Meningitis Purulenta

25
REFERAT M EN IN G ITIS BA K TERIAL O leh: R enny D w iSandhitia Sari 1102010235 Pem bim bing: dr. N asir O kbah, SpS D IBA W AK AN DALAM RANG K A TUG A S K EPANITERAAN BAG IA N ILM U SARAF FAK U L T A S K EDOKTERAN U N IV ER SITA S Y A R SI RSUD DR.SLAM ET G ARUT 25/03/22

description

referat renny

Transcript of Meningitis Purulenta

19 Apr 2023

REFERAT

MENINGITIS BAKTERIAL

Oleh:

Renny Dwi Sandhitia Sari

1102010235

Pembimbing:

dr. Nasir Okbah, SpS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN BAGIAN ILMU SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI RSUD DR. SLAMET GARUT

19 Apr 2023

DEFINISI

Meningitis purulenta (dalam sinonimnya “meningitis piogenik” atau meningitis bakterial akut {non-TB})

adalah meningitis yang bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakteri spesifik maupun virus

19 Apr 2023

ANATOMI LAPISAN SELAPUT OTAK/ MENINGES

19 Apr 2023

LIQUOR CEREBROSPINALIS (LCS)

LCS memberikan dukungan mekanik pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari air. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (otak tidak mempunyai pumbuluh limfe), dan memberikan beberapa perlindungan terhadap perubahan-perubahan tekanan (volume venosus volume cairan cerebrospinal).

19 Apr 2023

Sirkulasi Liquor CerebrospinalisCopyright © 1998, Lynne Larson

19 Apr 2023

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, kasus tersangka meningitis purulenta sekitar 158/100.000 per tahun, dengan etiologi Hib 16/100.000 dan bakteri lain 67/100.000, angka yang tinggi apabila dibandingkan dengan negara maju

Meningitis purulenta lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna.

Risiko penularan meningitis umumnya terjadi pada keadaan sosio-ekonomi rendah, lingkungan yang padat (seperti asrama, kamp-kamp tentara dan jemaah haji), dan penyakit ISPA.

19 Apr 2023

ETIOLOGI

Risk and/or

Predisposing FactorBakterial Pathogen

Age 0-4 weeks Streptococcus agalactiae

(group B streptococci)

E coli K1

Listeria monocytogenes

Age 4-12 weeks S agalactiae

E coli

H influenzae

S pneumoniae

N meningitides

Age 3 months to 18

years

N meningitidis

S pneumoniae

H influenza

Age 18-50 years S pneumoniae

N meningitidis

H influenza

Age older than 50

years

S pneumoniae

N meningitidis

L monocytogenes

Aerobic gram-negative bacilli

Etiologi berdasarkan usia :

Immunocompromised

state

S pneumoniae

N meningitidis

L monocytogenes

Aerobic gram-negative bacilli

Intracranial

manipulation,

including

neurosurgery

Staphylococcus aureus

Coagulase-negative

staphylococci

Aerobic gram-negative bacilli,

including

P aeruginosa

Basilar skull fracture S pneumoniae

H influenzae

Group A streptococci

CSF shunts Coagulase-negative

staphylococci

S aureus

Aerobic gram-negative bacilli

Propionibacterium acnes

19 Apr 2023

• Faktor Host • Faktor Mikroorganisme • Faktor Lingkungan

Terjadinya meningitis bakterial dipengaruhi

oleh interaksi beberapa faktor, yaitu

19 Apr 2023

PATOGENESIS

Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui :

• Hematogen: oleh karena infeksi di tempat lain seperti faringitis, tonsillitis, endokarditis, pneumonia, infeksi gigi.

• infeksi bakteri secara transplacental terutama Listeria. • Implantasi langsung : trauma kepala terbuka, tindakan

bedah otak, pungsi lumbal dan mielokel. • Meningitis pada neonates dapat terjadi oleh karena:

Aspirasi cairan amnion yang terjadi pada saat bayi melalui jalan lahir atau

• Perluasan langsung dari infeksi (perkontinuitatum) : yang disebabkan oleh infeksi dari sinus paranasalis, mastoid, abses otak, sinus cavernosus.

19 Apr 2023

19 Apr 2023

19 Apr 2023Patofisiologi Molekuler Meningitis purulenta

19 Apr 2023

MANIFESTASI KLINIS

Onset dari meningitis akut memiliki 2 pola awal yang dominan.

timbul mendadak dengan shock yang timbul cepat, purpura, DIC, kematian dan koma dalam 24 jam.

meningitis akan berlangsung selama beberapa hari, dengan gejala demam, disertai gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) maupun traktus gastrointestianal (GIT) , disertai gejala SSP non spesifik seperti letargi dan iritabilitas.

Gejala dan tanda meningitis purulenta berhubungan dengan penemuan tidak khas tanda-tanda infeksi sistemik dan iritasi menigeal. Gejala dan tanda yang tidak khas antara lain demam, anoreksia, nafsu makan yang berkurang, sefalgia, gejala ISPA, mialgia, atralgia, takikardia, hipotensia, dapat pula timbul kelainan kulit seperti pada meningitis N. Meningiditis, Petechia dan Herpes Labialis (untuk infeksi Pneumococcus). Terdapat tanda rangsang meningeal seperti nuchal rigidity, nyeri punggung, kernig sign dan brudzinski sign.

19 Apr 2023

Peningkatan tekanan intra cranial (TIK) diketahui dengan adanya sakit kepala, vomitus, Moaning cry /Tangisan merintih (pada neonatus), penonjolan (bulging) dari fontanela atau pelebaran sutura, Crack pot sign. pernafasan Cheyne Stokes,paralisis okulomotor (ptosis, anisokor) dan paralisis N. abducens, hipertensi dengan bradikardia, apnoe atau hiperventilasi, postur dekortikasi atau deserebrasi, stupor, coma, dam tanda herniasi otak.

19 Apr 2023

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Pungsi LumbalLumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel

dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

19 Apr 2023

Pemeriksaan Radiologis

Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi) dan foto dada.

CT scan dengan kontras juga dapat mendeteksi komplikasi seperti thrombosis vena, infark, dan ventrikulitis

MRI dengan kontras merupakan modalitas paling sensitif untuk diagnosis meningitis purulenta

19 Apr 2023

Serebritis dan pembentukan abses pada pasien dengan meningitis purulenta. CT scan dengan kkontras, potongan aksial dilakukan 1 bulan setelah bedah dan menunjukkan adanya massa kecil, ring-enhanced, hipoattenuasi (abses rekuren) di ganglia basalis (panah) dan kumpulan cairan subdural berbentuk lentiformis dengan enhanced meningens (anak panah)

Sinusitis frontalis, empiema, dan pembentukan abses pada pasien dengan meningitis purulenta. T2-weighted axial MRI menunjukkan sinusitis frontalis, defek tulang (panah), dengan edema kortikal (anak panah), dan kumpulan cairan subdural oksipitoparietal kanan (empiema).

19 Apr 2023

KOMPLIKASI

Komplikasi dini dari meningitis purulenta dapat terjadi syok septik, termasuk DIC, koma, kejang (30-40% pada anak) , edema serebri, septic arthritis, efusi pericardial , atau anemia hemolitik. Sedangkan komplikasi lanjut dapat terjadi gangguan pendengaran sampai tuli, disfungsi saraf kranial, kejang multipel, paralisis fokal, efusi subdural, hidrocephalus, defisit intelektual, ataksia, Buta, Waterhouse-Friderichsen syndrome, dan gangren periferal.

19 Apr 2023

PENATALAKSANAAN

FAKTOR PASIEN TERAPI EMPIRIS

Dewasa <50 tahun

Ceftriaxone 2 g IV setiap 12 jam

atau

Cefotaxime 2 g IV setiap 4-6 jam

ditambah dengan vancomycin 15

mg/kgBB IV setiap 8-12 jam

Dewasa > 50 tahun

Ampisilin 2 g IV setiap 4 jam

ditambah dengan ceftriaxone 2 g

IV setiap 12 jam atau

Cefotaxime 2 g IV setiap 4-6 jam

ditambah dengan vancomycin 15

mg/kgBB IV setiap 8-12 jam

Gangguan imunitas seluler

Ampisilin 2 g IV setiap 4 jam

ditambah dengan ceftazidime 1 g

IV setiap 8 jam ditambah dengan

vancomycin 15 mg/kgBB IV setiap

8-12 jam

Bedah saraf, cedera kepala, atau

CSF shunt

Vancomycin 15 mg/kgBB IV setiap

8-12 jam ditambah dengan

ceftazidime 1 g IV setiap 8 jam

Terapi Empiris Meningitis Purulenta

19 Apr 2023

ORGANISME REGIMEN TERAPI

Streptococcus pneumonia

Sensitif Penisilin

Penisilin G 4 juta U IV setiap 4 jam atau ampisilin 2

g IV setiap 4-6 jam

Ceftriaxon 2 g IV setiap 12 jam atau cefotaxime 2 g

IV setiap 4-6 jam

Ceftriaxone 2 g IV setiap 12 jam atau cefotaxime 2

g IVsetiap 4-6 jam ditambah dengan vancomycin 15

mg/kgBB IV setiap 8-12 jam

Durasi terapi: 10-14 hari

Sensitif Ceftriaxone

Ceftriaxone 2 g IV setiap 12 jam atau cefotaxime 2

g IV setiap 4-6 jam ditambah dengan vancomycin

15 mg/kgBB IV setiap 8-12 jam atau rifampin 600

mg PO/IV/hari

Durasi terapi 10-14 hari

Haemophillus influenza

Negatif beta laktamase:

Ampisilin 2 g IV setiap 4-6 jam

Durasi terapi: 7 hari

Positif beta laktamase:

Ceftriaxone 2 g IV setiap 12 jam atau cefotaxime 2

g IV setiap 4-6 jam

Durasi terapi: 7 hari

Regimen Terapi Antibiotik Spesifik Organisme

19 Apr 2023

Neisseria meningitides

Penisilin G 4 juta U IV setiap 4 jam

atau ampisilin 2 g IV setiap 4-6 jam

Ceftriaxone 2 g IV setiap 12 jam

atau cefotaxime 2 g IV setiap 4-6

jam

Durasi terapi: 7 hari

Listeria monocytogenes

Penisilin G 4 juta U IV setiap 4 jam atau

ampisilin 2 g IV setiap 4-6 jam ditambah

dengan 3-5 mg/kgBB IV perhari dibagi

setiap 8 jam

Durasi terapi: ≥ 21 hari

Streptococcus agalactie

Penisilin G 4 juta U IV setiap 4 jam

ditambah dengan gentamisin 3-5

mg/kgBB IV per hari, dibagi setiap 8 jam,

jika diperlukan

Durasi terapi: 14-21 hari

Enterobacteriaceae

Ceftriaxone 2 g IV setiap 12 jam atau

cefotaxime 2 g IV setiap 4-6 jam

ditambah dengan gentamicin 3-5

mg/kgBB IV per hari dibagi setiap 8 jam

Durasi terapi: 21 hari

Pseudomonas

aeruginosa

Ceftazidime 1 g IV setiap 8 jam atau

cefepime 2 g IV setiap 8 jam ditambah

dengan 3-5 mg/kgBB IV per hari dibagi

setiap 8 jam

Durasi terapi: 21 hari

19 Apr 2023

Terapi Deksametason

pada penelitian bayi dan anak dengan meningitis H.infulenzae tipe B yang mendapat terapi deksametason menunjukkan penurunan signifikan insidens gejala sisa neurologis dan audiologis, dan juga terbukti memperbaiki gangguan pendengaran.

Namun pemberian deksametason dapat menurunkan penetrasi antibiotik ke SSP. Oleh karena itu pemberiannya harus dengan pemikiran yang matang berdasarkan kasus, resiko dan manfaatnya.

BedahUmumnya tidak diperlukan tindakan bedah, kecuali jika ada komplikasi seperti empiema subdural, abses otak, atau hidrosefalus

19 Apr 2023

PROGNOSIS Prognosis pasien meningitis purulenta tergantung dari

banyak faktor, antara lain: Umur pasien

Jenis mikroorganisme

Berat ringannya infeksi

Lamanya sakit sebelum mendapat pengobatan

Kepekaan bakteri terhadap antibiotic yang diberikan

Makin muda umur pasien makin jelek prognosisnya; pada bayi baru lahir yang menderita meningitis angka kematian masih tinggi. Infeksi berat disertai DIC mempunyai prognosis yang kurang baik. Apabila pengobatan terlambat ataupun kurang adekuat dapat menyebabkan kematian atau cacat yang permanen. Infeksi yang disebabkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik bersifat fatal.

19 Apr 2023

DAFTAR PUSTAKA

1. Dhamija RM, Bansal J. 2006. Bacterial Meningitis (Meningoencephalitis): A Review.

JIACM 2006; 7(3): 225-35

2. Saharso D, dkk. Infeksi Susunan Saraf Pusat. Dalam : Soetomenggolo TS, Ismael S,

penyunting. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: BP IDAI; 1999. h. 40-6, 339-71

3. Sitorus MS. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Available from : http://repository

.usu.ac.id/bitstream/123456789/3546/1/anatomi-mega2.pdf. Accessed Sept 2013.

4. Meningitis. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23705/4/Chapter%2520II.pdf&sa=U&ei=

r8bMT6qnCoLprAf2kpH4Cg&ved=0CBAQFjAA&sig2=xk2MbinlqGJJuh9jdf8osQ&usg

=AFQjCNGu4u51n0yTu3rQqlU6DYswlUWppg.

5. Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. 2002. Clinical Neurology. 5th Edition. McGraw-

Hill/Appleton & Lange: United States.

6. Cass D. 2001. Early Recognition and Management of Meningitis. The Canadian Journal

of CME. 105-114.

7. Incesu L. 2011. Imaging in Bacterial Meningitis. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/341971-overview#a24.

8. Kim KS, pathogenesis of bacterial meningitis: from bacteraemiato neuronal injury. 376 .

May 2003. Volume 4. Available at : www.nature. com/reviews/neuro.

9. Kliegman, Stanton, St Geme, Schor, Behrman. Nelson Textbook of PEDIATRIC 18 th

edition. Part XXVII The Nervous System, Central Nervous System Infection.

Philadelphia : 2011. H 2089-2090.

10. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: Bagian

Kesehatan Anak FKUI; 1985. h.558-65, 628-9.

11. Bashir HE, Laundy M, Booy R. Diagnosis andtreatment of bacterial meningitis, Archs

Dis Child 2003; 88:615-20.

19 Apr 2023

TERIMAKASIH