pbl 20 bph.docx

15
Benign Prostat Hiperplasia Haldi Tiody, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012, NIM: 102012213, Kelompok : A9, Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510, Telp : 021-56942061, Fax: 021-5631731, E-mail: [email protected] Pendahuluan Secara anatomis terdapat perbedaan pada alat ekskresi urine antara pria dengan wanita. Salah satu organ yang berperan dalam ekskresi urine dan hanya terdapat pada pria adalah prostat. Perkembangan prostat yang signifikan terjadi pada saat pubertas, dimana hormon androgen laki-laki dan mencapai ukuran 20 gram pada saat umur 20 tahun. Seiring dengan berjalannya waktu prostat akan terus membesar dan pada usia tua sering ditemukan pembesaran prostat jinak atau BPH (Benign Prostat Hiperplasia). Anamnesis 1 Biasanya pasien sering datang dengan keluhan Sering BAK pada malam hari BAK tidak lampias Pancaran urine lemah Menetes setelah selesai Menunggu beberapa saat untuk mengeluarkan urine Menanyakan warna urine serta apakah ada darah Apakah ada rasa nyeri? Tanyakan riwayat dahulu pasien (ISK, batu ginjal) Pemeriksaan fisik 1

Transcript of pbl 20 bph.docx

Page 1: pbl 20 bph.docx

Benign Prostat Hiperplasia

Haldi Tiody, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012,

NIM: 102012213, Kelompok : A9, Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510, Telp : 021-

56942061, Fax: 021-5631731, E-mail: [email protected]

Pendahuluan

Secara anatomis terdapat perbedaan pada alat ekskresi urine antara pria dengan wanita. Salah satu organ yang berperan dalam ekskresi urine dan hanya terdapat pada pria adalah prostat. Perkembangan prostat yang signifikan terjadi pada saat pubertas, dimana hormon androgen laki-laki dan mencapai ukuran 20 gram pada saat umur 20 tahun. Seiring dengan berjalannya waktu prostat akan terus membesar dan pada usia tua sering ditemukan pembesaran prostat jinak atau BPH (Benign Prostat Hiperplasia).

Anamnesis1

Biasanya pasien sering datang dengan keluhan

Sering BAK pada malam hari BAK tidak lampias Pancaran urine lemah Menetes setelah selesai Menunggu beberapa saat untuk mengeluarkan urine

Menanyakan warna urine serta apakah ada darah

Apakah ada rasa nyeri?

Tanyakan riwayat dahulu pasien (ISK, batu ginjal)

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan colok dubur memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter ani, reflek bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan ; konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal), asimetris atau tidak, adakah nodul pada prostat, apakah batas atas dapat diraba, sulcus medianus prostat, adakah krepitasi.

Colok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan prostat teraba membesar, konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata, lobus kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan nodul, dan menonjol ke dalam rektum. Semakin berat derajat hiperplasia prostat, batas atas semakin sulit untuk diraba. Sedangkan pada carcinoma prostat,

1

Page 2: pbl 20 bph.docx

konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris. Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.

Apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang-kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada pinggang. Vesica urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di fossa navikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis, condiloma di daerah meatus.

Pemeriksaan abdomen. Ditemukan vesica urinaria yang terisi penuh dan teraba masa kistus di daerah supra simfisis akibat retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra simfisis.2

Penunjang

Laboratorium. Sedimen urine diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kamih. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan.

Faal ginjal. Diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas, sedangkan gula darah dimaksudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli neurogenik).

PSA (Prostat Spesific Antigen). Merupakan kadar penanda tumor jika dicurigai adanya keganasan prostat.

Foto polos abdomen. Untuk mencari adanya batu opak disaluran kemih, adanya batu atau kalikulosa prostat dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.

Pemeriksaan USG. Dapat dilakukan melalui trans abdominal atau trans abdominal ultrasonography (TAUS) dan transuretra atau trans uretral ultrasonography (TRUS). Dari TAUS diharapkan mendapat informasi mengenai perkiraan volume (besar) prostat, panjang protrusi prostat ke buli-buli atau intra prostatic protrusion (IPP) mungkin didapatkan kelainan pada buli-buli (massa, batu, atau bekuan darah), menghitung sisa (residu) urine pasca miksi atau hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat. Pada pemeriksaan TRUS dicari kemungkinan adanya focus keganasan prostat berupa area hipoekoik dan kemudian sebagai penunjuk (guidance) dalam melakukan biopsi prostat.

Pancaran urin atau flow rate. Dapat dihitung dengan cara sederhana yaitu dengan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml/detik).2

DD

Kanker Prostat

2

Page 3: pbl 20 bph.docx

Kanker prostat adalah neoplasma maligna pada kelenjar prostat. Terhitung 318000 laki-laki di Amerika terdiagnosa pada tahun 1996, jumlah ini 2 kali lipat dari tahun 1993. Penuaan merupakan factor paling signifikan dari aknker prostat dan kebanyakan kasus terdiagnosis pada umur 65 tahun. Kematian akibat dari kanker prostat ini 2 kali lipat terjadi pada orang berkulit hitam dibandingkan kulit putih.

95% persen kaker prostat adalah adenokarsinoma yang berkembang di zona perifer prostat. Sarcoma, transisional sel karsinoma, small sel karsinoma dan skuamos sel karsinoma lebih jarang. Kanker prostat biasanya merupakan metastasis dari kanker kolon, paru-paru, dan VU. Tumor menyebar ke dalam kelenjar menyebapkan prostat menjadi keras dan menonjol ke kapsul laur ke vesikaseminalis, leher VU dan nodus limfatukis pelvis. Metastasis ke haati dan tulang dapat terjadi melalui darah. Pertumbuhan yang tidak terkendali menyebapkan kenaikkan level PSA serum, glikoprotein yang dihasilkan prostat dan antigen membrane prostat yang spesifik, sebuah prostein yang menempel pada sel membran prostat.

Gejala kanker prostat mirip dengan BPH namun proses obstruksinya lebih cepat. Kanker ini dideptksi dengan cara digital rectal examination dimana ditemukan adanya suatu massa yang keras, bernodul dan terfixasi pada prostat. Apabila tumor tidak teraba maka dapat dilakukan transrectal ultrasonography. Penigkatan PSA merupakan pertanda adanya kanker prostat namun kadang tidak selalu spesifik. Hal ini dikarenakan PSA diproduksi sesuai dengan volume dari prostat yang semakin tua semakin membesar dan menimbulkan BPH.

Kanker prostat stadium dini biasanya diketemukan pada pemeriksaan colok dubur

berupa nodul keras pada prostat atau secara kebetulan ditemukan penanda tumor PSA

(prostate specific antigens) pada saat pemeriksaan laboratorium. Kurang lebih 10% pasien

yang datang berobat ke dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih berupa kesulitan

miksi, nyeri kencing, atau hematuria yang menandakan bahwa kanker telah menekan uretra.

Meskipun jarang, kanker dapat menekan rektum dan menyebabkan keluhan buang air besar.

Terapi untuk karsinoma prostat lokal adalah melalui pembedahan atau radiasi.

Radiadi yang dikombinasikan dengan ablasi androgen hanya dilakukan untuk penyakit yang

telah luas. Penghetian androgen mungkin dapat dilakukan dengan orkidektomi, terapi dengan

agonis hormom pelepas LH (luteinizing hormone-releasing hormone, LHRH) seperti

goderelim atau leuprolis, atau dengan terapi anti androgen. Kemoterapi tidak efektif dalam

pengobatan karsinoma prostat.3,4

Striktur uretra

Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.

Penyempitan lumen ini disebabkan karena dindingnya mengalami fibrosis korpus

spongiosum. Striktura uretra dapat disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan

3

Page 4: pbl 20 bph.docx

kelainan bawaan. Infeksi yang paling sering menimbulkan striktur uretra adlah infeksi oleh

kuman gonokokus yang telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya. Keadaan ini

sekarang jarang dijumpai karena banyak pemakaian antobiotika untuk memberantas ureteris.

Trauma yang menyebabkan striktura uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan,

fraktur tulang pelvis, dan instrumentasi atau tindakan transuretra yang kurang hati-hati.

Tindakan yang hati-hati pada pemasangan kateter dapat menimbulkan salah jalan yang

menimbulkan kerusakan uretra dan menyisakan striktura dikemudian hari. Demikian pula

fiksasi kateter yang tidak benar pada pemakaian kateter menetap menyebabkan penekanan

kateter pada perbatasan uretra bulbo-pendulare yang mengakibatkan penekanan uretra terus-

menerus, menimbulkan hipoksia uretra daerah itu, yang pada akhirnya menimbulkan fistula

atau striktura uretra.

Proses radang akibat trauma tau infeksi pada uretra akan menyebabkan terbentuknya

jaringan sikatrik pada uretra. Jaringan sikatriks pada lumen uretra menimbulkan hambatan

aliran urine hingga retensi urine.

Jika pasien datang karena retensi urine, secepatnya dilakukan sistostomi suprapubik

untuk mengeluarkan urine. Jika dijumpai abses periuretra dilakukan insisi dan pemberian

antibiotika. Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktura uretra antara lain :

Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati. Tindakan yang

kasar tambah akan merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada akhirnya

menimbulkan striktura lagi yang lebih berat.

Pada striktura yang panjang dan buntu total, seringkali diperlukan beberapa tahapan operasi, yakni tahap pertama dengan membelah uretra dan membiarkan untuk epitelisaasi dan dilanjutkan pada tahap dengan membuat neurouretra.2

ISK (Infeksi Saluran Kemih)

ISK adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adnaya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Insisden ISK lebih sering pada perempuan. Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.

Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococcus dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki

4

Page 5: pbl 20 bph.docx

usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium tuberculosae.

Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hematpragik. Sistitis hemoragik dapat juga disebabkan oleh schistosoma hematobim yang termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.

Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal.5

Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :

pengobatan dosis tunggal pengobatan jangka pendek (10-14 hari) pengobatan jangka panjang (4-6 minggu) pengobatan profilaksis dosis rendah pengobatan supresif

Epidemiologi

BPH adalah masalah yang sering ditemukan yang mempengaruhi kulitas hidup 1 dari 3 pria pada usia 50 tahun ke atas. Telah dilakukan perhitungan berdasarkan criteria histologis atau criteria klinis, dari hasil autopsy di selutuh dunia tanpa memandang etnis. Hasilnya adalah 10% penderita pada usia 30 tahun, 20% pada usia 40 tahun, 50-60% pada usia 60 tahun dan pada usia 70-80 tahun berkisar 80-90 persen. Dari hasil penelitian ini menunjukan umur merupakan factor risiko utama.

Prevalensi BPH pada orang putih maupun afrika amerika sama. Namun, BPH sering kali lebih buruk pada orang afrika-amerika, hal ini disebapkan tingginya kadar testorone, aktivitas 5 alfa reduktase, androgen reseptor dan aktivitas factor pertumbuhan pada orang ini. Peningkatan aktivitas ini menyebapkan peningkatan terjadinya hyperplasia prostat, pembesaran subsekuen dan skualenya.

Terapi untuk karsinoma prostat lokal adalah melalui pembedahan atau radiasi. Radiadi yang dikombinasikan dengan ablasi androgen hanya dilakukan untuk penyakit yang telah luas. Penghetian androgen mungkin dapat dilakukan dengan orkidektomi, terapi dengan agonis hormom pelepas LH (luteinizing hormone-releasing hormone, LHRH) seperti

5

Page 6: pbl 20 bph.docx

goderelim atau leuprolis, atau dengan terapi anti androgen. Kemoterapi tidak efektif dalam pengobatan karsinoma prostat.6

Etiologi

Usia lanjut dan fungsi dari testis merupakan dua factor yang berhubungan dengan terjadinya BPH. Peranan testis dalam BPH telah diketahui sejak dahulu. Fenomena ini berhubungan dengan testis yang dapat mengeluarkan secret androgen dan sedikit esterogen. Prostat sangat tergantung pada androgen untuk membesar, struktur dan fungsi prostat. Testoteron dimetabolisme menjadi dihidrotestoteron (DHT) oleh enzim 5 alfa reduktase yang terletak di membran nucleus sel prostat. Di intranuklear DHT terikat pada reseptor. DHT yang telah berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk kompleks DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan prostat.

Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun sedangkan kadar esterogen relatif tetap, sehingga perbandingan antara esterogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan menurnkan jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis). Hal ini mengakibatkan bahwa walaupun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan tetstosteron menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostat jadi lebih besar.

Program kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel yang selanjutnya sel-sel yang mengalami apoptosis akan di fagositosis oleh sel-sel di sekitarnya kemudian didegradasi oleh enzim lisosom. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan pertambahan massa prostat.2,6

Patofisiologi

Pembesaran prostat tergantung pada potensi androgen dihidrotestoteron. Di kelenjar prostat, hormon testoteron yang beredar didarah diubah oleh enzim 5 alfa reduktase menjadi dihidrotestpteron (DHT). DHT terikat pada reseptor androgen di nuclei sel, dan menyebapkan BPH. Peneltian in vitro menunjukan banyak terdapat reseptor alfa 1 adregenik yang terletak stroma dan kapsul otot polos prostat dan juga di leher vesica. Stimulasi pada reseptor ini menyebapkan peningkatan kontraksi otot yang dapat menyebapkan memburuknya lower urinary tract syndrome. Blokade pada reseptor ini dapat menyebapkan relaksasi otot yang meredakan LUTS.

BPH merupakan proses hyperplasia, dimana terjadi pembesaran dari prostat yang dapata menyebapkan penyumbatan aliran urine pada uretra yang gejala dari penyakit BPH seperti kecing yang tidak lampias dan sedikit-sedikit. Pembesaran prostat karena umur

6

Page 7: pbl 20 bph.docx

tergantung pada hormon. Pada pasien yang sudah dikebiri, pasien tidak dapat membuat testosterone sehingga BPH tidak berkembang.

Teori yang sudah ada sejak dahulu tentang penyebab BPH adalah saat prostat membesar kapsul yang mengelilingi prostat mencegah prostat untuk bertambah besar dan menyebapkan penekanan pada uretra. Obstruksi ini menyebapkan adanya disfungsi fungsional pada vesica urinaria. Vesica urinaria menjadi menebal, terbentuk trabekula dan iritasi saat vesica urinaria menjadi hipertrofi dan paksaan untuk kontraksi.

Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli, tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesikoureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.

Obstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak hanya disebabkan oleh adanya massa prostat yang menyumbat uretra posterior, tetapi juga disebabkan oleh tonus otot polos yang ada pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot polos pada leher buli-buli. Otot polos itu dipersarafi oleh aerabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.

Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel. Kalau pada prostat normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah 2 banding 1, maka BPH rasionya meningkat menjadi 4 banding 1. Hal ini menyebabkan pada BPH terjadi peningkatan tonus otot polos prostat bila dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal ini massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen static sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi prostat.

Berdasarkan hal ini BPH kemudia dibagi menjadi 2 criteria, yaitu komponen static dimana prostat membesar yang mengakibatkan penekanan pada leher vesika urinaria dan mengobstruksi aliran urine dan komponen dinamik dimana terjadi peningkatan stimulasi saraf simpatis secara periodic pada otot polos leher vesica urinaria dan prostat.2,6

Manifestasi Klinis

Gejala pada saluran kemih bagian bawahKeluhan pada saluran kemih sebelah bawah (LUTS) terdiri atas gejala obstruktif dan

gejala iritatif. Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.Gejalanya antara lain ; harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistancy), pancaran miksi yang lemah (weak stream), miksi terputus (Intermittency), menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling, rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying).

Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh hipersensitifitas otot detrusor karena

7

Page 8: pbl 20 bph.docx

pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh.

Gejalanya ialah ; bertambahnya frekuensi miksi (Frequency), nokturia, miksi sulit ditahan (Urgency), disuria (nyeri pada waktu miksi).

 Gejala pada saluran kemih bagian atas

Keluhan akibat penyulit hiperplasi prostat pada saluran kemih bagian atas berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan tanda dari hidronefrosis) atau demam yang merupakan tanda dari infeksi atau urosepsis.

Gejala di luar saluran kemih

Tidak jarang pasien berobat ke dokter karena mengeluh adanya hernia inguinalis atau hemoroid. Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal.5

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh hiperplasia nodular benigna antara lain; stasis urin, infeksi saluran kencing (ISK), batu ginjal, dinding kandung kemih trabeculation, otot detrusor hipertrofi, kandung kemih divertikula dan saccules, stenosis uretra, hidronefrosis, paradoks (overflow) inkontinensia, gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis, akut postobstructive diuresis.

Tata Laksana

Farmakoterapi

Tujuan terapi medika mentosa adalah berusaha untuk menurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi infravesika dengan obat-obatan penghambat adrenergic alfa (adrenergic alfa blocker) dan mengurangi volume prostat sebagai komponen static dengan cara menurunkan kadar hormone testosterone atau dihidrotestosteron (DHT) melalui penghambat 5α-reduktase.

Penghambat reseptor adrenergic-α. Obat penghambat adrenergik-α1 dapat mengurangi penyulit sistemik yang diakibatkan oleh efek hambatan pada α2 dari fenoksibenzamin yaitu penghambat alfa yang tidak selektif yang ternyata mampu memperbaiki laju pancaran miksi dan mengurangi keluhan miksi. Tetapi pemakaian fenoksibenzamin ini menyebabkan komplikasi sistemik yang tidak diharapkan antara lain hipotensi postural dan kelainan kardiovaskuler lain.

Akhir-akhir ini telah ditemukan pula golongan penghambat adrenergik- α1A, yaitu tamsulosin yang sangat selektif terhadap otot polos prostat. Dilaporkan bahwa obat ini mampu memperbaiki pancaran miksi tanpa menimbulkan efek terhadap tekanan darah maupun denyut jantung.

8

Page 9: pbl 20 bph.docx

Penghambat 5α-reduktase. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT) dari testosterone yang dikatalisis oleh enzim 5α-reduktase didalam sel prostat. Menurunnya kadar DHT menyebabkan sintesis protein dan replikaso sel-sel prostat menurun.

Finasteride merupakan salah satu obat golongan penghambat 5α-reduktase dan dilaporkan bahwa pemberian obat ini 5 mg sehari yang diberikan sekali setelah 6 bulan mampu menyebabkan penurunan prostat hingga 28%. Hal ini memperbaiki keluhan miksi dan pancaran miksi.2

Nonfarmakoterapi

Pembedahan terbuka

Beberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuika adalah metode dari Millim yaitu melakukan enuklease kelenjar prostat melalui pendekatan retropublik infravesika, freyer melalui pendekatan suprapubik transvesika, atau transperineal. Prostatektomi terbuka adalah tindakan yang paling tua yang masih banyak dikerjakan saat ini, paling invasif, dan paling efisien sebagai terapi BPH. Prostaktetomi terbuka dapat dilakukan melalui pendekatan suprapubik transvesikal (Frayer) atau retropublik (Millin). Prostatektomi terbuka dianjurkan untuk prostat yang sangat besar (>100 gram).

Penyulit yang dapat terjadi setelah prostatektomi terbuka adalah inkotinensia urine (3%), impotensia (5-10%), ejakulasi retrograde (60-80%), dan kontraktur leher buli-buli (3-5%). Dibandingkan dengan TURP, penyulit yang terjadi berupa striktura uretra dan ejakulasi retrograde lebih banyak dijumpai pada prostatektomi terbuka. Perbaikan gejala klinis sebanyak 85-100%, dan angka mortalitas sebanyak 2%.

Stent

Stent prostat dipasang pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena pembesaran prostat. Stent dipasang intraluminal diantara leher buli-buli dan disebelah proksimal verumontanum sehingga urine dapat leluasa melewati lumen uretra prostatika. Stent dapat dipasang secara temporer atau permanen. Yang temporer dipasang selama 6 sampai 36 bulan dan terbuat dari bahan yang tidak diserap dan tidak mengadakan reaksi dengan jaringan. Alat ini dipasang dan dilepas kembali secara endoskopi.

Stent yang permanent terbuat dari anyaman dari bahan logam super alloy, nikel, atau titanium. Dalam jangka waktu lama bahan ini akan diliputi sehingga jika suatu saat ingin dilepas harus membutuhkan anastesi umum. Pemasangan alat ini diperuntukan bagi pasien yang tidak mungkin menjalani operasi karena risiko pembedahan yang cukup tinggi. Serimgkali stent dapat terlepas dari insersinya di uretra posterior atau mengalami enkrustasi. Komplikasinya pasien masih bisa merasakan keluhan miksi berupa gejala iritatif, perdarahan uretra, atau rasa tidak enak di daerah penis.

Prognosis

9

Page 10: pbl 20 bph.docx

Pengobatan denga finstride mengurangi ukuran prostat dari 20-30%. Penghambat alfa andregenik efektif untuk untuk gejala BPH dinamik. Pembedahan dapat menyebapkan kehilangan cukup banyak darah, striktur uretra dan gangguan saraf sehingga menyebapkan disfungsi ereksi dan inkontinensia. Pembedahan teknik baru lebih dengan sedikit komplikasi.3

Kesimpulan

BPH merupakan penyakit yang timbul pada pria, terutama pria yang berusia lanjut. BPH timbul dikarenakan umur, kadar hormon dan kontraksi otot pada prostat maupun leher vesika. Apabila sudah cukup besar BPH menimbulkan gejala osbtruksi dan LUTS. Untuk dapat memperkecil prostat dapat digunakan golongan penghambat 5 alfa reduktase yaitu funstride dan juga penghambat alfa 1 adregenik untuk mengurangi kontraksi otot prostat.

Daftar Pustaka

1. Gleade J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga;2007.h.151.

2. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 2011. h. 62-146.

3. Hansen. Pathophysiology. Philadelphia: W.B>. Sauders Company;1998.h.884-5.

4. Braunwald, Fauci, Isselbacher, Kasper, Martin, Wilson. Harrison prinsip-prinsip ilmu

penyakit dalam. Edisi ke-13. Volume 4. Jakarta: EGC; 2012. h. 2069-72.

5. Perhimpuanan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia. Ilmu penyakit dalam.

Jakarta: Balai penerbit FKUI;2001.h.369-74.

6. Deters LA. Benign Prostate Hypertrophy. Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2014 dari

http://emedicine.medscape.com/article/437359-overview#showall.

10