Osteoporosis

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bertambahnya usia manusia sejatinya akan melewati fase usia lanjut ( proses penuaan ). Proses penuaan ini tidak dapat dihindari, semakin bertambah nya umur manusia maka terlihat pula perubahan – perubahan fisik dan penurunan fungsional pada tubuh salah satunya adalah penurunan fungsi pada tulang atau biasa disebut dengan osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang memiliki penurunan matrix dan proses mineralisasi yang normal tetapi massa atau densitas tulang berkurang (Gallagher, 1999). Berbagai macam penelitian mengenai osteoporosis telah dilakukan dan memaparkan fakta – fakta yang cukup mengejutkan. Penelitian di Amerika, pada usia 50 tahun, 1 dari 4 wanita, 1 dari 8 pria menderita Osteoporosis. Sejak meningkatnya angka harapan hidup manusia di Indonesia, semakin banyak kasus osteoporosis pada manusia usia lanjut. Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri khas berupa rendahnya massa tulang yang disertai perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang akhirnya meningkatkan kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang. (WHO, International Consensus Development Conference, Roma Italia 1992). 1

Transcript of Osteoporosis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam bertambahnya usia manusia sejatinya akan melewati fase usia lanjut ( proses penuaan ). Proses penuaan ini tidak dapat dihindari, semakin bertambah nya umur manusia maka terlihat pula perubahan perubahan fisik dan penurunan fungsional pada tubuh salah satunya adalah penurunan fungsi pada tulang atau biasa disebut dengan osteoporosis.Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang memiliki penurunan matrix dan proses mineralisasi yang normal tetapi massa atau densitas tulang berkurang (Gallagher, 1999). Berbagai macam penelitian mengenai osteoporosis telah dilakukan dan memaparkan fakta fakta yang cukup mengejutkan. Penelitian di Amerika, pada usia 50 tahun, 1 dari 4 wanita, 1 dari 8 pria menderita Osteoporosis. Sejak meningkatnya angka harapan hidup manusia di Indonesia, semakin banyak kasus osteoporosis pada manusia usia lanjut. Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri khas berupa rendahnya massa tulang yang disertai perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang akhirnya meningkatkan kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang. (WHO, International Consensus Development Conference, Roma Italia 1992).Studi di Indonesia mengenai osteoporosis adalah sebagai berikut : Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. (Yayasan Osteoporosis Internasional) Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun. (Yayasan Osteoporosis Internasional) Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. (Yayasan Osteoporosis Internasional) Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. (DEPKES, 2006) Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir Depkes, yang mematok angka 19,7% dari seluruh penduduk dengan alasan perokok di negeri ini urutan ke-2 dunia setelah China. Menurut hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes pada 14 provinsi menunjukan bahwa masalah osteoporosis di indonesia telah mencapai pada tingkat yang perlu di waspadai yaitu 19,7 %. Itulah sebabnya kecendrungan osteoporosis di Indonesia 6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara Belanda. Lima provinsi dengan resiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatera Selatan ( 27,7 %), Jawa Tengah ( 24, 02 % ), DI Yogyakarta ( 23,5 %), Sumatra Utara (22,82 %), Jawa Timur ( 21,42 %), dan Kalimantan Timur ( 10,5 %). ( Depkes RI, 27 September 2004). 1.2 Tujuan Penulisana. Tujuan umumTujuan umum dari penulisan makalah ini adalah : Untuk mengetahui gambaran umum tentang osteoporosisb. Tujuan KhususTujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah : Untuk mengetahui lebih jelas apa itu osteoporosis Untuk mengetahui umur yang menderita osteoporosis Untuk mengetahui jenis kelamin apa yang lebih banyak menderita osteoporosis Untuk mengetahui pencegahan osteoporosis

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi OsteoporosisOsteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dari adanya perubahan mikro-arsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang sehingga tulang mudah patah. ( Kemenkes, 2008 )Definisi lain osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang yang terjadi dalam waktu yang lama. Osteoporosis menunjukan adanya penurunan absolut dari jumlah tulang yang diperlukan sebagai kekuatan penyanggah mekanik. Berkurangnya massa tulang, dan demikian pula dengan massa otot sesungguhnya berkaitan dengan proses menua. Hanya apabila berkurangnya/menghilangnya jaringan tulang cukup luas sampai menimbulkan gejala maka disebut osteoporosis ( Robbins dan Kumar, 1995)Osteoporosis adalah pengurangan densitas mineral tulang, menyebabkan fraktur jika terjadi trauma minimal ( kamus dorland)a. Klasifikasi Osteoporosis1. Osteoporosis PrimerOsteoporosis Primer berhubungan dengan berkurangnya massa tulang atau terhentinya produksi hormon disamping bertambahnya usia. Osteoporosis Primer Tipe ISering disebut dengan osteoporosis pasca menopause yang gterjadi pada wanita pasca menopause. Biasanya wanita berusia 50-65 tahun, fraktur biasanya terjadi pada vertebra iga atau tulang radius.

Osteoporosis Primer Tipe IISering disebut dengan istilah osteoporosis senil yang terjadi pada usia lanjut. Pasien biasanya berumur 70 tahun keatas, pria dan wanita mempunyai kemungkinan yang sama untuk terserang, fraktur biasanya pada tulang paha. Selain fraktur maka gejala kifosis dorsolis bertambah, makin pendek dan nyeri tulang berkepanjangan.2. Osteoporosis SekunderOsteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang disebabkan karena penyakit tulang. 2.2 Etiologi Kurangnya atau menurunnya hormon estrogen pada wanita. Estrogen merupakan hormon utama pada wanita yang berfungsi mengatur siklus menstruasi dan membantu pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Kekurangan kalsium merupakan penyebab osteoporosis. Hal ini dikarenakan kalsium merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh. Kalsium juga berfungsi meminimalkan penyusutan tulang.

2.3 Faktor Resiko1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah UsiaSeiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun. Jenis KelaminTiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil

Riwayat keluarga/keturunanSejarah keluarga juga mempengaruhi penyakit ini. Pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak yang dilahirkannya cenderung mempunyai penyakit yang sama Bentuk tubuhAdanya kerangka tubuh yang lemah dan skoliosis vertebra menyebabkan penyakit ini. Keadaan ini terutama terjadi pada wanita antara 50-60 tahun dengan densitas tulang yang rendah dan diatas usia 70 tahun dengan BMI (body mass index ) ( berat badan dibagi kuadrat tinggi badan) yang rendah2. Faktor resiko yang dapat diubah MerokokPerokok sangat rentan terkena osteoporosis. Karena zat yang terkandung di dalam rokok salah satunya adalah nikotin. Nikotin dapat mempercepat penyerapan tulang. Selain itu jika bagi perempuan yang merokok dapat menyebabkan kadar dan aktivitas hormon estrogen berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Minuman berkafein dan bersodaMenurut Dr.Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty dari creighton University Osteoporosis Research Centre di Nebraska dalam penelitiannya minuman seperti kopi dan yang beralkohol juga menimbulkan tulang keropos. Hal di pertegasnya adanya hubungan antara minuman berkafein dengan keroposnya tulang. Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas). Malas untuk berolahragaMalas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. Menopause diniMenopause yang terjadi pada usia 46 tahun yaitu dengan kadar estrogen plasma yang kurang. Disini kadar estrogen menurun. Dengan menurunnya kadar estrogen resorpsi tulang menjadi lebih cepat sehingga akan terjadi penurunan massa tulang yang banyak. Bila tidak segera di intervensi akan cepat terjadi osteoporosis. LingkunganLingkungan yang beresiko osteoporosis adalah lingkungan yang memungkinkan orang tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama seperti : daerah padat hunian, rumah susun dll.2.4 Gejala Kepadatan tulang berkurang secara perlahan sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.Gejala dan tanda yang perlu diwaspadai adanya osteoporosis adalah :1. Nyeri pinggang bawah pada wanita pasca-menopause atau pada pria dan wanita usia lanjut.2. Terjadinya patah tulang (fraktur) akibat suatu benturan ringan, yang pada keadaan normal benturan seringan itu tidak berakibat apa-apa. Tulang yang sering fraktur ialah tulang belakang bagian pinggang dan leher tulang paha.3. Tinggi badan makin lama makin bertambah pendek, disertai tulang belakang makin lama makin bungkuk (Kifosis).4. Nyeri pada tulang dan otot akibat perubahan postur tubuh.5. Gigi-geligi keropos, goyah dan tanggal. 2.5 Diagnosa Pada seseorang yang mengalami patah tulang diagnosa di tegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa di atasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis. Juga dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu dengan BMD ( Bone mineral density) dan DEXA ( dual energy X-ray absorptiometry) sehingga diagnosa osteoporosis menjadi lebih pasti.2.6 Epidemiologi Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006 di Jakarta menemukan bahwa sebanyak 38% pasien yang datang untuk memeriksakan kepadatan tulang mereka, terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak 14,7%. Sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif osteoporosis. Data penelitian Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 2006 menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia rentan terkena penyakit osteoporosis. 2.7 PenangananPenanganan yang dapat dilakukan pada penderita osteoporosis adalah : DietIni adalah cara yang paling sederhana. Asupan yang sehat bisa didapatkan dari makanan yang mengandung vitamin D, yang baik bagi kesehatan tulang. Misalnya : Ikan dan minyak ikan yang mengandung omegha-3 dan vit D. Pemberian kalsium dosis tinggi Pemberian vitamin D dosis tinggi Pemasangan penyangga tulang belakang (spina brace) untuk mengurangi nyeri punggung. Pencegahan dengan menghindari faktor resiko osteoporosis (mis. Rokok, mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktifitas fisik). Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.2.8 PencegahanPencegahan osteoporosis meliputi:1. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi kalsium yang cukupMengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.1. Melakukan olah raga dengan bebanOlah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang1. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanOsteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dari adanya perubahan mikro-arsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang sehingga tulang mudah patah. ( Kemenkes, 2008 )Klasifikasi osteoporosis dibagi 2 yaitu : Osteoporosis primer : Osteoporosis Primer berhubungan dengan berkurangnya massa tulang atau terhentinya produksi hormon disamping bertambahnya usia. Osteoporosis sekunder : Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang disebabkan karena penyakit tulang. Etiologi dari osteoporosis adalah menurunnya hormon seksual seperti testosteron dan estrogen serta berkurangnya kalsium dalam tulang. Gejala dari osteoporosis adalah :1. Nyeri pinggang bawah pada wanita pasca-menopause atau pada pria dan wanita usia lanjut.2. Terjadinya patah tulang (fraktur) akibat suatu benturan ringan, yang pada keadaan normal benturan seringan itu tidak berakibat apa-apa. 3. Tinggi badan makin lama makin bertambah pendek, disertai tulang belakang makin lama makin bungkuk (Kifosis).4. Nyeri pada tulang dan otot akibat perubahan postur tubuh.5. Gigi-geligi keropos, goyah dan tanggal. Menurut Data penelitian Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 2006 menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia rentan terkena penyakit osteoporosis. Dan wanita tiga kali lebih sering terjadi dibandingkan Pria dan usia rata-ratanya adalah 50 tahun.

3.2 SaranOsteoporosis merupakan penyakit tulang yang tidak dapat di ketahui keberadaanya. Kita hanya dapat mengetahui gejala awalnya. Dalam kasus osteoporosis ini melakukan pencegahan lebih baik dengan gaya hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang cukup kalsium dengan syarat pemenuhan untuk tubuh, dan berolahraga. Hal inilah yang dapat membantu kita untuk mencegah osteoporosis.

10