Metode Penentuan Bentuk Persamaan Ruang Keadaan Waktu Diskrit

download Metode Penentuan Bentuk Persamaan Ruang Keadaan Waktu Diskrit

of 13

Transcript of Metode Penentuan Bentuk Persamaan Ruang Keadaan Waktu Diskrit

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 97 METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAANRUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Robertus Heri Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Tulisaninimembahaspenentuanpersamaanruangkeadaandari sistemwaktudiskritdalambentuk:kanonikterkontrol,kanonik terobservasi,kanonikdiagonal,sertakanonikJordandengan menggunakanmetodapemrogramanlangsung,pemrograman bersarangdanperluasanpecahansebagian.Jugadibahas ketidaktunggalan persamaan ruang keadaan dari suatu sistem yang diberikan,yangdibuktikandenganrelasiantaraduavektor keadaanyangberdimensisama,dimanasatusamalain dihubungkan oleh sebarang matriks non singular. Kata kunci :fungsitransfer,sistempersamaanwaktudiskrit, transformasi z. 1.PENDAHULUAN Persamaanruangkeadaanterdiridaripersamaanruangkeadaanwaktu diskritdanpersamaanruangkeadaanwaktukontinu.Masing-masingdari persamaan ruang keadaan tersebut terbagi lagi menjadi persamaan ruang keadaan yangberubahterhadapwaktu(timevarying)danpersamaanruangkeadaanyang tidak berubah terhadap waktu (time invariant). Persamaanruangkeadaanyangberubahterhadapwaktuuntukwaktu diskrit (time varying discrete time state space equation) berbentuk: ( 1) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )x k G kx k Hk u ky k Ckx k D k u k+ = += +(1) dimana: x(k): vektor keadaan nx1 y(k): vektor keluaran mx1 u(k): vektor masukan rx1 G(k): matriks keadaan nxn Metode Penentuan Bentuk (Robertus Heri) __________________________________________________________________ 98 H(k): matriks masukan nxr C(k): matriks keluaran mxn D(k): matriks transmisi langsung mxr Variabelkdalam( ) G k ,( ) Hk ,( ) Ck dan( ) D k sepertipersamaan(1) menyatakanbahwamatriks-matrikstersebutberubahterhadapwaktu.Jika variabel k tidak berubah terhadap waktu, maka persamaan (1) dapat ditulis : ( 1) ( ) ( )( ) ( ) ( )x k Gx k Hu ky k Cx k Du k+ = += +(2) dandisebutpersamaanruangkeadaanyangtidakberubahterhadapwaktu(time invariant discrete time state space equation). Seperti kasus waktu diskrit yang diberikan oleh persamaan (1) dan (2), persamaan ruangkeadaanuntukwaktukontinuyangberubahterhadapwaktu,dinyatakan dengan persamaan: ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )x t A t x t B t u ty t C t x t D t u t= += + (3) Sedangkanpersamaanruangkeadaanwaktukontinuyangtakberubahterhadap waktu berbentuk: ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x t Ax t Bu ty t Cx t Du t= += + (4) Blokdiagramuntukpersamaanruangkeadaanwaktudiskrityangdidefinisikan olehpersamaan(2)ditunjukkandenganGambar1,danblokdiagrampersamaan ruang keadaan waktu kontinu ditunjukkan dengan Gambar 2. Gambar 1 Blok diagram untuk persamaan ruang keadaan waktu diskrit ++ + HDGC z-1I( ) uk( 1) x k +( ) x k ( ) y kJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 99 Gambar 2 Blok diagram untuk persamaan ruang keadaan waktu kontinu Modeldinamikyangmemuatvariabelmasukan,variabelkeluarandanvariabel keadaansangatberperandalamanalisisruangkeadaan.Demikianjuga pengetahuan tentang bentuk persamaan ruang keadaan, terutama dalam mengubah blokdiagrammenjadipersamaanruangkeadaandansebaliknya.Bahkandalam beberapa metode penentuan kestabilan suatu sistem, syarat perlu dan cukup untuk dapatmenentukankestabilansistemadalahtransformasikebentukkanonik terkontrol. Bagianpertamatulisaninimemperkenalkanbentukpersamaanruangkeadaan waktudiskritdankontinu,baikyangtimevaryingmaupuntimeinvariant, kemudiandibahasrepresentasiruangkeadaandalambentukkanonikterkontrol denganmetodepemrogramanlangsung,bentukkanonikterobservasidengan metodepemrogramanbersarang,sertabentukkanonikdiagonaldanbentuk kanonikJordan,keduanyadenganmetodeperluasanpecahansebagian.Bagian terakhir membahas ketidaktunggalan dari persamaan ruang keadaan.2.PEMBAHASAN Perhatikan sistem waktu diskrit berikut ini : 1 20 1 2( ) ( 1) ( 2) ... ( ) ( ) ( 1) ( 2) ... ( )nny k a y k ay k ay k nb u k bu k b u k b u k n+ + + + = + + + + (5) dimana( ) u kdan( ) y kberturut-turut adalah input dan output sistem. Transformasi zdari (5) menghasilkan : 1 21 21 20 1 2( ) ( ) ( ) ... ( ) ( ) ( ) ( ) ... ( )nnnnYz a z Yz a z Yz a z Yzb Uz b z Uz b z Uz b z Uz + + + += + + + +

++ BDAC .dt}( ) x t ( ) x t ( ) y t ( ) u t++Metode Penentuan Bentuk (Robertus Heri) __________________________________________________________________ 100

10 111... ( )( ) 1 ...nnnnb b z b z YzUz a z a z + + +=+ + +(6) Persamaan(6)merupakanpembagianantaratransformasizkeluarandan masukan, dan disebut fungsi transfer. Ada4bentukpersamaanruangkeadaanyangdapatditentukandari persamaan(5)maupun(6),yaitu:bentukkanonikterkontrol(Controllable canonicalform),bentukkanonikterobservasi(Observablecanonicalform), bentukkanonikdiagonal(Diagonalcanonicalform),bentukkanonikJordan (Jordan canonical form). 2.1 Bentuk kanonik terkontrolBentukcontrollablecanonicalformditentukandenganmenggunakan metode pemrograman langsung (direct programming methode). Persamaan (6) dapat ditulis: 1 21 1 0 2 2 0 00111 21 1 0 2 2 0 0011( ) ( ) ... ( ) ( )( ) 1 ...( ) ( ) ... ( )( ) ( ) ( )1 ...nn nnnnn nnnb a b z b a b z b a b z YzbUz a z a zb a b z b a b z b a b zYz b Uz Uza z a z + + + = ++ + + + + + = ++ + +(7) Jika didefinisikan1 21 1 0 2 2 0 011( ) ( ) ... ( )( ) ( )1 ...nn nnnb a b z b a b z b a b zYz Uza z a z + + + =+ + + (8) maka (7) menjadi 0( ) ( ) ( ) Yz b Uz Yz = +(9) Persamaan (8) dapat juga ditulis : 1 2 11 1 0 2 2 0 0 1( ) ( )( )( ) ( ) ... ( ) 1 ...n nn n nYz UzQzb a b z b a b z b a b z a z a z = = + + + + + + sehingga diperoleh dua persamaan : JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 101 11( ) ( ) ... ( ) ( )nnQ z Q z a z Q z a z Uz = + (10) 1 21 1 0 2 2 0 0( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ... ( ) ( )nn nYz b a b z Q z b a b z Q z b a b z Q z = + + + (11) Jika didefinisikan: 112211( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )nnnnX z z QzX z z QzX z z QzX z z Qz +====,(12) maka: 1 22 31( ) ( )( ) ( )( ) ( )n nzX z X zzX z X zzX z X z===(13) Dengan invers transformasi z dari persamaan (13) diperoleh: 1 22 31( 1) ( )( 1) ( )( 1) ( )n nx k x kx k x kx k x k+ =+ =+ = (14) Inverstransformasizdarihasilsubstitusipersamaan(12)kedalampersamaan (10) menghasilkan : 1 1 2 1( 1) ( ) ( ) ... ( ) ( )n n n nx k a x k a x k a x k u k+ = + (15) Analogdengancarauntukmendapatkanpersamaan(15),persamaan(9)dapat ditulis dalam bentuk : 0 1 1 0 1 1 0 2 0 1( ) ( ) ( ) ( ) ... ( ) ( ) ( ) ( )n n n n ny k b u k b a b x k b a b x k b a b x k = + + + + (16) Metode Penentuan Bentuk (Robertus Heri) __________________________________________________________________ 102 Penggabunganpersamaan(14)dan(15)sertapersamaan(16)menghasilkan persamaan ruang keadaan dalam bentuk controllable canonical form berikut ini : 1 12 21 11 2 1( 1) 0 1 0 0 ( ) 0( 1) 0 0 1 0 ( ) 0( )( 1) 0 0 0 1 ( ) 0( 1) ( ) 1n nn n n n nx k x kx k x kukx k x kx k a a a a x k +(((( ((((+ (((( (((( = + ((((+ (((( ((((+ | |120 1 1 0 1 1 0 01( )( )( ) ( )( )( )n n n nnnx kx ky k b a b b a b b a b b u kx kx k ( ( ( ( = + ( ( ( 2.2 Bentuk kanonik terobservasi (Observable canonical form) Transformasi z dari (5) dapat ditulis dalam bentuk : { }( )1 1 10 1 1 2 2 1 1( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ... Yz b Uz z bUz aYz z b Uz a Yz z bUz aYz ( = + + + + (17) Bila didefinisikan: | || || || |11 1 111 2 2 212 1 1 111( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )n nn nn nn nX z z bUz a Yz X zX z z b Uz a Yz X zX z z b Uz a Yz X zX z z b Uz a Yz = += += += ,(18) maka diperoleh hubungan: 0( ) ( ) ( )nYz b Uz X z = + (19) Substitusipersamaan(19)ke(18)sertamengalikankeduaruasdenganz, dihasilkan : JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 103 1 1 1 1 01 2 2 2 2 02 1 1 1 1 1 0( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )n n nn n nn n nzX z X z a X z b a b UzzX z X z aX z b a b UzzX z X z a X z b a b Uz = + = + = + (20) 1 0( ) ( ) ( ) ( )n n n nzX z a X z b a b Uz = + Inverstransformasizdaripersamaan(20)dan(19)berturut-turutmenghasilkan persamaan keadaan dan persamaan keluaran dalam bentuk matriks berikut ini : 1 1 02 2 1 1 0 11 1 2 2 0 21 1 0 1( 1) ( ) 0 0 0 0( 1) ( ) 1 0 0 0( )( 1) ( ) 0 0 1 0( 1) ( ) 0 0 0 1n n nn n nn nn nx k x k b a b ax k x k b a b aukx k x k b a b ax k x k b a b a + (((( ((((+ (((( (((( = + ((((+ (((( ((((+ (21) | |1201( )( )( ) 0 0 0 1 ( )( )( )nnx kx ky k b ukx kx k ( ( ( ( = + ( ( ( (22) Persamaan(21)dan(22)merupakanpersamaanruangkeadaandalambentuk observablecanonicalform.Metodeuntukmenentukanruangkeadaanini dinamakan metode pemrograman bersarang (nested programming methode). 2.3 Bentuk kanonik Jordan (Jordan canonical form) Untukmembentukpersamaanruangkeadaandalambentukkanonik Jordan,diasumsikanbahwaterdapatpole(pembuatnoluntukpenyebut)dari fungsitransfer(6)yangsamasebanyakmbuahsedangkansisanyaberbedasatu sama lain. Sedangkan untuk menyatakan persamaan ruang keadaan dalam bentuk diagonalcanonicalformdiasumsikanpoledarifungsitransfer(6)semuanya Metode Penentuan Bentuk (Robertus Heri) __________________________________________________________________ 104 berbeda. Karena alasan itulah maka bentuk kanonik diagonal dan bentuk kanonik Jordan, keduanya ditentukan dengan metode perluasan pecahan sebagian. Sub bab ini membahas bentuk kanonik Jordan. Karenaterdapatmbuahpoleyangsamasedangkanyanglainberbeda, maka persamaan (6) dapat ditulis: 1 21 1 0 2 2 0 001 11 2 1 2011 1 1 1 2( ) ( ) ... ( ) ( )( ) ( ) ( )...( )( )... ... ( )( ) ( )n nn nmm nm m m nm mm m nb a b z b a b z b a b z YzbUz z p z p z pc c c c c cYz b Uzz p z p z p z p z p z p ++ ++ + + + + = + | |= + + + + + + + + | \ ., dengan pole yang sama adalah 1z p = . Untuk 1 2( ), ( ),..., ( )mX z X z X zdidefinisikan: 1 211 1 1( ) ( ) ( )( ) , ( ) ,..., ( )( ) ( ) ( )mm mUz Uz UzX z X z X zz p z p z p= = = (23) sedangkan untuk 1 2( ), ( ),..., ( )m m nX z X z X z+ + didefinisikan : 1 21 2( ) ( ) ( )( ) , ( ) ,..., ( )m m nm m nUz Uz UzX z X z X zz p z p z p+ ++ += = = (24) Dari persamaan (23) didapat relasi : 1 1 22 3 1( ) ( ) ( ) 1...( ) ( ) ( )mmX z X z X zX z X z X z z p= = = =(25) Invers transformasi z dari persamaan (25) dan (24), didapatkan:1 2 1 12 3 1 21 1 1( 1) ( ) ( )( 1) ( ) ( )( 1) ( ) ( )m m mx k x k p x kx k x k p x kx k x k p x k + = ++ = ++ = + JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 105 11 1 1( 1) ( ) ( )( 1) ( ) ( )( 1) ( ) ( )m mm m mn n nx k p x k ukx k p x k ukx k p x k uk+ + ++ = ++ = ++ = +(26) Dan invers transformasi z untuk( ) Yzdidapatkan : 0 1 1 2 2 1 1( ) ( ) ( ) ( ) ... ( ) ( ) ... ( )m m m m n ny k b u k c x k c x k cx k c x k c x k+ += + + + + + + + (27) Penggabunganpersamaan(26)dan(27)menghasilkanpersamaanruangkeadaan dalam bentuk Jordan canonical form berikut ini: 1 1 12 1 211 1 1( 1) 1 0 0 0 0 ( ) 0( 1) 0 1 0 0 0 ( ) 00 0( 1) 0 0 0 0 0 ( ) 1( 1) 0 0 0 0 0 ( )0( 1) 0 0 0 0 0 ( )m mm m mn n nx k p x kx k p x kx k p x kx k p x kx k p x k+ + ++((( (((+ ((( ((( (((= + + ((( (((+ ((( ((( (((+ | |121 2 01( )11( )( )( ) ( ) ( )( )( )n mmnukx kx ky k c c c b uk x kx kx k+ ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (= + ( ( ( ( ( (28) Metode untuk mendapatkan persamaan (28) dinamakan metode perluasan pecahan bagian (partial fraction expansion methode). Berikutinidiberikancontohmetodepenentuanbentukpersamaanruang keadaan waktu diskrit. Metode Penentuan Bentuk (Robertus Heri) __________________________________________________________________ 106 1. Misalkan diketahui suatu sistem dengan blok diagram seperti Gambar 3. Gambar 3. Blok diagramsistem kontrol Makapersamaankeadaandanpersamaankeluaransistemdapatditentukan sebagai berikut : { }3 1 3 2 2 3 12 31 23 1 2 2 1 3 0 33 1 2 2 1 3 0 1 3 2 2 3 13 3 0 1 2 2 0 2( 1) ( ) ( ) ( ) ( )( 1) ( )( 1) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( 1)( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )x k uk a x k a x k a x kx k x kx k x ky k b x k b x k b x k b x kb x k b x k b x k b uk a x k a x k a x kb a b x k b a b x k+ = ++ =+ == + + + += + + + += + + +1 1 0 3 0( ) ( ) ( ) b a b x k b uk + Sehinggapersamaan keadaan dan persamaan outputnya adalah : 1 12 23 3 2 1 3( 1) 0 1 0 ( ) 0( 1) 0 0 1 ( ) 0 ( )( 1) ( ) 1x k x kx k x k u kx k a a a x k+(((( ((((+ = + (((( (((( + | |13 3 0 2 2 0 1 1 0 2 03( )( ) ( ) ( )( )x ky k b a b b a b b a b x k b u kx k ( (= + + ( ( y (k)z-1b3z-1z-1b0b2b1a3a2a1u(k) x3(k) x1(k) x2(k)++++++++++ JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 107 Gambar 4. Sistem kontrol waktu diskrit 2.Analogdengancontohpertama,bilasistemkontrolwaktudiskritditunjukkan olehGambar4,makarepresentasiruangkeadaannyadapatditentukandengan cara berikut: 1 11 1 112 2 3 3 1 31 11 12 2 1 2 2 21 1 1 2 (1 )( ) (1 ) (1 ) (1 )(1 )(1 ) 1 1

(1 ) ( 1) 2( 1) ( 1)Tse z zGz Z z Z z Z zs s s s zz z z zz z z z ( + | | | |= = = = ||(\ . \ . + + = = = + Karena ( )( )( )YzGzUz= , maka persamaan terakhit dapat ditulis: 21( ) ( ) ( )2( 1) ( 1)zYz Uz Uzz z= + Dengan menggunakan metode expansi pecahan parsial yang digunakan dalam pembuktianJordanCanonicalForm,diperolehbentukpersamaanruang keadaan:: | |1 12 212( 1) ( ) 1 1 1( )( 1) ( ) 0 1 1( )( ) 1 0.5( )x k x kukx k x kx ky kx k+((((= + ((((+ (= ( Blok diagram dari contoh kedua adalah : 1Tses21sToY(s)( ) Gz+Metode Penentuan Bentuk (Robertus Heri) __________________________________________________________________ 108 3.KETIDAKTUNGGALAN PERSAMAAN RUANG KEADAAN Bila diberikan suatu fungsi transfer dari keluaran ke masukan, representasi ruangkeadaantidaklahtunggal.Akanditunjukkanbahwauntuksuatufungsi transferyangdiberikandimungkinkanterdapatlebihdarisatupersamaanruang keadaan yang berbeda. Perhatikansistempersamaanseperti(2).Jikavektor( ) x k berdimensi sama dengan( ) x k , maka dapat dibuat hubungan antara keduanya sebagai berikut: ( ) ( ) x k Px k = (29) dimanaPmatriks non singular. Dengan substitusi persamaan (29) ke persamaan (2) dan mengalikan kedua ruas dari kiri dengan 1P diperoleh persamaan: ( 1) ( ) ( ) x k Gx k Hu k + = + (30) dengan 1 1 , G PGPH P H = =Analog dengan persamaan keadaan, untuk keluaran didapatkan persamaan baru : ( ) ( ) ( ) y k Cx k Du k = + (31) dengan , C CPD D = = . z-10.5z-1++++++-x2(k) x1(k) u(k)y(k)JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 97 - 109, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 __________________________________________________________________ 109 Jadi telah ditunjukkan bahwa persamaan ruang keadaan yang diberikan persamaan (2) ekivalen dengan persamaan ruang keadaan persamaan(30) dan (31). 4.KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan: 1.Pengetahuan tentang transformasi z sangat diperlukan dalam langkah-langkah pembuktianuntukmenentukanbentukperssamaanruangkeadaanwaktu diskrit. 2.Bentuk kanonik diagonal merupakan kasus kusus bentuk kanonik Jordan. 3.Vektorkeadaan( ) x k dan( ) x k dihubungkandenganrelasi(29).Karena matriksPadalahmatrikssebarangnxn,makaterdapattakberhingga banyaknya persamaan ruang keadaan untuk suatu sistem yang diberikan.JikadalampenerapannyadiinginkanbentukdiagonaldarimatrikskeadaanG , makadapatdipilihmatriksP sedemikiansehingga 1PGP=matriksdiagonal. JikatidakdimungkinkanuntukmendiagonalkanG ,maka 1PGPdapat ditransformasi menjadi bentuk kanonik Jordan. DAFTAR PUSTAKA 1.Katsuhiko Ogata, Discrete Time Control Systems, Prentice Hall Inc, 1995. 2.R.W.Brocket, Finite Dimensional Linear Systems, John Wiley and SonsInc, 1970.