PBL Blok 6. Neuroscience

36
Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis Liza Amanda Saphira 102011202 B1 Email : [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011/2012 Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510. Telephone : (021) 5694-2061, Fax : (021) 563-1731 Pendahuluan Ingatan adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingat merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu. Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari keadaan-keadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat diprediksi. Perubahan- perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyimpanan pengetahuan dikenal sebagai jejak ingatan. Secara umum, yang disimpan adalah konsep, bukan informasi verbatim (kata demi kata). Selagi kita membaca halaman ini, kita menyimpan konsep yang dibahas, bukan kata-kata spesifiknya. Kemudian, ketika kita mengambil kembali konsep dari ingatan, kita akan mengubahnya menjadi kata-kata kita sendiri. Namun kita dapat saja mengingat potongan informasi kata demi kata. 1

description

neuro

Transcript of PBL Blok 6. Neuroscience

Page 1: PBL Blok 6. Neuroscience

Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis

Liza Amanda Saphira

102011202

B1

Email : [email protected]

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011/2012

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510. Telephone : (021) 5694-2061, Fax : (021) 563-

1731

Pendahuluan

Ingatan adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali

kemudian. Belajar dan mengingat merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan

perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu. Tanpa mekanisme ini, individu tidak

dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari keadaan-

keadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat diprediksi. Perubahan-perubahan saraf

yang berperan dalam retensi atau penyimpanan pengetahuan dikenal sebagai jejak ingatan.

Secara umum, yang disimpan adalah konsep, bukan informasi verbatim (kata demi kata).

Selagi kita membaca halaman ini, kita menyimpan konsep yang dibahas, bukan kata-kata

spesifiknya. Kemudian, ketika kita mengambil kembali konsep dari ingatan, kita akan

mengubahnya menjadi kata-kata kita sendiri. Namun kita dapat saja mengingat potongan

informasi kata demi kata.

Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan paling sedikit dalam dua cara;

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek berlangsung

beberapa detik sampai jam, sedangkan ingatan jangka panjang dipertahankan dalam hitungan

harian sampai tahunan. Proses pemindahan atau fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi

simpanan ingatan jangka panjang dikenal sebagai konsolidasi. Pada makalah ini akan dibahas

tentang ingatan (memori) dan kaitannya dengan struktur otak dan faktor fisiologisnya :

klasifikasi memori, proses penyimpanan memori, serta faktor-faktor yang mempengaruhi

memori.

1

Page 2: PBL Blok 6. Neuroscience

Pembahasan

I. Otak. Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25%

oksigen, dan menerima 1,5% curah jantung. (3)

Bagian kranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang

berdiferensiasi untuk membentuk otak; otak depan, otak tengah, dan otak belakang. (3)

a. Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi, telensefalon dan

diensefalon. (3)

(1) Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum, dan

basal ganglia, serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.

(2) Diensefalon menjadi talamus, hipotalamus, dan epitalamus. (3)

b. Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh, dan pada orang dewasa disebut

otak tengah. Bagian ini terdiri dari pedunkulus, dan korpora kuadrigemina. (3)

c. Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi,

metensefalon dan mielensefalon.

(1) Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.

(2) Mielensefalon menjadi medulla oblongata. (3)

B. Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan

jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia mater,

lapisan araknoid, dan dura mater. (3)

1. Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada

otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan

saraf. (3)

2. Lapisan araknoid (tengah) terletak di bagian eksternal pia mater dan

mengandung sedikit pembuluh darah. (3)

a. Ruang subaraknoid memisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan

mengandung cairan serebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan

2

Page 3: PBL Blok 6. Neuroscience

penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap

pia mater di bawahnya.

b. Berkas kecil jaringan araknoid, vili araknoid, menonjol ke dalam sinus vena

(dural) dura mater. (3)

3. Dura mater, lapisan terluar, adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua

lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersarnbungan, tetapi terputus pada beberapa

sisi spesifik. (3)

a. Lapisan periosteal luar pada dura mater melekat di permukaan dalam

kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. (3)

b. Lapisan meningeal dalam pada dura mater tertanam sampai ke dalam fisura

otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk bagian-bagian

berikut:

(1) Falks serebrum terletak dalam fisura longitudinal antar hemisfer

serebral. Bagian ini melekat pada krista galli tulang etmoid.

(2) Falks serebelum membentuk bagian pertengahan antar hemisfer

serebelar.

(3) Tentorium serebelum memisahkan serebrum dari serebelum.

(4) Sela diafragma memanjang di atas sela tursika, tulang yang

membungkus kelenjar hipofisis. (3)

c. Pada beberapa regia, kedua lapisan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar,

sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak. (3)

d. Ruang subdural memisahkan dura mater dari araknoid pada regia kranial

dan medulla spinalis. (3)

e. Ruang epidural adalah ruang potensial antara periosteal luar dan lapisan

meningeal dalam pada dura mater di regia medulla spinalis. (3)

C. Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla

spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. (3)

1. Komposisi. Cairan serebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan

interstisial, tetapi tidak mengandung protein. (3)

3

Page 4: PBL Blok 6. Neuroscience

2. Produksi. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh

a. Pleksus koroid, yaitu jaring-jaring kapilar berbentuk bunga kol yang

menonjol dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak.

b. Sekresi oleh sel-sel ependimal, yang mengitari pembuluh darah serebral dan

melapisi kanal sentral medulla spinalis. (3)

3. Sirkulasi cairan serebrospinalis adalah sebagai berikut:

a. Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular

(Monro) menuju ventrikel ketiga otak, tempat cairan semakin banyak

karena ditambahkan oleh pleksus koroid ventrikel ketiga.

b. Dari ventrikel ketiga, cairan mengalir melalui akuaduktus serebral

(Sylvius) menuju ventrikel keempat, tempat cairan ditambahkan kembali

dari pleksus koroid.

c. Cairan mengalir melalui tiga lubang pada langit-langit ventrikel keempat

kemudian bersirkulasi melalui ruang subaraknoid di sekitar otak dan

medulla spinalis.

d. Cairan kemudian direabsorpsi di vili araknoid (granulasi) ke dalam sinus

vena pada dura mater dan kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan

tersebut.

e. Reabsorpsi cairan serebrospinalis berlangsung secepat produksinya, dan

hanya menyisakan sekitar 125 ml pada sirkulasi. Reabsorpsi normal berada di

bawah tekanan ringan (10 mmHg sarnpai 20 ininHg), tetapi jika ada

hambatan saat reabsorpsi berlangsung maka cairan akan bertambah dan

tekanan intrakranial akan semakin besar. (3)

4. Fungsi cairan serebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak

dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media per-tukaran nutrien dan zat

buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. (3)

5. Secara klinis, cairan serebrospinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui

prosedur pungsi lumbal (spinal tap), yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam

ruang sub-araknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan keempat. (3)

4

Page 5: PBL Blok 6. Neuroscience

D. Otak dan medulla spinalis mengandung substansi abu-abu dan substansi putih.

1. Substansi abu-abu membentuk bagian luar otak (disebut korteks) dan bagian

dalam medulla spinalis. Substansi ini mengandung badan sel neuron, serabut

termielinisasi dan tidak-termielinisasi, astrosit proto-plasma. oligodendrosit, dan

mikroglia.

2. Substansi putih membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla

spinalis. Kandungan pada substansi ini didominasi oleh serabut termielinisasi

(tetapi juga oleh serabut tidak-termielinisasi), oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan

mikroglia. (3)

E. Struktur Serebrum. Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang

membentuk bagian terbesar otak. (3)

1. Korteks serebral terdiri dari enam lapisan sel dan serabut saraf. Ketebalan

masing-masing lapisan berbeda di berbagai area serebrum.

2. Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.

3. Korpus kalosum, yang terdiri dari serabut termielinisasi, menyatukan kedua

hemisfer.

4. Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura (ceruk dalam) dan sulkus

(ceruk dangkal) menjadi empat lobus (frontal, parietal, oksipital, dan

temporal) yang dinamakan sesuai dengan tulang tempatnya berada. (3)

a. Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.

b. Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.

c. Sulkus pusat (fisura Rolando) memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.

d. Sulkus lateral (fisura Sylvius) memisahkan lobus frontal dan temporal.

e. Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital. (3)

5. Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut

girus. Fungsi girus meliputi:

a. Girus prasentral pada setiap hemisfer terletak dalam lobus frontal, tepat di

depan flsura sentral. Girus Ini mengandung neuron yang bertanggung jawab

untuk aktivltas motorik volunter.

5

Page 6: PBL Blok 6. Neuroscience

b. girus postsentral terletak tepat di belakang flsura sentral, mengandung

neuron yang terlibat dalam aktivitas sensorik. (3)

F. Area fungsional korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik

primer, dan area asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan

berfungsi untuk integrasi dan interpretasi tingkat tinggi. (3)

1. Area motorik primer pada korteks

a. Area motorik primer terdapat dalam girus presentral. Di sini, neuron

(piramidal) mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Aksonnya

menjalar dalam traktus piramidal.

b. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral.

Neuron (ekstrapiramidal) mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih

dan berulang, seperti mengetik.

c. Area Broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.

Area ini mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya sebelah

kiri) dan dihubungkan dengan kemampuan wicara. (3)

2. Area sensorik korteks

a. Area sensorik primer terdapat dalam girus postsentral. Di sini, neuron

menerima informasi sensorik urnum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan,

suhu, sentuhan, dan propriosepsi dari tubuh.

b. Area visual primer terletak dalam lobus oksipital dan menerima informasi

dari retina mata.

c. Area auditori primer, terletak pada tepi atas lobus temporal, menerima

impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran.

d. Area olfaktori primer, terletak pada permukaan medial lobus temporal,

berkaitan dengan indera penciuman.

e. Area pengecap primer (gustatori), terletak dalam lobus parietal dekat

bagian inferior girus postsentral, terlibat dalam persepsi rasa. (3)

3. Area asosiasi telah dipetakan dalam sistem yang disebut klasifikasi Brodmann. (3)

a. Area asosiasi frontal, yang terletak pada lobus frontal, adalah sisi fungsi

intelektual dan fisik yang lebih tinggi.

6

Page 7: PBL Blok 6. Neuroscience

b. Area asosiasi somatik (somestetik), yang terletak dalam lobus parietal,

berkaitan dengan interpretasi bentuk dan tekstur suatu objek dan keterkaitan

bagian-bagian tubuh secara posisional.

c. Area asosiasi visual, yang terletak pada lobus oksipital, dan area asosiasi

auditorik, yang terletak dalam lobus temporal, berperan untuk

menginterpretasi pengalaman visual dan auditori.

d. Area wicara Wernicke, yang terletak dalam bagian superior lobus temporal,

berkaitan dengan pengertian bahasa dan formulasi wicara. Bagian ini

berhubungan dengan area wicara Broca. (3)

4. Nukleus basal adalah kepulauan substansi abu-abu (neuron) yang terletak jauh

di dalam substansi putih serebrum. Pulau-pulau ini merupakan nukleus

berpasangan yang berasosiasi dengan pergerakan kasar tubuh dan berhubungan

dengan neuron dalam girus presentral. Gangguan pada nukleus basal dapat

mengakibatkan penyakit yang berkaitan dengan aktivitas motorik seperti

parkinson, chorea, dan athetosis. Struktur yang tercakup dalam nukleus basal

meliputi:

a. Nukleus kauda, dinamakan sesuai dengan bentuknya yang seperti ekor,

dihubungkan dengan pergerakan otot rangka tak sadar.

b. Nukleus amigdaloid adalah bagian ekor nukleus kauda.

c. Nukleus lentikular (lentiform) terdiri dari dua bagian, putamen dan globus

pallidus, yang bila disatukan disebut korpus striatum karena adanya

persilangan pada tampilan serabut termielinisasi dan tidak termielinisasinya.

Globus pallidus mengatur tonus otot dan ketepatan gerakan otot. (3)

G. Diensefalon, berarti “di antara otak,” terletak di antara serebrum dan otak tengah

serta tersembunyi dibalik hemisfer serebral, -kecuali pada sisi basal. Bagian ini

terdiri dari seluruh struktur yang berada di sekitar ventrikel ketiga. (3)

1. Talamus terdiri dari dua massa oval (lebar 1V4 cm dan panjang 3% cm)

substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa

menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga. (3)

a. Banyak nukleus sensorik dan motorik penting yang terletak dalam talamus,

misalnya, nukleus genikulasi, nukleus ventral, dan nucleus ventrolateral.

7

Page 8: PBL Blok 6. Neuroscience

b. Talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut aferen

dart medulla splnalis ke serebrum. (3)

(1) Akson neuron sensorik muncul dart sinaps tubuh bersama nuklei talamus

untuk mempersepsikan kesadaran akan sensasi.

(2) Serabut talamus merentang dalam traktus talamokortikal ke area

sensorik serebrum untuk lokasillsasi, diferensiasi, dan interpretasi

sensasi yang lebih baik.

(3) Beberapa traktus eferen (motorik) yang keluar dart serebrum juga

bersinapsis dengan neuron talamus. (3)

2. Hipotalamus terletak di sisi inferior talamus dan membentuk dasar serta bagian

bawah sisi dinding ventrikel ketiga. (3)

a. Struktur

(1) Bagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu yang

menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf

optik.

(2) Bagian tengah hipotalamus terdiri dart infundibulum (batang) kelenjar

hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis. (3)

b. Fungsi

(1) Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang

melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan

frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera

makan, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. (3)

(2) Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti

kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan.

(3) Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau

inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan

sistem endokrin. (3)

8

Page 9: PBL Blok 6. Neuroscience

3. Epitalamus membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa

berukuran kecil, badan pineal, yang mungkin memiliki fungsi endokrin,

menjulur dari ujung posterior epitalamus. (3)

H. Sistem limbik terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang

terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tidak sadar. (3)

1. Girus singulum, girus hipokampus. dan lobus piriformis merupakan bagian

sistem limbik dalam korteks serebral.

2. Forniks dan area septum pada bagian frontal otak dekat bagian radiks bulbus

olfaktori adalah bagian sub-kortikal sistem limbik.

3. Bagian-bagian hipotalamus, badan mamilari, nukleus amigdaloid, dan beberapa

nukleus talarnlus anterior tertentu juga termasuk sistem limbik. (3)

I. Otak tengah adalah bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons

dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat

refleks. Otak tengah, pons, dan medulla oblon-gata disebut batang otak (Gambar 9-

20). (3)

1. Korpora kuadrigemina. adalah empat tonjolan bulat yang disebut kolikuli

yang menyusun langit-langit otak tengah.

a. Dua kolikulus superior berkaitan dengan refleks visual.

b. Dua kolikulus inferior berkaitan dengan refleks auditori.

2. Pedunkulus serebral adalah dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari

traktus asenden dan desenden untuk membentuk bagian dasar otak tengah.

3. Otak tengah mengandung aquaductus Sylvius, yaitu saluran yang

menghubungkan ventrikel ketiga dengan ventrikel keempat. (3)

J. Pons (berarti jembatan) hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons

menghubungkan medulla, yang panjang, dengan berbagai bagian otak melalui

pedunkulus serebral. (3)

1. Pusat respiratorik terletak dalam pons dan mengatur frekuensi dan kedalaman

pernapasan. (3)

9

Page 10: PBL Blok 6. Neuroscience

K. Serebelum terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua dari

otak.

1. Struktur. Serebelum terdiri dari bagian sentral terkonstriksi, vermis, dan dua

massa lateral, hemisfer serebelar. (3)

a. Seperti pada serebrum, substansi abu-abu membentuk korteks di bagian

permukaan, yang kemudian terdorong menjadi lipatan (folia) yang dipisahkan

oleh fisura. (3)

b. Potongan melintang pada serebelum dengan substansl abu-abu di bagian luar

dan substansi putih di bagian dalamnya terlihat seperti sebuah pohon dan

dlsebut sebagai arbor vitae, atau pohon kehidupan. (3)

2. Fungsi. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan

mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan balk. Bagian ini memastikan

bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan

halus bukannya mendadak dan tidak terkoordinasi. Serebelum juga berfungsi

untuk mempertahankan postur. (3)

L. Medulla oblongata, panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai

medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen

magnum tengkorak.(3)

Secara struktural, jaringan saraf terdiri dari sel saraf atau neuron, yang biasanya

memperlihatkan banyak juluran panjang dan beberapa jenis sel glia atau neuroglia yang

menyokong dan melindungi neuron dan ikut serta dalam aktifitas saraf, nutrisi saraf dan

proses pertahanan sistem saraf pusat. (1)

Neuron

Sel saraf atau neuron merupakan satuan anatomis dan fungsional yang berdiri sendiri

dengan sifat-sifat morfologis yang rumit. Kebanyakan neuron terdiri dari 3 bagian: dendrit,

yang merupakan prosessus panjang dan multipel yang terkhususkan dalam menerima

rangsang dari lingkungan, dari sel epitel sensoris, atau dari neuron lain; badan sel atau

perikaryon, yang merupakan pusat untuk seluruh sel saraf tersebut dan juga dapat menerima

10

Page 11: PBL Blok 6. Neuroscience

rangsang; dan akson, yang merupakan suatu prosesus tunggal yang terkhususkan dalam

membangkitkan atau menghantarkan impuls saraf ke sel lain (sel saraf, otot, dan kelenjar).

Bagian distal akson biasanya bercabang dan membentuk percabangan terminal. Tiap cabang

dari percabangan ini membentuk pelebaran yang disebut end bulb (bongkol akhir), yang

mempermudah penghantaran informasi ke sel berikutnya dalam rangkaian tersebut. Neuron

biasanya menerima informasi melalui dendrit dan badan sel dan menghantarkannya melalui

akson. Urutan ini merupakan mekanisme umum dalam fungsi neuron. Ukuran dan bentuk

neuron serta prosesusnya sangat bervariasi. Perikaryon dapat berbentuk ovoid , atau bersiku-

siku; beberapa sangat besar, dengan diameter sampai 150 µm – cukup besar untuk dapat

dilihat dengan mata telanjang.(1)

Menurut ukuran dan bentuk prosesus mereka, kebanyakan neuron dapat dimasukkan

dalam salah satu golongan berikut ini : neuron multipolar, yang mempunyai lebih dari 2

prosesus sel, yang satu adalah akson dan sisanya merupakan dendritnya; neuron bipolar,

dengan satu dendrit dan satu akson; dan neuron pseudounipolar, yang mempunyai satu

prosesus tunggal dekat dengan perikaryon tetapi kemudian ia bercabang 2, sehingga

membentuk huruf T, satu cabang berjalan ke ujung perifer dan lainnya ke sistem saraf pusat.

Pada neuron pseudounipolar, percabangan cabang-cabang perifer menerima rangsang dan

berfungsi sebagai dendrit. Pentingnya neuron jenis ini adalah rangsang ditangkap oleh dendrit

dan berjalan langsung ke terminal akson tanpa melalui perikaryon. Sebagian besar neuron

tubuh bersifat multipolar. Neuron bipolar ditemukan dalam ganglion koklearis dan

vestibularis, di dalam retina dan di dalam mukosa olfaktorius. Neuron pseudounipolar

ditemukan di dalam ganglion spinalis, yang merupakan ganglion sensoris yang terletak pada

radiks dorsalis saraf spinal, dan dalam sebagian ganglion kranialis.(1)

Neuron dapat pula digolongkan menurut peranan fungsional mereka. Neuron motorik

mengatur organ efektor (misalnya kelenjar eksokrin dan endokrin) dan serabut otot. Neuron

sensoris berfungsi menerima rangsang sensoris dari dalam tubuh. Interneuron mengadakan

hubungan timbal balik di antara neuron-neuron lain, sehingga membentuk rangkaian atau

sirkuit fungsional yang kompleks. Di dalam sistem saraf pusat, badan sel saraf hanya ada di

dalam substansia grisea. Substansia alba mengandung prosesus saraf tetapi tidak mengandung

perikaryon. Di dalam sistem saraf tepi, perikaryon ditemukan di dalam ganglion dan di dalam

beberapa sensoris (misalnya retina, mukosa olfaktorius).(1)

Perikaryon (Soma)

11

Page 12: PBL Blok 6. Neuroscience

Perikaryon merupaka bagian neuron yang mengandung nukleus dan sitoplasma

disekitarnya, tidak termasuk prosesus sel tersebut. Ia terutama merupakan suatu pusat trofik

(nutrisi), tetapi ia juga berfungsi menerima rangsang. Perikaryon kebanyakan neuron

menerima sejumlah besar ujung saraf yang menyampaikan rangsang eksitasi atau inhibisi

yang dibangkitkan di dalam sel saraf lain. Di dalam perikaryon terkandung(1) :

Nukleus

Kebanyakan sel saraf memperlihatkan suatu nukleus eukromatik (pucat pada

pewarnaan) yang berbentuk sferis dan besar luar biasa dengan suatu nukleolus yang

menonjol. Nukleus tersebut paling sering terletak di pusat badan sel kecuali di dalam sel

saraf kolumna Clarke medulla spinalis. Sel saraf berinti ganda terlihat di dalam ganglion

simpatis dan sensoris.(1)

Retikulum Endoplasmik Granular (Kasar)

Perikaryon mengandung suatu retikulum endoplasmik granular yang sangat

berkembang yang tersusun menjadi kumpulan sisterna-sisterna sejajar. Dalam sitoplasma

di antara sisterna tersebut terdapat sejumlah besar ribosom bebas. Sel-sel ini mensintesa

protein struktural dan protein untuk transpor. Bila digunakan pewarnaan yang sesuai,

retikulum endoplasmik granular dan ribosom bebas nampak di bawah mikroskop cahaya

sebagai daerah granular basofilik yang disebut benda-benda Nissl. Jumlah benda Nissl

bervariasi menurut jenis neuron dan keadaan fungsional. Mereka sangat banyak di dalam

sel saraf besar seperti neuron motorik. (1)

Aparatus Golgi

Aparatus Golgi hanya terdapat di dalam perikaryon, di sekitar nukleus. Aparatus

Golgi neuron biasanya terdiri dari susunan sejajar multipel dari sisterna halus dan terletak

di sekitar tepi nukleus tersebut. Dengan menggunakan teknik impregnasi perak, Aparatus

Golgi terlihat sebagai jaringan filamen tak teratur. (1)

Mitokondria

Mitokondria ditemukan di dalam neuron dan sangat banyak di dalam terminal akson.

Di dalam perikaryon ukurannya kecil dan tersebar di seluruh sitoplasma. (1)

Neurofilamen dan Mikrotubulus

12

Page 13: PBL Blok 6. Neuroscience

Filamen intermediate dengan diameter 10 nm, yang disebut neurofilamen, banyak

terdapat di dalam perikaryon dan prosesus sel. Perikaryon juga mengandung

mikrotubulus dengan diameter 24 nm yang identik dengan yang ditemukan di dalam

banyak sel lain. (1)

Dendrit

Kebanyakan sel saraf mempunyai banyak dendrit, yang sangat meningkatkan luas

daerah penerima rangsang sel tersebut. Percabangan dendrit memungkinkan suatu neuron

untuk menerima dan mengintegrasikan sejumlah besar terminal akson dari sel saraf lain.

Secara struktural, dendrit sangat mirip dengan perikaryon, tetapi dendrit tidak mengandung

aparatus golgi. Terdapat juga benda-benda Nissl dan mitokondria, kecuali pada dendrit yang

sangat tipis. Neurofilamen dan mikrotubulus, yang juga ditemukan di dalam akson, lebih

banyak di dalam dendrit. Dendrit biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti percabangan

sebuah pohon. Dendrit biasanya ditutupi oleh sejumlah besar duri atau tunas yang merupakan

penonjolan dendritik kecil yang menjadi tempat hubungan sinaptik. (1)

Akson

Tiap neuron hanya mempunyai satu akson; ia merupakan suatu prosesus silindris yang

panjang dan diameternya bervariasi menurut jenis neuron tersebut. Karena dendrit suatu sel

saraf lebih banyak, volume total mereka biasanya lebih besar dari volume akson. Semua

mulai dari perikaryon atau, dalam beberapa kasus, dari tangkai suatu dendrit utama melalui

suatu daerah pendek berbentuk piramid yang disebut axon hillock yang dapat dibedakan dari

dendrit dengan gambaran hisologik berikut ini : (1) Retikulum endoplasmik granular dan

ribosom yang di temukan di dalam perikaryon dan dendrit tidak meluas ke dalam axon

hillock. (2) Di dalam axon hillock, mikrotubulus tersusun dalam fasikulus atau berkas.

Membran plasma akson disebut aksolemma dan isinya disebut aksoplasma. Di dalam neuron

yang menghasilkan akson bermielin, bagian akson diantara axon hillock dan tempat dimana

mielinisasi dimulai disebut segmen awal. Berbeda dengan dendrit, akson mempunyai

diameter yang konstan dan tidak bercabang banyak. Kadang-kadang, akson tersebut segera

setelah meninggalkan badan sel, memberikan suatu cabang yang kembali ke daerah badan sel

tersebut. Di dalam sistem saraf pusat, akson memberikan cabang-cabang yang tegak lurus

dengan arah utama mereka. Cabang-cabang ini dikenal sebagai kolateral. Sitoplasma akson

sedikit mengandung organel dan terutama mempunyai beberapa mitokondria, mikrotubulus,

13

Page 14: PBL Blok 6. Neuroscience

dan neurofilamen. Sitoplasma baru di bentuk dan bahan lain dibentuk di dalam badan sel dan

ditranspor ke dalam akson. (1)

Neuroglia

Beberapa jenis sel yang ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berhubungan

dengan neuron digolongkan sebagai neuroglia atau sel glia. Telah diperkirakan bahwa di

dalam sistem saraf pusat ada 10 neuroglia untuk tiap neuron. Tetapi karena neuroglia jauh

lebih kecil, mereka hanya menempati kira-kira setengah volume total jaringan saraf.

Neuroglia meliputi astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim. Astrosit dan

oligodendrosit disebut makroglia. (1)

Makroglia

1. Astrosit

Astrosit merupakan neuroglia terbesar, yang memiliki banyak prosesus panjang. Astrosit

mempunyai nukleus bulat yang terletak di sentral. Banyak prosesus mempunyai pedikel yang

melebar pada ujung-ujungnya yang melekat pada dinding pembuluh darah kapiler. Pedikel

ini, yang di sebut “kaki vaskuler” neuroglia, mengelilingi dan menyelubungi semua

pembuluh darah dari jaringan vaskuler yang memberikan nutrisi kepada jaringan saraf.

Prosesus astrosit juga ada pada bagian perifer otak dan medulla spinalis yang membentuk

suatu lapisan dibawah pia mater. Biasanya ada 2 jenis astrosit: (1) protoplasmik, yang

ditemukan di dalam substansia grisea otak dan medulla spinalis; (2) fibrosa, yang terutama

ditemukan di dalam substansia alba. (1)

2. Oligodendrosit

Oligodendrosit jauh lebih kecil daripada astrosit, dan prosesus mereka kurang banyak dan

lebih pendek daripada yang ada di dalam neuroglia lain. Oligodendrosit ditemukan di dalam

substansia grisea dan alba. Di dalam substansia grisea mereka terutama terdapat pada

perikaryon. Jaringan saraf manusia mempunyai jumlah oligodendrosit terbanyak per sel saraf.

Di dalam substansia alba, oligodendrosit terlihat dalam deretan-deretan diantara serabut-

serabut saraf bermielin. Sitoplasma oligodendrosit padat elektron dan terutama terdiri dari

mitokondria, ribosom, dan mikrotubulus. Nukleus kecil, bulat, dan memperlihatkan kromatin

yang memadat. (1)

Mikroglia

14

Page 15: PBL Blok 6. Neuroscience

Badan sel mikroglia kecil, padat, dan gepeng. Nukleus memperlihatkan kromatin

yang memadat. Mikroglia mempunyai prosesus pendek yang ditutupi oleh banyak juluran

kecil, sehingga terlihat seperti tanaman berduri. Mikroglia tidak banyak, tetapi mereka dapat

di temukan di dalam substansia alba dan grisea. (1)

Sel Ependim

Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis. Sel ependim melapisi rongga

otak dan medulla spinalis dan terendam di dalam cairan serebrospinal, yang mengisis rongga-

rongga ini. Dalam kehidupan embrionik, sel ependim mempunyai silia, yang kadang-kadang

terlihat pada organisme dewasa di dalam beberapa bagian yang melapisi ventrikel. Dalam

bagian-bagian tertentu sistem saraf pusat, sel ependim berhubungan langsung dan homolog

dengan sel kuboid pleksus koroideus.(1)

Sinaps

Sinaps adalah hubungan antara satu terminal akson suatuneuron, yang dikenal sebagai

neuron prasinaps, dan dendrit atau badan sel neuron lain, yang dikenal sebagai neuron

pascasinaps. Dendrit, dan dengan tingkat yang lebih rendah, badan sel sebagian besar neuron

menerima ribuan masukan sinaptik, yaitu terminal akson dari banyak neuron lain. Terminal

akson suatu neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps,

berakhir di suatu pembengkakan ringan, synaptic knob. Synaptic knob mengandung vesikel

sinaps, yang menyimpan pembawa pesan kimiawi spesifik, neurotransmitter yang telah

disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps

disebut celah sinaps.(2)

Ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar ke terminal akson, perubahan

potensial lokal ini memicu terbukanya saluran Ca2+ berpintu voltase di synaptic knob. Karena

Ca2+ jauh lebih pekat di CES dan gradien listriknya mengarah ke dalam, maka ion ini

mengalir ke dalam synaptic knob melalui saluran-saluran yang terbuka. Ca2+ memicu

pelepasan neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Pelepasan ini

terlaksana dengan eksositosis. Neurotransmitter yang dibebaskan berdifusi menyebrangi

celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di membran subsinaps, bagian membran

pascasinaps yang tepat berada di bawah synaptic knob. Pengikatan ini memicu terbukanya

saluran-saluran ion spesifik di membran subsinaps, mengubah permeabilitas neuron

pascasinaps terhadap ion. Ini adalah saluran-saluran berpintu kimiawi, yang berbeda dari

15

Page 16: PBL Blok 6. Neuroscience

saluran berpintu voltase yang berperan dalam pembentukan potensial aksi dan influks Ca2+ ke

dalam synaptic knob.(2)

Terdapat dua jenis sinaps, bergantung pada perubahan permeabilitas yang

ditimbulkannya di neuron pascasinaps oleh ikatan neurotransmitter spesifik dengan

reseptornya : sinaps eksitatorik dan sinaps inhibitorik. Perubahan permeabilitas yang terpicu

di sinaps eksitatorik menyebabkan perpindahan sedikit ion K+ keluar neuron pascasinaps,

sedangkan Na+ dalam jumlah besar masuk ke neuron ini. Bagian dalam membran menjadi

kurang negatif dibandingkan pada saat potensial istirahat. Keadaan ini menimbulkan

depolarisasi kecil neuron pascasinaps. Mebran kini lebih peka rangsang (lebih dekat ke

ambang). Pada sinaps inhibitorik, pengikatan neurotransmitter yang berbeda dengan

reseptornya meningkatkan permeabilitas membran subsinaps terhadap K+ atau Cl-. Ini

menyebabkan hiperpolarisasi kecil neuron pascasinaps (negativitas bagian dalam lebih besar).

Potensial membran semakin jauh dari ambang. Membran menjadi kurang peka rangsang

dibanding pada saat istirahat.(2)

Neurotransmitter

Lusinan zat yang berbeda, kebanyakan berupa molekul organik kecil yang

mengandung nitrogen, diketahui berfungsi sebagai neurotransmitter. Tabel 48.1 menampilkan

neurotransmitter utama yang sudah diketahui. Sebuah neurotransmitter tunggal dapat memicu

respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Versatilitas ini bergantung pada keberadaan

reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta pada model kerja reseptor tersebut. Pada

beberapa kasus, perbedaan pengaruh neurotransmitter disebabkan oleh perbedaan reseptor

protein. Pada kasus lain, reseptor yang sama dapat mamicu perubahan molekuler yang

berbeda pada sel pascasinaptik yang berlainan.(4)

Asetilkolin adalah salah satu neurotransmitter yang umum ditemukan pada

invertebrata maupun vertebrata. Pada sistem saraf pusat vertebrata, asetilkolin dapat bersifat

inhibitoris atau eksitatoris, yang bergantung pada jenis reseptor. Anmina biogenik adalah

neurotransmitter yang disintesis dari asam amino. Satu kelompok, yang dikenal sebagai

katekolamina, dihasilkan dari asam amino tirosin. Kelompok ini meliputi epinefrin dan

norepinefrin, yang juga berfungsi sebagai hormon, dan sebuah senyawa yang berhubungan

erat yang disebut dopamin. Amina biogenik lainnya, serotonin, disintesis dari asam amino

16

Page 17: PBL Blok 6. Neuroscience

triptofan. Amina biogenik umumnya berfungsi sebagai transmitter di SSP. Akan tetapi,

norepinefrin juga berfungsi dalam cabang sistem saraf otonom. Dopamin dan serotonin

tersebar luas dalam otak dan mempengaruhi keadaan tidur, suasana hati, perhatian, dan

pembelajaran.(4)

Empat asam amino yang dikenal sebagai neurotransmitter SP: asam gamma

aminobutirat (GABA), glisin, glutamat, dan aspartat. GABA diyakini menjadi transmitter

pada sebagian besar sinapsis inhibitorik di otak, menghasilkan IPSP dengan cara

maningkatkan permeabilitas ion klorida membran pascasinaptik.(4)

Klasifikasi memori

Memori dapat diklasifikasikan menurut cara terjadinya dan menurut waktunya.

Klasifikasi memori berdasarkan cara terjadinya :

• Memori deklaratif / kognitif

• Memori refleksif – “muscle memory”(5)

• Menurut waktu :

Memori jangka panjang

Memori jangka pendek(5)

Informasi yang baru diperoleh pada awalnya diendapkan di ingatan jangka pendek,

yang kapasitas penyimpanannya terbatas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami

salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera dilupakan, atau dipindahkan ke dalam mode

ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan aktif atau pengulangan. Daur

ulang informasi yang baru diperoleh melalui ingatan jangka pendek memperbesar

kemungkinan bahwa informasi baru ini akan terkonsolidasi menjadi ingatan jangka panjang.

Kadang-kadang hanya sebagian dari ingatan yang terfiksasi, sementara yang lain lenyap.

Informasi yang menarik atau penting bagi individu lebih besar kemungkinannya di daur ulang

dan difiksasi dalam ingatan jangka panjang, sementara informasi yang kurang penting cepat

terhapus. (2)

Kapasitas penyimpanan ingatan jangka panjang jauh lebih besar daripada kapasitas

untuk ingatan jangka pendek. Karena gudang ingatan jangka panjang lebih besar, maka sering

diperlukan waktu lebih lama untuk mengingat kembali ingatan jangka panjang dibandingkan

ingatan jangka pendek. Mengingat adalah proses mengambil kembali informasi spesifik dari

simpanan ingatan; lupa adalah ketidakmampuan mengambil kembali informasi yang

17

Page 18: PBL Blok 6. Neuroscience

disimpan. Informasi yang lenyap dari ingatan jangka pendek akan dilupakan selamanya,

tetapi informasi dalam simpanan jangka panjang sering hanya dilupakan secara transien. (2)

Struktur otak yang mempengaruhi memori

Tidak ada suatu “pusat ingatan” tunggal di otak. Neuron-neuron yang berperan dalam

jejak ingatan tersebar luas di seluruh daerah subkorteks dan korteks otak. Bagian-bagian otak

yang diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah hipokampus dan struktur terkait di

lobus temporalis medial (dalam), sistem limbik, serebelum, korteks prafrontalis, dan bagian-

bagian lain korteks serebri. (2)

1. Hipokampus dan ingatan deklaratif

Hipokampus, bagian medial lobus temporalis yang memanjang dan merupakan bagian

dari sistem limbik, berperan vital dalam dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan

integrasi berbagai rangsangan terkait serta penting bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi

ingatan jangka panjang. Hipokampus dipercayai menyimpan ingatan jangka panjang baru

hanya sesaat dan kemudian memindahkannya ke bagian korteks lain untuk penyimpanan

yang lebih permanen, tempat untuk penyimpanan jangka panjang berbagai jenis ingatan

sedang mulai di identifikasi oleh para ilmuwan saraf. (2)

Hipokampus dan daerah sekitarnya sangat berperan penting dalam ingatan deklaratif-

ingatan “apa” tentang orang, tempat, benda, fakta, dan kejadian spesifik yang sering

terbentuk setelah hanya satu pengalaman dan yang dapat dikemukakan dalam suatu

penyataan seperti “saya melihat tugu monas tahun lalu” atau mengingat kembali suatu

gambar dalam ingatan. Ingatan deklaratif memerlukan pemanggilan kembali secara sadar.

Hipokampus dan struktur temporalis/limbik terkait sangat penting dalam mempertahankan

ingatan tentang kejadian-kejadian seharo-hari dalam waktu yang memadai. (2)

2. Serebelum dan ingatan prosedural

Berbeda dengan peran hipokampus dan daerah temporalis/limbik sekitar dalam ingatan

deklaratif, serebelum dan daerah korteks terkait berperan penting dalam ingatan prosedural

“bagaimana” yang melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang,

misalnya mengingat gerakan tari tertentu. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suatu

ingatan prosedural adalah sistem-sistem motorik dan sensorik spesifik yang melakukan

18

Page 19: PBL Blok 6. Neuroscience

tindakan/gerakan yang dimaksud. Berbeda dari ingatan deklaratif, yang diingat kembali

secara sadar dari pengalaman sebelumnya, ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa

upaya sadar. Sebagai contoh, seorang pemain ski selama pertandingan biasanya berprestasi

maksimal dengan “membiarkan tubuhnya mengambil alih” dan bukan memikirkan secara

eksak gerakan-gerakan apa yang harus dilakukannya. (2)

3. Korteks prafrontal dan ingatan sementara

Yang berperan utama dalam memadukan kemampuan berfikir kompleks yang berkaitan

dengan ingatan sementara adalah korteks asosiasi prafrontal. Korteks prafrontal tidak hanya

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menahan data-data relevan online

tetapi juga berperan besar dalam apa yang disebut sebagai fungsi eksekutif yang melibatkan

manipulasi dan integrasi informasi untuk perencanaan, pemilihan prioritas, pemecahan

masalah, dan pengorganisasian aktivitas. Korteks prafrontal melaksanakan fungsi-fungsi

berpikir kompleks ini dengan bekerja sama dengan semua regio sensorik otak, yang

berhubungan dengan korteks prafrontal melalui koneksi-koneksi saraf. (2)

Proses penyimpanan memori

Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang memiliki mekanisme yang

berbeda. Ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang

sudah ada. Sebaliknya, ingatan jangka panjang melibatkan perubahan struktural dan

fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada di otak. Dua bentuk

ingatan jangka pendek- habituasi (pembiasaan) dan sensititasi (pemekaan)- disebabkan oleh

modifikasi berbagai protein saluran di terminal prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang

berperan di jalur yang memerantai perilaku yang sedang mengalami modifikasi. Modifikasi

ini, pada gilirannya, menimbulkan perubahan pada pelepasan neurotransmitter. Habituasi

adalah penurunan responsivitas terhadap presentasi berulang suatu stimulus indifferen-yaitu,

rangsangan yang tidak menghasilkan penghargaan atau hukuman. Sensitisasi adalah

peningkatan responsivitas terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan kuat yang

mengganggu. (2)

Mekanisme Habituasi

Pada habituasi, penutupan saluran Ca2+ mengurangi masuknya Ca2+ ke dalam terminal

prasinaps, yang menyebabkan penurunan pelepasan neurotransmitter. Akibatnya potensial

pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan atau

19

Page 20: PBL Blok 6. Neuroscience

hilangnya respon perilaku yang dikontrol oleh neuron eferen pascasinaps. Karena itu, ingatan

untuk habituasi pada aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi saluran-saluran Ca2+ spesifik.

Habituasi mungkin merupakan bentuk belajar yang paling sering dan dipercayai merupakan

proses belajar pertama yang terjadi pada bayi manusia. Dengan belajar mengabaikan stimulus

indifferen, hewan atau manusia bebas memperhatikan rangsangan yang lebih penting. (2)

Mekanisme Sensitisasi

Sensitisasi juga melibatkan modifikasi saluran, tetapi dengan mekanisme dan saluran

yang berbeda. Berbeda dari apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca2+ ke dalam

terminal prasinaps meningkat pada sensititasi peningkatan pelepasan neurotransmitter yang

kemudian terjadi menghasilkan potensial pascasinaps yang lebih besar sehingga respon

menjadi lebih kuat. Sensititasi tidak memiliki efek langsung pada saluran Ca2+ prasinaps.

Sensititasi secara tak langsung meningkatkan pemasukan Ca2+ melalui fasilitasi prasinaps.

Neurotransmitter serotonin dibebaskan dari antarneuron fasilitatif yang bersinaps di terminal

prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan neurotransmitter prasinaps sebagai

respon terhadap potensial aksi. Bahan ini melakukannya dengan memicu pengaktifan

pembawa pesan kedua AMP siklik di terminal prasinaps, yang akhirnya menyebabkan

penyumbatan saluran K+. Penyumbatan ini memperlama potensial aksi di terminal sinaps.

Potensial aksi yang berkepanjangan akan meningkatkan influks Ca2+ yang berkaitan dengan

sensitisasi. (2)

Mekanisme penyimpanan ingatan jangka panjang

Sementara ingatan jangka pendek berkaitan dengan penguatan transien sinaps-sinaps

yang sudah ada, ingatan jangka panjang memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang

mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan struktural atau fungsional

jangka panjang di sinaps-sinaps spesifik. Contoh dari pembentukan tersebut adalah

pembentukan koneksi sinaps baru atau perubahan permanen pada membran pra atau pasca

sinaps. Karena itu, simpanan ingatan jangka panjang melibatkan perubahan fisik yang agak

permanen di otak. (2)

Peningkatan luas permukaan dendrit diperkirakan meningkatkan tempat untuk sinaps.

Karena itu, ingatan jangka panjang dapat disimpan, paling tidak sebagian, dalam pola tertentu

percabangan dendritik dan kontak sinaptik. Suatu protein regulatorik positif, CREB adalah

tombol molekular yang mengaktifkan gen-gen yang penting dalam penyimpanan ingatan

20

Page 21: PBL Blok 6. Neuroscience

jangka panjang. Molekul terkait lain, CREB2 adalah penekan sintesis protein yang difasilitasi

oleh CREB. Pembentukan ingatan yang bertahan lama melibatkan tidak saja pengaktifan

faktor-faktor regulatorik positif (CREB) yang mendorong penyimpanan ingatan, tetapi juga

inaktivasi (pemadaman) faktor-faktor penghambat (CREB2) yang mencegah penyimpanan

ingatan. Perubahan keseimbangan antara faktor positif dan represif dipercayai menjamin

bahwa hanya informasi yang relevan bagi individu, bukan semua yang dijumpai, yang

dimasukkan ke dalam simpanan jangka panjang. (2)

Protein-protein regulatorik CREB mengatur sekelompok gen, immediate early genes

(IEGs), yang berperan penting dalam konsolidasi ingatan. Gen-gen ini mengatur sintesis

protein-protein yang menyandi ingatan jangka panjang. Peran pasti yang mungkin dimainkan

oleh protein-protein ingatan jangka panjang yang penting ini masih diperdebatkan. Protein-

protein ini mungkin diperlukan untuk perubahan struktural di dendrit atau digunakan untuk

membentuk lebih banyak neurotransmitter atau reseptor tambahan. Selain itu, mereka

mungkin melaksanakan modifikasi jangka panjang pelepasan neurotransmitter dengan

memperlama proses-proses biokimia yang mula-mula diaktifkan oleh proses-proses ingatan

jangka pendek.(2)

Faktor yang mempengaruhi memori

1. Senyawa-senyawa yang menghambat atau mengaktifkan neurotransmitter/kegiatan

neuron:

a. Nikotin : mengaktivasi reseptor asetilkolin

b. Physostigmin : meningkatkan kerja asetilkolin

c. Antidepresan (misalnya Prozac) : mengingkatkan kerja serotonin

d. Skopolamin (Thomas G.Aigner) : menghambat kerja Ach, mengganggu memori

e. Striknin : pemberian pada tikus, segera setelah latihan akan meningkatkan

penyimpanan memori. Pada beberapa jam setelah latihan, tidak meningkatkan

memori.

f. Kokain : memfasiltasi kerja dopamin.

g. Amfetamin (stimulan) : fasilitasi memori, menggiatkan NE tubuh dan sistem

dopamin.

h. Beberapa antipsikotik : antagonis katekolamin, mencegah ikatan dopamin dengan

reseptornya.

21

Page 22: PBL Blok 6. Neuroscience

i. Obat-obat penghambat aktivitas neuronal / sintesis protein : dapat menimbulkan

amnesia retrograd. (5)

2. Faktor usia

Bayi : memori deklaratif belum terbentuk (berpikir)

Anak sampai usia 2 tahun : memori deklaratif belum berkembang, proses

memori masih refleksif (periode sensorimotor) dan setelah dewasa hampir

tidak ingat peristiwa masa tersebut. (5)

Usia lanjut :

a. mungkin fungsi lobus frontalis yang tidak lagi efisien.

b. Gangguan pemanggilan memori kata.

c. Hipokampus : erentan terhadap proses penuaan.

d. Sebagian besar tikus tua: gangguan memori spasial. (5)

Hasil penelitian Petersen dkk:

Usia 62-100 tahun : gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang. (5)

3. Faktor lingkungan

Binatang yang dibesarkan dalam lingkungan majemuk : lapisan kortikal otak

lebih tebal, struktur neuronal lebih rumit.

Situasi lingkungan: distraksi yang mengganggu memori jangka pendek. (5)

4. Trauma

Gegar otak, stroke mengakibatkan amnesia retrograd.

Kehilangan kesadaran setelah terpukul yang mengakibatkan terhapusnya isi

memori jangka pendek (hilangnya memori peristiwa yang terjadi kurang lebih

setengah jam sebelumnya).

Trauma hebat: mengganggu akses ke memori jangka panjang.

Terapi kejutan listrik : mengakibatkan kehilangan memori jangka pendek

(amnesia), namun tidak mengganggu memori jangka panjang) (5)

5. Lesi dalam struktur otak

Lesi bagian medial lobus temporalis : regio kritis untuk konsolidasi memori

yang mengakibatkan amnesia anterograd ( tidak dapat membentuk memori

jangka panjang baru). Namun memori sebelum onset penyakit tidak

terganggu. (5)

Pada binatang :

a. Kerusakan hipokampus : tidak dapat mempelajari hal baru, tidak dapat

membentuk memori baru.

22

Page 23: PBL Blok 6. Neuroscience

b. Kerusakan amigdala : lambat belajar asosiasi, gangguan memori deklaratif.

c. Kerusakan hipokampus dan amigdala: amnesia global. (5)

Pada manusia:

a. Kerusakan hipokampus menyebabkan amnesia global.

b. Degenerasi bagian medial dekat garis tengah otak mengakibatkan

sindroma Korsakof yang ditandai oleh amnesia global ( alkoholisme

kronik).

Kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor). Pola gangguan memori

pada pengangkatan hipokampus dan amigdala.(5)

6. Faktor penyakit

Penderita alzheimer : banyak serat kolinergik mengalami deplesi. Gejala utamanya

adalah kehilangan memori.(5)

Kesimpulan

Memori berkaitan dengan struktur otak pada manusia. Struktur otak yang berperan

pada memori adalah hipokampus, serebelum, dan korteks prafrontal. Memori dapat

diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya dan berdasarkan waktunya. Berdasarkan cara

terjadinya, memori diklasifikasikan menjadi memori deklaratif dan memori refleksif.

Berdasarkan waktunya, memori dapat diklasifikasikan menjadi memori jangka pendek dan

memori jangka panjang. Proses penyimpanan memori pada jangka pendek dan jangka

panjang pun berbeda. Pada memori jangka pendek, proses penyimpanan memori mencakup

proses habituasi dan sensitisasi, sedangkan pada memori jangka panjang, proses

penyimpanannya melibatkan gen-gen spesifik yang harus diaktifkan. Memori juga

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor senyawa yang dapat meningkatkan dan

menghambat neurotransmitter, faktor usia, faktor lingkungan, faktor trauma, faktor lesi dalam

struktur otak, dan faktor penyakit.

Daftar Pustaka

1. Junqueira LC. Histologi dasar. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 1991. P. 155-

166.

2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

EGC; 2011. P. 172-9.

23

Page 24: PBL Blok 6. Neuroscience

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2004. P.

166-173.

4. Campbell. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004. P. 214-6.

5. Wati WW, Kindangen K, Wibawani N. Neuroscience. Jakarta; Fakultas kedokteran

UKRIDA; 2012.

24