Laporan Pendahuluan Ket New

43
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Disusun Oleh : Pusfika Sari (15.401.11.035) AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PRODI D III KEBIDANAN KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI 2013 i

Transcript of Laporan Pendahuluan Ket New

Page 1: Laporan Pendahuluan Ket New

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Disusun Oleh :

Pusfika Sari (15.401.11.035)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI D III KEBIDANAN

KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI

2013

i

Page 2: Laporan Pendahuluan Ket New

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul Kehamilan Ektopik Terganggu ini telah dsetujui/disahkan pada ;

Hari :

Tanggal :

Jam :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Vita Raraningrum, S.ST

ii

Page 3: Laporan Pendahuluan Ket New

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya

kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul Kehamilan Ektopik

Terganggu ini. Laporan Pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas IKGD pada

semester IV.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang senantiasa

mengarahkan kami dalam memahami materi kegawatdaruratan ini. Kami juga mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, yang

telah banyak membantu dalam proses pembuatan, penyusunan dan penyelesaian Laporan

Pendahuluan ini.

Kami sangat menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharap kritik dan saran dari pembimbing

maupun pembaca sekalian agar Laporan Pendahuluan ini sempurna.

Krikilan, Mei 2013

Penyusun

iii

Page 4: Laporan Pendahuluan Ket New

DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan............................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi..........................................................................................................3

2.2 Kehamilan Ektopik Terganggu.....................................................................3

2.3 Epidemologi..................................................................................................4

2.4 Etiologi..........................................................................................................4

2.5 Patofisiologi..................................................................................................5

2.6 Gejala Klinis..................................................................................................5

2.7 Dignosa Banding...........................................................................................6

2.8 Alat Bantu.....................................................................................................6

2.9 Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik Terganggu..........................................7

2.10 Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu...............................................8

2.11 Reseksi Kehamilan Ektopik Terganggu......................................................9

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ..................................................................12

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................22

3.2 Saran..............................................................................................................22

iv

Page 5: Laporan Pendahuluan Ket New

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR KONSULTASI

v

Page 6: Laporan Pendahuluan Ket New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di masa lampau, kehamilan etopik terganggu (KET) hamper selalu berakibat

fatalnamun baerkat perkembangan alat diagnostic yang canggih, angka kesakitan maupun

kematian akibat KET jauh berkurang. Meskipun demikian, kehamilan ektopik masih

merupakan salah satu masalah utama dalam bidang obstetric atau kebidanan.

Angka kejadian kehamilan ektopik bervariasi pada setiap pusat penelitian tergantung

pada beberapa factor antara lain : Pemakaian antibiotic ; Menyebabkan kesembuhan dari

infeksi pada tuba, tetapi lumennya menyempit sehingga memperbesar kejadian hamil

ektopik, Pemakaian alat kontrasepsi ; Meningkatkan kejadian hamil ektopik karena

fungsinya menghindari hamil tapi tidak sekaligus mengurangi kejadian hamil ektopik,

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun

dengan umur rata-rata 30 tahun, Frekuensi kehamilan ektopik yang terjadi 0-14,6 % atau

antara 1-125/330 kasus.

Di Amerika Serikat, kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 64 hingga 1 dari 241

kehamilan, dan 85-90% kasus kehamilan ektopik didapatkan pada multi gravida.

(Anik Maryunani. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan, 2009 : 36 Dan Ratna

Dewi Pudiastuti. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal & Patologi, 2011 : 64,70)

1.2 Tujuan

A. Tujuan Umum

Memahami konsep kegawatdaruratan obstetric khususnya pada kasus Kehamilan

Ektopik Terganggu (KET).

B. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang definisi

2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang etiologi

3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang epidemologi

4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang patofisiologi

5. Mahasiswa mampu mengetahui tentang gejala klinik

6. Mahasiswa mampu mengetahui tentang diagnose banding

1

Page 7: Laporan Pendahuluan Ket New

7. Mahasiswa mampu mengetahui tentang alat bantu diagnostic

8. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penatalaksanaan kehamilan ektopik

terganggu

9. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penangan kehamilan ektopik terganggu

2

Page 8: Laporan Pendahuluan Ket New

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

1. Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi, tumbuh

dan berkembang diluar endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut mengalami

proses pengakhiran (abortus) maka disebut kehamilan ektopik terganggu (KET).

(Achadiat, 2004)

2. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi terjadi diluar

endometrium kavum uteri. Hamper 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba uteria.

Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau rupture apabila masa kehamilan

berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya tuba) dan peristiwa ini

disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu. (Saifudin, dkk, 2006)

3. Suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi

selain cavum uteri, seperti ovarium, tuba, seviks, bahkan rongga abdomen. Istilah

kehamilan ektopik terganggu (KET). Merujuk pada keadaan dimana timbul gangguan

pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun rupture yang menyebabkan

penurunan keadaan umum pasien.

(Anik Maryunani. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan, 2009 : 36)

2.2 Kehamilan Ektopik Terganggu

Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak (akut) biasanya tidak

sulit. Keluhan yang sering disampaikanadalah haid yang terlambat untuk beberapa waktu

atau terjadi gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan tenesmus. Dapat

terjadi perdarahan vaginam.

Yang menonjol adalah penderita tampak kesakitan, pucat dan pada pemeriksaan

ditemukan tanda-tanda syokserta perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan

ginekologikditemukan serviksyang nyeri bila digerakkan dan Cavum Douglasyang

menonjol dan nyeri raba.

Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis atipik

atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas, tanda dan gejala kehamilan muda tidaktidak

jelas, demikian pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu

pucat. Hal ini dapat terjadi apabila perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu

berangsung lambat. Dalam keadaan demikian, alat bantu diagnostic amat diperlukan untuk

memastikan diagnostic. (Sarwono Prawirohardjo, 2009 : 200)

3

Page 9: Laporan Pendahuluan Ket New

2.3 Epidemologi

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40

tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada

wanita 20-30 tahun dengan sosio-ekonomi rendah dan tinggal didaerah dengan prevalensi

gonore dan prevalensi tuberkulosa yang tinggi.

(Wibowo, 2007)

2.4 Etiologi

Kehamilan ektopik terganggu dapat disebabkan oleh :

a. Faktor uterus

1) Tumor uterus yang menekan tuba

2) Uterus hipoplasia

3) Tuba sempit dan berlekuk – lekuk sering disertai dengan gangguan fungsi silia

endosalping

b. Faktor tuba

1) Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalping

2) Tuba sempit, panjang dan berlekuk – lekuk

3) Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba

4) Diventrikel tuba dan kelainan konginetal lainnya

5) Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna (lumen tuba menyempit)

c. Faktor ovum

1) Migrasi eksterna dari ovum

2) Perlekatan membrane granulose

3) Migrasi interna ovum

(Anik Maryunani. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan, 2009 : 41)

d. Faktor lain

1) Hamil saat berusia lebih dari 35 tahun

2) Fertilisasi in vitro

3) Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

4) Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

5) Infertilitas

6) Mioma uteri

7) Hidrosalping

(Rachimhadhi, 2005)

4

Page 10: Laporan Pendahuluan Ket New

2.5 Patofisiologi

Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi

tersering), isthmus, fimbriae, pars interstitialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen,

serviks dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar tuba

maupun secara interkolumnar. Pada keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujung atau

sisi jonjot endosalping yang relatif sedikit mendapat suplai darah, sehingga zigot mati dan

kemudian diresorbsi.

Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel di antara dua jonjot. Zigot yang

telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai desidua,

yang disebut pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus endosalping dan

mencapai lapisan miosalping dengan merusak integritas pembuluh darah di tempat

tersebut.

Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang, dan perkembangannya tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi dan banyaknya

perdarahan akibat invasi trofoblas.

Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopik pun mengalami hipertrofi

akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-tanda kehamilan

seperti tanda Hegar dan Chadwick pun ditemukan. Endometrium pun berubah menjadi

desidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel endometrium menjadi hipertrofik,

hiperkromatik, intinya menjadi lobular dan sitoplasmanya bervakuol. Perubahan selular

demikian disebut sebagai reaksi Arias-Stella.Karena tempat implantasi pada kehamilan

ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya kehamilan, suatu saat kehamilan ektopik

tersebut akan terkompromi.

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah:

1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi

2. Abortus ke dalam lumen tuba

3. Ruptur dinding tuba.

(Anik Maryunani. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan, 2009 : 39)

2.6 Gejala Klinik

Trias gejala dan tanda dari kehamilan ektopik adalah riwayat keterlambatan haid atau

amenorrhea yang diikuti perdarahan abnormal (60-80%), nyeri abdominal atau pelvik

(95%). Biasanya kehamilan ektopik baru dapat ditegakkan pada usia kehamilan 6 – 8

minggu saat timbulnya gejala tersebut di atas. Gejala lain yang muncul biasanya sama

seperti gejala pada kehamilan muda, seperti mual, rasa penuh pada payudara, lemah, nyeri

5

Page 11: Laporan Pendahuluan Ket New

bahu, dan dispareunia. Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan pelvic tenderness,

pembesaran uterus dan massa adneksa.

(Saifiddin, 2002; Cunninghametal, 2005).

Dikenal dengan sebutan “trias” adapun gejala kliniknya adalah :

a. Amenorhoe

Lamanya amenorhoe bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan. Dengan

amenorhoe terdapat tanda hamil muda yaitu : morning sickness, mual-mual, perasaan

ngidam .

b. Terjadi nyeri abdomen

Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah. Rasa nyeri dapat menjalar

keseluruhan abdomen tergantung dari perdarahan didalamnya. Bila rangsangan darah

dalam abdomen mencapai diafragma dapat terjadi nyeri didaerah bahu. Bila darahnya

membentuk hematokel yaitu timbunan didaerah Cavum Dauglass akan terjadi rasa

nyeri dibagian bawah dan saat buang air besar.

c. Perdarahan

Terjadinya abortus atau rupture kehamilan tuba terdapat pendarahan kedalam cavum

abdomen dalam jumlah yang bervariasi. Darah yang tertimbun dalam cavum abdomen

tidak berfungsi sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan

nadi meningkat, tekanan darah menurun, sampai jatuh kedalam ke keadaan syok.

Hilangnya darah dari peredaran darah umum yang mengakibatkan penderita tampak

anemia, ekstrimitas dingin, berkeringan dingin, kesadaran menurun dan pada abdomen

terdapat tumpukan darah. Setelah kehamilannya mati, desidua dalam cavum uteri

dikeluarkan dalam bentuk desidua seperti seluruhnya dikeluarkan bersama dalam bentuk

perdarahan hitam seperti menstruasi.

(Anik Maryunani. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan, 2009 : 41)

2.7 Diagnosis Banding

Kadaan – keadaan patofisiologis baik didalam maupun di luar bidang kebidanan dan

kandungan (obstetric ginekologi) perlu dipikirkan sebagai diagnosis bonding kehamilan

ektopik terganggu.

a. Kelainan di bidang kebidanan dan penyakit kandungan yang didiagnosisbanding

dengan KET antara lain :

1) Abortus

6

Page 12: Laporan Pendahuluan Ket New

2) Kista ovary juga terpuntir, pecah atau terinveksi baik dengan atau tanpa kehamilan

muda

3) Perdarahan uteri disfungsional atau metroraghia karena kelainan ginekologik atau

organic lainnya

4) Endometriosis

5) Salpingitis

6) Rupture kista kiteal

7) Penyakit trofoblastik gestasional

b. Kelainan atau penyakit diluar bidang kebidanan dan penyakit di luar bidang kebidanan

dan penyakit kandungan yang manifestasinya menyerupai KET adalah :

1) Apendisitis

2) Penyakit radang panggul

(Anik Maryunani. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan, 2009 : 42)

2.8 Alat Bantu Diagnostik

1. Tes kehamilan

Yang dimaksut tes kehamilan disini adalah reaksi imunologik untuk mengetahui ada

atau tidaknya hormone human chorionic gonadotropin (HCG) dalam air kemih.

2. Kuldosentesis

Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum

Douglas ada darah atau cairan lain. Cara ini tidak digunakan pada kehamilan ektopik

belum terganggu.

A. Teknik

a. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi.

b. Vuva dan vagina dibesihkan dengan antiseptic.

c. Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan tenakulum,

kemudian dilakukan traksi ke depan swhingga forniks posterior ditampakkan.

d. Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan sempit 10

ml dilakukan pengisapan.

B. Hasil

a. Positif

Apabila dikeluarkan darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak

membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil. Darah ini menunjukkan

adanya hematokel retrouterin. Untuk memudahkan sifat pengamatan sifat

darah, sebaiknya darah yang dihisap disemprotkan pada kain kasa.

7

Page 13: Laporan Pendahuluan Ket New

b. Negative

Apabila cairan yang dihisap bersifat :

1) Cairan jernih, yang mungkin berasal dari cairan peritoneum normal atau

kista ovarium yang pecah.

2) Nanah, yang mungkin berasal dari penyakit radang pelviks atau radang

apendiks yang pecah (nanah harus dikultur).

3) Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku,

darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk.

c. Nondiagnostik

Apabila pada pengisapan tidak berhasil dikeluarkan darah atau cara lain.

3. Ultrasonografi

Aspek yang terpenting dalam penggunaan ultrasonografi pada penderita yang diduga

mengalami kehamilan ektopik adalah evaluasi uterus. Atas dasar pertimbangan bahwa

kemungkinan kehamilan ektopik yang terjadi bersama-sama kehamilan uterin adalah

1:30.000 kasus, maka dalam segi praktis, maka dalam segi praktis dapat dikatakan

bahwa apabila dalam pemeriksaan ultrasonografi ditemukan kantung gestasi

intrauterine, kemungkinan kehamilan ektopik dapat disingkirkan.

4. Laparoskopi

Laparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir unntuk kehamilan

ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostic yang lain menragukan. Melalui

prosedur laparoskopik, lat kandungan dalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai

keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum.

Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit vistualisasi alat kandungan,

tetapi hal ini menjadi indikasi untuk dilakukan laparotomi.

(Srawono Prawirohardjo, Ilmu Bedah Kebidanan, 2009 : 200)

2.9 Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik Terganggu

Bagaimana sikap bidan / perawatan kebidanan dalam menggapai kahamilan ektopik

terganggu?. Kehamilan ektopik tergantung merupakan masalah klinis yang memerlukan

penanganan spesialistik, sehingga rujukan merupakan langkah yang sangat penting.

Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan dapat menegakkan

diagnosis kemungkinannya sehingga sikap yang paling baik diambil adalah segera

merujuk penderita (ibu) kefasilitas yang lebih lengkap seperti puskesmas, dokter atau

langsung ke rumah sakit.

8

Page 14: Laporan Pendahuluan Ket New

Sebagai gambaran penanganan spesialistis tersebut yang akan dilakukan adalah

penatalaksanakaan kehamilan ektopik terganggu tergantung dalam beberapa hal, antara

lain : lokasi kehamilan dan tampilan klinis. Sebagai contoh, penatalaksanaan kehamilan

tuba berbeda dari penatalaksanaan kehamilan abdominal. Selain itu, perlu dibedakan pula

penatalaksanaan kehamilan ektopik yang belum terganggu dari kehamilan ektopik

terganggu. Tentu saja penatalaksanaan penderita dengan kehamilan ektopik yang belum

terganggu berbeda dengan penatalaksanaan dengan kehamilan ektopik yang menyebabkan

syok.

Adapun prinsip umum penatalaksanaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut :

a. Segera rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap (rumah sakit)

b. Obtimalisasi keadaan umum ibu dengan pemberian cairan dan trasfusi darah untuk

mengkoreksi hipofolemia dan anemia, pemberian oksigen atau bila dicurigai ada

infeksi deberi juga antibiotic (pada keadaan syok segera diberikan infuse cairan dan

oksigen sambil menunggu darah. Kondisi penderita harus diperbaiki, control tekanan

darah, nadi dan pernafasan).

c. Penatalaksanaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera dengan

penatalaksanaan bedah (operasi/laparatomi) setelah diagnosis dipastikan.

(Anik Maryunani, Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan, 2009 : 47)

2.10 Penangana Kehamilan Ektopik Terganggu

1. Upaya stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS

atau RL (500ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.

2.  Kemoterapi. Kriteria khusus diobati dengan cara ini kehamilan di pars ampullaris

tuba belum pecah, diameter kantung gestasi ≤ 4 cm, perdarahan dalam rongga

perut ≤ 100ml, tanda vital baik dan stabil. Obat yang digunakan metotrexate

1mg/kg IV dan sitrovorum vactor 0,1mg/kg IM berselang-seling setiap hari selama

8 hari.

3. Kuretase.

4.  Laparatomi. Memperhatikan berbagai hal diantaranya kondisi penderita, keinginan

penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomik

organ pelvik, kemampuan teknik bedah micro dokter operator, dan kemampuan

teknologi fertilisasi in vitro setempat.

5. Salpingektomia. Pada kondisi yang buruk seperti syok.

9

Page 15: Laporan Pendahuluan Ket New

2.11 Reseksi Kehamilan Ektopik Terganggu

A. Persetujuan Medik

B. Persiapan Operasi

a. Pasien

b. Penolong

c. Tim Operasi

C. Pencegahan Operasi Dan Persiapan Operasi

D. Tindakan Operasi

a. Lakukan insisi mediana / pfannenstuel sepanjang 15 cm

b. Perdalam insisi sehingga mencapai rongga peritoneum

c. Hisap darah dalam rongga abdomen sehingga menampakkan lokasi kehamilan

ektopik das umber perdarahan.

Bila sulit melakukan identifikasi, angkat korpus uteri sehingga menampakkan

kedua belah tuda dan adneksa.

d. Klem bagian yang mengalami perdarahan atau mengandung masa kehamilan

pada bagian medial dan lateral (massa berada di antara kedua klem).

e. Perhatikan bagian yang telah di klem dan pastikan bahwa perdarahan telah

dapat dihentikan serta tidak terdapat bagian-bagian lain yang ikut terjepit

f. Angkat dinding perut dengan retractor, kemudian selipkan kasa besar yang

membatasi organ genetalia interna (uterus, ovarium dan tuba) terhadap usus

dibawah proksimalnya.

Jepit ujung kasa dengan kocher ke kain penutup

g. Reseksi bagian yang mengandung produk kehamilan (diantara 2 klem) dan

simpan dalam larutan pegawet (untuk pemeriksaan PA)

h. Sisa potongan tuba kemudian diikat dengan kromik catgut no 2

i. Cek perdarahan, jika tidak ada perdarahan selanjutnya dilakukan

reperitonealisai secara jelujur dengan benang plan catgut no 00

j. Yakinkan tidak ada perdarahan dengan memeriksa luka jahitan beberapa saat

k. Kavum abdominal dicuci dengan larutan NaC 0,9% hangat, keluarkan kasa

besar dan bersihkan sisa cairan / darah

l. Kavum Douglas dibersihkan, periksa uba dan ovarium pada sisi lain, untuk

memproduksi fertilitasnya

m. Lakukan penjahitan dindin perut

n. Aposisi kulit dilakukan dengan jahitan subkutikuler

o. Luka operasi ditutup dengan kasa + pofidon iodine 10%

10

Page 16: Laporan Pendahuluan Ket New

p. Kain penutup abdomen dilepaskan hati-hati tanpa menyentuh kasa penutup

luka operasi

q. Vagina dibersihkan dari sisa cairan / darah

r. Daerah vulva juga dibersihkan dari cairan / darah

E. Perawatan Pasca Bedah

a. Periksa TTV, ukur jumlah urin dan jumlah perdarahan selama operasi, kadar

hemoglobin

b. Dokumentasi

c. Buat perawatan :

1) Jadwal pemeriksaan TTV dan ukur input-output

2) Jenis poengobatan dan gejala-gejala yang harus diwaspadai

3) Kebutuhan transfusi, mobilisasi dan realimentasi

(Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2009 : 564)

11

Page 17: Laporan Pendahuluan Ket New

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Judul : diberikan setelah dilakukan pemeriksaan pada pasien

Tempat : untuk mengetahui dimana saja pasien melakukan pemeriksaan

Tanggal : untuk mengtahui kapan pasien melakukan pemeriksaan sehingga

memudahkan dalam menjadwal kunjungan ulang.

Jam : untuk mengetahui jam berapa dilakukan pemeriksaan

No. Reg : memudahkan tenaga kesehatan mencari data pasien di tepat pelayanan

kesehatan

I. Pengkajian

A. Data obyektif

1. Biodata

Nama : memudahkan untuk memanggil klien.

Umur : mengetahui terlalu penyebab terjadinya KET

Pendidikan : mengetahui pendidikan ibu untuk pemberian

konseling.

Agama : menentukan cara pemberian asuhan sesuai keyakinan.

Suku/bangsa: mengetahui adat istiadat klien.

Pekerjaan : mengatahui aktivitas klien.

Alamat : mempermudah menghubungi klien.

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan mengatakan anak pertama usia kehamilan 3 bulan dating

untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluh nyeri perut bagian

bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celana.

(Ratna Dewi Pudiastuti. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal &

Patologi, 2011 : 72)

3. Riwayat kesehatan klien

Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

penyakit yang diderita pada saat ini dikaji untuk mengetahui penyakit yang

di derita oleh ibu saat ini. Seperti penyakit menular, menahun dan menurun

Riwayat kesehatan yang lalu

4. Riwayat kesehatan keluarga

12

Page 18: Laporan Pendahuluan Ket New

Dikaji untuk mengetahui penyakit yang diderita oleh keluarga

Data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit

keluarga atau penyakit akut, kronis seperti jantung, DM, hipertensi, dan

asma

5. Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali ibu menikah, status menikah sah atau

tidak

6. Riwayat haid

Untuk mengetahui usia ibu menarce apakah ibu terlambat haid atau tidak

karena berpengaruh dengan KET, siklus, banyaknya, teratur atau tidak,

warnanya, ada atau tidak flour albus

7. Riwayat obstetric

suami

Hamil Persalinan Anak Nifas

KBKe UK Jenis penolong tempat penyulit BB/PB

usi

aJK H/M

AS

Ipenyulit

1 1 H A M I L I N I

8. Riwayat KB

Dikaji untuk mengetahui ibu menggunakan alat kontrasepsi apa saja,

berapa lama ,dan ada keluhan atau tidak. Karena KB dapat mempegaruhi

penyebab KET seperti KB AKDR.

9. Pola pemenuhan sehari-hari

Pola Selama hamil Selama nifas

Nutrisi Dikaji untuk

mengetahui pola makan

dan minum ibu

sebelum hamil

Dikaji untuk

mengetahui pola makan

dan minum ibu selama

hamil

Eliminasi Dikaji untuk berapa

kali BAB dan BAK

serta adakah penyulit.

Dikaji untuk berapa

kali BAB dan BAK

serta adakah penyulit.

Aktivitas Ibu mengatakan

mengatakan melakukan

Ibu mengatakan

mengatakan melakukan

13

Page 19: Laporan Pendahuluan Ket New

pekerjaan rumah tangga

seperti menyapu,

memasak, mencuci.

pekerjaan rumah tangga

seperti menyapu,

memasak, mencuci.

Istirahat Mengetahui pola

istirahat ibu selama

sehari dan idealnnya

istirahat 8 jam

Mengetahui pola

istirahat ibu selama

sehari dan idealnnya,

namun pada ibu

mastitis istirahatnya

akan berkurang karena

sering merasa nyeri

pada payudara

Seksual Dikaji berapa kali ibu

melakukan hub seksual

dalam seminggu

Ibu belum berhubungan

dengan suaminya

selama masa nifas

Personal hygiene Mengkaji kebersihan

diri ibu meliputi mandi,

gosok gigi,keramas,

ganti celana dalam,

Mengkaji kebersihan

diri ibu meliputi mandi,

gosok gigi,keramas,

ganti celana dalam,

menjaga kebersihan

pada daerah payudara

dan mengganti BH 2x

sehari

Kebiasaan sehari-hari Untuk mengetahui

kebiasasaan ibu sehari-

hari

Untuk mengetahui

kebiasasaan ibu sehari-

hari

10. Kehidupan sosial budaya

Untuk mengetahui kehidupan ibu yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat dan keluarga.

11. Riwayat psikososial

a. Psikologi

Untuk mengetahu respon ibu terhadap bayinya

14

Page 20: Laporan Pendahuluan Ket New

Ibudengan KET cemas dan sulit tidur karena nyeri pada adneksa kanan

dan kiri.

b. Kebutuhan dukungan suami dan keluarga

Ibu mengatakan bahwa dari pihak suami dan keluarga sangat khawatir

dengan kondisi ibu saat ini.

12. Riwayat spiritual

Ibu mengatakan beragama islam dan rajin beribadah.

B.Data Objektif

Data yang biasa diobservasi dan diukuroleh tenaga kesehatan.

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum :untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang

dialami ibu (baik)

b. Kesadaran : untuk mengetahui tingakat kesadaran ibu composmentis, apatis,

somnolen, koma (compos mentis)

c. Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah ibu normalnya (100/70mmHg-

140/90mmHg), umumnya tekanan darah menurun.

d. Suhu : untuk mengetahui suhu badan ibu hipotermi atau tidak normalnya (36,50C-

37,50C)

e. Nadi : untuk mengetahui denyut nadi yang dihitung dalam 1 menit normalnya (60-

80 x/menit), umunya nadi meningkat (takhikardia)

f. Respiratory Rate : untuk mengetahui frekuensi pernapasan klien normalnya 16-

24x/menit

g. TB :untuk mengetahui tinggi badan ibu nomalnya > 145 cm

h. BB : untuk mengetahui berat badan ibu

i. LILA : untuk mengetahui apakah ibu terkena kekurangan energy kronis atau tidak

normalnya > 23,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

- inspeksi: untuk mengetahui keadaan rambut, warna rambut

b. Wajah

- inspeksi: untuk mengetahui adanya odema atau tidak, muka terlihat pucat atau

tidak (biasanya pucat)

c. Mata

15

Page 21: Laporan Pendahuluan Ket New

- inspeksi: mengetahui warna konjungtiva merah muda atau pucat (biasanya

pucat) dan sklera berwarna putih atau kuning

d. Hidung

- inspeksi: untuk mengetahui adanya kelainan, adanya benjolan dan sekret.

e. Telinga

- inspeksi: mengetahui adanya serumen atau tidak.

f. Mulut, gigi dan gusi

- inspeksi : mengetahui adanya stomatitis atau tidak,adanya karies atau tidak.

g. Leher

- inspeksi: mengetahui adanya pembesaran kelenjar tiroid dan pembengkakan

vena jugularis.

- Palpasi: mengetahui adanya pembesaran kelenjar tiroid dan pembengkakan

vena jugularis.

h. Dada

- inspeksi: mengetahui ada atau tidak retaraksi dada

- auskultasi: mengatahu ada atau tidaknay wheezing atau ronchi

i. Payudara

- inspeksi : mengetahui adanya pembesaran atau tidak, kesimetrisan letak

payudara, adanya hiperpigmentasi pada areola.

- palpasi : mengetahu ada atau tidak benjolan pada payudara, ada atau tidak

nyeri tekan, ASI sudah keluar atau belum

j. Abdomen

- inspeksi: ada atau tidak linea, terlihat luka bekas operasi atau tidak

- palpasi : terdapat tanda-tanda rangsangan peritoneal (nyeri tekan, nyeri ketok,

nyeri lepas, defense musculaire) hal ini disebabkan karena darah masuk ke

dalam rongga abdomen akan merangsang peritoneum, tanda cairan bebas

dalam abdomen.

- Auskultasi : perut kembung

k. Genetalia

- Inspeksi: mengetahui adanya

- Palpasi : nyeri goyang pada pemeriksaan serviks, serviks terlalu lunak dan

nyeri tekan, korpus uteri normal atau sedikit membesar kadang sulit diketahui

karena nyeri abdomen yang hebat.

l. Anus

16

Page 22: Laporan Pendahuluan Ket New

- inspeksi: mengetahui adanya haemorrhoid

m. Ekstremitas

- inspeksi :, adanya varises atau tidak dan mengetahui

- Palpasi : mengetahui adanya odema atau tidak, biasanyan ekstrimitas dingin

- Perkusi : reflek patela kanan dan kiri.

3. Pemeriksaan Penunjang

Untuk mengetahui pemeriksaan yang tidak dapat dilakukakn dengan pemeriksaan

fisik.

a. Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).

Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

b. USG :

- Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

- Adanya massa komplek di rongga panggul

c. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum

Douglas ada darah.

d. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

e. Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar

uterus

(Ratna Dewi Pudiastuti. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal & Patologi, 2011 : 75

Dan Anik Maryunani. Asuhan kegawatdaruratan Dalam Kebidanan, 2009 : 43)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Dx : Ny…. G…. P….. UK….dengan kehamilan ektopik terganggu

Ds : Ibu mengatakan ada perdarahan pada jalan lahir, ada nyeri perut sebelah kanan.

Do : 1. Keadaan umum dan vital sign

a. Keadaan umum : lemah

b. Tekanan darah : 110/700 mmHg

c. Suhu : 380 C

d. Nadi : 90x/menit

e. Respiratory Rate : 18x/menit

f. Pemeriksaan fisik

1) Wajah

17

Page 23: Laporan Pendahuluan Ket New

- inspeksi: untuk mengetahui adanya odema atau tidak, muka terliat

pucat atau tidak (biasanya pucat)

2) Mata

- inspeksi: mengetahui warna konjungtiva merah muda atau pucat

(biasanya pucat) dan sklera berwarna putih atau kuning

3) Abdomen

- inspeksi: ada atau tidak linea, terlihat luka bekas operasi atau tidak

- palpasi : terdapat tanda-tanda rangsangan peritoneal (nyeri tekan,

nyeri ketok, nyeri lepas, defense musculaire) hal ini disebabkan

karena darah masuk ke dalam rongga abdomen akan merangsang

peritoneum, tanda cairan bebas dalam abdomen.

- Auskultasi : perut kembung

4) Genetalia

- inspeksi: mengetahui adanya

- Palpasi : nyeri goyang pada pemeriksaan serviks, serviks terlalu

lunak dan nyeri tekan, korpus uteri normal atau sedikit membesar

kadang sulit diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.

5) Ekstremitas

- Palpasi : mengetahui adanya odema atau tidak, biasanyan

ekstrimitas dingin

g. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).

Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat

meningkat.

2) USG :

- Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

- Adanya massa komplek di rongga panggul

3) Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam

kavum Douglas ada darah.

4) Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

5) Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi

di luar uterus

18

Page 24: Laporan Pendahuluan Ket New

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL.

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah

dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

a. Syok hipovolemik

Penurunan volume intravaskuler yang disebabkan karena kehilangan cairan,

penurunan asupan / pemasukan cairan dan redistribusi ciran dari

kompartemen / bagian intravaskuler ke ruang-ruang interstestial dan

interluminal.

b. Abortus iminens

Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan

suatu kehamilan.

c. Abortus inkomplit

Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah

diluar kavum uteri melalui kanalis servikalis.

d. Rupture tuba

Robekan yang terjadi pada tuba

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai

dengan kondisi klien.

Melakuakn kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan dan melakukan rujukan ke

Rumah Sakit.

V. INTERVENSI

Tanggal:…….. jam:………………….

Dx : Ny…. G…. P….. UK….dengan kehamilan ektopik terganggu19

Page 25: Laporan Pendahuluan Ket New

Masalah : gangguan rasa nyaman (cemas)

Tujuan : setelah dilakukan penanganan 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat

Kreteria Hasil :

a. Tanda-Tanda Vital

TD : 100/60 – 140/90 mmHg

S : 36,5 – 37,5 0C

N : 60 – 90 x/menit

RR : 16 – 24 x/menit

b. Ibu tidak cemas dan merasa tenang

c. Kehamilan Ektopik Terganggu dapat ditangani sesuai dengan pengobatannya

Planning :

1. Jelaskan kondisi ibu saat ini

Rasional : ibu mengetahui keadaannya saat ini

2. Jelaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses

penyembuhan ibu

Rasional : ibu memerlukan dukungan dari keluarga terdekat agar tidak terbebani

3. Anjurkan ibu untuk melakukan test laboratorium

Rasional : ibu mengetahui penyakit yang diderita

4. Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn

Rasional : ibu memperoleh penanganan ari dokter spesialis obgyn

Masalah : Cemas

1. Jelaskan pada ibu tentang kehamilan ektopik terganggu

Rasional : Kecemasan ibu berkurang

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : jam :

1. Menjelaskan kondisi ibu bahwa kehamilan ektopik terganggu berbahaya bagi kondisi ibu

apabila tidak segera di tangani.

20

Page 26: Laporan Pendahuluan Ket New

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses

penyembuhan ibu serta memberikan motivasi kepada ibu bahwa ibu dapat menghadapi

masalah ini

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan tes laboratorium, USG, Kuldosentesis

Ultrasonografi di Rumah Sakit

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam

a. Menganjurkan ibu untuk pemeriksaan laboratorium, USG, Kuldosentesis

Ultrasonografi.

b. Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu.

Masalah : Cemas

1. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ektopik terganggu dapat di tangani dengan

pengobatan dan tindakan lanjut yang di lakukan oleh dokter spesialis obgyn.

VII. EVALUASI

Tanggal : Jam :

S : ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang disampaikan oleh

bidan.

O : ibu menganggukkan kepala tanda mengerti dan dapat mengulangi

penjelasan yang telah diberikan.

A : Ny…. G…. P….. UK….dengan kehamilan ektopik terganggu

P : Ingatkan ibu untuk melakukan tes laboratorium di Rumah sakit

Ingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ke dokter spesialis obgyn / ke rumah

sakit

21

Page 27: Laporan Pendahuluan Ket New

22

Page 28: Laporan Pendahuluan Ket New

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tempat implantasi/ nidasi/ melekatnya buah

kehamilan di luar tempat yang normal, yakni di luar rongga rahim Sedangkan yang disebut

sebagai kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan ektopik yang mengalami abortus

ruptur pada dinding. Semua faktor yang menghambat migrasi embrio ke kavum uteri

menyebabkan seorang ibu semakin rentan untuk menderita kehamilan ektopik. Tempat-

tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi tersering), isthmus,

fimbriae, pars interstitialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen, serviks dan

ligamentum kardinal.

3.2 Saran

1. Bagi institusi : sebagai bahan bagi rekan-rekan mahasiswa prodi DIII Kebidanan

Akes Rustida, dan juga pihak Akes Rustida data memberikan tambahan tentang

kegawatdaruratan obstetric dalam hal ini kehamilan ektopik terganggu dengan

lengkapanya refrensi buku yang didaatkan mahasiswa.

2. Bagi penulis : meningkatakan pengetahuan dan keterampilan dalam proses

manajemen asuhan kebidanan pada kegawatdaruratan obstetric, dalam hal ini

kehamilan ektopik terganggu.

3. Bagi kelompok : meningkatakan pengetahuan dan membangun kerjasama yang baik

dalam sebuah tim sebagai pelatihan dasar dalam penyususan makalah dan pengenalan

pembuatan karya tulis sebagai salah datu persyaratan dalam menyelesaikan ujian ahir

di jenjang pendidikan DIII Kebidanan Akes Rustida

22

Page 29: Laporan Pendahuluan Ket New

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina

Ustaka Sarwono Prawirohardjo

Http://Jurnalbidandiah.Blogspot.Com/2012/07/Komplikasi-Masa-Nifas-Infeksi Payudara_19

Marmi, Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Ustaka Sarwono

Prawirohardjo

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans

Info Media

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal Dan Patologi.

Yogyakarta : Nuha Medika

23

Page 30: Laporan Pendahuluan Ket New

LEMBAR KONSULTASI

No Tanggal Keterangan Paraf

24