MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

29
PENDAHULUAN Latar Belakang “Persamaan keadaan adalah persamaan termodinamika yang menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika”. (wikipedia, 2013: 1) Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur , tekanan , volume dan energi dalam . Persamaan keadaan berguna dalam menggambarkan sifat-sifat fluida , campuran fluida, padatan , dan bahkan bagian dalam bintang . Menurut (wikipedia, 2013: 1), Penggunaan paling umum dari sebuah persamaan keadaan adalah dalam memprediksi keadaan gas dan cairan. Salah satu persamaan keadaan paling sederhana dalam penggunaan ini adalah hukum gas ideal , yang cukup akurat dalam memprediksi keadaan gas pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Tetapi persamaan ini menjadi semakin tidak akurat pada tekanan yang makin tinggi dan temperatur yang makin rendah, dan gagal dalam memprediksi kondensasi dari gas menjadi cairan. Sejauh ini kita baru meninjau hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas. Massa gas masih diabaikan. Setiap zat atau materi, termasuk zat gas terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul. Karena 1

Transcript of MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Page 1: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

“Persamaan keadaan adalah persamaan termodinamika yang

menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika”. (wikipedia,

2013: 1) Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang

menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan yang

berhubungan dengan materi, seperti temperatur, tekanan, volume dan energi

dalam. Persamaan keadaan berguna dalam menggambarkan sifat-sifat fluida,

campuran fluida, padatan, dan bahkan bagian dalam bintang.

Menurut (wikipedia, 2013: 1), Penggunaan paling umum dari sebuah

persamaan keadaan adalah dalam memprediksi keadaan gas dan cairan. Salah satu

persamaan keadaan paling sederhana dalam penggunaan ini adalah hukum gas

ideal, yang cukup akurat dalam memprediksi keadaan gas pada tekanan rendah

dan temperatur tinggi. Tetapi persamaan ini menjadi semakin tidak akurat pada

tekanan yang makin tinggi dan temperatur yang makin rendah, dan gagal dalam

memprediksi kondensasi dari gas menjadi cairan.

Sejauh ini kita baru meninjau hubungan antara suhu, volume dan tekanan

gas. Massa gas masih diabaikan. Setiap zat atau materi, termasuk zat gas terdiri

dari atom-atom atau molekul-molekul. Karena atom atau molekul mempunyai

massa maka tentu saja gas juga mempunyai massa. Kalau dirimu bingung,

silahkan pelajari lagi materi Teori atom dan Teori kinetik. (Oza, 2009)

Tanpa disadari banyak hal yang berhubungan dengan persamaan keadaan

yang kita lakukan di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika meniup balon,

semakin banyak udara yang dimasukkan, semakin kembung balon tersebut.

Dengan kata lain, semakin besar massa gas, semakin besar volume balon. Akan

tetapi, kita belum menyadari bahwa hal-hal tersebut berhubungan dengan

persamaan keadaan gas ideal. Dengan adanya makalah yang membahas secara

rinci mengenai persamaan keadaan, diharapkan pembaca dapat memahami secara

mendalam mengenai hukum persamaan keadaan. Maka dari itu perlu dibahas

dengan jelas dan mendalam mengenai “Persamaan Keadaan”.

1

Page 2: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan Keadaan

Persamaan keadaan adalah persamaan termodinamika yang

menggambarkan keadaan materi dibawah seperangkat kondisi fisika. Persamaan

keadaan banyak berhubungan dengan materi seperti temperatur, tekanan, dan

volume. Apabila volume (V), suhu (T), dan massa (m) di atur dengan nilai

tertentu, maka nilai tekanan (P) tidak bisa sembarang. Adapun hubungan antara

besaran-besaran ini adalah :

Sistem Dan Persamaan Keadaannya

Keadaan seimbang mekanis adalah sistem berada dalam keadaan

seimbang mekanis, apabila resultan semua gaya (luar maupun dalam) adalah nol.

Keadaan seimbang kimiawi adalah sistem berada dalam keadaan seimbang

kimiawi, apabila didalamnya tidak terjadi perpindahan zat dari bagian yang satu

ke bagian yang lain (difusi) dan tidak terjadi reaksi-reaksi kimiawi yang dapat

mengubah jumlah partikel semulanya; tidak terjadi pelarutan atau kondensasi.

Sistem itu tetap komposisi maupun konsentrasnya. Keadaan seimbang termal

adalah sistem berada dalam keadaan seimabng termal dengna lingkungannya,

apbiala koordinat-koordinatnya tidak berubah, meskipun sistem berkontak dengan

lingkungannnya melalui dinding diatermik. Besar/nilai koordinat sistem tidak

berubah dengan perubahan waktu.

Keadaan keseimbangan termodinamika adalah sistem berada dalam

keadaan seimbang termodinamika, apabila ketiga syarat keseimbangan di atas

terpenuhi. Dalam keadan demikian keadaan koordinat sistem maupun lingkungan

cenderung tidak berubah sepanjang massa. Termodinamika hanya mempelajari

sistem-sistem dalam keadaan demikian. Dalam keadaan seimbang termodinamika

setiap sistem tertutup (yang mempunyai massa atau jumlah partikel tetap misalnya

n mole atau m kg) ternyata dapat digambarkan oleh tiga koordinat dan semua

eksperimen menunjukkan bahwa dalam keadaan seimbang termodinamika, antara

2

Page 3: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

ketiga koordinat itu terdapat hubungan tertentu : f(x,y,z) = 0 dengan kata lain :

dalam keadan seimbang termodinamis, hanya dua di antara ketiga koordinat

sistem merupakan variabel bebas.

Suatu gas disebut gas ideal bila memenuhi hukum gas ideal, yaitu hukum

Boyle, Gay Lussac, dan Charles dengan persamaan P.V = n.R.T. Akan tetapi,

pada kenyataannya gas yang ada tidak dapat benar-benar mengikuti hukum gas

ideal tersebut. Hal ini dikarenakan gas tersebut memiliki deviasi (penyimpangan)

yang berbeda dengan gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur

tetap, nilai deviasinya akan semakin kecil dari hasil yang didapat dari eksperimen

dan hasilnya akan mendekati kondisi gas ideal. Namun bila tekanan gas tesebut

semakin bertambah dalam temperatur tetap, maka nilai deviasi semakin besar

sehingga hal ini menandakan bahwa hukum gas ideal kurang sesuai untuk

diaplikasikan pada gas secara umum yaitu pada gas nyata atau gas riil.

Gas ideal memiliki deviasi (penyimpangan) yang lebih besar terhadap

hasil eksperimen dibanding gas nyata dikarenakan beberapa perbedaan pada

persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Jenis gas

Tekanan gas

Ketika jarak antar molekul menjadi semakin kecil, terjadi interaksi antar

molekul dimana tekanan gas ideal lebih besar dibanding tekanan gas nyata

(Pnyata < Pideal)

Volume gas

Dalam gas ideal, volume gas diasumsikan sama dengan volume wadah karena

gas selalu menempati ruang. Namun dalam perhitungan gas nyata, volume

molekul gas tersebut juga turut diperhitungkan, yaitu: Vriil = Vwadah – Vmolekul

Maka dari itu, perbedaan persamaan pada gas ideal dengan gas nyata

dinyatakan dalam faktor daya mampat atau faktor kompresibilitas (Z) yang mana

menghasilkan persamaan untuk gas nyata yaitu:

Beberapa asumsi dan eksperimen telah dikembangkan untuk membuat

persamaan yang menyatakan hubungan yang lebih akurat antara P, V, dan T

dalam gas nyata. Beberapa persamaan gas nyata yang cukup luas digunakan yaitu

3

Page 4: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

persamaan van der Waals, persamaan Kammerligh Onnes, persamaan Berthelot,

dan persamaan Beattie-Bridgeman.

Persamaan keadaan gas ideal dan diagram P-V-T

Dari hasil eksperimen, nilai besaran-besaran termodinamika bergantung satu

sama lain.

Volume dikecilkan Suhu dinaikkan

tekanan naik panjang bertambah

Apabila volume (V), suhu (T) dan massa (m) diatur dengan nilai tertentu, maka

nilai tekanan (P) tidak bisa sebarang. Ada hubungan antara besaran-besaran ini

sebagai berikut:

f(P, V, T, m) = 0

Hubungan ini disebut persamaan keadaan.

Biasanya persamaan keadaan dituliskan berdasarkan sifat-sifat alam bukan berapa

banyak material berada, sehingga besaran ekstensif diganti dengan nilai

spesifiknya.

Seperti V menjadi v = V / m, sehingga persamaan keadaan menjadi:

f(P, v, T) = 0

Persamaan ini bervariasi dari satu zat ke zat yang lain. Hubungan antar satu sama

lain biasanya tidak sederhana.

Untuk mempermudah, sering dipakai ilustrasi grafik.

Contoh eksperimen untuk 1 mole gas karbon dioksida:

Plot antara Pv/T vs. P untuk tiga temperatur yang berbeda.

4

Page 5: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Ilustrasi grafik tersebut menunjukkan:

• Tampak bahwa nilai Pv/T tidak konstan

• Pada tekanan rendah ketiga kurva menyatu pada nilai Pv/T = R dengan R

merupakan konstanta gas universal.

• Pada suhu tinggi, kurva mendekati garis lurus

Pada tekanan yang cukup rendah, untuk semua gas:

Pv/T = R atau Pv = RT

Oleh karena itu seringkali digunakan pendekatan “gas ideal” yang

mengasumsikan bahwa rasio Pv/T selalu sama dengan R untuk semua tekanan

dan temperatur.

Kita tahu bahwa di alam tidak ada “gas ideal” semacam itu, gas yang mendekati

gas ideal terjadi pada tekanan rendah dan suhu tinggi, namun studi tentang gas

ideal sangat bermanfaat sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui sifat-

sifat gas sesungguhnya.

Persamaan gas ideal:

Pv = RT

karena v = n /V

maka persamaan gas ideal juga dapat ditulis

PV = nRT

5

Page 6: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

6

Page 7: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Pendekatan Persamaan Keadaan Gas Real

Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hokum Charles, disebut gas ideal.

Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak secara

ketat mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur

tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal. Semakin tinggi tekanan gas,

atau dengan dengan kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin besar

deviasinya. Paling tidak, ada dua alasan yang menjelaskan hal ini. Pertama,

definisi temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil

sehingga bisa diabaikan.Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun

mungkin sangat kecil. Selain itu, ketika jarak antarmolekul semakin kecil,

beberapa jenis interaksi antarmolekul akan muncul. Fisikawan Belanda Johannes

Diderik van der Waals (1837-1923) mengusulkan persamaan keadaan gas

nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der Waals atau

persamaan van der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan cara

sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada p untuk mengkompensasi

interaksi antarmolekul; mengurango dari suku V yang menjelaskan volume real

molekul gas.

Persamaan van der Waals didasarkan pada tiga perbedaan yang telah

disebutkan diatas dengan memodifikasi persamaan gas ideal yang sudah berlaku

secara umum. Pertama, van der Waals menambahkan koreksi pada P dengan

mengasumsikan bahwa jika terdapat interaksi antara molekul gas dalam suatu

wadah, maka tekanan riil akan berkurang dari tekanan ideal (Pi) sebesar nilai P’.

Nilai P’ merupakan hasil kali tetapan besar daya tarik molekul pada suatu

jenis jenis gas (a) dan kuadrat jumlah mol gas yang berbanding terbalik terhadap

volume gas tersebut, yaitu:

Kedua, van der Waals mengurangi volume total suatu gas dengan volume

molekul gas tersebut, yang mana volume molekul gas dapat diartikan sebagai

perkalian antara jumlah mol gas dengan tetapan volume molar gas tersebut yang

berbeda untuk masing-masing gas (V – nb).

7

Page 8: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Dalam persamaan gas ideal (PV = nRT), P (tekanan) yang tertera dalam

persamaan tersebut bermakna tekanan gas ideal (Pi), sedangkan V (volume)

merupakan volume gas tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan

van der Waals untuk gas nyata adalah:

Dengan mensubtitusikan nilai P’, maka persamaan total van der Waals akan

menjadi:

Nilai a dan b didapat dari eksperimen dan disebut juga dengan tetapan van der

Waals. Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa kondisi gas semakin

mendekati kondisi gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga berhubungan dengan

kemampuan gas tersebut untuk dicairkan. Berikut adalah contoh nilai a dan b pada

beberapa gas.

a (L2 atm mol-2) b (10-2 L mol-1)

H2 0.244 2.661

O2 1.36 3.183

NH3 4.17 3.707

C6H6 18.24 11.54

Daftar nilai tetapan van der Waals secara lengkap dapat dilihat dalam buku

Fundamentals of Physical Chemistry oleh Samuel Maron dan Jerome Lando pada

tabel 1-2 halaman 20. Pada persamaan van der Waals, nilai Z (faktor

kompresibilitas):

Untuk memperoleh hubungan antara P dan V dalam bentuk kurva pada persamaan

van der Waals terlebih dahulu persamaan ini diubah menjadi persamaan derajat

tiga (persamaan kubik) dengan menyamakan penyebut pada ruas kanan dan

8

Page 9: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

kalikan dengan V2 (V - nb), kemudian kedua ruas dibagi dengan P, maka

diperoleh:

-0.006

-0.004

-0.002

0

0.002

0.004

0.006

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

V (L/mol)

f(V

)

Apabila volume spesifik, v, sangat besar (secara fisis berarti total mole gas kecil

sekali sehingga tidak ada interaksi antar molekul) maka suku a / v2 dapat

diabaikan terhadap P, dan juga suku b diabaikan terhadap v, hal ini membuat

persamaan van der Waals menjadi gas ideal.

9

Kurva P terhadap V dalam persamaan van der Waals

Page 10: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Persamaan keadaan Lain pada Gas Real

a. Persamaan Kamerlingh Onnes

Pada persamaan ini, PV didefinisikan sebagai deret geometri penjumlahan

koefisien pada temperature tertentu, yang memiliki rasio “P” (tekanan) dan

“Vm” (volume molar), yaitu sebagai berikut:

Nilai A, B, C, dan D disebut juga dengan koefisien virial yang nilai dapat

dilihat dalam buku Fundamentals of Physical Chemistry oleh Samuel Maron

dan Jerome Lando Pada tekanan rendah, hanya koefisien A saja yang akurat,

namun semakin tinggi tekanan suatu gas, maka koefisien B, C, D, dan

seterusnya pun akan lebih akurat sehingga dapat disimpulkan bahwa

persamaan Kamerlingh akan memberikan hasil yang semakin akurat bila

tekanan semakin bertambah.

10

Page 11: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

b. Persamaan Berthelot

Persamaan ini berlaku pada gas dengan temperatur rendah (≤ 1 atm), yaitu:

Pc = tekanan kritis (tekanan pada titik kritis) dan Tc = temperatur kritis

(temperatur pada titik kritis). P, V, n, R, T adalah besaran yang sama seperti

pada hukum gas ideal biasa. Persamaan ini bermanfaat untuk menghitung

massa molekul suatu gas.

c. Persamaan Beattie-Bridgeman

Dalam persamaan ini terdapat lima konstanta. Persamaan Beattie-Bridgeman

ini terdiri atas dua persamaan, persamaan pertama untuk mencari nilai tekanan

(P), sedangkan persamaan kedua untuk mencari nilai volume molar (Vm).

Dimana:

Nilai Ao, Bo, a, b, dan c merupakan konstanta gas yang nilainya berbeda

pada setiap gas. Daftar nilai Ao, Bo, a, b, dan c dapat dilihat dalam buku

Fundamentals of Physical Chemistry oleh Samuel Maron dan Jerome Lando pada

tabel 1-5 halaman 23. Persamaan ini memberikan hasil perhitungan yang sangat

akurat dengan deviasi yang sangat kecil terhadap hasil yang didapat melalui

eksperimen sehingga persamaan ini mampu diaplikasikan dalam kisaran suhu dan

tekanan yang luas.

Sifat-sifat gas dapat dipelajari dari segi eksprimen dan dari segi teori.

Hukum-hukum berikut diperoleh dari hasil-hasil eksperimen, yaitu:

11

Page 12: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Hukum Boyle

Volume dari sejumlah tertentu gas pada temperature,tetap berbanding

terbalik dengan tekanannya.Secara sistematis dapat ditunjukkan :

V = K1/ P

Dimana: V = Volume gas.

P = Tekanan gas.

K1 = Tetapan yang besarnya tergantung temperatur, berat gas, jens gas dan

satuan P dan V

Hukum Charles

Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal

pada tekanan tetap yang menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume gas ideal

bermassa tertentu berbanding lurus terhadap temperaturnya (dalam Kelvin).

Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:

dengan

V: volume gas (m3),

T: temperatur gas (K), dan

k: konstanta.

Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun

1802, namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques

Charles dari sekitar tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat

hukum tersebut dinamai hukum Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan

hukum Gay-Lussac merupakan hukum gas gabungan. Ketiga hukum gas tersebut

bersama dengan hukum Avogadro dapat digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.

Volume suatu gas pada tekanan tetap, bertambah secara linear dengan

naiknya suhu. Hubungan volume gas dengan suhunya pada tekanan tetap, secara

sistematis dapat ditulis:

V = b.T

Dimana: T = suhu dalam Kelvin

b = tetapan

V = volume gas

12

Page 13: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Hukum Avogadro

Avogadro mengamati bahwa gas-gas yang mempunyai volume yang sama.

Karena jumlah partikel yang sama terdapat dalam jumlah mol yang sama, maka

hukum Avogadro sering dinyatakan bahwa “pada suhu dan tekanan yang sama

(konstan),gas-gas dengan volume yang sama mempunyai jumlah mol yang sama”.

V = A . n

Dimana: V = volume gas pada suhu dan tekanan tertentu

A = tetapan

n = jumlah mol

2.3. Ekspansi dan Kompresibilitas

Sebagaimana koefisien muai linear/volume, secara umum dapat didefinisikan

koefisien ekspansi volume:

Perubahan volume terhadap kenaikan temperatur persatuan

volume pada tekanan tetap. Koefisien ekspansi volume menunjukkan seberapa

jauh material berkembang terhadap agitasi termal.

Untuk gas ideal:

2.4. Konstanta Kritis Gas Van der Waals

Meskipun pendekatan gas van der Waals cukup sederhana, gas ini

menunjukkan adanya titik kritis dan berkorespondensi dengan

daerah cair-uap pada gas real.

13

Page 14: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

2.5. Hubungan Derivasi Parsial dan Diferensial Eksak

14

Page 15: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

15

Page 16: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Apabila dP dan dT mendekati nol maka terjadi turunan dua tahap:

♦ Perhatikan suku sebelah kiri

diturunkan ke T dahulu, lalu ke P

♦ Perhatikan suku sebelah kanan

diturunkan ke P dahulu, lalu ke T

Turunan parsial campuran tidak tergantung pada urutan.

Perbedaan dV untuk semua proses adalah sama disebut diferensiasi eksak.

Pada kenyataannya diferensial dari semua sifat-sifat sistem (volume, tekanan,

suhu, magnetisasi etc.) adalah eksak.

Energi pertukaran (interchange) antara sistem dan sekelilingnya merupakan satu

contoh besaran diferensial tidak eksak.

Sejalan dengan hal tersebut secara matematik

Kita telah melihat bahwa hasil dari ekspansi Joule (berlaku untuk gas ideal)

menunjukkan eksperimen bahwa untuk gas ideal,

16

Page 17: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

(1) (1)

Ini akan menguntungkan untuk dapat menghitung jumlah ini dari persamaan PVT.

Ada persamaan yang akan dibuktikan nanti, yang disebut persamaan

termodinamika. Hal ini memungkinkan kita untuk menghitung turunan dalam

persamaan (1).

Persamaan adalah,

(2) (2)

Untuk gas ideal,

Sehingga,

Kemudian,

Kita juga dapat melihat apa persamaan termodinamika yang diberikan untuk gas

van der Waals. Untuk gas van der Waals kita menemukan,

sehingga

dan

17

Page 18: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

Kita tahu bahwa a bernilai kecil dan n 2 / V 2 akan menjadi kecil, kecuali pada

tekanan sangat tinggi (kepadatan).

(Hasil di atas dapat dipahami berdasarkan apa yang terjadi di dalam gas Ketika

gas memuai pada temperatur konstan menyerap panas dari sekitarnya dan tidak

bekerja pada lingkungan. Jika gas ideal panas dan bekerja persis keseimbangan

sehingga tidak ada perubahan dalam energi internal gas. Dalam gas van der Waals

-dan gas nyata- ekspansi juga harus mengatasi gaya antarmolekul sehingga bagian

dari panas yang diserap dari sekitarnya pergi untuk mengatasi gaya antarmolekul.

Jika memperluas gas van der Waals kita akan melihat bahwa bagian dari

pekerjaan yang sebanding dengan adalah positif sehingga pekerjaan ini dilakukan

pada sistem - menaikkan energi internal sistem).

Dalam kasus yang paling masih cukup kecil, bahkan untuk gas van der Waals.

Ada pendamping untuk Persamaan (2),

(3) (3)

Persamaan ini dapat diturunkan (tanpa hukum kedua) dari Persamaan (2) sehingga

jika Persamaan (2) adalah benar, begitu juga Persamaan (3).

Hubungan Antara C p dan C V

C p dan C V terkait satu sama lain dan perbedaan mereka dapat dihitung dari

persamaan keadaan. Kami ingin membuktikan bahwa

(8d) (8d)

Dimulai dengan definisi C p dan H,

18

Page 19: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

(4a, b, c) (4a, b, c)

Istilah kedua dalam (4c) adalah dalam bentuk yang dapat diterima, tetapi istilah

pertama tidak. (Variabel yang salah adalah konstan.) Untuk mengatasi hal U

pertama sebagai U = U (T, V). Kemudian,

(5) (5)

Sekarang membagi Persamaan (5) oleh dT dan tahan p konstan. Diperoleh,

(6) (6)

Sekarang kita mengganti Persamaan (6) untuk istilah yang tepat dalam Persamaan

(4c) untuk mendapatkan,

(7,ab) (7, ab)

Tapi

(2) (2)

Dengan mensubstitusi persamaan (2) dalam untuk (∂ U / ∂ T) V dalam Persamaan

(7b) memberikan

19

Page 20: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

(8a, b, c, d) (8a, b, c, d)

Dengan menggunakan rantai hubungan Euler dan definisi dan κ α, bahwa

hubungan ini dapat ditulis kembali sebagai

(9) (9)

Istilah kedua di sebelah kanan Persamaan (9) adalah selalu positif karena κ α

selalu positif bisa negatif (air dekat 0o C). Jadi C p> C V. Untuk padatan dan cairan

istilah kedua di sebelah kanan Persamaan (9) biasanya kecil. Untuk gas itu bisa

besar. Untuk gas ideal kami menemukan sebelumnya bahwa α = 1 / T dan κ = 1 /

p sehingga

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang menyediakan

hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan yang berhubungan

dengan materi, seperti temperatur, tekanan, volume dan energi dalam.

2. Apabila volume (V), suhu (T) dan massa (m) diatur dengan nilai tertentu, maka

nilai tekanan (P) tidak bisa sebarang. Ada hubungan antara besaran-besaran ini

sebagai berikut:

f(P, V, T, m) = 0

Hubungan ini disebut persamaan keadaan.

3. Persamaan van der Waals

20

Page 21: MAKALAH PERSAMAAN KEADAAN

4. Persamaan Kamerlingh Onnes

5. Persamaan Berhelot

6. Persamaan Beattie-Bridgeman

Dimana:

7. Persamaan keadaan Redlich-Kwong

1.2 Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap agar makalah ini

bermanfaat bagi semua mahasiswa khususnya bagi mahasiswa program studi

kimia, dalam mempelajari materi mengenai sistem termodinamika. Selain itu,

penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat juga untuk pendidik maupun

peserta didik.

21