCl3 yang ditambahkan maka akan semakin banyak pula partikel-partikel

yang membentuk flok sehingga endapan yang terbentuk semakin banyak dan

cepat , serta supernatan yang ada semakin jernih.

5Selain menghitung derajat flokulasi, dilakukan pula pembuatan

suspensi. Pembuatan suspensi ini menggunakan fase dispersi ( bahan aktif )

sulfadiazin, sulfamerazin, dan sufadimidin. Selain itu dalam formula suspensi

yang dibuat juga terdapat asam sitrat sebagai antioksidan yang mencegah

Page 3: PEMBAHASAN SUSPENSI

terjadinya oksidasi pada suspensi, CMC-Na berfungsi sebagai surfaktan, metil

paraben sebagai bahan pengawet suspensi untuk mencegah terjadinya

pertumbuhan mikroba selama penyimpanan suspensi, larutan NaOH sebagai

bahan pelarut sulfa (zat aktif ) sirup simplek sebagai bahan perasa (corigen saporis

), etanol untuk melarutkan metil paraben dan Aquadest sebagai medium dispersi

semua bahan.

6Pembuatan suspensi dilakukan dengan dua metode yaitu metode

presipitasi dan metode dispersi. Kedua metode tersebut akan dibandingkan

hasilnya untuk membuktikan metode mana yang terbaik dalam pembuatan

suspensi yang bagus. Perbedaan dalam kedua metode tersebut adalah jika pada

metode presipitasi, penambahan larutan NaOH dilakukan diawal sebagai pelarut

sulfa, sedangkan pada metode dispersi penambahan larutan NaOH dilakukan

diakhir setelah semua bahan tercampur.

7Prinsip metode presipitasi adalah usaha mengubah partikel zat

terdispersi menjadi lebih halus dengan penambahan larutan NaOH terlebih dahulu

untuk membuat ukuran partikel sulfa menjadi lebih kecil sehingga akan

memudahkan dalam homogenisasi dengan bahan-bahan lainnya. Sedangkan

prinsip metode dispersi adalah perubahan partikel secara fisik dengan cara obat

dihaluskan kemudian ditambah wething agent.

Pada pembuatan suspensi ini, cara dispersi dilakukan dengan

mendispersikan sulfa ke dalam cairan pembawa sehingga partikel dapat terdispersi

merata selama sistem suspensi. Hasil partikel yang diperoleh lebih kasar dan lebih

Page 4: PEMBAHASAN SUSPENSI

besar, sehingga memberikan kesulitan dalam homogenisasi dibanding metode

presipitasi yang mudah dalam homogenisasinya.

8Pada pengamatan diameter partikel, diameter partikel suspensi

presipitasi lebih besar dengan bentuk kristal bulat kecil-kecil, dibanding diameter

suspensi dispersi yang bentuk kristalnya seperti jarum. Hal ini juga mempengauhi

redispersibilitas suspensi, karena dengan bentuk partikel tang semakin kecil

(jarum), maka semakin mudah partikel tersebut untuk memapat satu sama lain,

sehingga ikatan antar partikel semakin kuat, dan lebih sukar untuk didispersikan

kembali dibanding partikel yang bulat dan rata. Partikel yang terbentuk baik

supensi dispersi maupun suspensi presiptasi, merupakan partikel polydispers,

karena ukuran dari tiap partikelnya berbeda satu sama lain. Dari uji

redispersibilitas dapat disimpulkan bahwa cara presipitasi memberikan hasil yang

cukup stabil dengan waktu yang sama di hari pertama pengamatan hingga hari ke-

3 dibanding suspensi dispersi. Suspensi yang baik adalah suspensi yang tidak

cepat mengenap dan mudah didispersikan kembali. Untuk harga pH yang diamati,

suspensi presipitasi dan dispersi memberikan nilai pH yang sama. Sedangkan

untuk uji prediksi stabilitas dengan cara disentrifuge, baik metode dispersi

maupun metoode presipitasi memperlihatkan terbentuknya endapan yang dari hari

ke hari semakin banyak. Namun pada uji volume sedimentasi, endapan yang

terbentuk semakin menurun, (terbentuk cake). Dari hasil evaluasi tersebut di atas

menunjukkan bahwa metode presipitasi memberikan hasil suspensi yang lebih

stabil dibanding dengan metode dispersi.

Page 5: PEMBAHASAN SUSPENSI

KESIMPULAN

1. Semakin banyak AlCl3 ( floculating agent ) maka semakin banyak endapan

yang terbentuk ( sistem flokulasi ).

2. Derajat flokulasi (β) = 1, berarti tidak terjadi flokulasi. Jika β > 1

mengalami flokulasi.

3. Formula A merupakan suspensi terdeflokulasi, dan formula B, C, D, serta

E, merupakan suspensi flokulasi.

4. Volume pengendapan dispersi lebih besar dari presipitasi.

5. Metode presipitasi lebih baik dibanding metode dispersi dalam pembuatan

suspensi.