PBL Blok 22 Neuroscience and Behavioral Science II
-
Upload
andy-santoso-hioe -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of PBL Blok 22 Neuroscience and Behavioral Science II
Skizofrenia Paranoid
Andy Santoso Hioe102011314
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta
2011
Rumusan Masalah
Seorang pemuda berusia 25 tahun dibawa ke puskesmas oleh orangtuanya karena malam tidak bisa tidur, bicara melantur, mengatakan dirinya adalah nabi terakhir yang diyakini setelah ia mendengar suara bisikan di telinganya saat ia sedang memancing di kolam dekat rumah nya.
Hipotesis
• Pemuda tersebut mengalami skizofrenia paranoid.
Anamnesis
• Identitas• Keluhan Utama• RPS• RPD• Riwayat Hidup
– Masa Kanak– Masa Remaja– Masa Dewasa
• Masa Dewasa:– Riwayat Pekerjaan– Riwayat Perkawinan– Agama– Aktivitas Sosial– Situasi Kehidupan
Sekarang– Riwayat Hukum– Riwayat Psikoseksual– Riwayat Keluarga– Mimpi, Fantasi dan Nilai
Pemeriksaan Fisik
• Tidak ruitn dilakukan• Bila ada Gangguan Mental Organik (GMO).• Pemeriksaan keseluruhan• Dapat bersifat terapeutik.
Pemeriksaan Penunjang
• Bila dicurigai adanya GMO.• Biasanya bersifat neuroimaging:– CT scan– PET– Cerebral Blood Flow– EEG
Diagnosis
• Working Diagnosis– Skizofrenia Paranoid
• Differential Diagnosis– Gangguan Waham– Psikosis Akut
Working Diagnosis : Skizofrenia Paranoid
• Skizofrenia – Sindrom klinis psikopatologi yang menyangkut
kognisi, emosi, persepsi, dan aspek lain dari perilaku.
– Waham + Halusinasi
Differential Diagnosis: Gangguan Waham
• Waham (Delusion)– Keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
– Penyebab multifaktorial.– Terdapat berbagai jenis waham.
Differential Diagnosis:Psikosis Akut
• Psikosis akut– Gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak-
mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi.– Gejala berlangsung 1 hari - <1 bulan.
Etiologi
• Masih belum diketahui.• Diperkirakan karena– Biologi : • pelebaran ventrikel ketiga + lateral• Atrofi bilateral lobus temporalis medial (gyrus
parahippocampalis, hippocampus, dan amigdala)• Disorientasi spasial sel piramid hippocampus• Penurunhan volume kortex prefrontal dorsolateral.
Etiologi
– Biokimia:• Gangguan neurotransmitter sentral → peningkatan
aktivitas dopamin sentral
– Genetika:• Pada kembar monozigot mempunyai risiko 4-6x lebih
sering menjadi skizofrenia
– Faktor Keluarga:• Sering terjadinya relaps pada pasien yang dipulangkan.• Pasien skizofrenia sering tidak dibebaskan oleh
keluarganya.
Epidemiologi
• 1% penduduk dunia akan mengidap skizofrenia.
• Laki-laki = perempuan– Onset terjadinya lebih cepat laki-laki, dengan
puncak awitan Laki-laki 10-25 tahun, sedangkan perempuan 25-35.
• Lahir pada musim dingin → meningkat• Penyalagunaan zat
Manifestasi Klinis
• Terlihat aneh oleh orang lain → dikucilkan.• Afek tumpul, intelengensia tidak terpengaruh.• Anhedonia• Gejala primer:– Gangguan pikiran• Asosiasi longgar, pemasukan berlebihan, neologisme,
terhambat, clang association, ekolalia, konkritisasi, dan alogia• Penurunan derajat tilikan (insight)
Manifestasi Klinik
– Gangguan afek dan emosi• Afek tumpul dan datar• Afek tak serasi (parathimi dan paramimi)• Afek labil
– Gangguan kemauan– Gangguan psikomotor dan perilaku• Katatonik : stupor, mutisme, hiperkinesis, logorea
Manifestasi Klinik
• Gejala Sekunder– Waham (delusi)• Waham kejar, kebesaran, rujukan, penyiaran pikiran,
penyisipan pikiran
– Tilikan (insight)– Ilusi dan depersonalisasi– Halusinasi• Auditorik, visual
Penatalaksanaan
• Biologik– Terapi Kejut dan Psychosurgery– Perawatan di rumah sakit– Psikofarmakologi
• Psikologis– Psikoterapi– Terapi keluarga– Pelatihan keterampilan sosial– Terapi kognitif-perilaku– Terapi personal– Terapi reatribusi
Penatalaksanaan Biologik
• Terapi kejut dan psychosurgery– Insulin
• Perawatan di RS– Diperlukan pem. medis dan neurologis– Tidak mampu mengendalikan impuls– Waham telah mempengaruhi dengan kuat.
• Psikofarmakologi– Dopamine receptor antagonis• Fenotiazin, tioxantin, butirofenono, dibenzoxazepine,
dihidrodinol, dan difenilbutil piperidin
• Efek samping DRA:1. Parkinsonisme2. Distonia Akut3. Akatisia
Penatalaksanaan Psikologis
1. Psikoterapi– Membina rapport– Terapi suportif berorientasi insight, kognitif, dan
perilaku– Motivasi
2. Terapi Keluarga3. Pelatihan keterampilan sosial– Melatih fungsi interpersonal
Penatalaksanaan Psikologik
4. Terapi kognitif-perilaku (CBT)5. Terapi personal6. Terapi reatribusi
Prognosis
• Baik, kecuali bunuh diri.
Komplikasi dan Pencegahan
• Komplikasi– Bunuh diri– Perilaku merusak diri– Depresi– Penyalagunaan zat
• Pencegahan– Belum ada laporan signifikan
Penutup
Hipotesis diterima. Pemuda tersebut menderita skizofrenia paranoid.