MAKALAH PPKN
-
Upload
putri-andarini -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
Transcript of MAKALAH PPKN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kenakalan remaja ini cenderung meningkat setiap tahunnya khususnya dalam
penggunaan narkoba. Kepala BNN, Gories Mere manyebutkan bahwa survey
yang telah dilakukan menujukkan prevalensi penggunaan narkotika di Indonesia
pada tahun 2009 mencapai 3,6 juta orang. Sebanyak 1,99% diantaranya adalah
penduduk berusia 10-59 tahun. Ironisnya narkoba ini tidak hanya mengancam
kalangan atas, kalangan bawah pun sudah jamak memakainya. Remaja sebagai
pewaris bangsa kedepan haruslah terhindar dari narkoba. Mahasiswa, yang
merupakan bagian dari remaja ini banyak yang terjerumus Narkoba. Akan sangat
mengkhawatirkan jika Indonesia gagal dalam menanggulangi Narkoba secara
efektif karena kemungkinan lahir sebuah generasi yang hilang tidak terelakan.
Generasi muda yang merupakan cermin dari barisan reformasi tidak lagi peka
terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekelilingnya. Selain itu harkat dan
martabat bangsa akan semakin rendah jika para pemimpinnya kelak merupakan
generasi yang tadinya adalah generasi yang kurang berbudi pekerti, cepat putus
asa dan tidak menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.
Menyikapi ancaman Narkoba ini banyak cara yang sudah dan terus dilakukan
baik penanggulangan secara preventif ( mencegah ) maupun represif ( penindakan
).
Makalah yang berjudul “Penyalahgunaan Narkoba di kalangan Mahasiswa
dalam pandangan Pendidikan Kewarganegaraan” ini kami tujukan kepada para
remaja, Mahasiswa, Pelajar ataupun pada Khalayak umum yang membaca
makalah ini agar bisa mengerti tentang bagaimana bahaya narkoba yang bisa
membuat kita lalai dalam hal apapun. Dengan harapan semoga makalah yang
sedemikian singkat ini bisa membantu dan menambah wawasan tentang
pengertian dan bahaya narkoba itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari narkoba dan hubungannya dengan mahasiswa ?
2. Apa sebab mahasiswa memakai narkoba ?
3. Apakah dampak dari pemakaian narkoba itu ?
4. Apa alasan harus diberantasnya narkoba itu ?
5. Kasus apa yang terjadi ?
6. Bagaimana solusi yang dapat diberikan untuk menekan jumlah pemakai
narkoba di kalangan mahasiswa ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi narkoba dan hubungannya dengan mahasiswa.
2. Memahami sebab mahasiswa memakai narkoba.
3. Mengetahui dampak dari pemakaian narkoba tersebut.
4. Mengetahui alasan harus diberantasnya narkoba.
5. Mengetahui kasus yang terjadi pada mahasiswa.
6. Mencari solusi untuk menekan jumlah pemakai narkoba di kalangan
mahasiswa.
BAB II
KERANGKA KONSEP
NARKOBA di kalangan Mahasiswa
Definisi
Sebab pemakaian
Dampak penggunaan
Alasan diberantas
Kasus
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi, jika masuk ke dalam tubuh manusiaMahasiswa dan Narkoba
Narkotika
PsikotropikaZat aditif lain
Posisi mahasiswa dalam klasifikasi strata Narkoba
a. Faktor dirib. Faktor lingkunganc. Faktor ketersediaan
narkoba
a. Dampak terhadap fisikb. Dampak terhadap emosic. Dampak terhadap
perilaku
Dampak tidak langsung narkoba yang disalahgunakan
Banyak mahasiswa yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
3.1.1 Definisi Narkoba
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya (Kurniawan, 2008). Narkoba dibagi dalam 3 jenis :1. Narkotika, 2.
Psikotropika, 3. Zat adiktif lainnya
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).
Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :
a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif
sangat tinggimenyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk
kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan.Contoh :
ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :petidin dan turunannya,
benzetidin, betametadol.
c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
Solusia. Pendekatan agamab. Pendekatan psikologisc. Pendekatan Sosial
tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :codein dan
turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan
untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
tahun 1997).
Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :
a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk
menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk
pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy
menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk
kristal berisi zat menthaphetamin).
b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk
menyebabkan Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh :ampetamin dan metapetamin.
c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.
d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam.
3. Zat Adiktif Lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
a) Rokok
b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton,
cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan.
3.1.1.1 Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh Narkoba
1. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis
Tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong dan berbulu
halus, jumlah jarinya selalu ganjil, yaitu 5,7,9.Cara penyalahgunaannya adalah
dengan mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau langsung
dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap.bahan yang digunakan dapat berupa
daun, biji maupun bunga. Dibeberapa daerah Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, pulau Jawa dan lain, akibat dari menggunakan adalah
berpariasi tergantung dari jumlah, jenis cannabis serta waktu cannabis dipakai.
Beberapa efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit,
nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan,
hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang..
2. Kokain
Adalah tanaman perdu mirip pohon kopi, buahnya yang matang berwarna
merah seperti biji kopi, kokain merupakan hasil sulinggan dari daun koka yang
memiliki zat yang sangat kuat, yang tumbuh di Amerika Tenggah dan Amerika
Selatan. Sedangkan kokainfreebase adalah kokain yang diproses untuk
menghilangkan kemurnian dan campurannya sehingga dapat dihisap dalam bentuk
kepingan kecil sebesar kismis. Salah satu bentuk populer dari kokain adalah crac,
kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan ketergantungan fisik
dan fisiologis, prilaku yang lazim selama dibawah pengaruh kokain dapat
termasuk hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri
dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga dapat berprilaku tidak
berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan menjadi agresif dan suka
bertengkar.Kondisi yang dapat mematikan dapat terjadi dari kepekaan yang tinggi
terhadap kokain atau overdosis secara besar-besaran. Beberapa jam setelah
pemakaian terakhir, rasa pergolakan dan depresi dapat terjadi.
3. Opium
Adalah bunga dengan bentuk dan warna yang sangat indah, dari getah
bunga opiun dibuat candu (opiat), dahulu di Mesir dan Cina digunakan untuk
pengobatan, menghilangkan rasa sakit tentara yang terluka akibat perang dan
berburu, opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma, Kamboja,
Thailand dan segitiga emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan.
Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental
dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan.
4. Alkohol
Adalah zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman
keras.merupakan zat yang mengandung etanol yang berfungsi memperlambat
kerja sistem saraf pusat, memperlambat refleks motorik, menekan pernafasan,
denyut jantung dan mengganggu penalaran dan penilaian. Meskipun demikian
apabila digunakan pada dosis rendah alkohol justru membuat tubuh merasa segar
(bersifat merangsang).
Minuman ini terbagi dalam 3 golongan, yaitu
a. Golongan A : yaitu berbagai minuman keras yang mengandung kadar alkohol
antara 1% s/d 5%. Contoh minuman keras adalah : bir, greensand, dan
lain-lain
b. Golongan B : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar
alkohol antara 5% s/d 20 %. Contohnya adalah Anggur malaga, dan lain-
lain.
c. Golongan C : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar
alkohol antara 29% s/d 50 %. Contoh adalah Brandy, Vodka, Wine, Drum,
Champagne, Wiski, dan lain- lain (Partodiharjo, 2008).
5. Amfetamin
Amfetamin pertama dibuat di Jerman pada akhir abad ke-19 tetapi baru
dipatenkan pada 1930-an. Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai
terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk
anak yang hiperkinetik.Merupakan zat perangsang sintetik yang dapat berbentuk
tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang digunakan untuk kepentingan
medis.Amfetamin tersedia dalam merk-merk umum dalam bentuk dexamphetamin
(dexedrine) dan pemoline (volisal). Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6
jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan
tidak bisa konsentrasi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan
kegiatan, mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka
panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan
psikosis.Kematian yang diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi
tetapi lebih mungkin jika amfetamin disuntikkan.
6. Sedatif
Adalah merupakan zat yang dapat mengurangi berfungsinya sistem syaraf
pusat.Dapat menyebabkan koma, bahkan kematian jika melebihi takaran.
7. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K.
Sering digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi.tablet
ini diproduksi khusus untuk disalahgunakan yaitu untuk mendapatkan rasa
gembira, hilang rasa sedih, tubuh terasa fit dan segar. Dari kasus-kasus yang ada
memperlihatkan bahwa ekstasi dapat memperlemah reaksi daya tahan tubuh, ada
pengaruh terhadap perubahan menstruasi, termasuk ketidak teraturan menstruasi
dan jumlah yang lebih banyak atau amenorhoe (tidak haid).Ekstasi merusak otak
dan memperlemah daya ingat.Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang
mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat.Terbukti dapat menyebabkan
kerusakan jantung dan hati.Pemakai teratur telah mengakui adanya depresi berat
dan telah ada kasus-kasus gangguan kejiwaan (Partodiharjo, 2008).
8. Shabu-shabu
Merupakan kombinasi baru yang sedang laris, berbentuk bubuk mengkilat
seperti garam dapur, shabu berisi metapetamin yang dicampur dengan berbagai
psikotropika. Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata merah, malas mandi,
emosi labil, dan loyo. Beberapa kasus menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu
menyebabkan orang menjadi ganas, serta meningkatkan kepercayaan diri yang
tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal (Nasution, 2004).
9. Kafein
Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan dalam obat generik,
kopi, teh, coklat atau makanan bersoda.
10. Tembakau
Merupakan daun–daunan pohon tembakau yang dikeringkan dan pada
umunya diproduksi dalam bentuk rokok.Nikotin, terdapat ditembakau, adalah
salah satu zat yangpaling adiktif yang dikenal.Nikotin adalah perangsang susunan
saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar.menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah,
nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan
perasaan cita rasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau
jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan
pembuluh darah, dan menyebabkan kanker.
3.1.2 Hubungan mahasiswa dengan narkoba
Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa pilar mahasiswalah yang sukses
menjemput bola emas yang digulirkan di era reformasi dengan mengalirkan
nurani rakyat serta menghembuskan nafas segar di seluruh nusantara. Pilar ini
mampu mengangkat semua yang terpuruk dan menjadikannya sebuah energi baru
dalam semua sendi kehidupan bermasyarakat.Mahasiswa pun mendapat sambutan
hangat dan simpati dari seluruh rakyat, dan bangsa ini pun masuk tercatat dalam
sederetan bangsa-bangsa yang maju dan beradab di era reformasi.
Akan tetapi, jeda yang dialami dalam menikmati hasil perjuangannya
belum tuntas, keburu pil pahit di telannya. Nilai setitik, rusak susu sebelanga;
Panas setahun dihapuskan hujan sehari, atau siapa makan nangka, yang lain kena
getahnya. Mungkin ungkapan-ungkapan ini bisa dialamatkan kepada pilar ini,
dengan asumsi bahwa ditengah rimbunnya gerakan sosial mahasiswa, ada sekian
mahasiswa yang terhanyut dalam layanan NARKOBA (Narkotika, dan Obat
Terlarang). Apakah yang terlarut dalam larutan NAKOBA adalah betul-betul
mahasiswa dengan identitas KPM (Kartu Pengenal Mahsiswa) yang jelas, atau
mahasiswa gadungan yang demi kepentingan politik tertentu, menyangkut
popularitas institusi pendidikan, kelompok (komunitas) dan individu sebagai insan
kampus. Pada level ini sulit untuk diprediksi siapa mahasiswa yang sebenar
terlibat dalam skandal NARKOBA ini. Ketika popularitas dan akreditasi institusi
tertentu yang unggul, kadang membuat pihak lain kebakaran jenggot untuk
terlibat dalam proses pemberian label atau Stigma "Mahasiswa NARKOBA".
Belum lagi, ketika proyeksi dan promosi untuk mendapatkan pangkat atau jabatan
baru pada institusi tertentu, maka skenario penangkapan "Mahasiswa Narkoba"
pun dilakukan, dan skandal lainnya.
Walaupun, diakui bahwa satu dari antara sekian yang terlibat dalam
gerakan-gerakan moral mahasiwa itu sebagai pemilik, penadah, pengedar atau
pemakai.Sulit untuk kita pungkir bahwa hal ini benar terjadi. Tetapi, apakah ini
menjadi ukuran untuk memberi label "Mahasiswa NARKOBA"? Di manakah
posisi mahasiswa dalam klasifikasi strata Narkoba dewasa ini? Apakah sebagai
pengedar, pemakai, pemilik, atau penadah. Di satu pihak, mahasiswa tidak
bekerja. Ia sepenuhnya hidup dari keringat orang tua, saudara, orang lain, atau
orang tua asuh yang setiap saat menggajinya ala seorang pegawai negeri atau
pegawai swasta. Di pihak lain, mahasiswa juga tidak memegang lesensi terhadap
penyuplai biaya hidup selama berpredikat sebagai mahasiwa, sehingga kadang-
kadang mencoba-coba segala sesuatu termasuk "NARKOBA".
Mahasiswa bukanlah apa-apa, dia hanya bagian dari kehidupan sosial yang
tergabung dalam kumpulan anak-anak terdidik dari berbagai golongan pendapatan
orang tua yang berbeda. Posisi mahasiswa belum bisa ditentukan dan tidak tahu
kapan akan berakhir, karena mereka belum memasuki kehidupan ekonomi yang
sesungguhnya sebagai proses akhir dari belajar. Kedudukan yang mengambang itu
membuat mahasiswa menjadi sasaran empuk bagi semua pihak yang memiliki
kepentingan dengan penyedia jasa layanan NARKOBA, baik sebagai pemilik,
penadah, pengedar atau pemakai. Beragam pendapat yang akan muncul bila
melihat kehidupan kaum terpelajar seperti ini. Pilar mahasiswa yang getol
mengkritisi berbagai fenomena yang timbul disekitarnya, kadang-kadang terbuai
oleh penyedia jasa layanan NARKOBA. Organisasi mahasiswa ini sering impoten
ketika berurusan dengan persoalan-persoalan seperti ini. Ketika bergerak maju,
berhadapan dengan sesama aktivis mahasiswa, ketika bergerak mundur
berhadapan dengan sesama aktivis dan masyarakat. Harus diakui bahwa dunia
kampus bukanlah sebuah industri jasa yang menyediakan mahasiswanya sebagai
pemilik, penadah, pengedar atau pemakai, namun rantai layanan NARKOBA ini
telah masuk dan merajut dalam sendi-sendi pendidikan.
Pilar mahasiswa harus mengkritisi tanpa ampun sikap tiap pribadi
mahasiswa yang enggan menggabungkan diri dengan gerakannya lagi. Pilar
mahasiswa harus menggunakan segala macam cara yang dikuasainya untuk
memohon pengertian atau mengungkapkan peringatan-peringatan keras-lunak,
tajam-lembut, agar pemahaman itu dapat menancap dalam-dalam di kepala dan
hati mahasiswa bahwa hanya ada satu tekad "Berantas NARKOBA". Pilar
mahasiswa harus sanggup mengangkat semua persoalan menyangkut kepentingan
rakyat secara umum dan harus terus diperkenalkan kepada kelompok mahasiswa
di dalam kampus. Mahasiswa juga haruslah menjadi kelompok yang terdepan
mempropagandakan dan melancarkan aksi-aksi massa pada setiap kesempatan,
walau sekecil apapun, yang dapat dipergunakan untuk menunjukkan watak sejati
dalam membendung bandar-bandar NARKOBA. Dan harus pula menjadi yang
pertama untuk mempromosikan bahwa "Kampus Bebas Narkoba" kepada gerakan
mahasiswa di kampus-kampus lain, dan mendorong terbentuknya satu penyatuan
konsep di tingkatan yang lebih luas. Singkat kata, mahasiswa haruslah menjadi
pelopor sejati dalam memberantas NARKOBA, dan bukan hanya sebagai
penonton tanda kutip "pemilik, penadah, pengedar atau pemakai".
3.2 Sebab pemakaian narkoba
Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat
patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak.Meskipun sudah terdapat
banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum member angka
yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.Setiap
orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alas an mereka
masing-masing sehingga mereka dapat terjebak masuk kedalam perangkap
narkotika, narkoba atau zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah 3 faktor (alasan)
yang dapat dikatakan sebagai pemicu seseorang dalam penyalahgunakan narkoba.
Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor lingkungan, dan faktor kesediaan
narkoba itu sendiri.
1.Faktor Diri
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir
panjang tentang akibatnya di kemudian hari.
b. Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran.
c. Keinginan untuk bersenang-senang.
d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau
lingkungan tertentu.
e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant
(perangsang).
f. Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup.
g. Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar.
h. Menderita kecemasan dan kegetiran.
i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang
kearah penyalahgunaan narkoba.
j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.
k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan
menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.
l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.
m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.
o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan
menimbulkan masalah.
p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau
kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.
q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba.
2.Faktor Lingkungan
a. Keluarga bermasalah atau broken home.
b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalah
guna atau bahkan pengedar gelap narkoba.
c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau
bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap
narkoba.
d. Sering berkunjung ketempat hiburan (café, diskotik, karaoke, dll.).
e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
f. Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis.
g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasihsayang, komunikasi,
keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.
h. Orang tua yang otoriter.
i. Orang tua / keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang / tanpa
pengawasan.
j. Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang / di luar rumah.
k. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi,
tidak ada hubungan primer, ketidak acuan, hilangnya pengawasan social
dari masyarakat, kemacetan lalulintas, kekumuhan, pelayanan publik yang
buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas.
m. Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran.
3.Faktor ketersediaan narkoba.
Narkoba itu sendiri menjadi factor pendorong bagi seseorang untuk
memakai narkoba karena :
a. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.
b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.
c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk
kemasan.
d. Modus Operan di tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat
hukum.
e. Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.
f. Sulit terungkapnya kejahatan komputer dan pencucian uang yang bias
membantu bisnis perdagangan gelap narkoba.
g. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan
narkoba.
h. Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar.
i. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan
professional. Bahan dasar narkoba (prekursor) beredar bebas di
masyarakat. (2009, BNN RI)
3.3 Dampak pemakaian narkoba
Narkoba jika disalahgunakan memang sangatlah berbahaya bagi manusia.
Narkoba bisa merusak kesehatan manusia baik secara fisik, emosi, maupun
perilaku pemakainya.
1. Dampak narkoba terhadap fisik
Pemakai narkoba akan mengalami gangguan-gangguan fisik sebagai berikut:
a. Berat badannya akan turun secara drastis.
b. Matanya akan terlihat cekung dan merah.
c. Mukanya pucat.
d. Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
e. Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
f. Buang air besar dan kecil kurang lancar.
g. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
2. Dampak narkoba terhadap emosi
Pemakai narkoba akan mengalami perubahan emosi sebagai berikut:
a. Sangat sensitif dan mudah bosan.
b. Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap
membangkang.
c. Emosinya tidak stabil.
d. Kehilangan nafsu makan.
3. Dampak narkoba terhadap perilaku
Pemakai narkoba akan menunjukkan perilaku negatif sebagai berikut:
a. Malas
b. Sering melupakan tanggung jawab
c. Jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
d. Menunjukan sikap tidak peduli
e. Menjauh dari keluarga
f. Mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
g. Menggadaikan barang-barang berharga di rumah
h. Sering menyendiri
i. Menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar
tidur, kloset, gudang, atau kamar mandi
j. Takut akan air
k. Batuk dan pilek berkepanjangan
l. Bersikap manipulative
m. Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alas an
n. Sering menguap
o. Mengaluarkan keringat berlebihan
p. Sering mengalami mimpi buruk
q. Mengalami nyeri kepala
r. Mengalami nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya
Oleh karena itu perlu dilakukan pemberantasan narkoba dikalangan
masyarakat, untuk mencegah semakin banyaknya korban penyalahgunaan narkoba
di Indonesia.
3.4 Alasan diberantasnya narkoba
Meskipun terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam
dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan
untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat
dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang
beraneka ragam yang menjadi alasan kuat mengapa narkoba harus diberantas.
Dampak tidak langsung narkoba yang disalahgunakan :
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat
terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau
perguruan tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan
gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani
kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir
batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-
mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan
banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika
sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan
kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa
bisa berbuat apa-apa. Apalagi jika hal ini dialami oleh mahasiswa, narkoba akan
berpengaruh buruk pada masa depannya kelak.
3.5 Kasus
Saat ini kasus narkoba sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Kasus
narkoba tersebut banyak diberitakan di media cetak maupun elektronik sehingga
hal tersebut menjadi hal yang ‘biasa’. Kasus-kasus yang diberitakan pun hanya
sebagian kecil dari kasus narkoba yang ada. Masih banyak pemakai atau pengedar
yang tidak tercium oleh media dan pihak yang berwenang. Hal yang disayangkan
adalah sebagian besar penggunanya adalah remaja. Remaja masih kurang bisa
mengontrol dirinya dari godaan godaan yang membawa mereka melakukan hal-
hal negatif. Hal ini karena beberapa faktor yaitu pertama, hilangnya makna
hidup. Para pelajar seringkali menderita perasaan khawatir, takut dan cemas yang
tak beralasan. Selain itu mereka ingin selalu dianggap eksis dan tidak ingin
terisolasi dari pergaulan sehingga seringkali mengikuti gaya hidup lingkungan
tempat mereka bergaul yang kurang baik. Hal ini menyebabkan hilangnya jati diri
mereka yang sesungguhnya. Kedua, kurangnya komunikasi, baik di dalam
keluarga, maupun di tengah masyarakat sekitar. Hal ini jika dibiarkan berlarut-
larut berdampak buruk bagi perkembangan mental dan jiwa. Ketiga, munculnya
rasa bosan menjalani hidup. Pada akhirnya, rasa bosan ini membawa mereka
untuk lari dari kenyataan hidup yang dihadapinya lalu memilih jalur alternatif
untuk mendapat kesenangan dan kenikmatan semu.
Mahasiswa, yang seharusnya menjadi contoh bagi generasi penerus
bangsa, justru akhir akhir ini banyak yang terlibat dalam pemakaian narkoba.
Mestinya hal ini tidak terjadi, karena pada tahap ini akan terbentuk jati diri
mereka yang sesungguhnya. Jika pada mahasiswa saja sudah terjadi jati diri yang
buruk, maka tidak menutup kemungkinan ini juga akan berpengaruh kepada moral
dan jati diri bangsa.
3.6 Solusi
Adapun solusi yang dapat dilakukan terhadap pengguna narkoba antara
lain pendekatan agama, psikologis, dan sosial.
Melalui pendekatan agama, diharapkan ajaran agama tersebut dapat
menyadarkan jiwa si pengguna narkoba tersebut bahwa hal yang mereka lakukan
dapat merusak dirinya sendiri dan merusak moral bangsa, sehingga pengguna
tersebut dapat kembali ke jalan yang benar.
Kedua, melalui pendekatan psikologis diharapkan mereka dapat
menanamkan kesadaran dalam diri mereka dengan cara memberitahukan dampak
buruk dari narkoba bagi dirinya dan masyarakat. Pendekatan psikologis ini
dilakukan dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka sehingga
mampu mengembalikan mereka ke jalan yang benar.
Ketiga, melalui pendekatan sosial. Hal ini dilakukan dengan cara
keluarga, sahabat, orang terdekat dari si pengguna untuk menyadarkan bahwa
mereka ini masih menyayangi dan peduli dengan orang tersebut dan orang
tersebut merupakan bagian penting dari kehidupan mereka. Masyarakat di
lingkungan sekitar juga perlu memotivasi si pengguna untuk keluar dari perbuatan
tersebut, bukan malah menghakimi dan menjauhi mereka karena mereka
melakukan hal itu karena kurangnya kepedulian diri terhadap lingkungan, begitu
juga sebaliknya. Melaui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan mereka
menemukan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia yang bermoral baik dan
berakhlak mulia sehingga tidak ada lagi penerus bangsa yang terjerumus dalam
dunia gelap dari narkoba.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran