Meningitis Tb Dr

30
BAB I KONSEP MEDIK A. Anatomi dan Fisiologi 1. Meningen Merupakan selaput yang menyelubungi otak, yang berfungsi sebagai pelindung, pendukung jaringan di bawahnya. Selaput otak ini terdiri dari piameter, arachnoid dan durameter yang masing-masing meruapakan suatu lapisan yang terpisah dan kontinyu. Antara lapisan piameter dan arachnoid ada hubungan yang disebut dengan nama “pakimening”. Piameter merupakan lapisan vaskuler, dan pembuluh darah melalui piameter menuju struktur Interna Central Nervus Sistem (CNS) untuk memberi nutrisi pad jaringan neural. Arachnoid meruapakan membaran fibrosa yang tipis halus dan vaskuler. Arachnoid meliputi otak dan membran spinalis, tetapi tidak mengikuti setiap bentuk luarnya seperti piameter. Daerah antara arachnoid dan paimeter dinamakan ruang subarachnoid dan mengandung arteri, vena serebral dan tuberkulae. Arachnoid dan cairan cerebrospinal yang membasahi CNS. 1 | Meningitis TB

Transcript of Meningitis Tb Dr

Page 1: Meningitis Tb Dr

BAB I

KONSEP MEDIK

A. Anatomi dan Fisiologi

1. Meningen

Merupakan selaput yang menyelubungi otak, yang berfungsi sebagai

pelindung, pendukung jaringan di bawahnya. Selaput otak ini terdiri dari

piameter, arachnoid dan durameter yang masing-masing meruapakan suatu

lapisan yang terpisah dan kontinyu. Antara lapisan piameter dan arachnoid

ada hubungan yang disebut dengan nama “pakimening”. Piameter merupakan

lapisan vaskuler, dan pembuluh darah melalui piameter menuju struktur

Interna Central Nervus Sistem (CNS) untuk memberi nutrisi pad jaringan

neural.

Arachnoid meruapakan membaran fibrosa yang tipis halus dan

vaskuler. Arachnoid meliputi otak dan membran spinalis, tetapi tidak

mengikuti setiap bentuk luarnya seperti piameter. Daerah antara arachnoid dan

paimeter dinamakan ruang subarachnoid dan mengandung arteri, vena

serebral dan tuberkulae. Arachnoid dan cairan cerebrospinal yang membasahi

CNS.

Durameter merupakan suatu jaringan liat dan tidak elastis seperti kulit.

Terdiri dari dua lapisan, lapisan luarnya disebut endoteal dan bagian dalam

disebut durameningeal.

2. Ventrikel dan Cairan Serebrospinal (CSF)

Ventrikel merupakan tempat rongga dalam otak yang salaing

berhubungan satu dengan yang lain dan dibatasi dengan epindima dan

mengandung CSF. Pada setiap hemisper serebri terdapat satu ventrikel lateral.

Ventrikel ketiga terdapat diensefalon dan ventrikel keempat dalam pons,

medulla oblongata.

Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi khusus yang disebut

Fleksus Koroideus. Fleksus ini terdiri dari jaringan pembuluh darah piameter

1 | M e n i n g i t i s T B

Page 2: Meningitis Tb Dr

yang mempunyai hubungan langsung dengan epindima dan mengandung CSF.

Pada setiap hemisper serebri terdapat satu ventrikel lateral. Ventrikel ketiga

terdapat di ensefalon dan ventrikel keempat dalam pons, medulla oblongata.

Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi khusus yang disebut

Fleksus koroideus. Fleksus ini terdiri dari jaringan pembuluh darah piameter

yang mempunyai hubungan langsung dengan epidemi. Fleksus Koroideus inilah

yang mengsekresi CSF yang jernih dan tidak berwarna, yang merupakan

bantalan cairan yang pelindung disekitar CNS. Kebanyakan CSF direabsorbsi

kedalam darah melalui struktur khusus yang disebut villi arachnoid yang

menonjol dari ruang subarachnoid menuju sinus sagitalis superior otak.

Produksi dan reabsorbsi CSF dalam CNS berlangsung konstan. Volume total

CSF yang terdapat dalam rongga serebrospinal sekitar 125 ml. Sedang

kecepatan sekresi Fleksus Koroideus besarnya hanya sekitar 500 sampai 750 ml

perhari.

Tekanan CSF merupakan fungsi kecepatan pembentukan cairan dan

resistensi reabsorbsi oleh villi arachnoidalis. Tekanan CSF sering diukur waktu

dilakukan lumbal fungsi yaitu sekitar 13 mmHg.

B. Definisi

Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid dan piamater,

disebabkan oleh bakteri, virus, Ricketsia atau protozoa, yang dapat terjadi secara

akut dan kronis. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya

ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok,

Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis .

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis adalah penyakit infeksius yang

terutama menyerang parenkim paru, dapat ditularkan ke bagian tubuh lainnya,

termasuk meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe.

2 | M e n i n g i t i s T B

Page 3: Meningitis Tb Dr

Meningitis Tuberkulosa adalah reaksi peradangan yang mengenai salah

satu atau semua selaput meningen disekeliling otak dan medulla spinalis yang

disebabkan oleh kuman tuberkulosa.

C. INSIDEN

Meningitis Tb merupakan penyakit yang berbahaya, terutama pada bayi

dan anak. Risiko kematin pada penderita sangat tinggi, atau bila penderita

mengalami kesembuhan biasanya mengalami gejala sisa yang akan mengganggu

fisik dan mungkin mental penderita seumur hidup. Karena risikonya yang fatal

ini maka perlu vaksin yang dapat melindungi penderita dari meningitis TB.

Pemberian vaksin BCG pada bayi, diharapkan dapat memberikan daya

lindung terhadap penyakit TBC berat yang diantaranyya adalah penyakit

meningitis tuberkulosis. Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan vaksin

BCG mempunyai daya lindung sebesar 66,67 % pada anak, tetapi beberpa dokter

anak melaporkan secara tidak resmi bahwa bayi/anak yang telah mendapat BCG

masih mengalami meningitis Tb berat, bahkan sampai meninggal. Yang menjadi

pertanyaan adalah apakah vaksin BCG masih mempunyai daya lindung terhadap

penyakit ini.

Telah dilakukan penelitian mengenai daya lindung vaksin BCG terhadap

meningitis Tb anak di beberapa rumah sakit di Jakarta selama satu tahun. Studi

ini dilakukan di RSCM memakai desain kasus kontrol,penderita meningitis Tb

diambil sebagai kasus sebanyak 28,17,18,24 dan terakhir 9 penderita, dan kontrol

diambil pada penderita non meningitis Tb. Hasil penelitian ini menunjukkan

masih terdapat penurunan risiko terjadinya meningitis Tb pada anak sebanyak

0,72 kali bila penderita diberi BCG dibanding dengan penderita yang tidak

pernah diberikan BCG.

D. Etiologi

Penyebab utama terjadinya meningitis TB adalah kuman Mikobakterium

Tuberkulosa varian homoris. Meningitis tuberkulosa ialah radang selaput otak

3 | M e n i n g i t i s T B

Page 4: Meningitis Tb Dr

akibat komplikasi tuberkulosa primer. Meningitis tuberkulosa merupakan akibat

komplikasi penyebaran tuberculosis primer, biasanya dari paru. Terjadinya

mengitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran

hematogen,melainkan biasanya sekunder melalui pembentuklan tuberkel pada

permukaan otak, sum-sum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah

ke dalam rongga arakhnoid.

Pada pemeriksaan histologis, merupakan meningoensefalitis. Peradangan

ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat

terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa dan gelatinosa dapat

menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan mengakibatkan hidrosefalus

serta kelainan pada syaraf otak.

E. Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaing dan diikuti

dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian

atas. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan

saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya

ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk ke

dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di

bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah

serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat

meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai

dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran

ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis

intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah

pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi

meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps

sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindrom

4 | M e n i n g i t i s T B

Page 5: Meningitis Tb Dr

Waterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan

nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

Meningitis Tuberkulosa timbul sebagai akibat invasi kuman ke jaringan

sel otak (meningen). Penyebaran kuman ke otak melalui penjalaran hematogen

pada saat terjadinya Tuberkulosa millier. Meningitis tuberkulosa merupakan

akibat komplikasi penyebaran tuberculosis primer, biasanya dari paru. Terjadinya

mengitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran

hematogen,melainkan biasanya sekunder melalui pembentuklan tuberkel pada

permukaan otak, sum-sum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah

ke dalam rongga arakhnoid.

Pada pemeriksaan histologis, merupakan meningoensefalitis.Peradangan

ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat

terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa dan gelatinosa dapat

menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan mengakibatkan hidrosefalus

serta kelainan pada syaraf otak.

Oleh karena itu seseorang yang telah mendapat vaksinasi BCG sewaktu

masih anak-anak, masih mungkin menderita Meningitis Tuberkulosa apabila

sebelum vaksinasi telah terkena infeksi oleh bakteri mycobakterium tuberkulosa.

Kuman yang tersangkut didaerah subarachnoid ini terus hidup dan berkembang

biak. Tetapi dengan adanya imunitas tubuh kuman terkurung didaerah tuberkel,

apabila oelh suatu sebab daya tahan tubuh menurun fokus ini melebar dan pecah

ke dalam rongga subarachnoid.

Disamping fokus rich pecah dapat timbul pada saat tuberkulose paru

sudah menghilang atau memang lesinya sangat kecil, sehingga tidak tampak pada

pemeriksaan radiologik.

Meningitis Tuberkulosa yang timbul akibat pecahnya fokus rick biasanya

timbul secara akut, bahkan kadang-kadang dengan cepat klien jatuh ke stadium

terminal. Hal ini disebabkan oleh karena dngan pecahnya fokus rich, sejumlah

besar kuman dari tuberkel dalam waktu yang singkat tertuang ke dalam rongga

subarachnoid.

5 | M e n i n g i t i s T B

Page 6: Meningitis Tb Dr

F. Manifestasi Klinis

1. Demam

Biasanya subfebril menyerupai demam influensa. Kadang-kadang suhu badan

mencapai 40-410C

2. Batuk

Terjadi karena ada iritasi bronkhus. Fungsi batuk : membuang produk-produk

radang keluar Sifat batuk : non produktif-produktif (setelah terjadi

peradangan) – hemoptue (pembuluh darah pecah)

3. Sesak nafas.

Ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltratnya sudah ½

bagian paru

4. Nyeri dada

Jarang ditemukan. Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura

sehingga menimbulkan pleuritis

5. Malaise

Gejala malaise yang sering ditemukan berupa anoreksia, BB menurun, sakit

kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll.Gejala dan tanda penyakit.

Meningitis Tuberkulosa dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga

manifestasi klinik penyakit ini beraneka ragam. Diantara banyak faktor yang

mempengaruhi manifestasi klinis ini yang terpenting adalah faktor umur dan

status fisik klien. Pada seorang anak sangat sensistif terhadap kuman TBC,

masuknya kuman ke dalam cairan serebrospinal akan diikuti oleh exudasi sel

darah putih dan fibrin yang hebat, sehingga manifestasi klinis Meningitis

Tuberkulosa akan timbul lebih kuat dan hebat dibandingkan dengan orang

dewasa.

Perjalanan penyakit Meningitis Tuberkulosa yang klasik dapat dibagi

dalam 3 stadium :

1. Stadium prodormal

6 | M e n i n g i t i s T B

Page 7: Meningitis Tb Dr

Pada stadium ini terjadi iritasi selaput otak. Meningitis biasanya mulai

perlahan-lahan tanpa panas atau terdapat kebaikan suhu yang ringan. Pada

anak sering dijumpai mudah terangsang, apatis dan tidur terganggu. Dan

pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, anoreksia, obstipasi dan

muntah.

2. Stadium transisi

Gejala pada stadium prodormal menjadi lebih berat dan gejala meningeal

mulai nyata, kaku kuduk, seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul

opistotonus. Refleks tendon menjadi lebih tinggi, ubun-ubun menonjol dan

umumnya terdapat kelumpuhan syaraf mata hingga timbul gejala strabismus

dan nistagmus. Kesadaran menurun hingga timbul stupor.

3. Stadium terminal

Terdapat gejala berupa kelumpuhan, koma, pupil melebar dan tidak bereaksi

sama sekali. Nadi dan perbafasan Cheyne Stokes, hyperpireksi.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan CSF

2. Thorax foto

3. Laboratorium

4. LED

5. Mantoux test

6. Diagnosa pasti dengan ditemukannya BTA dalam CSF

H. Komplikasi

1. Paresis, paralisis sampai deserebrasi.

2. Dehidrasi asidosis

3. Hydrosefalus akibat sumbatan, reabsorbsi berkurang atau produksi berlebih

dari likuor serebrospinal.

4. Dekubitus

5. Retradasi mental.

7 | M e n i n g i t i s T B

Page 8: Meningitis Tb Dr

I. Penatalaksanaan

1. Medis

Dasar pengobatan Meningitis Tuberkulosa adalah :

a. Pemberian kombinasi obat antituberkulosa.

b. Kortikosteroid

c. Simtomatis

d. Pemberian O2

e. IVD dengan Dextrose 10% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1.

2. Perawatan

a. Pemberian nutrisi melalui NGT

b. Pasang kateter

c. Atur posisi yang nyaman

3. Lakukan fisioterapi bila sudah memungkinkan

8 | M e n i n g i t i s T B

Page 9: Meningitis Tb Dr

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

1). Biodata

Terdiri dari identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin,

agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, nomor

register klien, tanggal masuk dirawat, tanggal pengkajian, diagnosa

medis.

2). Riwayat kesehatan sekarang

a). Keluhan utama: pasien dengan Meningitis Tuberkulosa

menunjukkan gejala gangguan kesadaran dan kelumpuhan.

b). Riwayat keluhan utama: klien dengan Meningitis Tuberkulosa

biasanya datang berobat dengan riwayat gangguan kesadaran,

kejang dan panas serta muntah.

3). Riwayat kehamilan dan persalinan meliputi: prenatal, natal, post natal.

4). Riwayat kesehatan masa lalu meliputi: riwayat penyakit yang diderita,

pernah opname atau belum, nutrisi waktu bayi, imunisasi dan riwayat

allergi.

5). Riwayat tumbuh kembang, terdiri atas: berat badan lahir (BBL),

panjang badan lahir (PBL), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

lengan atas pada umur berapa: gigi tumbuh, anak tengkurap, duduk,

berjalan, menggerakkan motorik halus.

6). Data psikososial spiritual: anak dan orang tua.

7). Pola kebiasaan sehar-hari, terdiri dari: makan/minum, istirahat/tidur,

pola eliminasi BAB dan BAK, akativitas sehari-hari sebelum dan

selama sakit.

8). Pemeriksaan fisik meliputi :

a). Inspeksi : (mulai kepala sampai ujung kaki).

9 | M e n i n g i t i s T B

Page 10: Meningitis Tb Dr

Keadaan umum: gangguan kesadaran, ubun-ubun menonjol,

muntah, kejang, kelumpuhan saraf mata sehingga terjadi

strabismus dan nigtasmus, pernafasan Cheyne Stoke.

b). Palpasi : anak dengan meningitis akan menunjukkan aku seluruh

tubuh, suhu tubuh meningkat (panas), nadi tidak teratur, kaku

kuduk.

c). Perkusi : anak dengan Meningitis Tuberkulosa akan menunjukkan

adanya refleks tendon yang meninggi.

d). Auskultasi : akan terdengar bunyi pernafasan yang tidak teratur,

ronchi basah.

9). Pemeriksaan penunjang

A. Diagnosa Keparawatan

1. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan status cairan tubuh,

penekanan respon inflamasi, pemanjangan terhadap patogen

2. Resiko terhadap perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

edema serebral.

3. Resiko terhadap trauma berhubungan dengan iritasi korteks serebral

4. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi

5. Kerusakan mobiltas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler

6. Perubahan persepsi sensorik berhubungan dengan perubahan resepsi

sensorik, integrasi.

7. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasi

8. Perubahan proses keluarga

C. Intervensi Keperawatan

1. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan status cairan tubuh,

penekanan respon inflamasi, pemanjangan terhadap pathogen

Tujuan: tidak terjadi infeksi

Kriteria Evaluasi:

10 | M e n i n g i t i s T B

Page 11: Meningitis Tb Dr

Tidak demam

Jumlah leukosit dalam rentang normal

Intervensi :

1. Beri tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan

Rasional: Pada fase awal meningitis mwningokokus atau infeksi

ensefalitis lainnya, isolasi mungkin diperlukan sampai organismenya

diketahui / dosis antibiotik yang cocok telah diberikan untuk

menurunkan resiko penyebaran pada orang lain.

2. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yan tepat baik

pasien pengunjung maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung / staf

sesuai kebutuhan

Rasional: Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder.

Mengontrol penyebaran sumber infeksi, mencegah pemajanan pada

individu terinfeksi ( misalnya, individu yangmengalami infeksi saluran

nafas)

3. Pantau suhu secara teratur catat munculnya tanda – tanda klinis dan

proses infeksi

Rasional: Terapi obat biasanya akan diberikan terus menerus selama

kurang lebih 5 hari setelah suhu turun (normal) dan tanda –tanda

klinisnya yang jelas. Timbulnya tanda klinis yang terus menerus

merupakan indikasi perkembangan dari meningokosemia akut yang

dapat bertahan sampai Berminggu – minggu atau berbulan –bulan

atau terjadi penyebaran patogen salama hematogen / sepsis.

4. Teliti adanya keluhan nyeri dada berkembangnya nadi yang tidak

tertur / disritmia atau demam yang terus menerus

Rasional: Infeksi sekunder seperti miokarditis / perikarditis dapat

berkembang dan memerlukan intervensi lanjut

5. Auskultasi suara nafas. Pantau kecepatan pernafasan dan usaha

pernafasan

11 | M e n i n g i t i s T B

Page 12: Meningitis Tb Dr

Rasional: Adanya rochi atau mengi, takipnea dan peningkatan kerja

pernafasan mungkin mencerminkan adanya akumulasi sekret dengan

risiko terjadinya infeksi pernafasan

6. Ubah posisi pasien dengan teratur dan anjurkan untuk melakukan

nafas dalam

Rasional: Memobilisasi sekret dan mwningkatkan kelancaran sekret

yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap

pernafasan

7. Catat karakterisitik urine, seperti warna, kejernihan dan bau

Rasional: Urine statis, dehidrasi dan kelemahan umum meningkatlan

risiko terhadap infeksi kandung kemih / ginjal / awitan sepsis

8. Identifikasi kontak yang beresiko terhadap perkembangan proses

infeksi serebral dan anjurkan mereka untuk meminta pengobatan

Rasional: Orang –orang dengan kontak pernafasan memerlukan

terapi antibiotik profilaksis untuk mecegah penyebaran infeksi.

2. Resiko terhadap perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

edema serebral.

Tujuan: Perfusi jaringan serebral adekuat

Criteria Evaluasi:

TTV dalam rentang normal

Perbaikan kognitif

Perbaikan fungsi sensorik dan kognitif

Peningkatan tingkat kesadaran

Intervensi

1. Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda

vital sesuai indikasi setelah dilakukan fungsi jumbal.

Rasional: Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi

adanya risiko hemiasi batang otak yang memerlukan tindakan medis

dengan segera

12 | M e n i n g i t i s T B

Page 13: Meningitis Tb Dr

2. Pantau / catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan

keadaan normalnya, seperti GCS

Rasional: Pengkajian cenderung adanya perubahan tingkat kesadaran

dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam

menentukan lokasi, penyebaran, luasnya, dan perkembangan dari

kerusakan serebral

3. Kaji adanya regiditas nikal , gemetar, kegelisahan yang meningkat,

peka rangsang dan adanya serangan kejang

Rasional: Merupakan indikasi adanya iritasi meningeal dan mungkin

juga terjadi dalam periode akut atau penyembuhan dari trauma otak

4. Pantau tanda vital seperti tekanan darah. Catat serangan dari hipertensi

sistolik yang terus menerus, dan tekanan nadi yang melebar

Rasional: Normalnya, autoregulasi mampu mempertahankan aliran

darah serebral dengan konstan sebagai dampak adanya fluktuasi pada

tekanan darah sistemik. Kehilangan fungsi autoregulasi mungkin

mengikuti kerusakan vaskuler serebral lokal atau difus yang

menimbulkan peningkatan TIK. Fenomena yang dapat ditunjukkan

oleh peningkatan tekanan darah sistemik yang bersamaan dengan

penurunan tekanan darah diastolik ( tekanan nadi yang melebar)

5. Pantau frekwensi irama jantung

Rasional: Perubahan pada frekwensi ( tersering bradikardia) dan

distritmia dapat terjadi, yang mencerminkan trauma / tekanan batang

otak pada tidak adanya penyakit jantung yang mendasari

6. Pantau pernafasan, catat pola dan irama pernafasan, seperti adanya

periode apnea setelah hiperventilasi ( pernafasan Cheyne-Stokes)

Rasional: Tipe dari pola pernafasan merupakan tanda yang berat dari

adanya peningkatan TIK / daerah serebral yang terkena dan mungkin

merupakan indikasi perlunya untuk melakukan intubasi dengan

disertai pemasangan ventilator makanik

13 | M e n i n g i t i s T B

Page 14: Meningitis Tb Dr

7. Pantau suhu dan juga atur suhu lingkungan sesuai kebutuhan. Batasi

penggunaan selimut, lakukan kompres hangat jika ada demam. Tutupi

ekstremitas dengan selimut ketika selimut hipotermia digunakan

Rasional: Demam biasanya berhubungan dengan proses inflamasi

tetapi mungkin merupakan komplikasi dari kerusakan pada

hipotalamus. Terjadi peningkatan kebutuhan metabolisme dan

konsumsi oksigen (terutama dengan menggigil), yang dapat

meningkatkan TIK

8. Pantau masukan dan haluaran. Catat karakteristik urine, turgol kulit,

dan keadaan membran mukosa

Rasional: Hipertermia meningkatkan kehilangan air tak kasat mata

dan meningkatkan resiko dehidrasi, tertutama jika tingkat kesadaran

menurun / munculnya mual menurunkan pemasukan nmelalui oral.

9. Bantu pasien untuk berkemih / membatasi batuk, muntah mengejan.

Anjurkan pasien untuk mengeluarkan nafas selama pergerakan /

perpindahan di tempat tidur

Rasional: Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intratorak dan

intrabdomen yang dapat meningkatkan TIK. Ekshalasi selama

perubahan posisi tersebut dapat mencegah pengaruh manuver

valsalva.

10. Berikan tindakan yang menimbulkan rasa nyaman, seperti masase

punggung, lingkungan yang tenang, suara yang halus dan sentuhan

yang lembut.

Rasional: Meningkatkan istirahat dan menurunkan stimulasi sensori

yang berlebihan.

3. Resiko trauma berhubungan dengan iritasi korteks serebral

Tujuan: tidak terjadi trauma

Kriteria Evaluasi:

Tidak terjadi kejang

Intervensi:

14 | M e n i n g i t i s T B

Page 15: Meningitis Tb Dr

1. Pantau adanya kejang/kedutan pada tangan, kaki ,dan mulut atau otot

wajah yang lain.

Rasional : Mencerminkan adanya iritasi SSP secara umum yang

memerlukan evaluasi segera dan intervensi yang mungkin untuk

mencegah komplikasi

2. Berikan keamanan pada pasien dengan memberi bantalan pada

penghalang tempat tidur, pertahankan penghalang tempat tidur tetap

terpasang.

Rasional : Melindungi pasien jika terjadi kejang

3. Pertahankan tirah baring selama fase akut.

Rasional : Menurunkan risiko terjatuh/trauma ketika terjadi vertigo,

sinkope atau ataksia.

4. kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi seperti fenitoin (dilantin), diazepam

(valium), fenobarbital (luminal)

Rasional : Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan

kejang

4. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi

Intervensi

1. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau

sensitivitas pada cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi

2. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang

penting

Rasional : Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri

3. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata.

Rasional : Meningkatkan vasokonstriksi, penumpukan resepsi sensori

yang selanjutnya akan menurunkan nyeri

4. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot

daerah leher/bahu

15 | M e n i n g i t i s T B

Page 16: Meningitis Tb Dr

Rasional : Meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan rasa sakit.

5. Gunakan pelembab yang agak hangat pada nyeri leher/punggung jika

tidak ada demam

Rasional : membantu merelaksasikan ketegangan otot yang

meningkatkan reduksi (nyeri) atau rasa tidak nyaman tersebut.

6. Kolaborasi

Berikan analgetik ;seperti asetarninofen, kodein

Rasional: Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler

Tujuan: mempertahankan kekuatan dan fungsi otot yang optimal

Kriteria Evaluasi:

Peningkatan rentang ROM

Tidak terjadi kontraktur

Dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang optimal

Intervensi

2. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada

kerusakan yang terjadi

Rasional: Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional

dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan

3. Bantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak

Rasional: Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi , posisi

normal ekstremitas dan menurunkan vena yang statis

4. Periksa adanya daerah yang mengalami nyeri tekan, kemerahan, kulit

yang hangat, otot yang tegang dan sumbatan pada vena kaki.

Observasi adanya dipneu tiba-tiba, takikardi, demam, distres

pernafasan dan nyeri dada

Rasional: Pasien seperti diatas mempunyai resiko berkembangnya

trombosis vena dalam (TVD) dan emboli pulmonal yang memerlukan

tindakan, intervensi, penilaian medis,untuk mencegah komplikasi

5. Berikan matras udara atau air, terapikinetik sesuai kebutuhan

16 | M e n i n g i t i s T B

Page 17: Meningitis Tb Dr

Rasional: Menyeimbangkan tekanan jaringan , meningkatkan sirkulasi

dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan

resiko terjadinya trauma jaringan.

6. Perubahan persepsi sensorik berhubungan dengan perubahan resepsi

sensorik, integrasi.

Tujuan: Meningkatkan tingkat kesadaran dan fungsi persepsi

Kriteria Hasil:

Berinteraksi secara sesuai dengan orang lain dan lingkungan

Memperlihatkan pengaturan pikiran secara logis

Menginterpretasikan ide yang dikomunikasikan orang lain secara

benar

Mengkompensasi deficit sensori dengan memaksimalkan indra yang

rusak.

Intervensi

1. Evaluasi atau pantau secara teratur perubahan orientasi, kemampuan

berbicara, alam perasaan sensorik dan proses fikir.

Rasional: Fungsi serebral bagian atas biasanya terpengaruh lebih

dahulu oleh adanya gangguan sirkulasi dan oksigenasi. Perubahan

motorik, persepsi, kognitif dan kepribadian mungkin berkembang dan

menetap dengan perbaikan respon secara perlahan-lahan atau tetap

bertahan secara terus-menerus pada derajat tertentu

2. Kaji kesadaran sensorik seperti respon sentuhan, panas, dingin, benda

tajam atau tumpul dan kesadaran terhadap gerakan dan letak tubuh.

Perhatikan adanya masalah penglihatan atau sensasi yang lain.

Rasional: Semua sistem sensorik dapat terpengaruh dengan adanya

perubahan yang melibatkan peningkatan atau penurunan sensitivitas

atau kehilangan sensasi/kemampuan untuk menerima dan berespon

sesuai pada suatu stimulasi

3. Observasi respon prilaku seperti rasa bermusuhan, menangis, fektif

yang tidak sesuai, agitasi dan halusinasi.

17 | M e n i n g i t i s T B

Page 18: Meningitis Tb Dr

Rasional: Pencatatan padatingkah luku memberikan informasi yang

diperlukan untuk perkembangan prilaku

4. Berikan lingkungan terstruktur termasuk terapi dan aktivitas. Buatkan

jadwal untuk pasien jika memungkinkan dan tinjau kembali secara

teratur.

Rasional: Meningkatkan konsistensi dan keyakinan yang dapat

menurunkan ansietas yang berhubungan dengan ketidaktahuan pasien

tersebut. Meningkatkan kontrol atau melatih kognitifnya kembali.

5. Rujuk pada ahli fisioterapi, terapi okupasi, terapi bicara dan terapi

kognitif.

Rasional : Pendekatan antar disiplin dapat menciptakan rencana

penatalaksanaan terintegrasi yang didasarkan atas kombinasi

kemampuan atau ketidakmampuan secara individu yang unik dengan

berfokus pada peningkatan evaluasi dan fungsi-fungsi fisik, kognitif,

keterampilan perseptual.

7. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasi

Tujuan: menurunkan tingkat kecemasan

Kriteria Evaluasi:

Mengakui dan mendiskusikan rasa takut

Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi

Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat

yang dapat diatasi

Intervensi

1. Kaji status mental dan tingkat ansietas pasien atau keluarga. Catat

adanya tanda-tanda verbal atau nonverbal .

Rasional: Gangguan tingkat keselarasan dap[at mempengaruhi

ekspresi rasa takut tetapi tidak menyangkal keberadaannya..derajat

ansietas akan dipengauhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh

individu

2. Berikan penjelasan antar hubungan proses penyakit dan gejalanya.

18 | M e n i n g i t i s T B

Page 19: Meningitis Tb Dr

Rasional: Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena

ketidaktahuan dan dapat membantu menurunkan ansietas.

3. Jelaskan tindakan prosedur yang akan dilakukan.

Rasional : Dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan

tersebut melibatkan otak .

4. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan

perasaan takut.

Rasional: Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa

takut ditujukan.

5. Libatkan pasien dan keluarga dalam perawatan, perencanaan

kehidupan sehari-hari dan membuat keputusan sebanyak mungkin.

Rasional: Meningkatkan perasaan kontrol terhadap diri dan

meningkatkan kemandirian.

8. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan hospitalisasi dan terapi

yang panjang.

Tujuan: Meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit dan proses

terapi

Kriteria Evaluasi:

Pasien dapat mengungkapkan pemahanan tentang kondisi/ proses

penyakit dan pengobatan

Pasien mengikuti terapi pengobatan

Intervensi

1. Berikan informasi tentang proses penyakit.

Rasional : untuk menambah pengetahuan keluaga dan meningkatkan

kemampuan keluaga mengenali penyakit.

2. Diskusikan mengenai kemungkinan proses penyembuhan yang lama.

Rasional : Proses pemulihan dapat berlangsung dalam beberapa

minggu/bulan dan informasi yang tepat mengenai harapan dapat

menolong pasien untuk mengatasi ketidakmampuannya dan juga

menerima perasaan tidak nyaman yang lama.

19 | M e n i n g i t i s T B

Page 20: Meningitis Tb Dr

3. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk diet tinggi protein atau

karbohidrat yang dapat diberikan atau di makan dalam jumlah kecil

tapi sering.

Rasional : Meningkatkan proses penyembuhan. Makan makanan

dalam jumlah kecil tetapi sering akan memerlukan kalori yang sedikit

pada proses metabolisme, menurunkan iritasi lambung dan mungkin

juga dapat meningkatkan pemasukan secara total.

4. Diskusikan pencegahan proses penyakit sesuai dengan kebutuhan

seperti memperoleh imunisasi yang sesuai, berenang hanya pada air

yang mengandung klorida, lingkungan yang bebas nyamuk untuk

mencegah infeksi.

Rasional: Meningitis virus akut seringkali berhubungan faktor

penyebab seperti virus campak, herpes.

5. Tekankan pentingnya evaluasi ulang dan terapi rawat jalan secara

rutin.

Rasional : penting sekali untuk megetahui perkembangan

penyembuhan atau adanya gejala sisa yang menetap dan mungkin

perlu untuk meneruskan atau mengubah terapi yang diberikan dan

untuk menentukan adanya penurunan fungsi neurologis

20 | M e n i n g i t i s T B