Paper Kimia Klinik Dasarijonk
-
Upload
kuroneko-sohma -
Category
Documents
-
view
6 -
download
2
description
Transcript of Paper Kimia Klinik Dasarijonk
PAPER
BIOMARKER JANTUNG
DISUSUN OLEH:
ELYZA AIMAN
N111 11 281
MATAKULIAH KIMIA KLINIK
Semester akhir 2013/2014
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
1. Mengapa sampel tidak di ambil melalui urin? Apa perbedaan hasilnya dengan
pengambilan spesimen serum?
Sampel diambil pada spesimen serum karena pada pemeriksaan
jantung. Senyawa-senyawa yang menjadi biomarkernya akan dilepaskan dari
jantung dan berada dalam sirkulasi. Tidak dilakukan pemeriksaan pada urin
karena urin pada umunya diperiksa sebagai penanda ada tidaknya penyakit
pada organ bagian bawah (dari saluran cerna sampai uretra) misanya organ
ginjal, dan organ-organ ekskresi. Biomarker yang berada pada saluran darah
nantinya akan disaring pada ginjal sampai menjadi urin dan Jika ingin
dilakukan pemeriksaan pada spesimen urin, kadarnya akan terlalu kecil
sehingga susah untuk diidentifikasi.
2. Apa hubungan metionin dengan jantung serta hubungan homosistein dengan
metionin.
Homosistein merupakan substansi yang terbentuk dari metionin, yakni
suatu asam amino esensial yang terbentuk pada saat tubuh mengeluarkan
protein. Peningkatan homosistein berhubungan erat dengan risiko penyakit
jantung. Meski belum jelas bagaimana persisnya asam amino esensial
mengganggu jantung, tapi sudah terbukti bahwa zat itu sering menyebabkan
timbulnya luka di berbagai lapisan dalam pembuluh darah arteri dan
selanjutnya menjadi tempat menumpuknya asam lemak dan kalsium.
Timbunan ini bisa mengakibatkan pengerasan dinding pembuluh darah arteri
(arteriosklerosis) dan sekaligus menyebabkan terjadinya penyempitan
pembuluh darah dan berujung pada penyakit jantung. Penyempitan tersebut
dapat pula terjadi karena spasme atau kombinasi antara spasme dan
arterioklerosis. Faktor risiko konvensional untuk penyakit arteri koronaria
antara lain hiperlipidemia, hipertensi, diabetes mellitus dan riwayat keluarga
dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Dilaporkan 25-35% kasus PJK
tidak mempunyai faktor risiko diatas, namun mempunyai kadar homosistein
tinggi (hiperhomosistenemia) yang menunjukkan adanya proses
arterioklerotik dan trombogenesis seperti pada infark jantung, stroke, penyalit
pembuluh darah tepi dan trombosis.
3. Pemeriksaan serum dan urin untuk jantung apa bedanya?
Isoenzim yang diekskresikan dari jantung sebagai biomarker penyakit
jantung, umumnya masuk kesirkulasi darah. Karena rumitnya proses
metabolisme penyaringan darah pada ginjal sampai menjadi urin dan Jika
ingin dilakukan pemeriksaan pada spesimen urin, ditakutkan kadarnya terlalu
kecil sehingga susah untuk diidentifikasi.
4. Mekanisme ck-mb? interpretasi untuk ck-mb? positif palsu krn apa?
CK-MB merupakan bagian dari CK yang sebagian besar berada di
otot jantung/miokardium. CK-MB adalah isoenzim yang khusus pada jantung
yang merupakan enzim yang khas untuk mengidentifikasi AMI. Distribusi CK-
MB didalam tubuh paling banyak terdapat di miokardium dan hanya sekitar
20% berada di skelet dan CK-MM juga ada di miokardium akan tetapi
jumlahnya sangat sedikit yaitu kurang dari 1%. Nilai normal dari CK-MB
adalah kurang dari 10 U/l.
CK-MB akan meningkat dalam 3-12 jam setelah onset infrak,
puncaknya 18-24 jam dan kembali normal dalam 24/48-72 jam dengan pola
pengambilan sample setelah onset nyeri tiap 12 jam x 3. Keuntungan dari
pemeriksaan CK-MB adalah alat diagnostik yang established, Indikator AMI
yang sensitive dan spesifik berguna untuk diagnosis reinfrak yang terjadi 48
jam setelah AMI awal, sedangkan kekurangannya adalah peningkatan kadar
dipengaruhi oleh kerusakan oto skeletal, gangguan atau trauma termasuk
kardioversi dan pembedahan, dan kadar serum akan meningkat 6-8 jam
setelah iskemik serta jendela diagnostic sampai 72 jam setelah AMI.
Keadaan yang mempengaruhi peningkatan kadar kreatin kinase :
Peningkatan Besar (Lebih dari 5 kali Normal) : Distrofi otot Duchenne,
polimiositis, dermatomiositis, infark miokardium akut (MCI akut)
Penignkatan Ringan - Sedang (2-4 kali Normal) : Infark miokardium akut (MCI
akut), cedera iskemik berat; olah raga berat, taruma, cedera serebrovaskuler
(CVA), tindakan bedah; delirium tremens, miopatik alkoholik; infark paru;
edema paru (beberapa pasien); hipotiroidisme; psikosis agitatif akut.
Pengaruh obat : Injeksi IM, deksametason (Decadron), furosemid (lasix),
aspirin (dosis tinggi), ampisilin, karbenisilin, klofibrat.