New Laporan Kasus

21
LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Umur : 27 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/Tanggal lahir : Enrekang/20 Maret 1985 Status Perkahwinan : Belum Menikah Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Pendidikan : SD (tamat) Pekerjaan : Petani Alamat : Enrekang RIWAYAT PSIKIATRI Alloanamnesis pada tanggal 11 Mei 2011 diperoleh dari Tn. Jufri Nama : Tn. Jufri Pekejaan : Petani Pendidikan : SD Alamat : Enrekang Hubungan dengan pasien : Ipar 1

Transcript of New Laporan Kasus

Page 1: New Laporan Kasus

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal lahir : Enrekang/20 Maret 1985

Status Perkahwinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Pendidikan : SD (tamat)

Pekerjaan : Petani

Alamat : Enrekang

RIWAYAT PSIKIATRI

Alloanamnesis pada tanggal 11 Mei 2011 diperoleh dari Tn. Jufri

Nama : Tn. Jufri

Pekejaan : Petani

Pendidikan : SD

Alamat : Enrekang

Hubungan dengan pasien : Ipar

1

Page 2: New Laporan Kasus

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang- Keluhan dan Gejala

Pasien mengamuk sejak 3 bulan yang lalu. Satu tahun yang lalu, ibu pasien meninggal akibat stroke. Sejak dari itu pasien sering mengingat ibunya. 1 bulan sebelum pasien mulai mengamuk, pasien kelihatan sering melamun, mengeluh pusing dan nyeri lambung. Pasien sering bicara sendiri, dan membahas tentang Tuhan. Pasien juga merasa takut kepada orang lain seolah-olah takut dikeroyok sehingga pernah membawa parang untuk membela diri. Pasien sering mengancam orang lain yang mendekat atau berbisik di depannya. Pasien juga gelisah, sering mundar-mandir, dan marah apabila dilarang. Terkadang pasien bisa diajak berkomunikasi, namun terkadang tidak. Pasien seorang yang pendiam namun tetap bergaul. Pasien cepat tersinggung dan cenderung menyimpan dendam, walaupun hanya masalah kecil. Pasien aktif bekerja sebagai petani, namun 3 bulan terakhir pasien tidak lagi bekerja. Pasien tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Makan, minum dan mandi harus disuruh atau disiapkan. Tidur pasien tidak terganggu. 1 minggu terakhir pasien semakin sering mengamuk. Saat mengamuk, pasien sering merusak barang dan coba untuk lari dari rumah. Pasien dibawa oleh keluarga ke rumah sakit di Enrekang untuk berobat, lalu dirujuk ke RSK Propinsi Sul-Sel.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya- Riwayat gangguan psikiatri

Pasien belum pernah dirawat di RSK Propinsi Sul-Sel sebelumnya.

- Riwayat gangguan medis Pasien tidak pernah mengalami kejang, epilepsi, diabetes mellitus, asma, penyakit jantung, penyakit paru dan penyakit lainnya yang mengharuskan pasien minum obat terus menerus dalam waktu yang lama.

- Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol Menurut pasien dan keluarganya, pasien mulai merokok sejak umur ± 16 tahun. Pasien merokok sekitar 3-6 batang sehari. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun obatan terlarang.

2

Page 3: New Laporan Kasus

D. Riwayat Kehidupan Pribadi- Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien lahir normal, cukup bulan, pada tanggal 20 Maret 1985, ditolong oleh dukun di rumahnya. Saat hamil, ibu dalam keadaan sehat. Pasien tumbuh dan berkembang baik.

- Riwayat Masa Kanak Awal (usia 1-3 tahun) :Pasien mendapat ASI sampai umur 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangannya sama dengan anak sebayanya. Pada masa ini pasien jarang sekali sakit.

- Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun) Pasien mulai masuk SD pada umur 7 tahun. Prestasi di sekolah baik. Di rumah, pasien merupakan anak yang patuh pada orang tuanya. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan orang di sekitar rumah.

- Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (usia 12-18 tahun) Setelah tamat SD, tidak melanjutkan pendidikan ke SMP karena ekonomi keluarga tidak mampu.

- Riwayat Masa Dewasa Pasien belum menikah dan tinggal dengan ayah dan saudara-saudaranya. Pasien bekerja sebagai seorang petani. Sebelumnya pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangganya.

E. Situasi Kehidupan Sekarang- Pasien tinggal di rumah orang tua. Rumah tersebut memiliki tiga kamar. Pasien

tinggal bersama ayah, kedua adiknya, dan suami adiknya. Saudaranya yang lain tinggal berasingan. Pasien tidak bekerja.

F. Riwayat Kehidupan Keluarga- Pasien merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara (♂,♀,♀,♂,♀,♀,♂).Hubungan

pasien dengan keluarga baik. Riwayat gangguan mental yang sama dalam keluarga disangkal.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya- Pasien mempunyai cita-cita untuk menjadi kaya

- Pasien sedih dengan kematian ibunya sehingga dia merasa dirinya tidak berguna lagi

3

Page 4: New Laporan Kasus

Autoanamnesis (Diambil pada tanggal 12 Mei 2011)

DM : Selamat malam pak, perkenalkan saya Ana, dokter muda di sini. Siapa nama bapak?

P : Muklis

DM : Pak Muklis tahu sekarang sedang dimana?

P : Di rumah sakit jiwa.

DM : Bapak Muklis kapan masuk ke sini?

P : Kemarin

DM : Kemarin kapan, jam berapa pak?

P : Jam 12 malam

DM : Siapa yang bawa bapak ke sini?

P : Iparku

DM : Bagaimana ceritanya sampai bapak dibawa ke sini?

P : Saya ditipu. Katanya mau di bawa berobat sakit kepalaku, tapi malah di bawa ke sini. Ini bukan berobat. Ini sudah kaya’ orang gila. Saya tidak gila.

DM : Menurut keluarga, bapak sering mengamuk ?

P : Tidak ji dok. Ini Cuma salah paham. Saya tidak gila.

DM : Bapak pernah lihat yang aneh-aneh?

P : Saya bisa lihat jin

DM : Jin? Bisakah bapak berkomunikasi dengan jin?

P : (Tidak langsung menjawab, pasien diam sebentar) Iye, bisa. Sering ka bicara dengan jin. Pintar ka juga sembuh-sembuh penyakit.

DM : Penyakit apa yang bisa bapak sembuhkan?

P : Stroke..erm, pokoknya semua penyakit bisa.

DM : Dari mana bapak pelajari ilmu sembuhkan penyakit?

P : Tidak tau juga. Tapi pernah ka mimpi didatangi malaikat jibril.

4

Page 5: New Laporan Kasus

DM : Apa yang malaikat jibril bilang sama bapak?

P : Lupa ka juga apa yang dia bilang. Tapi pernah ka juga mimpi ketemu bidadari. Di kasi ka emas.

DM : Jadi apa yang bapak lakukan dengan emas itu?

P : Saya simpan di sumur, tempat mandi bidadari di Enrekang. Tempat lahir saya sama keponakanku.

DM : Siapa keponakan bapak?

P : Muklis

DM : Muklis? Jadi ini saya bicara sama siapa?

P : Pongorappe

DM : Jadi Muklis di mana?

P : Ada di dalam

DM : Jadi pak Pongorappe masuki Muklis ini?

P : Iye. Saya mau ajar dia menyembuhkan sakit bapanya.

DM : Kenapa dengan bapanya Muklis?

P : Sakit berat.

DM : Jadi Pak Muklis tidak bisa sembuhkan sendiri bapanya?

P : Bisa. Tapi belum cukup ilmunya.

DM : Lalu bagaimana saya bisa bicara sama pak Muklis?

P : Sekarang saya Muklis dok.

DM : Terus Pongorappe dimana?

P : Dia sudah pergi.

DM : Pak Muklis sadar saat Pongorappe masuk ke badan Pak Muklis?

P : Sadar dok

DM : Pak Muklis tidak melawan saat dia mau masuk ke badan Pak Muklis?

P : Tidak dok. Dia kan mau ajari saya ilmu sembuhkan orang lain.

5

Page 6: New Laporan Kasus

DM : Bapak pernah sembuhkan orang lain sebelum ini?

P : Pernah dok. Saya pernah sembuhkan temanku yang sakit maag. Dia tidak minum obat lagi setelah itu.

DM : Teman Pak Muklis itu sembuh karena minum obat teratur, bukan karena disembuhkan sama Pak Muklis.

P : Tidak dok. Saya yang kasi sembuh dia.

DM : Apakah bapak sering mendengar sesuatu yang orang lain tidak bisa dengar?

P : Iya dok.

DM : Suara itu bilang apa?

P : Bicara-bicara soal saya dok.

DM : Apa yang suara itu bilang tentang bapak?

P : Mereka mau mencelakai saya dok.

DM : Banyak atau satu orang pak?

P : Banyak orang dok.

DM : Suara laki-laki atau perempuan?

P : Suara laki-laki dok.

DM : Apakah bapak selalu mendengar suara itu terus menerus?

P : Terus menerus dok.

DM : Sudah berapa lama?

P : Sudah lama, mungkin sudah 5 bulan

DM : Pak Muklis tinggal dengan siapa?

P : Sama keluargaku

DM : Pak Muklis, saya mau tanya, menurut Pak Muklis, panjang tangan itu apa ya?

P : Pencuri dok

DM : Kalau arti habis manis, sepah dibuang?

P : Orang kalau tidak diperlukan lagi, tidak adami yang mau mendekat.

6

Page 7: New Laporan Kasus

DM : Kalau menghitung 100-7?

P : 93

DM : Kalau 93 -7?

P : 86

DM : Coba Pak Muklis ulangi 503887

P : 503887

DM : Kalau ada dompet bapak dapat, apa yang bapak lakukan?

P : Coba cari yang punya. Tapi kalau tidak didapat, rejekiku mi itu.

DM : Kira-kira ada tidak kemampuan bapak yang bisa hasilkan uang?

P : Saya bisa menyanyi dok. Saya juga bisa sembuhkan orang.

DM : Kalau pak Muklis menyanyi, pernah tidak dikasi uang sama orang lain?

P : Ya. Saya sering dikasi uang kalau menyanyi.

DM : Pak Muklis punya cita-cita?

P : Saya mau jadi orang kaya dok. Tapi tidak bisa karena saya tidak sekolah.

DM : Oke Pak Muklis, bapak harus selalu sabar ya. Kalau bapak punya masalah, jangan bapak pendam sendiri masalah yang bapak hadapi. Coba ceritakan pada keluarga Pak Muklis.

P : Iya dok

DM : Oke mekasih banyak ya, Pak Muklis. Semoga bapak cepat sembuh. Pak Muklis masih ingat nama saya?

P : Ana dok.

DM : Iya, makasih Pak Muklis, istirahat ya. Jangan lupa minum obat. Selamat malam.

P : Iya dok. Sama-sama.

7

Page 8: New Laporan Kasus

II. STATUS MENTAL (Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 12 Mei 2011)A. Deskripsi Umum

1. Penampilan : Tampak seoang laki-laki berumur 27 tahun, wajah sesuai umur, memakai baju kaos bewarna hijau dan celana panjang hitam, dandanan rambut tidak rapi, kuku panjang dan tampak tenang.

2. Kesadaran : Berubah3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Cukup tenang4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa, namun kadang menggantikan diri

dengan orang lain.5. Sikap tehadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati 1. Mood : Sedih2. Afek : Tumpul3. Keserasian : Tidak serasi4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif) 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai dengan tingkat

pendidikan2. Daya konsentrasi : Baik3. Orientasi :

- Waktu : Baik

- Tempat: Baik

- Orang : Baik4. Daya Ingat :

- Jangka panjang : Baik

- Jangka sedang : Baik

- Jangka pendek : Baik

- Segera : Baik5. Pikiran Abstrak : Baik6. Bakat Kreatif : Menyanyi7. Kemampuan menolong dirinya sendiri : Kurang

D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+) suara sekumpulan laki-laki yang

berkomentar mengenai dirinya, didengar setiap hari, terus-menerus.2. Ilusi : Tidak ditemukan3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan4. Derealisasi : Tidak ditemukan

8

Page 9: New Laporan Kasus

E. Proses Pikir 1. Arus pikiran :

a. Produktivitas : Cukupb. Kontinuitas : Relevan dan koherenc. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikir :a. Preokupasi : Tidak adab. Gangguan isi pikir : Waham kebesaran : Pasien merasa dirinya dapat

menyembuhkan semua jenis penyakit.

F. Pengendalian Impuls : Terganggu

G. Daya Nilai :1. Norma sosial : Terganggu2. Uji Daya Nilai : Terganggu3. Penilaian Realitas : Terganggu

H. Tilikan (insight) : Darajat 1 (Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit)

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUTPemeriksaan fisik :

A. Status Internus :Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, kuat angkat, frekuensi pernapasan 18 x/menit, suhu tubuh 36,5°C, sclera tidak ikterus, jantung dalam batas normal, pulmo ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-).

B. Status Neurologis :Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), pupil bulat, isokor. Refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal dan tidak ditemukan reflex patologis.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BEMAKNA

9

Page 10: New Laporan Kasus

Seorang laki-laki berusia 27 tahun MS, karena mengamuk sejak 3 bulan yang lalu dan semakin memberat sejak ± 1 minggu terakhir. Saat mengamuk, pasien sering merusak barang dan coba untuk lari dari rumah. Pasien juga gelisah, sering mundar-mandir, dan marah apabila dilarang. Pasien sering bicara sendiri, membahas tentang tuhan, dan meyebut keluarga yang telah meninggal yaitu ibunya. Pasien juga merasa takut kepada orang lain seolah-olah takut dikeroyok sehingga pernah membawa parang untuk membela diri. Pasien sering mengancam orang lain yang mendekat atau berbisik di depannya. Pasien merasa mempunyai kebolehan menyembuhkan semua jenis penyakit. Pasien aktif bekerja sebagai petani, namun 3 bulan terakhir pasien tidak lagi bekerja. Pasien tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Makan, minum dan mandi harus disuruh atau disiapkan..

Dari pemeriksaan staus mental didapatkan penampilan tampak seoang laki-laki berumur 27 tahun, wajah sesuai umur, memakai baju kaos bewarna hijau dan celana panjang hitam, dandanan rambut tidak rapi, kuku panjang dan tampak tenang. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotor cukup tenang, pembicaraan spontan, lancar dengan intonasi suara biasa. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood sedih, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan, keserasian tidak serasi. Daya konsentrasi cukup, daya ingat pasien baik, pikiran abstrak baik, kemampuan menolong diri sendiri kurang. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik berupa mendengar suara beberapa orang lelaki berkomentar tentang dirinya, didengar setiap hari, terus-menerus serta halusinasi visual berupa melihat jin. Arus pikiran : produktivitas cukup, kontinuitas relevan dan koheran, terdapat gangguan isi pikir berupa waham kebesaran yaitu pasien yakin dapat menyembuhkan semua jenis penyakit. Pengendalian impuls, norma sosial, uji daya nilai, penilaian realitas terganggu. Tilikan 1, dan dapat dipercaya.

V. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan riwayat gangguan pasien, ditemukan adanya riwayat pola perilaku yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan menimbulkan disabilitas (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, berdasarkan Pedoman dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ III), dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I :Diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan karena pada

hasil wawancara pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, kejang ataupun stroke,dan hasil pemeriksaan fisik semuanya dalam batas normal. Berdasarkan pemeriksaan fisik tidak ditemukan kondisi medis umum yang mempengaruhi fungsi otak. Pada pemeriksaan

10

Page 11: New Laporan Kasus

status mental juga tidak ditemukan gejala-gejala adanya kelainan organik. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.

Menurut PPDGJ III :

Termasuk Skizofrenia karena memenuhi kriteria: Adanya halusinasi visual, halusinasi auditorik. Sering berada dalam keadaan gaduh gelisah (excitement) Semua gejala tersebut berlangsung lebih dari satu bulan. Semua gejala Skizofrenia fase aktif yang berlangsung lebih dari satu bulan tersebut

tidak bersamaan dengan episode depresif berat atau episode manik selama lebih dari enam bulan.

Tidak disebabkan oleh penyakit otak

Memenuhi Kriteria untuk Skizofrenia Paranoid, karena : Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia. Sering kali bersifat paranoid Disertai oleh halusinasi visual, halusinasi auditorik  Iritabilitas, kemarahan tiba-tiba, penurunan afek.

Gangguan mental dan organik akibat penggunaan zat (F1) juga dapat disingkirkan karena meskipun pasien pernah merokok, tetapi zat-zat tersebut tidak menyebabkan gangguan jiwa yang nyata dialami pasien.

Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan halusinasi auditorik yang terus-menerus berupa suara beberapa orang lelaki berbicara mengenai dirinya dan halusinasi visual berupa melihat jin, serta waham kebesaran berupa pasien yakin bahwa dirinya dapat menyembuhkan semua jenis penyakit, sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat didiagnosa sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0).

Diagnosis Aksis IIDari hasil alloanamnesis dengan keluarga pasien, serta dari hasil observasi

terhadap pasien, tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian, tetapi didapatkan adanya ciri kepribadian pasien yang pendiam sehingga memungkinkan mengarah pada Ciri Kepribadian Skizoid.

Diagnosis Aksis IIIDari hasil autoanamnesis serta pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

neurologis,tidak ditemukan kondisi medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan belum ada diagnosis pada aksis III.Diagnosis Aksis IVPasien merasa sedih dengan kehilangan ibunya 1 tahun yang lalu akibat stroke.

11

Page 12: New Laporan Kasus

Diagnosis Aksis VGAF Scale pasien saat ini adalah 50-41. Gejala berat (serious), disabilitas berat.

Fungsi Pekerjaan : Pasien tidak bekerja  Fungsi Sosial / keluarga : Pasien mengalami gangguan dalam bersosialisasi

dankomunikasi dengan keluarga. Fungsi Perawatan Diri : Pasien kurang dalam merawat dirinya.

VI. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid Aksis II : Ciri kepribadian schizoidAksis III : Tidak ada diagnosisAksis IV : Kematian ibuAksis V : GAF Scale pasien saat ini adalah 50-41. Gejala berat (serious), disabilitas

berat.

VII. DAFTAR PROBLEMA. Organobiologik :

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bemakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter dopamine sehingga memerlukan psikofarmakoterapi.

B. Psikologik :Ditemukan hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi auditorik dan waham sehingga diperlukan psikoterapi.

C. Sosiologik :Ditemukan hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan, dan waktu senggang, sehingga diperlukan sosioterapi.

VIII. PROGNOSISA. Faktor pendukung :

12

Page 13: New Laporan Kasus

- Gejala positif yang menonjol berupa waham dan halusinasi

- Stressor psikososial jelas

- Tidak ditemukan kelainan organik

- Tidak ada riwayat keluarga dengan gejala samaB. Faktor penghambat :

- Onset terjadi pada usia muda

- Faktor ekonomi tergolong lemah

- Riwayat pendidikan rendah

Dari faktor-faktor di atas, prognosis pasien adalah dubia ad bonam

IX. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKASkizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum

diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik,fisik, dan sosial budaya.

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karekteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunt). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasa tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Pedoman Diagnostik

Harus ada sedikitnya satu atau dua gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)

a. “Thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitas berbeda ; atau“Thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil kelua oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) ; atau“Thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

b. “Delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan dai luar; atau“Delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau“Delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya atau pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar

13

Page 14: New Laporan Kasus

“Delusion of percepsion” = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasa bersifat mistik atau mukjizat.

c. Halusinasi auditorik :- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku

pasien, atau- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai

suara yang berbicara), atau- Jenis suara halusinasi yang berasal dari salah satu bagian tubuh

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya bisa mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide belebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme

g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan stupor;

h. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, respon emosional yang menumpul dan tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku peribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia Paranoid :

- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

- Sebagai tambahan : halusinasi dan/ waham harus menonjol

14

Page 15: New Laporan Kasus

a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);

b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relative tidak nyata, tidak menonjol.

X. RENCANA TERAPIA. Psikofarmakoterapi : Halopeidol 1,5 mg 3x1B. Psikoterapi : SupportifC. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang

disekitarnya tentang penyakit pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien.

XI. FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, serta efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.

15

Page 16: New Laporan Kasus

16