ISI USUL nitta

download ISI USUL nitta

of 27

Transcript of ISI USUL nitta

PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis buah-buahan. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura terdiri dari komoditas buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Buah-buahan mempunyai prospek yang bagus karena setiap tahun produksinya mengalami peningkatan. Salah satu alternatif pilihan komoditas buah-buahan yang dapat dikembangkan adalah buah salak. Buah salak telah dijadikan sebagai salah satu buah unggulan nasional. Buah salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia. Varietas salak yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: Salak Bali, Pondoh, Condet, Padang Sidempuan, Manonjaya, Madura, Ambarawa, Kersikan, Swaru dan lain-lain. Diantara berbagai jenis salak tersebut, yang mempunyai prospek dan nilai komersial tinggi adalah Salak Pondoh (Kusumo et al., 1995). Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis Reinw dan termasuk famili Palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan tegak. Batang salak hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yang berduri yang tersusun rapat. Dari batang yang berduri itu, akan tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah salak dalam jumlah yang banyak (Agrobisnis, 2011). Salak pondoh adalah jenis salak yang akhir-akhir ini mendapat perhatian tersendiri. Untuk pertama kalinya, jenis salak ini dikembangkan oleh petani di

1

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengenai nama salak pondoh itu sendiri, juga kurang jelas siapakah yang pertama kali memberikan nama tersebut. Namun kata pondoh berarti bunga kelapa yang kalau dicicipi rasanya manis. Buah salak umumnya mempunyai rasa agak sepet dan masam bila masih muda dan berangsur-angsur akan berkurang pada buah yang sudah tua. Rasa sepet disebabkan adanya senyawa tanin dan rasa masam karena asam-asam organik hasil antara metabolisme (Wills dkk. 1981). Barangkali karena jenis salak ini secara spesifik manis rasanya walau masih muda (pentil), maka diberi nama saja: Salak Pondoh (Hieronymus, 1990). Salak Pondoh merupakan salak yang paling banyak disebutkan konsumen buah di DKI Jakarta, menunjukkan bahwa Salak Pondoh sudah dikenal masyarakat. Salak Pondoh merupakan salak yang paling sering dikonsumsi (Ananto, 2002). Tanaman salak dapat hidup bertahun-tahun, sehingga ketinggiannya dapat mencapai antara 1,5 8 meter, bergantung pada jenisnya. Dari akar yang tua dapat tumbuh tunas baru yang juga dapat ditangkarkan sebagai bibit. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua (dioceus), yang artinya membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah daru bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman salak memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu (unisexualis) (Agrobisnis, 2011). Pemeliharaan tanaman salak pondoh penting dilakukan, karena baik atau tidaknya suatu produksi tanaman sangat tergantung pula dari baik atau tidaknya pemeliharaan yang dilakukan. Apabila pemeliharaan tidak baik, tanaman salak pondoh juga akan tidak baik pertumbuhannya misalnya banyak terserang hama

2

dan penyakit, proses produksi untuk menghasilkan buah yang semakin lama dan hasil yang didapatkan juga akan tidak baik secara kualitas dan kuantitas yang akibatnya akan menimbulkan kerugian bagi petani salak pondoh. Pemeliharaan tanaman salak pondoh yang baik ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman salak pondoh sehingga mampu berproduksi secara optimum dan dalam kurun waktu yang cukup lama serta dapat menaikkan kualitas dan kuantitas hasil salak pondoh.

A. Tujuan Praktik Kerja Lapang Praktik kerja lapang yang akan dilaksanakan di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tujuan: 1. Mempelajari teknik pembibitan dan pemeliharaan tanaman salak di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Ngipiksari Kaliurang Yogyakarta. 2. Mempraktikkan secara langsung teknik pembibitan dan pemeliharaan tanaman salak di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Ngipiksari Kaliurang Yogyakarta. 3. Mengkaji permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembibitan dan pemeliharaan tanaman salak di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Ngipiksari Kaliurang Yogyakarta. 4. Menambah ketrampilan serta wawasan mengenai teknik pembibitan dan pemeliharan pada tanaman salak.

3

B. Manfaat Praktik Kerja Lapang Manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktik kerja lapang ini adalah : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pemeliharaan tanaman salak pondoh. 2. Memperoleh pengalaman dan wawasan tentang cara pengelolaan suatu organisasi di bidang pertanian. 3. 4. Latihan kerja di bidang pertanian. Mendapatkan solusi dari permasalahan yang didapat mengenai pemeliharaan dan pemanfaatan salak pondoh. 5. Hasil praktik kerja lapang ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penyusunan karya tulis ilmiah maupun penelitian lebih lanjut.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Salak Pondoh

4

Salak atau Salacca edulis Reinw termasuk tanaman suku pinang-pinangan (PalmaeI), yang sudah dikenal sebagian besar orang Indonesia (Santoso, 1990). Tanaman salak pondoh merupakan satu dari jenis-jenis salak lain yang ada di Indonesia. Menurut Tranggono (1992), warna kulit salak pondoh bervariasi mulai dari coklat kehitaman, coklat kemerahan, coklat kekuningan, kuning kemerahan dan merah gelap kehitaman, dengan rasa khas manis. Dalam kehidupannya, tanaman ini memerlukan kondisi tanah yang gembur, berair tanah dangkal dan dapat menahan air. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa kenampakan fisik salak pondoh.

Tabel 1. Beberapa sifat fisik salak pondoh Kenampakan Fisik Bentuk buah Panjang buah Warna daging buah Tebal daging buah Berat buah Jumlah buah tiap tandan Jumlah tangkai tiap tandan Sumber: Suprayitno, 1977 Kedudukan tanaman salak pondoh dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut: Kingdom : Divisi : Plantae Magnoliophyta Angiospermae Liliopsida Ciri-ciri Bulat telur terbalik 2,5 7,5 cm Putih kapur 0,8 1,0 cm 30 100 gr10 27 buah

1 6 tangkai

Subdivisi : Kelas :

5

Ordo Famili Genus SpesiesSinonim

: : : ::

ArecalesArecaceae

SalaccaZalacca Salacca edulis Reinw, Calamus zallacca Gaertn

Setelah menelusuri berbagai sumber pustaka, paling tidak dapat ditemukan 17 jenis salak yang diusahakan, dan salah satu diantaranya adalah salak pondoh yang pada saat ini sedang dipelajari. Siklus hidup tanaman salak tahunan (perennial), bahkan masyarakat Sibetan (Bali) menyebut tanaman salak tidak pernah tua atai disebut Tua-tua salak, jika rebah tanaman akan muda kembali dan berproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa bila tanaman salak sudah berumur tua dan produksinya menurun dapat diremajakan kembali dengan cara direbahkan, kemudian dipangkas untuk menumbuhkan tunas-tunas atau tanaman baru (Rukmana, 1999). Variasi genetik dalam pembungaan dibedakan dua macam tanaman salak, yaitu tanaman berumah satu dan berumah dua. Tanaman salak berumah satu (monoecus) ditandai dengan terdapatnya bunga jantan dan bunga betina pada satu pohon. Tanaman salak berumah dua (dioecus) ditandai dengan bungan jantan dan bunga betina terpisah masing-masing pada pohon yang berlainan. Perakaran salak pondoh terdiri dari akar serabut, yang sebagian besar berada di dalam tanah dan sebagian lagi muncul di permukaan tanah. Perkembangan akar salak pondoh dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah, sifat fisik dan kimia tanah, air tanah, lapisan bawah

6

tanah, dan faktor-faktor lain. Berkembangnya perakaran yang muncul di permukaan tanah justru merupakan keuntungan tersendiri, karena tanaman tersebut dapat memperbaiki vigor, sehingga umur produktif salak pondoh berlangsung puluhan tahun. Batang salak pondoh termasuk pendek dan hampir tidak kelihatan, karena tertutup oleh pelepah-pelepah daun yang sangat rapat. Jumlah ruas yang membentuk batang tergantung dari reaksi dan genotip terhadap panjangnya hari dan dari tipe tumbuhnya yaitu diterminat dan inditerminat. Pada pokok batang sering timbul tunas atau anakan yang sering disebut tunas akar. Anakan atau tunas tersebut dapat dijadikan bibit atau dipelihara menjadi tanaman pengganti pohon yang sudah tua. Pelepah daun tersusun roset dan berduri-duri. Pada pangkal pelepah duriduri ini sangat rapat dan panjang, makin ke ujung duri-duri ini akan semakin jarang dan makin pendek. Bagian pangkal pelepah bentuknya agak segitiga dan makin ke tengah akan membulat tetapi ke arah ujung akan segitiga lagi. Daun salak pondoh tersusun roset, bersirip terputus-putus, dan panjangnya 2,5 7 meter dan terdiri dari tulang daun, lidah daun dan anak daun serta ujung daun. Bagian bawah dan tepi tangkai daun berduri tajam. Daun berwarna hijau sampai hijau tua dan di bagian bawah permukaan daun berwarna keputih-putihan seperti lapisan lilin. Tanaman salak pondoh mempunyai dua periode tumbuh, yaitu periode vegetatif dan periode reproduktif. Periode vegetatif ialah periode tumbuh dari mulai tanam sampai dengan terbentuk bunga pertama. Sedangkan periode

7

produktif dinyatakan sejak waktu berbunga, hingga perkembangan buah dan saat matang. Ciri khas tanaman salak pondoh ialah termasuk tanaman berumah dua, sehingga dapat diketemukan tanaman jantan dan ada pula tanaman betina. Walaupun tidak menghasilkan buah, tanaman jantan tetap diperlukan sebagai sumber benang sari. Buah salak pondoh pada umumnya lebih kecil dibandingkan dengan jenis salak lainnya. Uniknya, salak pondoh ini sendiri memiliki berbagai variasi mulai dari warna kulit yang coklat kehitam-hitaman, coklat kemerah-merahan, coklat kekuning-kuningan, dan merah gelap kehitam-hitaman. Namun kekhasannya, semua buah salak pondoh itu rasanya manis. Sementara itu setiap buah mempunyai 1 3 biji, berwarna coklat kehitamhitaman dan keras. Bila satu buah berisi tiga biji bentuknya segitiga, bila dua biji bentuknya gepeng, dan bila hanya satu biji bentuknya bulat. Pada biji terdapat sisi cembung dan sisi datar. Biji salak termasuk rekalsitran, sehingga tidak tahan lama dalam penyimpanan. Dalam udara terbuka, selama satu minggu viabilitas biji sudah turun kurang lebih 50% (Ashari, 1995). Banyak varietas salak yang dapat tumbuh di Indonesia. Ada yang masih muda sudah terasa manis, masir, dagingnya tebal, kulitnya kuning gading, dan lain-lain (Haryani, 1994). Salak pondoh merupakan salah satu contoh dari sekian banyak varietas salak yang sudah diidentifikasi. Di antara bermacam-macam salak yang ada, salak pondoh merupakan salak yang paling disukai oleh konsumen, akhir-akhir ini. Bahkan, salak ini dinyatakan sebagai buah unggul karena

8

mempunyai banyak kelebihan. Salak pondoh terkelan karena walaupun bentuknya kecil, tetapi rasanya manis. Rasa manis ini sudah ada waktu buah masih muda. Asal-usul salak pondoh ini tidak diketahui secara pasti. Salak ini diberi naman pondoh karena dagingnya berwarna putih dan manis seperti pondoh atau pucuk kelapa yang masih terbungkus pelepah. Menurut jenisnya ada lima macam salak pondoh, yaitu salak pondoh hitam, salak pondoh merah, salak pondoh merah-hitam, salak pondoh merah-kuning, dan salak pondoh kuning (Tim Penulis PS, 1992).

B. Manfaat Salak Pondoh Bertanam salak disamping dapat menambah penghasilan para petani yang menanam salak secara kecil-kecilan juga memberikan keuntungan yang lebih besar apabila dibudidayakan secara baik dan benar. Disamping itu, tanaman salak juga dapat ditanam pada tanah-tanah yang miring yang berfungsi sebagai penguat tanah atau penahan erosi sehingga kelestarian alam atau lingkungan dapat dipertahankan. Keuntungan lain tanaman salak ini karena dapat berumur tahunan, sehingga sekali bertanam salak dapat menikmati hasil bertahun-tahun. Tentu saja tanaman yang sudah tua atau sudah tidak menghasilkan lagi perlu diperbaharui atau diregangkan (Tawardi dan Sukamto, 1995). Salak pondoh, atau yang memiliki nama latin Salacca edulis Reinw mengandung nutrisi yang cukup tinggi seperti kalsium, flavonoida, saponin, dan tannin. Selain dijadikan sebagai obat, salak juga sering dijadikan beragam cemilan (Anne Ahira, 2010). Salah satu manfaat buah salak adalah sebagai obat mata.

9

Berdasarkan penelitian oleh para ahli kesehatan, buah salak mengandung betakaroten yang bagus untuk mata. Selain dijadikan sebagai obat mata, buah salak juga bermanfaat untuk mengobati diare. Dengan mengkonsumsi sebanyak lebih kurang 20 gr daging buah salak segar yang masih muda dapat mengurangi penyakit diare. Selain alami, buah ini juga dapat dijumpai hampir di merata tempat. Selain keuntungan di atas buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan (Tim Penulis Penebar Swadaya, 1998).

C. Ekologi Salak Pondoh 1. Keadaan iklim Produksi dan mutu hasil buah-buahan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya ketinggian tempat yang erat kaitannya dengan suhu udara, keadaan iklim dan tanah. Hal ini berarti produksi dan mutu hasil buah-buahan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat bertanam (Rukamana, 1999). Menurut Hendro Sunarjono (1998), pendirian kebun buah-buahan harus berpedoman pada zonasi agroekologi (agroklimat) yang akan memperkecil pengaruh lingkungan terhadap penyimpangan hasil buah. Prinsip

10

pengwilayahan (zona) yang disesuaikan dengan sifat agroklimatnya bertujuan untuk memperkecil pengaruh lingkungan dan interaksi antara varietas dengan lingkungan. Tanaman salak pondoh sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C: 5-7 bulan/tahun. Keadaan iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman salak pondoh meliputi suhu, curah hujan, dan cahaya matahari. a. Suhu Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Salak pondoh akan tumbuh secara optimum pada suhu sekitar 20-30C. Suhu yang lebih rendah dari 20C umumnya memperlambat pembungaan salak pondoh, dan sebaliknya suhu yang terlampau tinggi berpengaruh buruk terhadap perkembangan buah dan biji. b. Curah hujan Salak pondoh dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah bertipe curah hujan A, B, dan C berdasarkan sistem Schmidt dan Ferguson. Akan tetapi, khususnya pada daerah beriklim tipe A, tidak dikehendaki curah hujannya terlalu tinggi. Untuk pertumbuhan optimum, salak pondoh membutuhkan curah hujan yang merata sekitar 200-400 mm/bulan. Andaikata curah hujannya sedikit atau musim kemaraunya

berkepanjangan, tanaman salak pondoh menjadi kurang produktif, karena pertumbuhan stek anakan hanya sedikit. Sebaliknya, curah hujan yang

11

terlalu tinggi justru menurunkan produksi buah, karena banyak bunga yang busuk dan rontok. c. Cahaya matahari Daerah penanaman salak pondoh hendaknya mendapatkan sinar matahari yang cukup, walauoun tanaman salak pondoh itu sendiri tidak menghendaki sinar matahari langsung. Penyinaran yang dibutuhkan tanaman salak pondoh berkisar antara 40-80%. Jika penyinaran yang jatuh pada pertanaman salak pondoh lebih dari 80% maka pertumbuhannya akan terganggu, tanaman menjadi kerdil, daunya mudah terserang penyakit bercak daun, dan buah yang terbentuk kecil-kecil dan berwarna kusam serta tidak menarik (Riyanto, 1998). 2. Keadaan tanah dan ketinggian tempat Tanaman salak pondoh mempunyai toleransi yang tinggi terhadap berbagai jenis atau tipe tanah. Tanah yang paling baik adalah tanah gembur, subur, banyak mengandung humus, aerasi dan drainasenya baik, air tanahnya dangkal serta ber-pH 6,0-7,0. Mengingat sistem perakaran salak ini dangkal, maka ia akan tumbuh baik pada daerah yang air tanahnya juga dangkal. Andaikata daerah penanamannya mempunyai air tanah yang dalam, konsekuensinya kita harus mampu mengelola sistem dan pola pengairan sebaik mungkin (Soetomo, 2003). Menurut Santoso (1990) salak pondoh dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik, karena tidak tahan terhadap genangan air. Tetapi sebaliknya, tanaman salak pondoh tidak tahan terhadap sinar matahari

12

langsung yang mengakibatkan daunnya menjadi kekuning-kuningan dan bagian pucuknya mengering. Keadaan tanah di Indonesia umumnya ber-pH rendah (masam), sehingga membutuhkan pengelolaan tanah yang memadai, terutama pengapuran (limming) untuk menaikkan pH tanah. Bahan kapur untuk pertanian dapat berupa kalsium karbonat (CaCO3), kalsium magnesium karbonat [CaMg (CO3)2] dan lain-lain. Kebutuhan kapur untuk menaikkan pH tergantung pada jenis kapur dan jenis tanah. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, pembentukkan hasil (buah salak), dan masa panen. Tanaman salak pondoh dapat ditanam di daerah dataran rendah mulai dari tanah ngarai, daerah pesisir dan tepi pantai sampai ke dataran tinggi di lereng-lereng bukit atau pegungungan sampai pada ketinggian 750 meter diatas permukaan laut. Keadaan lingkungan tumbuh yang paling optimum untuk pertumbuhan dan produksi tanaman salak pondoh adalah dataran rendah sampai menengah (medium) dengan ketinggian tempat 50 m 300 m dpl. Di lapangan dijumpai juga pertanaman salak tumbuh subur di daerahdaerah berketinggian 450 m 650 m dpl. C. Pemeliharaan Tanaman Salak Pondoh Pemeliharan merupakan aspek terpenting dari budidaya tanaman salak pondoh setelah aspek-aspek di atas terpenuhi. Usaha pemeliharaan ini dianggap sangat penting karena sekalipun diperoleh bibit yang baik (unggul), tanah dan iklim yang baik, bila tanaman salak pondoh itu dibiarkan saja, pasti tidak akan

13

menghasilkan atau gagal. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan begitu pula sebaliknya. Pemeliharaan tanaman salak pondoh disini dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman salak pondoh tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Pada tanaman salak pondoh pemeliharaan tanaman yang dilakukan seperti perawatan rutin yang melipuri penyulaman, pembersihan gulma, dan perawatan tanaman pelindung serta dilanjutkan dengan pemupukan, pengaturan sistem pengairan, pemangkasan, penyerbukan bunga, penjarangan buah, pembungkusan buah, serta pemberantasan hama dan penyakit. 1. Perawatan rutin Bibit salak yang sudah ditanam akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal jika dirawat dengan baik. Seringkali pekebun salak hanya menyerahkan nasib tanamannya pada kemurahan alam tanpa melakukan perawatan apapun. Karena itu sebaiknya dilakukan perawatan secara rutin agar tanaman salak bisa berproduktif menghasilkan buah. Berikut ini cara perawatan tanaman salak yang biasa dilakukan. a. Penyulaman Tidak semua bibit salak pondoh yang ditanam bisa hidup dan tumbuh dengan baik. Ada kalanya beberapa bibit salak gagal tumbuh karena terserang hama dan penyakit, atau tidak bias beradaptasi. Tanaman yang demikian sebaiknya diganti dengan bibit yang baru atau disulam.

14

Sebelum dilakukan penyulaman, tanaman yang akan diganti dicabut dan dibuang bersama tanah yang mengikat akarnya. Lubang bekas tanaman ini lalu digali kembali dan ditaburi kapur dolomite. Selanjutnya, lubang tanam dibiarkan selama seminggu agar terkena sinar matahari. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mencegah penularan penyakit yang mungkin tersisa dari tanaman sebelumnya. Setelah seminggu bibit baru bisa ditanam dengan cara seperti penanaman sebelumnya. b. Pembersihan gulma Tanaman salak pondoh umumnya memiliki daun yang rimbun dan bisa menekan pertumbuhan gulma. Namun tetap saja ada beberapa tanaman yang menjadi gulma dan akan mengurangi jatah hara tanaman salak pondoh. Gulma ini sebaiknya dibersihkan secara rutin, dan untuk efisiensi pembersihan gulma bisa dilakukan pada saat dilakukan pembumbunan tanaman. Biasa juga bersamaan dengan pemupukan rutin. 2. Pemupukan Pupuk adalah bahan-bahan organik maupun non organik yang diberikan pada tanah untuk memperbaharui keadaan fisik tanah tersebut yang sekaligus melengkapi substance dan organik yang esensial bagian tanaman. Pemupukan yang dilakukan secara rutin akan didapatkan hasil yang masksimal. Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil,

15

Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Pada tanaman yang belum berproduksi pupuk susulan yang digunakan UREA dan TSP, setelah berumur dua tahun dapat ditambah dengan KCL. Tanaman yang sudah mulai berproduksi biasanya digunakan pupuk Compoun (campur) atau NPK.

Tabel 2. Kebutuhan pupuk kandang, UREA, TSP, KCL, dan NPK pada tanaman salak pondoh Jenis pupuk 0 1 tahun Dosis/tanaman/tahun 1 2 tahun 2 3 tahun 20 kg 20 g 20 g 20 kg 30 g 30 g 30 g > 3 tahun 20 kg 180 g 100 g 100 g 300 g

Pupuk 20 kg kandang UREA 10 g TSP 10 g KCL NPK Sumber: Suprayitna, 1997

3. Pengaturan sistem pengairan Tanaman salak pondoh menyukai tempat lembab, tetapi tidak menyukai media yang becek atau tergenang air. Media yang selalu tergenang air bisa memicu timbulnya serangan penyakit, karena itu perlu dilakukan

pembumbunan tanaman yakni dengan menggali tanah diantara tanaman salak pondoh dan menimbunkannya ke sekeliling batangnya. Nantinya tanaman salak pondoh akan berjejer dalam baris bedengan yang rapi. Dengan dibuatnya bedengan, air hujan akan mengalir lancar tanpa menimbulkan genangan di kebun salak. Selain itu, pembumbunan juga

16

berfungsi untuk menopang batang salak yang makin lama makin meninggi sehingga tidak mudah roboh. Sementara itu, pada musim kemarau tanaman salak pondoh perlu disiram setiap saat, terutama saat tanag terlihat kering. 4. Pemangkasan Pemangkasan daun tanaman salak pondoh terutama dilakukan pada daun yang kering atau sudah tua. Daun-daun tersebut sudah tidak produktif dan harus segera dipangkas. Selain untuk mengurangi daun tua, pemangkasan daun juga berguna untuk merangsang pertumbuhan daun baru dan memperbaiki pertumbuhan manggar calon buah salak pondoh. Pemangkasan daun bisa dilakukan dengan menggunakan pisau, golok, atau gunting dahan yang tajam. Pemangkasan juga perlu dilakukan pada anakan yang terlalu banyak menempel di batang utama. Idealnya, dalam satu rumpun tanaman hanya tiga anakan yang dipelihara. 5. Penyerbukan bunga Sebenarnya, tanaman salak pondoh bisa mengalami penyerbukan dengan bantuan angin atau serangga, namun hasilnya tentu tidak akan optimal. Oleh karena itu, harus dibantu dengan penyerbukan buatan. Penyerbukan ini bisa dilakukan ketika bunga salak pondoh sudah mekar. Tandanya, semua seludang yang menutupi bunga sudah kering dan terbuka, serta terlihat bunga-bunga kecil yang tersusun dalam batang mekar. Untuk melakukan penyerbukan, bunga jantan yang dihasilkan dari tanaman jantan dipotong terlebih dahulu. Selanjutnya, bunga tersebut dipukul-pukulkan secara perlahan di atas bunga betina dan bisa juga bunga

17

jantan diiris-iris di atas bunga betina, dengan demikian serbuk sari dari bunga jantan akan rontok dan memenuhi putik pada bunga betina. Bunga betina yang sudah diserbuki ditutup dengan daun agar serbuk sari tidak hilang tertiup angin. 6. Penjarangan buah Perlakuan ini dilakukan pada umur 6-8 minggu sejak mekarnya bunga. Penjarangan buah diperlukan untuk menghasilkan buah salak pondoh yang berukuran ideal dan memiliki bentuk yang sempurna. Buah salak yang berukuran lebih kecil dari buah lainnya atau buah yang cacat dibuang. Buah yang saling berimpitan juga harus dikurangi. Dengan perlakuan ini, buah salak yang disisakan akan tumbuh dengan sempurna. Hal itu karena penyaluran nutrisi ke buah berlangsung lebih lancar dan optimal. 7. Pembungkusan buah Pembungkusan buah diperlukan untuk menjaga kualitas buah salak pondoh dan mencegah serangan hama pada buahnya. Pembungkusan buah biasanya dilakukan setelah penjarangan buah selesai. Pembungkus yang biasa digunakan adalah keranjang dari bambu atau kain. Buah dibungkus hingga dompolan salak pondoh dan tangkainya terutup rapat. Buah salak yang dibungkus akan memiliki kulit yang berwarna cerah dan mengilap. Selain itu, buah akan utuh karena bebas dari serangan hama. Ketika panen tiba, pembungkus buah ini bisa dibuka dan digunakan untuk membungkus buah pada musim selanjutnya. 8. Pemberantasan hama dan penyakit

18

Produksi buah salak pondoh juga dipengaruhi oleh serangan hama dan penyakit. Bila tidak dikendalikan dengan benar, serangan organisme pengganggu ini bisa mengurangi hasil panen. Serangan hebat bahkan bisa mengakibatkan kematian pada tanaman salak. Berikut ini beberapa hama dan penyakit yang sering mengganggu tanaman salak pondoh dan cara pengendaliannya. a. Hama penting pada tanaman salak pondoh diantaranya yaitu: 1) Uret Uret (larva kumbang) merupakan hama yang paling banyak menyerang salak, terutama pada tanaman muda. Penularan hama ini biasanya terjadi melalui telurnya yang terbawa pupuk kandang. Uret yang baru menetas akan langsung menggerek batangdan sebagian akar hingga berlubang. Serangan hama ini bisa mengakibatkan tanaman mati karena titik tumbuh btang dan akarnya rusak (Direktorat Tanaman Buah, 2003). Cara pengendaliannya bisa dilakukan dengan memberikan insektisida seperti Furadan 3G. Insektisida butiran ini bisa diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk kimia dan atau pupuk kandang. Untuk mencegah serangan, Furadan 3G juga bisa diberikan pada saat penanaman awal. Dosisnya mengikuti aturan yang tertulis pada kemasan. 2) Tikus

19

Sebagai tanda bahwa tanaman salak yang ditanam itu diserang tikus (Rattus-rattus sp), pada buah salak yang diserangnya, baik pada buah salak muda maupun yang sudah tua itu nampak gigitan yang tidak teratur. Upaya mengendalikannya bisa menggunakan perangkap atau racun tikus yang banyak dijual di toko atau penjual sarana produksi pertanian. Bisa juga dengan cara gropyokan. Untuk menekan tingkat serangan tikus, upayakan kebun selalu dalam keadaan bersih, misal membuang bagian-bagian tanaman yang sudah mati dan membuang segala kotoran yang ada di sekitar pertanaman salak. Dengan keadaan kebun yang selalu bersih maka tikus tidak suka bersarang dan berkembang biak pada pertanaman salak yang akhirnya serangan hama ini dapat dihindari, setidak-tidaknya

serangannya tidak parah (Redaksi Agomedia, 2007). 3) Rayap Rayap bisa menyerang seluruh bagian tanaman salak pondoh dari buah, batang, daun, hingga akar tanaman. Serangan pada akar dan batang utama tanaman salak pondoh bisa menyebabkan kematian tanaman. Serangan rayap pada tanaman salak pondoh bisa diketahui dari adanya rumah dan jalan bekas rayap yang terbuat dari tanah di sekitar tanaman salak pondoh. Hama ini bisa dikendalikan dengan cara menyemprotkan insektisida di bagian tanaman atau di sekeliling media tempat tumbuhnya tanaman. 4) Kutu Putih

20

Hama kutu putih biasanya hidup mengelompok di bawah permukaan daun. Hama ini merusak tanaman salak pondoh dengan cara mengisap cairan daun tanaman. Akibatnya, daun berwarna kekuningan dan layu. Pengendalian serangan hama ini bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sistemik. Namun, dengan perhitungan ekonomis, para petani lebih suka menanggulanginya dengan cara memotong daun yang terserang dan memusnahkannya supaya tidak menular. b. Penyakit penting pada tanaman salak pondoh diantaranya yaitu: 1) Busuk buah Penyakit busuk buah pada tanaman salak pondoh disebabkan oleh cendawan putih. Buah yang terserang menjadi busuk berair. Akibatnya, penampilan buah menjadi tidak menarik dan tidak bisa dikonsumsi lagi. Serangan penyakit busuk buah dipicu oleh kelembaban yang tinggi. Petani salak biasanya mengendalikan penyakit ini dengan cara membuang buah salak yang busuk agar tidak menular ke salak yang sehat. Pengurangan daun tanaman salak dan tanaman pelindung juga bisa membantu mengurangi serangan penyakit ini (Departemen Pertanian, 1995). 2) Bercak hitam Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Pestalotia sp. Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak hitam pada daun salak, baik daun muda maupun tua. Kondisi lingkungan yang lembab

21

merupakan faktor utama timbulnya jamur ini. Pencegahan serangan hama ini dapat dilakukan dengan pemangkasan rutin, pengaturan jarak tanam, dan pengendalian gulma. Jika tanaman sudah terserang, bagian daun yang terinfeksi sebaiknya segera dipangkas dan dimusnahkan. Penyemprotan fungisida bisa dilakukan jika serangan sudah melebihi ambang batas toleransi. 3) Busuk batang dan buah Penyakit busuk batang disebabkan oleh cendawan Corticum salmonicolor. Serangan cendawan ini ditandai dengan adanya pembusukan pada batang dan buah tanaman salak. Penyakit ini juga sering disebut dengan penyakit busuk merah atau pink. Hal itu karena ada bagian tanaman yang busuk sering ditemui cendawan berwarna merah. Langkah pencegahan dan pengendalian penyakit ini bisa sama dengan pencegahan dan pengendalian pada penyakit bercak hitam (Agromaret, 2009).

III.

METODE PRAKTIK KERJA LAPANG A. Waktu dan Tempat

Praktik kerja lapang akan dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011. Tempat kerja praktik di Balai

22

Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) yang berlokasi di KaliurangYogyakarta yaitu suatu perusahaan bidang pertanian yang mengusahakan tanaman salak pondoh.

B. Materi Praktik Kerja Lapang Materi yang dikaji dalam praktik kerja lapang, yaitu: 1. ada. 2. Sistem manajemen di Balai Pengembangan Kegiatan pemeliharaan tanaman salak pondoh yang

Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) Kaliurang Yogyakarta.

C. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam praktik kerja lapang adalah: 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemeliharaan tanaman salak pondoh di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) yang berlokasi di Kaliurang Yogyakarta. 2. Survei terhadap kegiatan pemeliharaan tanaman salak pondoh di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) yang berlokasi di Kaliurang Yogyakarta. 3. Wawancara, mengajukan

pertanyaan kepada para staf dan pekerja setempat yang menangani kegiatan

23

pemeliharaan tanaman salak pondoh di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) yang berlokasi di Kaliurang Yogyakarta.

D. Cara Pengambilan Data 1. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil survei, pengamatan, dan praktik langsung serta wawancara dengan staf dan pekerja di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) mengenai pemeliharaan tanaman salak pondoh dan permasalahannya. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari: a. Data informasi yang ada di Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH). b. Catatan, buku, dokumen, dan pustaka lain yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman salak pondoh secara umum.

IV. JADWAL PELAKSANAAN Tabel 1. jadwal pelaksanaan praktik kerja lapang

Kegiatan

Minggu ke1 2 3 4

24

Persiapan

kondisi

lingkungan

Kerja

Praktik dan pengambilan data primer. Mengamati dan melakukan secara

langsung kegiatan pemeliharaan tanaman salak pondoh secara umum. Pengambilan data sekunder di bagian administrasi perusahaan maupun terutama pada yang kegiatan berkaitan

dengan kegiatan pemeliharaan tanaman salak pondoh secara umum. Pembuatan laporan mingguan

pelaksanaan Kerja Praktik.

DAFTAR PUSTAKA

Agrobisnis. 2011. Budidaya Salak Pondoh. (Online). http://agrocultural.blogspot.com/2011/03/budidaya-salak-pondoh.html diakses tanggal 9 Mei 2011. Agromaret. 2009. Penyakit Pada Tanaman Buah Salak. (Online). http://www.agromaret.com/post/penyakit_pada_tanaman_buah_salak/9121 7112622 diakses tanggal 9 Mei 2011. Ananto, A. 2002. Analisis Perilaku dan Preferensi Konsumen Salak Pondoh di DKI Jakarta. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

25

Anarsis, W. 1994. Agribisnis Komoditas Salak. Bumi Aksara, Jakarta. Anne, A. 2010. Manfaat Buah Salak. (Online). http://www.anneahira.com/manfaat-buah-salak-6726.htm diakses tanggal 10 Mei 2011. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta. Departemen Pertanian. 1995. Salak Pondoh. Proyek Informasi Pertanian, Daerah Istimewa Yogyakarta. Haryani. 1994. Spesies Salak dan Varietasnya. Bonus Trubus, No. 295. Tahun XXV, Juni 1994, Jakarta, 16 hal. Kusumo, et al. 1995. Teknologi Produksi Salak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta. Riyanto, B. 1998. Dasar-dasar Pembudidayaan Salak Pondoh. Yayasan Badan Penerbit Mada, Yogyakarta. Rukmana, R. 1999. Salak Prospek Agribisnis dan Teknik Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta. Santoso, H. B. 1990. Salak Pondoh. Kanisius, Yogyakarta. Soetomo. 2003. Budidaya Salak Pondoh dan Durian. CV Sinar Offset, Bandung. Sunarjono, Hendro. 1998. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya, Jakarta. Suprayitna, I,. S.P. 1997. Budidaya Salak Pondoh, Penanaman-PemeliharaanProspek Bisnis. CV Aneka, Solo.Suprayitno, I. 1977. Budidaya Salak Pondoh, Penanaman, Pemeliharaan. Prospek Bisnis. CV Aneka, Solo. Tawardi, dkk. 2001. Bertanam Salak. PT Balai Pustaka, Jakarta.

Tim Penulis Penebar Swadaya. 1998. 18 Varietas Salak: Budidaya, Prospek Bisnis, Pemasaran. Penebar Swadaya, Jakarta. Tim Penulis PS. 1992. 18 Varietas Salak. Penebar Swadaya, Jakarta. Tranggono, 1992. Memperpanjang Umur Simpan Buah Salak Pondoh Dengan Penyimpanan Dalam Atmosfer Terkendali. Laporan Penelitian, PAU UGM, Yogyakarta.

26

27