Paparan Hasil Diskusi Kelompok Bougenvile · 2018. 3. 15. · timbul dan tenggelam 3. Perubahan UU...
Transcript of Paparan Hasil Diskusi Kelompok Bougenvile · 2018. 3. 15. · timbul dan tenggelam 3. Perubahan UU...
Rapat Koordinasi Nasional
Lembaga Pendataan Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2018
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT DATA DAN STATTISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Paparan Hasil Diskusi
Kelompok Bougenvile
Tema Diskusi Kelompok
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
A
Verifikasi Validasi Kelembagaan
Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Warisan Budaya
Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ketua Kelompok : Ferdian
Wakil Ketua : Yeyen
Sekretaris Kelompok : Ngat Sugijanto
Jumlah Peserta Diskusi : 81 orang
B
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hasil Diskusi KelompokC
Kandisi Saat Ini
Permasalahan
Pemecahan Masalah
•Masih banyaknya data lembaga sekolah yang perlu diperbaiki, banyaknya lembaga PAUD Dikmas yang belum terdata,
•1. Perbaikan citra sekolah sudah diperbaiki tetapi tidak langsung berubah ke dapodik 1 x 24 jam
•2. Banyaknya lembaga DIKMAS yang timbul /bermunculan dan sekaligus tenggelam
•3. Perubahan UU No. 23 Tahun 2014 nomenklatur sesuai dengan permendagri No. 12 Tahun 2016
•4. Kurangnya kemampuan sumber daya dan operator yang sering ganti-ganti (operator sekolah dan Diknas);
•5. Lembaga PAUD yang diselenggarakan oleh Desa belum memiliki NPSN
• 1. Perlu adanya SOP yang jelas untuk perubahan data;
• 2a. Harus ada aturan/regulasi untuk lembaga PAUD/Dikmas dan SOP masukdan keluar
• 2b. Ada aturan dari pemerintah
• 2c. PDSP mengeluarkan buku aturan verval
• 3. Ada regulasi perubahan nomenklatur yang ada di tiap2 kabupaten/kota, yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur, dan disampaikan ke Kemdikbud (perubahan UPTD menjadi UPT)
• 4a. Pelatihan Operator sekolah dan Admin Dinas : 4b Regulasi tentang masa kerja operator dan adanya payung hukum tentang keberadaan operator sekolah
• 5. Dinas Pendidikan Kab/Kota perlu membuat surat edaran terkait pentingnya lembaga PAUD untuk memilliki NPSN dan persyaratan-persyaratan penerbitan NPSN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hasil Diskusi KelompokC
Kandisi Saat Ini
Permasalahan
Pemecahan Masalah
•Adanya perbedaan istilah bentuk budaya di setiap daerah, belum adanya mekanisme yang jelas
•Warisan budaya tak benda belum terdata dengan baik seperti Batik, Pakaian adat kuno termasuk tata cara pernikahan adat kuno sehingga belum ditetapkan sebagai warisan budaya
• 5. Lembaga PAUD yang diselenggarakan oleh Desa belum memiliki NPSN
• 6. a. Sulitnya akses pendaftaran Cagar Budaya b. kurangnya SDM/operator cagar budaya c. Kurangnya Tim Ahli cagar budaya
• 7 Perlu adanya difinisi yang sama mengenai : Cagar Budaya, Museum, Desa Adat, Taman Budaya, dan Sanggar (khususnya Desa Adat dan Sanggar);
• 8. Proses Penetapan Situs susah dilakukan, karena adanya perbedaan antara provinsi dan kabupaten
• 9. Belum adanya tenaga ahli arkeologi yang disiapkan di kabupaten/ kota
• 10. Kepemilikan cagar budaya yang dimiliki oleh masyarakat susah dipertahankan kelestariannya
• 11. Sistem keamanan kurang memadai, sehingga sering terjadi pencurian terhadap budaya benda
• 12. Sering di klaim oleh negara lain,
• 13. Kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari bahasa daerahnya sendiri
• 14. Kesulitan penetapan harus ada rekomendasi tenaga ahli yang saat ini hanya dimiliki Pusat
• 5. Dinas Pendidikan Kab/Kota perlu membuat surat edaran terkait pentingnya lembaga PAUD untuk memilliki NPSN dan persyaratan-persyaratan penerbitan NPSN;
• 6. Dibuka akun untuk mendata Cagar Budaya, disiapkanya operator dan mnegangkat/melatih tim ahli kebudayaan
• 7. Perlu adanya Pemahaman atau definisi yang sama terutama masalah Desa Adat dan Sanggar
• 8. Kab/Kota berkoordinasi ke BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) terdekat;
• 9. Perlu disiapkan tenaga ahli di tiap kab/kota
• 10. Kepemilikan cagar budaya yang dimiliki oleh masyarakat susah dipertahankan kelestariannya
• 11. Sistem keamanan kurang memadai, sehingga sering terjadi pencurian terhadap budaya benda
• 12. Warisan Budaya tak benda Sering di klaim oleh negara lain,
• 13. Kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari bahasa daerahnya sendiri ;
• 14. Kesulitan penetapan harus ada rekomendasi tenaga ahli yang saat ini hanya dimiliki Pusat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Best PracticeD
•Diterbitkannya PERBUP/PERWAKO yg mengatur nomenklatur tersebut
•Dilaksanakannya sosialisasi oleh Kemendikbud kepada admin/operator Kabupaten/kota dan admin/operator Kabupaten/kota mengimbaskan ke operator sekolah/lembaga di wilayah masing-masing
• Dibentuk tim verifikasi Kabupaten untuk uji kelayakan
•Melakukan konsultasi dengan admin PDSPK
1. Perbaikan citra sekolah sudah
diperbaiki tetapi tidak langsung
berubah ke dapodik 1 x 24
jam
2. Banyaknya lembaga PAUD DIKMAS yang
timbul dan tenggelam
3. Perubahan UU No. 23 Tahun 2014
nomenklatur sesuai dengan
permendagri No. 12 Tahun 2016
4. Kurangnya kemampuan
sumber daya dan operator yang
sering ganti-ganti (operator sekolah
dan Diknas)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Best PracticeD
•Diterbitkannya PERBUP/PERWAKO yg mengatur nomenklatur tersebut
•Dilaksanakannya sosialisasi oleh Kemendikbud kepada admin/operator Kabupaten/kota dan admin/operator Kabupaten/kota mengimbaskan ke operator sekolah/lembaga di wilayah masing-masing
• Dibentuk tim verifikasi Kabupaten untuk uji kelayakan
•Pengelola LPMD/PKK mengusulkan penerbitan NPSN lembaga tersebut ke Dinas Pendidikan Kab/Kota 5. Lembaga
PAUD yang diselenggarakan oleh Desa belum memiliki NPSN
6. a. Sulitnya akses pendaftaran Cagar
Budaya b. kurangnya SDM/operator cagar budaya c. Kurangnya
Tim Ahli cagar budaya
7. Perlu adanya Pemahaman atau definisi yang sama terutama masalah
Desa Adat dan Sanggar
8. Proses Penetapan Situs susah
dilakukan, karena adanya perbedaan antara provinsi dan
kabupaten
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Best PracticeD
•mempromosikan, memelihara, melestarikan, menjaga warisan budaya benda yang sudah ditetapkan
•Membangun komunikasi dengan pemilik cagar budaya melalui penghargaan bagi pemilik cagar budaya untuk mempertahankan nya
•Disdik harus melakukan pembinaan, monitoring, pendampingan berkaitan dengan desa wisata, atau desa adat
•Tiap kabupaten sudah melakukan registrasi, peng sk an
9.Sulitnya akses pendaftaran cagar
budaya; 2 Kurangnya SDM / operator cagar budyaa, 3.
Kurangnya tim ahli cagar budaya
10.Perlu adanya definisi mengenai :
Cagar budaya, Museum, Desa Adat, Taman Budaya, dan
Sanggar (khusus Desa adat dan
Sanggar)
11. Proses penetapan situs,
cagar budaya, susah dilakukan,
dikarenakan adanya perbedaan antara
propinsi dan kabupaten
12. Kepemilikan cagar budaya yang
dimiliki oleh masyarakat susah
dipertahankan kelestariannya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Best PracticeD
•Terpeliharanya cagar budaya tak benda oleh masyarakat, melalui promosi, memelihara, melestarikan, menjaga warisan budaya benda yang sudah ditetapkan
•Dibuatnya kamus khusus bahasa daerah yang diterbitkan oleh Pemda (Disdik)
•Pemda dan Pemerintah pusat bekerjasama dalam hal keamanan warisan budaya benda yang ada di daerah
•Pemda Membuat Buku Referensi dan Juknis yang dipatenkan
16Kesulitan penetapan harus ada rekomendasi tenaga
ahli yang saat ini hanya dimiliki Pusat.
13. Sistem keamanan kurang memadai, sehingga sering
terjadi pencurian terhadap budaya
benda
14. Budaya Tak Benda Sering di
klaim oleh negara lain,
15. Kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari bahasa
daerahnya sendiri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kesimpulan Saran dan RekomendasiE
1. Sebelum melakukan konsultasi ke admin pusat, perlu kita pastikan terlebih
dahulu bahwa usulan perubahan tersebut telah
berhasil kita lakukan
Tim Verval Dinas Pendidikan Kab/Kota perlu melakukan verifikasi dan uji kelayakan
lembaga tersebut
Berkoordinasi dengan bagian Organisasi dan Hukum Setda
Kab/Kota
Bkerjasama dengan Pihak MKKS, K3S
Dinas Pendidikan Kab/Kota perlu melakukan verval setiap tahunnya untuk memastikan keaktifan lembaga tersebut
Dinas Pendidikan, mengajukan, mengalokasikan untuk
pelestarian kebudayaan
Adanya definsi yang jelas dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidkan dan Kebudayaan mengenai Desa Adat dan
Sanggar
Disdik mengalokasikan dana dan melibatkan dunia usaha CSR dan masyarakat untuk
melestarikan warisan budaya benda
Penghargaan bagi masyarakat pemilik cagar budaya berupa
pengurangan pajak (PBB), serta ada subsidi dari
pemerintah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kesimpulan Saran dan RekomendasiE
Perlu adanya sosialisasi tentang budaya benda dan budaya tak
benda
Pemda Kab/kota mengusulkan Warisan Budaya Tak Benda ke Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan supaya di daftarkan di UNESCO / ditetapkan oleh
pemerintah pusat
Perlu diadakannya lomba/sosialisasi terhadap pentingnya bahasa daerah
Perlu dibantu pendampingan dan pendanaan dari Pusat
Rapat Koordinasi Nasional
Lembaga Pendataan Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2018
PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANSEKRETARIAT JENDERAL
Terima Kasih