Refrat Ortopedi Dan Traumatologi
-
Upload
andrio-palayukan -
Category
Documents
-
view
69 -
download
13
description
Transcript of Refrat Ortopedi Dan Traumatologi
REFRAT ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
FRACTURE OF THE CLAVICLE
Periode : 13 – 20 September 2015
Pembimbing: dr. Pamudji Utomo, Sp.OT (K)
Oleh: Chandra Budi Hartono (G99142041)
KEPANITERAAN KLINIK ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGISMF BEDAH FK UNS / RS DR. MOEWARDI / RSO PROF. DR. SOEHARSO
SURAKARTA2015
Pendahuluan
Tulang adalah organ yang memiliki peranan penting: Pembentukan mineral Pemberi bentuk dan kekuatan tubuh Melindungi organ-organ visceral
Fraktur: keadaan diskontinuitas pada tulang
Anatomi Os Clavicula
Os clavicula (collar bone) merupakan os longum yang membentuk bagian ventral cingulum membri superioris.
Tulang panjang yang terletak horizontal di daerah pangkal leher.
Terletak subkutan menurut arah panjangnya; dua pertiga medialnya cembung ke depan dan sepertiga lateralnya cekung ke depan.
Peran clavicula: penyanggah pada waktu lengan atas bergerak abduksi, menyalurkan gaya dari lengan atas ke skeleton axiale, dan merupakan tempat perlekatan musculli.
Tulang ini bersendi dengan sternum dan cartilago costalis 1 di medial, dan dengan acromion di sebelah lateral. Clavicula terbagi menjadi dua ekstremitas, dua facies, dan dua margo
Extremitas acromialis: Merupakan ujung lateral dari clavicula. Pada facies cranialis untuk perlekatan m. Deltoideus dan m. Trapezius. Facies caudal pada margo dorsalis terdapat tonjolan yang disebut dengan tuberculum conoideum/tuberositas coracoidea sebagai tempat perlekatan ligamentum conoideum. Pada facies inferior ini terdapat dataran oval kecil untuk berartikulasi dengan acromion scapulae.
• Extremitas sternalis: Pada ujung extremitas ini terdapat facies articularis untuk bersendi dengan manubrium sterni. Bagian inferior facies articularis ini berbentuk daerah oval kecil untuk bersendi dengan cartilago costalis pertama.
Tampilan Klinis
Lengan terlipat ke dada untuk mencegah gerakan. Benjolan subkutan mungkin terlihat jelasTerdapat fragmen tajam yang mengiritasi kulit.
Meskipun komplikasi vaskuler jarang terjadi, adalah baik untuk merasakan pulsasi dan melakukan palpasi yang lembut ke leher bagian bawah. Fraktur sepertiga bagian luar sering terlewat atau salah diartikan sebagai cedera sendi acromioclavicular.
Klasifikasi Fraktur Os Clavicula
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada clavicula tersebut.
Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur: 1/3 tengah (middle third) clavicula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian 1/3 lateral (lateral third) clavicula, dan 1/3 medial (medial third) clavicula.
Fraktur pada bagian 1/3 lateral dibagi lagi menjadi 3 yaitu: a. Fraktur dengan ligamentum coraco-clavicularum intak; b. Fraktur dimana ligamentum coraco-clavicularum robek atau lepas dari segmen medial, akan tetapi ligamentum trapezoid masih menempel dengan segmen distal; c. Fraktur yang intraarticular.
Terapi
Fraktur 1/3 Tengah• Fraktur non-displaced diterapi secara non operatif. • Kebanyakan kasus akan menjadi union dimana tingkat kejadian
non-union di bawah 5%. Terapi non-operatif meliputi “simple sling” untuk kenyamanan pasien.
• “Sling” dilepas pada saat nyeri mereda (sekitar 3 minggu) dan pasien diedukasi untuk menggerakan ekstremitasnya walaupun diikuti nyeri.
• Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perban “figure of eigth” memberi keuntungan dan malah menambah risiko nueri tekan pada tempat fraktur dan menyebabkan kelainan neurologis, perban ini bahkan menambah risiko non-union.
• Fiksasi internal dianjurkan untuk digunakan pada fraktur clavicula dengan dislokasi berat. Metodenya termasuk plating dan fiksasi intrameduler.
Gambar Fraktur os claviculae 1/3 tengah
Fraktur 1/3 lateral
Kebanyakan fraktur 1/3 lateral terjadi dengan minimal dislokasi dan bersifat ekstra-artikuler.
Terapi yang digunakan biasanya menggunakan terapi non-operatif.
Terapinya terdiri dari pemakaian sling selama 2-3 minggu sampai nyeri mereda, diikuti dengan mobilisasi dalam keterbatasan nyeri.
Fraktur dislokasi 1/3 lateral diasosiasikan dengan kerusakan dari ligamentum coracoclavicularum dan maka dari itu merupakan cedera yang tidak stabil.
Fraktur 1/3 lateral
Beberapa fraktur khusus memiliki angka non-union yang lebih tinggi dari kasus kebanyakan jika tidak diterapi dengan operasi.
Pembedahan untuk penstabilan fraktur sering direkomendasikan, walaupun memiliki tingkat komplikasi yang tinggi.
Teknik yang digunakan berupa penggunakan baut coracoclaviculare, fiksasi plate dan kait plate, dan teknik suturasi dan sling dengan graft ligamen Dacron.
Gambar Fraktur Clavicula 1/3 lateral
Fraktur 1/3 medialKebanyakan dari fraktur langka ini adalah ekstra-artikuler.Biasanya diterapi menggunakan terapi non-operatif kecuali
dislokasi frakturnya merusak struktur mediastinum. Fiksasi menggunakan K-wire dapat menyebabkan komplikasi Metode penstabilan yang lain meliputi sutura dan teknik graft,
dan locking plate yang terbaru.
Gambar Pemasangan ORIF
Komplikasi
Komplikasi Awal
Meskipun dekat antara os clavicula dengan bangunan vital, pneumothorax, kerusakan pada pembuluh darah subclavia, dan cedera plexus brachialis sangat jarang terjadi.
Komplikasi Lanjut
Non-union• Faktor risikonya termasuk usia lanjut, dislokasi, penumbukan,
dan wanita. Bagaimanapun, prediksi dari fraktur akan berkembang menjadi non-union masih sulit dievaluasi.
• Terapi dengan fiksasi plate dan graft tulang jika diperlukan. Prosedur ini biasanya menghasilkan tingkat union dan kepuasan yang tinggi.
• Fraktur 1/3 lateral memiliki ringkat non-union yang lebih tinggi (11.5-40 %). Terapinya antara lain adalah eksisi dari bagian lateral daripada clavicula (jika fragmen patahan kecil dan ligamen coraco-clavicular intak) atau reduksi terbuka, jika fragmen besar maka digunakan fiksasi internal dan graft tulang. Locking plate dan plate kait juga digunakan.
Komplikasi Lanjut
Malunion• Semua fraktur dislokasi sembuh dalam posisi non
anatomik dengan beberapa pemnedekan dan angulasi, bagaimanapun, kebanyakan di antaranya tidak menimbulkan keluhan.
• Beberapa bisa berkembang menjadi nyeri periscapular dan ini tampaknya terjadi dengan pemendekan lebih dari 1.5 cm.
• Pada keadaan ini dapat dilakukan osteotomi koreksi dan pemasangan plate.
Komplikasi Lanjut
Kekakuan Bahu• Hal ini umum tapi hanya terjadi sementara; hal ini
diakibatkan dari ketakutan pasien menggerakan bagian fraktur.
• Jika jari tidak ikut digerakkan, maka jari-jari akan menjadi kaku pula dan butuh waktu untuk mengembalikan kelenturannya.
Daftar Pustaka
• Nayagam S (2010). Principles of Fractures. Apley’s System of Ortopaedics and Fractures Ninth Edition. London : Hachette UK Company.
• Snell R (2011). Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Terima Kasih