MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word...

23
1 MENULIS USUL DAN LAPORAN PENELITIAN BIDANG ILMU EKSATA 1 Oleh: Hamim Sudarsono Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 PENGANTAR Tugas utama setiap dosen perguruan tinggi di Indonesia tertuang di dalam tiga dharma, yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga dharma ini disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi dan merupakan kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh setiap dosen perguruan tinggi. Idealnya, setiap dosen mampu merancang dan melaksanakan ketiga dharma di atas secara bersinergi satu sama lain agar fungsi tri dharma benar-benar dapat diwujudkan secara terpadu sehingga ia dapat menengembangkan, menerapkan (mengabdikan), dan mengajarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan baik. Kemampuan untuk “mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni ” inilah yang membedakan antara dosen perguruan tinggi dan guru di tingkat sekolah dasar hingga menengah yang tugas utamanya lebih dititikberatkan kepada dharma pengajaran/pendidikan. Sesuai dengan tugas tiga dharma di atas, maka seorang dosen dituntut tidak hanya menjadi pengajar/pendidik yang baik tetapi juga harus senantiasa berupaya untuk menjadi seorang peneliti profesional dan sekaligus mampu mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya dalam pengajaran dan program-program pengabdian kepada masyarakat. Salah satu keahlian dosen yang harus dikuasai untuk menjadi peneliti yang baik adalah kemampuan dalam menyusun usul penelitian dan menuangkan proses dan hasil-hasil penelitiannya dalam bentuk laporan penelitian maupun dalam bentuk artikel/makalah ilmiah yang diterbitkan dalam sebuah jurnal/buletin ilmiah. Jika seorang dosen/peneliti tidak menguasai teknik penulisan laporan/makalah ilmiah dengan baik maka kegiatan penelitiannya tidak akan memperoleh apresiasi sebagaimana mestinya. Dengan sendirinya, hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan juga tidak akan dikenal luas di kalangan akademik karena kualitas makalah ilmiahnya 1 Disampaikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian, Lembaga Penelitian Unila, 13– 19 Desember 2009

Transcript of MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word...

Page 1: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

1

MENULIS USUL DAN LAPORAN

PENELITIAN BIDANG ILMU EKSATA1

Oleh: Hamim Sudarsono

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1

Bandar Lampung 35145

PENGANTAR

Tugas utama setiap dosen perguruan tinggi di Indonesia tertuang di dalam tiga

dharma, yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga

dharma ini disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi dan merupakan kewajiban utama

yang harus dipenuhi oleh setiap dosen perguruan tinggi. Idealnya, setiap dosen

mampu merancang dan melaksanakan ketiga dharma di atas secara bersinergi satu

sama lain agar fungsi tri dharma benar-benar dapat diwujudkan secara terpadu

sehingga ia dapat menengembangkan, menerapkan (mengabdikan), dan mengajarkan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan baik. Kemampuan untuk

“mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni” inilah

yang membedakan antara dosen perguruan tinggi dan guru di tingkat sekolah dasar

hingga menengah yang tugas utamanya lebih dititikberatkan kepada dharma

pengajaran/pendidikan. Sesuai dengan tugas tiga dharma di atas, maka seorang dosen

dituntut tidak hanya menjadi pengajar/pendidik yang baik tetapi juga harus senantiasa

berupaya untuk menjadi seorang peneliti profesional dan sekaligus mampu

mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya dalam pengajaran dan program-program

pengabdian kepada masyarakat.

Salah satu keahlian dosen yang harus dikuasai untuk menjadi peneliti yang

baik adalah kemampuan dalam menyusun usul penelitian dan menuangkan proses dan

hasil-hasil penelitiannya dalam bentuk laporan penelitian maupun dalam bentuk

artikel/makalah ilmiah yang diterbitkan dalam sebuah jurnal/buletin ilmiah. Jika

seorang dosen/peneliti tidak menguasai teknik penulisan laporan/makalah ilmiah

dengan baik maka kegiatan penelitiannya tidak akan memperoleh apresiasi

sebagaimana mestinya. Dengan sendirinya, hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan

juga tidak akan dikenal luas di kalangan akademik karena kualitas makalah ilmiahnya

1 Disampaikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian, Lembaga Penelitian Unila, 13– 19 Desember

2009

Page 2: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

2

tidak mampu merepresentasikan hasil-hasil kegiatannya secara baik. Oleh karena itu,

selain penguasaan terhadap substansi bidang kajian dan metodologi penelitian,

penguasaan teknik penulisan makalah ilmiah juga merupakan syarat penting untuk

menjadi seorang peneliti yang sukses.

Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini membahas secara singkat

aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menulis makalah ilmiah. Sesuai

dengan silabus yang diberikan, beberapa bahasan dan contoh yang disajikan dalam

makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata meskipun secara

umum prinsip penulisan karya ilmiah tidaklah berbeda antara bidang sains-eksata dan

sosial-humaniora. Mengingat semua peserta pelatihan ini telah memperoleh

pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam bidang penulisan ilmiah, makalah

ini tidak membahas secara rinci komponen dan sistematika makalah ilmiah karena

bentuknya yang bervariasi mulai dari usul penelitian, laporan penelitian, monografi,

skripsi, tesis, disertasi, makalah jurnal, dan sebagainya. Makalah ini juga tidak

menyajikan “teknik penulisan makalah” ilmiah secara detail mengingat kemampuan

tersebut tidak mungkin dapat dicapai dalam waktu singkat. Pada akhir makalah

disajikan beberapa tips sederhana yang mungkin bermanfaat dalam mempercepat

proses pengolahan data, pengetikan dengan perangkat komputer, dan pengeditan

akhir.

SISTEMATIKA DAN PRINSIP UMUM ARTIKEL ILMIAH

Sistematika karya tulis yang paling umum digunakan di dalam artikel ilmiah

adalah sistematika IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion).

Sistematika ini telah dipakai sebagai format baku dalam artikel ilimiah sejak sekitar

100 tahun yang lalu. Sebelum para ilmuwan menganut sistematika IMRAD, jurnal-

jurnal ilmiah pada mulanya sebagian besar hanya bersifat deskriptif dan biasanya

dalam susunan kronologis sederhana. Gaya deskriptif ini mungkin memang yang

paling sesuai untuk kondisi dan jenis-jenis penelitian di masa lalu yang relatif

sederhana.

Memasuki paruh kedua abad 19, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat.

Perkembangan dunia penelitian dan ilmu pengetahuan semakin canggih sejak Robert

Koch dan Louis Pasteur berhasil mengembangkan metode pemurnian biakan mikroba

yang menyebabkan ilmu pengetahuan dan pelaporan ilmiah semakin mendapat

Page 3: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

3

apresiasi. Dengan semakin rumitnya penelitian maka metodologi menjadi sangat

penting. Pasteur memerlukan pemaparan metodologi secara detail agar peneliti lain

mampu mengulangi percobaannya yang akhirnya mematahkan teori spontaneus

generation. Barangkali semenjak itulah prinsip reproducibility of experiment menjadi

dasar yang sangat penting dalam falsafah ilmu pengetahuan. Dengan prinsip ini

maka setiap peneliti akan mampu mengulangi percobaan yang telah dipublikasikan

oleh peneliti lain.

Sistematika IMRAD semakin banyak dianut oleh kalangan peneliti di berbagai

bidang ilmu sejak diperkenalkan dan dibakukan oleh American National Standards

Institute pada tahun 1972 dan 1979. Mungkin sistematika ini akhirnya diterima oleh

kalangan ilmuwan karena susunannya yang sangat logis. Meskipun pada mulanya

hanya banyak digunakan dalam laporan-laporan percobaan laboratorium biologi,

sistematika IMRAD diakui merupakan yang paling pas dan merupakan pilihan terbaik

bagi ilmuwan dalam menulis makalah mulai dari bidang kimia, biologi, arkeologi,

hingga bidang sosial-ekonomi-humaniora.

Selain bagian inti yang tercakup di dalam IMRAD, sebuah artikel ilmiah juga

harus dilengkapi dengan komponen-komponen lain sesuai dengan panduan dan

permintaan media publikasi. Secara umum, komponen lengkap artikel ilmiah

meliputi: judul, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan,

kesimpulan, dan daftar pustaka (beberapa jurnal ilmiah mungkin menetapkan

sistematika yang agak berbeda). Secara garis besar, prinsip-prinsip umum

penyusunan IMRAD dan kelengkapannya adalah sbb:

JUDUL

Judul laporan/makalah ilmiah yang baik adalah yang menggunakan jumlah

kata sedikit tetapi mampu menjelaskan isi makalah. Akan tetapi harus diingat juga

bahwa judul yang terlalu singkat bisa berarti aspek yang terlalu umum atau kurang

spesifik. Sebagai contoh, judul “Pengaruh Antibiotik terhadap Bakteri” mungkin

telah memenuhi kriteria “singkat”. Judul ini tidak menjadi lebih baik apabila diubah,

misalnya, menjadi “Uji Pendahuluan terhadap Pengaruh Jenis-jenis Antibiotik

tertentu terhadap Berbagai Spesies Bakteri”. Judul “singkat” di atas bersifat terlalu

umum karena tidak mungkin seorang peneliti dapat melaksanakan sebuah penelitian

yang mempelajari pengaruh semua jenis antibiotik terhadap semua jenis bakteri.

Judul yang lebih dapat diterima mungkin adalah: “Pengaruh Streptomisin terhadap

Page 4: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

4

Mycobacterium tuberculosis”. Namun demikian, judul ini akan menjadi lebih baik

dan lebih spesifik apabila dapat menggambarkan “pengaruh” apa sebenarnya yang

diteliti, misalnya: “Penghambatan Pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis oleh

Streptomisin”.

Beberapa rambu penting yang perlu diperhatikan dalam membuat judul sebuah

laporan penelitian/makalah ilmiah:

� Ringkas: menggunakan jumlah kata sesedikit-sedikitnya

� Informatif: menggambarkan subjek laporan dengan jelas

� Akurat: menjelaskan isi laporan dengan tepat

� Spesifik: menjelaskan subjek laporan secara spesifik

� Hindari penggunaan singkatan, kecuali yang telah diterima sebagai nama

� Hindari penggunaan rumus, lambang, dan nama dagang (gunakan nama

umum)

� Gunakan bentuk pernyataan umum, dan tidak menggunakan kata kerja aktif

� Mudah dimengerti

� Mengandung kata kunci

ABSTRAK

Abstrak adalah ringkasan informasi dari suatu makalah ilmiah/laporan

penelitian yang ditulis dalam satu paragraf. Suatu abstrak yang baik berisi ringkasan

dari masing-masing komponen laporan penelitian: pendahuluan, bahan dan metode,

hasil, dan pembahasan (IMRAD). Abstrak tidak boleh berisi informasi yang tidak

tercantum di dalam makalah dan sedapat mungkin tidak mencantumkan referensi

(kecuali misalnya apabila ada modifikasi dari metode yang pernah dipublikasikan

sebelumnya). Karena jumlah kata dalam abstrak dibatasi (umumnya tidak boleh lebih

dari 250 kata), penulisan abstrak memerlukan keahlian tersendiri dan harus diedit

dengan seksama dan berulang-ulang agar bisa singkat tetapi tidak ada informasi

penting yang terlewat. Sangat disayangkan apabila abstrak ditulis oleh penulisnya

dalam kondisi terburu-buru sehingga kurang sempurna. Padahal, kemungkinan besar

pembaca tidak akan membaca makalah lengkapnya apabila tidak tertarik lagi dengan

asbstraknya!. Apabila ditulis dalam bahasa Inggris, sebagian besar atau semua bagian

dari asbtrak harus ditulis dalam bentuk past tense karena abstrak menyatakan

pekerjaan yang telah selesai dikerjakan!. Salah satu contoh dari abstrak dalam

makalah bidang biologi adalah sbb:

Page 5: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

5

Pada dasarnya, “abstrak” menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1)

Mengapa penelitian dilakukan? [latar belakang dan tujuan]; (2) Apa yang

dikerjakan dan bagaimana caranya? [metode]; (3) Apa yang diperoleh? [hasil]; dan

(4) Apa makna hasil yang diperoleh? [implikasi]. Dengan kata lain, ”abstrak” adalah

gambaran isi laporan penelitian secara ringkas, tepat, dan objektif, serta tanpa

penafsiran atau kritikan tambahan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis “abstrak”:

� Panjang abstrak (umumnya) tidak lebih dari 250 kata.

� Menjelaskan secara ringkas dan tepat latar belakang penelitian, tujuan, garis

besar metode, hasil utama termasuk temuan baru bila ada, dan kesimpulan

serta maknanya. Meskipun ringkas, informasi kualitatif dan kuantitatif dalam

laporan diupayakan untuk diungkapkan selengkap mungkin.

� Mengandung semua kata kunci dalam laporan.

� Hindari penggunaan singkatan, kecuali yang telah diterima sebagai nama

umum (misal DNA, pH).

� Hindari pengacuan pada tabel, gambar, pustaka, atau lampiran.

� Hindari penyampaian informasi atau kesimpulan yang tidak terdapat di dalam

laporan.

Toxicity of Five Insecticides Used to Control California Red Scale (Homoptera:

Diaspididae) Against Susceptible Red Scale Strains

G. P. WALKER, C. B. RICHARDS, W. G. JONES, AND D. C. G. AITKEN

Department of Entomology, University of California, Riverside, California 92521

J. Econ. Entomol. 84(1): 17-24 (1991)

ABSTRACT. Toxicities of carbaryl, malathion, parathion, methidathion, and chlorpyrifos

were tested against 1-d-old first instars of three strains of California red scale, Aonidiella

aurantii (Maskell). On the basis of their history, two of these strains were presumed to be

susceptible to insecticides. Probit lines for the third strain were slightly to the right of lines

for the susceptible strains for malathion, methidathion, and chlorpyrifos, but the shifts were

not large enough to suggest resistance. For all strains, chlorpyrifos was most toxic, closely

followed by methidathion. Carbaryl was least toxic, and the toxicities of parathion and

malathion were intermediate between those of carbaryl and methidathion. Use of different

spreader-stickers with the insecticides affected the concentration-mortality responses of

California red scale to some insecticides. Therefore, for comparative work, we suggest that

a single spreader-sticker should be used. Diagnostic concentrations for testing populations

of California red scale for resistance to each of these insecticides are recommended.

KEY WORDS: Insecta, Aonidiella aurantii, insecticide toxicity, insecticide resistance

Page 6: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

6

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang latar

belakang suatu penelitian/percobaan tanpa harus membaca publikasi terdahulu dari

topik yang sama. Pendahuluan juga harus memberikan rational atau kerangka

pemikiran penelitian. Yang paling utama, bagian pendahuluan harus menyertakan

secara singkat dan jelas tujuan dari penelitian yang dilakukan! Apabila ditulis dalam

bahasa Inggris, pendahuluan (introduction) menggunakan bentuk present tense karena

menyatakan permasalahan yang aktual dan pengetahuan yang telah ada pada saat awal

penelitian berlangsung.

Pendahuluan yang baik umumnya: (1) menyatakan pada bagian paling awal

dengan sangat jelas masalah yang diteliti serta cakupannya, (2) mengulas referensi

yang relevan untuk memberikan orientasi kepada pembaca, (3) menyatakan metode

penelitian yang dilaksanakan, (4) menyatakan hasil utama dan kesimpulan utama.

Secara umum bagian pendahuluan berisi komponen/sub-bab berikut:

• Latar belakang dan Masalah: (1) menjelaskan masalah penelitian dan

cakupannya; (2) alasan utama mengapa suatu penelitian perlu dilaksanakan

yang disertai dengan data pendukung yang meyakinkan; (3) apa manfaat dari

hasil penelitian yang diperoleh;

• Kerangka Pemikiran: menjelaskan landasan teori untuk sampai kepada hipotesis. Kerangka pemikiran harus sejalan dengan hipotesis serta jika

diperlukan menyajikan fakta atau data (hasil penelitian terdahulu), teori, serta

logika yang mendukung hipotesis.

• Hipotesis: menyatakan dugaan hasil-hasil penelitian yang diharapkan berdasarkan kerangka pemikiran. Ingat, bila hipotesis Anda tidak terbukti

berarti Anda telah salah berteori atau ada faktor-faktor fundamental yang

menyebabkan teori Anda tidak terbukti. Tidak selalu suatu usul penelitian

menyatakan secara eksplisit hipotesis yag ingin diuji, terutama pada penelitian

yang bersifat sigi (survey) dan peneliti tidak mampu membuat “ramalan” hasil

yang akan diperoleh. Penelitian yang bersifat percobaan, baik laboratorium

atau lapangan, umumnya menyatakan secara eksplisit hipotesis yang akan

diuji berdasarkan kerangka pemikiran yang ada.

• Tujuan Penelitian: kalimat yang secara khusus menyatakan tujuan dilaksanakan

penelitian yang sedapat mungkin relevan dengan hipotesis dan metode yang diajukan.

Page 7: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

7

Kisi-kisi penting “Pendahuluan”:

• Memicu pembaca untuk terus membaca laporan setelah tertarik pada judul, abstrak, tabel, dan gambar.

• Menjawab pertanyaan berikut:

o Mengapa penelitian dilakukan? [latar belakang]

o Apa tujuan penelitian? [tujuan]

o Apa hipotesis atau manfaat penelitian? [hipotesis/manfaat]

• Memposisikan ruang lingkup penelitian dalam konteks permasalahan yang

lebih luas.

• Menjelaskan status atau kemajuan penelitian dalam bidang terkait sehingga

dapat menemukenali kesenjangan informasi atau pengetahuan yang terkait

dengan masalah yang diteliti.

• Merumuskan masalah penelitian yang ditunjang dengan data kuantitatif atau pustaka yang memadai (tidak meninggalkan pustaka penting terbaru dalam

bidang terkait).

• Menjelaskan tujuan penelitian yang terkait dengan judul penelitian dan perumusan masalah.

• Menjelaskan manfaat penelitian atau sumbangan penelitian bagi perkembangan iptek.

BAHAN DAN METODE

Pada bagian “pendahuluan” harus telah dinyatakan metode yang digunakan

(bila perlu dijelaskan pula mengapa metode itu dipilih). Selanjutnya metodologi ini

dinyatakan secara lebih detail dan rinci pada bagian “Bahan dan Metode”. Tujuan

utama dari “Bahan dan Metode” adalah untuk memerikan percobaan dan

pelaksanaannya agar peneliti lain yang bekerja pada disiplin yang sama dapat

mengulangi atau memverifikasi percobaan yang anda lakukan. Meskipun sebagian

pembaca mungkin tidak membaca bagian ini (mungkin karena sudah tahu dan tidak

mempunyai interest terhadap metodologinya), bagian “Bahan dan Metode” harus

ditulis secara seksama dan rinci karena di dalam kaidah metode ilmiah suatu

penelitian harus dapat dibuktikan ulang.

Suatu hasil penelitian akan diakui oleh komunitas ilmiah apabila telah

diujicoba peneliti lain dan memberikan hasil yang konsisten. Hal ini hanya akan

terjadi apabila “Bahan dan Metode” ditulis secara detail dan rinci. Seorang peer

reviewer yang baik dan berpengalaman akan selalu membaca bagian metodologi

dengan seksama. Jika ia meragukan bahwa percobaan Anda dapat diulang dan

diverifikasi maka ia akan merekomendasikan penolakan publikasi makalah Anda

Page 8: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

8

meskipun Anda telah berhasil memperoleh dan menyajikan hasil secara sangat

mengesankan! Harus diingat bahwa sains tidak hanya mementingkan hasil tetapi juga

sangat mengutamakan proses karena bisa saja suatu hasil yang diperoleh hanyalah

bersifat kebetulan, bias, atau bahkan error!! Salah satu cara terbaik untuk

mengetahui apakah bagian “metode” anda sudah sempurna adalah dengan meminta

kolega yang satu disiplin ilmu membacanya dan tanyalah apakah dia sudah paham

dengan metode yang Anda tulis (Anda tidak perlu harus membuat pembaca dari

disiplin “ilmu politik” untuk memahami dengan baik prosedur penelitian mikrobiologi

atau fitopatologi!).

Pada intinya, bagian ”Bahan dan Metode” menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut: (1) Bahan-bahan (dan alat-alat) apa yang digunakan? [spesifikasi

bahan/alat]; dan (2) Bagaimana bahan-bahan itu digunakan? [metode]. Secara garis

besar, bagian “Bahan dan Metode” dari suatu laporan penelitian atau artikel ilimiah

berisi komponen-komponen berikut ini:

� Tempat dan Waktu Penelitian : menjelaskan lokasi dan waktu

penelitian. Jika diperlukan, wilayah geografi harus dijelaskan dengan tepat

(bila perlu ditunjukkan dengan peta atau menyebutkan letak lintang).

Waktu penelitian menjadi sangat penting jika percobaan yang dilakukan

menggunakan tanaman atau hewan yang proses biologinya sangat

dipengaruhi oleh musim.

� Bahan dan Alat: mencantumkan spesifikasi teknis, jumlah, dan sumber

atau cara memperoleh/menyiapkannya. Apabila berkaitan dengan bahan

kimia, kadang-kadang perlu dicantumkan daftar bahan aktif serta senyawa-

senyawa yang dikandungnya. Sedapat mungkin dihindari penggunaan

nama dagang (nama umum atau nama kimia lebih disukai!). Tidak perlu

membuat daftar bahan dan alat yang sudah dikenal sehari-hari. Bahan dan

alat yang belum umum dikenal perlu dijelaskan ciri-cirinya (spesifikasi)

dengan tepat. Bahan kimia disebut dengan nama umumnya (keterangan

nama dagang ditulis dalam tanda kurung pada waktu pertama kali disebut

di dalam teks). Contoh: karbofuran (Furadan 3 G, b.a. 3%)].

� Ciri-ciri hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme diuraikan dengan jelas:

nama spesies, asal, strain, kultivar/galur: eq. Padi (Oryza sativa

‘Cisadane’), Wereng coklat, Nilaparvata lugens (Stål) (Homoptera:

Delphacidae). Ciri-ciri hewan yang perlu dijelaskan antara lain umur dan

jenis kelamin, ciri genetika dan fisiologi, makanan yang digunakan, dan

kondisi pemeliharaan.

Page 9: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

9

� Material berupa hewan, tanaman, dan mikroorganisme harus diidentifikasi

dan dicantumkan secara jelas, biasanya nama genus/spesies atau bahkan

strain. Spesifikasi khusus seperti jenis kelamin, umur, asal spesimen,

status genetik, dsb. juga merupakan informasi yang sangat penting.

� Daftar peralatan yang digunakan harus juga mencantumkan spesifikasi

teknis detail, misalnya model, nama pabrik pembuat, tahun pembuatan,

ukuran, kapasitas, dsb.

� Metode Penelitian: biasanya dideskripsikan dengan menggunakan kalimat

pasif dan mengikuti urutan kronologis meskipun kadang-kadang metode

yang berkaitan dideskripsikan secara bersamaan/komprehensif.

� Kemukakan pendekatan teori dari suatu percobaan (bila belum

dikemukakan pada bagian pendahuluan/kerangka pemikiran).

� Kemukakan alasan menggunakan metode tertentu bila ada banyak

pilihan metode.

� Metode diuraikan secara rinci langkah demi langkah sesuai urutan

pengerjaannya sehingga pembaca bisa mengikuti pekerjaan yang

dilakukan peneliti.

� Jika metode yang anda terapkan adalah metode baru maka anda

harus menjelaskannya dengan semua detailnya. Jika metode ini

sudah pernah digunakan oleh peneliti lain maka dapat dirujuk

metode tersebut agar pembaca bisa mempelajari secara lebih

lengkap.

� Metode yang pernah diterbitkan tidak perlu diuraikan secara rinci,

tetapi cukup dikemukakan prinsip metodenya dan pustaka

acuannya, kecuali ada modifikasi.

� Kode etik yang berlaku perlu diperhatikan bila dalam percobaan

digunakan manusia, hewan tingkat tinggi atau organisme hasil

rekayasa genetika.

� Semua besaran dalam satuan SI (système international d’unités).

� Peubah Pengamatan: jelaskan setiap peubah yang anda amati

secara jelas (misalnya kriteria apa yang akan diamati dan

bagiamana cara mengamatinya).

Page 10: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

10

Contoh Penggalan dari Bahan dan Metode:

Analisis Data: menjelaskan metode pengolahan data, termasuk mencantumkan

program pengolah data yang akan digunakan, apakah akan dibuat kurva, sidik ragam,

pembandingan nilai tengah, dan sebagainya. Analisis data yang diterapkan harus

selalu relevan dengan tujuan dan hipotesis yang telah dituangkan pada bagian

pendahuluan. Secara umum, prinsip-prinsip penting dari analisis data adalah sbb:

� Metode analisis yang umum cukup disebut jenis dan pustaka sumbernya,

tidak perlu dijabarkan modelnya.

Contoh:

� Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan

empat perlakuan dan enam ulangan. [tidak perlu memaparkan model

RAL]. Macam perlakuan yang dicoba ialah ................. [disebutkan

macam perlakuannya). Data diolah dengan sidik ragam yang

dilanjutkan dengan uji selang berganda Duncan (Steel et al. 1998).

� Bila digunakan analisis statistika yang rumit dan dikembangkan sendiri,

penulis harus memaparkan landasannya dan menguraikan secara rinci.

� Bila digunakan program komputer, nama program, versi, prosedur dalam

program, dan pustakanya harus dituliskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini dapat dikatakan sebagai bagian inti dari suatu makalah penelitian.

Terdapat dua cara dalam penyajian hasil dan pembahasan. Yang pertama, menyajikan

hasil dalam sub-bab yang terpisah dengan pembahasan. Dengan demikian seluruh

hasil percobaan, baik berupa tabel atau gambar dinarasikan pada satu sub-bab, tanpa

Scale Colonies. Three colonies of California red scale were maintained in the laboratory by the

method described by Tashiro (1966). Two of the colonies were presumed to be susceptible strains

because they had not been subjected to an insec- ticide application in many years (although they

probably have been exposed to field-weathered insecticide residues on fruit used to maintain the

colonies). One of these (Lab colony) was brought into laboratory culture at the University of Cali-

fornia, Riverside (UCR) in the 1920s before the development of modern insecticides. The other

colony (BC colony) was established in 1984 with red scale collected from the biological control

grove on the UCR campus, a grove that had never been treated with insecticides. The third colony

(Stauffer colony) was established in 1983 with California red scale collected from the Stauffer

Chemical Corporation experimental farm in Orangecove, Calif., an area of high insecticide

exposure where control failures with parathion had been reported. Great effort was taken to keep

the strains genetically isolated. However, because they were maintained on field-grown lemons

and because California red scale is ubiquitous in California, feral individuals were probably

introduced into the colonies on fruit. The main experiments were conducted from December 1985 through July 1987. Experiments with spreader-stickers were conducted from June 1988 through

June 1990.

Page 11: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

11

dibahas. Cara ini umumnya ditempuh apabila penulis ingin membahasnya secara

menyeluruh/ komprehensif. Cara yang kedua adalah dengan menempatkan hasil dan

pembahasan dalam satu sub-bab atau bagian. Cara terakhir ini biasanya ditempuh

untuk mengurangi pengulangan apabila data percobaan mempunyai struktur yang

mirip atau apabila pengamatan dilakukan pada peubah yang sama pada beberapa jenis

objek atau pada kurun waktu yang berbeda.

Penyajian hasil sebaiknya tidak dilakukan dengan mengulangi bagian dari

metode. Bagian hasil harus singkat, jelas, dan tidak harus menyajikan semua data.

Penulis harus bisa memilih dengan baik data yang sangat penting dan menjadi inti dari

penemuannya. Data berlebihan yang kurang relevan hanya akan membingungkan

pembaca. Jika percobaan dilaksanakan dengan rancangan percobaan dan analisis

statistika maka penulis harus menyajikannya dan menerjemahkannya bukan dalam

“bahasa statistika” tetapi dalam “bahasa biologi”, “bahasa kimia”, “bahasa pertanian”,

dsb.

Secara umum, bagian ”hasil peneltian” hendaknya diupayakan memperhatikan

hal-hal berikut ini:

• Menjawab pertanyaan berikut: Apa yang ditemukan atau diamati?

• Menyajikan hasil menurut urutan yang logis (misalnya mengikuti urutan prosedur pada metode).

• Menyajika hasil penting (yang menjawab permasalahan yang diteliti)

ditonjolkan dengan menempatkannya pada bagian awal alinea.

• Menyertakan hasil dari kontrol (pembanding).

• Mengemukakan hasil sekunder setelah hasil penting.

• Mengemukakan pula hasil yang menyimpang dari hipotesis dan memberikan

penjelasannya.

• Menyajikan hanya data yang betul-betul terkait dengan permasalahan penelitian.

• Jika perlu, menyajikan data dalam bentuk tabel atau gambar, dan mengemukakan hasil utamanya yang dapat diungkapkan dari tabel atau

gambar tersebut (misal, hasil analisis).

• Dalam memaparkan hasil, menekankan pada bidang penelitiannya, bukan

segi statistikanya.

Contoh penulisan yang lebih menekankan segi statistikanya dan perlu

diperbaiki:

Page 12: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

12

Populasi wereng daun Empoasca sp. pada varietas A (6,7 ± 0,9

ekor/tanaman) berbeda nyata dengan populasi pada varietas B (9,2 ±

1,5 ekor/tanaman).

Hasil di atas dapat ditulis secara lebih tajam:

Populasi wereng daun Empoasca sp. pada varietas A (6,7 ± 0,9

ekor/tanaman) lebih rendah daripada populasi pada varietas B (9,2 ± 1,5

ekor/tanaman).

• Tidak mengulang mengemukakan angka-angka yang telah disajikan pada tabel atau gambar.

• Tidak mengulang judul tabel atau judul gambar dalam teks.

• Tidak menggunakan judul tabel atau judul gambar sebagai kalimat pokok pada alinea.

• Di dalam menyajian hasil analisis statistika:

� Menyajikan data asli pada tabel, bukan hasil transformasi

� Menunjukkan keragaman pengukuran (SB: simpangan baku)

dan ketelitian pendugaan (GB: galat baku) serta jumlah contoh.

Contoh: x ± SB (n) dituliskan: 4,2 ± 0,5 (30)

Cara yang paling umum dalam menyajikan hasil percobaan agar lebih singkat

dan lebih mudah dipahami adalah dengan menggunakan tabel dan gambar. Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan tabel hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

• Tabel sebaiknya hanya digunakan untuk data yang berulang. Data yang

bisa disajikan dengan narasi sebaiknya tidak disajikan dalam bentuk tabel.

• Jika harus menggunakan tabel, tidak semua data harus dimuat di dalam

tabel. Sebaiknya dipilih angka/data yang penting dan mempunyai makna

khusus di dalam percobaan. Setiap tabel yang dimuat memang benar-

benar diperlukan.

• Sedapat mungkin tabel disertai dengan keterangan yang jelas sehingga

pembaca tidak harus mencari-cari penjelasannya di dalam nas makalah.

• Judul tabel diusahakan ringkas tetapi mampu mewakili isi tabel.

• Tabel hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan

pembaca untuk mengikuti alur pemikiran peneliti.

Page 13: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

13

Sebagai ilustrasi bagaimana memanfaatkan tabel dalam menyajikan hasil

penelitian, perhatikan beberapa contoh berikut:

Contoh Tabel 1. Kebutuhan oksigen beberapa spesies Streptomyces

Spesies Pertumbuhan Aerobik Pertumbuhan Anaerobik

Streptomyces griseus + -

Streptomyces coelicolor + -

Streptomyces nocolor - +

Streptomyces everycolor + -

Streptomyces grenicus - +

Streptomyces rainbowenski + -

Apakah isi tabel di atas telah sesuai dengan kaidah pemuatan tabel? Apakah

pemuatan tabel untuk data di atas tidak merupakan pemborosan (harus diingat bahwa

untuk penerbitan jurnal yang profesional, biaya pemuatan tabel lebih mahal daripada

nas)?. Jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya isi tabel di atas dapat

dinarasikan dengan satu kalimat saja, misalnya:

“Bakteri Streptomyces griseus, S. colicolor, S. cverycolor, dan S. rainbowenski tumbuh dalam kondisi aerobik, sedangkan S. nocolor dan S. greenicus tumbuh dalam kondisi anaerobik”.

Contoh Tabel 2a. Karakteristik Streptomyces penghasil antibiotik.

Peubah Spesies bakteri

S. flouricolor S. griseus S. colicolor S. nocolor

Suhu pertumbuhan

optimal (o C)

-10 24 28 92

Warna miselium Tan Abu-abu Merah Ungu

Antibiotik yang

dihasilkan

Fluoricillinmycin Streptomycin Rholmondelay Nomycin

Produksi antibitoik

(mg/ml) 4,108 78 2 0

Page 14: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

14

Secara sepintas barangkali contoh Tabel 2a di atas tidak ada yang salah.

Semua informasi yang ingin ditampilkan telah tertera dengan jelas pada tabel. Akan

tetapi, apakah rancangan tabel di atas cukup baik? Kira-kira, apakah pembaca dapat

dengan mudah mengenali peubah (variabel) yang diamati oleh penyaji data?

Bandingkan jika informasi yang sama dimodifikasi sehingga seperti yang telihat pada

contoh Tabel 2b. Di sini pembaca akan lebih mudah untuk mengenali bahwa peubah

yang diamati adalah: suhu pertumbuhan optimal, warna miselium, jenis antibiotik

yang dihasilkan, serta jumlah produksi antibiotik yang dihasilkan. Contoh Tabel 2b

terasa lebih sistematis dan lebih komunikatif daripada Tabel 2a.

Contoh Tabel 2b. Karakteristik Streptomyces penghasil antibiotik.

Spesies

Mikroba

Suhu

pertumbuhan

optimal (o C)

Warna

Miselium

Jenis Antibiotik Produksi

Antibiotik

(mg/ml)

S. flouricolor -10 Tan Fluoricillinmycin 4,108

S. griseus 24 Abu-abu Streptomycin 78

S. colicolor 28 Merah Rholmondelay 2

S. nocolor 92 Ungu Nomycin 0

Bagian lain yang tidak kalah penting dari penyajian tabel di dalam makalah

ilmiah adalah penggunaan gambar yang baik dan tepat. Beberapa jenis gambar yang

umum digunakan di dalam makalah ilmiah antara lain grafik data, diagram (bagan),

foto, dan peta. Grafik data bisa berbentuk grafik dua-peubah, grafik tiga-peubah,

diagram batang (bar chart), diagram lingkar (pie chart), grafik segitiga (triangular

graph), dan grafik radar/sarang laba-laba (radar/spider web graph). Rincian yang

lebih detail dari jenis-jenis grafik dan gambar ini dapat dipelajari dari beberapa

software komputer (misalnya Microsoft Excel) atau dari buku-buku yang relevan.

Beberapa contoh gambar di dalam makalah ilmiah adalah sbb:

Page 15: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

15

Gambar 1. Perkembangan mortalitas larva Crocidololomia pavonana akibat

perlakuan dengan ekstrak Dysoxylum acutangulum (grafik dua

peubah, gambar dari D. Prijono).

Gambar 2. Sebaran data hubungan antara tinggi dan bobot badan

(diagram pencar, gambar dari D. Prijono).

0

20

40

60

80

100

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hari setelah perlakuan

Mortalita

s (%

)

50 70

90 130

180 250

Konsentrasi (ppm)

50

57

64

71

78

85

160 164 168 172 176 180

Tinggi badan (cm)

Bobot badan (kg)

Page 16: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

16

Gambar 3. Hubungan mortalitas larva C. pavonana dengan konsentrasi

D. acutangulum dan waktu pengamatan (grafik tiga peubah,

gambar dari D. Prijono).

Gambar 4. Pencaran dua spesies kutu daun pada tanaman kentang menurut

arah mata angin (grafik radar/sarang laba-laba, gambar dari oleh

D. Prijono).

50 70 90 130 180 250

1

4

7

1

0

20

40

60

80

100

Mortalitas (%)

Konsentrasi (ppm)

HSP

0

32

64

96

128

160

UT

TL

TM

TGBD

BR

BL Myzus persicae

Aphis gossypii

Page 17: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

17

Gambar 5. Luas bercak embun madu yang dihasilkan tiga koloni wereng

coklat pada enam varietas padi (grafik batang, gambar dari

D. Prijono).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam merancang grafik antara lain:

� Gunakan arsiran atau lambang bergradien untuk mewakili variasi peubah dari

yang terbesar sampai terkecil

� Bila lebih dari 1 grafik, gunakan skala sumbu-x dan sumbu-y yang sama.

� Bila lebih dari 1 grafik, nama dan label sumbu hanya pada sumbu-x paling

bawah dan sumbu-y paling kiri.

� Bila memungkinkan, label langsung dicantumkan pada gambar, bukan pada

legenda terpisah

� Hindari arsiran halus

� Gunakan lambang gelap (� � � �) bukan tanda x atau +

� Pada diagram batang, gunakan balok putih atau arsiran, bukan balok hitam

untuk menghemat tinta

� Gunakan kombinasi huruf besar dan kecil untuk label gambar

� Label sumbu harus cukup besar agar tetap mudah dibaca setelah proses

pengecilan (reduksi)

� Bila memungkinkan tunjukkan ukuran keragaman data (SB, GB, dll.)

0

300

600

900

1200

1500

1800

Subang Karawang Cirebon

Lokasi

Luas b

erc

ak (

mm

2)

Pelita Cisadane

Ciliwung IR64

IR72 Sintanur

Page 18: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

18

� Ukuran keragaman cukup ditunjukkan dengan satu garis pada satu sisi nilai

rata-rata

� Markah label jangan terlalu padat

Salah satu ciri penting dari makalah ilmiah di bidang eksata adalah

kesederhanaan dan kelugasan bahasa yang digunakan. Kesederhanaan dan

kelugasan merupakan kekuatan utama yang akan mempermudah pembaca untuk

memahami hasil percobaan ilmiah bidang eksata. Perhatikan contoh berikut ini!

“Hasil percobaan tentang pengaruh penggunaan pupuk urea terhadap

pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil percobaan terhadap

pengukuran tinggi batang memperlihatkan bahwa pupuk urea menyebabkan

pertumbuhan tanaman lebih tinggi”.

Dalam sebuah makalah ilmiah, kalimat di atas akan jauh lebih praktis dan lugas

apabila diringkas menjadi sebagai berikut:

“Pupuk urea menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi (Tabel 3)”.

Bagian “pembahasan” merupakan penjelasan mengapa suatu hasil percobaan

diperoleh. Kekuatan pembahasan sangat ditentukan oleh referensi yang relevan serta

pengetahuan peneliti dalam substansi objek yang ditanganinya. Sangat disayangkan

bahwa banyak hasil penelitian yang bagus tidak diikuti dengan pembahasan yang

memadai karena kurangnya referensi yang dimiliki oleh si peneliti. Secara umum, inti

pembahasan yang baik meliputi:

• Menjawab pertanyaan: Apa makna temuan penelitian?

• Menguraikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam

pendahuluan dan menggunakan permasalahan penelitian tersebut untuk

mengawali pembahasan.

• Membahas hubungan antara hasil penelitian dan hipotesis yang dikemukakan.

• Mengemukakan hubungan antara temuan penelitian dengan pengetahuan yang

ada (membandingkan dengan pustaka).

• Menyajikan prinsip, hubungan, dan generalisasi yang ditunjukkan oleh hasil

(membahas, bukan mengulang-ulang/merekap hasil!!).

Page 19: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

19

• Menunjukkan perkecualian dari hasil yang mungkin ada atau data yang

mungkin tidak berkorelasi. Pembahasan yang baik tidak menyembunyikan

perkecualian dari hasil !

• Menunjukkan bagaimana suatu hasil dan interpretasi peneliti sesuai atau

berbeda dengan hasil penelitian sejenis yang pernah dipublikasikan.

• Membahas implikasi teori berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh. Bila

memungkinkan membahas juga aspek aplikasinya!.

• Menyatakan kesimpulan sejelas-jelasnya!.

• Meringkas dan menyajikan bukti-bukti untuk setiap kesimpulan yang ditarik.

Kemukakan hasil-hasil baru dari penelitian Anda dan jelaskan mengapa hasil

itu penting tanpa melebih-lebihkannya.

• Tidak mengulang hasil atau tinjauan pustaka.

• Membahas keterbatasan dari metode atau asumsi yang digunakan.

• Menjelaskan hasil-hasil negatif atau yang menyimpang dari hipotesis dan

kemukakan alasannya.

• Membedakan antara fakta dan spekulasi (harus hati-hati dalam melakukan

generalisasi).

• Mengemukakan implikasi teoritis dari penelitian dan relevansi hasil penelitian

dengan keadaan atau perkembangan terkini dalam bidang terkait.

• Mengemukakan arah penelitian atau tindakan selanjutnya yang perlu

dilakukan.

KESIMPULAN

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan dari pembahasan adalah untuk

menunjukkan hubungan dari berbagai fakta yang ada. Apabila peneliti salah dalam

menunjukkan hubungan-hubungan tersebut maka akan menghasilkan kesimpulan

yang salah. Kesimpulan yang baik dari suatu makalah ilmiah harus selalu disertai

dengan ringkasan fakta/hasil percobaan dan juga merupakan jawaban dari

permasalahan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Kesimpulan juga harus relevan

dengan permasalahan, tujuan percobaan, hipotesis, metodologi, dan pembahasan.

Secara praktis, cara termudah dalam menulis “kesimpulan” dari suatu artiel ilmiah

Page 20: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

20

adalah dengan mengkopi dulu seluruh file “Hasil dan Pembahasan” dan kemudian

membuang atau memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Dengan cara ini

maka akan dijamin bahwa penulis tidak akan membuat kalimat-kalimat kesimpulan

yang tidak pernah dimuat di dalam “Hasil dan Pembahasan”.

Yang perlu diperhatikan dalam membuat ”Kesimpulan dan saran”

• Kemukakan kesimpulan dengan singkat dan tajam.

• Jangan mengulang hasil atau pembahasan.

• Kemukakan makna hasil penelitian.

• Bagian saran: penelitian atau tindakan lanjutan yang perlu dilakukan.

Cara Perujukan dan Penulisan Pustaka

Makalah ini tidak membahas cara merujuk, menyitir, dan menyusun daftar

pustaka mengingat sistem ini tidak selalu sama untuk setiap disiplin ilmu. Setiap

penulis harus mempelajari dan mengikuti panduan penulisan yang ada agar

makalahnya dapat diterima dan dipublikasikan.

Bahasa

Meskipun makalah ilmiah bukanlah karya sastra, penggunaan bahasa yang

benar dan baku merupakan suatu keharusan. Karya ilmiah yang baik tidak harus

kering dari bahasa yang indah. Perhatikan “bahasa lama” di bawah ini yang ternyata

sanggup memerikan deskripsi biologi dari suatu spesies dengan sangat baik:

Laetiporus mininiatus

…. Soepa Kasintoe. Djamoer ini moedah dikenal sebab warnanja terang dan bagoes sekali.

Toemboehnya banjak di tempat-tempat jang letaknja lebih tinggi dari 800m; djarang didapati dan di

tanah rendah hanja satoe kali sadja kelihatan. Selama moesim hoedjan djamoer ini banjak tumbuh di

atas pohon-pohon kajoe dan warnanja merah. Dari sebab itoe dinamakan boemipoetera ‘soepa

kasintoe’ sebab dari djaoeh kelihatan seperti kasintoe (jaitoe ajam hoetan merah) doedoek di atas pohon

kajoe. Djoega dinamakan kepada jamoer ini nama-nama jang lain seperti: soepa hondje atau jamoer

djantoeng, karena warnanja merah seperti kembang hondje dan djoega seperti djantoeng pisang..... (C.

van Overeem, 1925 dikutip dari Rivai, 1988).

…..batu-batu yang gundul, hutan-hutan yang terbongkar, dan batang batang kayu yang hitam tertunu

pada lereng-lereng gunung….. Golakan lahar dalam kawah yang lebar dan galak mengingatkanya pada

gambaran hawa nafsu manusia yang bila murka membinasakan dirinya dan hasil karyanya

sendiri…..(Frans Wilhelm Junghuhn, ahlifitogeografi topik Indonesia, dikutip dari Rivai, 1988)

Page 21: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

21

BEBERAPA KIAT/TIPS YANG MUNGKIN BERMANFAAT

• Pada saat melaksanakan penelitian, anda harus mencatat semua detail kegiatan

penelitian anda. Never trust your memory!!. Catat tanggal berapa anda menanam

tanaman percobaan, catat apakah hari itu hujan, kapan anda melakukan aplikasi

perlakuan, dsb.

• Rancanglah tabel pengamatan sedetail mungkin sesuai rancangan percobaan

(sebelum pelaksanaan penelitian).

• Manfaatkan dan integrasikan seoptimal mungkin kapasitas dan fasilitas yang

tersedia pada softwares yang relevan yang terdapat di dalam komputer anda.

Dewasa ini, hampir semua peneliti/penulis memanfaatkan software “Office” yang

diciptakan oleh Microsoft Corporation sebagai piranti utama dalam mengolah data

dan mengetik. Yang mungkin belum disadari oleh sebagian besar dari kita adalah

bahwa pekerjaan pengolahan data dan pengetikan akan jauh lebih mudah apabila

kita mampu memanfaatkan fasilitas komprehensif/integratif yang terdapat pada

software Office dan sistem Windows-nya. Untuk menunjukkan manfaat ini, saya

akan mendemonstrasikan kemampuan integratif dari software Excel, Word, SAS,

dan Power Point.

• Cara menulis kesimpulan yang paling “aman” (tidak keluar dari “hasil dan

pembahasan”) adalah dengan mengkopi seluruh bagian “hasil dan pembahasan”

dan kemudian membuang sebagian besar bagian yang tidak diperlukan.

• Memeriksa dan mengetik “daftar pustaka” adalah bagian yang paling

menyebalkan dari proses penyusunan makalah ilmiah, terutama jika

pengerjaannya sudah menjelang tenggat waktu pengiriman laporan!!. Sementara

itu, kita akan dianggap sebagai peneliti yang ceroboh jika terdapat referensi yang

tertinggal tidak tercantum di dalam pustaka. Untuk mengatasi hal ini, saya

menyarankan Anda mengumpulkan seluruh referensi yang telah Anda kumpulkan

selama seumur hidup di dalam satu file komputer. Pada saat diperlukan, Anda

tinggal memanfaatan fasilitas “Find” yang terdapat pada piranti “Word” untuk

mencari pustaka yang diperlukan. Selanjutnya gunakan teknik “copy and paste”

untuk mengetiknya. Dan terakhir, gunakan fasilitas “Sort” dari piranti “Word”

untuk mengurut pustaka secara alfabetik.

Page 22: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

22

• Trik membuat “Daftar Pustaka” yang lebih panjang. Seringkali salah satu kriteria

yang menentukan “kualitas” artikel ilmiah atau proposal penelitian adalah

“kuantitas” dan “kualitas” (relevan, up to date, pustaka primer, dsb.) pustaka.

Agar kuantitas atau jumlah pustaka terlihat lebih banyak, penulis dapat

mencantuman sumber rujukan untuk fakta-fakta yang relatif umum yang

sebenarnya bisa tanpa merujuknya.

Contoh:

Jenis-jenis Aglaia yang sifat insektisidanya telah diketahui antara lain A. edulis, A.

elaeagnoidea, A. elliptica, A. harmsiana, A. lawii, A. odorata, A. oligophylla, A.

perviridis, dan A. tomentosa (Mikolajczak et al. 1989; Satasook et al. 1994;

Kardinan, 1998; Kalshoven, 1981).

PENUTUP

Setelah sering menyelesaikan proses penyusunan makalah ilmiah, setiap

penulis mungkin mempunyai jawaban yang berbeda jika ditanyakan kepadanya,

“Bagian manakah yang tersulit dan terberat dari proses penulisan makalah ilmiah?”

Sebagian orang mungkin akan menganggap bahwa bagian “hasil dan pembahasan”

merupakan bagian terpenting dan tersulit dari sebuah makalah ilmiah, terutama yang

berbentuk laporan penelitian. Sebagian orang lagi mungkin akan merasa sangat sulit

dalam menulis “bahan dan metode” dari suatu usul penelitian. Pengalaman saya

ternyata menunjukkan bahwa bagian “pendahuluan” adalah bagian yang paling

banyak memerlukan konsentrasi dan sangat menguras kemampuan berpikir. Semakin

saya belajar dari orang yang lebih paham atau dari berbagai sumber bacaan saya

semakin menyadari betapa tingginya arti sebuah “pendahuluan” dalam suatu makalah

ilmiah.

Mengapa saya menganggap “pendahuluan” adalah bagian tersulit? Karena

“pendahuluan” berisi landasan dan alasan utama mengapa Anda menganggap bahwa

penelitian yang Anda rencanakan sangat penting untuk dilakukan dan sangat

bermanfaat dalam aspek pengembangan ilmu maupun dalam aspek terapan.

Sementara itu, bagian-bagian lain (metode, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan)

Page 23: MENULIS USUL DAN LAPORAN eksata 2009-format word 2003staff.unila.ac.id/hamim/files/2013/03/MENULIS-USUL-DAN-LAPORAN... · makalah ini menggunakan bidang kajian sains dan ilmu eksata

23

lebih saya anggap sebagai ketrampilan teknis. Semakin sering Anda melakukannya

maka Anda akan semakin mahir!

SUMBER RUJUKAN

Beveridge, W.I.B. 1957. The art of scientific investigation: an entirely fresh

approach to the intellectual adventure of scientific research. Vintage Books,

New York. 239 pp.

Day, R.A. 1979. How to write and publish a scientific paper. 3rd ed. Oryx Press,

Phoenix. 211 pp.

O’Connor M. 1991. Writing Successfully in Science. London: Chapman & Hall.

hlm 31-54.

Rivai, M. A. 1988. Memperindonesiakan biologi. Dalam, Adjat Sakri (ed), Ilmuwan

dan Bahasa Indonesia: Menyambut 60 Tahun Sumpah Pemuda. Penerbit ITB.

Bandung. 265 hlm.

Sanusi, A.E. 1993. Paragraf. Makalah disajikan pada Pelatihan Metodologi

Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Mahasiswa Unila, 28 Januari

1993 (tidak dipublikasikan).

Valiela I. 2001. Doing Science: Design, Analysis, and Communication of Scientific

Research. Oxford: Oxford Univ Pr. hlm 183-253.