Patofisiologi CA Rektum

2
PATOFISIOLOGI CA REKTUM Kanker rektum dapat disebabkan karena polip pada usus, colitis ulseratif, kebiasaan makan (tinggi karbohidrat, rendah serat), faktor genetik pembawa sel-sel kanker yang menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam strutktur sekitarnya sehingga mengakibatkan pertumbuhan (proliferasi) sel-sel yang mengandung DNA baru. oleh karena pertumbuhan sel-sel tidak dapat dikontrol sehingga mengakibatkan DNA mengalami kerusakan. DNA yang sudah mengalami kerusakan bergabungan dengan DNA normal yang membentuk RNA baru. Terbentuknya RNA abnormal mengakibatkan pembelahan sel (mitosis) yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan munculnya sel-sel ganas (kanker rektum). Ketika telah terjadi kanker rectum maka tubuh berespon dengan pelepasan protein reseptor yang mana protein reseptor tersebut akan merangsang syaraf pada sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan munculnya sensasi nyeri. kanker rectum juga menyebabkan peningkatan sel-sel point di hipotalamus yang mana hipotalamus akan berespon dengan stimulus peningkatan suhu tubuh sehingga pasien mengalami hipertermia. pertumbuhan kanker pada rectum mengakibatkan penyempitan jalannya feses menuju ke anus dan tidak seimbangnya penyerapan air pada feses di usus sehingga muncullah konstipasi. kanker rectum juga dapat menyebabkan penyerapan sari-sari makanan pada usus mengalami gangguan kontrol syaraf yang mengatur penyerapan sari- sari makanan pada ileum sehingga kebutuhan ATP tidak terpenuhi yang berdampak pada perasaan keletihan pada penderita Ca Rectum. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubun yang lain (paling sering ke hati). Penalataksanaan pasien kanker rectum adalah dengan tindakan anastomosis (pengangkatan kanker) dan pembuatan kolostomi sementara. PENGKAJIAN RESUME Tn. S. Tn. S (54 tahun) dirawat di Ruang Rawat Bedah Lantai 4 RSPAD Gatot Subroto tanggal 22 Agustus 2015 dengan keluhan nyeri pada area anus dan testis serta keletihan. Nyeri juga dirasakan pada lokasi post operasi pada abdomen kuadran kanan dan kiri bawah dengan skala 8 dan dirasakan terutama pada waktu pagi hari. Sebelumnya pasien masuk Ruang

description

Patofisiologi CA Rektum

Transcript of Patofisiologi CA Rektum

Page 1: Patofisiologi CA Rektum

PATOFISIOLOGI CA REKTUM

Kanker rektum dapat disebabkan karena polip pada usus, colitis ulseratif, kebiasaan makan (tinggi karbohidrat, rendah serat), faktor genetik pembawa sel-sel kanker yang menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam strutktur sekitarnya sehingga mengakibatkan pertumbuhan (proliferasi) sel-sel yang mengandung DNA baru. oleh karena pertumbuhan sel-sel tidak dapat dikontrol sehingga mengakibatkan DNA mengalami kerusakan. DNA yang sudah mengalami kerusakan bergabungan dengan DNA normal yang membentuk RNA baru. Terbentuknya RNA abnormal mengakibatkan pembelahan sel (mitosis) yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan munculnya sel-sel ganas (kanker rektum). Ketika telah terjadi kanker rectum maka tubuh berespon dengan pelepasan protein reseptor yang mana protein reseptor tersebut akan merangsang syaraf pada sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan munculnya sensasi nyeri. kanker rectum juga menyebabkan peningkatan sel-sel point di hipotalamus yang mana hipotalamus akan berespon dengan stimulus peningkatan suhu tubuh sehingga pasien mengalami hipertermia. pertumbuhan kanker pada rectum mengakibatkan penyempitan jalannya feses menuju ke anus dan tidak seimbangnya penyerapan air pada feses di usus sehingga muncullah konstipasi. kanker rectum juga dapat menyebabkan penyerapan sari-sari makanan pada usus mengalami gangguan kontrol syaraf yang mengatur penyerapan sari-sari makanan pada ileum sehingga kebutuhan ATP tidak terpenuhi yang berdampak pada perasaan keletihan pada penderita Ca Rectum. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubun yang lain (paling sering ke hati). Penalataksanaan pasien kanker rectum adalah dengan tindakan anastomosis (pengangkatan kanker) dan pembuatan kolostomi sementara.

PENGKAJIAN RESUME Tn. S.

Tn. S (54 tahun) dirawat di Ruang Rawat Bedah Lantai 4 RSPAD Gatot Subroto tanggal 22 Agustus 2015 dengan keluhan nyeri pada area anus dan testis serta keletihan. Nyeri juga dirasakan pada lokasi post operasi pada abdomen kuadran kanan dan kiri bawah dengan skala 8 dan dirasakan terutama pada waktu pagi hari. Sebelumnya pasien masuk Ruang Gadar RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 21 Agustus 2015 pukul 11.30 WIB diantar oleh istri Ny. N karena mengeluh nyeri pada area anus dan testis dan demam sejak 1 bulan yang lalu. frekuensi BAB 2-3 kali sehari, konsistensi padat dan bercampur darah berwarna hitam. Pasien mengatakan nyeri pada daerah anus tiap BAB sejak 1 tahun yang lalu namun pasien menganggap hal yang biasa tentang hal itu jadi tidak memeriksaan diri ke RS. Pasien mengeluh tubuh terasa cepat lelah. Pasien telah mengalami komplikasi pada tumor hati sebesar 2 cm dan gangren pada testis. Pasien post operasi Colostomy, Orcheodoctomi, anastomosis dan pengangkatan tumor hepar. Vital Signs : TD : 130/60 mmHg, N : 104 x/menit, RR : 16 x/menit, Suhu : 37 °C. Pasien tampak luka terbuka karena operasi pada abdomen kaudran kanan dan kiri bawah dan luka post kolostomi. Pasien terpasang kateter, Terapi intravena NaCl 20 tetes/menit, dan kateter urine.