Meningitis TB

33
LAPORAN KASUS MENINGITIS TB Disusun Oleh : Riska Rachmania 030.09.208 Pembimbing : Dr. Sukaenah BT Shebubakar, SpP KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUD BUDHI ASIH JAKARTA PERIODE 10 AGUSTUS – 17 OKTOBER 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI STATUS ILMU PENYAKIT DALAM

description

tb

Transcript of Meningitis TB

Page 1: Meningitis TB

LAPORAN KASUS

MENINGITIS TB

Disusun Oleh :

Riska Rachmania

030.09.208

Pembimbing :

Dr. Sukaenah BT Shebubakar, SpP

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD BUDHI ASIH JAKARTA

PERIODE 10 AGUSTUS – 17 OKTOBER 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

STATUS ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

CAWANG, JAKARTA TIMUR

Page 2: Meningitis TB

Nama Co-Ass : Riska Rachmania

NIM : 030.09.208

Pembimbing : Dr. Sukaenah BT Shebubakar, SpP

I. IDENTITAS PASIEN

Nomor RM : 997593

Nama : Fitria Handayani

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 28 tahun

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Jati Negara, RT/RW 06/02 . kampung melayu

Pekerjaan : -

Pendidikan : -

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum menikah

Ruang Perawatan : 506

Tanggal Masuk : 26 September 2015

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis. Anamnesis yang

dilakukan pada hari minggu, 27 September 2015 di ruang perawatan lantai 5 Barat RSUD

Budhi Asih.

1. Keluhan Utama :

Lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

2. Keluhan Tambahan :

Demam, pusing, sesak, batuk, nyeri dada, mual, muntah, nyeri ulu hati, penurunan

nafsu makan, berat badan menurun.

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

Pasien juga mengeluh demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam

dirasakan saat malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan

pasien menurun sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, setiap makan hanya

2

Page 3: Meningitis TB

bisa masuk 2 kali sendok. Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan disertai

adanya mual dan muntah, muntah cair sebanyak 2 kali dan berisi cair

makanan.Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan. Pasien mengeluh adanya

batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit untuk mengeluarkan

dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya sesak, sesak

dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien merasakan sulit

untuk tidur. Terdapat nyeri dada, nyeri dada disebelah kanan, nyeri dada timbul saat

batuk. Pasien juga sering mengeluh pusing, pusing hilang timbul biasanya didaerah

belakang kepala, jika pusing pasien selalu minum obat warung. pai Bak lancar dan

bab lancar, tidak adanya kelainan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien terdapat riwayat penyakit paru sejak kecil usia 10 tahun dan mendapatka

pengobatan selama 3 bulan. Pasien menderita riwayat diabetes mellitus, riwayat

gastritis. Riwayat asma dan hipertensi disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarganya yang menderita penyakit yang serupa. Ibunya pasien

memiliki riwayat penyakit diabetes dan Ayahnya pasien memiliki riwayat hipertensi.

Riwayat asma serta riwayat alergi dalam anggota keluarga pasien disangkal.

6. Riwayat Kehidupan Pribadi, Sosial, dan Kebiasaan :

Pasien tinggal bersama ayahnya. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi

alkohol. Riwayat penggunaan narkoba dan jarum suntik disangkal oleh pasien.

7. Riwayat Pengobatan :

Pasien pernah mendapatkan pengobatan selama 3 bulan sejak kecil, usia 10 tahun.

Pasien juga sebelumnya pernah berobat di mantri dekat dengan rumahnya, 1 bulan

sebelum masuk rumah sakit.

8. Riwayat Alergi :

Riwayat alergi pada pasien disangkal.

3

Page 4: Meningitis TB

9. Riwayat Lingkungan :

Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Pencahayaan dan ventilasi di rumah

pasien cukup baik. Kebersihan cukup baik

.

III.ANAMNESIS MENURUT SISTEM

Umum : Penurunan kesadaran, tampak sakit berat, dan lemah.

Kulit : Tidak ada keluhan.

Kepala : Pusing

Mata : Konjungtiva anemis

THT : Tidak ada keluhan.

Leher : Tidak ada keluhan.

Paru : Sesak, batuk kering, nyeri dada

Jantung : Tidak ada keluhan.

Abdomen : Muntah cair, mual, nyeri perut di ulu hati, penurunan nafsu

makan.

Saluran kemih : Tidak ada keluhan

Genital : Tidak ada keluhan.

Ekstremitas : Pitting oedem dorsum pedis +/+

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

- Kesadaran : Somnolen

- Kesan sakit : Tampak sakit berat

- Kesan gizi : Tampak gizi kurang

Tanda-tanda Vital :

- TD : 100/80 mmHg

- N : 110 x/menit (cepat, isi cukup, reguler)

- RR : 33x/menit (pernapasan thorakal-abdominal)

- S : 38oC (suhu axillaris)

- Antropometri : BB: 38 kg, TB: 160 cm → BMI : 14,84 ( gizi kurang)

4

Page 5: Meningitis TB

Status Generalis :

KULIT

Warna kulit sawo matang, pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik, efloresensi

bermakna (-).

KEPALA

Normochepali, deformitas (-), rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.

Mata : conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflex

cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), ptosis (-), palpebra oedem

(-).

Telinga : Normotia, nyeri tarik/ nyeri tekan (-/-), liang telinga lapang (+/+),

serumen (-/-)

Hidung : Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), kavum nasi lapang (+/+)

Mulut : sianosis (-), bibir dan mukosa mulut tidak kering, tidak ada

efloresensi yang bermakna, oral hygiene baik, uvula letak di tengah,

tidak hiperemis, arkus faring tidak hiperemis dan tidak tampak

detritus.

LEHER

Inspeksi : KGB dan kelenjar tiroid tidak tampak membesar

Palpasi : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak

teraba membesar.

Kaku kuduk : (+)

THORAKS

Inspeksi :gerak pernafasan asimetris, kanan tertinggal. Retraksi sela iga

pernapasan (+). Tidak tampak efloresensi yang bermakna,

Palpasi : Ictus cordis teraba setinggi ICS 5 ± 1 cm dari garis midclavicula kiri. Vocal

fremitus sama kuat.

.

Perkusi : Didapatkan perkusi pada kedua lapang paru.

- batas paru dengan hepar : setinggi ICS 5 linea midclavicula kanan dengan

suara redup

- batas paru dengan jantung kanan : setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis

kanan

5

Page 6: Meningitis TB

---

-- --

- batas paru dengan jantung kiri : setinggi ICS 5, 1 cm linea midclavicula kiri

dengan suara redup

- batas atas jantung : setinggi ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara

redup

Auskultasi : Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-) gallop (-).

Paru : Suara napas vesikuler (+/+), Ronki (+/+) basah halus, wheezing (-/-),

ABDOMEN

Inspeksi : Buncit, Tidak tampak efloresensi bermakna, smiling umbilicus (-), hernia

umbilikalis (-), pulsasi abnormal (-), spider naevi (-).

Auskultasi : BU (+) 3x/menit.

Perkusi : Timpani, shifting dullness (-).

Palpasi : Supel, defense muscular (-), NT (+).

Teraba pembesaran organ (-),

ballotement (-).

EKSTREMITAS

Inspeksi : Simetris, tidak tampak efloresensi bermakna, oedem (-)

Palpasi : calf muscle (+/+). Oedem dorsum pedis (+/+), Akral teraba hangat, CRT

< 2 detik.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

JENIS

PEMERIKSAAN

HASIL

(27-09-15)

HASIL

(28-09-15)SATUAN

NILAI

NORMAL

Leukosit 6.4 9.3 ribu/uL 3.6-11

Eritrosit 2.3 ↓ 3.3 ↓ juta/uL 4.4-5.9

Hemoglobin 6.8 ↓ 9.2 ↓ g/dL 13.2-17.3

Hematokrit 20 ↓ 31 ↓ % 40-52

Trombosit 243 155 ribu/uL 150 – 440

MCV 88,0 94.2 fL 80 – 100

MCH 29.5 27.9 Pg 26 – 34

MCHC 33.6 29.6 ↓ g/dL 32 – 36

6

+-Nyeri tekan

Page 7: Meningitis TB

RDW 23.7↑ 30.6↑ % < 14

KIMIA KLINIK HATI

AST/SGOT 147

ALT/SGPT 29

METABOLISME KARBOHIDRAT

Gula Darah Sewaktu 134 ↑ mg/dl < 110

ELEKTROLIT

SERUM

Natrium (Na) 134↑ 137 mmol/L 135 – 155

Kalium (K) 4.1 5.7 ↑ mmol/L 3.6-5.5

Klorida (Cl) 104 110 ↑ mmol/L 98-109

KIMIA KLINIK

PH 7,55 ↑ 7.24 ↓ 7.35-7.45

PCO2 23 ↓ 39 mmHg 35-45

PO2 59 ↓ 44 ↓ mmHg 80-100

BIkarHCO3 20↓ 17 ↓ mmol/L 21-28

Total CO2 21↓ 18 ↓ mmol/L 23-27

Saturasi O2 94↓ 62 ↓ % 95-100

Kelebihan Basa (BE) 0.5 - 9,2 meq/L -2.5-2.5

GINJAL

Ureum 53↓ mg/dL 13-43

Kreatinin 0.89 mg/dL <1.1

Pemeriksaan Sputum BTA (

BTA 1 + 3

BTA 2 +2

7

Page 8: Meningitis TB

BTA 3 +3

Pemeriksaaan Foto Thorax

Foto thorax PA

CTR < 50 %, jantung menggantung

Terdapat gambaran infiltrat di basal

paru kanan.

Kesan : TB Paru Relaps basal

hemithorax dextra

8

Page 9: Meningitis TB

VI. RINGKASAN

Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien

juga mengeluh demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat

malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun sejak 2

minggu sebelum masuk rumah sakit, setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok.

Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan disertai adanya mual dan muntah, muntah cair

sebanyak 2 kali dan berisi makanan.Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan. Pasien

mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit untuk

mengeluarkan dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya sesak, sesak

dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien merasakan sulit untuk tidur.

Terdapat nyeri dada, nyeri dada disebelah kanan, nyeri dada timbul saat batuk. Pasien juga

sering mengeluh pusing, pusing hilang timbul biasanya didaerah belakang kepala, jika pusing

pasien selalu minum obat warung. Bak lancar dan bab lancar, tidak adanya kelainan.

Pasien terdapat riwayat penyakit paru sejak kecil usia 10 tahun, dan mendapatka

pengobatan selama 3 bulan. Pasien menderita riwayat diabetes mellitus.Ibunya pasien

memiliki riwayat penyakit diabetes dan ayahnya memiliki riwayat hipertensi. Sebelumnya

pasien pernah berobat juga di mantri 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/80, nadi cepat 110x/m,

pernapasan cepat 44x/m, suhu yang meningkat 38C, BMI 15 termasuk gizi kurang,

conjungtiva anemis (+/+), gerak pernafasan Asimetris antara dan kiri, sebelah kanan

tertinggal, terjadinya retraksi sela iga, perut buncit, nyeri di epigastrium (+) serta oedem

dorsum pedis kanan dan kiri.

Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan terjadinya penurunan eritrosit 2.3

juta/µL, penurunan hemoglobin 6.8 g/dl, penuruanan hemotokrit 20%, gula darah sewaktu

134 mg/dL, Na 134 mmol/L. dari hasil analisa gas darah didapatkan PH 7.55, PCO2 23

mmHg, PO2 59 mmHg, HCO3 20 mmHg, Total CO2 21 mmol/L, saturasi O2 94%.

VII. DAFTAR MASALAH

1. Meningitis TB dd Ensefalitis TB

2. TB Paru Relaps

3. SARI (Severe Acute Respiration Infection)

9

Page 10: Meningitis TB

4. Malnutrisi

5. Diabetes melitus

VIII. ANALISA MASALAH

1. Meningitis TB dengan dd Ensefalitis TB

S: Pasien lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien demam sejak 1

minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat malam hari, disertai

mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun sejak 2 minggu, setiap

makan hanya bisa masuk 2 kali sendok Berat badan pasien juga menurun selama 1

bulan. Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan. Sering mengeluh pusing,

pusing hilang timbul biasanya didaerah belakang kepala jika pusing pasien selalu

minum obat warung

O: Kesadaran somnolen, suhu meningkat 38C. Didapatkan IMT = 15, termasuk gizi

kurang. Gerak pernafasan asimetris antara dan kiri, sebelah kanan tertinggal,

terjadinya retraksi sela iga. Terdapat Rh +/+ basah halus. Kaku kuduk (+).

Tatalaksana

R/ dx : Hematologi lengkap

Analisa Gas darah

Diff.count

Mantoux test

BTA

Lumbal pungsi

CT-scan

MRI

R/ th : Assering + lasal 2 cc /8 jam

Paaracetamol 1x1

Cefoperazone 2 x 1 gr

Omeprazole 2x 8 mg

Sucrafat syr 3 x I Cth

2. TB Paru Relaps

S: Pasien demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat

malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun

10

Page 11: Meningitis TB

sejak 2 minggu, setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok Berat badan pasien

juga menurun selama 1 bulan. Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan.

Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit

untuk mengeluarkan dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya

sesak, sesak dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien

merasakan sulit untuk tidur

O :Pernapasan cepat 44x/m, suhu meningkat 38C. IMT didapatkan 15 termasuk gizi

kurang. Gerak pernafasan Asimetris antara dan kiri, sebelah kanan tertinggal,

terjadinya retraksi sela iga. Terdapat Rh +/+ basah halus.

Tatalaksana

R/ dx : Hematologi lengkap

LED

Diff.count

Mantoux test

BTA

R/ th : Assering + lasal 2 cc /8 jam

Cefoperazone 2 x 1 gr

Omeprazole 2x 8 mg

Sucrafat 3 x II C

3. ISPA/SARI (Severe Acute Respiration Infection)

Berdasarkan anamnesis, pasien demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah

sakit, demam dirasakan saat malam hari, disertai mengigil dan keringat malam.

Berdasarkan pemeriksaan fisik dapatkan nadi cepat 110x/m, pernapasan cepat

33x/m, suhu meningkat 38C.

Tatalaksana

R/ dx : Cek Tanda vital

Hematologi lengkap

R/ th : Pemberian oksigen kanul 3Lpm

Assering + lasal 2 cc /8 jam

11

Page 12: Meningitis TB

Cefoperazone 2 x 1 gr

Omeprazole 2x 8 mg

Sucrafat 3 x I Cth

4. Malnutrisi

Nafsu makan pasien menurun sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit,

setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok. Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati

dan disertai adanya mual dan muntah, muntah cair sebanyak 2 kali dan berisi

makanan. Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan.

Pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis (+/+), perut buncit, Nyeri

tekan epigastrium, terdapat pada dorsum pedis (+/+).

Pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan eritrosit 2.3 juta/µL, penurunan

hemoglobin 6.8 g/dl, penuruanan hemotokrit 20%,

Tatalaksana

R/ dx : Pemeriksaaan albumin

Calsium darah

R/ th : Pemakain NGT

Assering + lasal 2 cc /8 jam

Cefoperazone 2 x 1 gr

Omeprazole 2x 8 mg

Sucrafat 3 x II C

PRC 1 pack 500 cc

5. Gangguan Fungsi Hepar

S : -

O: SGOT meningkat 147

Tatalaksana

R/ dx : pemeriksaan albumin

12

Page 13: Meningitis TB

R/ th : pemberian

Tatalaksana

R/ dx :

R/ th : Medikamentosa

IX PRGNOSIS

Ad vitam : ad malam

Ad Fungsionam : ad malam

Ad Sanationam : ad malam

FOLLOW UP (28-09-15) 06.00 wib

13

Page 14: Meningitis TB

14

S Sesak napas, mual ,demam , nyeri ulu hati, lemas, nafsu makan menurun

O KU : Tampak sakit berat

K : Somnolen

TV : 90/80 | 115x/m | 40x/m | 38,3

Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)

Thoraks : SNV +/+, Rh +/+ ronki basah halus Wh -/-

BJ 1-2 reguler, M – G –

Abdomen : Buncit, supel, BU + 3x/m

NTE (+), Hepatomegali – Spleenomegali –

Ekstremitas AH +¿+ ¿+¿+¿¿ ¿ Pitting oedem dorsum pedis

−¿− ¿+¿+¿¿ ¿

A Meningitis TB dd Ensefalitis TB

TB Paru Relaps

SARI (Severe Acute Respiration Infection)

Malnutrisi

Ganggua fungsi hepar

Diabetes Melitus

P Medikamentosa

Terpasang NGT

Terpasang oksigen 3 Lpm

Assering + lasal 2 cc /8 jam

Omeprazole 2x 8 mg

Sucrafat 3 x I Cth

Streptomicin 1x ¾ gr

Ofloxacin 1x400

Pelastin 1x1

Page 15: Meningitis TB

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai

selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis

dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan

parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri

yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang

lain.

Epidemiologi

Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan

mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi

setiap 300 TB primer yang tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas

meningitis TB 6,2% dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB sebanding dengan TB

primer, umumnya bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status

gizi dan faktor genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi

berkembangnya infeksi TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera

kepala, infeksi HIV dan diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-

anak lebih sering dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang

ditemukan pada usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah

3 bulan.5

3.3 Anatomi Fisiologi3

Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang

halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan

serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:

15

Page 16: Meningitis TB

Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang

belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk

struktur-struktur ini.

Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.

Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan

ikat tebal dan kuat.

3.4 Etiologi8

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur,

atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :

16

Page 17: Meningitis TB

1. Bakteri:

Pneumococcus

Meningococcus

Haemophilus influenza

Staphylococcus

Escherichia coli

Salmonella

Mycobacterium tuberculosis

2. Virus :

Enterovirus

3. Jamur :

Cryptococcus neoformans

Coccidioides immitris

Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor

penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.

3.5 Patogenesis

Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen.

Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau

meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran

secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan.

Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa

(lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang

subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 3–6 bulan setelah infeksi primer.5

Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari

nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput

meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde

transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah

saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan

koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan

meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan

meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan

17

Page 18: Meningitis TB

memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan

intrakranial, dan herniasi6

Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa

BTA masuk tubuh

Tersering melalui inhalasi

Jarang pada kulit, saluran cerna

Multiplikasi

Infeksi paru / focus infeksi lain

Penyebaran hematogen

Meningens

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain

Bila daya tahan tubuh menurun

Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS

3.6 Manifestasi Klinis

Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktor-faktor

yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi

18

Page 19: Meningitis TB

yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu

beberapa minggu.5

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan

punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot

ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala

tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernig’s dan

Brudzinsky positif.8

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa

yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,

pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa

pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel muncul

bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,

dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.8

Gejala meningitis meliputi :8

Gejala infeksi akut

Panas

Nafsu makan tidak ada

Anak lesu

Gejala kenaikan tekanan intracranial

Kesadaran menurun

Kejang-kejang

Ubun-ubun besar menonjol

19

Page 20: Meningitis TB

Gejala rangsangan meningeal

kaku kuduk

Kernig

Brudzinky I dan II positif

Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi dalam 3 stadium :2

Stadium I : Stadium awal

Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam,

anoreksia

Stadium II : Intermediate

Gejala menjadi lebih jelas

Mengantuk, kejang,

Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III dan N.VII,

gerakan involunter

Hidrosefalus, papil edema

Stadium III : Advanced

Penurunan kesadaran

Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi

3.7 Diagnosis

Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara :8

1. Anamnese : ditegakkan berdasarkan gejala klinis, riwayat kontak dengan penderita TB

2. Lumbal pungsi

Gambaran LCS pada meningitis TB :

Warna jernih / xantokrom

Jumlah Sel meningkat MN > PMN

Limfositer

Protein meningkat

Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah

Pemeriksaan tambahan lainnya :

Tes Tuberkulin

Ziehl-Neelsen ( ZN )

20

Page 21: Meningitis TB

PCR ( Polymerase Chain Reaction )

2. Rontgen thorax

TB apex paru

TB milier

3. CT scan otak

Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis

Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced

Komplikasi : hidrosefalus

4. MRI

Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.

Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun

pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif

hanya pada kira-kira setengah dari penderita

3.8 Penatalaksanaan8

Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :

Rifampicin ( R )

Efek samping : Hepatotoksik

INH ( H )

Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6

Pyrazinamid ( Z )

Efek samping : Hepatotoksik

Streptomycin ( S )

Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler

Ethambutol ( E )

Efek samping : Neuritis optika

Regimen : RHZE / RHZS

Nama Obat DOSIS

INH Dewasa : 10-15 mg/kgBB/hari

+ piridoksin 50 mg/hari

Anak : 20 mg/kgBB/hari

21

Page 22: Meningitis TB

Streptomisin 20 mg/kgBB/hari i.m selama 3 bulan

Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama

Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari

Rifampisin Dewasa : 600 mg/hari Anak 10-20

mh/kgBB/hari

Di samping tuberkulostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan

deksametason untuk menghambat edema serebri dan timbulnya perlekatan-perlekatan antara

araknoid dan otak.

Steroid diberikan untuk:

Menghambat reaksi inflamasi

Mencegah komplikasi infeksi

Menurunkan edema serebri

Mencegah perlekatan

Mencegah arteritis/infark otak

Indikasi Steroid :

Kesadaran menurun

Defisit neurologist fokal

Dosis steroid :

Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu

selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Bagan Penatalaksanaan Meningitis7

Jika dijumpai tanda klinis meliputi :

1) Panas

2) Kejang

3) Tanda rangsang meningeal

4) Penurunan kesadaran

Cari tanda kenaikan tekanan intra cranial :

22

Page 23: Meningitis TB

1) Mual muntah hebat

2) Nyeri kepala

3) Ubun-ubun cembung (anak)

3.9 Prognosis

Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal

mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.

Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik

atau mental atau meninggal tergantung : 6

23

Page 24: Meningitis TB

o umur penderita.

o Jenis kuman penyebab

o Berat ringan infeksi

o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan

o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan

o Adanya dan penanganan penyakit.

3.10 Kesimpulan

Untuk meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di Indonesia karena

morbiditas tuberkulosis masih tinggi. Meningitis tuberkulosis terjadi sebagai akibat

komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya di paru. Terjadinya meningitis

tuberkulosa bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen,

melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung

tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid.

Meningitis tuberculosa adalah penyulit dari tuberkulosa yang mempunyai morbiditas

dan mortalitas yang tinggi, bila tidak diobati. Oleh karena itu penyakit ini memerlukan

diagnosa dini dan pemberian pengobatan yang cepat, tepat dan rasional.8

24

Page 25: Meningitis TB

DAFTAR PUSTAKA

1. Backgroud to desease. Last updated 2006. Available from

http://www.ocbmedia.com/meningitis/background.php

2. Neurology and Neurosurgery Illustrated

3. Israr YA. Meningitis. Last Updated 2008. Available from

http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf

4. Ramachandran TS. Tuberculous Meningitis. Last Updated 4 December 2008. Available

from http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview ----

5. Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis

tuberkulosa. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-nofareni.pdf

6. Koppel BS. Bacterial, Fungal,& Parasitic infections of the Nervous System in Current

Diagnosis and Treatment Neurology. USA; The McGraw-Hill Companies. 2007. p403-

08, p421-23.

7. Meningitis. Available from

http://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf

8. Pradhana D. Referat Meningitis. Last Updated 2009. Available from

http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-edit

25