PBL SK 3 BLOK MUSCULO YARSI
-
Upload
debbyelvira -
Category
Documents
-
view
271 -
download
2
description
Transcript of PBL SK 3 BLOK MUSCULO YARSI
Nama : Debby Elvira
NPM : 1102012051
TUGAS MANDIRI SKENARIO 3
LI.1 Mempelajari dan memahami mengenai articulatio femur & coxae
LO.1.1 Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis dari femur & coxae
Os Coxae
Os Coxae adalah tulang panggul besar dan rata yang terbentuk melalui fusi tiga tulang primer – ilium, ischium, dan pubis – pada akhir masa remaja. Setiap tulang dari tiga tulang tersebut terbentuk dari pusat osifikasi primernya sendiri. Saat lahir, tiga tulang primer disatukan oleh cartilage hyaline. Saat pubertas, ketiga tulang masih dipisahkan oleh kartilago triradiata berbentuk Y yang berpusat pada acetabulum meskipun dua bagian ramus ischiopubicus menyatu pada usia 9 tahun. Tulang mulai menyatu pada usia 15-17tahun; fusi lengkap terjadi pada usia 20-25 tahun.
Ilium
Os ilium merupakan bagian paling besar pada os coxae dan menjadi bagian superior acetabulum. Os ilium memiliki bagian medial tebal (columna) untuk menahan beban dan bagian posterolateral berbentuk seperti sayap dan tipis yang disebut alae (L.sayap) yang memiliki permukaan lebar untuk perlekatan otot. Corpus ossis ilii menggabungkan pubis dan ischium untuk membentuk acetabulum.
Ischium
Ischium merupakan bagian posteroinferior os coxae. Bagian superior corpus ossis ischii menyatu dengan pubis dan ilium, yang membentuk aspek posteroinferior acetabulum. Ramus ossis ischia menyatu dengan ramus inferior ossis pubis untuk membentuk suatu batang tulang, ramus ischiopubicum, yang merupakan batas inferomedial foramen obturatorum.
Pubis
Pubis membentuk bagian anteromedial os coxae, yang berperan sebagai bagian anterior acetabulum dan memberikan pelekatan proksimal untuk otot-otot paha medial. Pubis dibagi menjadi corpus rata dan dua ramus, superior dan inferior. Ramus merupakan “penyangga” (brace) skeletal yang kuat namun relative ringan yang mempertahankan arcus yang terdiri dari sacrum dan dua ilium.
1
Femur
Femur adalah tulang paling panjang dan paling berat pada tubuh. Tulang tersebut mentransmisi berat tubuh dari os coxae ke tibia ketika seseorang berdiri. Panjangnya sekitar seperempat tinggi badan seseorang. Femur terdiri dari corpus dan dua ujung , superior atau proksimal dan inferior atau distal. Ujung superior (proksimal) femur terdiri dari caput, collum, dan dua trochanter (major dan minor). Caput femoris yang bulat merupakan dua pertiga sferis yang ditutupi oleh cartilage articularis , kecuali untuk bagian depresi atau cekungan yang terletak dimedial.
LO.1.2 Memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopis dari tulang
Tulang adalah unsur utama kerangka orang dewasa. Jaringan ini adalah jenis khusus dari jaringan ikat dengan matriks ekstraseluler yang mengalami kalsifikasi dimana terbenam sel-sel khas. Fungsi tulang adalah melindungi organ-organ vital, menyokong struktur berbentuk daging dan menyediakan cadangan kalsium (tulang menyimpan sekitar 99% kalsium tubuh). Tekanan pada tulang menyebabkan resorpsi tulang regangan pada tulang menyebabkan pembentukan tulang.
Susunan Tulang
1. Matriks tulanga. Bagian anorganik : kalsium, fosfat, bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium dan natrium.b. Bagian organik : terutama terdiri atas kolagen tipe 1
2. Periosteum Periosteum merupakan lapisan jaringan ikat tanpa kalsifikasi yang membungkus tulang pada permukaan luarnya, kecuali pada persendian synovial dan pada perlekatan otot. Periosteum berfungsi mendistribusikan pembuluh darah ke tulang. Periosteum terdiri atas lapisan fibrosa pada sebelah luar dan lapisan osteoprogenitor (osteogenik) disebelah dalam. Serat Sharpey (kolagen tipe 1) melekatkan periosteum ke permukaan tulang.
3. EndosteumEndosteum merupakan suatu jaringan ikat khusus yang tipis yang membatasi rongga sumsum tulang dan memberikan sel-sel osteoprogenitor dan osteoblast untuk pertumbuhan dan perbaikan tulang.
Sel-sel tulang
1. Sel osteoprogenitor- Berasala dari sel mesenkim embrional- Terletak pada periosteum dan endosteum- Mampu berdiferensiasi menjadi osteoblast. Namun pada tekanan oksigen rendah sel-sel ini
mungkin berubah menjadi sel-sel kondrogenik.2. Osteoblast
- Berasal dari sel-sel osteoprogenitor- Osteoblast berperan untuk sintesis komponen protein organic dari matriks tulang, meliputi
kolagen tipe 1, proteoglikan, dan glikoprotein.- Sel ini mempunyai juluran sitoplasma yang mana sel kontak dengan juluran osteoblast
lainnya dan osteosit serta membentuk gap junction.- Sel ini dapat terjebak dalam lacuna namun masih dapat kontak dengan sel-sel lain melalui
juluran sitoplasmanya. Osteoblast yang terjebak ini disebut sebagai osteosit.3. Osteosit
- Osteosit adalah sel tulang yang matang menempati lakunanya sendiri- Sel ini mempunya juluran sitoplasma yang ramping yang menjulur melalui kanalikuli dalam
matriks yang kalsifikasi- Sel ini mendapat nutrisi dan dipertahankan oleh nutrient, metabolit, dan molekul sinyal yang
dibawa oleh cairan ekstraseluler yang mengalir melalui lacuna dan kanalikuli. Selain itu
2
kalsium dilepaskan dari tulang memasuki cairan ekstraseluler yang terletak dalam celah-celah ini.
4. Osteoklas- Osteoklas adalah sel besar, berinti banyak, motil yang meresorpsi tulang. Sel ini berasal dari
sel-sel sistem fagosit mononuclear- Sitoplasma osteoklas biasanya asidofil- Osteoklas membentuk dan menempati lekukan yang dikenal sebagai lacuna Howship yang
merupakan daerah resorpsi tulang.
Klasifikasi Tulang
Pengamatan secara keseluruhana. Tulang Spongiosa (tulang kanselosa) >> selalu dikelilingi tulang kompaktab. Tulang kompakta (padat) >> tidak punya trabekula / rongga sumsum tulang
Pengamatan secara mikroskopika. Tulang primer >> tulang yang belum dewasa / tulang tenunan.
Ialah tulang kompakta pertama yang dihasilkan selama perkembangan janin dan perbaikan tulang. Tulang ini akan dibentuk kembali dan digantikan oleh tulang sekunder pada tempat tertentu.
b. Tulang sekunder >> tulang dewasa / tulang lamellarMerupakan tulang kompakta orang dewasa. Tulang ini memiliki lamel-lamel. Tulang ini mengandung osteosit dalam lacuna antara lamel dan terkadang dalam lamel.
Resorpsi Tulang- Osteoklas mensekresi asam yang melarutkan kalsium pada lapis permukaan tulang.- Hydrolase asam, kolagenase dan enzim proteolitik lainnya disekresi oleh osteoklas kemudian
menghancurkan bagian organik tulang.- Osteoklas meresopsi sisa-sisa organic dan anorganik matriks tulang dan melepaskannya ke
dalam kapiler jaringan ikat.
Histogenesis Tulang
Histogenesis tulang diikuti dengan resorpsi tulang. Kombinasi pembentukan tulang dan resorpsi tulang disebut remodeling, terdapat sepanjang hidup, meskipun prosesnya lebih lambat pada yang sekunder daripada pada tulang primer. Terjadi melalui dua proses, pembentukan tulang intramembranosa dan pembentukan tulang endokondral.
1. Pembentukan tulang intramembranosa >> pembentukan tulang pipih contohnya tulang parietal dari tengkorak. Sel-sel mesenkim dengan adanya zona vascular, memadat menjadi pusat osifikasi primer,
berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai mensekresi osteoid Ketika terjadi kalsifikasi, osteoblast menjadi terjebak dalam matriksnya sendiri dan menjadi
osteosit. Pusat perkembangan tulang ini disebut trabekula. Penyatuan trabekula tulang menghasilkan tulang spongiosa ketika pembuluh darah
menyusup daerah itu dan sel-sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi lainnya membentuk sumsum tulang
Periosteum dan endosteum berkembang dari bagian-bagian lapisan mesenkim yang tidak mengalami osifikasi.
Aktivitas mitosis sel-sel mesenkim menjadi sel-sel osteoprogenitor, yang mengalami pembelahan sel dan membentuk lebih banyak sel-sel osteoprogenitor / berdiferensiasi menjadi osteoblast dalam lapisan dalam periosteum yang sedang terbentuk.
2. Pembentukan tulang endokondral >> pembentukan tulang panjang. Pembentukan mulai dalam suatu segmen tulang rawan hialin yang bekerja sebagai suatu model kecil untuk tulang.
3
Sebagian besar tulang terbentuk melalui proses penulangan endokondral. Tulang-tulang panjang terbentuk melalui proses pembentukan model dari tulang rawan terlebih dahulu. Kemudian diganti dengan tulang.
Kerangka dari tulang rawan hialin ini terbentuk melalui pertumbuhan interstisial dan aposisional dari tulang rawan. Pusat pertulangan mula-mula timbul didaerah diafisis. Pada tempat ini terjadi hipertrofi kondrosit, sementara itu terjadi kalsifiaksi matriks disertai disintegrasi kondrosit yang kemudian mati.
Sementara disaat yang bersamaan terjadi perubahan pada perikondrium. Sel-sel perikondrium dengan perubahan lingkungan menjadi osteogenik, sel-sel bagian dalam
berubah menjadi sel osteoprogenitor untuk selanjutnya berdiferensiasi menjadi osteoblast. Osteoblast dengan cepat membuat matriks tulang dan membentuk suatu lapisan tulang tipis
melingkari diafisis, disebut kerah tulang periosteal (periosteal collar bone). Dari belakang kerah tulang periosteal muncul pembuluh darah disertai berkas-berkas
jaringan menerobos lobang-lobang pada kerah periosteal masuk ketengah diafisis menggantikan tempat sel tulang rawan yang telah berdegenerasi. Berkasi-berkas jaringan tersebut disebut kuncup-kuncup periosteum.
Sel-sel kuncup periostium dalam lingkungan tersebut berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai mensekresi matriks tulang sehingga terbentuklah balok-balok tulang.
Daerah yang tadinya tulang rawan menjadi pusat penulangan. Daerah tulang rawan pada penulangan endokondral dapat dibagi menjadi beberapa zona,
yaitu : 1.) zona istirahat 2.) zona proliferasi 3.) zona maturasi 4.) zona pengapuran 5.) zona degenerasi dan 6.) zona penulangan (osifikasi)
LO.1.3 Memahami dan menjelaskan kinesiology femur & coxae
1. Articulationes cinguli pelviciGelang panggul dibentuk oleh os. Coxae dan os. Sacrum Os. Ilium, ischidium dan pubis pada mulanya terpisah kemudian bersatu membentuk suatu sendi disebut sinostosis. Gelang panggul ini merupakan penghantar tekanan atau berat batang badan ke tungkai.
A. Articulatio CoxaeTulang : Antara caput femoris dan acetabulumJenis sendi : Enarthrosis spheroideaPenguat Sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunata. Kelenjar havers terdapat pada acetabuli.- Ligamentum iliofemorale yang berfungsi mempertahankan art. Coxae tetap ekstensi,
menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak.
4
- Ligamentum pubofemorale >> mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi eksterna.- Ligamentum transversum acetabula dan lig. Capitisfemoris
Bagian yang bolong disebut zona orbicularis.- Capsula articularis : membentang dari lingkar acetabulum ke linea intertrichanterica dan
crista intertrochanterica.B. Articulatio sacra-iliaca
Tulang : Facies auricularis sacri dan facies auricularis ileiJenis Sendi : ampiarthrosisPenguat sendi : lig. Sacroiliaca anterior, lig. Sacroiliaca interossea, lig sacroiliaca posterior, lig. Sacrotuberale dan lig. Sacrospinale.
LI.2 Mempelajari dan memahami mengenai fraktur
LO.2.1 Definisi fraktur
Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang,umumnya akibat trauma. Fraktur digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur.
LO.2.2 Etiologi fraktur
Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma, tetapi dapat terjadi fraktur patologik pada tulang yang sakit hanya oleh regangan otot ringan pada aktivitas sehari-hari.
Penyebab fraktur dapat bermacam-macam, termasuk :
1. Dorongan langsung pada tulang2. Kondisi patologis yang mendasarinya
seperti rakitis yang mengarah pada fraktur spontan
3. Kontraksi otot yang kuat dan tiba-tiba4. Dorongan tidak langsung misalnya
terpukul benda terbang dari jarak jauh
5. Neuroblastoma metastatic6. Sarcoma Ewing7. Sarcoma osteogenik8. Osteogenesis imperfect9. Osteomyelitis10. Defisiensi tembaga
LO.2.3 Klasifikasi fraktur
Ada berbagai macam fraktur yang dapat digolongkan berdasarkan system klasifikasi Salter-Harris, yaitu :
Tipe I
- Fraktur melewati lempeng pertumbuhan tanpa termasuk metafisis atau epifisis
- Terjadi dengan cedera traumatic ringan- Paling sering terlihat pada fibula distal
Tipe II
- Fraktur meluas melalui lempang pertumbuhan, termasuk metafisis
- Terjadi sebagai akibat dari trauma berat seperti kecelakaan mobil, jatuh dari papan luncur
- Paling sering terlihat pada radius distal dan humerus proksimal
Tipe III
- Fraktur meluas melalui lempeng pertumbuhan, termasuk epifisis dan sendi
- Terjadi selama trauma berat secara moderat
- Paling sering terlihat pada humerus- Dapat mengakibatkan kerusakan serius
Tipe IV
- Fraktur termasuk metafisis, meluas melalui lempeng pertumbuhan ke epifisis
- Terjadi sebagai akibat dari jatuh, kecelakaan papan peluncur atau sepeda
- Paling sering terlihat pada humerus- Dapat mengakibatkan kerusakan serius
Tipe V
- Lempeng pertumbuhan mengeras
5
- Fraktur kompresi, yang diakibatkan dari jatuh atau dampak proyektil
LO.2.4 Manifestasi klinis fraktur
Nyeri yang hilang dengan istirahat
Nyeri tekan Bengkak Kerusakan fungsi, pincang Gerakan terbatas
Ekimosis di sekitar lokasi Krepitasi di sisi fraktur Status neurovascular pada
daerah distal dari tempat fraktur mengalami penurunan
Atrofi distal
Berdasarkan luas dan garis fraktur terdiri dari :a). Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang).b). Fraktur tidak komplit (bila garis patah tidak melalui seluruh garis penampang tulang).
Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :a. Fraktur kominit (garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan).b. Fraktur segmental (garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan).c. Fraktur Multipel ( garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang
berlainan tempatnya, misalnya fraktur humerus, fraktur femur dan sebagainya).
Berdasarkan posisi fragmen :a) Undisplaced (tidak bergeser)/garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.b) Displaced (bergeser) / terjadi pergeseran fragmen fraktur
Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar :
a) Tertutup
b) Terbuka (adanya perlukaan dikulit).
Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu:
a) Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot
b) Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan otot
c) Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot
dan kulit.
Berdasar bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme traumaa) Garis patah melintang.b) Oblik / miring.c) Spiral / melingkari tulang.d) Kompresie) Avulsi / trauma tarikan atau insersi otot pada insersinya. Missal pada patela.
Berdasarkan kedudukan tulangnya :a) Tidak adanya dislokasi.b) Adanya dislokasi
6
Berdasarkan penyebab frakturnya :•Fr. Traumatik : terjadi karena trauma tiba2•Fr. Patologis : terjadi krn kelemahan tulang•Fr. Stres : terjadi krn tekanan terus menerus
LO.2.5 Pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang
a. Riwayat Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) dan
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera tersebut.
b. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi / Look Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan, bengak. Pada fraktur
terbuka klasifikasi Gustilo
- Palpasi / Feel : Lakukan palpasi pada daerah ekstremitas tempat fraktur tersebut, meliputi
persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang mengalami nyeri, efusi, dan krepitasi.
- Gerakan / Moving
- Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, toraks, abdomen, pelvis. Sedangkan pada pasien
dengan politrauma, pemeriksaan awal dilakukan menurut protokol ATLS. Langkah pertama adalah
menilai airway, breathing, dan circulation.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan
darah, cross-test, dan urinalisa. Pemeriksaan Radiologis untuk lokasi fraktur.
MRI USG X-RAY Plain Photo
7
X-ray - lower tibiaMRI - collum femur
Plain Photo - humerus
LO.2.6 Penatalaksanaan fraktur
Penatalaksanaan bervariasi sesuai jenis fraktur. Cara penatalaksanaannya mencakup reduksi terbuka, reduksi tertutup, traksi, pemasangan gips, pemasangan pen perkutan, dan remodeling.
Reduksi tertutupFraktur sederhana pada sebuah tulang panjang yang sedikit atau tidak menyebabkan pergeseran tulang dapat diterapi dengan teknik reduksi tertutup. Untuk kenyamanan pasien biasanya dilakukan anestesi umum tetapi dapat juga dilakukan anestesi spinal atau blok. Fraktur direduksi melalui manipulasi manual, dibantu oleh fluoroskopi dan diimobilisasi dengan gips.
Pin dan gipsKadang-kadang diindikasikan reduksi tertutup pada lengan bawah atau pergelangan tangan dan fraktur yang terjadi memerlukan stabilisasi tambahan dengan pemasangan pin perkutis. Reduksi tertutup dilakukan dengan bantuan fluoroskopi. Daerah operasi dibersihkan dan dilakukan pemasangan pin perkutis. Penyambungan fraktur kemudian dinilai kembali dengan fluoroskopi dan apabila penyambungan tersebut adekuat, dipasang gips / gips fiberglass yang mengenai pin.
TraksiFraktur sederhana yang menyebabkan pergeseran ringan ujung-ujung tulang dan kerusakan jaringan lunak minimal dapat direduksi dan diimobilisasi melalui traksi kulit atau tulang. Aplikasi traksi kulit seperti traksi Buck and Russell adalah prosedur yang noninvasive. Traksi tulang memerlukan pemasangan satu atau lebih pin steril ke dalam tulang yang terletak distal dari tempat fraktur. Pada pin kemudian dipasang busur traksi dan dilakukan traksi sesuai keinginan melalui system suspensi seimbang. Teknik traksi memerlukan imobilisasi berkepanjangan dan meningkatkan risiko yang berkaitan dengan tirah baring jangka panjang.
Analgesic dipakai untuk menghilangkan rasa nyeri.
LO.2.7 Komplikasi Fraktur
- Deformitas ekstremitas - Perbedaan panjang ekstremitas
8
USG – posterior rib
- Potensial henti perkembangan- Inkongruenitas pada sendi- Keterbatasan gerak- Cedera saraf yang menyebabkan
mati rasa atau paralisis saraf
- Gangguan sirkulasi- Kontraktur iskemik Volkmann- Gangren- Sindrom kompartemen - Terjadi fraktur kembali
LI.3 Mempelajari dan memahami fraktur kolum femur
LO.3.1 Memahami dan menjelaskan definisi fraktur kolum femur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma, baik langsung maupun tidak langsung. Fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur. Yang termasuk collum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.
LO.3.2 Memahami dan menjelaskan etiologi fraktur kolum femur
Fraktur collum femur dan fraktur subtrochanter femur banyak terjadi pada wanita tua dengan usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotic.
Osteopenia Terjatuh
Penyebab umum yang mengakibatkan kelemahan pada tulang yaitu :1. Osteoporosis. Penggunaan Vitamin D dan Kalsium diketahui mengurangi terjadinya fraktur
patologis sebanyak 43%.2. Homosistein, merupakan suatu asam amino alami yang toksik dan menyebabkan kelainan
pada jantung, stroke dan fraktur tulang. Penggunaan vitamin B mengurangi terjadinya fraktur pada 80% pasien setelah 2 tahun.
3. Penyakit metabolik lain seperti Penyakit Paget, Osteomalasia dan Osteogenesis Imperfekta.4. Tumor tulang primer yang jinak atau ganas.5. Kanker metastasis pada bagian proksimal femur juga dapat melemahkan tulang dan
mempermudah terjadinya fraktur patologis6. Infeksi pada tulang.
LO.3.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi fraktur kolum femur
Terbagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Fraktur Intracapsular , terbagi lagi menjadi 3 :- Subcapital- Transcervical- Basal
2. Fraktur Ekstracapsular >> fraktur trochanterika dalam berbagai tipe
Fraktur Intrakapsular kolum femur
Ini juga disebut fraktur leher femur tinggi. Dalam kelompok ini, fragmen proksimal sering kehilangan bagian dari suplai darah dan karenanya, penyatuan fraktur ini sulit. Ini adalah cedera serius pada pasien lansia. Pada orang yang sangat tua dan lemah, dapat memicu krisis dalam keseimbangan metabolik. Hal ini dapat menjadi penyakit terminal karena uremia, infeksi paru-paru, luka tempat tidur dll, dan berakibat fatal.
stage I : incomplete fracture of the neck (so-called abducted or impacted)
9
stage II : complete without displacement
stage III: complete with partial displacement: fragments are still connected by posterior retinacular attachment; there is malalignment of the femoral trabeculae
stage IV : this is a complete femoral neck fracture with full displacement: the proximal fragment is free and lies correctly in the acetabulum so that the trabeculae appear normally aligned
Fraktur Subcapital
Pauwels Klasifikasi:
Tipe I memiliki arah miring berkisar dari 0 sampai 30 derajat
Tipe II memiliki arah miring berkisar antara 30 sampai 50 derajat
Tipe III memiliki arah miring 70 derajat atau lebih
Linton Classification:
Stage I: Incomplete fracture
Stage II: Complete but undisplaced fracture
Stage III: Complete, partially displaced fracture
Stage IV: Displaced and totally free fracture
Fraktur ekstrakapsular
Dalam kelompok ini, suplai darah ke fragmen proksimal tidak diganggu dan ada daerah yang lebih besar dari kontak antara dua fragmen, maka fraktur bersatu dengan mudah.
LO.3.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi fraktur kolum femur
LO.3.5 Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan fraktur kolum femur
Fraktur Femur Intrakapsular
Terapi Konservatif
Fraktur pada tingkat ini memiliki kapasitas yang sedikit untuk menyambung kembali karena faktor-faktor berikut.
a) gangguan pada suplai darah ke fragmen proksimal.
b) kesulitan dalam mengendalikan fragmen proksimal yang kecil.
c) kurangnya penangan pada hematoma yang terjadi di fraktur karena cairan synovial .
Terapi Bedah
Dua prinsip penting yang harus diikuti dalam pengelolaan bedah fraktur ini
(a) Pengurangan anatomi yang sempurna
(b) Fiksasi internal kaku.
Metode sebelumnya menstabilkan patah tulang dengan fiksasi internal menggunakan Paku Smith Petersen Trifin. Fraktur internal dengan SP Nail tetap dibawah kontrol radiologis. Metode yang lebih baru dari fiksasi internal fraktur menggunakan beberapa sekrup kompresi.
10
Dynamic Hip Screw
Bila fraktur terjadi pada pasien berusia diatas 60tahun, dilakukan penggantian kepala femur dengan prosthesis yang terbuat dari logam seperti prosthesis Austin Moore. Hal ini membuat pasien bisa menopang berat badannya lebih kuat.
Fraktur kolum femur pada anak-anak Pengurangan fraktur dengan manipulasi dan immobilisasi kaki dengan plaster spica dalam posisi abduksi selama 8-10 minggu. Ketika disarankan fiksasi internal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pin Austin Moore.
Fraktur Femur EkstrakapsularDiklasifikasikan sebagai (i) Stabil, (ii) fraktur tidak stabil. Dalam kelompok ini, suplai darah ke fragmen proksimal tidak terganggu dan ada daerah yang lebih besar dari kontak antara dua fragmen, maka fraktur bersatu dengan mudah. Umumnya terjadi malunion dengan kelainan coxa vara.
Leher sudut poros normal adalah sekitar 115 derajat. Bila sudut dikurangi menjadi lebih dekat90 derajat, deformitas disebut coxa Vara.
Terapi KonservatifTerapi konservatif ini menggunakan traksi tulang yang terus menerus. Untuk beberapa kasus dengan coxa vara, traksi tulang berlangsung sampai tulang tibia dan immobilisasi dengan bidai Bohler Braun , ujung kaki dinaikan ditempat tidur. Coxa vara dapat sembuh sekitar 12 minggu. Ketika coxa vara tidak
11
terlihat, dengan traksi kulit pada bidai Thomas sudah cukup. Tidak ada efek yang buruk dari terapi konservatif ini meski pasien diharuskan untuk istirahat selama 3 bulan.
Operasi Operasi ini meliputi pengurangan manipulasi dan fiksasi internal. Fiksasi internal dapat dilakukan dengan lempeng paku biasanya menggunakan dua lempeng paku Mclaughlin. Penggunaan satu lempeng paku (Jewett) dapat dilakukan pula hasilnya pun baik. Baru-baru ini penggunaan sekrup kompresi panggul dan lempeng system dapat mempercepat mobilisasi dari panggul dan penopangan berat badan.
Daftar Pustaka
http://www.e-radiography.net/radpath/f/femur%20fracture/neck_of_femur.htm
Moore KL, dkk. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Ed.5 jilid 2. Jakarta : Erlangga
Syamsir, HM. (2013). Kinesiologi Gerak Tubuh Manusia. FKUY
12