Manajemen Sumber daya manusia
description
Transcript of Manajemen Sumber daya manusia
MOTIVASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA
PERSONEL POLRI DI POLRES TANGGAMUS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah merupakan salah satu bentuk organisasi
nasional yang mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karena itu, dalam menjalankan perannya sesuai dengan amanat perundang-
undangan, maka Polri harus benar-benar dapat bekerja secara optimal, dan menjalankan visi,
misi, tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan pimpinan yang mengacu
kepada sistem yang ada di negara ini.
Polres Tanggamus sebagai bagian dari dari organisasi Kepolisian Nasional, juga
merupakan bentuk organisasi setingkat KOD. Wilayah Polres Tanggamus adalah bagian dari
Kepolisian Daerah Lampung, yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Tanggamus dan terdiri
dari 12 Polsek. Wilayah Kapubaten Tanggamus sendiri adalah merupakan wilayah yang berada
di Propinsi Lampung dan merupakan daerah yang dahulu sebelum tahun 2003 berada di dalam
Kabupaten Lampung Selatan yang kemudian dimekarkan menjadi Kabupaten Tanggamus.
Sehingga Polres Tanggamus sebagai organisasi pemerintahan atau instansi yang bertanggung
jawab terhadap situasi keamanan dan ketertiban di wilayahnya sehingga harus mempersiapkan
personilnya secara profesional agar dapat menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di
sana.
Sebagai sebuah organisasi, Polres Tanggamus mempunyai kegiatan yang mencakup
seperti apa yang dilaksanakan dalam organisasi lainnya. Di dalamnya ada visi, misi, rencana
kerja, tujuan, sasaran, hingga masalah pengawasan dan pengendalian. Tentunya kesemuanya
tergantung dan disesuaikan dengan kebijakan dari organisasi di atasnya.
Salah satu faktor yang mendukung terselenggarakannya kegiatan di Polres Tanggamus,
yang mendukung keberhasilan mencapai tujuan adalah kualitas dan kuantitas Sumber Daya
Manusia yang dimilki oleh Polres Tanggamus. Sumber Daya Manusia adalah merupakan faktor
terpenting dalam menjalankan roda organisasi. Tanpa Sumber Daya Manusia yang baik, tujuan
organisasi akan sulit untuk di capai. Untuk itulah dalam lingkup organisasi Polres Tanggamus,
1
pimpinan harus mampu untuk meningkatkan kinerja, dengan cara memberikan motivasi kepada
anggota agar semangat dan optimal dalam melaksanakan tugas. Menentukan kinerja yang dapat
dilakukan dengan menggunakan masukan dari staf dan masyarakat lingkungan kerja1. Salah
satunya adalah berbagai masukan tentang keberadaan personil Polres Tanggamus, dalam
kualitasnya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Motivasi adalah merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja bagi
personil Polres Tanggamus. Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam mendorong
personil Polres Tanggamus, agar dapat melaksanakan tugas dalam menegakkan hukum,
perlindungan pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta menciptakan Kamtibmas di wilayah
hukum Polres Tanggamus. Oleh karena itu, penting kiranya bagi pimpinan Polres Tanggamus
untuk memberikan motivasi kepada anggotanya, untuk meningkatkan kinerja di Polres
Tanggamus.
2. Identifikasi Masalah
Sumber Daya Manusia adalah merupakan faktor yang sangat penting dan sangat dominan
dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi, termasuk Polres Tanggamus. Sehingga sangat
perlu bagi kita, untuk meningkatkan kualitas untuk personel di Polri di Polres Tanggamus, agar
dapat mewujudkan apa yang menjadi tujuannya yaitu melaksanakan amanat undang-undang
dalam tugas pokoknya menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum
dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.2
Sehingga dalam makalah ini, penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu
“Bagaimanakah upaya Kapolres Tanggamus dalam meningkatkan kinerja personel anggota
Polri di Polres Tanggamus dalam mendukung pelaksanaan tugas pokoknya untuk menciptakan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum dan memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tanggamus?”
Hal tersebut akan berusaha penulis bahas dalam uraian pembahasan di dalam makalah ini,
sesuai dengan teori-teori-teori yang ada, dan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi di
1 Evodia Iswandi, POLISI PROFESIONAL DAN BERSAHABAT, Yayasan ILYD, Tangerang, Mei 2006, Halaman 5.
2 Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, pasal 13, Babinkum Polri, Agustus 2002.
2
lapangan, yang memang menuntut dilakukannya upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja
anggota Polri khususnya di Polres Tanggamus.
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud dari disusunnya makalah ini adalah selain melaksanakan tugas yang diberikan
oleh dosen juga memberikan gambaran / deskripsi kepada pembaca mengenai cara pimpinan
Polres Tanggamus dalam memberikan motivasi anggotanya untuk melaksanakan tugas
pokoknya sebagai sebagai pelayan, pelindung, pengayom masyarakat dan penegak hukum,
dengan mendasari Renja Polres Tanggamus TA.2008 dan beberapa referensi keilmuan yang
relevan dengan pelaksanaan tugas pokok Polri.
b. Tujuan
Dengan penulisan makalah ini, kami mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan
sebagai referensi dan tambahan wawasan / pengetahuan bagi pembaca mengenai hal-hal
yang berkenaan dengan pelaksanaan pemberian Motivasi kerja dalam rangka meningkatkan
kinerja personil Polres Tanggamus .
3
BAB III
P E M B A H A S A N
Salah satu program ataupun rencana yang tercantum dalam rencana kerja Polres Tanggamus
adalah meningkatkan kemampuan serta pemeliharaan sumber daya manusia yang dalam hal ini
adalah personil Polres Tanggamus. Esensi dasar pengembangan sumber daya manusia adalah
menyentuh kebutuhan dasar dari sumber daya manusia yang bersangkutan. Salah satu dimensi
kebutuhan dasar dari sumber daya manusia atas karakteristik yang mereka miliki adalah
pengembangan jati diri untuk maju, yaitu meningkatkan peran hari esok berkualitas daripada peran
hari ini3.
Polres Tanggamus sebagai organisasi mempunyai produk yang langsung berkaitan dengan
masyarakat, berupa pelayanan yang maksimal dalam berbagai hal kepada masyarakat. Agar
produktivitas tersebut dapat memperoleh tanggapan yang positif dari masyarakat, maka sumber daya
manusianya harus ditingkatkan, salah satunya adalah dengan motivasi. Hubungan motivasi dan
produktivitas sangat bergantung pada unsur pimpinan dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Maksudnya
adalah yang dapat memotivasi anggota agar lebih meningkatkan kinerja adalah pimpinannya baik
secara langsung maupun oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi, dalam hal ini adalah Kapolres
Tanggamus. Sebagai pimpinan dalam organisasi, Kapolres dapat memberikan motivasi kepada
anggotanya, sehingga kinerja dalam pelayanan kepada masyarakat dapat optimal dan memberikan
hasil yang maksimal.
Motivasi kerja seseorang sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja yang dapat di capai
dalam pekerjaannya. Berelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai all those inner striving
conditions variously described as wishes, desires, needs, drives, and the like (Machrany, 1985).
Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong
kegiatan atau moves dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang
memberi kepuasan atau mengurangi keidak seimbangan4.
Motivasi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, bisa berupa pengakuan
jati diri, kebutuhan sosial ataupun yang terkait dengan materi. Upaya untuk meningkatkan motivasi,
3 Prof. Dr. Awaloedin Djamin, M. PA. dkk, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1, Penerbit Sanyata Sumanasa Wira Sespim Polri, Lembang-Bandung, Nopember 1995, Kata Pengantar.
4 Prof. Dr. Awaloedin Djamin, M. PA. dkk, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1, Penerbit Sanyata Sumanasa Wira Sespim Polri, Lembang-Bandung, Nopember 1995, Halaman 195.
4
tidak bisa terlepas dari adanya kebutuhan. Di dalam ilmu manajemen, kita kenal adanya salah satu
teori motivasi yang dikemukakan oleh A. Maslow, bahwa manusia sebagai hirarkhi mencakup adanya
5 (lima) kebutuhan, yaitu5 :
1. Fisiologis, yang meliputi kebutuhan akan udara, air, makan, seks.
2. Rasa aman, yang mencakup kebutuhan akan keselamatan, ketertiban, dan bebas dari rasa
takut dan ancaman.
3. Rasa memiliki dan cinta / kebutuhan sosial, mencakup hubungan manusiawi.
4. Penghargaan, mencakup kebutuhan akan harga diri, rasa hormat dari orang lain.
5. Aktualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk berkembang, untuk merasa terpenuhi dan
menyadari potensi seseorang.
Disesuaikan dengan keadaan dan kondisi di lapangan, dengan memahami akan adanya
kebutuhan seseorang, sangat membantu dalam memotivasi personil atau anggota khususnya anggota
Polres Tanggamus, ke arah peningkatan kinerja agar dapat mencapai tujuan dalam melaksanakan
tugas pokoknya sebagai anggota Polri. Sehingga sangat penting kiranya setiap pimpinan Polri di
tingkat manapun baik pimpinan tingkat atas, menengah maupun pimpinan di bawah, memahami
pentingnya menumbuhkan motivasi anggota / personil untuk lebih giat bekerja, dan mencapai hasil
yang maksimal.
Di Polres Tanggamus, ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pimpinan, baik
pimpinan tertinggi (Kapolres) ataupun staf di bawahnya, agar dapat menumbuhkan motivasi kerja
bagi personilnya, antara lain :
1. Menempatkan personil Polri sesuai dengan kemampuannya.
Upaya yang dilakukan adalah dengan menempatkan personil sesuai dengan
kemampuannya (the right man in the right place) . Misalnya yang sudah melaksanakan
pendidikan Reserse, maka anggota tersebut di tempatkan di Sat Reskrim, begitu juga
dengan fungsi-fungsi yang lain disesuaikan dengan kualifikasinya. Sehingga anggota
tersebut merasa nyaman dan enak serta memiliki motivasi dalam bekerja.
2. Melaksanakan pendidikan dan latihan bagi personil
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk peningkatan kualitas personil, sehingga personil
tersebut merasa mampu dan percaya diri dalam melaksanakan tugasnya. Pelaksanaan
5 HIMPUNAN TEORI/PENDAPAT PARA SARJANA BERKAITAN DENGAN KEPOLISIAN, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, 2006, Halaman 104.
5
pendidikan dan latihan kepada anggota Polri, dilaksanakan secara merata, sehingga tidak
terjadi kesenjangan antar anggota, terhadap kesempatan untuk mengikuti pendidikan.
Upaya ini jelas dapat mendorong dan menumbuhkan motivasi bagi anggota tersebut untuk
bekerja sebaik-baiknya.
3. Mutasi yang bersifat promosi dan demosi.
Mutasi lebih sederhana dapat kita kenal dengan pindah tugas. Secara umum mutasi adalah
kegiatan personalia yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung
jawab, dan status personalia seseorang pada situasi tertentu dengan tujuan agar personil
yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan
prestasi kerja yang semaksimal mungkin6. Mutasi dilaksanakan bisa atas pengajuan dari
personil itu sendiri, maupun adanya kebijakan pimpinan, namun keputusan tetap berada di
tangan pimpinan. Mutasi yang bersifat demosi ataupun promosi adalah terkait dengan
pemberian penghargaan dan hukuman (reward and punishment). Sehingga dengan adanya
hal yang demikian, akan memotivasi anggota untuk giat bekerja, karena adanya mutasi ke
jabatan yang lebih baik (promosi).
4. Pembinaan moral dan disiplin kerja
Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi anggotanya dalam bekerja yang dilakukan
oleh pimpinan pada Polres Tanggamus adalah dengan mengadakan program pembinaan
moral dan disiplin kerja. Dengan diadakannya kegiatan pembinaan tersbut akan
menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap pekerjaanya. Sehingga perilaku anggota
Polri dan tugas pokok yang dibebankan kepadanya, dilaksanakan dengan keikhlasan, dan
dengan kesadaran yang tinggi. Sehingga motivasi kerja tersebut akan muncul dengan
sendirinya seiring dengan terbentuknya jiwa, sikap maupun mental anggota Polri dalam
melaksanakan tugasnya. Sehingga tugas yang dibebankan kepada setiap personil Polres
Tanggamus, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
6 Prof. Dr. Awaloedin Djamin, M. PA. dkk, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1, Penerbit Sanyata Sumanasa Wira Sespim Polri, Lembang-Bandung, Nopember 1995, Halaman 165.
6
5. Kebijakan reward and punishment
Di lingkup organisasi manapun, setiap pimpinan dapat dipastikan akan mempunyai
kebijakan reward and punishment terhadap kinerja anggotanya. Reward berarti
penghargaan dan punishment berarti hukuman. Apalagi dalam organisasi Polri, khususnya
bagi Polres Tanggamus, dimana salah satu tugas pokoknya adalah menegakkan hukum,
maka secara internal harus berani membenahi diri memberikan hukuman kepada anggota
Polri yang melanggar. Hal ini memang sudah dilakukan, terbukti dengan adanya beberapa
pelanggaran disiplin anggota yang telah disidangkan, ataupun anggota Polri yang
melakukan tindak pidana, telah diajukan ke Pengadilan. Selain itu bentuk punishment
yang lain adalah dengan memindahkan anggota ke tempat tugas yang lain, sebagai
pelajaran untuk instropeksi diri. (demosi). Untuk penghargaan dapat diberikan berupa
promosi jabatan, ataupun promosi pindah tugas, ataupun dapat berupa bonus atau uang.
Karena dengan adanya hal yang demikian akan menimbulkan rangsangan bagi anggota
untuk giat bekerja dan tidak melakukan pelanggaran, karena akan mendapatkan reward
and punishment.
Dengan adanya beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pimpinan pada Polres Tanggamus,
untuk meningkatkan motivasi dalam bekerja bagi anggotanya, maka dampak yang dirasakan
sangatlah besar. Dengan adanya beberapa upaya tersebut, kegiatan pelayanan di Polres Tanggamus
semakin meningkat, dan anggota semakin aktif bekerja, sehingga semakin mendapat respon yang
positif dari masyarakat. Secara tidak langsung, peningkatan motivasi kerja personil Polres
Tanggamus tersebut akan semakin memperbaiki citra Polri di masyarakat yang sempat terpuruk. Dan
kini sejalan dengan digulirkannya Program Polmas (community policing), secara tidak langsung
peningkatan pelayanan akan mendukung pelaksanaan program tersebut.
Meskipun telah dilaksanakan beberapa upaya tersebut di atas, masih ada beberapa kendala
dan hambatan, dalam menumbuhkan motivasi anggota untuk giat bekerja atau meningkatkan kinerja,
antara lain adalah :
1. Penempatan personil Polri di Polres Tanggamus, banyak yang belum mempunyai
kualifikasi dalam fungsi tertentu, seperti reserse, intel ataupun lalu lintas.
7
2. Kecenderungan bagi anggota Polri untuk memilih jabatan atau fungsi tertentu yang di
kenal “basah”, seperti reserse dan lalu lintas, sehingga membuat kecemburuan dan pada
fungsi lain.
3. Kebutuhan hidup yang terus meningkat, yang mengakibatkan gaji yang diterima tidak
cukup untuk memnuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut terkendala karena masalah gaji
adalah merupakan kebijakan pemerintah.
4. Anggaran yang kadang-kadang turun tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga
juga dapat menghambat motivasi bekerja personil Polri.
5. Resiko tugas yang tinggi bagi personil Polri, kurang di dukung dengan adanya peralatan
ataupun piranti yang memadai, seperti HT yang kondisinya bagus, senjata api, maupun
peralatan lain yang dibutuhkan.
Namun demikian, mengingat pentingnya motivasi dalam melaksanakan kerja, pimpinan
Polres Tanggamus berusaha untuk tetap melakukan upaya meningkatkan motivasi kerja bagi
anggotanya. Karena tanpa motivasi kerja yang tinggi, akan sulit untuk mendapatkan kinerja yang
maksimal dari anggota. Sehingga hambatan yang ada, berusaha untuk tidak dijadikan alasan bagi
Polres Tanggamus untuk tidak memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Tentunya di samping
itu juga masih dilakukan upaya untuk mengatasi hambatan tersebut, sambil menunggu kebijakan
yang kongkrit yang mendukung peningkatan motivasi kerja bagi anggota Polri.
BAB IV
P E N U T U P
Kesimpulan
8
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja, dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Ini merupakan kesimpulan yang dapat penulis ambil dari uraian di bab
sebelumnya. Namun tentu saja bukan hanya penulis saja yang setuju akan hal tersebut, siapapun akan
mengatakan bahwa motivasi adalah hal yang terpenting dalam memacu anggota untuk meningkatkan
kinerjanya.
Dari uraian di atas kita berharap, bukan hanya di Polres Tanggamus saja dilakukan upaya-
upaya peningkatan kinerja melalui pemberian motivasi, namun juga dapat diselenggarakan di seluruh
organisasi Polri. Hal ini memang sudah dapat dibuktikan bahwa kinerja anggota Polri dapat
meningkat apabila motivasi juga ditingkatkan. Adalah tugas kita sebagai calon-calon pemimpin Polri
untuk memahami hal tersebut, sehingga dapat melaksanakan kepemimpinan dengan sebaik-baiknya
dan melaksanakan tugas pokok Polri sesuai amanat rakyat melalui Undang-undang.
Saran
Dalam makalah ini, penulis memberikan saran kepada pimpinan Polri dalam rangka
meningkatkan kinerja personil melalui pemberian motivasi, antara lain :
1. Upaya-upaya peningkatan motivasi kerja bagi anggota Polri, dilaksanakan di sepanjang
waktu dan tidak mengenal tempat baik itu sesudah maupun sebelum melaksanakan tugas.
2. Pimpinan Polri di tingkat Mabes agar kiranya mengusulkan kepada pemerintah dan DPR
untuk menaikkan gaji bagi anggota Polri dan menaikkan anggaran operasional setingkat
Polres. Diharapkan hal ini akan menggairahkan kondisi kerja dan terjaminnya
pelaksanaan tugas di lapangan
3. Dalam pemberian punish dan reward diharapkan seimbang dan selaras, pimpinan jangan
hanya memberikan punishment saja kepada anggota tetapi juga jangan ragu untuk
memberikan reward kepada personil yang berhasil menjalankan tugas di depan para
anggota lainnya. Diharapkan dengan pemberian motivasi seperti itu akan memacu
anggota untuk menjadi yang terbaik.
9
4. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada personel Polri untuk memperoleh
pendidikan baik di jenjang karier maupun di jenjang umum serta menempatkan mereka
pada lingkungan kerja yang tepat.
5. Setiap pimpinan disetiap levelnya diharapkan memiliki terobosan-terobosan yang menarik
dalam memberikan motivasi kepada anggotanya sehingga tidak menimbulkan kebosanan
dalam bekerja
Demikian Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia, penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna maka
penulis meminta koreksi, saran dan kritik yang membangun dari para dosen dan pembaca demi
lebih baiknya makalah ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
10
Jakarta, Agustus 2008PENULIS
DOLLY GUMARANO. MHSW 6496
1. Evodia Iswandi, POLISI PROFESIONAL DAN BERSAHABAT, Yayasan ILYD, Tangerang,
Mei 2006.
2. Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
Babinkum Polri, Agustus 2002.
3. Prof. Dr. Awaloedin Djamin, M. PA. dkk, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1,
Penerbit Sanyata Sumanasa Wira Sespim Polri, Lembang-Bandung, Nopember 1995.
4. HIMPUNAN TEORI/PENDAPAT PARA SARJANA BERKAITAN DENGAN KEPOLISIAN,
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, 2006.
11