Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

download Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

of 45

Transcript of Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    1/45

    1

    PENDAHULUAN

    Pengkajian kesehatan menyeluruh seorang individu terdiri dari tiga komponen: (1)

    wawancara dan riwayat kesehatan; (2) pengamatan umum dan pengukuran tanda-tanda

    vital; dan (3) pemeriksaan fisik, yang meliputi evaluasi diagnostik, interpretasi temuan

    klinis, diagnosis, terapi dan tindak-lanjut.

    Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-data yang kita

    temukan dalam anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihan terhadap

    pemeriksaan-pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan.

    Data yang dihasilkan kemudian dipadukan dan dianalisa sehingga suatu diagnosis yang

    baik dapat ditegakkan, yang merupakan dasar/ tuntunan dalam melakukan pengobatan

    pada penderita. Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-

    data yang kita temukan dalam anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihan

    terhadap pemeriksaan-pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan.

    Pemeriksaan ortopedi adalah bagian penting dari diagnosis keluhan mempengaruhi otot-

    otot, tulang, sendi dan jaringan terkait. Tes ini selalu melibatkan gerakan, ataupenggunaan kekuatan untuk melawan gerakan. Tujuan dari banyak dari tes ini untuk

    mengukur kekuatan otot dan rentang gerak sendi. Tes ini juga digunakan untuk mencari

    lokasi dan sumber nyeri muskuloskeletal. Oleh karena itu, tes sendiri bisa menyakitkan

    dalam beberapa keadaan.

    Pada bidang ilmu bedah ortopedi, pemeriksaan fisik pada dasarnya dibagi menjadi 2

    yaitu Pemeriksaan fisik ortopedi umum dan pemeriksaan ortopedi regional. Pemeriksaan

    ortopedi umum terdiri dari pemeriksaan status generalis dan pemerisaan lokalis, yang

    terdiri dari inspeksi, palpasi, move dan kekuatan otot, serta auskultasi.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    2/45

    2

    TINJAUN PUSTAKA

    A. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-data

    yang kita temukan dalam anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihan

    terhadap pemeriksaan-pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan.

    Pada bidang ilmu bedah ortopedi, pemeriksaan fisik pada dasarnya dibagi menjadi 2

    yaitu :

    a) Pemeriksaan Ortopedi Umum

    Status Generalis

    Status Lokalis

    Inspeksi

    Palpasi

    Kekuatan Otot

    Pergerakan

    Auskultasi

    b) Pemeriksaan Fisik Ortopedi Regional

    B. Pemeriksaan Fisik Ortopedi

    1) Pemeriksaan Ortopedi Umum

    a) Status Generalisata

    Pemeriksaan fisik ini dilakukan sebagaimana pemeriksaan fisik bidang

    kedokteran lainnya dan bertujuan untuk mengevaluasi keadaan fisik

    penderita secara umum serta melihat apakah ada indikasi penyakit lainnya

    selain kelainan muskuloskeletal. Pemeriksaan dilakukan secara sistematik

    karena sebagian penderita yang datang adalah penderita yang sudah berumur

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    3/45

    3

    dan biasanya mempunyai kelainan lain selain kelainan muskuloskeletal yang

    dikeluhkan.

    Pada beberapa penderita kadang-kadang dilakukan tindakan

    operasi dengan pembiusan sehingga perlu dipertimbangkan pemeriksaan

    secara teliti mengenai sistem kardiovaskuler, pernafasan, saluran kemih dan

    saluran pencernaan untuk keamanan dan kelancaran operasi.

    Pemeriksaan fisik ortopedi yang dilakukan meliputi:

    1. keadaan umum (KU) apa baik / buruk, yang dicatat adalah tanda-

    tanda vital yaitu:

    a. kesadaran penderita ; compos mentis / delirium / soporus / coma

    b. kesakitan

    c. tanda vital ; tensi, nadi, pernafasan dan suhu.

    2. Kemudian secara sistematis diperiksa dari kepala, leher, dada (thorak),

    perut (abdomen : heper,lien), KGB, serta kelamin.

    3. Kemudian ekstremitas atas dan bawah serta punggug (tulang

    belakang).

    Sebenarnya apabila pasien datang ke dokter sudah dimulai

    pemeriksaanya dengan mengamati penampakan umum penderita, raut muka,

    cara berjalan, cara duduk dan cara tidur, proporsi tinggi badan terhadap

    anggota tubuh lain, keadaam simetris bagian tubuh kiri dan kanan, cara

    berjalan tingkah laku, ekspresi wajah, kecemasan serta reaksi emosional

    lainnya untuk melihat aspek emosional dan somatik dari penderita.

    Untuk pemeriksaan muskuloskeletal diperlukan peralatan-peralatan :

    1. Stetoskop 5. Kapas

    2. Refleks Hammer 6. Jarum kecil

    3. Pensil untuk kulit (marker) 7. Senter saku

    4. Meteran 8. Geniometer

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    4/45

    4

    b) Pemeriksaan Setempat (Status Lokalis)

    Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dengan urut-urutan. Harus

    dipertimbangkan juga keadaan proksimal serta bagian distal dari anggota

    tubuh terutama mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi/

    musculoskeletal yang penting adalah :

    a. Look (Inspeksi)

    b. Feel (Palpasi)

    c. Kekuatan otot (Power)

    d. Move ( pergerakan, terutama mengenai lingkup gerak)

    e. Uji-uji fisik khusus

    1. Look (Inspeksi)

    Inspeksi sebenarnya telah dimulai ketika penderita memasuki ruangan

    periksa. Pada inspeksi secara umum diperhatikan raut muka penderita,

    apakah terlihat kesakitan. Cara berjalan sekurang-kurangnya 20 langkah, cara

    duduk dan cara tidur.

    Inspeksi dilakukan secara sistematis dan diperhatikan tertutama pada

    kulit, jaringan lunak, tulang dan sendi, dan sinus dan jaringan parut. Kulit

    yang diperhatikan meliputi warna dan tekstur kulit. Jaringan lunak,dilihat

    pembuluh darah, saraf, otot, tendon, ligament, jaringan lemak, fasia dan

    kelenjar limfe. Sinus dan jaringan parut diperhatikan asal dan permukaan dari

    dalam tulang atau sendi ataupun berasal dari luka operasi, trauma, atau

    supurasi.

    Perhatikan apa yang dapat dilihat, antara lain :

    Sikatrik (jaringan parut, baik yang alamiah

    maupun yang buatan (bekas pembedahan)

    Benjolan / pembengkakan / cekukan dengan hal hal

    yang tidak biasa, misalnya adanya rambut diatasnya, dst.

    Caf au lait spot (birth mark)Posisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas).

    Fistulae Jalan pasien (gait, waktu masuk kamar periksa)

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    5/45

    5

    Warna (kemerahan / kebiruan (livide) / hiperpigmentasi)

    Rentang pergerakan setiap bagian tubuh dapat diamati dan jumlah gerakan pada setiap

    sendi diperhatikan. Gerakan dinilai dari gerakan: fleksi /ekstensi,

    abduksi / adduksi, dan rotasi eksternal /rotasi internal.

    2. Feel ( Palpasi)

    Pada waktu palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki agar

    posisi netral/ posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang

    memberikan informasi dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita.

    Karena itu perlu selalu diperhatikan wajah penderita atau menanyakan

    perasaan penderita.

    Palpasi adalah proses memeriksa bagian tubuh dengan menekan di

    atasnya, biasanya dengan ujung jari. Palpasi memiliki berbagai tujuan:

    a. Sebagai orientasi palpasi dapat membantu pemeriksa mengidentifikasi

    lokasi dan struktur anatomi tertentu. Hal ini, pada gilirannya, dapat

    membantu dalam interpretasi gejala. Dengan menentukan lokasi spesifik

    maka mudah dikenali struktur, atau landmark, dan pemeriksa dapatmemperkirakan lokasi struktur lain.

    b. palpasi adalah untuk memperoleh tenderness. Tenderness adalah

    penemuan semi-objektif. Hal ini membutuhkan pasien untuk

    menginformasikan pemeriksa secara lisan atau fisik pada suatu lokasi

    yang menyakitkan. Tenderness harus ditafsirkan dengan pengetahuan

    yang penipuan sadar atau tidak sadar reaksi berlebihan mungkin

    memainkan peran dalam respon pasien. Namun demikian, identifikasi

    titik tenderness adalah salah penunjuk yang paling kuat di klinisi.

    Penemuan bisa konfirmasikan diagnosa seperti fraktur stres, tendinitis,

    sprain ligamen, atau abses.

    c. Mengkonfirmasikan kontinuitas dari struktur anatomi.

    d. palpasi dapat membantu menilai tingkat keparahan cedera. Selama

    palpasi, suhu pada daerah yang diteliti dapat dinilai. Dengan cara ini,

    kehangatan yang berhubungan dengan infeksi atau peradangan pasca

    trauma dapat dideteksi. Sebaliknya, rasa dingin yang disebabkan oleh

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    6/45

    6

    kompromi pembuluh darah atau vasokonstriksi transien distrofi refleks

    simpatis dapat dideteksi. Perubahan suhu sering bisa sangat halus,

    sehingga pemeriksa harus selalu meraba anggota tubuh yang berlawanan

    secara bersamaan ketika perubahan suhu dicurigai. Tekanan pada saraf

    perifer dapat menimbulkan atau memperkuat rasa sakit atau parestesia,

    sehingga membenarkan diagnosis cedera saraf atau jebakan.

    Yang peru diperhatikan dalam palpasi :

    Suhu kulit, apakah lebih panas/dingin dari biasanya, apakah

    denyutan arteri dapat diraba atau tidak.

    Jaringan lunak; palpasi jaringan lunak dilakukan untuk

    mengetahui adanya spasme otot, atrofi otot, keadaan membran

    sinovial, penebalan membran jaringan sinovial, adanya tumor dan

    sifatnya, adanya cairan di dalam/ di luar sendi atau adanya

    pembengkakan.

    Nyeri tekan; perlu diketahui lokalisasi yang tepat dari nyeri,

    apakah nyeri setempat atau nyeri yang bersifat kiriman dari tempat

    lain (referred pain).

    Tulang; diperhatikan bentuk, permukaan, ketebalan, penonjolan

    dari tulang atau adanya gangguan di dalam hubungan yang normal

    antara tulang yang satu dengan lainnya.

    Pengukuran panjang anggota gerak; terutama untuk anggota gerak

    bawah dimana adanya perbedaan panjang merupakan suatu hal

    yang penting untuk dicermati. Pengukuran juga berguna untuk

    mengetahui adanya atrofi/pembengkakan otot dengan

    membandingkan dengan anggota gerak yang sehat.

    Penilaian deformitas yang menetap;pemeriksaan ini dilakukan

    apabila sendi tidak dapat diletakkan pada posisi anatomis yang

    normal.

    Secara umum, palpasi harus dimulai dengan tekanan minimal,

    terutama jika kelembutan diantisipasi. Jumlah tekanan kemudian dapat

    semakin meningkat ketika pemeriksa yang pasti bahwa tekanan ringan tidak

    menyebabkan ketidaknyamanan yang berlebihan. Secara umum, struktur

    lebih dalam, semakin besar tekanan yang diperlukan untuk meraba itu.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    7/45

    7

    3. Kekuatan otot (power)

    Penilaian dilakukan menurutMedical Research Councildimana kekuatan

    otot dibagi dalam 5 grade yaitu :

    Grade 0

    Tidak ditemukan adanya kontraksi otot.

    Grade 1

    Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus otot

    yang dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat

    menggerakkan sendi.

    Grade 2

    Otot hanya mampu menggerakkan persendian tetapi kekuatannya

    tidak dapat melawan pengaruh gravitasi.

    Grade 3

    Disamping dapat menggerakkan sendi, otot juga dapat melawan

    pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang

    diberikan oleh pemeriksa.

    Grade 4

    Kekuatan otot seperti pada grade 3 disertai dengan kemampuan

    otot terhadap tahanan yang ringan.

    Grade 5

    Kekuatan otot normal.

    4. Gerak (Move)

    Pemeriksaan diteruskan dengan menggerakan anggota gerak dan

    dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pergerakan yang

    perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    8/45

    8

    menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila pemeriksa

    yang menggerakan).

    Pada pemeriksaanMove, periksalah bagian tubuh yang normal terlebih

    dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi dari penderita, juga untuk

    mengetahui gerakan normal penderita. Apabila ada fraktur, tentunya akan

    terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur (kecuali fraktur

    incomplete).

    a. Stabilitas sendi

    Terutama ditentukan oleh integritas kedua permukaan sendi dan keadaan

    ligamen yang mempertahankan sendi. Pemeriksaan stabilitas sendi dapat

    dilakukan dengan memberikan tekanan pada ligamen dan gerakan sendi

    diamati. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap

    arah pergerakan, mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran

    metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakah ada gangguan

    gerak.

    b. Pemeriksaan ROM (Range of Join Movement)

    Pemeriksaan batas gerakan sendi harus dicatat pada setiap pemeriksaan

    ortopedi yang meliputi batas gerakan aktif dan batas gerakan pasif.

    Setiap sendi mempunyai nilai batas gerakan normal yang merupakan

    patokan untuk gerakan abnormal dari sendi. Dikenal beberapa macam

    gerakan pada sendi, yaitu :

    Fleksi dan ekstensi

    Abduksi dan Adduksi

    Dorsofleksi dan plantafleksi/palmar fleksi

    Inverse dan eversi

    Rotasi interna dan rotasi eksterna

    Pronasi dan supinasi

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    9/45

    9

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    10/45

    10

    Gerakan sendi sebaiknya dibandingkan dengan mencatat gerakan sendi

    normal dan abnormal secara aktif dan pasif. Selain pencatatan

    pemeriksaan penting untuk mengetahui gangguan gerak, hal ini juga

    penting untuk melihat kemajuan / kemunduran pengobatan. Pada

    pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat

    waktu berdiri dan berjalan. Pada pemeriksaan jalan, perlu dinilai untuk

    mengetahui apakah adanya pincang atau tidak. Pincang dapat disebabkan

    oleh karena instability, nyeri, discrepancy ataufixed deformity.

    5. Auskultasi

    Pemeriksaan auskultasi pada bidang bedah ortopedi jarang dilakukan

    biasanya dilakukan bila ada krepitasi misalnya pada fraktur atau untuk

    mendengar bising fistula arteriovenosa.

    2) Pemeriksaan Ortopedi Regional

    a) Pemeriksaan Leher dan Vertebra Servikalis, Pemeriksaan Vertebra

    Torakal dan Lumbal

    I. Pemeriksaan Leher Dan Vertebra Servikalis

    Kelainan yang paling sering ditemukan pada leher adalah degenerasi

    vertebra servikalis dan osteoarthritis sekunder pada diskus intervertebra

    servikalis yang dapat mengakibatkan prolapsus dari diskus dan spondilosis

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    11/45

    11

    servikal. Kelainan pada vertebra servikalis sering disertai dengan kelainan

    pada pangkal pleksus brakialis yang menyebabkan nyeri, kelemahan otot

    atau gangguan sensibilitas pada anggota gerak yag bersangkutan.

    Anamnesis

    Adakah hubungan antara gejala sekarang dengan keluhan pada leher

    sebelumnya

    Apakah ada trauma leher

    Apakah ada gejala kekakuan leher yang merupaka gejala awal prolapsus

    diskus intervertebra servikalis

    Nyeri pada anggota gerak atas harus diketahui sumbernya. Tekanan saraf

    pada daerah servikal memberikan gambaran klinis sesuai dengan

    distribusi sarafnya. Nyeri ini menjalar ke lengan atas dan bawah pada satu

    jari atau lebih. Gejala saraf bisa berupa parastesia, rasa kram atau rasa

    seperti tertusuk jarun di tangan.

    Pemeriksaan

    Pada pemeriksaan leher, baju harus dibuka dan harus terlihat jelas

    bagian leher secara keseluruhan.Pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan

    penderita berdiri ataupun duduk.

    Inspeksi

    Kontur tulang apakah terjadi deformitas

    Deformitas kolumna vertebra servikalis biasanya sedikit lordosis kedepan. Perubahan kurva ini menjadi lurus atau melengkung ke belakang

    (kifosis) merupakan tanda kelainan yang mencurigakan. Juga perhatikan

    deformitas vertebra ke lateral atau rotasi.

    Kontur jaringan lunak

    Warna dan tekstur kulit

    Kadang-kadang kelainan pada leher terjadi akibat gangguan pada arteri

    subklavia. Sistem sirkulasi yang efisien dari tiap anggota gerak atas

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    12/45

    12

    diperhatikan, dibandingkan warna dan rasa hangat pada kedua sisi lengan,

    tangan dan jari, denyut radialis kiri dan kanan dimana pemeriksaan

    pertama-tama pada saat anggota gerak dalam keadaan diam, kemudian

    bahu ditekan dan dilakukan rotasi pada kaput anggota gerak yang

    diperiksa.

    Ada jaringan parut atau sinus

    Palpasi

    Suhu kulit

    Kontur tulang

    Kontur jaringan lunak

    Pergerakan

    Gerakan pada leher yang diperiksa meliputi rotasi, fleksi lateral kanan/ke

    kiri, fleksi-ekstensi. Gerakan fleksi ekstensi minimal terjadi pada sendi

    oksipito-atlantoid. Apakah ada rasa nyeri pada saat digerakkan, apakah ada

    krepitasi bila digerakkan.

    Pemeriksaan neurologic

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    13/45

    13

    Perlu dilakukan karena lesi pada daerah servikal dapat menyebabkan

    gangguan pada pleksus brakialis,meliputi :

    Sistem muskuler

    Otot bahu, lengan atas, lengan bawah dan tangan harus diperiksa apakah

    ada kelemahan atau fasikulasi otot. Pemeriksaan meliputi tonus dan

    kekuatan dari setiap otot dan membandingkannya dengan anggota gerak

    yang berlawanan.

    System sensoris

    Pemeriksaan sensibiltas penderita meliputi rasa raba dan tusuk. Pada

    kasus tertentu juga dilakukan uji sensibilitas stimulus yang dalam, posisi

    sendi, vibrasi, rasa panas dan dingin. Daerah lesi sesuai dengan distribusi

    saraf yang mengalami gangguan sehingga bila terdapat gangguan sensori

    pada daerah tertentu, maka kita dapat memperkirakan lesi terjadi pada

    saraf yang mana sesuai dengan percabangan / distribusi dari saraf yang

    mengalami gangguan

    Kelenjar keringat

    Keringat timbul bila terjadi hubungan serabut saraf sudomotor.

    Reflex

    Pemeriksaan refleks otot dilakukan dengan membandingkan refleks biseps

    (C6), triseps (C7) dan brakioradialis (C6) dari lengan kiri dan kanan.

    Refleks yang ditemukan menentukan apakah ada gangguan neurologis dan

    jika ada apakah jenis upper motor neuron atau lower motor neuron dan

    asal dari akar atau cabang saraf.

    II. Pemeriksaan Vertebra Torakal dan Lumbal

    Anamnesis

    Adanya nyeri skiatika (Nyeri yang bersifat menjalar) ditandai dengan

    penjalaran nyeri sepanjang persarafan nervus skiatika pada tungkai bawah.

    Nyeri punggung bawah disertai penjalaran nyeri bokong, tungkai atas, dan

    tungkai bawah baik unilateral maupun bilateral.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    14/45

    14

    Pemeriksaan klinik rutin gangguan pada punggung

    1. Pemeriksaan lokal punggung dan survey neurologis anggota gerak bawah

    a. Penderita berdiri

    Inspeksi :

    Kontur tulang, kontur jaringan lunak, warna dan tekstur kulit, adanya

    jaringan parut atau sinus.

    Palpasi :

    suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri local.

    Pergerakan:

    sendi spinal yaitu fleksi 80, ekstensi 30, fleksi lateral 35, rotasi 45

    (nyeri pada pergerakan, spasme otot).

    b. Status neurologis

    Uji Straight Leg Raising (SLR)

    Pemeriksaan system muskuler

    Pemeriksaan system sensoris

    Pemeriksaan reflek

    2. Pemeriksaan ekstrinsik punggung dan skiatika

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    15/45

    15

    Bila tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan local, meliputi :

    pemeriksaan abdomen, pelvis dan rektal, anggota gerak bawah, system

    vaskuler perifer.

    Nyeri skiatika ditandai dengan penjalaran nyeri sepanjang persarafan

    nervus skiatika pada tungkai bawah. Ada dua jenis skiatika yang diketahui.

    Apabila nyerinya hebat dan menjalar dengan arah dan lokalisasi yang jelas

    pada kulit, apalagi bila disertai kelainan motoris, sensoris dan refleks, maka

    hampir pasti ini merupakan kelainan mekanik yang memberikan gangguan

    dari serabut saraf pleksus lumvalis atau sakralis. Jenis skiatika lain berupa

    rasa nyeri yang samar-samar disertai distribusi nyeri yang tidak jelas dan

    lebih menyerupai suatu nyeri kiriman akibat kelainan sendi/ligamen.

    3. Pemeriksaan Umum

    Pemeriksaan umum bagian tubuh yang lain. Gejala local dapat

    merupakan salah satu manifestasi klinis dari suatu penyakit sistemik.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    16/45

    16

    Penilaian deformitas

    Setiap kelainan bentuk yang ditemukan baik pada inspeksi maupun palpasi

    harus dicatat dengan baik. Deformitas tulang belakang dapat berbentuk

    kifosis,lordosis, atau skoliosis.

    Radiologis

    Foto rontgen : foto polos AP dan lateral

    Radioistop bone scanning, CT scan, MRI, diskografi

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    17/45

    17

    b) Pemeriksaan Sendi Bahu

    Sendi bahu secara terdiri atas 3 komponen persendian : sendi

    glenohumeral, sendi akromiklavikular, sendi sternoklavikular. Sendi

    glenohumeral memungkinkan untuk gerakan abduksi, fleksi dan rotasi di

    bawah kontrol otot skapulohumeral. Kedua sendi lainnya bersama-sama

    memberikan pergerakan 90 berupa rotasi skapula terhadap toraks dan sedikit

    perputaran anteroposterior skapula. Nyeri pada bahu dan lengan harus

    dibedakan dengan seksama apakah kelainan ini berasal dari bahu sendiri atau

    nyeri yang berasal dari vertebra servikalis atau toraks.

    Anamnesis

    Pada sendi bahu harus ditentukan dengan jelas lokasi dan distribusi

    nyeri. Nyeri biasanya berasal dari ujung akromion menjalar ke bawah pada

    lengan atas sampai pada insersi otot deltoid. Jarang sekali nyeri pada bahu

    yang menjalar melewati sendi siku.

    Pemeriksaan klinik rutin gangguan pada sendi bahu

    1. Pemeriksaan local sendi bahu

    Inspeksi

    Kontur tulang,kontur jaringan lunak, warna dan tekstur kulit, adanya

    jaringan parut atau sinus.

    Pergerakan

    Membedakan pergerakan antara sendi glenohumeral dan sendi

    scapula pada gerakan abduksi, fleksi, ekstensi,rotasi lateral dan

    rotasi medial

    Nyeri pada saat pergerakan

    Spasme otot

    Krepitasi pada saat pergeraka

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    18/45

    18

    Sendi akromioklavikular

    Palpasi

    Suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri local

    Kekuatan

    Kekuatan otot servikoskapula dan otot torakoskapula

    Uji elevasi scapula, retraksi scapula, abduksi-rotasi scapula

    Otot skapulo-humeral (mengontrol pergerakan sendi glenohumera)

    yaitu pergerakan abduksi 180, adduksi 75, fleksi 180, ekstensi

    60, rotasi lateral 80, rotasi medial 80.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    19/45

    19

    2. Pemeriksaan gejala yang kemungkinan merupakan factor ekstrinsik pada

    sendi bahu Pemeriksaan ini meliputi : pemeriksaan leher dan pleksus,

    toraks, jantung dan pleura,abdomen dan lesi subdiafragma

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    20/45

    20

    3. Pemeriksaan umum bagian tubuh lainnya

    Kelainan gerakan sendi bahu

    Pada pemeriksaan sendi bahu sangat penting diketahui berapa besar

    gerakan yang terjadi pada sendi glenohumeral dan berapa besar gerakan

    rotasi sakpula. Untuk membedakannya maka pemeriksa perlu memegang

    atau memfiksasi bagian bawah scapula. Dalam keadaan normal gerakan

    sendi bahu berupa abduksi yang terjadi dari sebagian sendi glenohumeral

    dan sebagian dari rotasi sendi scapula sendiri. Kelainan pada sendi bahu

    akan memberikan hambatan pada gerakan sendi glenohumeral tetapi tidak

    pada gerakan scapula.

    Sendi akromioklavikular dan sternoklavikular, Klavikula merupakan

    suatu jembatan yang menghubungkan skapula dan sternum. Gerakan sendi

    akromioklavikular dan sternoklavikular terjadi pada umumnya setelah

    elevasi dari lengan atas sebesar 90 dan gerakan sendi bahu ke belakang

    atau ke depan.

    Radiologis

    Pemeriksaan foto polos sendi glenohumeral : proyeksi AP dalam posisi

    anatomis anggota gerak atas

    Radiologis dengan kontras berupa penyuntikan kontras

    Radioisotope scanning, CT scan, MRI

    c) Pemeriksaan Lengan Atas dan Sendi Siku

    Kelainan yang biasa ditemukan pada humerus adalah trauma, infeksi pada

    tulang, tumor tulang terutama oleh karena metastasis. Sedangkan sendi siku

    berupa arthritis.

    Anamnesis

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    21/45

    21

    Nyeri pada lengan atas mungkin merupakan nyeri yang berasal dari

    bahu. Pada sendi siku sebaiknya ditanyakan adanya riwayat trauma

    sebelumnya misalnya trauma ketika masih kanak-kanak.

    Tahap-tahap pemeriksaan rutin kelainan lengan atas dan sendi

    siku

    1. Pemeriksaan local lengan dan sendi siku

    Inspeksi

    kontur tulang, kontur jaringan lunak,warna dan tekstur kulit, adanya

    jaringan atau sinus

    Palpasi

    suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri lokal

    Pergerakan (aktif dan pasif)

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    22/45

    22

    Sendi humero-ulnar

    Fleksi 150

    Ekstensi 0

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    23/45

    23

    Sendi radio-ulnar

    Supinasi 80

    Pronasi 90

    Nyeri pada pergerakan

    Krepitasi pada pergerakan

    Kekuatan

    1. Fleksi 150

    2. Ekstensi 0

    3. Supinasi 80

    4. Pronasi 90

    Stabilitas

    Ligamentum lateral

    Ligamentum medial

    Nervus medianus

    Fungsi sensoris

    Fungsi motoris (gerakan oponen)

    Kelenjar keringat

    Nervus radialis

    Fungsi sensoris

    Fungsi motoris ( ekstensi pergelangan tanga, ibu jari, dan jari-jari)

    Nervus ulnaris

    Fungsi sensoris

    Fungsi motoris

    Kelenjar keringat

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    24/45

    24

    2. Pemeriksaan nyeri lengan yang disebabkan oleh factor ekstrinsik

    Pada nyeri lengan atas harus dipertimbangkan bahwa nyeri ini

    kemungkinan berasal dari bahu atau leher akibat kelainan pada pleksus

    brakialis.

    Penting untuk menerangkan gejala yang tidak ditemukan pada

    pemeriksaan local, meilputi : leher dan pleksus brakialis, pemeriksaan bahu.

    3. Pemeriksaan umum

    Gerakan sendi siku

    Pada sendi siku terdapat 2 komponen persendian yaitu : antara humerus

    dengan ulna, dan antara ulna dengan radius yang memberikan kemungkinan

    gerakan fleksi dan ekstensi serta rotasi pada lengan bawah.

    Radiologis

    Foto polos humerus : AP dan proyeksi lateral

    Radioisotope scanning, CT scan, MRI

    d) Pemeriksaan Lengan Bawah, Pergelangan Tangan dan Jari-Jari Tangan

    Gerakan pada pergelangan tangan

    1. Sendi radiokarpal :

    termasuk sendi interkarpal yang memungkinkan fleksi 80, ekstensi 90,

    abduksi/deviasi radial 25, adduksi/deviasi ulnar 30

    2. Sendi radioulnar :

    gerakan supinasi 90, pronasi 90

    Gerakan pada jari-jari

    1. Sendi karpometakarpal ibu jari :

    fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    25/45

    25

    2. Sendi metakarpofalangeal ibu jari dan jari-jari :

    gerakan feksi dan ekstensi sebesar 90

    3. Sendi interfalangeal ibu jari dan jari-jari :

    fleksi dan ekstensi

    Pemeriksaan Klinik Rutin Gangguan Lengan Bawah, Pergelangan

    Tangan dan Jari-Jari

    1. Pemeriksaan local lengan bawah, pergelangan tangan, dan jari-jari

    Inspeksi

    kontur tulang, kontur jaringan lunak,warna dan tekstur kulit, adanya

    jaringan atau sinus

    Pergerakan (aktif dan pasif) :

    Pergelangan tangan

    Sendi radiokalpar : fleksi-ekstensi, adduksi-abduksi

    Sendi radioulnar inferior : supinasi dan pronasi

    Tangan

    Sendi karpometakarpal : fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi,

    oposisi

    Sendi metakarpofalangeal: fleksi-ekstensi, adduksi-abduksi

    Sendi interfalangeal : fleksi-ekstensi

    Palpasi

    suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri local

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    26/45

    26

    Kekuatan

    Kekuatan tiap kelompok otot dikontrol oleh : pergerakan

    pergelangan tangan, pergerakan ibu jari dan jari-jari

    Pemeriksaan kekuatan otot tangan perlu dilakukan secara teliti

    dan sabar. Untuk setiap kelompok otot harus dilakukan uji secara

    tersendiri. Pemeriksaan otot-otot ibu jari meliputi pemeriksaan otot

    abduktor, addutor, ekstensor ( longus dan brevis ), fleksor ( longus

    dan brevis ) serta otot-otot oponens. Sementara pada jari-jari

    dilakukan pemeriksaan otot fleksor profundus dan superficial,

    ekstensor digitorum, ekstensor indisis, otot interosseus dan otot

    lumbrikal.

    Fungsi saraf

    uji fungsi sensoris, fungsi motoris, dan kelenjar keringat pada bagian

    medial saraf ulna dan radius.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    27/45

    27

    Sirkulasi

    denyut arteri, warna dan rasa hangat, pengisian kembali kapiler,

    sensibilitas kulit.

    2. Pemeriksaan bagian yang kemungkinan dapat merupakan factor

    ekstrinsik gangguan pada lengan bawah, pergelangan tangan, dan

    jari-jari

    meliputi : pemeriksaan leher-thoraks, lengan atas secara tersendiri, siku

    secara tersendiri.

    3. Pemeriksaan umum

    Pemeriksaan umum pada bagian-bagian tubuh lainnya. Gejala pada tangan

    mungkin hanya merupakan salah satu manifestasi klinis dari penyakit lain.

    Radiologis

    Foto polos AP dan lateral lengan bawah, pergelangan tangan serta jari-jari.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    28/45

    28

    e) Pemeriksaan Sendi Panggul

    Anamnesis

    Nyeri pada sendi panggul biasanya dikeluhkan pada daerah lipat paha

    bagian dalam dan depan. Sering dirasakan pada daerah lutut dan kadangkala

    merupakan nyeri yang dominan pada kelainan sendi panggul. Biasanya nyeri

    akan bertambah berat apabila penderita berjalan atau menggerakkan sendi

    panggul.

    Pemeriksaan klinik rutin gangguan pada panggul

    1. Pemeriksaan local sendi panggul

    a. Penderita berbaring

    Inspeksi

    kontur tulang, kontur jaringan lunak,warna dan tekstur kulit,

    adanya jaringan atau sinus

    Palpasi

    suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri local

    Pergerakan (aktif dan pasif)

    fleksi, abduksi saat fleksi, rotasi medial (interna), rotasi lateral

    (eksterna)

    Pemeriksaan pergerakan abnormal

    Uji pergerakan longitudinal (teleskopik)

    Uji klik (pada bayi baru lahir)

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    29/45

    29

    Pemeriksaan adanya deformitas

    Adanya deformitas rotasi dapat dinilai dari posisi patela yang

    dalam keadaan normal merupakan satu garis lurus dari spina iliaka

    anterior superior, pertengahan patela dan jari kedua. Apabila

    terdapat rotasi baik ke dalam maupun keluar maka konfigurasi

    garis ini berubah.

    Pemeriksaan adanya deformitas menetap

    Deformitas adduksi yang menetap. Deformitas ini dapat

    diketahui dengan menilai hubungan antara pelvis dan

    panggul. Apabila terdapat kelainan maka aksis tranversal

    panggul yaitu garis yang menghubungkan kedua spina

    iliaka anterior superior tidak dapat diletakkan dalam garis

    tegak lurus terhadap anggota gerak yang terkena.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    30/45

    30

    Deformitas abduksi yang menetap. Sama dengan diatas,

    tetapi sudut antara pelvis dan tungkai melebihi 90

    Deformitas fleksi yang menetap. Deformitas ini dapat

    diketahui melalui uji Thomas.Prinsip pelaksanaan uji Thomas :

    Bilamana penderita mengalami deformitas fleksi menetap

    pada panggul, maka penderita berusaha

    mengkompensasikannya sehingga terjadi lordosis pada

    tulang belakang. Untuk mengukur derajat deformitas ini,

    penderita dalam keadaan berbaring dan lordosis

    dihilangkan dengan melakukan fleksi pada tungkai. Sudut

    antara tungkai atas dan garis horisontal yang terbentuk

    merupakan derajat besarnya deformitas fleksi.

    Kekuatan

    (Dilakukan uji yang berlawanan dengan tahanan pemeriksa) :

    estimasi kekuatan pada kelompok otot fleksor, ekstensor, abductor,

    adductor dan rotator.

    Pengukuran panjang tungkai

    Panjang klinik (true/real length)

    Panjang klinik diukur dari spina iliaka anterior superior

    sampai pinggir bawah maleolus lateralis atau pinggir

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    31/45

    31

    maaleolus medialis. Dengan pengukuran ini dibandingkan

    antara kiri dan kanan.

    Apabila ditemukan adanya pemendekan maka harus

    ditentukan apakah ditemukan:

    Diatas trokanter, melalui pengukuran segitiga dari

    Bryant, garis dariNelaton, garis dari Schoemaker.

    Dibawah trokanter.

    Panjang yang tampak (apparent length)

    Kadang-kadang ditemukan tungkai bawah tampak

    panjang sebelah tapi sebenarnya ukurannya sama. Pada

    keadaan ini pemeriksaan diukur dari titik di garis tengah

    tubuh yaitu xiphisternum, dari pusat atau dari pubis ke

    maleolus medialis. Pemendekan yang palsu dari panjang

    tungkai biasanya disebabkan oleh karena panggul miring

    dimana koreksi sepenuhnya tidak dapat dilakukan.

    Panggul miring umumnya disebabkan oleh deformitas

    adduksi yang menetap yang membuat sisi tersebut seakan

    lebih pendek atau oleh deformitas abduksi yang menetap

    sehingga tungkai bawah tersebut terlihat lebih panjang.

    2. Pemeriksaan faktor ekstrinsik yang mungkin memberika gejala

    pada panggul

    Karakteristik nyeri daerah panggul adalah nyeri tidak selamanya dari

    panggul itu sendiri tapi mungkin berasal dari tulang belakang yang sama

    sekali tidak ada hubungannya dengan panggul, sehingga harus diperiksa

    kemungkinan adanya faktor-faktor ekstrinsik.

    meliputi :

    Pemeriksaan sendi sakroiliaka

    Pemeriksaan abdomen-pelvis

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    32/45

    32

    Pemeriksaan pembuluh darah besar

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    33/45

    33

    3. Pemeriksaan umum

    Pemeriksaan stabilitas postural

    Pemeriksaan ini untuk menentukan stabilitas panggul terutama

    kemampuan otot abduktor panggul (otot gluteus medius dan minimus)

    dalam menstabilisasi panggul terhadap femur. Pemeriksaan ini dilakukan

    menurut ujiDuschene-Trendelenburg.

    Cara pemeriksaannya:

    Satu tungkai diangkat dalam keadaan fleksi 90 sambil berdiri di atas kaki

    yang lain. Panggul akan ditahan oleh otot panggul yaitu muskulus gluteus

    medius dan minimus. Jika otot-otot ini tidak berfungsi maka pada inspeksi

    panggul miring/jatuh ke sisi kaki yang diangkat, dengan kata lain otot-otot

    panggul tidak mampu menstabilisasi panggul dan disebut uji

    Trendelenburg positif. Sebaliknya disebut uji Trendelenburg negatif

    apabila otot-otot abduktor dapat bekerja secara normal mengankat pelvis

    ke atas apabila tungkai yang lain diangakat.

    Ada tiga kelainan yang dapat menyebabkan uji Trendelenburg positi,

    yaitu:

    1. Paralisis otot abduktor misalnya pada poliomielitis.

    2. Origo dan insersi otot-otot abduktor terlalu berdekatan sehingga

    daya kontraksinya hilang. Keadaan ini dapat terjadi pada semuakelainan yang menyebabkan trokanter letak tinggi.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    34/45

    34

    3. Hilangnya stabilitas pada komponen sendi panggul, misalnya

    fraktur leher femur yang tidak menyambung.

    Cara berjalan (gait)

    Gait perlu diperhatikan pada waktu penderita berdiri dan berjalan. Apabila

    penderita mengalami nyeri pada panggul atau panggul tidak stabil, biasanya

    penderita menggunakan tongkat pada sisi yang sebaliknya.

    Ada beberapa jenis karakteristik cara berjalan:

    1. Cara berjalan antalgik, yaitu cara berjalan dengan berupaya mengurangi

    berat untuk mengurangi nyeri

    2. Cara berjalan kaki pendek

    3. Cara berjalanTrendelenburg

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    35/45

    35

    Radiologis

    Foto polos AP dan Lateral meliputi seluruh daerah panggul. Bisa juga

    tomografi, artrografi, radioisotope scanning tulang, CT scan dan MRI apabila

    ada indikasi.

    f) Pemeriksaan Sendi Lutut

    Anamnesis

    Keadaan yang perlu ditanyakan yaitu : apakah dapat berjalan, dapat

    meluruskan atau membengkokkan lutut. Beberapa penderita dengan jelas

    menguatarakan lututnya menjadi terkunci (locking)

    Menentukan kausa pembengkakan pada sendi

    Pembengkakan yang difus pada lutut dapat diketahui dengan mudah dengan

    jalan membendingkan kedua lutut. Pembengkakan pada lutut terutama

    disebabkan oleh 3 hal, yaitu:

    1. Penebalan tulang

    Dapat diketahui dengan palpasi pada daerah yang sakit lalu dibandingkan

    dengan yang normal. Penebalan dapat disebabkan oleh infeksi, tumor,

    atau kista tulang.

    2. Efusi sendi

    Bisa merupakan penimbunan cairan serosa, pus, atau oleh darah. Cairan

    dalam tendo diketahui dengan melakukan pemeriksaan uji fluktuasi.

    3. Penebalan mebran sinovia

    Merupakan gambaran atritis inflamasi kronik. Penebalan membrane

    umumnya terjadi diatas patella, dan dapat diraba pada palpasi dan

    biasanya lutut terasa hangat.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    36/45

    36

    Pemeriksaan rutin kelainan pada lutut

    1. Pemeriksaan local pada lutut

    Inspeksi

    kontur tulang, kontur jaringan lunak,warna dan tekstur kulit, adanya

    jaringan atau sinus

    Palpasi

    suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri local

    Pergerakan (aktif dan pasif dibandingkan dengan lutut yang normal)

    fleksi, ekstensi, nyeri bila digerakkan, krepitasi bila digerakkan

    Stabilitas

    Ligamentum medial

    Ligamentum lateral

    Ligamentum krusiatum anterior dan posterior

    Kedua ligamentum ini berfungsi untuk stabilisasi sendi lutut ke

    arah depan dan belakang. Ligamentum krusiatum anterior

    berfungsi untuk mencegah tibia tergelincir ke depan femur.

    Sedangkan ligamentum krusiatum posterior pada arah sebaliknya.

    Uji drawer

    Lutut difleksikan 90 dan pemeriksa duduk pada kaki penderita

    untuk mencegah gerakan kaki. Dengan meletakkan kedua tangan

    di belakang tibia bagian proksimal dan kedua ibu jari pada

    kondilus femur, kemudian dilakukan tarikan pada tibia ke depan

    dan ke belakang. Kecurigaan adanya robekan pada ligamentum

    krusiatum apabila ada gerakan yang abnormal, baik ke depan

    ataupun ke belakang.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    37/45

    37

    Uji Lachman

    Pada pemeriksaan ini lutut difleksi 15-20. Satu tangan memegangtungkai atas pada kondilus femur, sedangkan tangan lainnya

    memegang tibia proksimal. Kedua tangan kemudian digerakkan ke

    depan dan ke belakang antara tibia proksima dan femur.

    Uji pivot shift lateral

    Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan tambahan untuk

    mengetahui defisiensi pada ligamentum krusiatum anterior.

    Caranya kaki yang mengalami kelainan diangkat oleh pemeriksa,

    dimana kaki kanan diangkat oleh tangan kanan dan kiri diangkat

    oleh tanagn kiri dan lutut dalam keadaan ekstensi maksimal.

    Dengan satu tangan pemeriksa memutar dari arah luar tungkai

    bawah persis di sebelah bawah lutut sehingga terjadi tekanan

    valgus. Pada saat yang bersamaan tibia dirotasi ke medial.

    Selanjutnya lutut difleksi secara perlahan-lahan dari posisi

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    38/45

    38

    ekstensi. Pemeriksaan positif apabila kondilus lateralis tibia

    terelokasi secara spontan pada kondilus femur ketika fleksi

    mencapai 30-35.

    Kekuatan :

    fleksi, ekstensi

    Uji rotasi Mc Murray

    Uji rotasi dilakukan untuk mengetahui adanya robekan meniskus dan

    dikenal sebagai ujiMc Murray. Pada pemeriksaan ini lutut di ekstensikan

    kemudian dilakukan eksorotasi maksimal untuk memeriksa meniskus

    medial atau dengan endorotasi maksimal untuk memeriksa meniskus

    lateral. Penderita berbaring terlentang , tungkai bawah dipegang, lutut

    difleksikan 90 dan dilakukan eksorotasi maksimal dan kemudian tungkai

    diluruskan sambil mempertahankan eksorotasi. Pada kerusakan meniskus,

    maka penderita merasa nyeri, mungkin dapat diraba adanya krepitasi atau

    terdengar suara klik dari tanduk depan/belakang atau bagian dari

    meniskus yang lompat keluar dari antara kondilus femur. Pemeriksaan

    meniskus medial dilakukan dengan endorotasi maksimal dan mempunyaiprinsip serta prosedur pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan

    eksorotasi maksimal.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    39/45

    39

    2. Pemeriksaan gejala yang mungkin merupakan factor ektrinsik

    tulang belakang dan panggul

    3. Pemeriksaan umum

    Pemeriksaan umum pada setiap anggota tubuh. Gejala lokal pada lutut

    dapat ditimbulkan oleh adanya penyakit sistemik.

    Radiologis

    Foto polos AP dan lateral dimana bagian dari femur dan tibia harus terlihat

    g) Pemeriksaan Tungkai Bawah, Pergelangan Kaki, dan Jari-jari Kaki

    Beberapa penyebab kelainan pada kaki yaitu:

    Faktor herediter. Kaki merupakan bagian dari badan yang relatif cepat

    berevolusi sebagai konsekuensi untuk menunjang dan menopang tubuh

    yang tegak. Oleh karena itu struktur dan bentuk kaki cenderung

    bervariasi dan mungkin terjadi gangguan dalam efisiensinya.

    Tekanan postural. Beban tubuh yang berlebihan menyebabkan beban

    yang harus ditanggung oleh kaki bertambah dan dapat menimbulkan

    kelainan pada kaki.

    Pemakaian alas kaki. Pemakaian alas kaki terutama pada wanita seperti

    pemakaian sepatu dengan bentuk dan posisi yang tidak sesuai akan

    mempengaruhi secara mekanik pada kaki.

    Anamnesis

    Pada anamnesis ditanyakan secara jelas distribusi nyeri yang terjadi,

    disamping riwayat pekerjaan, kebiasaan penderita, dan riwayat trauma

    sebelumnya serta gangguan yang terjadi pada saat berdiri dan berjalan.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    40/45

    40

    Pemeriksaan klinik pada tungkai bawah, pergelangan kaki, dan kaki

    1. Pemeriksaan local tungkai bawah, pergelangan kaki, dan kaki

    Inspeksi

    kontur tulang, kontur jaringan lunak,warna dan tekstur kulit, adanya

    jaringan atau sinus

    Palpasi

    suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri local

    Sirkulasi perifer

    denyut a. dorsalis pedis, a. tibialis posterior, a. poplitea, a. femoral, dan

    adanya sianosis pada kaki.

    Kekuatan

    setiap otot harus diuji dan dibandingkan dengan sisi yag sebelah

    Penapakan kaki saat berdiri

    bentuk arcus longitudinal, bentuk jari, efisiensi jari, efisiensi otot betis

    Pergerakan

    Pergerakan kakiplantar fleksi, ekstensi (dorsofleksi)

    Sendi subtalarinversi-adduksi,eversi-abduksi

    Sendi midtarsalinversi-adduksi,eversi-abduksi

    Jari kakifleksi, ekstensi

    Pada saat kedua kaki menginjak diperhatikan arkus longitudinalis

    apakah bentuknya normal atau ceper, apakah ada pes kavus, pes

    planus, pes valgus dan pes varus.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    41/45

    41

    Stabilitas

    integritas ligament khususnya ligementum lateral dari pergelangan kaki.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    42/45

    42

    Cara berjalan (gait)

    Keadaan alas kaki (sepatu)

    Pemeriksaan pada kaki tidak lengkap tanpa disertai dengan pemeriksaan

    alas kaki yang dipakai , apakah ada tekanan-tekanan tertentu pada alas

    kaki atau alas kaki tidak sesuai/sempit.

    2. Pemeriksaan umum anggota tubuh yang lainnya untuk menentukan

    apakah gejala yang terjadi merupakan manifestasi dari suatu penyakit

    sistemik tubuh.

    Radiologis

    Foto polos AP dan Lateral

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    43/45

    43

    BAB III

    KESIMPULAN

    Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-data yang

    kita temukan dalam anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihan terhadap

    pemeriksaan-pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan. Pemeriksaan

    ortopedi adalah bagian penting dari diagnosis keluhan mempengaruhi otot-otot, tulang,

    sendi dan jaringan terkait.

    Pada bidang ilmu bedah ortopedi, pemeriksaan fisik pada dasarnya dibagi menjadi 2

    yaitu Pemeriksaan fisik ortopedi umum dan pemeriksaan ortopedi regional. Pemeriksaan

    ortopedi umum terdiri dari pemeriksaan status generalis dan pemerisaan lokalis, yang

    terdiri dari inspeksi, palpasi, move dan kekuatan otot, serta auskultasi.

    Pemeriksaan pada bagian yang menjadi keluhan utama dilakukan secara teliti, tetapi

    keluhan pada suatu tempat mungkin disebabkan oleh kelainan di tempat lain. Sehingga

    selain pemeriksaan status lokalis, diperlukan pemeriksaan status generalis. Untuk

    pemeriksaan regional terdiri dari pemeriksaan leher dan vertebra, sendi bahu, lengan atas

    dan sendi siku, lengan bawah, sendi pergelangan tangan, dan jari-jari, sendi panggul,

    sendi lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, phalang pedis.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    44/45

    44

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Barkauskas V, Stoltenberg-Allen K, Baumann L, et al. Health and PhysicalAssessment, 3rd ed.St. Louis: Mosby-Year Book, 2002.

    2. BMHL Orthopaedic examination, 2009,

    http://www.bmhlinguistics.org/joomla2/clinical-conversations-in-

    english/orthopedic-examination

    3. Chairuddin R, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, 2007, Diagnosis Bedah ortopedi,

    hal 22-53

    4. Reksoprodjo, S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Bagian Ilmu Bedah FKUI.

    Jakarta: Binarupa Aksara.

    5. Sjamsuhidajat, R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC,

    2010.

    6. 1)McRae R. 2004. Clinical orthopaedic examination. Churcil Livingstone.

    Fifthedition, New York

    7. Reksoprodjo, S. 1995. Pemeriksaan Orthopaedi. dalam Reksoprodjo S. et

    al.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas

    KedokteranUniversitas Indonesia. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal 453-64

    8. Sercant C, Purkiss S. 2002. Examination schemes in general surgery

    andorthopaedics. First edition. Ashord Coluur Press. London

    9. Thompson JC. 2002.Concise Atlas of Orthopaedic Anatomy. First edition.

    IconLearning system. USA

    10. Barkauskas V, Stoltenberg-Allen K, Baumann L, et al. Health and Physical

    Assessment, 3rd ed.St. Louis: Mosby-Year Book, 2002.

    Referat Pemeriksaan Fisik OrtopediArif Fajar Maulana - Universitas Malahayati

    http://www.bmhlinguistics.org/joomla2/clinical-conversations-in-english/orthopedic-examinationhttp://www.bmhlinguistics.org/joomla2/clinical-conversations-in-english/orthopedic-examinationhttp://www.bmhlinguistics.org/joomla2/clinical-conversations-in-english/orthopedic-examinationhttp://www.bmhlinguistics.org/joomla2/clinical-conversations-in-english/orthopedic-examination
  • 7/28/2019 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Arif

    45/45

    45