Papua Nosokomial guys

download Papua Nosokomial guys

of 6

Transcript of Papua Nosokomial guys

  • 8/16/2019 Papua Nosokomial guys

    1/6

    JURNAL BIOLOGI PAPUA ISSN: 2086-3314 Volume 4, Nomor 2 Oktober 2012Halaman: 63 –68

    Bakteri Aerob Penyebab Infeksi Nosokomial di Ruang Bedah

    RSU Abepura, Kota Jayapura, PapuaDANIEL LANTANG 1* DAN DESSY PAIMAN 2

    1 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura –Papua2Sekolah Kejuruan Keperawatan, Jayapura

    Diterima: tanggal 09 April 2012 - Disetujui: tanggal 28 September 2012© 2012 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

    ABSTRACT

    The research on identification of aerobic bacteria causing nosocomial infection in the surgery room of GeneralHospital (RSU) Abepura, Jayapura had been done from August –December 2008. Samples were taken from roomair (30 minutes) using blood agar media and from certain tools at some points using brain heart infusion media(BHI). The colony appearance was observed after 24 hours of incubation period of bacterial growth. Furtheranalysis to identify the aerobic bacteria causing nosocomial infections was done by several tests in Jayapura HealthLaboratory. The result showed that there were 15 aerobic bacteria consisted of: the coccid gram –positive bacteria:Staphylococus epidermidis, S. aureus, S. saprophyticus, Streptcoccus sp; the rod gram-positive bacteria: Listeriamonocytogenes, Diptheroid sp, Lactobacillus sp and gram-negative bacteria: Providence rettgeri, Pseudomonas

    puttrefaciens, Klebsiela ozaena, P. malthophyla , Morganela morganii, Serattia sp, K. oxytoca, and K. pneumonia.

    Key words : Aerobic bacteria, identification of bacteria, nosocomial infection, surgical room, Jayapura.

    PENDAHULUAN

    Rumah sakit (RS) merupakan sebuah insti-tusi perawatan kesehatan profesional yangpelayanannya disediakan dokter, perawat, dantenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah sakitmelayani pasien yang datang untuk berbagaikeperluan yang berhubungan dengan kesehatanseseorang. Beberapa pasien datang untuk diag-nosis atau terapi ringan dan hanya melakukanperawatan jalan. Adapula yang meminta rawatinap dalam jangka waktu tertentu, misalnya hari,

    minggu, atau bulan. Ketentuan dalam rawat inap juga dapat direkomendasikan oleh pihak rumahsakit, yakni dokter atau perawat. Rumah sakitdibedakan dari institusi kesehatan lain karena

    kemampuannya memberikan diagnosa dan

    perawatan medis secara menyeluruh kepadapasien.Rumah sakit merupakan suatu tempat

    dimana pasien dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat untuk mendapatkanterapi dan perawatan agar menjadi sembuh.Dalam kenyataannya rumah sakit selain untukmencari kesembuhan, dapat juga menjadi tempatbagi berbagai macam penyakit yang berasal daripenderita lain maupun dari pengunjung yangberstatus pembawa penyakit. Di sisi lain bakteri

    penyebab infeksi nosokomial dapat hidup danberkembang di lingkungan rumah sakit, seperti diudara, air, lantai, makanan dan benda-bendamedis maupun non medis (Utama, 2006).

    Beberapa kasus saat perawatan pasien di RSdapat terjadi diantaranya adalah infeksi noso-komial (IN). Nosokomial berasal dari bahasaYunani yang artinya “di rumah sakit” (Pelczar,1988), sedangkan infeksi menurut Utama (2006)

    * Alamat Korespondensi: Jurusan Biologi FMIPA, Jln. Kamp Wolker, KampusBaru UNCEN –WAENA, Jayapura Papua. 99358 Telp:+62967572115, email: [email protected]. id

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perawatmailto:[email protected]:[email protected]://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

  • 8/16/2019 Papua Nosokomial guys

    2/6

  • 8/16/2019 Papua Nosokomial guys

    3/6

    LANTANG & PAIMAN ., Bakteri Aerob Infeksi Nosokomial 65

    Gambar 1. Bagan alir identifikasi bakteri aerob daribeberapa lokasi sampling di RSU Abepura, Jayapura.

    nya dimasukkan ke dalam media brain heartinfussion (BHI). Sampel dari media BHI ditanampada media AD dan Mac Conkey (MC) dandiinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37 oC.Koloni yang tumbuh ditanam pada NA miringdengan suhu 37 oC selama 24 jam. Setelah 24 jamdilakukan pengecatan gram, uji katalase, ujikoagulasi, uji novobiocin dan uji biokimia.

    Identifikasi Bakteri AerobUntuk menentukan jenis dengan meng-

    gunakan buku acuan Bergey’s manual of determinavebacteriology. Eighth edition. The Williams & Wilkins

    Company. Baltimore Maryland USA (Buchanan &Gibbsons, 1978).

    HASIL DAN PEMBAHASANHasil pengamatan menunjukkan bahwa

    diketahui setidaknya 15 sampel teridentifikasisebagai bakteri aerob (Tabel 1). Bakteri tersebutmeliputi bakteri gram positif kokus: Staphylococcusepidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus sp, Staphylococcus saprophyticus; bakteri gram positifbatang: Listeria monocytogenes, Diptheroid sp ,Lactobacillus sp; bakteri gram negatif: Providensiarettgeri, Pseudomonas putrefaciens, Klebsiella ozaena,Pseudomonas maltophilia, Morganalla morganii,Serattia sp , Klebsiella oxytoca, Enterobacter gergoviae,Klebsiella pneumonia.Sedangkan sampel pada yaitutiang infus di kamar operasi I (AL-TI) dan mejaoperasi ruang operasi I (MO-OP I), serta alat – alatberupa gunting, vakum, sabun cuci tangan danalkohol 70%) tidak dijumpai adanya pertumbuhankoloni pada media agar darah dan MacConkey.

    Menurut Disha et al. (2011) kasus infeksinosokomial memang cukup tinggi yakni mencapai7–12% dari 1,4 juta pasien yang terjadi darikomplikasi infeksi di rumah sakit. Kasus tertinggikhususnya pada surgical site infection (SSI) yangmenempati urutan tertinggi mencapai 24% daritotal keseluruhan terjadinya kasus infeksinosokomial.

    Gaynes et al. (2005) dalam kasus SSI beberapa jenis bakteri Bacillus gram negatif yang seringmenginfeksi antara lain adalah E. coli, K. pneumoniae, jenis Enterobacter, Serratia sp, Ps.aeruginosa, dan jenis-jenis Acinetobacter spp.Namun hasil penelitian dari cara penangananyang baik terhadap kondisi ruang khusus, kasus

    ini menurun dari 56,5% (tahun 1986) menjadi33,8% (2003).

    Sampel yang tidak terinfeksi adalah sampelAL-TI dan MO-OPI. Selain itu, sampel terinfeksipaling rendah dijumpai pada sampel MO-OP II(4,00 cfu/30„), MO -OP III (4,33 cfu/30‟) dan UR -OP I (7,67 cfu/30‟). S edangkan angka pencemarantertinggi terdapat di ruangan koridor besar yaitu80 cfu/30”, tetapi angka pencemaran pada setiap-

  • 8/16/2019 Papua Nosokomial guys

    4/6

    JURNAL BIOLO GI PAPUA 4(2): 63-6866

    Tabel 1. Hasil identifikasi bakteri aerob di kamar bedah RSU Abepura, Kotamadya Jayapura.No Sumber sampel Kode ∑ koloni (media

    agar darah)Rerata

    ∑ koloni Jenis

    1. Udara Ruang Tunggu UR-T 305064

    48,00 Staphylococcus epidermidis Staphylococcus aureus Listeria monocytogenes Diptheroid sp

    2. Udara Ruang RR UR-RR 447434

    50,67 Staphylococcus epidermidisStreptococcus sp Staphylococcus aureusListeria monocytogenesDiptheroid sp, Seratia sp

    3. Udara Ruang KoridorBesar

    UR-KB 9110149

    80,33 Staphylococcus epidermidisStreptococcus spStaphylococcus aureusDiptheroid sp

    4. Udara Ruang Operasi I UR-OP I 1274

    7,67 Streptococcus sp Staphylococcus epidermidisStaphylococcus aureus

    5. Udara Ruang Operasi II UR-OP II 131214

    13,00 Staphylococcus epidermidisProvidensia rettgeriStaphylococcus epidermidisLactobacillussp

    6. Udara Ruang Operasi III(diambil pada saatoperasi)

    UR-OP III 735153

    59,00 Staphylococcus aureusStaphylococcus saprophyticusListeria monocytogenes Diptheroid sp

    7. Tempat Tidur RuangTunggu

    TT-RT 331541

    29,67 Staphylococcus aureusStaphylococcus saprophyticusPseudomonas putrefaciens

    8. Tempat Tidur Ruang RR TT-R RR 1537

    8,33 Klebsiella ozaenaStaphylococcus epidermidis

    9. Meja Operasi RuangOpersi I

    MO-OP I 0 0,00 -

    10. Meja Operasi RuangOperasi II

    MO OP II 552

    4,00 Listeria monocytogenesPseudomonas maltophilia

    11. Meja Operasi RuangOperasi III (diambilsetelah dibersihkan)

    MO OP III 805

    4,33 Listeria monocytogenes Morganella morganii

    12. Tiang Infus di RuangOperasi I AL-TI 0 0,00 -

    13. Tiang Lampu di RuangOperasi II

    AL-TL 10220

    10,67 Staphylococcus epidemidisLactobacillussp

    Morganella morganii

    ruangan masih tinggi di atas batas yang dianjurkan yaitu menurut Djojodibroto (1997) untukangka bakteri di udara yang masih diterima dikamar bedah adalah 5 CPU/30‟ dan tidak di

    perbolehkan adanya bakteri Stap. aureus. Namundalam penelitian ini didominasi oleh Stap.epidermidis dan Stap. aureus (Tabel 1). Sepuluh (10)genus bakteri teridentifikasi dalam penelitian ini,

  • 8/16/2019 Papua Nosokomial guys

    5/6

    LANTANG & PAIMAN ., Bakteri Aerob Infeksi Nosokomial 67

    yang didominasi oleh Staphylococcus. Hasilpenelitian ini sama dengan yang telah dilaporkanoleh Triatmodjo (1993), Jakarimelena (2002) danIrianto (2006) bahwa bakteri yang dominan

    mengkontaminasi ruang udara di kamar bedahadalah bakteri Staphylococcus sp. Selain itu,beberapa bakteri gram negatif batang jugaterkontaminasi pada alat-alat bedah. BakteriStapylococcus sp adalah bakteri yang memerlukankarbon dalam jumlah yang banyak di udara untukmenghasilkan toksin. Mahfouz et al. (2010) jugamenunjukkan hasil yang mirip terhadap infeksinosokomial pada neonatal intensive care unit disalah satu rumah sakit Saudi Arabia.

    Masih tingginya cemaran kuman padaruangan bedah RSUD Abepura disebabkan olehbeberapa faktor antara lain: pintu utama darikamar bedah berhubungan langsung denganudara bebas dengan ruang tunggu pasien. Padasaat pintu utama dibuka pengunjung dapat keluarmasuk, sehingga udara dari luar akan mengalirmasuk ke dalam kamar bedah. Pintu utama belumdilengkapi dengan klem yang dapat menutuppintu secara otomatis, tekanan udara di dalam dandi luar kamar bedah sama, dan belum ketatnyawilayah khusus steril petugas dan keluarga.

    Fasilitas sterilisasi udara dengan mengguna-kan sinar ultra violet tidak rutin di lakukan disetiap ruangan bedah. Alas kaki khusus bagisemua petugas kamar bedah tidak tersedia,sehingga petugas menggunakan alas kaki yangsama dipakai di kamar petugas dan di koridor dilingkungan kamar bedah sehingga menjadi alattransmisi bagi bakteri pencemar yang masuk kedalam ruang bedah. Ade (2007) melaporkanbahwa ruang bedah yang baik yaitu mempunyaitiga zona, yaitu: zona outer (ruang administrasi/penanganan pasien), serta zona intermediate ruangpersiapan/ penyimpanan) dan zona inner , dimanatingkat kebersihannya paling tinggi dan aseptis.

    Adanya bakteri aerob yang teridentifikasipada beberapa bagian di kamar bedah RumahSakit Umum Abepura, menunjukkan kurangberhasilnya sistem sanitasi ruangan di rumahsakit, terutama sistem pengendalian mikro-organisme pencemar dalam lingkungan kamarbedah yang seharusnya steril. Borges et al. (2012),

    Larson (1995) dan Inweregbu et al. (2005)mengungkapkan bahwa penanganan denganstrilisasi menggunakan antiseptik akan mengu-rangi kasus infeksi nosokomial.

    Demikian pula dengan beberapa alat bedahsiap pakai yang terkontaminasi bakteri karenafasilitas penyimpanan kurang memadai. Kondisiini hampir sama dengan yang dijumpai padasampel air. Bakteri aerob juga teridentifikasidalam sampel air yang terdapat di dalam kamarmandi untuk mencuci alat, dan bak kamar mandipetugas yang berasal dari air PDAM (perusahandaerah air minum). Adapun bakteri aerob yangteridentifikasi adalah Pseudomonas sp, Klebsiella spdan Enterobacter sp. Menurut Sudarmono (2007)dan Triadmojo (1993) air yang terdapat dilingkungan rumah sakit dapat menjadi tempathidup bakteri aerob Pseudomonas sp, Citrobakter spdan Bacillus sp. Faktor ini juga memberikanpeluang terjadinya infeksi nosokomial di rumahsakit.

    Dengan demikian, menurut Tavolacci et al.(2008) dan Murphy & Gould (1999) pentingnyapenang-gulangan dan pencegahan infeksi noso-komial. Lebih lanjut, perlu dilakukan penyam-paian informasi kepada seluruh masyarakatsehingga akan lebih paham dan mengertibagaimana pentingnya pencegahan infeksi noso-komial yang dapat terjadi di rumah sakit.

    KESIMPULAN

    Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwaterdapat bakteri aerob penyebab infeksinosokomial di ruang bedah Rumah Sakit Umum(RSU) Abepura, Kota Jayapura. Bakteri aerob yangteridentifikasi yaitu: bakteri gram positif kokus:Staphylococus epidermidis, Stap. aureus , Stap.saprophyticus, Streptcoccus sp, ; bakteri gram positifbatang: Listeria monocytogenes, Diptheroid sp, Lactobacillus sp; bakteri gram negatif: Providensiarettgeri , Pseudomonas puttrefaciens, Klebsiela ozaena,Pseudomonas malthophyla, Morganela morganii,Serattia sp, Klebsiela oxytoca, dan Klebsiela pneu-monia.

  • 8/16/2019 Papua Nosokomial guys

    6/6

    JURNAL BIOLO GI PAPUA 4(2): 63-6868

    DAFTAR PUSTAKA

    Ade. 2007. Pelatihan manajemen kamar bedah. (Online). http:pdpersi. co.id/?show=detailnews&kode=607&tbl=ca-krawala. Diakses 30 November 2008.

    Adrianto. 2008. Pengantar tentang bakteri . (On Line).http://filzahazny wordpress. com. Diakses 4 Oktober2008.

    Borges, L.F. de Almeida., L.A. Rocha, M.J. Nunes and P.P.G.Filho. 2012. Low compliance to hardwashing programand high nosocomial infection in a Brazilian Hospital.Interdiciplinary Perpectives on Infection Diseases. doi:10.155/2012/579081.

    Buchanan, R.E & N.E. Gibbsons. 1978. Bergey’s manual ofdeterminave Bacteriology. Eighth Edition. The Williams& Wilkins Company. Baltimore Maryland USA.

    Disha A., P., P. Kitan B., B.B. Sheena K., and S Hetal S. 2011.Surveillance of hospital acquired infection in surgicalwards in tertiary care centre Ahmedabad, Gujarat.National Journal of Community Medicine. 2(3): 340–345.

    Djojodibroto. 1997. Kiat mengelola rumah sakit. Hipocrates. Jakarta.

    Garner, J.S., W.R. Jarwis, T.G. Emori, T.C. Horan, and J.M.Hughes. 1996. CDC definitions for nosocomialinfection. In: Olmsted RN. (Ed). APIC infection controland applied epidemiology: Principles and practice. StLouis, Mosby. Pp: A1 –A20.

    Garrity, G.M. (Ed.in-Chief), Brenner, D.J., N.R. Krieg and J.T.Staley (Eds). Bergey‟s manual of systematicsbacteriology. Second Edition. Volume two, Theproteobacteria. Part B, The Gammaproteobacteria.Springer, USA.

    Gaynes, R., J.R. Edwards, and The National NosocomialInfection Surveillance Syste. 2005. Overview ofnosocomial infection caused by gram-negative Bacilli.Health Care Epidemiology. 41: 848–854.

    Inweregbu, K., J. Dave, and A. Pittard. 2005. NosocomialInfection. Continuing Education in Anaesthesia, CriticalCare & Pain. 5(1): 14–17.

    Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Yrama Widya. Bandung.

    Jakarimelena, M. 2002. Identifikasi Kuman Aerob Di dalamKamar Bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

    Jayapura. Karya Tulis Ilmiah. FMIPA. UniversitasCendrawasih. Jayapura.

    Larson, E.L. 1995. APIC quidline for hardwashing and handantiseptic in health care settings. American Journal ofInfection Control. 23(4): 251–269.

    Mahfouz, A.A., T.A. Azraqi, F.I. Abbaq, M.N. Al-Gamal, S.Seef, and C.S. Bello. 2012. Nosocomial infections in aneonatal intensive care unit in South-western SaudiArabia. Eastern Mediterranean Health Journal. 16(1): 40–44.

    Murphy, O.M. and F.K. Gould. 1999. Prevention of noso-comial infection in solid organ transplantation. Journalof Hospital Infection. 42(3): 177–183.

    Pelczar, J.M. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi. UniversitasIndonesia. Jakarta.

    Segers, P., R.G.H. Speekenbrink, D.T. Ubbink, M.L. vanOgtrop, and B.A. de Mol. 2006. Prevention of

    nosocomial infection in cardiac surgery bydecontamination of the nasopharynx and oropharynxwith chlorhexidine gluconate, a randomized con-trolled. JAMA. 296(20): 2460–2466.

    Sudarmono, P dan W. Veronica. 2007. Hospital acquiredbacterial infection in burns unit at CiptoMangunkusumo Hospital, Jakarta. MicrobiologyIndonesia. 1: 23-26.

    Tavolacci, M.-P., J. Ladner., L. Bailly, V. Merle, I. Pitrou, andP. Czernichow. 2008. Prevention of nosocomial infec-tion and standart precaution: knowledge and source ofinformation among healthcare students. InfectionControl and Hospital Epidemiology. 29(7): 642–647.

    Triatmodjo, P. 1993. Sterilitas udara ruang operasi dan peralatanbedah serta higiene petugas beberapa rumah sakit di Jakarta (On-line). http://www.kalbe.co.id/files/10SterilisasiUdara082.pdf/10St. Diakses 19 April 2008.

    Utama, H.W. 2006. Infeksi Nosokomial. http://klik harry wordprees com/2006/12/21/Infeksi nosokomial. Diakses 19April 2008.

    Weinstein, R.A. 1998. Nosocomial infection update. EmergingInfections Diseases. 4(3): 416–420.

    http://klik/http://klik/