pbl blok 8

39
Struktur Makroskopis Jantung Jantung merupakan organ muscular berongga yang bentuknya mirip pyramid dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Basis cordis dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar, meskipun demikian tetap terletak bebas di dalam pericardium. 2 Permukaan Jantung Jantung mempunyai tiga permukaan, fascies sternocostalis (anterior), fascies diaphragmatica (inferior), dan basis cordis (posterior). Jantung juga mempunyai apex yang kebawah, depan dan kiri. 2 Fascies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter yang dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis (gambar 1). Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dextrum dan pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula sinistra. Ventrikulus dexter dipisahkan dari ventrikulus sinister oleh interventrikularis anterior. 2 2

description

tejfd

Transcript of pbl blok 8

Struktur Makroskopis Jantung

Jantung merupakan organ muscular berongga yang bentuknya mirip pyramid dan terletak di

dalam pericardium di mediastinum. Basis cordis dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh

darah besar, meskipun demikian tetap terletak bebas di dalam pericardium.2

Permukaan Jantung

Jantung mempunyai tiga permukaan, fascies sternocostalis (anterior), fascies diaphragmatica

(inferior), dan basis cordis (posterior). Jantung juga mempunyai apex yang kebawah, depan

dan kiri. 2

Fascies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter yang

dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis (gambar 1). Pinggir kanannya

dibentuk oleh atrium dextrum dan pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian

auricula sinistra. Ventrikulus dexter dipisahkan dari ventrikulus sinister oleh

interventrikularis anterior. 2

Gambar 1. Permukaan anterior jantung (sumber: www.google.com). Gambar 2. Permukaan posterior jantung (sumber: blogspot.com).

Fascies diaphragmatica jantung dibentuk oleh permukaan inferior atrium dextrum, dan

ventriculus dexter dan sinister yang dipisahkan oleh sulcus intervetricularis posterior. 2

Basis cordis atau fascies posterior dibentuk oleh atrium sinistrum, tempat bermuara empat

venae pulmonales (gambar 2). Basis cordis terletak berlawanan dengan apex cordis. 2

Apex cordis dibentuk oleh ventriculus sinister, mengarah ke bawah, depan dan kiri (gambar

1). Apex terletak setinggi spatium intercostale 5 sinistra. Pada daerah apex, denyut apex

biasanya dapat dilihat dan dirasakan pada orang hidup. 2

2

Batas Jantung

Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas kiri dibentuk oleh auricula sinistra

dan di bawah oleh ventriculus sinister (gambar 1). Batas bawah terutama dibentuk oleh

ventriculus dexter tetapi juga oleh atrium dextrum dan apex oleh ventriculus sinister. 2

Ruang-ruang Jantung

Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang, yaitu: atrium dextrum, atrium

sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terletak anterior

terhadap atrium sinistrum dan ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister. 2

Atrium Dextrum

Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula (gambar 3).

Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan auricula kanan terdapat

sulcus terminalis, yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis.

Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin. Bagian atrium di

anterior rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas serabut-serabit

otot, musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke auricula dextra. 2

Gambar 3. Atrium dextrum (sumber: blogspot.com). Gambar 4. Ventrikel dextra (sumber: blogspot.com)

Ventriculus Dexter

Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui ostium atrioventricularis

dextrum dan dengan truncus pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis

bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini disebut infundibulum. 2

3

Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium dextrum dan

menunjukkan beberapa rigi yang menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot.

Rigi-rigi yang menonjol ini dikenal sebagai trabeculae carnae. Trabeculae carnae terdiri atas

tiga jenis, yaitu musculi papillares, yang menonjol kedalam, melekat melalui basisnya pada

dinding ventrikel , puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordate tendineae) ke

cuspis valve tricuspidalis (gambar 4). Jenis kedua yang melekat dengan ujungnya pada

dinding ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu diantaranya adalah trabecula

septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior. Jenis ketiga

hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol. 2

Atrium Sinistrum

Sama seperti atrium dextrum, atrium sinistrum terdiri atas rongga utama dan auricular

sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang atrium dextrum dan membentuk sebagian besar

basis atau fascies posterior jantung (gambar 2). Dibelakang atrium sinistrum terdapat sinus

obliquus pericardii serosum dan pericardium fibrosum memisahkannya dari oesophagus. 2

Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi auricular sinistra mempunyai rigi-rigi otot seperti

pada auricula dextra. 2

Ventriculus Sinister

Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium atrioventriculare

sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventriculus sinister tiga kali lebih

tebal dari pada dinding ventriculus dexter. Pada penampang melintang, ventriculus sinister

berbentuk sirkuler sedangkan ventriculus dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan

septum interventriculare ke dalam rongga ventriculum dexter. Terdapat trabecula carneae

yang berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat

trabecula septomarginalis. Bagian ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum

aortae. 2

Pendarahan Jantung

Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta

ascendens tepat diatas valca aortae (gambar 5). Arteriae coronariae dan cabang-cabang

utamanya terdapat dipermukaan jantung. Terletak di dalam jaringan ikat subepicardial. 2

4

gambar 5. arteriae cororiae (A) anterior dan (B) posterior

arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara

truncus pulmonalis dan auricular dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertical di dalam

sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam

sulcus intercventricularis posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra berikut ini

mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dextrum, sebagian dari atrium sinistrum dan

ventriculus sinister, dan atrioventriculare. 2

Cabang-cabang arteria coronaria dextra:

1. Ramus coni arteriosi

Pembuluh ini mendarahi fascies anterior conus pulmonaris (infundubulum

ventricularis dexter) dan bagian atas dinding anterior ventriculus dexter.

2. Rami ventriculares anteriores

Jumlahnya dua atau tiga, dan mendarahi fascies anterior ventriculus dexter. Ramus

marginalis dexter adalah cabang yang terbesar dan berjalan sepanjang pinggir bawah

fascies costalis untuk mencapai apex cordis.

3. Rami ventriculares posteriors

Biasanya ada dua, dan mendarahi fascies diaphragmatica ventriculus dexter.

4. Ramus interventricularis posterior (descendens)

Arteri ini berjalan menuju apex pada sulcus interventricularis posterior. Memberikan

cabang-cabang ke ventriculus dexter dan sinister, termasuk dinding inferiornya.

Pembuluh ini juga memberikan cabang untuk bagian posterior septum ventriculare,

tetapi tidak untuk bagian apex yang menerima darah dari ramus interventricularis

anterior arteria coronaria sinistra.

5. Rami atriales

5

Beberapa cabang mendarahi permukaan anterior dan lateral atrium dextrum. Satu

cabang mengurus permukaan posterior kedua atrium dextrum dan sinistrum. 2

Arteria coronaria sinistra, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria

dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,

ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus

aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan diantara truncus pulmonalis dan auricular

sinistra. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua

menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus ciscumflexus. 2

Cabang-cabang arteria coronaria sinistra

1. Ramus interventricularis (descendens) anterior

Berjalan ke bawah di dalam sulcus interventricularis anterior menuju apex cordis

(gambar 5). Pembuluh ini kemudian berjalan di sekitar apex cordis untuk masuk ke

sulcus interventricularis posterior dan beranastomosis dengan cabang-cabang terminal

arteria coronaria dextra. Ramus interventricularis anterior mendarahi ventriculus

dexter dan sinister dengan sejumlah cabang yang juga mendarahi bagian anterior

septum ventriculare. Satu diantara cabang-cabang ventricular ini (arteria diagonalis

sinistra) mungkin berasal langsung dari pangkal arteria coronaria sinistra. Sebuah

arteria conus sinistra yang kecil mendarahi conus pulmonaris.

2. Ramus circumflexus

Mempunyai ukuran yang sama dengan arteria interventricularis anterior (gambar 5).

Pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung di dalam sulcus atrioventricularis.

Ramus marginalis sinister merupakan cabang besar yang mendarahi batas kiri

ventriculus sinister dan turun sampai apex cordis. Ramus ventricularis anterior dan

posterior mendarahi ventriculus sinister. Rami atriales mendarahi atrium sinistrum. 2

Pembuluh Balik Jantung

Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus coronaries,

yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventriculais dan merupakan lanjutan dari vena

cardiac magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior.

Vena cardiac parva dan vena cardiac media merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya

dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena-vena

kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung. 2

6

Katup-katup Jantung

Valve tricuspidalis terletak di belakang setengah bagian kanan sternum pada spatium

intercostale 4.

Valve mitralis terletak di belakang setengah bagian kiri sternum setinggi cartilage

costalis 4.

Valve trunci pulmonalis terletak dibelakang ujung medial cartilage costalis 3 sinistra

dan bagian yang berhubungan dengan sternum.

Valve aortae terletak dibelakang setengah bagian kiri sternum pada spatium

intercostale 3.2

Struktur Mikroskopis Jantung dan Pembuluh darah

sistem peredaran terdiri dari sistem pembuluh darah dan sistem pembuluh limpa. Sistem

pembuluh darah terdiri atas : jantung, sebuah organ yang memompa darah. Arteri yang

membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan. Kapiler, saluran kecil yang

beranastomose, membelah diri, dan menyediakan diri untuk pertukaran berbagai zat antara

darah dan jaringan, dan vena yang mengembalikan darah ke jantung. 3

Sistem Pembuluh Darah

beberapa komponen sistem pembuluh darah mempunyai selaput yang serupa dan kontinu

yang terdiri atas suatu lapisan tunggal sel endotel. Pada kapiler, lapisan endotel merupakan

komponen structural utama dindingnya. Pada jantung, arteri, dan vena selaput tadi diberikan

lapisan tambahan berupa otot dan jaringan penyambung. 3

Kapiler

Dinding kapiler terdiri atas suatu lapisan tunggal sel-sel endotel, terpisah dari suatu lapisan

tipis jaringan penyambung oleh suatu membrane basal. Sel-selnya tersusun sedemikian rupa

sehingga sumbu panjang mereka sejajar dengan sumbu panjang kapilernya (gambar 6). Pada

pandangan permukaan, mereka tamoak tersusun dakam suatu mosaic dengan tepi yang

bergerigi. Sitoplasmanya jernih atau bergranula halus. Nukleusnya agak lonjong dan terletak

sentral. Sel-selnya lebih tebal di daerah nucleus. Dinding kapiler biasanya terdiri atas satu

sampai tiga sel. Kapiler besar mempunyai tiga sampai lima sel. Kapiler terbungkus oleh suatu

selubung tipis serat kolagen atau retikuler dan suatu lapisan terputus-putus dari sel-sel

perikapiler. Membrane basal yang terlihat pada mikroskop cahaya, terdiri atas suatu lamina

7

basal, bahan amorf dan serat-serat retikuler halus. Sel-sel perikapiler meliputi fibroblast,

histiosit, dan perisit. Perisit adalah sel yang bercabang tak teratur yang menyerupai fibroblast.

Perisit terbungkus oleh suatu lamina basal dan tersebar pada jarak sepanjang dinding kapiler.3

gambar 6. Kapiler darah (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Arteri

Arteri tersusun dari tiga selaput atau tunikum, yaitu:

1. Selaput dalam atau intima terdiri atas pelapis dalam endotel, suatu lapisan antara

jaringan penyambung, dan suatu lapisan luar dari jaringan elastic.

2. Selaput tengah atau media terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun secara sirkuler

(dalam lingkaran) bercampuran dengan berbagai jumlah jaringan penyambung.

3. Selaput luar atau adventisia tersusun dari jaringan kolagen dan elastic.

Arteri biasanya diklasifikasikan sebagai besar, sedang dan kecil, tergantung pada jumlah dan

susunan beberapa jaringan komponen dalam berbagai tunikum. 3

Arteriola dan arteri kecil

Arteriola intima nya terdiri dari suatu lapisan endotel dan suatu membrane elastic dalam yang

menipis. Medianya tersusun atas salah satu dari lima lapisan sel-sel otot polos dengan

beberapa serat elastic yang terpancar. Adventisia lebih tipis daripada media dan terdiri atas

serat-serat elastic dan kolagen yang tersusun secara longgar yang berbaur dengan jaringan

penyambung sekitarnya (gambar 7 dan 11). 3

Bila darah mengalir melalui melalui artiola kearah alas kapiler, ia memasuki serangkaian

saluran-saluran kecil yang disebut metarteriola dan akhirnya, pada beberapa jaringan seperti

otot kerangka, mengalir melalui suatu sfinkter prekapiler (precapillary sphincter) ke dalam

alas kapiler. 3

8

Metarteriola terbungkus oleh beberapa serat otot yang sangat aktif. Sfinkter prekapiler adalah

suatu daerah di mana suatu sel otot tunggal melilit sekeliling dinding kapiler. 3

Arteri kecil biasanya adalah arteri yang menghubungkan arteriola dengan arteri sedang. Bila

pembuluh-pembuluh ini meningkat dalam ukurannya, baisanya terjadi suatu peningkatan

tebal yang sesuai dari berbagai selaput pelapisnya. Hal ini khususnya berlaku dalam hal

media (gambar 8 dan 12). 3

gambar 7. Arteri kecil dan arteriol (sumber: courseweb.uottawa.ca) gambar 8. Arteri kecil (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Arteri Sedang

Arteri ini mempunyai dinding yang relative tebal yang disebabkan oleh sejumlah besar otot

yang terdapat dalam media (gambar 9). Mereka dikenal sebagai arteri berotot atau arteri

pendistribusi, berlawanan dengan yang disebut arteri elastic (arteri besar), seperti aorta, yang

disesuaikan untuk aliran volume besar. 3

Dinding pembuluh darah arteri ini tersusun dari tiga lapisan yang jelas.

1. Lapisan paling dalam atau intima terdiri dari sel-sel endotel yang berada di atas

lapisan intermedier, yang tersusun dari serat-serat elastic, kolagen halus dan fibroblast

terpencar, serta suatu membrane elastic dalam yang terdiri dari ban berjendela tebal,

yang pada beberapa pembuluh terbelah dan tampak rangkap dua. Membrane ini

mempunyai kontak erat dengan batas dalam media nya.

2. Media, lapisan yang paling tebal, ter diri atas 20-40 lapisan serat otot yang tersusun

melingkar. Antara serat-serat otot terdapat sejumlah kecil dan bervariasi dari serat-

serat kolagen retikuler dan elastic, dan fibroblast.

3. Adventisia tersusun dari selaput tebal jaringan penyambung yang terdiri dari selaput

tebal jaringan penyambung yang terdiri atas serat-serat kolagen dan elastic, yang

9

untuk sebagian besar tersusun dalam arah membujur. Serat-serat elastic nya terletak

berbatasan dengan media, sedangkan bagian luar adventisia berbaur dengan jaringan

penyambung sekitarnya. 3

gambar 9. Arteri sedang (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Aorta

Aorta merupaka arteri jenis elastic. Intima aorta dilapisi dengan sel endotel polygon pendek.

Di bawah lapisan ini terdapat suatu lapisan yang mengandung serat-serat kolagen dan elastic

halus dan juga beberapa fibroblast terpencar. Bagian yang lebih dalam dari intima juga

mengandung otot kolagen maupun otot yang berorientasi membujur serta serat elastic.

Membrane elastic dalam terdiri atas dua atau lebih selaput lamel yang berbaur dengan

membrane serupa dari interna dan media. 3

Media merupakan lapisan yang jauh lebih tebal yang hampir merupakan empat per lima dari

tebal dindingnya (gambar 10). Terdiri dari campuran otot polos dan serat-serat elastic yang

tersusun dalam lingkaran. Serat-serat ototnya di kelilingi oleh serat-serat retikuler halus. 3

Adventisia merupakan suatu selaput jaringan penyambung yang tipis menurut bandingan.

Serat-serat elastic terpusat pada batas luar media, dan membentuk membrane elastic luar.

Serat-serat kolagen bercampur dengan serat-serat jaringan penyambung mengelilingi

pembuluh dan tersusun dalam spiral membujur. Dalam adventisia dan bagian luar media

terdapat pembuluh makanan kecil (vasa vasorum) dan saraf (nervi vasorum). 3

10

gambar 10. Arteri Besar (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Vena

Vena merupakan saluran yang digunakan oleh darah untuk kembali ke jantung, mempunyai

dinding yang sebagian besar terdiri atas jaringan penyambung kolagen, dengan serat otot dan

serat elastic yang jauh kurang mencolok daripada dalam arteri. 3

Organisasi dinding nya dalam tiga lapisan, sering kali tidak jelas. Bila sistemnya di telusuri

kembali dari kapiler kea rah jantung, maka dapat diamati vena kecil dan venula, vena sedang,

dan vena besar. 3

Vena kecil dan venula

Vena kecil dan venula terdapat di dalam jaringan penyambung organ-organ (gambar 11 dan

12). Penambahan pertama pada endotel yang mengubah pembuluh itu dari suatu kapiler

menjadi venula bukanlah serat-serat otot melainkan sera-serat kolagen. Ini dan fibroblast

yang menyertainya terorintasi membujur terhadap pembuluhnya. 3

Unsur-unsurnya tersusun seperti pada arteri tetapi dalam perbandingan yang berbeda.

Pembuluh-pembuluh yang lebih besar dari kelompok ini mempunyai tiga pelapis, yaitu:

1. Intima yang terdiri dari endotel, serat kolagen subendotel, dan serat elastic yang

terpencar. Serat elastic ini tidak membentuk suatu membrane yang lengkap dan tidak

terdapat dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan kerutan-kerutan pada tepi

lumen.

2. Media adalah suatu selaput tipis otot yang bercampur dengan serat kolagen.

11

3. Adventisia yang terdiri dari jaringan kolagen, merupakan yang paling tebal dari ketiga

selaput itu. 3

gambar 11. Arteriol dan venula (sumber : courseweb.uottawa.ca) gambar 12. Arteri kecil dan vena kecil (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Vena sedang

Adventisia serat-serat kolagen merupakan yang paling tebal dari selaputnya. Otot media dan

jaringan elastic dari intima agak meningkat dalam jumlah, tetapi tidak terdapat membrane

elastic dalam (gambar 13). Dalam beberapa vena dari kelompok ini terdapat serat otot

membujur pada intima dan adventisia. Pada adventisia ini mungkin juga terdapat suatu

lapisan lengkap serat-serat otot membujur yang terletak dekat dengan serat-serat otot

lingkaran dari media. Akan tetapi, hal ini bukan merupakan kejadian umum. 3

gambar 13. Vena sedang (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Vena besar

Vena besar menunjukkan peningkatan jumlah otot membujur pada adventisia dan sedikit

peningkatan jaringan elastic dalam intima (gambar 14). Akan tetapi, jaringan elastic ini tidak

begitu mencolok, bahkan pada vena terbesar sekalipun. Otot melingkar dari media mengecil

pada vena dari kelompok ini dan sama sekali tidak ada pada beberapa dari mereka itu. 3

12

gambar 14. Vena besar (sumber: courseweb.uottawa.ca)

Jantung

Jantung merupakan bagian yang terspesialisasi dari sistem vaskuler dan berkembang dari

pembesaran dua vena pada embrio. Ia mempunyai tiga lapisan, yaitu endokardium,

myocardium, dan epikardium. 4

Endokardium

Endokardium meliputi suatu pelapis endotel dan suatu lapisan subendotel yang relative tebal,

yang tersusun dari jaringan penyambung, otot polos, dan serat-serat elastic. Suatu lapisan sub

endokardial dari jaringan penyambung longgar mengikat endokardium pada myocardium

yang terletak dibawahnya. Lapisan itu mengandung sejumlah besar pembuluh darah, saraf,

dan cabang-cabang dari sistem penghantar ke jantung. 4

Myokardium

Myocardium merupakan persesuaian untuk media dari pembuluh. Tersusun dari berkas-

berkas otot yang saling melilit. Dalam atrium, serat-serat ototnya tersusun dalam berkas-

berkas yang membentuk suatu struktur yang menyerupai kisi-kisi. Dalam ventrikel, beberapa

dari serat-serat otot pada permukaan dalam, tampak sebagai berkas-berkas terisolasi yang

dikenal sebagai trabekula caneae. Otot jantung tersusun dalam lembaran-lembaran yang

membungkus ventrikula dan atrium dengan membentuk spiral. 4

Epikardium

Epikardium adalah bagian visceral dari kantong pericardial yang membungkus jantung.

Penutupnya terdiri atas lapisan tunggal dari sel-sel mesotel pipih. Berbatasan dengan dan di

bawah sel-sel mesotel terdapat suatu lapisan beserat yang mengandung serat elastic yang

terpencar. Epikardium terikat pada myocardium dengan suatu lapisan jaringan penyambung

areolar vaskuler, yakni lapisan subepikardial. 4

13

Katup-katup Jantung

Katup-katup atrioventrikular, tricuspid dan mitral terdiri atas reduplikasi endokardium dan

suatu lempengan jaringan penyambung, yang berawal dari krah (collar) jaringan ulet berserat

yang mengelilingi akar-akar pembuluh utama (annulus fibrosa) dan diperkuat oleh untaian

dari jaringan ligament padat. Inti katup terdiri dari jaringan padat menyerupai tulang rawan

(kondroid) yang mengandung sel-sel berbentuk bulat. 4

Katup-katup semilunar serupa dalam strukturnya tetapi lebih tipis, dan mempunyai plat

kondral yang lebih tebal. Berbagai jumlah elastin ditemukan tergantung pada keperluan untuk

kelenturan di dalam katupnya. 4

Sistem Penghantar Impuls

Jantung mengandung serat-serat jantung yang termodifikasi yang berfungsi untuk

mengkoordinasikan detak jantung dengan jalan mengatur waktu kontraksi dari atrium dan

ventrikel. Seberkas sel-sel otot jantung yang termodifikasi (serat-serat purkinje) bercabang

dua dan cabang yang terpisah berjalan melalui jaringan subendokardial dari ventrikel kanan

dan kiri. Berkas serat-serat purkinje (berkas-berkas serat His) dalam dinding ventrikel tidak

jelas pada jantung manusia, tetapi dapat dibedakan dari otot jantung biasa karena

sitoplasmanya yang tampak seperti busa, jumlah myofibril yang mengecil, dan diameter sel

yang membesar. 4

Mekanisme Kerja Jantung

Mekanisme Fisiologi

Secara umum fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya

kembali setelah dibersihkan organ paru-paru. Hal ini berarti bahwa fungsi jantung manusia

adalah sebagai alat atau organ pemompa darah pada manusia. Pada saat itu jantung

menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta membersihkan

tubuh darih hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk melaksanakan fungsi

tersebut jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan

selanjutnya memompanya ke paru-paru, dengan cara darah pada jantung mengambil oksigen

dan membuang karbondioksida. Pada jantung darah yang kaya akan oksigen yang berasal

dari paru-paru dipompa ke jaringan seluruh tubuh Manusia. 5

Bertambahnya usia seseorang, akan sangat berpengaruh terhadap fungsionalitas jantung itu

sendiri. Hal ini berarti karena jantung bekerja secara terus menerus selama manusia hidup,

14

akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi jantung secara berangsur akan mengalami

penurunan. Dan hal ini akan semakin drastis penurunan fungsi jantung apabila terdapat

keadaan lain yang mempengaruhi fungsi jantung itu sendiri. Misalnya terjadi infeksi otot

jantung atau selaput otot miokarditis atau perikarditis, berkurangnya oksigen karena

penyempitan pembuluh darah yang menyuplainya sering disebut sebagai penyakit jantung

koroner, bertambahnya massa otot karena meningkatnya tekanan, dan sebagainya.5

Cara Kerja Jantung

Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus yang

juga disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual terlihat atau disebut sebagai

denyut jantung. Melalui mekanisme berselang-seling, jantung berkonstraksi untuk

mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi guna pengisian darah. Secara siklus,

jantung melakukan sebuah periode sistol yaitu periode saat berkontraksi dan mengosongkan

isinya (darah), dan periode diastol  yaitu periode yang melakukan relaksasi dan pengisian

darah pada jantung. Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan

kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan pula untuk melakukan

mekanisme tersebut.6

Sel otot jantung melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompa darah yang dicetuskan

oleh sebuah potensi aksi dan menyebar melalui membrane sel otot. Ketika melakukan

kontraksi, jantung menjadi berdenyut secara “berirama”, hal ini akibat dari adanya ptensi aksi

yang ditimbulkan oleh kegiatan diri jantung itu sendiri. Kejadian tersebut diakibatkan karena

jantung memiliki sebuah mekanisme untuk mengalirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri

untuk melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran

listrik yang menimbulkan aksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+,

Na+, dan Ca++. Sehingga apabila didalam tubuh terjadi gangguan pada kadar elektrolit

tersebut maka akan menimbulkan gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada jantung

manusia. 6

Otot jantung menghasilkan arus listrik dan disebarkan ke jaringan sekitar jantung dan

dihantarkan melalui cairan-cairan yang dikandung oleh tubuh. Sehingga sebagian kecil

aktifitas listrik ini mencapai hingga ke permukaan tubuh misalnya pada permukaan dada,

punggung atau pada pergelangan atas tangan, dan hal ini dapat dideteksi atau direkam dengan

menggunakan alat khusus yang disebut dengan ElectroKardioGram (EKG). Jadi fungsi EKG

adalah merekam aktifitas listrik di cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung

yang muncul hingga mencapai permukaan tubuh. Berbagai komponen pada rekaman EKG

15

dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat digunakan untuk

mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama jantung, serta

kerusakan otot jantung. Ini disebabkan oleh karena adanya aktivitas listrik yang dapat

memicu aktivitas secara mekanis, sehingga apabila terjadi kelainan pola listrik, maka

biasanya juga akan disertai adanya kelainan mekanis atau otot jantung manusia. 6

Setiap darah yang kehabisan oksigen dan mengandung terlalu banyak darah kotor

(carbondiocsida), dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena besar untuk menuju ventrikel

kanan. Hal ini berlangsung setelah pada atrium kanan terisi darah, yang selanjutnya

mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Selanjutnya dipompa melalui katub pulmoner ke

dalam arteri pulmonalis dan menuju ke paru-paru. Dari paru-pari darah mengalir melalui

pembuluh yang sangat kecil yang disebut kapiler, dan mengelilingi kantong udara pada paru-

paru dan menyerap oksigen untuk melepaskan karbondioksida guna mengalirkan darah ke

dalam vena pulmonalis menju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung,

paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Ketika darah berada pada atrium kiri,

selanjutnya didorong menuju ventrikel kiri, da selanjutnya akan memompa darah bersih

melalui katup aurta masuk ke dalam aorta yang merupakan arteri terbesar dalam tubuh

manusia. Pada darah yang kaya oksigen tersebut kecuali pada paru-paru, maka disediakan

untuk kepentingan seluruh tubuh manusia.6

Pompa Jantung

Walapun secara anatomis jantung adalah satu organ , sisi kanan dan sisi kiri jantung

berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri

dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahan. Bilik-bilik

atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya

ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang

mengembalikan darah dari jaringan keatria adalah vena, dan pembuluh –pembuluh yang

mengangkut darah septum , suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah

dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung

menerima dan memompa darah beroksigen tinggi.

Darah yang kembali dari sirkulasi darah sistemik masuk dari ke atrium kanan melalui vena-

vena besar yang dikenal vena kava . Tetes darah yang masuk ke atrium kanan kembali dari

jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi CO2. Darah yang mengalami

deoksigenasi parsial tersebut mengalir dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan ,yang

memompanya ke luar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan

16

jantung memompa darah kedalam sirkulasi par . Didalam paru, tetes darah tersebut

kehilangan CO2 ekstranya dan oksigen yang kembali keatrium kiri kemudian mengalir ke

dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang mendorong darah kesemua sistem tubuh kecuali paru

;jadi sisi kiri jantung memompa darah kedalam sirkulasi sistemik. Artikel besar yang

membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta .Aorta bercabang menjadi arteri besar

untuk memperdarahi berbagai jaringan tubuh. Berbeda dengan sirkulasi pulmonalis, yang

seluruh darah nya mengalir melalui paru, sirkulasi sistemik dapat dilihat sebagai rangkaian

jalur-jalur paralel .Sebagaian darah dipompakan keluar ventrikel kiri menuju keotot-otot,

sebagian keginjal ,sebagian keotak , dan seterusya .Jadi ,keluaran ventrikel kiri tersebar,

sehingga tiap-tiap bagian tubuh menerima pasokan darah segar; darah arteri yang sama tidak

mengalir dari jaringan ke jaringan .Dengan tetes darah yang kita ikutin hanya menuju kesatu

jaringan sistemik. Jaringan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk

mengoksidasi zat-zat gizi untuk menghasil kan energi; dalam prosesnya, sel-sel jaringan

membentuk CO2, sebagai produk buangan yang ditambahkan kedarah.Tetes darah ,sekarang

secara parsial kekurangan O2 dan mengandung CO2 yang meningkat, kembali kesisi kanan

jantung. Satu sirkuit selesai.7-8

Kedua sisi jantung secara silmutan memompa darah dalam jumlah yang sama .Volume darah

beroksigen rendah yang dipompa keparu oleh sisi kanan jantung segera memiliki volume

yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa kejaringan oleh sisi kiri jantung.

Sirkulasi paru adalah system yang memiliki tekanan resistensi yang rendah, sedangkan

sirkulasi sistemik adalah system dengan tekanan dan resistensi yang tinggi .Oleh karena itu,

walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama ,sisi kiri

melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama kedalam

system dengan resistensis tinggi. Dengan demikian ,otot jantung sisi kiri jauh lebih tebal dari

pada otot disisi kanan, sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.8

Sirkulasi Darah

Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-

menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh

tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya

pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi.

Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem tertutup yang mengatur dan mengalirkan darah di

dalam tubuh. Dikatakan tertutup karena pada keadaan normal tidak ada darah yang berada di

luar wadah aliran darah. Wadah itu bisa berupa pembuluh nadi, pembuluh balik, kapiler atau

17

rongga (= sinus) di organ tertentu. Sistem ini perlu dibedakan dengan sistem aliran getah

bening yang merupakan aliran terbuka.8

Pembagian sistem sirkulasi

Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:

1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri

keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.

2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke

paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.

Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi Tubuh Manusia

Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai

5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan

paru-paru tanpa henti. Untuk menjelaskan alur aliran darah, kita dapat memulai dari sistem

sirkulasi sistemik kemudian sistem sirkulasi pulmoner.8

a. Sistem sirkulasi sistemik

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak

oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri ke

pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai

pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.

Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut

dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (intermittent).

Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah mengalir

secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan

aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria.

Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi

dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan

ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara

arteriole dengan venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga

hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose (A-V

Anastomosis). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh

darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena

18

Cava Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan

memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3).8

b. Sistem sirkulasi paru (pulmoner)

Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung Oksigen (O2)

tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan Vena Cava

Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri

Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam Arteri

Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di dalam

Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi

pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-

paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang

mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena

Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri).

Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena

Pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri

Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut). 8

Selanjutnya darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun 2)

memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi

sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan. 8

Jadi secara ringkas aliran darah dalam sistem sirkulasi darah manusia sebagai berikut:

Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri -->

Arteriole --> Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule --> vena --> Vena Cava

(Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) --> Jantung (atrium/serambi kanan).

Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis -->

Paru --> Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).8

Sistem Penghantar khusus

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang

membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya

impulslistrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatu kemampuan yang disebut

autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel

otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis,

19

yaitu memompa dan sel otoritmik mengkhususkan diri mencetuskan danmenghantarkan potensial aksi

yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Berbeda dengan sel saraf dan sel

otot rangka yang memiliki potensial membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung

tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker

(picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial

membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulkah potensial aksi

secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut

secara teratur tanpa adanya rangsangan melaluisaraf.Mekanisme yang mendasari depolarisasi

lambat pada sel jantung penghantar khusus masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel

otoritmik jantung, potensial membaran tidak menetap antara potensia-potensial aksi. Setelah

suatu potensial aksi, membrane secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke

ambang akibat inaktivitasi saluran K+. padasaat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel

karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yangpermeabilitasnya tidak berubah, terus bocor

masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalamsecara perlahan menjadi kurang negative;

yaitu membrane secara bertahap mengalaidepolarisasi menuju ambang. Setelah ambang

tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilahinfluks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase

naik dari potensial aksi spontan. Fase saluranK+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah

potensial aksi usai menimbulkan depolarisasilambat berikutnya mencapai ambang. Sel-sel

jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut :

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang venakava

superior. Simpul SA memiliki untuk impuls sepontan tercepat. Impuls ini disebarkan

keseluruh jantung dan memiliki penentu irama dasar kerja jantung, sehingga dalam

keadaan normal simpul SA bertindak sebagai picu jantung.

2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar

atriumkanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

3. Berkas HIS (berkas antrioventrikel)suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus

AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang

membentuk berkas kanan dan kiriyang berjalan kebawah melalui septum, melingkari

ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium disepanjang diniding luar.

4. Serat purkinye, serat-serat terminal yang halus yang berjalan ke berkas HIS dan

menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.9

Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus

jantung yaitu :

20

Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali / menit.

Nodus AV : 40-60 kali / menit.

Berkas HIS dan serat purkinye : 20-40 kali / menit.9

Enzim Kardiovaskular

Analisis enzim jantung dalam plasma darah merupakan bagian dari profil diagnostic yang

meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Enzim dilepaskan dari sel bila mengalami

cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya

dengan organ tertentu yang rusak.8

Laktat Dehidrogenase

Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-LD5).

Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. jantung mengandung lebih banyak LD1,

sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan dengan cara

elektroforesis. Pada keadaan normal LD1 lebih rendah dibandingkan LD2. 8

Kreatin Kinase

Kreatin kinase banyak terdapat di otot lurik, berfungsi untuk mendiagnosa adanya kelainan

pada otot jantung dan rangka. Kreatin kinase (CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim

yang dianalisis untuk mendiagnosis infark miokardium akut, dan merupakan enzim pertama

yang meningkat saat terjadi infark miokardium. 8

C-Reactive Protein

C-Reactive Protein (CRP) merupakan anggota dari protein pentraxin. CRP secara normal

berada dalam serum manusia dalam jumlah yang kecil. CRP disintesis dan disekresi oleh hati

sebagai respons terhadap sitokin. Sitokin dihasilkan terutama oleh monosit atau makrofag,

juga oleh leukosit lain atau sel endotel. 8

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Jantung

Aliran darah didistribusi pada banyak sistem organ sesuai dengan kebutuhan metabolisme

dan tuntutan fungsional jaringan. Kebutuhan jaringan terus menerus mengalami perubahan

sehingga aliran darah harus terus menerus disesuaikan. Dengan meningkatnya metabolisme

jaringan, maka aliran darah harus ditingkatkan guna memasok oksigen dan nutrisi serta untuk

21

membuang hasil akhir metabolisme. Misalnya, selama latihan yang cukup berat, aliran darah

menuju otot rangka harus ditingkatkan. Pengaturan ganda distribusi curah jantung

dimungkinkan melalui mekanisme pengaturan ekstrinsik dan intrinsic.5

Pengaturan ekstrinsik

Aliran darah yang menuju ke suatu sistem organ dapat ditingkatkan dengan memperbesar

curah jantung atau dengan memindahkan darah dari suatu sistem organ yang relatif tidak aktif

ke sistem organ lain yang lebih aktif. Aktivitas sistem saraf simpatis dapat menghasilkan

kedua respons tersebut. Pertama, rangsangan simpatis akan meningkatkan curah jantung

melalui peningkatan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Kedua, serabut

simpatis adrenergik juga meluas sampai jaringan pembuluh darah perifer, terutama arteriol.

Perubahan perangsangan simpatis secara selektif akan merangsang respon alfa dan beta,

menyempitkan berberapa arteriol tertentu dan melebarkan yang lain untuk redistribusi darah

ke jaringan kapiler yang membutuhkan. Setiap jaringan kapiler memiliki cadangan yang

cukup untuk aliran yang meningkat, karena biasanya hanya sebagian kapiler saja yang

diperfusi. Aliran dapat ditingkatkan dengan membuka kapiler yang tidak mendapat perfusi

dan dilatasi lebih lanjut pada arteriol kapiler yang dapat perfusi. 5

Pembuluh darah otot rangka memiliki kemampuan vasodilatasi yang unik, karena dipersarafi

oleh serabut kolinergik simpatis yang berasal dari korteks serebri. Serabut-serabut ini

melepaskan asetilkolin, mengakibatkan relaksasi otot polos pembuluh darah. Namun, serabut

kolinergik parasimpatis hanya mempersarafi sebagian kecil pembuluh darah perifer. Oleh

karena itu aktivitas parasimpatis tidak banyak berpengaruh terhadap distribusi curah jantung

atau resistensi perifer total. 5

Selain pengaturan melalui saraf, maka agen-agen humoral juga mempunyai pengaruh

ekstrinsik terhadap resistensi dan aliran perifer. Medulla adrenal menyekresi katekolamin,

epinefrin, dan norepinefrin sebagai respon terhadap kegiatan simpatis. Hormone-hormon ini

menimbulkan respons simpatis di pembuluh darah perifer. Zat-zat lain yang berasal dari

darah vasopressin, angiotensin, serotonin, dan endothelin juga berperan penting dalam

terjadinya vasokonstiksi. Selain itu, zat yang berasal dari darah (seperti bradikinin dan

histamine) berperan sebagai vasodilator.5

Pengaturan intrinsik

Pengaturan intrinsik aliran darah (yaitu perubahan aliran darah sebagai respon terhadap

perubahan keadaan jaringan lokal) sangat berperan penting dalam jaringan yang memiliki

22

keterbatasan toleransi untuk penurunan aliran darah. Mekanisme pengaturan intrinsic

menyebabkan penurunan ketersediaan oksigen atau nutrisi (karena penurunan suplai maupun

peningkatan kebutuhan) yang diatasi dengan meningkatkan aliran darah ke jaringan. 5

Baru-baru ini, terdapat dua teori yang menjelaskan bahwa perubahan aliran darah ini

berkaitan dengan kebutuhan oksigen dan nutrisi. Teori pertama adalah teori vasodilator, yang

menyatakan bahwa bila metabolisme ditingkatkan atau bila hantaran nutrisi menurun, terjadi

peningkatan zat vasodilator yang dihasilkan oleh jaringan. Sebagian zat vasodilator yang

diajukan adalah adenosine dan karbondioksida, demikian juga dengan ion K+ dan hydrogen.

Teori kedua adalah teori kurang nutrisi atau oksigen, yang menyatakan bahwa nutrisi

berperan penting dalam mempertahankan tonus pembuluh darah yang dihasilkan oleh

kontraksi sel otot polos. Bila kurang nutrisi (baik akibat hantaran yang tidak mencukupi

maupun metabolisme yang meningkat), sel-sel otot polos tidak mampu berkontraksi. Hal ini

biasanya menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Kemungkinan teori vasodilatasi dan teori

kurang oksigen atau nutrisi tidak tidak terjadi secara sendiri-sendiri; keduanya terjadi

bersamaan untuk mengoptimalkan vasodilatasi. 5

Selain berfungsi untuk meningkatkan hantaran oksigen ke jaringan, Mekanisme pengaturan

intrinsik ini, juga berfungsi meningkatkan suplai oksigen dengan mengekstraksi lebih banyak

oksigen dari darah arteri. Bila terdapat kekurangan oksigen pada jaringan, terjadi peningkatan

perbedaan konsentrasi oksigen antara darah arteri dan jaringan. Hal ini menyebabkan lebih

banyak oksigen yang berdifusi dari intravascular ke ruangan ekstravaskukar, sehingga

meningkatkan hantaran oksigen ke sel-sel. 5

Sebaliknya, jantung sangat efisien dalam mengekstraksi oksigen dari darah arteri (sekitar

80%) pada saat keadaan istirahat. Oleh karena itu, saat terjadi peningkatan aktivitas

metabolic, peningkatan kebutuhan oksigen hanya dapat diatasi dengan meningkatkan aliran

darah arteri. Karakteristik ini merupakan alasan mengapa mekanisme pengaturan intrinsik

sangat penting untuk mempertahankan kecukupan hantaran oksigen ke jantung.5

Massage pada sinus caroticus adalah penekanan memutar kuat yang dilakukan pada satu sisi

leher diatas sinus caroticus pasien yang tidur dalam keadaan telentang. Tindakan ini

menyebabkan stimulasi vagal, meningkatkan inhibisi vagal pada nodus sinuatrialis dan nodus

atrioventricularis, dan dapat memperlambat atau menghentikan takikardi.10

Pemeriksaan Jantung

Elektro Kardiogram (EKG)

23

EKG ( elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang dihasilkan oleh

otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai permukaan tubuh dan

dideteksi oleh elktroda pencatat. EKG adalah grafik yang dibentuk oleh elektrokardiograf.

Informasi yang dapat kita dapatkan dari rekaman EKG adalah gangguan ritme jantung seperti

aritmia, gangguan elektrolit, abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel, detekdi

penyakit bukan jantung, pengaruh obat – obatan. 6

Ada 3 sadapan yang terdapat pada EKG yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipolar. Sadapan

bipolar adalah I yang merupakan sadapan anggota badan, II yang merupakan beda potensial

antara elektroda negatif di lengan kanan dan elektroda positif di lengan kiri, dan III yang

merupakan beda potensial antara elektroda negatif lengan kiri dan elektroda positif di tungkai

kiri. Sadapan unipolar adalah sadapan prekordial dan sadapan augmented. Sadapan

augmented adalah AVFyang merupakan beda potensial anata jantung dengan tungkai, AVR

yang merupakan beda potensial anata jantung dengan lengan kanan, dan AVL yang

merupakan beda potensial anata jantung dengan lengan kiri. Sadapan prekordial adalah V1 –

V6. Sadapan V 1 terletak di ruang interkostal IV di kanan sternum. Sadapan V2 terletak di

ruang interkostal IV di kiri sternum. Sadapan V3 diletakkan diantara sadapan V2 dan V4.

Sadapan V4 diletakkan di ruang interkostalis V sejajar dengan garis mid klavikularis kiri.

Sadapan V5 diletakkan secara mendatar dengan V 4 di linea axillaris anterior. Sadapan V6

diletakkan secara mendatar dengan V4 – V5 di mid axillaris. 6

Gelombang P adalah depolarisasi dari atrium kiri dan kanan. Segmen PR merupakan

perlambatan nodus AV. Kompleks QRS adalah depolarisasi ventrikel ( repolarisasi atrium).

Segmen ST adalah kontraksi ventrikel dan pengosongan ventrikel. Gelombang T merupakan

repolarisasi ventrikel. Interval TP adalah relaksasi ventrikel dan mengisi diri. 6

Nilai normal untuk gelobang P adalah 0,08 – 0,1 s, interval PR adalah 0,12 – 0,2 s, interval

QT adalah 0,32 – 0,4 s, dan kompleks QRS adalah 0,06 – 0,1s. Ada tiga cara untuk

menghitung laju jantung dari EKG yaitu:

1. jarak R- R:

1 kotak sedang = 300 x/menit

2 kotak sedang = 150 x/menit

3 kotak sedang = 100 x/menit

24

4 kotak sedang = 75 x/menit

5 kotak sedang = 60 x/menit

6 kotak sedang = 50 x/menit

2. Hitung jumlah R-R dalam 6 kotak besar = 6 detik jumlah R x 10 = heart rate /

menit.

3. 1500/ jarak R-R ( dalam mm) = heart rate / menit. 6

Treadmill test adalah pemeriksaan menggunakan EKG pada saat diberikan stress terhadap

fisik. Treadmill test digunakan untuk mengetahui adanya abnormalitas elektris atau aritmia,

gejala angina atau disapnoe, dan perubahan pada EKG seperti depresi segmen ST atau elevasi

segmen ST. 6

Treadmill test dialakukan dengan pasien dibawa ke laboratorium latihan dimana heart rate

dan tekanan darah dihitung pada saat istirahat. Elektroda diletakkan di dada, lengan dan

pinggul, lalu dihubungkan dengan bagian EKG dari stress machine. 12 lead dari EKG akan

direkam ke dalam kertas EKG. Treadmill test dimulai dengan kecepatan yang lambat.

Kecepatan treadmill test dinaikkan setiap 3 menit dan tekanan darah dari pasien biasanya

dihitung pada menit kedua setiap tingkat. 6

Dokter memperhatikan heart rate, tekanan darah, perubahan pada EKG, ritme jantung yang

abnormal, penampilan pasien, dan gejala yang timbul. Treadmill test diberhentikan ketika

pasien mencapai target terapi yaitu 85 % dari heart rate maksimal sesuai umur pasien.

Treadmill test dapat diberhentikan jika pasien mengalami nyeri dada, lemas, nafas pendek,

dll. 6

Kesimpulan

Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorog agar

darah mengalir melalui sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Jantung memiliki empat bilik

setiap belahan terdiri dari sebuah atrium, atau bilik masukan vena, dan sebuah ventrikel, atau

bilik keluaran arteri. Empat katup jantung mengalirkan darah dari dalam yang sesuai dan

mencegah darah mengalir dalam arah yang berlawanan. Kontraksi serat-serat otot jantung

yang tersusun seperti spiral menghasilkan efek memeras yang penting agar pemompaan

berlangsung efesien.

25

Daftar pustaka

1. Setiowati T, Furqonita D. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press; 2007. h. 83.

2. Williams L. Clinical anatomy for medical student. Edisi 6. Jakarta : EGC; 2006. h.83-

112.

3. Gunarso W. Essentials of histology. Edisi 8. Tobing H, Sitohang J, editor. Jakarta :

PT. Gelora Akasara Pratama, 2003. h. 172-3.

4. Fawcett DW. Buku ajar histology. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2002. h. 264-74

5. Price SA. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke 6 Jakarta :

EGC ; 2005 .h. 517-43.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 3. Santoso BI, editor. Jakarta : EGC; 2010.

h.257-36.

7. Limited Cambridge Communication. Anatomi fisiologi sistem pernapasan sistem

kardiovaskular. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005. h. 20-3.

8. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009. h. 5-11

9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009. h. 441-53.

10. Dorland WAN. Kamus kedokteran dorland. Edisi 31. Jakarta: EGC; 2010. h. 1292.

26