Osteoporosis

20
Osteoporosis

Transcript of Osteoporosis

Page 1: Osteoporosis

Osteoporosis

Page 2: Osteoporosis

Definisi Osteoporosis di tandai dengan kepadatan

tulang yang menurun dan kerusakan jaringan tulang yang menyebabkan kerapuhan tulang, dan dapat meningkatkan resiko patah tulang.

Tiga katagori osteoporosi :

- Osteoporosis post menopaus,- Osteoporosis terkait dengan usia.- Osteoporosis sekunder.

Organisasi kesehatan di dunia telah mengklasifikasikan massa tulang atas dasar nilai T. Nilai T adalah jumlah standar deviasi dari rata-rata kepadatan mineral tulang (BMD) pada populasi normal.

Page 3: Osteoporosis
Page 4: Osteoporosis
Page 5: Osteoporosis

PatofisiologiTerjadinya kehilangan tulang bilamna

proses resospsi berlebihanSebagai tambahan, Berkurangnya BMD,

karena intake tidak memadaiDefisiensi estrogen pada saat menopauseFaktor usia utamanya karena kekurangan

hormon, Ca, Vit DOsteoporosis yang diinduksi obat

kortikosteroid. Prednison dosis lebih besar dari 75 mg/hari, terapi suluh hormon tiroid, beberapa obat anti epilepsi (Fenitoin, fenobarbital).. Deposit medroksiprogesteron asetat dan senyawa lain.

Page 6: Osteoporosis

Tampilan Klinis

Beberapa orang tidak perhatian dengan osteoporosis yang terjadi pada dirinya, dan hanya perhatian ketika terjadi fraktur. Fraktur dapat terjadi oleh berbagai aktivitas.

Umumnya osteoporosis berkaitan dengan fraktur termasuk vertebrata, femur proximal dan radius distal (fraktur pregelangan tangan)

Page 7: Osteoporosis

Tampilan Klinis

Tingkatan atau gejala klinis pada osteoporosis yang biasa terjadi adalah berkurangnya tinggi badan, kiposis, lordosis, nyeri tulang atau patah tulang paling sering tulang rusuk, pinggul, atau lengan/tangan. Patah tulang rusuk adalah gejala yang paling sering terjadi dan patah tulang yang parah memungkinkan terjadinya kiposis bahkan lordosis.

Patah tulang yang akut biasanya hilang antara 2 sampai 3 bulan. Nyeri patah tulang kronik mungkin akan muncul sebagai nyeri yang dalam, lambat dan menjengkelkan disekitar tulang yang patah.

Page 8: Osteoporosis
Page 9: Osteoporosis

DiagnosaRiwayat pasien harus diketahui untuk

mengidentifikasi riwayat penyakit patah tulang dewasa, penyakit bawaan, operasi, jatuh dan adanya resiko osteoporosis.Faktor risiko osteoporosis dan fraktur

osteoporosis low BMD, Jenis kelamin wanita, ras/etnis, riwayat trauma fraktur ringan pada orang dewasa, BB ringan, meonopaus prematur (sebelum usia 45 tahun) rheumatoid artritis sistemik, terapi kortikosteroid, merokok, mengkonsumsi alkohol 3-4 gelas/hari

Riwayat keluarga penyakit osteoporosis dan patah tulang dari etnis kaukasia atau asia diakibatkan oleh factor genetic dan bentuk tubuh.

Page 10: Osteoporosis

DiagnosaFactor makanan dan factor gaya hidup seperti

kurangnya olahraga, merokok, mengkonsumsi alcohol berlebih, kurang terkena sinar matahari, asupan kalsium yang rendah, ketidaktoleran terhadap laktosa, mengkonsumsi kafein yang berlebihan, asupan fosfor dan protein hewani yang tinggi.

Penyakitkronis yang dapat meningkatkan resiko osteoporosis seperti hipertiroidisme, cushingsindrom, kanker tulang dan diabetes militus.

Pengobataan yang digunakan seperti meningkatkan glukokortikoid, penggantian tiroid yang berlebihan, dosis tinggi terapi heparin dalam jangka panjang, dan antikonvulsan.

Page 11: Osteoporosis

DiagnosaUji fisik termasuk menemukan nyeri tulang,

perubahan postur (seperti kyphosis) dan hilangnya tinggi badan (>1,5 in (3,8 cm)

Pengujian lab darah lengkap, kreatinin, blood urea nitrogen

T score

Page 12: Osteoporosis

Pencegahan dan PengobatanPencegahan idealnya dilakukan dengan meningkatkan mutu tulang pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Tujuan pengobatanya adalah untuk meminimalkan kekeroposan pada tulang dan mengurangi faktor patah tulang. Rasa sakit nyeri dan terus menerus pada penderita osteoporosis yang parah. Pencegahan dan Pengobatan Nonfarmakologi

Harus mempunyai keseimbangan diet dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup. Jika asupan makanan yang memadai tidak dapat dicapai, suplemen kalsium diperlukan. Dengan aerobik dan latihan penguatan dapat mencegah keropos tulang, kurangnya risiko jatuh dan patah tulang.

Pencegahan dan Pengobatan FarmakologiObat antiresorptif : Kalsium, vitamin D dan metabolit, biofosfonat, terapi estrogen dan hormon, modulator reseptor estrogen selektif, testosteron dan steroid anabolik, kalsitonin. Penelitian terapi pembentukan tulang : Hormon paratiroid dan flouride

Page 13: Osteoporosis

Lanjutan...

Obat antiresorptif Kalsium

Kalsium harus dikonsumsi dalam jumlah besar untuk mencegah hyperparatiroidisme dan kerusakan tulang. Penggunan kalsium dalam jumlah besar diketahui dapat mencegah atau mengganti kerusakan atau kehilangan tulang pada orang dewasa. Efek akan meningkat jika dikombinasikan.

Vitamin D dan MetabolitTambahan vitamin D telah terbukti meningkatkan BMD, dan mungkin mengurangi patah tulang. Vitamin D dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hiperkalsemia dan hiperkalsiuria.

BisfosfonatOsteoclas tidak dapat menempel pada permukaan tulang yang mengandung bisposponat. Bifosfonat memberikan peningkatan BMD terbesar dari agen antiresorptif. Penggunaan bisposponat harus hati-hati untuk menghindari efek samping serius pada saluran pencernaan serta untuk mengoptimalkan bioavailbilitas.

Page 14: Osteoporosis

Efek merugikan yang paling sering terjadi adalah, mual, nyeri pada perut, kembung, diare, dan iritasi pada esofagus, lambung atau usus dua belas jari, perforasi, maag atau pendarahan.

Esterogen Estrogen menurunkan pembentukan dan aktifitas osteoklas, menghambat sekitaran hormon para tiroid (HPT), menaikkan kadar kalsitriol dan penyerapan kalsium pada intestinal dan menurunkan eksresi kalsium pada ginjal. Penggunaan estrogen secara oral dan transdermal dengan dosis yang tepat dan berkala atau bergantian ERT/HRT memiliki efek yang sama terhadap BMD.Dosis harian ERT yang disarankan untuk pencegahan osteoporosis adalah conjugated equine estrogens 0,625 mg, ethinyl estradiol 0,02 mg, estropipate 0,625 mg, esterified estrogens 0,625 mg, micronized estradiol 1mg, 17-β –estradiol 2mg, estrone sulfate 1,5 mg, dan transdermal estradiol 0,05 mg/hari.ERT/HRT di-kontra indikasikan pada penderita kanker esterogen-dependent, pendarahan pada vagina yang tidak wajar, kanker hati yang parah, dan thrombolisis vascular dsb.

Page 15: Osteoporosis

Modulator Reseptor Estrogen Selektif (SERMs)

Raloxifen (Evista) 60 mg per hari dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan osteoporosis postmenopausal (setelah menopause). Raloxifen di-kontra indikasi-kan pada wanita penderita trombo-emboli. Efek samping lainnya adalah demam dan kram pada kaki.

Testosteron dan steroid anabolik

efek utamanya adalah meningkatkan penyerapan tulang, yang dapat menyebabkan meningkatnya massa dan kekuatan otot. Perubahan BMD secara umum kecil dan pada kebanyakan wanita menimbulkan efek samping (contohnya efek kelaki-lakian seperti hisutism, jerawat dan suara serak).

Kalsitonin

Kalsitonin (Miakalsin) semprot hidung, diindikasikan untuk pengobatan osteoporosis pada wanita yang telah menopause lebih dari 5 tahun. Karena obat ini memiliki efektifitas yang lebih sedikit dibandingkan pengobatan osteoporosis lainnya, obat ini paling sering digunakan pada pasien dengan nyeri tulang (pengkroposan) atau pada penderita yang tidak cocok dengan pengobatan yang lain.

Page 16: Osteoporosis

Penelitian terapi pembentukan tulang Hormon Paratiroid

Meskipun Hormon Paratiroid dapat meningkatkan penyerapan tulang, HPT dan fragmen N-terminalnya merupakan anabolik jika digunakan sekali sehari. Aktifitas anabolik mungkin terlihat dari peningkatan apoptosis osteoblas dan menurunnya pembentukan tulang dari osteoblas jangka panjang.

Efek samping yang ditunjukan kecil (seperti mual dan sakit kepala) tetapi pada dosis yang lebih tinggi efek samping ini lebih sering muncul.

FlourideFlouride meningkatkan aktifitas osteoblas dan pembentukan tulang. Dalam penelitian beberapa tahun, efisiensi fluride sebagai anti-pengkroposan masih meragukan dan flouride juga dapat meningkatkan kerapuhan tulang. Flouride tidak disarankan dalam pengobatan, namun sediaan sustained release (pelarutan bertahap) sedang dalam penelitian FDA.

Page 17: Osteoporosis

Penggunaan Glukokortikoid pada Penderita Osteoporosi

Glukokortikoid meningkatkan kekuatan otot dan pembentukan tulang dan menurunkan penyerapan tulang. Meningkatkan penyerapan kalsium dalam saluran pencernaan dan menurunkan sekresi pada ginjal karena efek hiperparatiroid.

Jika penghentian obat tidak dapat dilakukan, glukokortikoid harus diberikan pada dosis yang paling rendah dan dalam waktu yang singkat. Seluruh penderita harus melakukan perubahan gaya hidup dan mengkonsumsi Kalsium dan vitamin D dalam dosis yang besar.

Page 18: Osteoporosis

Evaluasi Hasil TerapeutikPenderita diberikan pencegahan atau pengobatan

menggunakan ERT/HRT, bisposponat, atau kalsitonin harus diperiksa setidaknya setahun sekali.

Kepatuhan dan toleransi pengobatan harus dievaluasi setiap kunjungan.

Pengukuran BMD disarankan setian 2 sampai 3 tahun jika T-line kurang dari -1.5. Untuk terapi pencegahan, BMD harus dinilai setiap 1 sampai 2 tahun sampai kerapatan stabil dan selanjutnya setiap 2 sampai 3 tahun. Pada terapi pengobatan, pengukuran BMD dilakukan setiap tahun selama 3 tahun. Jika stabil, pengukuran dapat dilakukan setiap 2 tahun, walaupun begitu pengukuran tahunan harus tetap dilakukan sampai stabil.

Pengawasan dan evaluasi tanda-tanda biokimia dari perubahan tulang selama pengobatan masih sangat disarankan.

Page 19: Osteoporosis

Terimakasih

Page 20: Osteoporosis

RaloxifeneBazedoxifeneLasofoxifeneTeriparatide