penvegahan infeksi nosokomial

download penvegahan infeksi nosokomial

of 19

Transcript of penvegahan infeksi nosokomial

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    1/19

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sejak lama setelah dirasakan perlunya pedoman kerja dalam hal

    pengendalian infeksi. Pengendalian infeksi merupakan bagian dari praktek

    kedokteran yang baik dan merupakan dalah satu usaha untuk

    meningkatkan pemeliharaan kesehatan bagi para petugas kesehatan

    sehubungan dengan meningkatnya penularan virus HIV, hepatitis B,

    Human Papiloma Virus dan sumber infeksi yang lain. Menurut ndang!

    undang, dokter mempunyai ke"ajiban untuk menghindari terjasinya infeksi

    silang dalam prakteknya dan melakukan #ara dokumentasi peralatan

    medis yang benar.

    Infeksi noso#omial merupakan masalah kesehatan sejak ratusan

    tahun yang lalu. Perhatian terhdap infeki noso#omial telah ada sejak tahun

    $%&'!an di mana Igna( semmel"ei( memperhatikan tingginya angka

    kematian pada ruangan persalinan yang ditangani oleh mahasis"a

    kedokteran dibanding dengan ruangan yang ditangani bidan. Ia menduga

    bah"a ini terjadi akibat infeksi yang diba"a olah mahasis"a dari ruang

    otopsi. oleh karena itu ia meminta agar para dokter dan mahasis"a

    men#u#i tangan dulu denga larutan klorin sebelum memeriksa pasien itu

    di ruangan. )ernyata setelah itu ngka kematin menurun tajam.

    Infeksi yang didapatkan di rumah sakit ini merupakan masalah

    yang pelik yang makin sering terjadi, serta tidak mudah mengatasinya

    tidak hanya di *egara!negara maju seperti +merika Serikat dan ropaBarat tetapi juga negara!negara berkembang. -i +merika Serikat tiap

    tahun hampir &' juta orang masuk rumah sakit. ima sampai sepuluh

    persen di antaranya atau /!& juta orang berpeluang menderitainfeksi

    nosokomial. Pusat penga"asan penyakit dan survey infeksi nosokomial

    +merika serikat melaporkan bah"a tahun $001, infeksi nosokomial

    berperan dalam kematian sekitar %%.''' orang selama setahun atau $

    orang tiap menit dan menyebabkan penghabisan dana sekitar &,1 miliar

    1

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    2/19

    dolar +merika Serikat. Pada penelitian yang dilakukan *ational Infe#tion

    Surveillan#e 2**IS3 dan 4enter -isease4ontrol and Prevention

    didapatkan 1 sampai 5 kasus infeksi nosokomial dari setiap $''

    kunjungan ke rumah sakit. -iperkirakan / juta kasus infeksi nosokomial

    terjadisetiap tahun di +merika Serikat dengan menghabiskan dana

    sebesar / milyar dolar.Pada beberapa penyakit yang berat, infeksi

    nosokomial meningkatkan angkakematian menjadi / kali lipat.

    -i Indonesia masalah infeksi noso#omial juga merupakan masalah

    yang #ukup serius. +palagi di rumh sakit yang jumlah penderit yang

    di"atny banyak dengan tenaga pera"atnya masih tersabatas. Pada

    penelitian yang dilakukan oleh "ardana dan a#ing pada tahun $0%0

    merupakan hasil observasi infeksi noso#omial insidensi infeksi noso#omial

    $%,&56 pada asien yng diraat I ruang ra"at penyakit dalam 7SP M

    8amil, padang. Pada penelitian lain pada tahun yang sama di 7S. Hasan

    Sadikin Badung didapatkan insidensi9prevalensi infeksi nosokomial

    $:,/&6 sedangkan di 7S- dr. sutomo adalah sebesar 0,%16 .

    ;leh karena itu, penulis ini akan men#oba untuk mengupas lebih

    dalam tentang peran dokter muda dalam pen#egahan infeksi nosokomial

    selama bertugas di bagian bedah.

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana peran dokter muda dalam pen#egahan infeksi

    nosokomial selama bertugas di bagian bedah

    1.3 Tujuanntuk menambah pengetahuan tentang peran dokter muda dalam

    pen#egahan infeksi nosokomial selama bertugas di bagian bedah

    2

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    3/19

    1.4 Manaat1.4.1 Bag! "enul!s

    Meningkatkan pengetahuan tentang peran dokter muda dalam

    pen#egahan infeksi nosokomial selama bertugas di bagian bedah

    1.4.2 Bag! mas#arakat

    a. Meningkatkan tingkat kesadaran semua petugas di rumah sakit

    terhadap terjadinya infeksi nosokomial

    b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pen#egahan

    terjadinya infeksi nosokomial.

    1.4.3 Bag! !nst!tus!

    Memberikan informasi kepada pihak institusi dan petugaskesehatan tentang peran dokter muda dalam pen#egahan infeksi

    nosokomial selama bertugas di bagian bedah.

    3

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    4/19

    BAB 2

    T$N%AUAN PU&TA'A

    2.1De!n!s! $neks! N(s(k(m!al

    Infeksi *osokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada

    "aktu pasien dira"at di 7umah Sakit. Infeksi nosokomial sukar diatasi

    karena sebagai penyebabnya adalah mikro organisme atau bakteri yang

    sudah resisten terhadap anti biotika. Infeksi nosokomial dapat diartikan

    juga sebagai infeksi yang terjadi di rumah sakit pada seseorang baik saat

    dia sakit atau sedang berobat karena sesuatu penyakit sedangkan pada

    saat ke rumah sakit tersebut penderita tidak dalam masa inkubasi

    penyakit itu.

    -imana infeksi ini terjadi setelah /& jam atau lebih setelah klien

    masuk rumah sakit.

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    5/19

    memperpanjang pasien untuk berada di rumah sakit dan meningkatkan

    pengeluaran pasien. Semenjak $0:', *ational *oso#omial Infe#tion

    Surveillan#e System 2**IS3 telah mengumpulkan dan menganalisis data

    frekuensi infeksi noso#omial yang ada di .S. rumah sakit. 7umah sakit

    yang tergabung di **IS dilaporkan dari /5,051 infeksi, 5&6 disebabkan

    oleh single pathogen dan /'6 disebabkan oleh multiple pathogen. -ari

    %&6 infeksi yang mana pathogen telah terinfeksi, %56 disebabkan oleh

    bakteri aerobi#, /6 bakteri anaerobi#, dan %6 fungi. Virus, proto(oa, dan

    parasite lainnya terhitung 16. s#heria #oli, Pseudomonas aeruginosa,

    entero#o##i, dan Staphylo##o#us yang teridentifikasi pathogen. -ata dari

    rumah sakit individual didapatkan 1'6 infeksi pada pasien yang mati

    ketika di rumah sakit. &/ rumah sakit dilaporkan dari total //.&?/ infeksi,

    diantara $./1? yang mati, ditemukan $.%$$ yang terinfeksi.

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    6/19

    $. Staphylo#o##us aureus/. Strepto#o##us?. Pneumo#oo#us&. isteria mono#ytogenes

    1. *eisseria gonorrhoeae5. Infeksi kuman anaerob:. Infeksi jamur%. Infeksi virus

    2.4*akt(r #ang mem"engaruh!a. +gent

    Pasien yang berada dirumah sakit memungkinkan mereka

    tidak terlindungi dari berma#am!ma#am mikroorganisme.

    Hubungan antara pasien dan mikoroorganisme itu sendiri akibatdari perkembangan penyakit klinis @ fa#tor lain yang mempengaruhi

    sifat dasar dan frekuensi dari infeksi noso#omial.

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    7/19

    Aambar /.$ )rias pidemioligi

    b. Host

    ! pasien sendiri

    Pasien mungkin mendapak infeksi noso#omial akibat kondisi

    tubuhnya tidak fit atau imunitas yang rendah, umur, penyakit

    ba"aan, diagnosis dan terapi. -apat menyerang seluruh umur,

    anak!anak, muda, tua yang mana resistensi tubuhnya terhadap

    infeksi menurun. Pasien yang mempunyai ri"ayak penyakit kronis

    seperti tumor ganas, leukemia, diabetes militus, gagal ginjal, +I-S

    mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk terserang bakteri

    pathogen.

    ! Staf 7umah Sakit

    -okter dan personeil paramedi# merupakan sumber infeksi

    yang penting dalam terjadinya infeksi noso#omial, perlu

    diperhatikan kesehatan dan kebersihannya, pengetahuan tentang

    septik dan asepti#, dan keterampilan teknik pera"atan.

    !

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    8/19

    untuk terserang infeksi noso#omial ini. )erlebih lagi mereka

    mempunya kemiripan fa#tor gen.

    #. ingkungan

    aktor ingkungan tak kalah pentingnya sebagai penunjang

    untuk terjadinya infeksi noso#omial bagi pasien yang dira"at.

    mumnya pasien yang dira"at diharuskan menampung sputumnya

    setiap kali batuk.

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    9/19

    Model transmisi kedua adalah infeksi eksogenous 2/'63 yang

    berarti infeksi berasal dari luar tubuh pasien. 7eservoar dapat dari tenaga

    kesehatan yang melayani pasien 2healt #are "orker3, pasien lain,

    lingkungan rumah sakit, atau dari alat kesehatan yang terkontaminasi dan

    tenaga kesehatan ke pasien atau sebaliknya 2infeksi silang3 paling sering

    terjadi 2$'!/'63 yang disebabkan karena budaya kerja yang tidak

    memenuhi syarat aseptik dan sterilitas.

    2.-'r!ter!a D!agn(s!s

    Infeksi *osokomial disebut juga dengan CHospital a#Duired

    infe#tionE apabila memenuhi batasan9kriteria sebagai berikut >

    $. +pabila pada "aktu dira"at di 7S, tidak dijumpai tanda!tanda klinik

    infeksi tersebut/. Pada "aktu penderita mulai dira"at tidak dalam masa inkubasi dari

    infeksi tersebut?. )anda!tanda infeksi tersebut baru timbul sekurang!kurangnya ? F /&

    jam sejak mulai dira"at&. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa 2residual3 dari nfeksi sebelumya1. Bila pada saat mulai dira"at di 7S sudah ada tanda!tanda infeksi,

    tetapi terbukti bah"a infeksi didapat penderita "aktu pera"atan

    sebelumnya dan belum pernah dilaporkan sebagai infeksi

    nosokommial.

    2.Pengen)al!an $neks! N(s!k(m!al

    ntuk meniadakan perkembangan infeksi pada penderita yang

    sedang dira"at di rumah sakit perlu diperhatikan beberapa hal yang

    pokok. Pokok!pokok dan penanganan infeksi nosokomial dapat

    dikelompokkan dalam beberapa butir sebagai ke"aspadaan universal.

    $. 4u#i tangan

    4u#i tangan guna men#egah infeksi silang. )iga #ara #u#i tangan yang

    dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yaitu> 4u#i tangan higienik

    atau rutin> dilakukan dengan air mengalir dan sabun antiseptik. 4u#i

    tangan mengurangi kotoran dan flora yang ada ditangan. 4u#i

    tangan rutin sebelum bekerja dimaksudkan untuk

    9

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    10/19

    melindungi penderita, sedangkan #u#i tangan setelah bekerja

    disamping untuk melindungi penderita lain, juga untuk melindungi

    din petugas sendiri dan infeksi.

    4u#i tangan aseptik> sebelum tindakan aseptik pada pasien

    denganmenggunakan antiseptik atau setelah tangan kontak dengan

    darah atau duh tubuh penderita. -ilakukan dengan air mengalir dan

    sabun antiseptik,kemudian larutan savlon, dan alkohol :' 6, atau

    antiseptik yang lain.

    4u#i tangan bedah > disamping tangan di#u#i dengan sabun,

    antiseptik danair, maka harus dilakukan penyikatan kulit tangan

    minimal $1 menit untuk menghilangkan sebanyak mungkin bakteri

    penghuni pori!pori kulit. 4u#itangan ini dilakukan sebelum

    melakukan tindakan bedah.

    Aambar /./ 4u#i )angan/. +lat pelindung diri

    Pada "aktu bekerja harus selalu dijaga agar bagian tubuh

    petugas tidak kontak dengan darah atau duh tubuh penderita. Hal ini

    bisa dilakukan dengan memakai alat pelindung pada "aktu melakukan

    pelayanan atau tidakan medis yang memungkinkan terjadinya kontak

    antara tubuh petugas dengan darah atau duh tubuh lain. +lat pelindung

    10

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    11/19

    yang digunakan berupa > sarung tangan, pelindung "ajah atau masker

    atau ka#a mata penutup kepala, gaun pelindung 2baju kerja atau

    #elemek3, sepatu pelindung. Baju kerja, gaun operasi, jas praktiukum atau

    #elemek, yang dipakai sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

    Pada keadaan dimana ada kemungkinan darah atau duh tubuh bisa

    men#emari kaki, maka harus digunakan sepatu yang tertutup.

    Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan dan pen#emaran

    darah atauduh tubuh. 8enis sarung tangan yang dipakai pun harus

    sesuai dengan pekerjaan. misalnya sarung tangan operasi yang steril

    di pakai untuk pekerjaan medis dan sarung tangan domestik dipakai

    pada pekerjaan non!medis, misal pada saat pera"at memandikan

    penderita atau pada saat melakukan pekerjaan pembersihan

    Iingkungan.

    Aambar /.?Universal Precaution

    Masker, penutup kepala, dan ka#a mata, dipakai sesuai dengan

    pekerjaan yang dilakukan. Masker dan ka#a mata dipakai bila ada

    kemungkinan adanya per#ikan darah atau duh tubuh, misalnya pada

    operasi atau pen#abutan gigi. Penutup kepala dipakai bersama masker

    untuk menghindari penderita dan pen#emaran bakteri yang berasal

    dan tubuh petugas. -isamping itu masker juga dipakai untuk

    melindungi petugas dari penularan bakteri le"at udara, misalnya bila

    11

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    12/19

    bekerja path bangsal atau poliklinik penyakit paru!paru, atau bekerja di

    laboratorium mikrobiologi.

    ?. Pengelolaan alat kesehatan

    Pengelolaan alat bertujuan meneegah penyebaran infeksi

    melalui alatkesehatan, atau untuk menjamin alat tersebut dalam

    kondisi stenil dan siap pakai.Penatalaksanaan peralatan dilakukan

    melalui & tahapan yaitu> dekontaminasi, pen#u#ian, sterilisasi atau -))

    dan penyimpanan.

    -ekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk

    mematikan semua virusdan sebagian besar untuk vegetatif bakteri.

    Semua barang dan alat yang terkontaminasi dengan darah dan duh

    tubuh penderita, sebelum di#u#i harus didekontaminasi dulu dengan

    merendamnya dalam #airan sun#lin 2#hlorin3',1!1 6 selama 1!?'

    menit. -engan merendam dalam #airan sun#lin 1 6, maka semua

    virus sudah dimatikan dalam 1 menit. -ekontaminasi initerutama

    bertujuan untuk melindungi petugas dan kemungkinan tertular infeksi.

    Pen#u#ian alat, setelah dekontaminasi dilakukan pembersihan

    yang merupakan langkah penting yang harus dilakukan. )anpa

    pembersihan yang memadai maka pada umumnya proses disinfeksi

    atau sterilisasi selanjutnya menjadi tidak efektif.

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    13/19

    2auto#lave3, dan yang dan karet atau plastik sebaiknya disterilkan

    dengan sinar ultraviolet.

    Penyimpanan alat kesehatan, penyimpanan yang baik sama

    pentingnya dengan proses sterilisasi atau disinfeksi itu sendini. +da

    dua ma#am alat dilihat dan #ara penyimpanannya, yakni alat yang

    dibungkus dan yang tidak dibungkus. +lat yang dibungkus, umur steril

    2shelf life3 selama peralatan masih terbungkus, semua alat steril

    dianggap tetap steril tergantung ada atau tidaknya kontaminasi. +lat

    yang tidak dibungkus harus digunakan segera setelah dikeluarkan. +lat

    yang tersimpan pada "adah steril dan tertutup apabila yakin tetap

    steril paling lama untuk $ minggu, tetapi kalau ragu!ragu harus

    disterilkan kembali.

    Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan

    sehingga meringkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak

    darah. ntuk menghindari perlukaan atau ke#elakaan kerja maka

    semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian

    jarum suntik bekas tidak boleh digunakan lagi. Sterilitas jarum suntik

    dan alat kesehatan lain yang menembus kulit atau mukosa harus

    dapat dijamin.

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    14/19

    Aambar /.& Pengelolaan imbah Medis

    Sebelum diba"a ke tempat pembuangan akhir atau tempat

    pemusnahan, maka diperlukan satu "adah penampungan sementara

    yang bersifat kedap air dan tidak mudah bo#or serta kedap tusukan.

    =adah penampungan janim suntik bekas pakai harus dapat

    dipergunakan dengan satu tangan, agar pada "aktu memasukkan

    jarum tidak usah memeganginya dengan tangan yang lain. =adah

    tersebut ditutup dan di ganti setelah 6 bagian terisi dengan limbah,

    dan setelah ditutup tidak dapat dibuka kembali sehingga isi tidak

    tumpah. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari perlukaan pada

    pengelolaan sampah selanjutnya.imbah tajam ditangani bersama

    limbah medis. =adah benda tajam merupakan limbah medis dan harus

    dimasukkan kedalam kantong medis sebelum insinerasi. Idealnya

    semua benda tajam dapat diinsinerasi, tetapi bila tidak mungkin dapat

    dikubur dan dikaporisasi bersama limbah lain. +papun metode yang

    akan digunakan haruslah tidak memberikan kemungkinan perlukaan

    benda tajam.

    14

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    15/19

    2./Peran D(kter Mu)a

    -okter muda setiap hari berinteraksi langsung dengan pasien dan

    juga petugas medis yang lain, oleh karena itu peran dokter muda dalam

    men#egah infeksi nosokomial sangat penting. paya!upaya yang bisa

    dilakukan dokter muda dalam men#egah infeksi nosokomial adalah

    sebagai berikut>

    Menerapkan universal pre#aution dalam semua tindakan.

    Imunisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh.

    +lat perlindungan diri dalam bekerja.

    Profesionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan

    aseptik, sterilisasi dan disinfektan dengan benar.

    Managemen setelah terpapar sumber infeksi.

    Universal precautionpenting perannya dalam men#egah terjadinya

    infeksi nosokomial. -engan "aspada terhadap semua pasien memba"a

    suatu penyakit dalam tubuhnya yang bisa ditularkan mele"ati berbagai

    #ara akan membuat dokter muda bertindak dengan "aspada terhadap

    segala sesuatu dari tubuh pasien baik berupa darah, urin, air liur, fases

    dan muntahan. )indakan! tindakan dalam universal pre#aution meliputi >

    a. Men#u#i tangan setelah kontak langsung dengan pasien.b. Menutup jarum dengan #ara yang benar 2tidak menggunakan dua

    tangan3#. Mengumpulkan dan membuang jarum, alat tajam pada tempat yang

    telah disediakan.d. Menggunakan sarung tangan ketika kontak dengan #airan tubuh, kulit

    yang luka dan membran mukosa.e. Menggunakan masker, pelindung mata dan gaun ketika kemunkinan

    berhadapan dengan derah atau #airan tubah yang menyembur.f. Menutup semua luka atau irisan dengan bahan kedap air 2linen3.g. Segera dan berhati!hati dalam membersihkan tumpahan darah atau

    #airan tubuh yang lain.

    paya universal pre#aution diatas diharapkan dokter muda tidak

    terinfeksi penyakit dari pasien dan tidak akan menularkan penyakit kepada

    pasien lainnya dengan demikian infeksi nosokomial dapat di#egah.

    Imunisasi berperan dalam memberikan kekebalan terhadap

    serangan penyakit. Profesi dokter muda yang selalu berkontak langsung

    15

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    16/19

    dengan pasien sangat rentan terhadap penularan penyakit dari pasien.

    Imunisasi yang dapat diberikan kepada dokter muda salah satumya

    hepatitis B. HBV adalah agen yang sangat menular diseluruh dunia yang

    menimbulkan sirosis dan #ar#inoma hepar. Pemberian vaksinasi pada

    dokter muda dapat men#egah penyebaran infeksi HBV khususnya dan

    infeksi nosokomial umumnya.

    +lat perlindungan diri seperti masker sangat penting dalam

    men#egah tertular penyakit pernafasan seperti )B. +lat perlindungan diri

    harus dipakai oleh dokter muda guna men#egah terinfeksi dan

    menularkan penyakit.

    Profesionalisme dalam bekerja, tidak melakukan kesalahan dan

    efektik dalam segala tindakan medis akan menurunkan resiko tertularnya

    infeksi dari penderita. Semisal dalam manajemen luka, tindakan aseptis

    harus benar dan skill operator harus sesuai protap agar luka sembuh

    optimal dan tidak menjadi tempat masuknya infeksi lainnya. Perlunya

    pematangan pengetahuan dan skill dokter muda dalam segala tindakan

    medis besar perannya dalam men#egah infeksi nosokomial.

    Managemen setelah terpapar sumber infeksi meliputi darah dan

    #airan dari pasien atau sumber lainnya besar manfaatnya guna men#egah

    terinfeksi penyakit. -arah yang menempel harus di#u#i bersih dan

    antiseptik dipakai guna membunuh kuman penyakit. +lat @ alat setelah

    selesai dipakai ditempatkan pada #airan disinfektan dan dilakukan metide

    disinfeksi yang sesuai guna menghindari adanya penularan penyakit pada

    pemakaia selanjutnya.

    16

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    17/19

    BAB 3

    'E&$MPULAN DAN &ARAN

    3.1'es!m"ulan

    Infeksi *osokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada

    "aktu pasien dira"at di 7umah Sakit. Infeksi nosokomial sukar diatasi

    karena sebagai penyebabnya adalah mikro organisme atau bakteri yang

    sudah resisten terhadap anti biotika. Infeksi nosokomial dapat diartikan

    juga sebagai infeksi yang terjadi di rumah sakit pada seseorang baik saat

    dia sakit atau sedang berobat karena sesuatu penyakit sedangkan pada

    saat ke rumah sakit tersebut penderita tidak dalam masa inkubasi

    penyakit itu.

    aktor!faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial

    tergantung dari agen yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor

    lingkungan.

    ntuk mengendalikan sekaligus men#egah perkembangan infeksi

    pada penderita yang sedang dira"at di rumah sakit perlu diperhatikan

    beberapa hal yang pokok antara lain #u#i tangan yang bersih dan benar,

    pemakaian alat pelindung diri, pengelolaan alat!alat kesehatan,

    pengelolaan limbah medis.

    Peran dokter muda dalam men#egah infeksi nosokomial sangat

    penting mengingat dokter muda berinteraksi langsung dengan pasien

    dalam melaksanakan tindakan medis. paya yang dapat dilakukan dokter

    muda dalam men#egah infeksi nosokomial adalah menerapkan universal

    pre#aution dalam semua tindakan, imunisasi guna meningkatkankekebalan tubuh, alat perlindungan diri dalam bekerja, profesionalisme

    dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan

    disinfektan dengan benar serta managemen setelah terpapar sumber

    infeksi.

    17

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    18/19

    3.2&aran

    Perlunya pembelajaran lebih lanjut kepada dokter muda sebelum mulai

    bertugas di rumah sakit mengenai infeksi nosokomial.

    Perlunya pelatihan tindakan septik, aseptik, sterilisasi dan disinfektan. Perlunya penerapan universal pre#aution dalam semua tindakan.

    18

  • 7/23/2019 penvegahan infeksi nosokomial

    19/19

    DA*TAR PU&TA'A

    WHO. 2003. Health Care Worker Safety.

    http://www.who.int/injection_safety/toolbox/docs/en/AM_HW_!a

    fety.pdf" dia#ses tan$$al % &'ni 20%2

    ight 7=. /''$.Infectious disease, noscomial infection. HarrisonsPrinciple of Internal Medicine 15 Edition.-CD oom

    Parhusip, /''1, aktor-fa!tor "an# Mempen#aru$i %er&adin'a Infe!si(oso!omial )erta Pen#endaliann'a Di *H+. UP. Paru ).Dr. Pirn#adia/. Pen'a!it Paru 0-U)UMedan.

    Babb, 87. iffe, +8. Po#ket 7eferen#e to Hospital +#Duired infe#tion.S#ien#e Press limited, 4leveland Street, ondon /'''

    -u#el, A. et al. Prevention of hospital!a#Duired infe#tions, + pra#ti#alguide. /nd edition. =orld Health ;rgani(ation. -epartment of4ommuni#able disease, Surveillan#e and 7esponse /''/

    Parhusip, /''1, aktor!faktor ang Mempengaruhi )erjadinya Infeksi*osokomial Serta Pengendaliannya -i BHA. P. Paru 7S.-r. Pirngadi9ab. Penyakit Paru

    Soeroso dr. H Santoso, Sp+ 2