Panduan Fieldtrip - · PDF filedan memudahkan bagi peserta praktikum untuk...

119
LABORATORIUM PEDOLOGI DAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN Panduan Fieldtrip MK. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Christanti Agustina, SP MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN JURUSAN TANAHFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

Transcript of Panduan Fieldtrip - · PDF filedan memudahkan bagi peserta praktikum untuk...

LABORATORIUM PEDOLOGI DAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN

Panduan Fieldtrip MK. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

Christanti Agustina, SP

MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

JURUSAN TANAHFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

i

PENGANTAR

Buku panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan fieldtrip lapangan dan lembar

kerja kegiatan di lapangan. Kegiatan ini mengacu pada kegiatan praktikum Survei Tanah dan

Evaluasi Lahan yang dimulai dari : pembuatan peta kerja, identifikasi kondisi sumberdaya

lahan di lapangan, interpretasi data, dan pembuatan laporan survei.

Adanya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan

dan memudahkan bagi peserta praktikum untuk mengimplementasikan kegiatan survei tanah

dan evaluasi lahan.

ii

DAFTAR ISI

PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

Pembuatan Peta Kerja ................................................................................................................ 1

Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah .......................................................................... 5

Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan ......................................................................... 11

Survei Lapangan: Interpretasi Kesuburan Tanah di Lapangan ................................................ 14

Analisis Data Iklim .................................................................................................................. 17

Evaluasi Lahan ......................................................................................................................... 20

Lembar Kerja-1 (Fieldtrip 1) ................................................................................................... 24

Lembar Kerja-2 (Fieldtrip 2) ................................................................................................... 32

Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3) ................................................................................................... 41

Titik 1 ............................................................................................................................... 41

Titik 2 ............................................................................................................................... 51

Titik 3 ............................................................................................................................... 61

Titik 4 ............................................................................................................................... 71

Titik 5 ............................................................................................................................... 81

Titik 6 ............................................................................................................................... 91

Titik 7 ............................................................................................................................. 101

Lampiran : Kriteria Kesesuaian Lahan .................................................................................. 112

Padi Gogo (Oryza sativa) ............................................................................................... 112

Jagung (Zea mays) .......................................................................................................... 113

Kacang tanah (Arachis hypogea) .................................................................................... 114

Kelapa (Cocos nicifera L.) .............................................................................................. 115

Ubi Kayu (Manihot esculenta) ....................................................................................... 116

1

Pembuatan Peta Kerja

1. Pendahuluan

Peta kerja merupakan suatu peta yang disusun berdasarkan peta dasar yang berupa peta

rupa bumi, foto udara, dan atau citra satelit, dan digunakan sebagai peta acuan dalam

melakukan survei di lapangan. Peta kerja disusun dengan melakukan teknik tumpang tindih

peta dasar dengan tingkat skala peta dua kali lebih besar dari peta hasil untuk menentukan

unit lahan di lokasi survei. Peta dasar yang digunakan dapat berupa peta cetak (peta analog)

maupun peta digital.

2. Alat – alat

Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :

a. Komputer

b. Scanner

c. Software Pemetaan (ArcGIS 9.3)

3. Bahan – bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :

a. Peta rupa bumi

b. Peta geologi

c. Peta sistem lahan

d. Citra satelit

e. Foto udara

4. Cara Kerja :

Langkah-langkah dalam penyusunan peta kerja terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :

scanning, digitasi, dan tumpang tindih peta (overlay).

1. Scanning

Scan peta analog menggunakan scanner,

Atur resolusi peta dalam ukuran 300 dpi,

Atur scan peta sehingga ada pertampalan di tiap bagian peta yang discan,

Gabung tiap bagian peta menjadi satu bagian utuh peta analog yg telah discan

menggunakan photoshop.

2. Digitasi

Rektifikasi / Georeference

- Buka ArcMap, Pilih A new empty map klik OK

- Add Data. Masukkan file peta analog ke dalam arcmap, Klik Add

- Aktifkan toolbar Georeferencing. Klik kanan pada toolbar dan pilih

Georeferencing. Akan muncul toolbar georeferencing di layar

- Tambahkan titik kontrol dari peta analog dengan memasukkan koordinat peta

dari tiap pojok peta analog. Zoom pojok kiri atas peta.

- Arahkan ke pertemuan koordinat X,Y di pojok kiri atas. Klik kiri.

- Klik kanan, lalu klik kiri pada Input X and Y, masukkan koordinat X =

6665367 dan Y = 9129224 pada kolom X dan Y. Lakukan langkah untuk

tiap pojok peta analog.

- Setelah selesai zoom to layer, dan buka view link table (klik )

Tiap koordinat yg telah dimasukkan akan muncul di Link Table. Total RMS

Error menunjukkan tingkat keakuratan posisi peta, semakin besar nilainya

makan posisi peta kurang tepat.

2

Apabila terjadi salah pengisian koordinat, entri data pada table ini dapat

dihapus sekaligus secara bersamaan, sehingga memudahkan dalam

melakukan koreksi.

- Klik OK

- Update georeferencing dengan klik tombol georeferencing pilih update

georeferencing.

- Simpan hasil georeference dengan meng-klik Rectify pada toolbar

Georeferencing.

- Selanjutnya akan muncul kotak dialog Save As. Dan isilah nama output file

hasil rektifikasi

- Kemudian klik tombol Save untuk menjalankan proses rektifikasi. Tunggu

beberapa saat sampai proses rektifikasi selesai.

Membuat Layer atau Shapefile

Langkah – langkah untuk memulai digitasi onscreen adalah sebagai berikut

berikut ini :

- Identifikasi terlebih dahulu objek-objek yang akan didigitasi.

- Setelah objek teridentifikasi, buatlah shapefile untuk masing-masing kategori

objek melalui ArcCatalog. Untuk membuka ArcCatalog klik menu

ArcCatalog di menu toolbar.

- Setelah ArcCatalog terbuka, masuklah ke dalam folder dimana shapefile yang

akan dibuat ingin disimpan. Pada contoh berikut kita akan menyimpan

shape file yang akan dibuat di folder “2. GEOREFERENCE” di drive

D:\PRAKTIKUM GIS\.

- Klik kanan jendela sebelah kanan ArcCatalog, kemudian akan muncul

beberapa pilihan, kemudian klik New > pilih Shapefile.

- Kemudian akan muncul jendela “Create New Shapefile”. Isikan nama

shapefile yang akan dibuat di text box Name, dan tentukan jenis feature

(Feature Type) di dropdown list Feature Type.

- Misalkan Anda akan mendigitasi objek jalan, maka isikan “Jalan” dalam text

box Name, kemudian pilih Polyline di dropdown list Feature Type sebagai

jenis feature-nya.

- Feature Type atau jenis feature merupakan representasi objek-objek dalam

dunia nyata ke dalam bentuk geometri yang lebih sederhana. Misalnya

untuk objek yang memanjang seperti jalan, pipa air, telkom, jaringan listrik,

dan lain-lain direpresentasikan dalam betuk garis (Line/Polyline). Untuk

objek-objek yang berbentuk luasan seperti sawah, kolam, rumah, batas

desa, dan lain-lain direpresentasikan dalam bentuk Polygon. Untuk objek-

objek yang berbentuk titik-titik seperti tower, tiang listrik, sumur bor, dan

lain lain dipresentasikan dalam bentuk Point.

Menentukan Sistem Koordinat Shapefile

- Untuk menentukan sistem koordinat shapefile yang akan dibuat, tekan tombol

Edit, kemudian akan muncul jendela “Spatial Reference Properties” seperti

tampak pada gambar di bawah ini :

3

- Tekan tombol Select, sehingga muncul jendela “Browse for Coordinat

System”, kemudian pilih pilihan Projected Coordinate Systems seperti

gambar berikut. Tentukan sistem koordinat Jawa Timur, yaitu UTM

(Universal Transverse Mercator) zone 49S, dengan datum WGS 1984,

maka pilih UTM, kemudian pilih WGS 1984, setelah itu pilih WGS 1984

UTM Zone 49S.prj.

- Shapefile Jalan.shp telah selesai dibuat.

Digitasi

- Setelah shapefile dibuat, selanjutnya siap untuk dilaksanakan proses digitasi.

Buka kembali ArcMap, kemudian tambahkan shapefile-shapefile yang akan

digitasi, mengunakan tombol Add Data.

- Untuk memulai digitasi, klik tombol untuk menampilkan toolbar Editor. Pilih

menu Editor > Start Editing

- Kemudian akan muncul jendela seperti gambar di bawah ini. Dalam jendela

tersebut akan muncul nama-nama layer yang akan diedit yang berada dalam

satu folder yang sama. Tekanlah tombol Start Editing untuk memulai

digitasi.

- Pada Menu utama pilih View > Toolbars > Editor, kemudian pilihlah layer

yang akan didigitasi di dropdown list Target. Misalnya layer jalan, pada

dropdown list Task pastikan Anda memilih Create New Feature. Kemudian

pilih tombol Sketch Tool.

- Untuk memulai digitasi arahkan mouse ke objek “jalan” dalam gambar, klik

pada sebuah titik permulaan, kemudian ikuti sepanjang jalan tersebut

dengan mouse, klik pada tiap-tiap belokan atau persimpangan jalan (setiap

klik akan menghasilkan vertex), sehingga tergambar garis hasil digitasi

tersebut.

- Untuk mendigitasi layer-layer yang lain, ganti nama layer pada menu Target di

toolbar menu Editor.

- Untuk menghentikan digitasi, cukup double click pada titik akhir digitasi.

- Untuk menyimpan hasil digitasi, klik menu Editor > Save Edits. Untuk

menghentikan digitasi pilih Stop Editing.

Memasukkan Data Atribut

- Klik kanan pada layer Lokasi, pilih Open Attribute Table.

- Tambahkan Field baru dengan klik tombol Options

- Akan muncul window Add Field. Pada kotak Name isikan Bangunan, pada

Type pilih Text. Klik OK.

- Mulai Start Editing lagi, kemudian pilih feature yang akan diberi data atribut

menggunakan tombol Edit Tool . Klik pada tiap titik di map display,

sehingga tersorot warna biru pada display dan tabel.

- Ketik nama bangunan yang tertera pada gambar di field Bangunan.

- Lakukan hal yang sama pada tiap feature titik di map display.

- Simpan shapefile Editor > Save Edit > Stop Editing.

- Data atribut telah diisi.

4

3. Overlay

- Buka Analysis Tools > Overlay > Intersect.

- Again, select peta asal dan peta kedua sebagai fitur input.

- Buat nama fitur baru sebagai hasil overlay

- Setelah Anda memilih kedua layer, klik OK. Dalam hal ini, urutan yang Anda

pilih layer tidak penting, karena output hanya akan berisi geometri yang

terpotong dengan geometri umum semua set data input.

- Buka tabel atribut untuk layer baru. Perhatikan bahwa ada kolom untuk kedua

masukan layer.

5

Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah

1. Pendahuluan

Kegiatan survei lapang ditujukan untuk mengetahui sebaran jenis tanah dan bentang

lahan di lokasi studi, dengan cara identifikasi lokasi dengan mengacu pada panduan survei

yang baku. Informasi yang didapatkan dari kegiatan ini adalah : 1) Informasi bentang lahan

pada unit lahan yang berbeda, terdiri dari fisiografi (pola dan kondisi drainase), relief

(kemiringan lahan, panjang dan bentuk lereng), bahan induk, jenis tanaman, penggunaan

lahan, bahaya erosi, dan sebagainya; 2) Informasi morfologi tanah pada unit lahan yang

berbeda, terdiri dari kedalaman tanah, batas horison, warna, tekstur, struktur, karatan,

konkresi, jenis dan jumlah bantuan, dan ciri-ciri lain yang sebagai penciri khusus tanah; 3)

Pengecekan batas satuan peta landsystem; 4) Korelasi tanah, melalui modifikasi atau

pembetulan batas satuan peta berdasarkan perbedaan tanah yang dijumpai di lapang atau

laboratorium. Korelasi antara fisiografi, kenampakan foto dan kondisi tanah dibuat lebih jelas

pada daerah survei dan membetulkan beberapa kesalahan.

2. Alat – alat

Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :

a. Bor Tanah (Auger/Core)

b. Cangkul, sekop, garpu tanah

c. Meteran

d. Pisau belati

e. Palu geologi

f. Munsell Soil Color Chart

g. Pengukur pH

h. Loop

i. Botol semprot

j. Handboard

k. Cetok

l. Abney level atau Clinometer

m. GPS (Global Position System)

3. Bahan – bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :

a. HCl

b. Kertas Lakmus

c. Air

4. Cara Kerja :

Penentuan Titik Pengamatan

a. berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan,

kuburan atau bahan-bahan lainnya.

b. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan

lainnya.

c. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil.

d. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.

6

Prosedur Deskripsi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau deskripsi

profil tanah, adalah sebagai berikut:

a. sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungi

b. hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada waktu

sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore).

c. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan air

(kondisi lembab).

d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak mengganggu

pengamatan.

Tahapan deskripsi tanah :

a. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara jelas,

misalnya warna tanah.

b. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui

konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan

salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.

c. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka perbedaan

konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai dasar

penarikan batas horizon.

d. Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan

jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati.

e. Tentukan tebal penampang horizon menggunakan meteran yang telah terpasang.

f. Tentukan karakteristik tanah, yaitu :

Nomor Horison

Penomoran horizon menggunakan numeric dimulai dari angka 1 untuk horizon

paling atas.

Simbol Horison

Penyimbolan horizon mengikuti kaidah yang telah ditentukan dalam sistem

klasifikasi tanah menurut USDA (1999). Notasi yang diberikan mengikuti

batasan berikut ini :

- Diskontinyu (discontinuities) : untuk menduga diskontinyuitas litologi,

berikan nomor didepan symbol horizon. Sebagai contoh, jika horizon C

berbeda dengan bahan horizon yang berbatasan maka simbolnya menjadi A,

B, 2C. Lapisan yang sangat kontras di dalam horizon C dapat disajikan

dalam symbol A, B, C, 2C, 3C, dst.

- Master Horizon dan Lapisan : huruf kapitas O, A, E, B, C, dan R adalah

master horizon dan lapisan dalam tanah. Konbinasi dari dua huruf capital

digunakan untuk horizon peralihan, sebagai contoh AB, BA, CR. Huruf

capital pertama menunjukkan horizon yang lebih dominan. Horizon dengan

dua bagian yang berbeda dituliskan dengan garis miring (/) diantara huruf

capital. B/A bisa berarti horizon B dengan bahan berbeda dari horizon A

- Simbol pembeda kedua dalam horizon dan lapisan : Huruf kecil a, b, c, d, e, f,

g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, ss, t, v, w, x, y, z digunakan sebagai imbuhan

untuk menunjukkan karakteristik khusus dari horizon utama. Imbuhan lebih

dari tiga jarang sekali digunakan. Jika memerlukan lebih dari satu imbuhan,

a, d, e, h, I, r, s, t dan w dituliskan lebih dahulu (kecuali dalam horizon Bhs

dan Crt), semua huruf ini tidak digunakan dalam kombinasi dalam horizon

tunggal dan c, f, g, m, v, dan x, kecuali dalam horizon timbunan symbol-

7

simbol ini masih dapat diikuti dengan imbuhan b. Dalam horizon B, symbol

t tidak diimbuhkan dengan symbol h, s, dan w. Imbuhan h, s, dan w

biasanya tidak digunakan dalam kombinasi dengan g, k, n, y, z, atau o.

- Perbedaan vertikal : ketika dua horizon memiliki kesamaan penamaan, maka

horizon ini akan dikenali oleh adanya imbuhan angka, sebagai contoh Bt1,

Bt2.

Ketebalan Horison

Batas horizon diukur menggunakan meteran dengan menuliskan batas atas dan

batas bawah dari tebal horizon tersebut.

Batas Horison

i. Kejelasan, dibagi dalam 4

macam :

a Abrupt nyata N

c Clear jelas J

g Gradual berangsur A

d Diffuse baur B

ii. Topografi

s smooth rata R

w wavy berombak O

i irregular tidak teratur T

b broken terputus A

Warna

Identifikasi warna matriks tanah menggunakan notasi dalam buku Munsell Soil Color

Chart. Warna tanah diamati dalam kondisi lembab atau kering, sesuai dengan kondisi

alami penampang tanah yang diamati.

- Ambil sedikit agregat lalu cocokkan warna dengan menggunakan Munsell, sesuaikan

dengan simbol yang mendekati warna tanah tersebut.

- Warna tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu Hue, Value dan Chroma. Hue

menunjukkan panjang gelombang dominan, Value menunjukkan jumlah cahaya

yang dipantulkan, atau terang atau gelap warna. Sedangkan Chroma menunjukkan

derajat kemurnian warna atau kejenuhan warna. Contoh : 10 YR 3/2

Tekstur

Tekstur di lapangan diidentifikasi dengan metode feeling, langkahnya adalah :

- Ambil sebagian tanah lalu tambahkan sedikit air

- Pirit tanah sampai homogen

- Tentukan tekstur tanahnya

Kode Nama Uraian sifat

S Pasir : - saat dipirit terasa kasar sangat jelas,

- tidak membentuk bola dan gulungan,

- tidak melekat

LS Pasir

berlempung

: - Rasa kasar sangat jelas

- Membentuk bola yang mudah sekali hancur

- Sedikit melekat

SL Lempung

berpasir

: - Rasa kasar agak jelas

- Membentuk bola agak keras, mudah hancur

- Melekat

Si Debu : - Rasa licin sekali

- Membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan

permukaan mengkilat, agak melekat

CL Lempung

berliat

: - Rasa agak kasar

- Membentuk bola agak teguh, kering, dapat sedikit digulung

jika dispirit, gulungan mudah hancur

- Melekatnya sedang

8

Kode Nama Uraian sifat

SCL Lempung liat

berpasir

: - Rasa kasar agak jelas

- Membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika

dispirit, gulungan mudah hancur

- Melekat

SC Liat berpasir : - Rasa licin agak kasar

- Membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah

digulung

SiC Liat berdebu : - Rasa agak licin

- Membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijt, mudak

digulung

C Liat : - Rasa berat

- Membentuk bola baik

- Melekat

Liat keras : - Rasa berat sekali

- Membentuk bola baik

- Melekat sekali

L Lempung : - Rasa tidak kasar dan tidak licin

- Membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan

permukaan mengkilat

- Mengkilat

SiCL Lempung liat

berdebu

: - Rasa licin jelas

- Membentuk bola teguh, gulungan mengkilat

- Melekat

SiL Lempung

berdebu

: - Rasa licin

- Membentuk bola mudah hancur

- Dapat digulung mudah hancur

Struktur

Bentuk :

Granular:

Seperti remah kue dengan ukuran

diameter biasanya kurang dari 0,5

cm. umumnya ditemukan di

horizon permukaan dimana

banyak akar tumbuh

Butir:

Tanah rusah dalam partikel

individual yang tidak berikatan.

Selalu memiliki konsistensi

lepas. Biasanya berada pada

tanah berpasir

Gumpal bersudut & membulat:

Gumpal tak beraturan dengan

diameter antara 1,5 – 5 cm

Tiang:

Tanah berbentuk tiang tegak yang

memiliki topi “garam” di bagian

atas. Bisanya berada pada daerah

beriklim arid

Prisma:

Tanah berbentuk tiang tegak

dengan panjang tertentu.

Biasanya ditemukan di horizon

paling bawah

Keping (Platy):

Kepingan tipis dan rata yang

tersusun secara horisontal.

Biasanya berada pada tanah-

tanah yang mengalami

pemadatan

Sumber Gambar : Soil Science Society of America

Ukuran :

Keping Prisma &

tiang Gumpal Butir & Remah

Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm

9

Tingkat perkembangan :

Pejal/massive (0) : kohesi besar

Lemah (1) : kohesi kecil

Cukup (2) : bentuk satuan struktur tak jelas, kemantapan kecil, diremas hancur

Kuat (3) : bentuk satuan struktur jelas, kemantapan besar, diremas tetap

Konsistensi

Basah Kelekatan Tidak lekat Tidak ada bahan tertingkal

Agak lekat Tanah tertanggal pada salah satu jari

Lekat Tanah tertanggal pada kedua belah jari

Sangat lekat Sukar untuk melepaskan kedua belah jari

Plastisitas Tidak plastis Tidak dapat terbentuk gelintir tanah, massa tanah

mudah berubah bentuk

Agak plastis Terbentuk gelintir tanah, massa tanah berubah bentuk

Sangat plastis Dapat terbentuk gelintir tanah, tahan terhadap tekanan

Lembab Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat, melekat bila

ditahan

Sangat gembur Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila digenggam mudah

bergumpal, melekat bila ditekan

Gembur Bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa tanah

bergumpal, melekat bila ditekan

Teguh Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekanan

besar

Sangat teguh Massa tanah tahan terhadap remasan tak mudah berubah-ubah

Sangat teguh

sekali

Massa tanah sangat tahan terhadap remasan dan genggaman

Kering Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat

Lunak Dengan sedikit tekanan antara jari-jari, tanah tanah mudah

bercerai menjadi butir, kohesi kecil

Agak keras Agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh

Keras Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan dengan

tangan

Sangat keras Sangat tahan terhadap tekanan dan tak dapat dipatahkan dengan

tangan

Gejala redoksimorfik

Jumlah

Halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm

Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm

Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm

Sangat Kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm

10

< 2 %

Sedikit (sd)

2 – 20%

Biasa (bi)

> 20%

Banyak (ba)

Ukuran

Diameter 0,5 cm 0,5 – 1,3 cm 1,5 cm

Kecil (k) Sedang (s) Biasa (b)

Bandingan

Baur (b) Jelas (j) Nyata (n)

Warna matriks dan

karatan hampir

sama

Warna matriks dan

karatan berbeda

dalam hue dan

chroma

Bintik-bintik

karatan merupakan

gejala utama dari

horizon

Batas

Jelas (c) Sedang (g) Kabur (d)

Warna beralih tiba-

tiba

Warna peralihan <

2 mm

Warna peralihan >

2 mm

Bentuk

Bintik Bintik

berganda

Lidah Api Pipa

Kandungan bahan kasar (0,2 – 2 cm)

Fe : konkresi besi berwarna merah/coklat, umumnya berbentuk benjol/bulat

Mn : konkresi mangan, sama dengan besi tetapi berwarna kehitaman

Ca : konkresi kapur, warna keputihan, umumnya membuih dengan HCl

B : pecahan batu atau bahan lain sebagai pengisi

Kondisi Perakaran

Ukuran < 2 cm

(halus)

2 – 10 cm

(sedang)

> 10 cm

(kasar)

Jumlah < 2%

(Sedikit)

2 – 20%

(Sedang)

> 20%

(Banyak)

Dalam Diukur dari permukaan tanah

11

Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan

Mengenal Jenis-jenis Erosi

1. Pendahuluan

Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi. Proses ini terjadi dengan

penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Di alam ada dua penyebab utama yang aktif

dalam proses ini yakni angin dan air. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut erosi angin dan

erosi jenis ini terutama dialami di daerah yang kering atau padang pasir. Di daerah tropis basah

seperti di Indonesia ini penyebab erosi yang paling dominan adalah air. Proses erosinya di sebut

erosi air. Air yang menyebabkan erosi adalah air hujan/pukulan air hujan, air limpasan

permukaan, air sungai, air danau dan air laut. Begitu air hujan mengenai kulit bumi, maka secara

langsung hal ini akan menyebabkan hancurnya agregat tanah. Pada keadaan ini penghancuran

agregat tanah dipercepat dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri.

Penghancuran agregat tanah terjadi karena pukulan air hujan dan kikisan air limpasan

permukaan. Di samping itu massa tanah yang terangkut dalam limpasan permukaan, terutama

debu, pasir dan kerikil di dalam perjalanan menuju tempat pengendapan juga mampu untuk

menggerus permukaan tanah. Proses ini akan menimbulkan erosi dengan bentuk yang berbeda-

beda. Untuk itu mahasiswa perlu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk erosi di lapangan.

2. Alat – alat

Alat yang dibutuhakan untuk kegiatan ini adalah kertas dan alat tulis untuk diskusi

3. Bahan – bahan

-

4. Cara Kerja :

1. Mahasiswa memahami tujuan kegiatan ini

2. Mahasiswa dalam satu kelas dibagi dalam 4 kelompok kecil dan masing-masing kelas

didampingi oleh satu fasilitator

3. Semua kelompok melakukan pengamatan di lapangan dan memahami bentuk-bentuk erosi

4. Setelah itu didiskusikan antar kelompok tentang upaya pencegahan dari fenomena erosi

tersebut.

12

13

Menentukan Erosi di Lapangan

Adanya erosi pada suatu daerah dapat dengan mudah dikenali jika kita mengadakan

pengamatan di lapangan, baik pada waktu proses erosi sedang berlangsung (misalnya segera setelah

hujan) atau pada waktu tidak terjadi erosi. Adanya aliran air keruh pada saluran, parit dan sungai

yang mengalir pada suatu daerah pengamatan menunjukkan bahwa pada daerah tersebut terjadi

erosi. Gejala erosi juga dapat dengan mudah dikenali dengan terlihatnya alur, parit dan erosi massa.

Peneliti konservasi tanah yang berpengalaman, setelah melihat gejala tersebut, akan dengan mudah

membuat prakiraan besarnya erosi yang telah terjadi.

Adanya akar tanaman pohon yang terbuka, terlihatnya lapisan padas (batu-batuan) juga

merupakan gejala adanya kehilangan lapisan-lapisan tanah di atas. Jika penelitian konservasi tanah

membandingkan tanah tersebut dengan profil tanah yang relatif tidak tererosi pada areal yang sama

maka ia akan mampu membuat perkiraan secara kuantitatif tanah yang tererosi.

Berdasarkan gejala erosi yang telah ada, LPT (1967) Bogor menggolongkan erosi berdasarkan jenis

dan tingkatan yaitu :

JENIS EROSI :

e1 :Sebagian kecil tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi, perlu diusahakan pencegahan

erosi

e2 :Sebagian besar tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi : lapisan olah (Horison Ap)

tercampur dengan lapisan dibawahnya (Horison B atau C), pemakaian tanah tidak

mengalami perubahan

e3 :Semua lapisan atas (Horison A) telah tererosi, pengolahan tanah telah sampai di lapisan

bawah (Horison B atau C). Untuk mencegah erosi perlu diadakan tindakan lebih sempurna

(Membuat teras, mempengaruhi pemakaian tanah)

e4 :Sebagian besar solum tanah telah tererosi, sebaiknya dihutankan

TINGKATAN EROSI :

Erosi Ringan :Sebagian Horison A (Lapisan I) hilang dan di setempat terdapat parit-parit

sebagai gejala timbulnya erosi parit (e1 dan e2)

Erosi Sedang :Seluruh horison A (lapisan I) telah hilang dan banyak parit-parit sebagai akibat

erosi parit (e3)

Erosi Berat :Sebagian besar solum tanah lenyap dan di setempat-setempat terdapat alur-alur

sebagai gejala timbulnya erosi alur (e4)

14

Survei Lapangan: Interpretasi Kesuburan Tanah di Lapangan

Penentuan Gejala Defisiensi Unsur Hara di Lapangan

1. Pendahuluan

Gejala defisiensi/kekurangan/kahat unsur hara pada tanaman/tumbuhan timbul karena

kebutuhan hara yang tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk. Gejala

defisiensi unsur hara sifatnya sangat spesifik, kekurangan unsur hara tertentu akan menunjukkan

gejala visual tertentu pula. Metode visual ini sangat unik karena tidak memerlukan perlengkapan

yang mahal serta dapat digunakan sebagai penunjang informasi yang sangat penting untuk

perencanaan pemupukan pada musim berikutnya bagi teknik-teknik diagnostik lainnya. Namun

demikian, tidak selalu tanaman yang menunjukkan gejala abnormalitas adalah tanaman yang

mengalami defisiensi unsur hara, adanya gangguan hama maupun penyakit juga dapat

memunculkan gejala yang mirip dengan gejala defisiensi unsur hara.

2. Alat – alat

Alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah

Kaca pembesar

Diagram penentuan defisiensi unsur hara

3. Bahan – bahan

Bahan yang digunakan adalah

Sampel tanaman yang diduga terkena defisiensi unsur hara

Lembar kerja

4. Cara Kerja :

Penentuan defisiensi unsur hara di lapangan dapat dilakukan dengan melihat gejala-gejala

visual yang ditujukkan oleh tanaman. Gejala defisiensi unsur hara bersifat spesifik, kekurangan

unsur hara yang berbeda menunjukkan gejala yang berbeda pula. Namun harus dapat dibedakan

terlebih dahulu, apakah tanaman tersebut memang terindikasi defisiensi atau terserang hama dan

penyakit. Salah satu indikasi bahwa tanaman tersebut terserang hama atau penyakit adalah dalam

satu areal lahan tidak semua tanaman menunjukkan gejala abnormalitas, gejala abnormalitas

akibat serangan hama biasanya terpencar-pencar. Selain itu, adanya serangan hama pasti

meninggalkan jejak dari hama itu sendiri, baik berupa kotoran ataupun bekas-bekas gigitan. Uji

coba juga dapat dilakukan untuk membuktikan tanaman itu mengalami defisiensi atau serangan

penyakit. Ambil contoh tanaman yang dicurigai terkena defisiensi/serangan penyakit, gesek-

gesekkan contoh tanaman tersebut pada tanaman yang normal. Apabila dalam beberapa hari

kedepan tidak terjadi perubahan pada tanaman yang normal maka kemungkinan tanaman

tersebut memang defisiensi. Namun, apabila tanaman yang normal tadi kemudian menunjukkan

gejala yang sama dengan contoh tanaman tadi, berarti tanaman tersebut kemungkinan terserang

penyakit.

Adapun penentuan defisiensi unsur hara di lapangan dapat mengacu pada diagram dan langkah

kerja berikut ini:

15

16

Langkah kerja:

1. Perhatikan gejala yang tampak pada bagian tanaman, apakah gejala muncul di daun tua

(bagian bawah) atau di daun muda (bagian atas);

2. Apabila gejala muncul pada daun tua, maka perhatikan dengan detail ciri-cirinya;

3. Apabila tepi daun tua (bagian bawah) berwarna coklat maka ada kemungkinan tanaman

tersebut defisiensi unsur hara P, namun bisa juga tanaman tersebut mengalami keracunan

Na dan Bo;

4. Lakukan langkah-langkah yang sama untuk identifikasi gejala defisiensi unsur hara yang

lain;

5. Hal yang perlu diingat, pastikan gejala yang diamati memang karena defisiensi dan bukan

karena serangan hama atau penyakit ataupun akibat kekeringan;

6. Kegiatan identifikasi defisiensi unsur hara secara langsung ini hanya digunakan untuk

perkiraan awal saja, untuk hasil lebih akurat maka harus dilaksanakan uji tanah ataupun

uji jaringan tanaman di laboratorium.

17

Analisis Data Iklim

Data Hujan

1. Pendahuluan

Curah hujan adalah banyaknya jumlah/banyaknya hujan yang turun pada satuan waktu

tertentu. Dalam prakteknya, data yang berhubungan dengan curah hujan yang sering

digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pertanian adalah curah hujan rata-rata,

jumlah hari hujan dan pembagian bulan basah dan bulan kering. Seringkali di lokasi yang

ingin diolah curah hujannya, data curah hujan tidak tersedia dikarenakan tidak terdapat

stasiun pengamat curah hujan dilokasi tersebut, untuk mengatasi kondisi seperti ini salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah dengan interpolasi data curah hujan. Salah satu metode

interpolasi curah hujan adalah dengan metode Poligon Thiessen. Metode ini telah banyak

digunakan secara luas karena dianggap dapat memberikan data hujan yang lebih akurat,

karena pada metode polygon setiap bagian wilayah tangkapan hujan diwakili secara

proporsional oleh satu alat penangkar hujan. Besarnya curah hujan rata-rata untuk suatu

daerah tangkapan merupakan hasil rata-rata data hujan dari seluruh bagian daerah tangkapan

yang diwakili oleh satu alat penangkar hujan.

2. Alat – alat

Data curah hujan

Alat hitung (kalkulator/excel)

3. Bahan – bahan

4. Cara Kerja :

A. Penghitungan curah hujan rata-rata, penentuan bulan basah dan bulan kering serta

jumlah hari hujan.

a. Penghitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan

banyaknya curah hujan dibagi dengan jumlah data hujan;

b. Bulan basah ditentukan dengan menyeleksi bulan yang memiliki curah hujan

lebih dari 100 mm;

c. Bulan kering ditentukan dengan menyeleksi bulan yang memiliki curah hujan

kurang dari 60 mm;

d. Jumlah hari hujan diketahui dengan melihat dari data curah hujan dalam satu

bulan/tahun berapa jumlah hari yang teridentifikasi turun hujan.

B. Interpolasi Data Curah Hujan dengan Poligon Thiessen.

a. Hubungkan tiga stasiun penangkar hujan atau lebih yang berdekatan dengan

garis lurus, kemudian ditarik garis bantu yang tegak lurus dengan garis

penghubung;

b. Hubungkan garis-garis bantu tersebut sehingga wilayah yang akan dihitung

curah hujannya terbagi menjadi beberapa poligon;

c. Masing-masing poligon tersebut mewakili luasan tiap stasiun penakaar curah

hujan;

18

d. Curah hujan rata-rata dihitung dengan menjumlahkan curah hujan pada

masing-masing stasiun kemudian dibagi dengan luas wilayah masing-masing

poligon;

n

nn

AAA

RRARARR

...

.....).(

21

2211

Dimana :

R = Curah hujan rata-rata wilayah (mm/ha)

1R , 2R ,.., nR

= Curah hujan masing-masing stasiun (mm)

1A , 2A ,.., nA

= Luas wilayah masing-masing polygon (ha).

Contoh pembagian wilayah berdasarkan poligon thiessen lebih jelas lihat Gambar 1.

Gambar 1. Penentuan curah hujan rata-rata dengan metode Poligon Thiessen

19

Data Suhu

1. Pendahuluan

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam

atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Suhu

udara antara satu daerah dengan daerah yang lain sangat berbeda, hal ini dipengaruhi

oleh: sudut datangnya sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, angin dan arus laut,

lamanya penyinaran dan awan.

2. Alat - alat

Alat hitung (kalkulator/excel)

Alat tulis

3. Bahan

Data temperatur

4. Cara Kerja :

A. Penghitungan Temperatur Udara Rata-rata

a. Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menjumlahkan data suhu udara

selama satu bulan/tahun kemudian dibagi dengan jumlah hari dalam satu

bulan/tahun.

B. Interpolasi Data Temperatur Udara dengan Poligon Thiessen.

a) Hubungkan tiga stasiun pencatat temperatur udara atau lebih yang berdekatan

dengan garis lurus, kemudian ditarik garis bantu yang tegak lurus dengan garis

penghubung;

b) Hubungkan garis-garis bantu tersebut sehingga wilayah yang akan dihitung

curah hujannya terbagi menjadi beberapa poligon;

c) Masing-masing poligon tersebut mewakili luasan tiap stasiun pencatat

temperatur udara;

d) Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menjumlahkan curah hujan pada

masing-masing stasiun kemudian dibagi dengan luas wilayah masing-masing

poligon;

n

nn

AAA

RTATATT

...

.....).(

21

2211

Dimana :

T = Temperatur udara rata-rata wilayah (mm/ha)

T1,T2,…,Tn = Temperatur udara masing-masing stasiun (mm)

1A , 2A ,.., nA

= Luas wilayah masing-masing polygon (ha).

Contoh pembagian wilayah berdasarkan poligon thiessen lebih jelas lihat Gambar 2.

Gambar 2. Penentuan temperatur udara rata-rata dengan metode Poligon Thiessen

20

Evaluasi Lahan

1. Pendahuluan

Evaluasi lahan merupakan suatu kegiatan melakukan interpretasi data lapangan untuk

menentukan suatu rancangan penetapan tata guna lahan. Urutan kegiatan dalam evaluasi

lahan antara lain : evaluasi kemampuan lahan, evaluasi kesesuaian lahan, dan analisis kelas

kesuburan tanah.

2. Alat – alat

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :

a. Komputer

b. Alat tulis

3. Bahan – bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :

a. Data-data hasil pengukuran lapangan (deskripsi tanah & kondisi sumberdaya lahan)

b. Data hujan

c. Data hasil interview kondisi sosial ekonomi masyarakat

4. Cara Kerja :

Penentuan Kemampuan Lahan

a. Pengkelasan data-data pengukuran lapangan di tiap satuan lahan Kode Faktor Pembatas dan Kriteria

I0

I1

I2

I3

I4

I5

I6

Lereng :

- Datar (0 – 3%)

- Landai/berombak (3 – 8%)

- Agak miring/bergelombang (8 – 15%)

- Miring berbukit (15 – 30%)

- Agak curam (30 – 45%)

- Curam (45 – 65%)

- Sangat curam (> 65%)

t1

t2

t3

t4

t5

Tekstur tanah :

- Halus : liat dan liat berdebu

- Agak halus : liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat

berpasir

- Sedang : debu, lempung berdebu, lempung

- Agak kasar : lempung berpasir

- Kasar : pasir berlempung dan pasir

k0

k1

k2

k3

Kedalaman efektif tanah :

- Dalam : > 90 cm

- Sedang : 50 – 90 cm

- Dangkal : 25 – 50 cm

- Sangat dangkal : < 25 cm

d0

d1

d2

d3

d4

Drainase :

- Baik : Tanah mempuyai peredaran udara baik, seluruh profil tanah dari atas sampai

lapisan bawah berwarna terang seragam, tidak terdapat bercak-bercak

- Agak baik : Tanah mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak-bercak

berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan sebagian lapisan bawah

- Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, jadi pada lapisan

ini tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat

- Buruk : Pada tanah atas bagian bawah dan seluruh lapisan tanah terdapat bercak-

bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat

- Sangat buruk : Seluruh lapisan tanah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak

berwarna kuning, kelabu atau coklat

21

e0

e1

e2

e3

e4

Erosi :

- Tidak ada erosi

- Ringan, jika 25% lapisan tanah atas hilang

- Sedang, jika 25 – 75% lapisan tanah atas hilang

- Berat, jika 75% lapisan tanah atas hilang dan 25% lapisan tanah bawah hilang

- Sangat berat, jika lebih dari 25% lapisan bawah hilang

b0

b1

b2

b3

Bahan kasar dalam tanah :

- Tidak ada atau sedikit 0 – 15% volume tanah

- Sedang, 15 – 50% volume tanah

- Banyak, 50 – 90% volume tanah

- Sangat banyak, > 90% volume tanah

b0

b1

b2

b3

b4

Batuan di permukaan tanah :

- Tidak ada : 0,01% luas area

- Sedikit : 0,01 – 3% luas area

- Sedang : 3 – 15% luas area

- Banyak : 15 – 90% luas area

- Sangat banyak : > 90% luas area

o0

o1

o2

o3

o4

Ancaman banjir :

- Tidak pernah : Dalam waktu satu tahun tidak pernah mengalami banjir untuk waktu

24 jam

- Kadang-kadang : Banjir lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam jangka waktu

kurang dari satu bulan

- Selama satu bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam

- 2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam

- 6 bulan atau lebih dilanda banjir secara teratur lebih dari 24 jam

b. Cocokkan informasi data lapangan dengan tabel kemampuan lahan

No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan

I II III IV V VI VII VIII

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas (40 cm) t2/t3 t1/t4 t1/t4 * * * * t5

b. Lapisan bawah t2/t3 t1/t4 t1/t4 * * * * t5

2 Lereng (%) l0 l1 l2 l3 * l4 l5 l6

3 Drainase d0/d1 d2 d3 d4 ** * * *

4 Kedalaman Efektif k0 k0 k1 k2 * k3 * *

5 Tingkat Erosi e0 e1 e1 e2 * e3 e4 *

6 Batu/Kerikil b0 b0 b0 b1 b2 * * b3

7 Bahaya banjir o0 o1 o2 o3 o4 * * *

c. Penentuan faktor pembatas dengan melihat faktor yang memiliki potensi kerusakan

lahan terberat

d. Penentuan kelas dan subkelas kemampuan lahan

e. Penyusunan arahan penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahan

22

Cag

ar A

lam

Hu

tan

Ala

m

Pen

ggem

bal

aan

Terb

atas

Pen

ggem

bal

aan

Sed

ang

Pen

ggem

bal

aan

Inte

nsi

f

Ber

coco

k Ta

nam

Terb

atas

Ber

coco

k Ta

nam

Sed

ang

Ber

coco

k Ta

nam

Inte

nsi

f

San

gat

Inte

nsi

f

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

Intensitas Penggunaan Lahan Bertambah Tinggi

Pe

mb

atas

dan

An

cam

an s

emak

in m

enin

gkat

Keb

ebas

an m

emili

h s

emak

in b

erku

ran

g d

an

alte

rnat

if p

engg

un

aan

lah

an s

emak

in t

erb

atas

Kelas

Kemampuan

Lahan

Penentuan Kesesuaian Lahan

a. Isikan data lapangan ke dalam tabel isian evaluasi kesesuaian lahan

b. Cocokkan data lapangan ke dalam persyaratan tumbuh suatu tanaman

c. Tentukan kelas kesesuaian lahan tiap karakteristik lahannya

d. Tentukan faktor pembatas terberat yang ditentukan dari karakteristik lahan yang

dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman

e. Tentukan kelas kesesuaian lahannya

Penentuan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

a. Isikan data lapangan (karakteristik lahan) ke dalam tabel isian kemampuan

kesuburan tanah

b. Tentukan tipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan tanah atas

S tekstur berpasir

L tekstur berlempung

C tekstur berliat

O bahan organik

c. Tentukan tipe/subtipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan

tanah bawah

S tekstur berpasir

L tekstur berlempung

C tekstur berliat

R batuan induk

23

d. Tentukan unit (kondisi modifier) berdasarkan kendala kesuburan tanah yang ada

G tanah sering jenuh air

d daerah kering/kekurangan air

e nilai kapasitas tukar kation rendah, KTK

a keracunan aluminium, Al

h bereaksi masam, pH

i kemampuan tanah memfiksasi fosfot

tinggi, P

k cadangan mineral yang mengandung

kalium rendah, K

X mineral allophan dominan

V tanah vertik

b tanah alkalis, pH

s tanah salin

n takaran natrium tertukar tinggi, Na

c takaran asam sulfat tinggi, S

(‘) kandungan batuan dipermukaan dengan

ukuran lebih dari 2 mm sebanyak 15 –

35%

(“) kandungan batuan dipermukaan dengan

ukuran lebih dari 2 mm sebanyak lebih

dari 35%

( ) besarnya kemiringan lahan (%)

e. Tentukan kelas kemampuan kesuburan tanahnya dengan cara :

Nama tipe/sub tipe ditulis dengan huruf besar dan diletakan didepan sedang

nama unit ditulis dengan huruf kecil diletakan dibelakan nama tipe/sub tipe

Kandungan batuan ditulis dibelakan nama tipe/sub tipe/unit yang ada

Kemiringan lahan ditulis dibelakang nama tipe/sub tipe/unit/kandungan batuan

yang ada

Contoh : LCgh”(15%)

24

Lembar Kerja-1 (Fieldtrip 1)

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

25

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

26

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

27

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

28

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

29

3. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

4. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Jagung

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

30

Kacang Tanah

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

31

Kelapa

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

5. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

32

Lembar Kerja-2 (Fieldtrip 2)

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

33

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

34

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

35

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

36

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

37

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Jagung

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

38

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

39

Kacang Tanah

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

40

Kelapa

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

5. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

41

Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3)

Titik 1

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

42

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

43

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

44

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

45

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

46

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

47

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

48

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

49

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

50

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

51

Titik 2

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

52

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

53

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

54

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

55

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

56

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

57

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

58

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

59

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

60

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

61

Titik 3

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

62

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

63

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

64

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

65

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

66

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

67

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

68

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

69

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

70

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

71

Titik 4

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

72

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

73

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

74

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

75

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

76

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

77

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

78

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

79

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

80

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

81

Titik 5

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

82

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

83

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

84

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

85

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

86

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

87

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

88

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

89

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

90

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

91

Titik 6

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

92

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

93

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

94

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

95

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

96

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

97

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

98

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

99

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

100

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

101

Titik 7

1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Pemeta

1 No SPL No Seri :

2 Koordinat X : Y :

Elevasi : m dpl

3 Waktu Pengambilan

Hari : Tanggal :

4 Lokasi Pengambilan Sampel

Sub DAS/Kali :

Dusun :

Desa : Kecamatan :

5 Iklim Klasifikasi Iklim

Curah Hujan : mm Oldeman :

BB / BK : / bln Koppen :

5 Landform

Kode : Nama : Lereng tengah vulkan

6 Bahan Induk : Batuan :

7 Relief

Makro : Mikro :

a Datar (<1% <2m) w liang

b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai

c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)

d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)

e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)

f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)

g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes

h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw

o other

Amplitudo : m

8 Kelerengan

Posisi : Bentuk :

aa Punggung antara aliran b Cembung

bp Bagian puncak l Lurus

la Lereng atas k Cekung

lt Lereng tengah i Tidak teratur

lb Lereng bawah t Diteras

xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan

Aspek :

n Utara sw Barat Daya

ne Timur Laut w Barat

e Timur nw Barat Laut

se Tenggara x Tidak ada hubungan

s Selatan

Kemiringan : % Panjang : m

FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN

704

102

9 Keadaan Permukaan

Batuan : Batu dlm tanah :

0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%

1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%

2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%

3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%

4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%

5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%

6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%

Kerikil :

0 Tidak berkerikil 0%

1 Agak berkerikil <15%

2 Cukup berkerikil 15-35%

3 Sangat berkerikil 35-60%

4 Amat sangat berkerikil >60%

Pengelolaan :

t tugal b guludan terputus

k gundukan r pengolahan menurut kontur

h dibajak d bajak dalam

l pelumpuran s pengolahan strip

g guludan z tanpa pengolahan

u penghalusan x tidak penting

10 Bahan Induk

Jenis Akumulasi / Deposisi

r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)

f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)

c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)

m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)

l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)

a aeolian (transportasi oleh angin)

v volcanic (lava, debu, dll)

o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)

Lithologi :

11 Drainase Tanah

Kelas Drainase Alami :

0 Sangat terhambat 4 Baik

1 Terhambat 5 Agak cepat

2 Agak terhambat 6 Sangat cepat

3 Agak baik Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor

103

Permeabilitas :

1 Sangat lambat <0.2 cm/jam

2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam

3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam

4 Cepat >6.0 cm/jam

Runoff : Pengelolaan Air :

0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan

1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi

2 Lambat 5 Cepat sekali

12 Muka Air Tanah

Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm

m : muka air tanah Batas Bawah : cm

x : tidak tahu

13 Bahaya Banjir

Frekuensi : Duration :

0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr

1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr

2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln

3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln

4 sering sekali > 1 x per th

Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :

1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari

2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian

3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan

4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan

5 sangat dalam > 3.0 m

Amplitudo Pasang : 3 sedang

1 sangat rendah 4 tinggi

2 rendah 5 sangat tinggi

14 Erosi

Jenis : Derajat :

x Tidak ada 1 Ringan

s Erosi lembar 2 Sedang

r Erosi alur 3 Berat

g Erosi parit 4 Sangat Berat

b Erosi tebing sungai

a Abrasi

c Korasi

l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

104

15 Kedalaman Efektif : cm

16 Pans

f fragipan

c clay pan

p plough pans

17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan

Vegetasi Alami

Grup vegetasi alami Kondisi Iklim

h hutan m montana altitud > 2000 m

b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m

s semak l lowland alt < 1000 m

r padang rumput c coastal

r swamp

p tidal swamp

Jenis vegetasi alami

Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *

a.  0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat

Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *

a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m

2; c. rapat, >10 pohon/10 m

2

Pertanian

Lahan Pertanian Kondisi Iklim

e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m

u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m

k kebun campuran l lowland alt < 1000 m

l ladang berpindah

w padi

p pengangonan/padang rumput ternak

t hutan tanaman

Jenis tanaman

Knampakan tanamn

m merana l layu

s sedang h kekurangan hara

b baik r gejala keracunan

p penyakit, hama

SKETSA :

105

2. Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.

106

3. Tentukan Jenis Tanah

No. Kategori Jenis Tanah

Data penciri Nama

1 Rejim Lengas Tanah

2 Rejim Suhu Tanah

3 Epipedon

4 Endopedon

5 Ordo

6 Sub Ordo

7 Great Group

8 Sub Group

4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan

No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Data Kode Kelas

1 Tekstur tanah (t)

a. Lapisan atas

b. Lapisan bawah

2 Lereng (%)

3 Drainase

4 Kedalaman Efektif

5 Tingkat Erosi

6 Batu/Kerikil

7 Bahaya banjir

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN

107

5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

108

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

109

Komoditi : ………………………………

Persyaratan penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

Kelembaban (%)

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

FAKTOR PEMBATAS

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN

110

6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya

No. Sistem Klasifikasi SPL 1

Data Kelas

1 Tipe

2 SubTipe

3 Modifier

4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah

111

112

Lampiran : Kriteria Kesesuaian Lahan

Padi Gogo (Oryza sativa)

Persyaratan penggunaan/

karakteristik lahan S1     S2     S3     N

Temperatur (tc)                      

  Temperatur rerata (°C)       22 - 24  18 - 22   < 18

                              29 - 32  32 - 35   > 35

Ketersediaan air (wa)                 

  Curah hujan (mm) bulan ke-1 50 - 400 400 - 550 550 - 650  > 650;  < 50

  Curah hujan (mm) bulan ke-2  400 - 550 550 - 650

                             75 - 100 50 - 75

  Curah hujan (mm) bulan ke-3  400 - 550 550 - 650

                               75 - 100 50 – 75

 Curah hujan (mm) bulan ke- 4 50 - 400  400-550;< 50    550 - 650  > 650

  Kelembaban (%)             33 - 90   30 - 33  < 30 > 90

Media perakaran (rc)                 

terhambat,sangat

terhambat

  Tekstur                    halus, agak halus,

sedang- agak kasar     kasar

  Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 – 55 > 55

  Kedalaman tanah (cm)       > 50 40 - 50 25 – 40 < 25

Gambut:           

  Ketebalan (cm) < 60   60 - 140 140 - 200   > 200

  Ketebalan (cm), jika ada

  sisipan bahan mineral/

  pengkayaan

  Kematangan saprik+ saprik, hemik+ hemik, fibrik+ fibrik

Retensi hara (nr)           

  KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16  

  Kejenuhan basa (%) > 35    20 - 35 < 20

  5,0 - 5,5 < 5,0

  7,5 - 7,9 > 7,9

  C-organik (%) > 1,5   0,8 - 1,5 < 0,8

Toksisitas (xc)           

  Salinitas (dS/m) < 2   2 - 4    4 – 6  > 6

Sodisitas (xn)

  Alkalinitas/ESP (%) < 20  20 - 30   30 – 40  > 40

Bahaya sulfidik (xs)           

  Kedalaman sulfidik (cm) > 75  50 - 75   50 – 30   < 30

Bahaya erosi (eh)           

16 – 30   > 30

16 – 50   > 50

  Bahaya erosi sangat rendah rendah– sedang berat sangat berat

Bahaya banjir (fh)           

  Genangan - F11 F12 - F13 > F13

Penyiapan lahan (lp)           

  Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 – 40 > 40

  Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 – 25 > 25

  Lereng (%) < 8 8 – 16

  Drainase

< 140  140 - 200 200 - 400   > 400

  pH H2O 5,5 - 7,5

- cepat

24 - 29

100 - 400  > 650;  < 50

100 - 400  > 650;  < 50

baik, sedang, agak

cepat, agak terhambat

Kelas kesesuaian lahan

113

Jagung (Zea mays)

S1     S2     S3    N   

Temperatur (tc)

-      16 - 20  < 16  

26 – 30 30 - 32  > 32  

Ketersediaan air (wa)

1.200 - 1.600 > 1.600  

400 - 500 300 – 400 < 300 

  Kelembaban (%) > 42    36 – 42 30 - 36 < 30  

Ketersediaan oksigen (oa)

  Drainasebaik, agak

terhambat

agak cepat,

sedangterhambat

sangat terhambat,

cepat

Media perakaran (rc)

  Teksturhalus, agak halus,

sedang - agak kasar       kasar      

  Bahan kasar (%) < 15    15 – 35 35 - 55  > 55  

  Kedalaman tanah (cm) > 60    40 – 60 25 - 40  < 25  

Gambut:

  Ketebalan (cm) < 60    60 – 140 140 - 200 > 200 

  Ketebalan (cm), jika ada

  sisipan bahan mineral/

  pengkayaan

saprik, hemik,   

hemik+   fibrik+

Retensi hara (nr)

  KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16

  Kejenuhan basa (%) > 50    35 - 50 < 35  

5,5 - 5,8 < 5,5 

7,8 – 8,2 > 8,2 

  C-organik (%) > 0,4    ≤ 0,4

Toksisitas (xc)

  Salinitas (dS/m) < 4     4-6 6-8 > 8   

Sodisitas (xn)

  Alkalinitas/ESP (%) < 15    15 - 20   20 - 25 > 25  

Bahaya sulfidik (xs)

  Kedalaman sulfidik (cm) > 100   75 - 100  40 - 75 < 40  

Bahaya erosi (eh)

  Lereng (%) < 8     8-16 16 - 30 > 30  

  Bahaya erosi sangat rendah     rendah - sedang   berat    sangat berat   

Bahaya banjir (fh)

  Genangan F0     -     F1    > F2  

Penyiapan lahan (lp)

  Batuan di permukaan (%) < 5     5-15 15 - 40 > 40  

  Singkapan batuan (%) < 5     5-15 15 - 25 > 25  

  Kematangan saprik+  fibrik 

  pH H2O 5,8 - 7,8

Kelas kesesuaian lahan

  Temperatur rerata (°C) 20 - 26

  Curah hujan tahunan (mm) 500 – 1.200

< 140   140 - 200 200 - 400 > 400 

Persyaratan penggunaan /

karakteristik lahan

114

Kacang tanah (Arachis hypogea)

S1 S2 S3 N

Temperatur (tc)

20 - 25 18 - 20 < 18

27 - 30 30 - 34 > 34

Ketersediaan air (wa)

  Curah hujan (mm) pada 1.100 - 1.600 1.600 -1.900 > 1.900

  masa pertumbuhan 300 -  400 200 - 300 < 200

> 80

< 50

Ketersediaan oksigen (oa)

  Drainasebaik, agak

terhambat

agak cepat,

sedangterhambat

sangat terhambat,

cepat

Media perakaran (rc)

  Teksturhalus, agak halus,

sedang-

sangat halus, agak

kasarkasar

  Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55

  Kedalaman tanah (cm) > 75 50 - 75 25 - 50 < 25

Gambut:

  Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200

  Ketebalan (cm), jika ada

  sisipan bahan mineral/

  pengkayaan

saprik, hemik,

hemik+ fibrik+

Retensi hara (nr)

  KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16

  Kejenuhan basa (%) > 35 ≤ 35

5,0 - 6,0 < 5,0

7,0 - 7,5 > 7,5

  C-organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8

Toksisitas (xc)

  Salinitas (dS/m) < 4 4-6 6-8 > 8

Sodisitas (xn)

  Alkalinitas/ESP (%) < 10 15-Oct 15 - 20 > 20

Bahaya sulfidik (xs)

  Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40

Bahaya erosi (eh)

  Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30

  Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat

Bahaya banjir (fh)

  Genangan F0 - - > F0

Penyiapan lahan (lp)

  Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40

  Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25

  pH H2O 6,0 - 7,0

Persyaratan penggunaan /

karakteristik lahan

< 140 140 - 200 200 - 400 > 400

  Kematangan saprik+ fibrik

Kelas kesesuaian lahan

  Temperatur rerata (°C) 25 - 27

400 - 1.100

  Kelembaban (%) 50 - 80

115

Kelapa (Cocos nicifera L.)

S1 S2 S3 N

Temperatur (tc)

  Temperatur rerata (°C) 25 - 28 28 - 32 32 - 35 > 35

23 - 25 20 - 23 < 20

Ketersediaan air (wa)

  Curah hujan (mm) 2.000 - 3.000 1.300 - 2.000 1.000 - 1.300 < 1.000

3.000 - 4.000 4.000 - 5.000 > 5.000

  Lamanya masa kering (bln) 0 - 2 2-4 4-6 > 6

  Kelembaban (%) > 60 50 - 60 < 50

Ketersediaan oksigen (oa)

terhambat,

agak cepat

Media perakaran (rc)

  Teksturhalus, agak halus,

sedangagak kasar sangat halus kasar

  Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55

  Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50

Gambut:

  Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200

  Ketebalan (cm), jika ada

  sisipan bahan mineral/

  pengkayaan

  Kematangan saprik+ saprik, hemik, fibrik

hemik+ fibrik+

Retensi hara (nr)

  KTK liat (cmol) - - - -

  Kejenuhan basa (%) > 20 ≤ 20

  pH H2O 5,2 - 7,5 4,8 - 5,2 < 4,8

7,5 - 8,0 > 8,0

  C-organik (%) > 0,8 ≤ 0,8

Toksisitas (xc)

  Salinitas (dS/m) < 12 12-16 16 - 20 > 20

Sodisitas (xn)

  Alkalinitas/ESP (%) - - - -

Bahaya sulfidik (xs)

  Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 - 125 60 - 100 < 60

Bahaya erosi (eh)

  Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30

  Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat

Bahaya banjir (fh)

  Genangan F0 - F1 > F1

Penyiapan lahan (lp)

  Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40

  Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25

Kelas kesesuaian lahan

  Drainase baik, sedang agak terhambatsangat terhambat,

cepat

< 140 140 - 200 200 - 400 > 400

Persyaratan penggunaan /

karakteristik lahan

116

Ubi Kayu (Manihot esculenta)

Persyaratan penggunaan/

karakteristik lahan S1 S2 S3 N

Temperatur (tc)

18 - 20 < 18

30 - 35 > 35

Ketersediaan air (wa)

600 - 1.000 500 - 600 < 500

2.000 - 3.000 3.000 -5.000 > 5.000

  Lama bulan kering (bln) 3,5 - 5 5 - 6 6 - 7 > 7

Ketersediaan oksigen (oa)

  Drainasebaik, agak

terhambatagak cepat, sedang terhambat

sangat terhambat,

cepat

Media perakaran (rc)

  Tekstur agak halus, sedang halus, agak kasar sangat halus kasar

  Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55

  Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50

Gambut:

  Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200

  Ketebalan (cm), jika ada

  sisipan bahan mineral/

  pengkayaan

saprik, hemik,

hemik+ fibrik+

Retensi hara (nr)

  KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16

  Kejenuhan basa (%) 20 < 20

4,8 - 5,2 < 4,8

7,0 - 7,6 > 7,6

  C-organik (%) > 0,8 ≤ 0,8

Toksisitas (xc)

  Salinitas (dS/m) < 2 2 - 3 3 - 4 > 4

Sodisitas (xn)

  Alkalinitas/ESP (%) - - - -

Bahaya sulfidik (xs)

  Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40

Bahaya erosi (eh)

  Lereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 30

  Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat

Bahaya banjir (fh)

  Genangan F0 - F1 > F1

Penyiapan lahan (lp)

  Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40

  Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 25

  pH H2O 5,2 - 7,0

< 140 140 - 200 200 - 400 > 400

  Kematangan saprik+ fibrik

Kelas kesesuaian lahan

  Temperatur rerata (°C) 22 - 28 28 - 30

  Curah hujan (mm) 1.000 - 2.000