Management Keperawatan-kasus Pemicu 3

29
MANAGEMENT KEPERAWATAN “KASUS PEMICU 3” Disusun Oleh: 1.AYUNITA B 2. IDA HIDAYATI 3. PUJI RESTI NOVIANTY 4.SUPARMANTO S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management Keperawatan Tahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu 1

description

Management Keperawatan-kasus Pemicu 3

Transcript of Management Keperawatan-kasus Pemicu 3

MANAGEMENT KEPERAWATAN

“KASUS PEMICU 3”

Disusun Oleh:

1. AYUNITA B

2. IDA HIDAYATI

3. PUJI RESTI NOVIANTY

4. SUPARMANTO

STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK

S1 REGULER KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Kasus Pemicu 3” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajeman Keperawatan Semester VII, program

studi S1 reguler keperawatan. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini,kami menemui beberapa kesulitan dan hambatan,

namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kami dapat

menyelesaikan makalah ini.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,

dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai langkah-langkah yang ditempuh

oleh Manajer/Kepala Ruangan untuk memfasilitasi partisipasi kelompok agar lebih

dinamis dan produktif, khususnya bagi penulis. Kami menyadari, makalah ini masih jauh

dari sempurna, maka penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

menuju arah yang lebih baik.

Pontianak, 23 sepetember 2013

Penulis

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi,

saling bergantung, saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Di dalam

kelompok formal, perilaku-perilaku yang seharusnya ditunjukkan ditentukan dan

diarahkan untuk tujuan organisasi. Perilaku seorang anggota sangat ditentukan

akan alasannya bergabung dalam suatu kelompok antara lain adalah memperoleh

rasa aman, memiliki status, harga diri, ada afiliasi sebagai kebutuhan sosial,

memiliki kekuatan, dan untuk pencapaian tujuan.

Peran dan tugas pemimpin dalam suatu kelompok sangat mempengaruhi

tingkat potensial suatu kelompok kerja terutama dalam mengkoordinir,

mengarahkan, menginisiasi, mendorong, serta menjaga harmoni. Prinsip efisien

dan efektifitas sangat penting diperhatikan pemimpin, yaitu dalam mengevaluasi

kinerja dan perilaku mana yang perlu diperbaiki, menganalisa dan memahami

permasalahan perilaku dalam tim. Pada akhirnya hasil kerja tim dapat produktif

karena anggota kooperatif, terstimulasi, berpartisipasi aktif, disiplin, dan memiliki

kemampuan yang meningkat sehingga kelompok dapat sukses mencapai tujuan

organisasi.

B. TUJUAN

Tujuan Umum :

Mahasiswa mampu mengidentifikasi langkah-langkah yang ditempuh oleh

Manajer/Kepala Ruangan untuk memfasilitasi partisipasi kelompok agar lebih

dinamis dan produktif.

Tujuan Khusus :

1. Mampu menguraikan langkah-langkah dalam meningkatkan pasrtisipasi

kelompok

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

3

2. Mampu menguraikan teori dinamika kelompok

3. Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan dinamika kelompok

4. Mampu mengidentifikasi permasalahan pada kasus pemicu 3 dan pemecahan

masalahnya.

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Sistematika Penulisan

BAB II : Tinjauan Teoritis

BAB III : Kasus dan Pembahasan

BAB IV : Simpulan dan Saran

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEPEMIMPINAN

1. DEFINISI

b. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas suatu

kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan tujuan

dan pencapaian tujuan (Stogdill, Swansburg, 1995).

c. Pemimpin adalahseorang yang memimpin, memprakarsai

tingkah laku sosial dengan cara mengatur, mengarahkan, mengorganisir,

mengendalikan orang lain melalui suatu kekuasaan atau posisi (Fairchild,

Henry Pratt, 1960)

2. PEMIMPIN EFEKTIF

Pemimpin yang efektif adalah seorang yang berhasil untuk menjalankan

pengaruh pada orang lain untuk bekerja sama dengan produktif dan

memuaskan.

Hal-hal yang dibutuhkan untuk efektifnya seorang pemimpin antara lain :

a. Menurut Tappen (1995) adalah :

1) Pengetahuan yang adekuat

2) Memiliki kesadaran diri

3) Komunikasi yang jelas dan efektif

4) Memobilisasi energi / kekuatan

5) Membuat tujuan

6) Melakukan tindakan

c. Sifat kepemimpinan (Gibson dan Donnelly, 1982) meliputi :

1) Intelegensia

a) Penyesuaiaan

b) Ketegasan

c) Pengetahuan

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

5

d) Kelancaran berbicara

2) Kepribadian

a) Kemampuan adaptasi

b) Ketentuan

c) Kreatifitas

d) Kerja-sama

e) Integritas personal

f) Kepercayaan diri

g) Keseimbangan dan kontrol emosional

h) Kemandirian (non konformitas)

3) Kemampuan

a) Kemampuan untuk mendapatkan kerja sama

b) Kepopuleran dan kemasyuran

c) Kemampuan sosial (interpersonal)

d) Partisipasi sosial

e) Bijaksana, diplomatis

B. DINAMIKA KELOMPOK

1. DEFINISI

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika yang memiliki arti tingkah

laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku warga lainnya sehingga

terjadi hubungan timbal balik. (Aziz,2004). Sedangkan Kelompok adalah

kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang

sama. Jadi dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua

atau lebih individu yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antar

anggotanya yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara

bersama. (Aziz, 2000).

Dinamika kelompok mencakup kajian dan analisa tentang bagaimana

orang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam suatu kelompok kecil.

Kajian tentang dinamika kelompok memberikan sarana untuk menganalisa

komunikasi kelompok dengan maksud mengubah kelompok agar lebih efektif

(Davis, 1981; La Monica 1979).

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

6

2. FUNGSI DAN TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK

Fungsi Dinamika Kelompok : (Aziz, 2004).

b. Antara individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling

membutuhkan.

c. Individu dapat lebih termudahkan dalam segala pekerjaan karena

pekerjaan yang dilakukannya tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan

seseorang.

d. Pemecahan masalah dapat teratasi dan mengurangi beban pekerjaan

sehingga waktu dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien.

e. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, karena individu satu dengan

yang lainnya dapat memberikan masukan dan berinteraksi dengan yang

lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Lippit dan Seashore (1980) menekankan tujuan yang lebih spesifik dari kajian

dinamika kelompok. Tujuan pemimpin adalah mengembangkan tim yang

efektif dengan memfasilitasi :

1. Pemahaman yang jelas tentang maksud dan tujuan

2. Kelenturan dalam cara bagaimana kelompok mencapai tujuan

3. Komunikasi dan pemahaman yang efektif diantara anggota tentang

perasaan, tingkah laku pribadi, ide dan hal-hal berkaitan dengan tugas

4. Strategi pengambilan keputusan yang efektif yang memastikan adanya

komitmen anggota dalam keputusan-keputusan penting

5. Keseimbangan yang tepat antara produktifitas dan kepuasan pribadi

6. Kedewasaan kelompok sehingga tanggungjawab pemimpin dapat

dibagikan sesuai dengan kemampuan dan kemauan kelompok

7. Kepaduan kelompok sambil tetap mempertahankan pemenuhan kebutuhan

kebebasan pribadi

8. Menggunakan perbedaan kemampuan anggota kelompok

9. Bagaimana kelompok mengatasi masalahnya sendiri

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

7

10. Keseimbangan antara emosi danperilaku rasional , mengendalikan emosi

kedalam kerja tim yang produktif.

3. APA YANG PERLU DIAMATI DALAM KELOMPOK

b. Tujuan Kelompok

Tujuan bersifat formal maupun informal, menunjukkan tugas kelompok,

dan perilaku kelompok adalah bagaimana menyelesaikan tugas tersebut.

c. Latar Belakang Kelompok

Riwayat dan tradisi kelompok secara langsung berpengaruh pada hidup

kelompok. Tradisi, norma-norma, prosedur dan aktifitas harus diteliti

dalam hal bagaimana berpengaruh terhadap kelompok. Aspek positif

perilaku kelompok masa lalu (pemimpin memiliki kemungkinan untuk

membantu menyelesaikan tugas) harus diusahakan. Strategi untuk

meniadakan dimensi negatif sebelumnya harus diimplementasikan.

d. Partisipasi Kelompok

Sasaran pemimpin harus membantu kemungkinan partisipasi sistem

sumber daya manusia. Tingkat potensi kinerja suatu kelompok sebagian

besar bergantung pada sumber daya yang dibawa masing-masing anggota

kelompok, yang meliputi :

1) Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan

Kinerja kelompok dapat dinilai dari pengetahuan, dan kemampuan dari

masing-masing anggota kelompok terutama menentukan parameter

apa yang dapat dilakukan oleh anggota-anggotanya dan efektif mereka

melakukan sesuatu untuk kelompok. Ketrampilan hubungan antar

personal secara konsisten penting untuk kinerja kelompok yang tinggi,

semua ini mencakup manajemen konflik dan resolusinya, pemecahan

masalah kolaboratif dan komunikasi (mendengar tanpa melakukan

penilaian & menggnakan secara tepat teknik pendengaran yang

efektif).

2) Karakteristik Kepribadian

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

8

Sikap yang cenderung mempunyai konotasi positif dalam budaya

cenderung berhubungan positif terhadap produktifitas, semangat dan

kekohesifan kelompok. Ini mencakup ciri-ciri seperti misalnya

kemahiran bergaul, inisiatif, keterbukaan dan kelenturan. Berlawanan

dengan hal tersebut karakteristik yang dievaluasi secara negatif seperti

otoritarianisme, dominasi dan ketidak-konvensionalan. Ciri-ciri

kepribadian ini mempengaruhi kinerja kelompok bagaimana individu

itu berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya.

3) Struktur Kelompok

Kelompok kerja mempunyai struktur yang membentuk perilaku

anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan perilaku individu

dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri. Variabel

struktur kelompok diantaranya kepemimpinan formal, peran, norma,

status kelompok, ukuran kelompok, komposisi kelompok, dan tingkat

penyerapan kelompok.

4) Kepemimpinan formal

Hampir setiap kelompok mempunyai pemimpin formal. Pemimpin ini

dapat memainkan peranan penting dalam keberhasilan kelompok.

Perilaku pemimpin formal dalam sebuah kelompok dapat bervariasi

dari kontrol total sampai dengan pendelegasian atau kontrol total oleh

kelompok Hal ini berarti bahwa fungsi-fungsi yang diperlukan untuk

menggerakan sebuah kelompok kearah tujuan dapat dipegang

pemimpin atau dapat menjadi tanggungjawab anggotanya.

5) Peran

Agar tujuan tercapai, harus ada dua kategori fungsi dalam kelompok

yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan. Benne dan Sheats (1948)

mengidentifikasi 3 kategori utama peran kelompok :

2.1.) Peran Tugas

2.1.1) Inisiator, memperkenalkan ide atau prosedur baru,

mencoba membuat gerakan menuju tujuan.

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

9

2.1.2) Pencari informasi, menyediakan informasi yang

dibutuhkan, berespon terhadap usulan, minta pendapat.

2.1.3) Evaluator, menentukan dimana posisi kelompok didalam

masalah, mengevaluasi kemajuan.

2.1.4) Koordinator, mengumpulkan ide-ide dan membangun

berdasarkan landasan sumbangan ide orang lain.

2.1.5) Teknisi Prosedur, mempercepat kerja kelompok dengan

melakukan tugas rutin, membagikan bahan

2.1.6) Pencatat, mencari ide-ide, keputusan-keputusan dan

anjuran-anjuran, membuat laporan pertemuan.

2.2. ) Peran pemeliharaan

2.2.1) Pendorong, memberikan kehangatan dan dukungan

pada kontribusi orang lain, menerima apa yang

diakatakan oleh setiap anggota.

2.2.2) Penjaga Harmoni, menemukan perbedaan antara dan

diantara anggota untuk mendamaikan perselisihan.

2.2.3) Penyusun Standar, menimbulkan kesadaran kelompok

akan norma dan standar kelompok.

2.2.4) Penjaga Pintu, mempertahankan terbukanya saluran

komunikasi, memungkinkan terjadinya partisipasi semua

anggota, memperhatikan waktu.

2.3. ) Peran Orientasi pada diri sendiri.

2.3.1) Agresor , merendahkan status orang lain, menyerang

kelompok, pribadi dan anggotanya dan tugas-tugas,

menunjukan rasa iri terhadap kontribusi anggota.

2.3.2) Penghambat Negatif, pelawan yang keras kepala yang

memasukan kembali isu yang telah diputuskan

sebelumnya.

2.3.3) Pencari Pengakuan, mencari perhatian untuk dirinya

sendiri, bicara besar dan berpusat pada dirinya sendiri.

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

10

2.3.4) ”Playboy”, kurang minat dalam kelompok dengan

menjadi sinis atau melucu isu-isu yang penting.

2.3.5) Pendominasi, menunjukan otoritas dan superioritas diatas

orang lain, memanipulasi kelompok, memutus

pembicaraan.

2.3.6) Pencari Pertolongan, mencari perhatian untuk diri

sendiri, mencari respon simpatik dari kelompok.

6) Norma

Norma-norma kelompok meliputi standar atau aturan dasar kelompok.

Keyakinan dari sebagian besar anggota kelompok biasanya

membentuk norma-norma yaitu perilaku apa yang harus ada atau harus

tidak ada didalam kelompok. (Pfeiffer, Jones, 1972).

a. Alasan utama mempelajari pola komunikasi adalah untuk

menyimpulkan isu yang ada pada anggota dan memfokuskan

kepada isu tugas secara lebih efektif.

b. Kepaduan kelompok dan keanggotaan

Kepaduan kelompok termasuk kemauan anggota kelompok untuk

menerima putusan kelompok dan apakah aktifitas kelompok

berdasarkan komitmen untuk tujuan bersama.

e. Suasana Kelompok

Suasana kelompok adalah nada dan situasi lingkungan yang

diciptakan oleh kelompok, misalnya apakah anggotanya bersaing,

tegang, sopan, bersahabat, loyo bersemangat atau antusias.

Menciptakan suasana kelompok yang positif adalah hal yang

sangat penting dilakukan oleh pemimpin kelompok.

f. Prosedur pengambilan keputusan kelompok

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

11

3. FASE –FASE KELOMPOK

Terdapat lima fase kelompok yang disepakati secara umum :

a. Fase Pembentukan atau Orientasi

Dalam fase ini kelompok menemukan dirinya. Mereka saling menguji

untuk perilaku yang dapat diterima dan tepat. Fase terjadinya pertukaran

informasi untuk menemukan aturan dasar.

b. Fase Konflik atau kekacauan

Selama fase ini anggota kelomok menempati posisi, kendali dan pengaruh.

Terdapat perebutan kepimpinanan dan meningkatnya kompetensi.

Pemimpinmenolong anggotanya dengan penugasan dan peranan.

c. Fase Kohesi atau penormalan

Peran dan norma dibuat dengan bergerak kearah konsensus dan objektif.

Mereka terbuka terhadap alternatif definisi dengan pandangan multipel.

d. Fase Bekerja atau berpenampilan

Anggota bekerja dengan keterlibatan penuh, banyak membuka diri dan

kesatuan menyelesaikan tugas

e. Fase Terminasi

Bila tujuan tercapai maka kelompok berakhir. Pemimpin membimbing

kelompok untuk meringkas diskusi, mengekspresikan perasaan.

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

12

BAB. III

KASUS DAN PEMBAHASAN

A. KASUS

Anda sebagai kepala ruangan mengadakan pertemuan mingguan yang pada

kesempatan ini setiap staf keperawatan secara bergiliran selama 15 menit menyajikan

topic bahasan yang mereka pilih. Anda juga secara teratur tiap minggu

menyelenggarakan 2 rapat singkat, untuk membahas masalah umum dan

konferensi/study kasus. Akhir-akhir ini anda memperhatikan bahwa pertemuan itu

tidak berjalan dengan baik karena salah satu anggota kelompok, perawat X,

cenderung mendominasi waktu pertemuan, sehingga staff yang lain kurang mendapat

kesempatan untuk berbicara. Secara pribadi anda telah berusaha untuk memberikan

masukan kepada perawat X, walaupun saat ini perawat X minta maaf, namun dia

tetap melakukannya. Sebenarnya perawat X seorang perawat yang cerdas, cekatan

dan dapat diandalkan dengan kinerjanya yang professional.

B. PEMBAHASAN

Sesuai dengan kasus diatas, analisa serta penyelesaian masalah yang dipaparkan

adalah meliputi beberapa langkah yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kasus diatas adalah :

a. Rapat yang merupakan bentuk pertemuan / interaksi kelompok tidak

berjalan dengan baik

b. Salah satu anggota kelompok / staff yaitu perawat X, mendominasi

pertemuan

c. Anggota kelompok lain kurang mendapat kesempatan berbicara karena

adanya anggota lain yang mendominasi

d. Belum ada norma yang disepakati kelompok dalam melakukan rapat /

pertemuan

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

13

e. Agenda / topik rapat tidak jelas / bebas (yang dipilih oleh anggota)

f. Struktur tugas / peran dalam rapat atau pertemuan kelompok tidak jelas

sehingga masing-masing anggota kelompok dapat berperilaku bebas.

g. Pengambilan keputusan diserahkan pada semua anggota dan tak berjalan

dengan baik

h. Peran pemimpin dalam mengarahkan pertemuan / rapat tak dijalankan

dengan baik

2. Menganalisa karakteristik anggota kelompok

a. Kepala ruangan bertindak / berperan sebagai pemimpin yang memilih

untuk menerapkan kepemimpinan yang demokratik, karena memberikan

kebebasan pada setiap anggota kelompok dan tidak mengarahkan kekuatan

kelompok secara tepat.

b. Salah satu anggota yaitu perawat X memiliki ciri positif seorang yang

cerdas, cekatan, dapat bekerja secara professional tetapi memiliki ciri

negative sering mendominasi kelompok.

c. Performa / penampilan kelompok yang belum baik karena struktur

interpersonal belum terfokus menyelesaikan tugas dan energi belum

diarahkan untuk menyelesaiakn tugas ditunjukkan dengan adanya anggota

kelompok yang cenderung untuk diam atau tidak terlibat penuh.

d. Masalah yang terjadi dalam menyelesaikan tugas kelompok belum

diupayakan terjadi secara konstruktif karena peran pemeliharaan

kelompok yaitu koordinator, penjaga harmoni, penstimulasi, evaluator dan

pencari jalan tengah (kompromi) dalam kelompok belum maksimal

dilakukan.

3. Langkah-langkah untuk memfasilitasi dinamika kelompok agar lebih

dinamis dan produktif

a. Menetapkan norma / aturan yang menjadi acuan

1) Struktur rapat yang jelas

1. Ada pimpinan rapat yang bertugas sebagai pengarah

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

14

2. Pencatat

3. Metode diskusi

4. Konsultan / inisiator

5. Peran setiap orang dalam rapat : pengarah, inisiator,

pencari informasi,

2) Apa yang diperbolehkan dan apa yang keluar jalur dengan

peneguhan norma tingkah laku anggota kelompok dalam interaksi :

1. Who :

- Moderator / pemimpin rapat yang mengatur komunikasi

- Moderator ditentukan secara bergantian dari semua

anggota.

- Peserta rapat dapat bicara bila telah diberi kesempatan

oleh moderator.

- Kepala ruangan dapat memutuskan pembicaraan yang

menyimpang.

2. When :

- Urutan pembicaraan sesuai urutan topik dalam agenda.

- Setiap topik dibahas dan diselesaikan satu persatu

hingga tercapai kesepakatan.

- Setiap orang bicara setelah diberi ijin oleh moderator.

- Waktu rapat ditentukan sebelum acara dimulai.

3. Why :

- Komunikasi terfokus pada agenda / topik yang

ditentukan.

- Komunikasi dilakukan hingga mencapai kesepakatan /

tujuan namun tidak bertele-tele.

4. Where :

- Semua komunikasi membahas topik rapat hanya

dilakukan pada saat rapat dilaksanakan.

- Rapat dilaksanakan di ruang rapat ruangan yang telah

disepakati.

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

15

5. How :

- Peserta rapat harus telah menyiapkan diri dengan

memahami dan menyiapkan keperluan rapat sesuai

agenda yang ditentukan.

- Bila terjadi perbedaan pendapat, segera dicari jalan

tengah yang disetujui oleh semua anggota atau dapat

diputuskan oleh kepala ruangan.

3) Partisipasi setiap anggota dengan memberikan kesempatan yang

sama untuk mengemukakan pendapat

4) Memberi batas waktu yang jelas

5) Aturan / norma tersebut kemudian disepakati bersama (dapat

berbentuk SOP) dalam bentuk notulen yang dilengkapi daftar hadir

dan ditanda-tangani kepala ruangan.

b. Mengatur pertemuan / rapat yang lebih efektif yaitu :

1) Tujuan yang ingin dicapai harus jelas (realistis, dapat diukur,

spesifik) dan disepakati bersama untuk mengurangi pertikaian /

perselisihan

2) Waktu rapat yang disepakati harus ditepati, sehingga rapat harus

dimulai dan diakhiri dengan tepat.

3) Agenda rapat dan materi pendukungnya harus didistribusikan lebih

awal sehingga setiap anggota dapat terlibat aktif dalam pertemuan.

4) Tugas masing-masing anggota yang jelas (berbagi tugas secara

merata sesuai peran dan tujuan pertemuan). Otoritas dalam

kelompok harus spesifik sehingga setiap anggota mengetahui apa

dan kapan mereka harus menyelidiki, meminta saran, atau

memberikan rekomendasinya.

5) Jumlah dan komposisi kelompok harus didasarkan kemungkinan

apa yang dapat diberikan anggota dan berbagai jenis keahliannya.

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

16

c. Peran kepala ruangan sebagai pemimpin yang menjaga norma kelompok

tetap dijalankan :

1) Sikap otokratis pada yang dominan

2) Sikap memotivasi dan menghargai tanpa menilai bagi anggota

yang diam / kurang aktif

3) Mengarahkan untuk komitmen

4) Mengatur tingkat konflik (yang sesuai / pantas)

5) Menurunkan keengganan / kemalasan anggota

6) Menjadi contoh

7) Kepala ruangan dalam mengelola suatu pertemuan diefektifkan

dengan mengikuti tujuh (7) petunjuk dari Anthony Jay yaitu :

- Kontrol yang banyak bicara.

- Desak bicara bagi yang diam.

- Lindungi yang lemah.

- Motivasi yang sulit mengemukakan pendapat.

- Waspadai saat tepat untuk memberikan sugesti bila

terjadi melemahnya refleks

- Datanglah pada yang paling senior pada akhir rapat.

- Tutup dengan catatan hal-hal yang telah dicapai.

d. Membantu Ners X untuk berpartisipasi / berfungsi dengan baik dalam

kelompok sesuai kemampuannya dengan cara :

1) Memberikan umpan balik tentang sikap Ners X misal memutar

ulang rekaman pertemuan sebagai bahan evalusi

2) Mengalihkan energi / kemampuan Ners X, misal diberikan tugas

lain seperti sebagai konsultan, inisiator atau sebagai penulis

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

17

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Untuk mencapai tujuan dalam kelompok perlu diperhatikan langkah-

langkah untuk memfasilitasi partisipasi kelompok sehingga kelompok

menjadi efektif dan produktif.

2. Kepala Ruang atau pemimpin dalam suatu kelompok dapat menerapkan

gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan karakteristik dari anggota

kelompok

3. Produktifitas kelompok dapat dicapai dengan penentuan tujuan yang jelas,

struktur kelompok yang efektif dan pelaksanaan peran dalam kelompok

yang tepat.

B. SARAN

1. Seorang pemimpin keperawatan harus menguasai pengetahuan tentang

dinamika kelompok sehingga kelompok yang dipimpin menjadi efektif

dan produktif.

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

18

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2004). Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Gillies, Dee Ann. (1989). Nursing Management : A System Approach. (Dika, S, dkk,

Penerjemah). (Ed. 2). Philadelphia : WB. Saunder. (Sumber asli diterbitkan 1994).

La Monica, E.L. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Pendekatan

berdasarkan Pengalaman. Jakarta : EGC

Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions

in Nursing : Theory and Application. 5 th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams

& Wilkins.

Robbin, P. Stephen. (2003). Organizational Behavior. (Tim Indeks, Penerjemah). New

Jersey : Prentice Hall Inc. (Sumber asli diterbitkan 2001).

Swansburg, C. Russel. (2000). Introductory Management and Leadership for Clinical

Nurses. (Suharyati Samba, dkk, Penerjemah). Boston : jones & Bartlett Publisher.

(Sumber asli diterbitkan 1993).

Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and

Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.

Vecchio, Robert.P. (1995). Organizational Behavior. Third Ed. Toronto : The Dryden

Press Hartcourt Brace

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

19

S1 Reguler Keperawatan Semester VII Management KeperawatanTahun Akademik 2013/2014 Kasus Pemicu

20