PBL SK 3

download PBL SK 3

of 11

description

pbl

Transcript of PBL SK 3

LI I. MENJELASKAN DAN MEMAHAMI KESEIMBANGAN ASAM BASA LO 1.1 DefinsiAsam adalah suatu senyawa yang dilarutkan dalam air akan menambah konsentrasi ion H di atas nilainya dalam air murni. Suatu basa meningkatkan ion hidroksida OH- . Asam adalah sekelompok zat yang mengandung hidrogen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H bebas dan anion. Basa adalah bahan yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut dari larutan.

Menurut Bronsted Lowry asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain sebagai donor proton sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari asam konjugatnya. Menurut Lewis asam adalah akseptor elektron dan basa adalah molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan PEBnya.Dalam sistem buffer, kedua teori ini dipakai, contoh:

HCL(aq) + H2O(l) -> H3O+(aq) + Cl (aq)

Menurut arrhenius asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidrogen [], sedangkan basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidroksida [].(PRINSIP- 2 KIMIA ED.4)

LO 1.2 Klasifikasi Asam BasaBerdasarkan KekuatannyaKlasifikasi asam basa ini digolongkan berdasarkan kekuatannya dan ukuran terionisasi, dibagi menjadi 2 , yaitu:1. Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air dan menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh HCL, HN, S, HClBasa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam air dan bereaksi dengan asam. Contoh NaOH, KOH, Ba(OH

2. Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam air kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOHBasa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air. Contoh NaHCO3, NOHBerdasarkan Bentuk Ion Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif.Contoh :SO3- Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif.Contoh : N+ Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif.Contoh : Cl, C Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif.Contoh : Na+Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)Contoh : asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH]basa monoprotik [NaOH, KOH] Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)Contoh : asam diprotik [S H2S]basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2] Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)Contoh : asam poliprotik [P]basa poliprotik [Al(OH)3]Asam-asam yang berasal dari proses metabolisme Asam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.Contoh : karbondioksida, asam karbonat Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan oleh ginjal.Contoh : asam organik, asam nonorganik(PANDUAN KULIAH KIMIA) LO 1.3 Mekanisme Keseimbangan as-bsAsam-asam organik intermedier dalam jumlah besar diproduksi secara kontinyu didalam sel badan hewan sebagai hasil metabolisme. Di samping itu, bermacam-macam asam yang potensial masuk juga melalui ransum ternak. Akan tetapi, meski ada pembentukan asam, pH plasma darah dan cairan tubuh lainnya tetap dpertahankan konstan. Penting sekali mempertahankan ke konstanan ini, karena aktivitas enzim serta proses-proses metabolik memerlukan pengontrolan pH hanya dalam batas-batas yang sempit saja, agar fungsi-fungsi optimal dapat dicapai.pH rata-rata yang normal dari darah arteri adalah 7,4. Darah vena adalah 7,35 karena adanya CO2ekstra yang dibawa dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan. pH dalam sel tubuh bervariasi dari 4,5 (sangat asam) sampai 8,0 (sangat basa), tergantung pada jenis sel, rata-ratanya adalah 7,0 (pH netral). Pada karnivora pH normalnya adalah 5,5-7,5, sedangkan pada ruminansia pH normalnya adalah 6-8.Bila pH darah arteriol turun drastis, hewan biasanya mati karena konsentrasi CO2(acidosis) akan menekan neuron-neuron CNS. Di samping itu , bila pH berubah naik kematian dapat terjadi karena tetani pada otot-otot respirasi, karena pH yang tinggi (alkalosis) menjadi saraf CNS menjadi sangat peka yang kemudian menghasilkan plasma dan tetani (Frandson, 1992).Sistem Buffer1. A.Sistem Buffer BikarbonatSistem bufer bikarbonat secara kuantitatif merupakan sistem yang penting dalam plasma darah. Ini merupakan kombinasi dari asam karbonat [H2CO3] dan garam bikarbonat [HCO3-] (basa konyugat asam). Namun demikian, asam itu sebenarnya dicerminkan oleh [CO2] yang ada, sehingga rasio [HCO3] terhadap [CO2] menentukan pH. Apabila [HCO3] naik maka pH naik, dan apabila [CO2] turun berarti bersifat lebih asam. Secara klinis, pH dan [CO2] gampang diukur, dan tingkat [HCO3-]dapat dihitung.Tingkat [HCO3-] menggambarkan apakah ada kelebihan basa atau kekurangan basa di dalam darah. Oleh karena itu seekor hewan yang dalam keadaan asidosis memiliki kekurangan basa, dan dapat diberi berbagai bentuk bikarbonat [HCO3-] untuk menaikkan pH kembali normal. Sebaliknya, seekor hewan yang sedang dalam keadaan alkalosis, hendaknya memperoleh asam seperti NH4CL untuk menaikan [H+] yang pengaruhnya akan menaikkan CO2plasma dan menurunkan pH kembali ke keadaan normal.Dalam keadaan normal,hewan dapat mengatur jumlah CO2di dalam darah dengan menaikkan atau menurunkan laju pernafasan (laju ventilasi pulmoner), yang secara otomatis dikontrol oleh pusat pernafasan yang terletak di otak. [HCO3] di kontrol oleh ginjal. B.Sistem bufer fosfatSistem buffer fosfat merupakan salah satu yang paling penting dalam mengontrol pH dari sel-sel tubuh karena konsentrasi fosfat yang utama terletak intraseluler. Akan tetapi hal itu juga membantu mengontrol pH dalam cairan ekstraseluler terutama di dalam tubulus ginjal.C.Sistem bufer proteinSistem ini juga bekerja terutama didalam sel.S istem ini mencakup protein hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam butir darah merah dalam sirkulasi. Oleh karena itu,Hb merupakan komponen penting dalam pengikatan ion-ion H+untuk menurunkan keasaman dan memberikan H+untuk menaikan keasaman manakala dibutuhkan (Frandson, 1992).Regulasi GinjalGinjal berperanan dalam regulasi asam basa cairan tubuh dengan mengontrol [HCO3-] pH normal urine dalam keadaan kompensisi terhadap asidosis dan alkalosis.Dalam keadaan normal ion-ion H+di sekresi ke dalam fitrat dari sel-sel epitel dari duktus pengumpul dan tubulus distal dan proksimal. Dan ini merupakan hasil dari CO2yang diproduksi secara metabolis dan H2O yang membentuk H2CO3, yang kemudian mengalami dososiasi menjadi HCO3-dan H+. Sekitar 85% dari sekresi ion H+ini dan pemulihan dari HCO3-terjadi di tubulus proksimal dan di mana H+disekresikan sebagai ganti NA+dari filtrat. Oleh karena itu Na+di reabsopsi dan H+dieliminasi untuk mencegah akumilasi asam.H+yang disekresi membentuk H2CO3di daam cairan tubular, kemudian mengalami desosiasi menjadi CO2dan H2O. CO2kemudian berdifusi kembali kedalam darah yang akhirnya dapat dihembuskan keluar ketika sampai di paru-paru. Sementara itu, HCO3terbentuk didalam sel dan Na+direabsorpsi dari filtrat dan dikembalikan kedalam darah guna mempertahankan rasio HCO3dan O2yang tetap seimbang (Frandson, 1992).Alkalosis dan asidosisKetika seekor hewan mengalami alkolisis, konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-] meningkat dalam hubungannya dengan [CO2], hal ini berarti bahwa pH dari cairan tubuh telah meningkat. Oleh karena itu ginjal akan menyaring lebih banyak HCO3- daripada ion H+untuk disekresikan kedalam tubulus, Kelebihan HCO3-akan menggabung dengan ion positif dan diekskresikan ke dalam urine. Hal ini menyebabkan urine menjadi lebih basa dan menurunkan bagian HCO3-dari sistem HCO3dan CO2. Selanjutnya menurunkan pH cairan tubuh kembali ke tingkat normal.Dalam keadaan asidosis terdapat peningkatan relatif dari [CO2], oleh karena itu terjadi penurunan relatif dan [HCO3]. Akibatnya lebih banyak asam yang ada, yang ditunjukkan oleh ion [H+]. Ginjal melakukan kompensasi dengan mensekresi lebih banyak H+ke dalam titrat dibandingkan dengan HCO3-yang disaring. Penaikan sekresi H+terjadi karena kelebihan CO2didalam kapiler peritubular berdifusi kedalam sel-sel tubular, untuk membentuk H2CO3yang kemudian berdisosiasi menjadi HCO3-dan H+yang baru. HCO3-yang baru itu berdifusi kembali kedalam darah untuk menaikkan sistem buffer da NA+juga direabsorpsi untuk menukar H+yang disekresi. Pengaruh neto adalah suatu penaikkan [HCO3] darah dan penurunan [CO2] darah, hal ini meningkatkan pH dari cairan ekstraseluler kembali ke arah normal (Frandson, 2002).

LO 1.4 Gangguan Keseimbangan Asam basaGangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain system buffer, system respirasi, fungsi ginjal, gangguan system kardiovaskular maupun gangguan fungsi sususnan saraf pusat. Gangguan keseimbangan asam basa serius biasanya menunjukkan fase akut ditandai dengan peregeseran ph menjauhi batas nilai normal. Secara umum, analisis keseimbangan asam basa ditujukan untuk mengetahui jenis gangguan keseimbangan asam basa yang sedang terjadi pada pasien. Gangguan keseimbangan asam basa dikelompokkan dalam 2 bagian utama yaitu respiratorik dan metabolic. Kelainan respiratorik didasarkan pada nilai pCO2 yang terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di paru, sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3-, BE, SID (strong ions difference), yang terjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraseluler.1. Asidosis RespiratorikTerjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PCO2 (hiperkapnia). Beberapa factor yang menimbulkan asidosis respiratorik: Inhibisi pusat pernafasan : obat yang mendepresi pusat pernafasan (sedative, anastetik), kelebihan O2 pada hiperkapnia Penyakit neuromuscular : neurologis (poliomyelitis, SGB), muskular (hipokalemia, muscular dystrophy) Obstruksi jalan nafas : asma bronchial, PPOK, aspirasi, spasme laring Kelainan restriktif : penyakit pleura (efusi pleura, empiema, pneumotoraks), kelainan dinding dada (kifoskoliosis, obesitas), kelainan restriktif paru (pneumonia, edema) OverfeedingPrinsip dasar terapi asidosis respiratorik adalah mengobati penyakit dasarnya dan dukungan ventilasi . hiperkapnia akut merupakan keadaan kegawatn medis karena respon ginjal berlangsung lambat dan biasanya disertai dengan hipoksemia, sehingga bila terapi yang ditujukan untuk penyakit dasar maupun terapi oksigen sebagai suplemen tidak member respon baik maka mungkin diperlukan bantuan ventilasi mekanik baik invasive maupun non invasive.2. Alkalosis RespiratorikTerjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PCO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan ph. Hiperventilasi alveolar timbul karena adanya stimulus baik langsung maupun tidak langsung pada pusat pernafasan, penyakit paru akut dan kronik, overventilasi iatrogenic (penggunaan ventilasi mekanik).Beberapa etiologi alkalosis respiratorik: Rangsangan hipoksemik :penyakit jantung dengan edema paru, penyakit jantung dengan right to left shunt, anemia gravis Stimulasi pusat pernafasan di medulla : kelainan neurologis, psikogenik (panic, nyeri), gagal hati dengan ensefalopati, kehamilan Mechanical overventilation Sepsis Pengaruh obat : salisilat, hormone progesterone3. Asidosis MetabolikDitandai dengan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Kompensasi umumnya terdiri dari kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hydrogen berinteraksi dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru sementara itu ginjal mengupayakan ekskresi ion hydrogen ke urin dan memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke cairan ekstraseluler.Beberapa penyebab asidosis metabolik: Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh : asidosis laktat, ketoasidosis, intoksikasi salisilat, intoksikasi etanol Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh : diare, renal tubular acidosis Adanya retensi ion H di dalam tubuh :penyakit ginjal kronikDari persamaan Henderson-Hasselbalch pH dipengaruhi oleh rasio kadar bikarbonat (HCO3-) dan asam karbonat darah (H2CO3) sedangkan kadar asam karbonat darah dipengaruhi oleh tekanan CO2 darah (pCO2). Bila rasio ini berubah, pH akan naik atau turun. Penurunan pH darah di bawah normal yang disebabkan penurunan kadar bikarbonat darah disebut asidosis metabolik. Sebagai kompensasi penurunan bikarbonat darah, akan dijumpai pernafasan cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul) sehingga tekanan CO2 darah menurun (hipokarbia). Di samping itu ginjal akan membentuk bikarbonat baru (asidifikasi urine) sehingga pH urine akan asam. Penurunan kadar bikarbonat darah bisa disebabkan hilangnya bikarbonat dari dalam tubuh (keluar melalui saluran cerna atau ginjal) ataupun disebabkan penumpukan asam-asam organik, -baik endogen maupun eksogen-, yang menetralisir bikarbonat.Khusus penilaian terhadap faktor penyebab asidosis metabolic terdapat dua cara yaitu cara tradisional dengan kesenjangan anion (anion gap), dan cara kuantitatif kimia-fisik (stewart) dengan menghitung strong ion gap dan atau BE gap. Menurut analisis stewart, untuk mencari factor penyebab asidosis metabolic diperlukan pemeriksaan elektrolit natrium, klor dan juga albumin.4.Alkalosis MetabolikSuatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah. Usaha tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh paru dengan menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri dan meningkatnya konsentrasi HCO3 dalam urin.Penyebab alkalosis metabolik: Terbuangnya ion H- melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya ion H masuk kedalam sel Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh Pemberian bikarbonat berlebihan (Dari berbagai referensi)LI II MENJELASKAN DAN MEMAHAMI DIARE LO 2.1 Definisi LO 2.2 Klasifikasi LO 2.3 Etiologi LO 2.4 Diagnosis LO 2.5 Patofisiologi LO 2.6 Penatalaksanaan LO 2.7 PrognosisDiare adalah peningkatan jumlah (tiga kali atau lebih) atau penurunan konsistensi dari tinja (menjadi lunak atau cair) dalam waktu 24 jam.Diare akut (kurang dari 14 hari)Diare persistent(lebih dari 14 hari)Diare kronik (lebih dari 1 bulan) virus (paling sering) bakteri infeksi parasit obat-obatan (kafein, alkohol) penyakit non-infeksi (irritable bowel syndrome, inflammatory bowel disease) laktosa (gula yang terdapat di dalam susu) pemanis buatan (sorbitol dan mannitol, pemanis buatan yang terdapat di permen karet atau produk bebas gula lainnya dapat menyebabkan diare pada orang sehat)Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengantrichom stain. Untukscreeningcukup menggunakan sediaan basah dengan bahan saline dan diwarnai lugol agar terlihat lebih jelas. Selain tinja, spesimen yang dapt diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi (Hemma, 2006).

(nursing-begin.com)Penatalaksanaan DiarePastikan tanda-tanda dehidrasi, cegah perburukan dan bawa ke fasilitas kesehatan:Tanda-tanda dehidrasi pada anak Tanpa dehidrasi: sadar, mau minum normal, kelopak mata normal, air mata banyak, mulut tidak kering, kulit tidak keriput. Urin normal. Berat badan turun10%bb sebelumnya. Terapi rehidrasi dengan cairan intravena (infus) untuk itu segera dibawa ke fasilitas kesehatan.(g-excess, 2012)Gejala harus mulai untuk meningkatkan dua sampai tiga hari setelah episode diare yang asli. Mencret dapat bertahan lebih lama dari gejala lainnya.Penyakit serius biasanya terlihat pada individu yang menjadi sangat dehidrasi, terutama bayi, orang tua, atau orang lain dengan penyakit medis yang signifikan.(eMedicine health)