Patofisiologi Hirschprung
-
Upload
sylvia-novi-permata -
Category
Documents
-
view
49 -
download
2
Transcript of Patofisiologi Hirschprung
1. Patofisiologi Hirschprung
Kelainan pada penyakit ini berhubungan dengan spasme pada
distal colon dan sphincter anus internal sehingga terjadi obstruksi. Maka
dari itu bagian yang abnormal akan mengalami kontraksi di segmen
bagian distal sehingga bagian yang normal akan mengalami dilatasi di
bagian proksimalnya. Bagian aganglionik selalu terdapat di bagian distal
rektum.
Dasar patofisiologi dari penyakit Hirschprung adalah tidak adanya
gelombang propulsive dan abnormalitas atau hilangnya relaksasi dari
sphincter anus internus yang disebabkan aganglionosis, hipoganglionosis
atau disganglionosis pada usus besar.
Hipoaganglionosis
Pada proximal segmen dari bagian aganglion terdapat area
hipoganglionosis. Area tersebut dapat juga merupakan terisolasi.
Hipoganglionosis adalah keadaan dimana jumlah sel ganglion kurang dari
10 kali dari jumlah normal dan kerapatan sel berkurang 5 kali dari jumlah
normal. Pada kolon inervasi jumlah plexus myentricus berkurang 50% dari
normal. Hipoganglionosis kadang mengenai sebagian panjang kolon
namun ada pula yang mengenai seluruh kolon
Imaturitas dari sel ganglion
Sel ganglion yang imatur dengan dendrite yang kecil dikenali
dengan pemeriksaan LDH (laktat dehidrogenase). Sel saraf imatur tidak
memiliki sitoplasma yang dapat menghasilkan dehidrogenase, sehingga
tidak terjadi diferensiasi menjadi sel Schwann’s dan sel saraf lainnya.
Pematangan dari sel ganglion diketahui dipengaruhi oleh reaksi
succinyldehydrogenase (SDH). Aktivitas enzim ini rendah pada minggu
pertama kehidupan. Pematangan dari sel ganglion ditentukan oleh reaksi
SDH yang memerlukan waktu pematangan penuh selama 2 sampai 4
tahun. Hipogenesis adalah hubungan antara imaturitas dan
hipoganglionosis.
Kerusakan sel ganglion
Aganglionosis dan hipoganglionosis yang didapa dapat berasal dari
vaskular atau nonvaskular. Yang termasuk penyebab nonvascular adalah
infeksi Trypanosoma cruzi (penyakit Chagas), defisiensi vitamin B1,
infeksi kronis seperti tuberculosis. Kerusakan iskemik pada sel ganglion
karena aliran darah yang inadekuat, aliran darah pada segmen tersebut,
akibat tindakan pull through secara Swenson, Duhamel, atau Soave.
1. PATOFISIOLOGI
Problem utama dari penyakit ini adalah inervasi dari usus yang
mengalami gangguan terutama pada segmen anal termasuk mulai dari lokasi
spinghter sampai internus ke arah proksimal. Inervasi kolon berasal dari dua
saraf yaitu saraf intrinsik dan saraf ekstrinsik, saraf ekstrinsik simpatis berasal
dari medula spinalis, sedangkan yang parasimpatis untuk kolon sebelah kanan
berasal dari nervus vagus, sedangkan yang sebelah kiri berasal dari S2, S3, S4.
Persarafan dari segmen anal dan sfingter internus berasal dari saraf simpatis L5
dan saraf parasimpatis S1, S2, S3. Persarafan simpatis akan menghambat
kontraksi dari usus sedangkan persarafan para simpatis akan mengaktifkan
aktifitas peristaltik dari kolon. Saraf intrinsik berasal dari saraf parasimpatis
ganglion pleksus submukosa meisner dan ganglion mienterikus aurbach, yang
terletak diantara otot yang sirkuler dan longitudinal.
Distensi abdomen
Distensi kolon bagian proksimal
Hipertrofi
Peristaltik segmen kolon turun dan mengenai rektum dan kolon kongenital bagian bawah
Sel ganglion parasimpatik dari pleksus aurbach di kolon tidak ada
Pengaruh dari saraf intrinsik lebih dominan dibandingkan saraf yang ekstrinsik.
Pengaruh ini terutama untuk kontraksi dan relaksasi dari usus yang teratur.Pada
penyakit hircsprung tidak terdapat ganglion pleksus submukosa meisner dan
mienterikus, selain itu juga terjadi hipertrofi jaringan saraf diantara otot yang
longitudinal dan yang sirkuler yang menghambat peristaltik kolon. Pada reseksi
usus ternyata bahwa 8% segmen aganglionik itu terdapat pada rektum, 15%
terdapat pada rektosigmoid, dan 50% terdapat pada kolon sigmoid. Data-data
lain menunjukkan bahwa 30% terdapat pada rectum, dan rectosigmoid. 44%
pada kolon sigmoid, 11% pada kolon descendens, 4% pada pleksus lienalis, 2%
pada kolon transversum, 1% pada kolon-kolon ascendens dan 8% meliputi
seluruh kolon. Pada masa embrional, persyarafan usus mulai dari neuroblas
daerah kranioservikal yang bermigrasi ke daerah kaudal sampai anus. Penyakit
hirscsprung migrasi neuroblas, berhenti sebelum mencapai sfingter internus.
Pada minggu ke-8 intrauterine harusnya neural crest bermigrasi dari lapisan
mesoderm menuju dinding usus. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh
abnormalitas reseptor pada dinding usus atau kurangnya sintesis nitrit oxide
pada tempat tersebut, serta meningkatnya asetilkolinesterase. Akibatnya adalah
aganglionik sel pada lapisan mukosa (meisner) dan otot usus (aurbach). Segmen
yang aganglionik tidak dapat berelaksasi, tetap pada posisi kontriksi, sehingga
motilitas usus tidak dapat berjalan dan fungsi usus terganggu.
Penyakit Hirscprung, atau megakolon kongenital adalah tidak adanya sel-sel
ganglion dalam rektum atau bagian rektosigmoid kolon. Ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristalsis serta tidak adanya
evakuasi usus spontan. Selain itu, sfingter rektum tidak dapat berelaksasi,
mencegah keluarnya feses secara normal. Isi usus terdorong ke segmen
aganglionik dan feses terkumpul di daerah tersebut, menyebabkan dilatasinya
bagian usus yang proksimal terhadap daerah itu. Penyakit hirscprung diduga
terjadi karena faktor-faktor genetik dan faktor lingkungan, namun etiologi
sebanarnya tidak diketahui. Penyakit hairscprung dapat muncul pada sembarang
usia, walaupun sering terjadi pada neonatus.
Sel ganglion parasimpatik dari pleksus aurbach di kolon tidak ada
↓
Peristaltik segmen kolon turun dan mengenai rektum dan kolon kongenital bagian
bawah
↓
Hipertrofi
↓
Distensi kolon bagian proksimal
↓
Distensi abdomen