ortopedi

34
1. Apa yang dimaksud dengan ortopohedi? Berasal kata Yunani yang beraal dari kata Yunani yang berasal dari gabungan kata ‘ortos’ (lurus/bebas dari deformitas) dan ‘paes’ (anak). Jadi dalam arti sempit pada waktu itu, ortopedi adalah seni utuk mencegah dan memperbaiki kelainan bentuk pada anak-anak dan menganggap bahwa kelainan bentuk pada orang dewasa umumnya berasal dari kelainan pada waktu anak- anak.Menurut American Board of orthopaedic Surgery tahun 1953,menyebutkan: Orthopaedic Surgery is the branch of surgery especially concerned with the preservation and restoration of function of the skeletal system,its articulation and asored structures Ortopedi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang diagnosis dan penatalaksanaan kelainan ortopedi serta musculoskeletal.Ruang lingkup bedah ortopedi tidak saja terbatas pada tulang dan sendi tapi juga pada struktur-sruktur yang melekat pada tulang dan sendi termasuk di dalamnya otot, tendon, ligamentum, bursa, sinovia, saraf dan pembuluh darah. Ruang lingkup bedah ortopedi meliputi : 1. Kelainan bawaan dan perkembangan 2. Infeksi dan inflamasi 3. Penyakit reumatik, artropati, arthritis metabolik 4. Kelainan metbolik dan endokrin pada tulang 5. Kelainan degenerative tulang dan sendi 6. Kelainan neuromuscular 7. Kelainan epifisis dan lempeng epifisis

Transcript of ortopedi

Page 1: ortopedi

1. Apa yang dimaksud dengan ortopohedi?

Berasal kata Yunani yang beraal dari kata Yunani yang berasal dari gabungan kata ‘ortos’

(lurus/bebas dari deformitas) dan ‘paes’ (anak). Jadi dalam arti sempit pada waktu itu, ortopedi

adalah seni utuk mencegah dan memperbaiki kelainan bentuk pada anak-anak dan menganggap

bahwa kelainan bentuk pada orang dewasa umumnya berasal dari kelainan pada waktu anak-

anak.Menurut American Board of orthopaedic Surgery tahun 1953,menyebutkan: Orthopaedic

Surgery is the branch of surgery especially concerned with the preservation and restoration of

function of the skeletal system,its articulation and asored structures

Ortopedi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang diagnosis dan

penatalaksanaan kelainan ortopedi serta musculoskeletal.Ruang lingkup bedah ortopedi tidak

saja terbatas pada tulang dan sendi tapi juga pada struktur-sruktur yang melekat pada tulang dan

sendi termasuk di dalamnya otot, tendon, ligamentum, bursa, sinovia, saraf dan pembuluh darah.

Ruang lingkup bedah ortopedi meliputi :

1. Kelainan bawaan dan perkembangan

2. Infeksi dan inflamasi

3. Penyakit reumatik, artropati, arthritis metabolik

4. Kelainan metbolik dan endokrin pada tulang

5. Kelainan degenerative tulang dan sendi

6. Kelainan neuromuscular

7. Kelainan epifisis dan lempeng epifisis

8. Tumor dan sejenisnya

9. Trauma

2. Apa tanda pasti dan tanda tak pasti dari Fraktur ?

Tanda Pasti :

Krepitasi

Terasa krepitasi bila fraktur digerakkan . Krepitasi timbul oleh pergeseran atau beradunya

ujung ujung tulang kortikal .

 

Page 2: ortopedi

Adanya gerakan yang abnormal

Gerakan yang terjadi tidak pada sendi , misalnya pertengahan femur dapat digerakkan .

Ini adalah bukti paling penting adanya fraktur yang membuktikan adanya “ putusnya

kontinuitas tulang “ .

Tanda tidak pasti :

Kemerahan dan Edema

Nyeri bila digerakkan baik gerakan aktif maupun pasif

Adanya Luka

Adanya Deformitas

a. Rotasi

b. Pemendekan

c. Angulasi

d. Penonjolan yang abnormal

 

3. Sebutkan 4 prinsip penanganan fraktur?

a. Recognition : Diagnosis dan penilaian fraktur

Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan

anamnesis,pemeriksaan klinik dan radiologi. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan :

Lokalisasi fraktur

Bentuk fraktur

Menentukan teknik yang sesuai dengan pengobatan

Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan

b. Reduction : Reduksi fraktur apabila perlu

Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. Pada

fraktur intra-artikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin mengembalikan

fungsi normal dan mencegah komplikasi seperti kekauan, deformitas serta perubahan

osteoarthritis di kemudian hari.

Page 3: ortopedi

Posisi yang baik adalah :

Alignment yang sempurna

Aposisi yang sempurna

c. Retensi : Imobilisasi fraktur.

d. Rehabilitation : Mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.

4. Apa yang dimaksud kompartemen sindrom? Dan berapa kompartemen di

extremitas lengan?

Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan

intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang

tertutup. Ruangan tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah. Ketika tekanan

intrakompartemen meningkat, perfusi darah ke jaringan akan berkurang dan otot di dalam

kompartemen akan menjadi iskemik. Tanda klinis yang umum adalah nyeri, parestesia,

paresis, disertai denyut nadi yang hilang. Sindroma kompartemen dapat diklasifikasikan

menjadi akut dan kronik, tergantung dari penyebab peningkatan tekanan kompartemen dan

lamanya gejala. Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur,

trauma jaringan lunak, kerusakan arteri, dan luka bakar. Sedangkan sindroma kompartemen

kronik dapat disebabkan oleh aktivitas yang berulang misalnya lari.

ANATOMI

Fascia memisahkan serabut otot dalam satu kelompok. Kompartemen adalah merupakan

daerah tertutup yang dibatasi oleh tulang, interosseus membran dan fascia yang melibatkan

jaringan otot, saraf dan pembuluh darah.

Pada regio brachium, kompartemen dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

Kompartemen volar :

Otot flexor pergelangan tangan dan jari tangan, nervus ulnar dan nervus median.

Page 4: ortopedi

Kompartemen dorsal :

Otot ekstensor pergelangan tangan dan jari tangan, nervus interosseous

posterior.

Pada regio antebrachium, kompartemen dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Kompartemen volar :

Otot flexor pergelangan tangan dan jari tangan, nervus ulnar dan nervus median.

Kompartemen dorsal :

Otot ekstensor pergelangan tangan dan jari tangan, nervus interosseous

posterior.

Mobile wad :

Otot ekstensor carpi radialis longus, otot ekstensor carpi radialis brevis, otot

brachioradialis.

Pada regio wrist joint, kompartemen dibagi menjadi 6 bagian yaitu :

Kompartemen I :

Otot abduktor pollicis longus dan otot ekstensor pollicis brevis.

Kompartemen II :

Otot ekstensor carpi radialis brevis, otot ekstensor carpi radialis longus.

Kompartemen III :

Otot ekstensor pollicis longus.

Kompartemen IV :

Otot ekstensor digitorum communis, otot ekstensor indicis.

Kompartemen V :

Otot ekstensor digiti minimi.

Kompartemen VI :

Page 5: ortopedi

Otot ekstensor carpi ulnaris.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya sindroma kompartemen adalah tekanan di dalam kompartemen yang

terlalu tinggi, lebih dari 30 mmHg. Adapun penyebab terjadinya peningkatan tekanan

intrakompartemen adalah peningkatan volume cairan dalam kompartemen atau penurunan

volume kompartemen.

Peningkatan volume cairan dalam kompartemen dapat disebabkan oleh :

Peningkatan permeabilitas kapiler, akibat syok, luka bakar, trauma langsung

Peningkatan tekanan kapiler, akibat latihan atau adanya obstruksi vena.

Hipertrofi otot.

Pendarahan.

Infus yang infiltrasi.

Penurunan volume kompartemen dapat disebabkan oleh :

Balutan yang terlalu ketat.

PATOGENESIS

Perkembangan sindroma kompartemen tergantung tidak hanya pada tekanan

intrakompartemen tapi juga tekanan sistemik darah. Patofisiologi sindroma kompartemen

melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan peningkatan tekanan

jaringan, penurunan aliran darah kapiler dan nekrosis jaringan lokal akibat hipoksia.

Ketika tekanan dalam kompartemen melebihi tekanan darah dalam kapiler dan menyebabkan

kapiler kolaps, nutrisi tidak dapat mengalir keluar ke sel-sel dan hasil metabolisme tidak

dapat dikeluarkan. Hanya dalam beberapa jam, sel-sel yang tidak memperoleh makanan akan

mengalami kerusakan. Pertama-tama sel akan mengalami pembengkakan, kemudian sel akan

berhenti melepaskan zat-zat kimia sehingga menyebabkan terjadi pembengkakan lebih lanjut.

Pembengkakan yang terus bertambah menyebabkan tekanan meningkat. Aliran darah yang

melewati kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti.

Page 6: ortopedi

Terjadinya hipoksia menyebabkan sel-sel akan melepaskan substansi vasoaktif (misal :

histamin, serotonin) yang meningkatkan permeabilitas endotel. Dalam kapiler-kapiler terjadi

kehilangan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan jaringan dan memperberat kerusakan

disekitar jaringan dan jaringan otot mengalami nekrosis.

5. Apa yang dimaksud dengan radius distal dan distal radius?

Fraktur radius distal adalah patah tulang pada radius. Ujung tulang ini yang menuju ke

pergelangan tangan disebut radius distal. Fraktur radius distal paling banyak terjadi ketika

seseorang jatuh dan mencoba untuk menahan badan mereka sendiri dengan

tangan terulur. Kecelakaan mobil, motor dan bersepeda adalah kegiatan yang banyak

menyebabkan cedera ini

6. Jelaskan tentang fraktur spine ?

Fraktur spine : diskontinuitas dari tulang belakang (vertebrae) akibat trauma Misalnya

akibat kecelakaan kerja seperti jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas .

PATOFISIOLOGI

Tulang belakang tersusun secara segmental dari 7 ruas tulang servikal, 12 ruas tulang torakal,

5 ruas tulang lumbal, 5 ruas tulang sakral yang menyatu dan 4 ruas tulang ekor .

Stabilitas tulang belakang di susun oleh dua komponen , yaitu komponen tulang dan

komponen jaringan lunak .

Trauma dapat mengakibatkan cedera pada medula spinalis secara langsung dan tidak

langsung. Fraktur pada tulang belakang yang menyebabkan instabilitas pada tulang belakang

adalah penyebab cedera pada medula spinalis secara tidak langsung. Apabila trauma terjadi

dibawah segmen cervical dan medula spinalis tersebut mengalami kerusakan sehingga akan

berakibat terganggunya distribusi persarafan pada otot-otot yang dsarafi dengan manifestasi

kelumpuhan otot-otot intercostal, kelumpuhan pada otot-otot abdomen dan otot-otot pada

kedua anggota gerak bawah serta paralisis sfingter pada uretra dan rektum. Distribusi

persarafan yang terganggu mengakibatkan terjadinya gangguan sensoris pada regio yang

disarafi oleh segmen yang cedera tersebut.

Page 7: ortopedi

Klasifikasi derajat kerusakan medulla spinalis :

1. Frankel A = Complete, fungsi motoris dan sensoris hilang sama sekali di bawah level

lesi.

2. Frankel B = Incomplete, fungsi motoris hilang sama sekali, sensoris masih tersisa di

bawah level lesi.

3. Frankel C = Incomplete, fungsi motris dan sensoris masih terpelihara tetapi tidak

fungsional.

4. Frankel D = Incomplete, fungsi sensorik dan motorik masih terpelihara dan fungsional.

5. Frankel E = Normal, fungsi sensoris dan motorisnya normal tanpa deficit neurologisnya.

GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis tergantung pada letak dan besarnya kerusakan , Kerusakan tulang

belakang memperlihatkan gejala seperti nyeri leher,nyeri punggung , kelemahan anggota gerak,

atau perubahan sensitivitas.

Kerusakan melintang (lesi transversa) memberikan gambaran berupa hilangnya fungsi

motorik maupun fungsi sensorik kaudal dari tempat kerusakan.

penanggulangan trauma tulang belakang dan medula spinalis

Prinsip umum :

Pikirkan selalu kemungkinan adanya cedera medula spinalis

Mencegah terjadinya cedera kedua

Waspada akan tanda yang menunujukkan lesi transversa

Lakukan evaluasi dan rehabilitasi

Tindakan :

Adakah imobilisasi ditempat kejadian (dasar papan)

Optimalisasi faal ABC : jalan napas,pernapasan dan peredaran darah

Penanganan kelainan yang lebih urgen

Pemeriksaaan neurologik untuk menentukan tempat lesi

Pemeriksaan radiologis

Tindakan bedah (dekompresi,reposisi,atau stabilisasi)

Page 8: ortopedi

Pencegahan penyulit

7. Perbedaan fraktur spine cervical, thoracal, dan lumbal?

Trauma vertebra cervikalis

Suatu trauma yang serius dan dapat menyebabkan kematian segera oleh karena gangguan

pernapasan.

Klasifikasi

Trauma pada vertebra cervikalis dapt dibagi atas dua cara :

1. Berdasarkan patologi anatomi

Kompresi fraktur baji badan vertebra

Fraktur rekah badan vertebra

Ekstensi subluksasi

Fleksi subluksasi

Dislokasi dan fraktur dislokasi

Fraktur atlas (C1)

Fraktur dislokasi sendi atlanto-aksial

Pergeseran jaringan lunak intra-spinal

Fraktur processus spinosus

2. Berdasarkan mekanisme trauma

Fleksi

Fleksi rotasi

Ekstensi

Page 9: ortopedi

Kompresi vertical

Gambaran klinis

Nyeri dan kaku leher beberapa tahun

Sakit kepala

Mual

Depresi

Gangguan penglihatan

Parestesia pada lengan

Pada fraktur vertebra servikal dapat terjadi :

1. Tanpa kelainan pada sumsum tulang belakang

Pada anamnesis ditemukan riwayat trauma dengan spasme otot leher, nyeri yang hebat

pada bagian atas leher serta daerah oksipital.Pada pemeriksaan fisis gerakan pada leher

sangat terbatas.pengobatan fraktur tanpa adanya gangguan neurologis yaitu dengan traksi

kepala menurut Crutchfield cranial tong atau Blackburn tong selama 6 minggu.Dapat

pula dilakukan pemasangan gips Minerva.

2. Dengan kelainan sumsum

Keadaan ini merupakan suatu kelainan yang serius dan perlu ditangani segera dengan

melakukan traksi serta perawatan pada penderita dengan kelainan tetraplegi

Jenis-jenis trauma yang terjadi

1. Trauma hiperekstensi

2. Kompresi fraktur yang bersifat baji

3. Fraktur rekah

4. Fraktur badan vertebra komunitif

Page 10: ortopedi

5. Subluksasi

Fraktur vertebral thorakal

Fraktur vertebra thorakal biasanya disebabkan oleh karena trauma vertical melalui aksis

longitudinal dari tulang belakang.Trauma ini terjadi oleh karena tertimpa beban dari atas atau

jatuh dari ketinggian.Secara normal tulang belakang berbentuk fleksi sehingga trauma yang

terjadi akan menyebabkan gerakan fleksi yang hebat.Kebanyakan trauma pada vertebra torakal

adalah trauma hiperfleksi dan jarang oleh karena hiperekstensi

Mekanisme trauma

Penyebab fraktur :

1. Trauma vertical sepanjang aksis longitudinal tulang belakang baik karena trauma dari

kepala atau dari bawah.Pada keadaan ini terjadi fraktur rekah seperti pada trauma

vertebra servikal.

2. Trauma hiperfleksi terjadi fraktur dengan kolaps satu atau dua vertebra di depan dan

berbentuk baji yang akan memberikan kifosis.

3. Fleksi disertai dengan rotasi akan menghasilam fraktur serta dislokasi sendi intervertebra,

dimana terjadi pergeseran vertebra diatas terhadap vertebra dibawahnya.

Khyposis ialah istilah yang digunakan jika terjadinya kelainan pada lengkung sagital yang

berlebihan di daerah thoracal columna vertebralis.keadaan ini dapat disebabkan oleh kelemahan

otot atau perubahan struktur korpus vertebra atau discus intervertebralis. Crush fraktur atau

destruksi oleh tuberculosis pada korpus vertebra mengakibatkan kyposis anular akuta kolumna

vertebralis.

Fraktur vertebra lumbal

Fraktur pada vertebra lumbal dapat terjadi oleh karena trauma aksis longitudinal pada

daerah kepala atau bokong.

Trauma pada vertebra lumbal biasanya dipergunakan lengkungan sagital yang berlebihan

di daerah lumbal yang sering disebut dengan lordosis.Lordosis dapat disebabkan oleh

Page 11: ortopedi

bertambahnya beban isi abdomen, dapat juga diakibatkan oleh penyakit kelainan columna

vertebralis seperti pada spondylolisthesis.Kemungkinan bahwa keadaan ini merupakan

kompensasi postural pada kyphosis thoracicus atau penyakit articulation coxae (dislocation

congenitalis).

8. Mengapa tulang cervical ada 7 tapi saraf nya ada 8?

Gambar plexus cervical dan plexus brachialis

Persarafan keluar dari hubungan antara 2 buah tulang yang membentuk persendian,pada tulang

cervical selain membentuk persendian antara tulang satu dengan yang lain,tulang cervical juga

membentuk persendian dengan tulang tengkorak sehingga walau pun jumlah tulang cervical ada

7 buah tapi persarafan yang keluar diantara tulang cervical ada 8 buah.

Page 12: ortopedi

9. Jelaskan tentang refleks cremaster ?

Refleks Cremaster yaitu dengan melakukan goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah.Respon : elevasi testis ipsilateral , apabila terdapat lesi pada L1 reflek negatif .

10. Apa yang dimaksud fraktur suprakondiler humeri?

Fraktur suprakondiler humeri (tansondiler) merupakan fraktur yang sangat sering

ditemukan pada anak-anak setelah fracture ante brachii.Dikenal dua tipe fraktur supakondiler

humeri berdasarkan pergeseran fragmen distal, yaitu :

A. Tipe posterior (tipe ekstensi)

Tipe ekstensi merupakan 99% dari seluruh jenis fraktur suprakondiler

humeri.Pada tipe ini fragmen distal bergeser ke arah posterior.

B. Tipe anterior (tipe fleksi)

Tipe anterior (tipe fleksi) hanya merupakan 1-2%dari seluruh fraktur

suprakondiler humeri.Disini fragmen distal bergeser ke arah anterior.

Mekanisme Trauma

Tipe ekstensi terjadi apabila trauma terjadi pada saat sendi siku dalam posisi hiperekdstensi

atau sedikt fleksi serta pergelangan tangan dalam posissi dorso fleksi.Sedangkan tipe fleksi

terjadi bila penderita jatuh dan terjadi trauma langsung sendi siku pada distal humeri.

DEFINISI

Fraktur suprakondilus merupakan salah satu jenis fraktur yang mengenai daerah elbow, dan

sering ditemukan pada anak-anak. Fraktur suprakondilus adalah fraktur yang mengenai

humerus bagian distal di atas kedua kondilus. Pada fraktur jenis ini dapat dibedakan menjadi

fraktur supracondilus extension type (pergeseran posterior) dan flexion type (pergeseran

anterior) berdasar pada bergesernya fragmen distal dari humerus. Jenis fleksi adalah jenis

Page 13: ortopedi

yang jarang terjadi. Jenis ekstensi terjadi karena trauma langsung pada h.umerus distal

melalui benturan pada siku dan lengan bawah dalam posisi supinasi dan dengan siku dalam

posisi ekstensi dengan tangan yang terfiksasi. Fragmen distal humerus akan terdislokasi ke

arah posterior terhadap humerus.

Fraktur humerus suprakondiler jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada

telapak tangan dan lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi.

Pada pemeriksaan klinis didapati siku yang bengkak dengan sudut jinjing yang berubah.

Didapati tanda fraktur dan pada foto Rontgen didapati fraktur humerus suprakondiler

dengan fragmen distal yang terdislokasi ke posterior.

KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan ada tidaknya pergeseran fragmen (fraktur pada anak)

Tipe I : Terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang

berupa garis

Tipe II : Tidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara

humerus dan kondilus lateralis (normal 40o)

Tipe III : Terdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta

masih ada kontak antara kedua fragmen.

Tipe IV : Pergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.

Gambar Klasifikasi fraktur humeri pada anak

MEKANISME CEDERA

Fraktur Suprakondi'us Extension Type (Pergeseran kearah Posterior)

Menunjukkan cedera yang luas, dan biasanya akibat jatuh pada tangan yang terekstensi.

Humerus patah tepat di atas condilus. Fragmen distal terdesak ke belakang lengan bawah

Page 14: ortopedi

(biasanya dalam posisi pronasi) terpuntir ke dalam. Ujung fragmen proksimal yang bergerigi

mengenai jaringan lunak bagian anterior, kadang mengenai artmi brachialis atau n.

medianus. Periosteum posterior utuh,sedangkan periosteum anterior ruptur; terjadi hematom

fossa cubiti dalam jumlah yang signifikan.

Fraktur suprakondilus flexion type

Tipe fleksi terjadi bila penderita jatuh dan terjadi trauma langsung pada sendi siku pada

distal humeri.

GAMBARAN KLINIS

Setelah jatuh anak merasa nyeri dan siku mengalami pembengkakan; deformitas pada siku

biasanya jelas serta kontur tulang abnormal. Nadi perlu diraba dan sirkulasi perlu diperiksa,

serta tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya bukti cedera saraf dan gangguan

vascularisasi, sehingga bila tidak diterapi secara cepat dapat terjadi:"acute volksman

ischaemic" dengan tanda-tanda: pulseles, pale,pain,paresa,paralysis.

Pada lesi saraf radialis didapati ketidakmampuan untuk ekstensi ibu jari dan ekstensi jari

lain pada sendi metacarpofalangeal. Juga didapati gangguan sensorik pada bagian dorsal

serta metacarpal I. Pada lesi saraf ulnaris didapati ketidakmampuan untuk melakukan

gerakan abduksi dan aduksi jari. Gangguan sensorik didapati pada bagian volar jari V. Pada

lesi saraf medianus didapati ketidakmampuan untuk gerakan oposisi ibu jari dengan jari

lain. Sering didapati lesi pada sebagian saraf medianus, yaitu lesi pada cabangnya yang

disebut saraf interoseus anterior. Di sini didapati ketidakmampuan jari I dan II untuk

melakukan fleksi.

GAMBARAN RADIOLOGIS

Fraktur terlihat jelas dalam posisi foto lateral, di mana pada fraktur jenis ekstension ini

didapatkan garis fraktur berjalan oblique ke bawah dan ke depan serta fragmen distal

bergeser ke belakang, ataupun miring ke belakang. Dalam posisi antero posterior foto

seringkali susah didapatkan dengan baik akibat nyeri yang dirasakan oleh anak dan mungkin

dapat ditunda hingga telah dilakukan anaesthesi.

 

Page 15: ortopedi

 

Gambar fraktur ekstensi suprakondilus

Gambar Fraktur fleksi suprakondilus

Page 16: ortopedi

Catatan bahwa foto tersebut (tipe fleksi) dalam posisi foto lateral tampak fragmen distal

telah bergeser volar dibandingkan dengan bagian proksimal

KOMPLIKASI FRAKTUR SUPRAKONDILUS HUMERUS

1. Pembentukan lepuh kulit

Pembengkakan sendi siku terjadi karena gangguan drainase atau mungkin juga karena

perban yang terlalu ketat.

2. Maserasi kulit pada daerah antekubiti

Komplikasi ini terjadi karena setelah reposisi , dilakukan fleksi akut pada sendi siku yang

menyebabkan tekanan pada kulit.

3. Sindroma kompartemen

4. Iskemik Volkmann

Iskemik Volkmann terutama terjadi pada fraktur suprakondiler humeri tipe ekstensi,

fraktur antebraki (fraktur ulna dan radius) dan dislokasi sendi siku. Iskemik terjadi karena

adanya obstruksi sirkulasi vena karena verban yang terlalu ketat, penekanan gips atau

fleksi akut sendi siku. Di samping itu terjadi pula obstruksi pembuluh darah arteri yang

menyebabkan iskemik otot dan saraf lengan bawah. Iskemik Volkmann ditandai dengan

5P (pain, pallor, pulselessness, parasthesia dan paralysis).

4. Trauma saraf perifer

Trauma saraf perifer sering mengenai nervus medianus yaitu interosseus anterior nerve

daripada nervus ulnaris. Ditandai dengan gejala penderita tidak dapat memfleksikan ibu

jari dan jari telunjuk. Kelainan ini biasanya berdifat sementara dan prognosisnya baik.

 

Gambar Lesi pada nervus medianus

Page 17: ortopedi

 

5. Mallunion

Komplikasi mallunion dapat berupa kubitus varus atau perubahan letak posisi distal

humerus ke posterior (carrying angle). Kubitus varus merupakan komplikasi paling

sering ditemukan. Kelainan ini sulit dihindarkan kecuali dengan melakukan reposisi yang

akurat. Kelainan dekubitus varus akan memberikan gejala sisa dan secara psikologis anak

merasa rendah diri sehingga perlu dilakukan koreksi osteotomi. Perubahan posisi

humerus distal akan memberikan gangguan pergerakan fleksi,sehingga terjadi

hiperekstensi. Pada keadaan ini perlu dilakukan koreksi osteotomi.

 

Gambar Carrying angle

 

Gambar Kubitus varus.

6. Miositis osifikans

Merupakan komplikasi lanjut fraktur suprakondiler humeri yang akan memberikan

gangguan pergerakan pada sendi siku di kemudian hari.

Page 18: ortopedi

TERAPI

Terapi fraktur supracondylus extension type

Berbeda dengan fraktur pada anak, fraktur humerus suprakondiler pada orang

dewasa sering kali menghasilkan fragmen distal yang kominutif dengan garis fraktur

berbentuk Y atau T. Mekanisme trauma dan tanda klinis tidak berbeda dengan fraktur pada

anak. Penanggulangan fraktur ini pada orang dewasa lebih banyak bersifat operatif, yaitu

reposisi terbuka dan fiksasi fragmen fraktur dengan fiksasi yang kokoh, yang

memungkinkan gerakan dini sendi siku. Hal ini dikerjakan agar tidak terjadi komplikasi

berupa sendi kejur siku akibat perlengketan sendi

Penanganan fraktur suprakondiler pada anak-anak

Tipe I Pada anak apabila tidak disertai dengan pergeseran, maka tidak perlu dilakukan

reduksi; anak hanya memakai kain gendongan selama 2-3 minggu.

Sedangkan fraktur yang disertai dengan pergeseran hams dilakukan reduksi secepat

mungkin, dengan menggunakan anaesthesi umum (general anaesthesi). Reduksi

dilakukan dengan manuver secara metodik dan berhati-hati

1. Traksi selama 2-3 menit di sepanjang lengan dengan traksi lawan di atas siku,

2. Koreksi terhadap kemiringan, pergeseran atau pemuntiran (rotasi) ke samping

dibandingkan dengan lengan sebelah,

3. Siku difleksikan perlahan-lahan sementara traksi tetap dipertahankan,

4. Tekanan jari di belakang fragmen distal untuk mengoreksi kemiringan

posterior, kemudian dilakukan perabaan nadi: di mana bila nadi tak teraba,

segera kendurkan fleksi siku hingga nadi muncul kembali. Sinar-x diambil

untuk memastikan reduksi, sambil memeriksa dengan cermat untuk

memastikan bahwa tidak terjadi angulasi varus maupun valgus dan tidak ada

deformitas rotasional. Setelah reduksi, lengan dipertahankan dalam suatu

Page 19: ortopedi

collar dan manset, terus-menerus, selama 3 minggu. Setelah itu,

diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan disangga alam kain

gendongan dan ekstensi dihindari selama 3 minggu kemudian.

Terapi juga dapat dilakukan berdasarkan tipe fraktur

Tipe I : Cukup dengan pemasangan mitela dan sembuh dalam 10 hari

sampai 2 minggu.

Tipe II : Perlu dilakukan reposisi tertutup untuk mengembalikan posisi humerus

distal karena akan terdapat gangguan dalam pergerakan ekstensi dan fleksi sendi

siku di kemudian hari.

Tipe III dan IV : Reposisi tertutup sebaiknya dengan menggunakan image

intensifier dan dapat difiksasi dengan K-wire perkutaneus atau fiksasi dan

dipasang gips. Apabila tidak berhasil, maka dianjurkan tindakan operasi terbuka

dengan pemasangan K-wire, juga pada penderita yang datang setelah beberapa

hari terjadinya fraktur.

11. Bagaimana Etiologi dari Kontraktur ?

Kontraktur merupakan suatu keadaan patologis dari suatu kontraksi ( proses dinamik

aktif yang melibatkan fungsi dari sel yang hidup serta pemindahan energi ) Umumnya terjadi

apabila pembentukan sikatrik berlebihan dari proses penyembuhan luka .

Kontraktur adalah hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara pasif

maupun aktif karena keterbatasan sendi , fibrosis jaringan penyokong , otot , dan kulit .

Penyebab utama adalah tidak ada atau kurangnya mobilisasi sendi  akibat suatu keadaan

misalnya imbalance kekuatan otot , penyakit degenerasi , kongenital , inflamasi , dll .

Efek kontraktur tersebut menyebabkan terjadinya gangguan fungsional , gangguan

mobilisasi , dan gangguan aktifitas kehidupan sehari hari .

Jenis kontraktur menurut jaringan yang terlibat :

1. Kontraktur dermatogen , hanya terbatas pada kulit saja

2. Kontraktur desmogen , mengenai jaringan dibawah kulit misalnya tendon dll

3. Kontraktur artrogen , sudah mengenai bagian dari sendi

Page 20: ortopedi

Sedangkan menurut bentuknya kontraktur dibagi atas :

1. kontraktur linier

berbentuk garis lurus.

dipinggir gari ini terdapat web yang merupakan kelebihan kulit.

pada penanggulangannya dibuat desain Z palsty , yaitu dua buah flep segitiga

yang saling dipindahkan tempatnya.

2. kontraktur difusa

Berbentuk difusa pada persendian.

Pada penanggulangannya dilakukan pelepasan dari kontraktur dan kekurangan

kulit yang timbul ditutup dengan full thickness skin graft.

Penanganan pada Kontraktur

Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah pengembalian fungsi

anggota badan untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren. Penanganan kontraktur dapat

dliakukan secara konservatif dan operatif :

1. Konservatif

Seperti halnya pada pencegahan kontraktur, tindakan konservatif ini lebih mengoptimalkan

penanganan fisioterapi terhadap penderita, meliputi :

Proper positioning

Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini harus

dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat di tempat tidur.  

Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :

Leher : ekstensi / hiperekstensi

bahu : abduksi, rolasi eksterna

Antebrakii : supinasi

Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”

Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna

Page 21: ortopedi

Pergelangan kaki : dorsofleksi

Exercise

Untuk memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan

terus-menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang tidak terkena,

merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur. 

Adapun macam-macam exercise adalah :

Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.

Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi otot

tanpa gerakan sendi.

Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri tetapi mendapat

bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota gerak penderita yang sehat.

Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan melawan tahanan

yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.

Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap penderita.

Stretching

Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan

stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan proper positioning. Berdiri adalah

stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk stretching panggul depan dan lutut bagian

belakang. 

Splinting / bracing

 Pemanasan

Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar, ultrasound adalah

pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10 menit per lapangan. Ultrasound

merupakan modalitas pilihan untuk semua sendi yang tertutup jaringan lunak, baik sendi kecil

maupun sendi besar.

2. Operatif

Page 22: ortopedi

Tindakan operatif adalah pilihan terakhir apabila pcncegahan kontraktur dan terapi konservatif

tidak memberikan hasil yang diharapkan, tindakan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa

cara :

a. Z – plasty atau S – plasty

Indikasi operasi ini apabila kontraktur bersama dengan adanya sayap dan dengan kulit sekitar

yang lunak. Kadang sayap sangat panjang sehingga memerlukan beberapa Z-plasty.

b. Skin graft

Indikasi skin graft apabila didapat jaringan parut yang sangat lebar. Kontraktur dilepaskan

dengan insisi transversal pada seluruh lapisan parut, selanjutnya dilakukan eksisi jaringan parut

secukupnya. Sebaiknya dipilih split thickness graft untuk l potongan, karena full thickness graft

sulit. Jahitan harus berhati-hati pada ujung luka dan akhirnya graft dijahitkan ke ujung-ujung

luka yang lain, kemudian dilakukan balut tekan. Balut diganti pada hari ke 10 dan dilanjutkan

dengan latihan aktif pada minggu ketiga post operasi.

c. Flap

Pada kasus kasus dengan kontraktur yang luas dimana jaringan parutnya terdiri dari jaringan

fibrous yang luas, diperlukan eksisi parsial dari parut dan mengeluarkan / mengekspos pembuluh

darah dan saraf tanpa ditutupi dengan jaringan lemak, kemudian dilakukan transplantasi flap

untuk menutupi defek tadi. Indikasi lain pemakaian flap adalah apabila gagal dengan pemakaian

cara graft bebas untuk koreksi kontraktur sebelumnya. Flap dapat dirotasikan dari jaringan yang

dekat ke defek dalam 1 kali kerja

Page 23: ortopedi

Sumber :

De Jong, Wim. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta .Penerbit Buku Kedokteran EGC.

R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 1. Jakarta: EGC. 2006.

Rasjad Chairuddin.2007.Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Jakarta.PT.Yarsif Watampone (Anggota IKAPI).

Snell,Richard.2000.Anatomi Klinik Edisi 6.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Staf pengajar bagian ilmu bedah fakultas kedokteran UI, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta: Binarupa Aksara.

http://yunu5mu5tofa.wordpress.com/2012/01/24/askep-fraktur-kompresi-tulang- belakang/diakses 13 oktober 2012

http://orthopaedi-dan.blogspot.com/2012/03/kompartemen-sindrom.html/diakses 13 oktober 2012

Page 24: ortopedi

TUGAS ORTHOPEDI

dr.Yanuar Cahya Darma, Sp.OT

Disusun oleh :

1. Ni Made Desi Suzika dewi 08700005

2. Pande Putu Bagus Premana 08700022

3. Thuaibatul Islamia 08700053

4. Luluk Nurul F 08700264

Page 25: ortopedi