Tugas Ortopedi Gari

32
Gari Kharisma 11.2013.262 Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah RSUD Koja. 1. Definisi dan Klasifikasi Syok. Syok adalah sindrom gangguan perfusi dan oksigenasi sel secara menyeluruh sehingga kebutuhan metabolism jaringan tidak terpenuhi. Akibatnya terjadi gangguan fungsi sel atau jaringan atau organ, berupa gangguan kesadaran, fungsi penafasan, system pencernaan, perkemihan, serta system sirkulasi itu sendiri. Klasifikasi Syok dapat diglongkan menjadi 5 klasifikasi, meliputi : 1. Syok hipovolemik (disebabkan oleh kehilagan cairan / darah) 2. Syok kardiogenik (disebabkan oleh masalah pada jantung) 3. Syok anafilaktik (disebabkan oleh reaksi alergi) 4. Syok Septik (disebabkan oleh infeksi) 5. Syok Neurogenik (disebabkan oleh kerusakan sistem saraf) Syok Hipovolemik Syok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi diikuti dengan menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung). Beberapa contoh penyebab dari syok hopovolemik, seperti

description

cvbcvbcvb

Transcript of Tugas Ortopedi Gari

Gari Kharisma11.2013.262Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah RSUD Koja.

1. Definisi dan Klasifikasi Syok.Syok adalah sindrom gangguan perfusi dan oksigenasi sel secara menyeluruh sehingga kebutuhan metabolism jaringan tidak terpenuhi. Akibatnya terjadi gangguan fungsi sel atau jaringan atau organ, berupa gangguan kesadaran, fungsi penafasan, system pencernaan, perkemihan, serta system sirkulasi itu sendiri. KlasifikasiSyok dapat diglongkan menjadi 5 klasifikasi, meliputi :1. Syok hipovolemik(disebabkan oleh kehilagan cairan / darah)2. Syok kardiogenik (disebabkan oleh masalah pada jantung)3. Syok anafilaktik (disebabkan oleh reaksi alergi)4. Syok Septik (disebabkan oleh infeksi)5. Syok Neurogenik (disebabkan oleh kerusakan sistem saraf) Syok HipovolemikSyok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi diikuti dengan menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung). Beberapa contoh penyebab dari syok hopovolemik, seperti pendarahan baik eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah, peritonitis, dll Syok KardiogenikSyok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa berasal, apakahdari dalam jantung atau luar jantung. Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan karena kematian otot jantung (myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung yang membuat curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok kardiogenik diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular Septal Defect), Valvular lesion, CHF(Chronic Heart Disease) yang berat, Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok kardiogenik ini terjadi ketika ventrikel gagal manejadi pompa disertai dengan menurunnya tekanan darah sistolik < 90mmHg minimal dalam waktu 30 menit, dan terjadi peningkatan tekanan kapiler pulmo yang disebabkan oleh kongesti pary, atau edema pulmo.

Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh adanya obstruksi pada aliran sirkuit kardiovaskular dengan karakteristik terdapat gangguan pada pengisisan diastolik ataupun adanya afterload yang berlebihan. Penyebab dari syok kardiogenik ini diantaranya, Pulmonary embolism, Cardiac temponade, Tension Penumothorax, dll

Syok AnafilaktikSyok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi alergi yang dimediasi oleh IgE pada sel mast dan basofil yang diakibatkan oleh antigen tertentu yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator - mediator sepagai respon imun. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi bronkhus, ataupun dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas terdiri dari primer dan sekunder. mediator primer meliputi histamin, serotonin, Eosinofil chemotactic factor dan enzim proteoitik. Sedangkan mediator sekunder meliputi PAD, bradikinin, prostagandin, dan leukotriene.

Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya, insect venom, antibiotik (beta lactams, vancomycin, sulfonamide), heterologues serum (anti toxin, anti sera), latex, vaksin yang berbasis telur, tranfusi darah, immunogobulin.

Syok SeptikTerjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi pada darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab yang sering meliputi peritonitis, pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut tubuh melakukan respon dengan terlepasnya mediator inflamasi seperti il-1, TNF, PGE2, NO, dan leukotriene yang menyebabkan berbagai kejadian berikut :1. relaksasi vaskular2. meningkatnya permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan defisit volume intravaskular)3. Menurunya kontraktilitas jantungKarakteristik tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi, vasodilatasi, meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat vasodilatasi dan laju metabolime yang meningkat, serta adanya DIC yang menyebabkan pendarahan terutama di saluran cerna.

Syok NeurogenikSyok neuro genik disebabkan oleh cideranya medula spinalis terutama pada segment thoracolumbal, sehingga menebabkan hilangnya tonus simpatis. Hal ini menyebabkan hilangnya tonus vasomotor, bradikardi, hipotensi. Biasanya pasien tampak sadar namun hangat dan kering akibat hipotensi.

2. Penanganan kekurangan cairan atau dehidrasiPada dehidrasi sedang sampai dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Cairan Badan Total [CBT] (liter): CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140 CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg) CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

3. Perdarahan dan ATLSPerdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan.kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat. Berdasarkan letak keluarnya darah, perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Perdarahan luar (terbuka)Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan nama Perdarahan Luar (terbuka). Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar ini dibagi menjadi tiga bagian: Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena kaya dengan oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan, sehingga harus terus dilakukan pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga diperoleh bantuan medis. Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah gelap, walaupun terlihat luas dan banyak namun umumnya perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Namun perdarahan vena ini juga berbahaya bila terjadi pada perdarahan vena yang besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke dalam pembuluh darah melalui luka yang terbuka.Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan tingkat perdarahannya. Untuk perdarahan terbuka, pertolongan yang dapat diberikan antara lain: Tekanan Langsung pada Cedera. Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam). Cara yang terbaik pada umumnya yaitu dengan mempergunakan kassa steril (bisa juga dengan kain bersih), dan tekankan pada tempat perdarahan. Tekanan itu harus dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih baik dapat diberikan. Kasa boleh dilepas jika sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan yang baru.

Elevasi. Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut) sehingga lebih tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, di atas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama. Elevasi dilakukan hanya untuk perdarahan pada daerah alat gerak saja dan dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung. Metode ini tidak dapat digunakan untuk korban dengan kondisi cedera otot rangka dan benda tertancap. Tekanan pada titik nadi. Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher, dan dekat tulang selangka ), brachial artery (di lipat siku), radial artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki). Immobilisasi. Bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya gerakan, diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut menurun.

Perdarahan dalam (tertutup)Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban dengan benda tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, dan lain sebagainya. Luka tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat ringannya luka tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai walaupun luka luarnya terlihat nyata.Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban karena kulit masih utuh, tapi dapat melihat darah yang terkumpul di bawah permukaan kulit seperti halnya kasus memar. Perdarahan dalam ini juga bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian. Untuk kasus yang menyebabkan kematian adalah karena:Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah besar yang bisa menyebabkan hilangnya banyak darah dalam waktu singkat.Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang paha dapat merusak jaringan dan pembuluh darah sehingga darah yang keluar dapat menimbulkan syok.

Tanda-tanda yang mudah dikenali pada perdarahan dalam: Memar disertai nyeri tubuh Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan petunjuk bagian dalam yang mengalami cedera Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar Muntah darah Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti kopi Luka tusuk khususnya pada batang tubuh Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga Batuk darah Buang air kecil bercampur darahCara cara penatalaksanaan untuk korban dengan perdarahan dalam adalah sebagai berikut: Baringkan korban Pertahanan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi Berikan oksigen bila ada Periksa pernafasan dan nadi secara berkala Rawat sebagai syok Jangan memberikan makan atau minum Jangan lupa mengenai cedera atau gangguan lainnya Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekatBerbeda dengan perdarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada korban yang mengalami perdarahan dalam adalah sebagai berikut: Rest. Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin Ice. Bagian yang luka dikompres es sehingga darahnya membeku. Darah yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi dan metabolisme tubuh. Commpression. Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah Elevation. Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.

ATLS (Advance Trauma Life Support) Primery Surveya. Airway: Look (tanda hipoksia, sianosis, retraksi), Listen (snoring, crowing, stridor, gurgling), Feel (bernafas/tidak, letak trakea)b. Breathing: Inspeksi (deviasi trakea, RR), palpasi (deviasi trakea), perkusi, auskultasic. Circulation: Sumber perdarahan, Tekanan darah, nadi, warna kulitd. Disability: GCS (Glasgow Coma Skale), pupile. Exposure: membuka pakaian

Secondary Surveya. AMPLE (Alergi, Medikasi, Post illness, Last meal, Environment)b. Kepalac. Vertebracervikalis dan leherd. Thorax (cor, pulmo)e. Abdomenf. Muskuloskeletal (Look, Feel, Move)

4. Jelaskan tentang keseimbangan asam-basa.

Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 7,45) Asidosis = asidemia kadar pH darah 7,45 Kadar pH darah 7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh

Sistem Buffer Tubuh

Sistem buffer ECF asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3) Sistem buffer ICF fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4) Sistem buffer ICF eritrosit oksihemoglobin-hemoglobin (HbO2- dan HHb) Sistem buffer ICF dan ECF protein (Pr- dan HPr)

Pertahanan pH darah normal tercapai melalui kerja gabungan dari buffer darah, paru dan ginjal Persamaan Handerson Hasselbach: 20 [HCO3-]pH = 6,1 + log --------------------- 1PaCO2

[HCO3-] faktor metabolik, dikendalikan ginjal PaCO2 faktor respiratorik, dikendalikan paru pH 6,1 efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4

Gangguan Asam Basa darah

Asidosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 Alkalosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 Asidosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-] Alkalosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-]

Asidosis Metabolik

Ciri: [HCO3-] 7,2

Alkalosis Respiratorik

Ciri: penurunan PaCO2 7,45 kompensasi ginjal meningkatkan ekskresi HCO3- Penyebab: hiperventilasi (tersering psikogenik karena stress dan kecemasan), hipoksemia (pneumonia, gagal jantung kongestif, hipermetabolik (demam), stroke, stadium dini keracunan aspirin, septikemia

Gejala Alkalosis Respiratorik

Hiperventilasi (kadar gas, frekuensi nafas) Menguap, mendesak, merasa sulit bernafas Kecemasan: mulut kering, palpitasi, keletihan, telapak tangan dan kaki dingin dan berkeringat Parastesia, otot berkedut, tetani Vasokontriksi serebal hipoksia cerebral kepala dingin dan sulit konsentrasi

Penatalaksanaan Alkalosis Respiratorik

Menghilangkan penyebab dasar Kecemasan dapat dihilangkan dengan pernafasan kantong kertas yang dipegang erat disekitar hidung dan mulut dapat memulihkan serangan akut Hiperventilasi mekanik diatasi dengan menurangi ventilasi dalam satu menit, menambah ruang hampa udara atau menghirup 3% CO2 dalam waktu

5. Berbagai macam jenis luka..Kata Luka dalam bahasa latin adalah Vulnus. Sehingga biasanya jika sebuah diagnosa di awali dengan huruf V maka akan berhubungan dengan luka. Berikut adalah 10 jenis luka dan perawatan awalnya.1. Vulnus Laceratum (Laserasi)Vulnus Laceratum atau di singkat VL adalah luka yang mengakibatkan robek pada kulit dengan identifikasinya memiliki dimensi panjang, lebar dan dalam. Biasanya Vulnus Laceratum diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting pohon, terkena batu sehingga menimbulkan robekan pada kulit.

2. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)Vulnus Excoriasi atau di singkat VE adalah luka yang di akibatkan terjadi gesekan dengan benda keras. Cara mengidentifikasikan Vulnus Excoriasi adalah luka yang memiliki Panjang dan Lebar, Berbeda dengan VL yang memiliki kedalaman luka. Sebagai contoh luka lecet akibat terjatuh dari motor sehingga terjadi gesekan antara anggota tubuh dengan aspal.

3. Vulnus Punctum (Luka Tusuk)Vulnus Punctum atau di singkat VP adalah luka akibat tusukan benda tajam, yang mengakibatkan luka sempit dan dalam.

4. Vulnus Contussum (Luka Kontusiopin)Vulnus Contussum atau di singkat VC adalah luka akibat pecahnya pembuluh darah di bawah kulit, tidak terjadi robekan dan pendarahan keluar. Vulnus Contussum terjadi akibat benturan keras sehingga menimbulkan warna merah kehitaman atau kebiruan pada kulit.

5. Vulnus Insivum (Luka Sayat)Vulnus Insivum atau di singkat VI adalah jenis luka kecil dan tipis yang di sengaja dalam proses pengobatan.

6. Vulnus SchlopetorumVulnus Schlupetorum atau di singkat VS adalah jenis luka yang dalam akibat terkena peluru atau tembakan senjata.

7. Vulnus Morsum (Luka Gigitan)Vulnus Morsum atau di singkat VM adalah jenis luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, baik itu oleh manusia ataupun hewan.

8. Vulnus PerforatumVulnus Perforatum adalah luka tembus yang merobek dua sisi tubuh yang disebabkan oleh senjata tajam seperti panah, tombak atau pun proses infeksi yang sudah meluas sehingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan tubuh.

9. Vulnus AmputatumVulnus Amputatum adalah luka yang di akibatkan terputusnya salah satu bagian tubuh, biasa di kenal dengan amputasi. Luka yang di sebabkan oleh amputasi di sebut Vulnus Amputatum.

10. Vulnus Combustion (Luka Bakar)Bulnus Combustion adalah jenis luka bakar yang di akibatkan rusaknya jaringan kulit akibat thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia.Luka memiliki karakteristiknya masing-masing, sehingga perawat jangan sampai salah menentukan jenis luka pada pasien. Penasaran bagaimana perawatan luka untuk setiap jenis luka, silahkan baca artikel 10 Perawatan Awal Untuk Luka.

1. Macam-macam jahitan:a. Jahitan simpul tunggal. Jarum masuk ke dalam kulit yang membentuk sudut yang melewati dermis dalam pada titik yang selanjutnya keluar ke titik berlainan. Setiap jahitan terputus disimpul sendiri-sendiri. Umunya jahitan satu-satu ini dianggap teknik yang aman, karena kegagalan satu jahitan tidak mempengaruhi seluruh jahitan. Keuntungan luka jahitan ini adalah bila terjadi infeksi, cukup dibuka jahitan di tempat yang terinfeksi saja.b. Jahitan jelujur. Digunakan satu benang untuk seluruh panjang luka sehingga pengerjaanya lebih cepat. Namun bila benang yang putus, seluruh panjang luka dapat terkuak, dan bila terjadi infeksi, luka akan mengalami dehisensi.c. Jahitan matras. Jahitan matras digunakan bila diperlukan pertautan tepi luka yang tepat yang tidak dapat dicapai dengan jahitan satu-satu biasa. Keuntungan jahitan ini adalah luka tertutup rapat sampai ke dasar lka sehingga terjadinya rongga dalam luka dapat dihindari. Terdiri dari matran vertical dan matras horizontal. d. Jahitan subkutkuler. Jahitan subkutikuler adalah jahitan jelujur yang dibuat pada jaringan lemak tepat di bawah dermis. Keuntungan: benang jahit tidak terlihat sehingga jahitan tampak lebih rapi (segi kosmetik). Kerugian: jahitan tampak lebih kompleks dan membutuhkan waktu yang lebih lama. e. Teknik jahitan Dalam (deep suturing). Jahitan dalam dilakukan jika robekan jaringan mencapai fascia. f. Jahitan delapan (figure of eight)2. Set minorAdapun yang termasuk di dalam kelompok alat bedah minor berdasarkan Bachsinar 1992 adalah:a. Nald vooder/Needle Holder/Nald Heacting. Gunanya adalah untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.b. Gunting Gunting Diseksi (disecting scissor)Gunting ini ada dua jenis yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanga runcing. Terdapat duatipe yabg sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe Metzenbaum. Gunting BenangAda dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus, kegunaannya adalah memotong benang operasi, merapikan lukan. Gunting Pembalut/PerbanKegunaannya adalah untuk menggunting plester dan pembalut.c. Pisau BedahPisau bedah terdiri dari dua bagianyaitu gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade).Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh manusia. Mata pisaudisesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.d. Klem (Clamp) Klem Arteri Pean. Ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaanya adalah untuk hemostatis untuk jaringan tipisdan lunak. Klem Kocher. Ada dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai gigi padaujungnya seperti pinset sirugis.Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan. Klem Allis. Penggunaan klem ini adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor. Klem Babcock. Penggunaanya adalah menjepit dock atau kain operasi.e. Retraktor (Wound Hook)Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor dan Retraktor Volkmanpenggunaannya adalah untuk menguakanluka.f. Pinset Pinset Sirugis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberitanda pada kulit sebelum memulai insisi. Pinset Anatomis. Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipisdan lunak. Pinset Splinter. Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah overlapping).g. Deschamps Aneurysm NeedlePenggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.h. Wound CuretPenggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.i. Sonde (Probe)Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengetahuikedalam luka.j. Korentang Penggunaannya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kassa, jas operasi, doek,dan laken steril.k. Jarum JahitPenggunaanya adalah untuk menjahit luka yang dan menjahit organ yang rusak lainnya. Untukmenjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris kulit (scharpenald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat ( rounde nald ).3. Macam-macam anastesia. Anestesi localAnestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh. Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep atau semprotan. Sebuah anestesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalami mati rasa di sekitar daerah yang diperasi.Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek dan cocok digunakan untuk operasi minor dan berbagai prosedur yang berkaitan dengan gigi.b. Anestesi regionalAnestesi regional diberikan pada dan di sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang lebih besar.Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang.Di sini, obat anestesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa sakit selama dan setelah prosedur bedah. Ada dua jenis utama dari anestesi regional, yang meliputi: Anestesi spinalAnestesi spinal atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah bentuk anestesi regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien.Pasien akan mengalami mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan dari anestesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf.Setelah sinyal sistem saraf terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit.Biasanya pasien tetap sadar selama prosedur medis, namun obat penenang diberikan untuk membuat pasien tetap tenang selama operasi.Jenis anestesi ini umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul, perut, dan kaki. Anestesi epiduralAnestesi epidural adalah bentuk anestesi regional dengan cara kerja mirip anestesi spinal.Perbedaannya, anestesi epidural disuntikkan di ruang epidural dan kurang menyakitkan daripada anestesi spinal.Epidural paling cocok digunakan untuk prosedur pembedahan pada panggul, dada, perut, dan kaki.c. Anestesi umumAnestesi umum ditujukan membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi.Obat bius biasanya disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat pernafasan.Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anestesi umum memengaruhi otak dan seluruh tubuh.Selama dalam pengaruh anetesi, fungsi tubuh yang penting seperti tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh dipantau secara ketat.

4. Tumor jinak:a. Kutil (Veruka vulgaris) yang umum dijumpai, disebabkan oleh virus yang menular. Kutil biasanya terjadi pada lengan atau telapak kaki.

b. Keratosis, adalah lesi prakanker yang ditandai dengan hipertrofi epidermis.

c. Keloid, adalah penimbunan padat jaringan fibrosa yang meluas di atas permukaan kulit yang mengalami luka traumatic atau insisi bedah. Keloid timbul akibat kegagalan pemecahan kolagen dan lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam.

d. Malformasi kapiler lebih sering dikenal dengan port wine stain pada kulit. Kelainan ini memperlihatkan dilatasi kapiler abnormal pada pleksus subdermis. Lesinya halus dengan distribusi bercak-bercak kemerahan atau keunguan.

e. Hemangioma, muncul pada saat bayi dan dapat membesar pada tahun pertama kehidupan tetapi setelah itu mengecil. Lesi berwarna merah terang, timbul, dan irregular. Timbulnya ulkus atau infeksi superfisial sering kali memperlambat penyembuhan lesi.

f. Hemangioma kavernosa, sering disebut Malformasi arteriovenosa. Lesi ini terlihat saat lahir dan tidak berubah selama pertumbuhan anak. Sering kali melibatkan struktur profunda seperti susunan saraf pusat atau otot.

g. Tumor Glomus, adalah tumor jinak, neoplasma kulit yang jarang yang biasanya terjadi pada bantalan kuku tangan dan kaki. Lesi-lesi ini sangat sakit karena mereka berasal dari end-organ glomus, organ saraf yang fungsi normalnya mengatur aliran darah pada ekstremitas. Lesi ini juga disebut angiomioneuroma, dan umumnya benigna. Bentuk ganas tumor ini disebut hemangiopericytoma.

h. Tumor neural, neurofibroma dan tumor sel schwann dapat terjadi pada kulit. Tumor ganas:a. Karsinoma sel basal, adalah keganasan yang tumbuh lambat dan menyebabkan sedikitnya tigaperempat keganasanpada seri klinik. Lesi ini seperti lilin dan berwarna kuning keabuan dan sering ada telangiektasis di bawah kulit. Kebanyakan kanker sel basal timbul di leher dan kepala. Mereka cenderug menginvasi dan mengerosi ke dalam struktur profunda termasuk tengkorak, orbita, atau otak, jika tidak diobati.

b. Karsinoma sel skuamosa, biasanya muncul sebagai ulserasi kulit yang cenderung tumbuh cepat daripada karsinoma sel basal. Biopsy diperlukan untuk membedakan lesi ini dari jenis karsinoma kulit lainnya. Juga paling sering terjadi di kepala dan leher. Gambaran khas adalah ulkus dengan tepi timbul menyerupai kawah gunung berapi. Karsinoma sel skuamosa lebih ganas daripada sel basal dan akan bermetastasis ke limfonodus regional. Kanker sel skuamosa ditemukan pada daerah yang sering teriritasi seperti tepi bibir, atau daerah dermatitis pascaradiasi, atau ulserasi pada jaringan parut pasca terbakar lama. Penyakit Bowen merupakan penyakit karsinoma sel skuamosa in situ yang tumbuh lambat dimana eksisi dianjurkan.

c. Karsinoma kelenjar keringat, tumor ini jarang dijumpai pada dasawarsa keenam dan ketujuh. d. Fibrosarkoma, umumnya terjadi pada wanita terutama di paha, bokong, atau region inguinal. Biasanya terjadi derajat keganasan relative rendahdan bersifat radioresisten.

e. Hemangiomaperisitoma, adalah tumor ganas yang berasal dari angioblastik dan mungkin merupakan varian tumor glomus. Prognosisnya jelas buruk, dengan hanya 27% harapan hidup 5 tahun bebas peyakit.f. Sarcoma Kaposi, tumor ini meningkat jelas pada kaum homoseksual. Sindroma penurunan kekebalan didapat (AIDS) biasanya disertai sarcoma Kaposi. Biasanya tumor timbul di tangan atau kaki sebagai plak multiple yang berwarna kemerahan sampai keunguan dan dapat datar., berulserasi, atau polipoid. Sering dijumpai keterlibatan limfonodus.

g. Dermatofibrosarkoma protuberans, tumor ini relative rendah keganasannya dimana umumnya terjadi pada tubuh. Bersifat radioresisten tapi memberikan respon pada bedah eksisi dengan 70% harapan hidup 5 tahun bebas sakit.

5. Cairan yang sering digunakan dan cara menghitung tetesana. Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.b. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).c. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.Untuk memahami lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus mengetahui rumus dasar menghitung jumlah tetesan cairan dalam satuan menit dan dalam satuan jam:

Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam