Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara

59
MAKALAH KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Disusun oleh : Kelompok Petrus 1. Amelia (9395) 2. Aulia Putri Dwi Cahyani (9410) 3. Reka (9562) 4. Yovita Maylandari Christina Awing (9621) Kelas : XI MIPA 3 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

Transcript of Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara

MAKALAH

KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Disusun oleh :

Kelompok Petrus

1. Amelia (9395)

2. Aulia Putri Dwi Cahyani (9410)

3. Reka (9562)

4. Yovita Maylandari Christina Awing (9621)

Kelas : XI MIPA 3

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

TANJUNG SELOR

2016

KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

MAKALAH

Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata pelajaranPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh :

Kelompok Petrus

1. Amelia (9395)

2. Aulia Putri Dwi Cahyani (9410)

3. Reka (9562)

4. Yovita Maylandari Christina Awing (9621)

Kelas : XI MIPA 3

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

TANJUNG SELOR

2016

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Kasus-Kasus Pelangaran Hak dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara

Nama Kelompok : Petrus

1. Amelia (9395)

2. Aulia Putri Dwi Cahyani (9410)

3. Reka (9562)

4. Yovita Christina Maylandari Awing (9621)

Kelas : XI MIPA 3

Makalah ini disetujui di Tanjung Selor pada tanggal..... Mei 2016.

Mengesahkan:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Nurhayati, S.Pd . Rachmad Hidayat, S.Sos . NIP 19911114 201503 2 001

Mengetahui,

Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Zubair, S.Pd . NIP 19821030 200604 1 004

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk

mengubah dunia.”

PERSEMBAHAN

Makalah ini dapat kami persembahkan kepada:

1. Guru mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah

memberi tugas ini.

2. Bapak dan Ibu Guru yang telah membantu dalam mengerjakan makalah hingga

selesai.

3. Teman- teman yang telah memberi semangat tak henti-hentinya kepada kami.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kasus-kasus

Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara” dengan tepat waktu.

Dalam pembuatan makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Bapak Zubair, S.Pd., selaku guru bidang studi mata pelajaran pendidikan

pancasila dan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas dan membimbing

dalam proses belajar-mengajar.

2. Ibu Nurhayati, S.Pd., selaku guru pembimbing I aspek kebahasaan pada

pembuatan makalah ini.

3. Bapak Rachmad Hidayat, S.Sos., selaku pembimbing II tata pengetikan dalam

makalah ini.

4. Teman-teman yang telah memberi saran dan kritik sehingga makalah ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menulis makalah yang lebih

baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

Tanjung Selor, Mei 2016.

Penyusun,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

MOTTO PERSEMBAHAN...................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1

1.2 Tujuan................................................................................................2

1.3 Manfaat..............................................................................................2

BAB II KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN

PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

2.1 Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara......................................3

2.1.1 Makna Hak Warga Negara....................................................4

2.1.2 Makna Kewajiban Warga Negara..........................................9

2.2 Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban

Warga Negara...................................................................................14

2.2.1 Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara...............................17

2.2.2 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara...................23

2.3 Upaya Penegakkan Hak dan Kewajiban Warga Negara..................25

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................28

3.2 Saran.................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30

LAMPIRAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa

berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh

merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Hak asasi manusia adalah hak yang

melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena itu, hak asasi manusia itu berbeda dari

pengertian hak warga negara. (http://blog-kenyut.blogspot.co.id/2016/01/kasus-

pengingkaran-kewajiban-warga.html)

Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri manusia

dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal,

tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara

dibatasi oleh status kewarganegaraan. Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara

adalah hak asasi manusia, akan tetapi dapat dikatakan emua hak asasi juga hak warga

negara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam

pemerintahan Republik Indonesia adalah hak warga negara Indonesia, sehingga tidak

berlaku bagi setiap orang. (http://blog-kenyut.blogspot.co.id/2016/01/kasus-

pengingkaran-kewajiban-warga.html )

Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanakan. Jika tidak

dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak

adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh

undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak

sampai melanggar hak orang lain. Jadi, pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah

seimbang.

Menggunakan hak yang dimilikinya, seseorang dapat mewujud kenapa yang

menjadi keinginan dan kepentingan. Sebagai warga negara, kita memiliki hak untuk

mendapatkan pendidikan. Demikian pendidikan, kita akan mewujudkan cita-cita kita.

Antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Artinya, kita tidak boleh terus

menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Sebalikanya, negara juga tidak boleh berlaku

sewenang-wenang dengan menuntut warga negara menjalankan kewajibannya tanpa

pernah memenuhi hak-hak mereka.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan

kepada pelajar SMA Negeri 1 Tanjung Selor tentang “Kasus-kasus Pelaggaran Hak dan

Pengingkaran Kewajiban Warga Negara”.

1.3 Manfaat

Manfaat makalah bagi penulis adalah untuk mengetahui cara yang benar dalam

penulisan makalah dan dapat mengetahui tentang hak dan kewajiban warga negara.

BAB II

KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN

PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

2.1 Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara

Rakyat dan penduduk merupakan salah satu syarat untuk berdirinya suatu negara.

Rakyat atau penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal atau mendiami

wilayah suatu negara yang tunduk terhadap peraturan dari kekuasaan negara

tersebut.Pada mulanya, seseorang dapat dikatakan sebagai penduduk atau rakyat suatu

negara jika seseorang tersebut masih memiliki hubungan pertalian darah dari satu

keturunan yang berasal dari satu nenek moyang. Namun dalam perkembangannya,

banyak pula terdapat orang-orang yang berasal dari nenek moyang yang berbeda.

Menurut Prof. Mr. Dr. Soepomo, dalam Nur Maharani, dkk (2014, Hml 5)

penduduk adalah orang yang dengan sah bertempat tinggal dalam suatu negara. Sah di

sini memiliki arti tidak bertentangan dengan segala masuk dan mendirikan tempat

tinggal secara tetap di dalam wilayah negara tersebut. Dilihat dari pengertian ini, maka

seseorang dapat dikatakan penduduk atau bukan penduduk didasarkan pada

hubungannya dengan suatu wilayah tertentu.

1) Disebut sebagai penduduk apabila bertempat tinggal atau mendiami wilayah

dalam jangka yang cukup lama. Penduduk mempunyai status

kewarganegaraan dari wilayah negara yang bersangkutan dinamakan warga

negara, sedangkan yang menetap disebabkan oleh suatu pekerjaan

dinamakan warga negara asing.

2) Disebut sebagai bukan penduduk bila bertempat tinggal atau mendiami suatu

wilayah negara untuk sementara waktu (dalam jangka yang pendek)

misalnya, para wisatawan.

Adapun dilihat dari hubungannya dengan kekuasaan pemerintah negara tersebut,

seseorang dapat dikatakan sebagai warga negara dan bukan negara karena alasan-alasan

berikut. Disebut warga negara bila seseorang berdasarkan:

1) Disebut warga negara bila seseorang berdasarkan hukum merupakan anggota

dari wilayah negara yang bersangkutan, dengan memiliki status

kewarganegaraan asli maupun keturunan asing.

2) Disebut bukan warga negara bila seseorang berdasarkan hukum merupakan

anggota dari wilayah negara yang bersangkutan, tetapi tunduk pada

kekuasaan pemerintah negara lain contohnya, duta besar.

2.1.1 Makna Hak Warga Negara

Hak merupakan semua hal yang harus diperoleh atau dapatkan. Hak dapat

berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang

diperoleh merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain,

hak dapat diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang

pegawai berhak mendapatkan upah apabila sudah melaksanakan tugas atau

pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi

manusia. Karena itu, hak asasi manusia berbeda pengertiannya dengan hak warga

negara. Hak warga negara merupakan seperangkat hal yang melekat dalam diri

manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi

siafatnya universal, tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Akan

tetapi, hak warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraannya.

Tidak semua hak warga negara adalah hak asasi manusia, akan tetapi dapat

dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga merupakan hak warga negara,

misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabaran dalam pemerintahan

Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara Indonesia, sehingga tidak

berlaku bagi setiap orang yang bukan warga negara Indonesia.

Menurut Jimly Asshiddiqie dalam Yuswana Lubis dan Mohammad Sodel

(2014, Hlm 3) artikelnya yang berjudul Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi

untuk Mewujudkan Negara Hukum, yang Demokratis (2007), Hak warga negara

Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum, hak konstitusional adalah

hak-hak yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945), sedangkan hak-hak

hukum timbul berdasarkan jaminan undang-undang dan peraturan perundangan-

undangan dibawahnya. Setelah ketentuan tentang hak asasi manusia diadopsikan

secara lengkap dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengertian

tentang hak asasi manusia dan hak asasi warga negara dapat dikaitkan dengan

pengertian hak asasi konstitusional yang dijamin dalam UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Selain itu, setiap warga negara Indonesia juga memiliki hak-hak hukum

yang lebih rinci dan operasional yang diatur dengan undang-undang ataupun

peraturan perundang-undangan yang lebih rendah. Hak-hak yang lahir dari

peraturan undang-undang dasar disebut hak-hak hukum, bukan hak konstitusional.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa konsep hak warga negara

memiliki cakupan sangat luas. Hak tersebut meliputi hak asasi manusia, hak

konstitusional dan hak legal atau hukum.

Setiap warga negara indonesia tentunya mempunya ketiga jenis hak warga

negara diatas. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari kedudukan setiap warga

negara Indonesia yang dianggap penting oleh UUD Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan

menghormati hak asasi setiap individu manusia yang berada dalam wilayah

negara Republik Indonesia. Penduduk Indonesia, apakah berstatus sebagai warga

negara Indonesia atau bukan diperlakukan sebagai manusia yang memiliki hak

dasar yang diakui universal. Prinsip-prinsip hak asasi manusia itu berlaku pula

bagi setiap indiv warga negara Indonesia. Bahkan, disamping jaminan hak asasi

manusia itu, setiap warga negara Indonesia juga diberikan jaminan hak

konstitusional dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Disamping itu, terdapat pula ketentuan mengenai jaminan hak asasi

manusia tertentu hanya berlaku bagi warga negara atau setidaknya bagi warga

negara diberikan kekuasaan atau keutamaan-keutamaan tertentu, misalanya, hak

atas pekerjaan, hak atas pendidikan dan lain-lain yang secara bertimbal balik

menimbulkan kewajiban bagi warga negara untuk memenuhi hak-hak itu khusus

bagi tuntutan warga negara asing untuk bekerja di Indonesia ataupun info

Kewarganegaraan secara umum jaminan hak warga negara secara konstitusional

diatur dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 Undang-Undang Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Mendapatkan pendidikan gratis di Indonesia. Hak-hak tersebut

dikategorikan sebagai hak warga negara meliputi:

1) Hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku sebagai hak

konstitusional bagi warga negara indonesia saja. Misalnya:

a) Hak yang tercantum dalam pasal 28 D ayat 3 UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan setiap warga negara berhak

atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

b) Pasal 27 ayat 2 menyatakan tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemananusiaan.

c) Pasal 27 ayat 3 menyatakan setiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam pembelaan negara.

d) Pasal 30 ayat 1 berbunyi setiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam usaha pertahan dan keamanan negara.

e) Pasal 31 ayat 1 menentukan setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan.

2) Hak asasi mansuia tertentu yang meskipun berlaku bagi setiap orang, akan

tetapi dalam kasus-kasus tertentu, msekipun warga negara indoesia berlaku

keutamaan-keutamaan tertentu. Misalnya, pasal 28 D ayat 2 UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan, “setiap orang berhak untuk

bekerja.......”.

Namun, negara dapat membatasi hak orang asing untuk bekerja di

Indonesia. Misalnya, turis asing dilarang memanfaatkan visa kunjungan untuk

mendapakan penghidupan atau imbalan dengan cara bekerja di Indonesia selama

masa kunjungannya itu.

1) Hak warga negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang diisi melalu

prosedur pemilihan, seperti Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan

Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota,

Kepala Desa, Hakim Konstitusi, Hakim Agung, anggita Badan Pemeriksa

Keuangan, anggota lembaga permusyawaratan dan perwakilan yaitu

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI, Dewan Gubernur

Bank Indonesia, anggota komisi-komisi negara, atau jabatan-jabatan lain

yang diisi melalui prosedur pemilihan, baik secara langsung ataupun

secara tidak langsung oleh rakyat.

2) Hak warga negara untuk diangkat dalam jabatan-jabatan tertentu, seperti

tentara nasional Indonesia, polisi negara, jaksa, pegawai negeri sipil

beserta jabatan-jabatan struktural dan fungsional dalam lingkungan

kepegawaian, dan jabatan-jabatan lain yang diisi melalui pemilihan.

Semua jabatan yang dimaksud di atas hanya berlaku dan hanya dapat

diduduki oleh warga negara Indonesia sendiri sesuai dengan maksud

ketentuan Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 28 D ayat 3.

2.1.2 Makna Kewajiban Warga Negara

Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Maka kewajiban warga negara

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang warga

negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kewajiban hak asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang, dengan kata

lain, kewajiban hak asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki oleh

orang tersebut. Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh status

kewarganegaraan seseorang, akan tetapi meskipun demikian konsep kewajiban

asasi. Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup merupakan kewajiban setiap

orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau bukan, sedangkan kewajiba)n

bela negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja, sementara

warga asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.

(http://pkn-ips.blogspot.co.id/2015/11/makna-hak-dan-kewajiban-warga-

negara.html)

Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan.

Keduanya memiliki hubungan kuasalitas dan hubungan sebab akibat. Seseorang

mendapatkan haknya, dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya.

Contoh dari kewajiban adalah :

a) Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan

hak dan kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara

diatur dalam UUD 1945 yang meliputi.

b) Melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau melaksanakan

tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan sebagainya.

Sebagaimana yang telah diatur oleh UUD 1945 maka kita harus

melaksanakan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara dengan tertib,yang

meliputi:

a) Hak dan kewajiban dalam bidang politik.

b) Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya.

c) Hak dan kewajiban dalam bidang hak pertahanan dan keamanan.

d) Hak dan kewajiban dalam bidang ekonomi.

1) Hak dan kewajiban dalam bidang politik. 

a) Pasal 27 ayat 1 menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban,

yaitu:

a) Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan

pemerintahan.

b) Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.

b) Pasal 28 menyatakan, bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya

ditetapkan dengan undang-undang”. Arti pesannya adalah:

(a) Hak berserikat dan berkumpul.

(b) Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).

(c) Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan

melaksanakan aturan-aturan lainnya, di antaranya: Semua

organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua

media pers dalam mengeluarkan pikiran (pembuatannya selain

bebas harus pula bertanggung jawab dan sebagainya).

2) Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya.

a) Pasal 31 ayat 1 menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak

mendapat pengajaran”.

b) Pasal 31 ayat 2 menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur

dengan undang-undang”.

c) Pasal 32 menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan kebudayaan

nasional Indonesia”. Arti pesan yang terkandung adalah:

(a) Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat,

baik umum maupun kejuruan.

(b) Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan

daerah.

(c) Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang

kependidikan.

(d) Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan

ketertibannya.

(e) Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.

(f) Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.

Selain dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak dan Kewajiban warga negara

tertuang pula pada pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Arti pesannya

adalah:

a) Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral

keagamaannya, sehingga di samping kehidupan materil juga kehidupan

spiritualnya terpelihara dengan baik.

b) Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3) Hak dan kewajiban dalam bidang Hak Keamanan dan Pertahanan.

a) Pasal 30 menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam usaha pembelaan negara”. Arti pesannya: bahwa setiap

warga negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara.

4) Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi

a) Pasal 33 ayat 1, menyatakan, bahwa “Perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan”.

b) Pasal 33 ayat 2, menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang

penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara”.

c) Pasal 33 ayat 3, menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

d) Pasal 34 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar

dipelihara oleh negara”. Arti pesannya adalah:

(a) Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya

dengan tersedianya barang dan jasa keperluan hidup yang

terjangkau oleh daya beli rakyat.

(b) Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak

terlantar.

(c) Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan

mengolah berbagai sumber daya alam.

(d) Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang

berazaskan kekeluargaan, tidak merugikan kepentingan orang

lain.

(e) Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya

membayar pajak tepat waktu.

2.2 Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Sebagai anggota dari suatu negara, yakni sebagai warga negara maka secara

otomatis akan memperoleh yang namanya hak warga negara maupun kewajiban sebagai

warga negara. Hak dan kewajiban tersebut merupakan dua hal yang saling berkaitan dan

tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak- hak

dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak

seimbang yang akhirnya akan menimbulkan terjadinya pelanggaran dan pengingkaran

kewajiban warga negara. Adapun faktor- faktor penyebab terjadinya pelanggaran hak

dan pengingkaran kewajiban warga negara, diantaranya :

1) Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri

Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut

haknya,sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang

mempunyai sikap seperti ini akan menghalalkan segala cara agar haknya

dapat terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.

2) Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara

Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku

tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati.

Sikap tidak mau tahu ini berakibat munculnya perilaku atau tindakan

penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

3) Sikap tidak toleran

Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling menghargai dan

tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada

akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang

lain.

4) Penyalahgunaan kekuasaan

Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di

sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-

bentuk kekuasaan lain yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu contohnya

adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak

memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara. Oleh

karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya

pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.

5) Ketidaktegasan aparat penegak hukum

Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap

pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, tentu saja akan mendorong

timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak

tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain. Para pelaku

tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas

atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang

bertindak sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga

negara dan menjadi Contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong

timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.

6) Penyalahgunaan teknologi

Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat

juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya

kejahatan. Kalian tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan

yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi

bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang

sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran hak

warga negara. Selain itu juga, kemajuan teknologi dalam bidang produksi

ternyata dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya

pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan

manusia.

2.2.1 Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat

perhatian khusus dari negara  sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu

“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.  Pengakuan Hak  sebagai

warga negara indonesia dalam konsepnya mendorong terciptanya  suatu

masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik atau kenyataannya hak warga

negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah untuk menarik simpati warga

negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan pengakuan  akan hak-hak

tersebut secara utuh. Misalnya saja hak warga negara untuk mendapatkan

penghidupan yang layak. Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara

Indonesia ini, hal itu hanya menjadi impian semata. Pengakuan hak hanya untuk

warga negara yang mampu membeli hak-hak tersebut dengan uang, jabatan dan

kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang kurang beruntung kehidupannya hanya

bisa menunggu kapan mereka diperhatikan kesejahteraannya atau menunggu

berubahnya kebijakan pemerintah yang lebih memihak kepada mereka.

a) Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap warga Negara dijamin haknya

oleh pemerintah sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945. Namun

seperti yang kita ketahui dan kita rasakan. Hingga saat ini masih banyak

perilaku yang dianggap merupakan pelanggaran terhadap hak warga Negara,

baik oleh Negara ataupun Warga Negara lainnya.

b) Memang didalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih mengutamakan

hak-hak dari pada kewajiban-kewajiban asasi warga negara. Ada

kecenderungan menuntut hak-hak yang berlebihan sehingga merugikan

orang lain.penuntutan hak-hak yang berlebih-lebihan atau tanpa batas akan

merugikan orang lain  yang memiliki hak yang sama. Oleh sebab itu,

pelaksanaan hak-hak warga negara perlu dibatasi, akan tetapi tidak

dihilangkan atau dihapuskan.

c) Pelanggaran terhadap hak asasi manusia sebetulnya karena terjadinya

pengabaian terhadap kawajiban asasi. Sebab antara hak dan kawajiban

merupakan dua hal yang tak  terpisahkan. Bila ada hak pasti ada kewajiban,

yang satu mencerminkan yang lain. Bila seseorang atau aparat negara

melakukan pelanggaran HAM, sebenarnya dia telah melalaikan kewajibanya

yang asasi. Sebaliknya bila seseorang atau kelompok orang atau aparat

negara melaksanakan kewajibanya maka berarti dia telah memberikan

jaminan terhadap hak asasi manusia. Sebagai contoh di negara kita sudah

punya Undang-undang No.9 tahun 1998 berkenaan dengan hak untuk

menyampaikan aspirasi secara lisan dan tertulis. Disatu sisi undang-undang

tersebut merupakan hak dari seseorang warga negara, namun dalam

penggunaan hak tersebut terselip kewajiban yang perlu diperhatikan.

Artinya seseorang atau kelompok yang ingin berunjuk rasa dalam undang-

undang tersebut harus memberi tahu kepada pihak keamanan (Polisi) paling

kurang 3 hari sebelum hak itu digunakan.

d) Hal ini dimaksudkan untuk menghormati hak orang lain seperti tidak

mengganggu kepentingan orang banyak, mentaati etika dan moral sesuai

dengan budaya bangsa kita. Contoh lain, dalam lingkungan kampus dapat

saja terjadi mahasiswa yang melakukan kegiatan seperti diskusi yang bebas

mengemukakan pendapat tetapi mereka dituntut pula menghormati hak-hak

orang lain agar tidak terganggu. Begitu pula kebebasan untuk

mengembangkan kreativitas, minat dan kegemaran (olah raga, kesenian, dan

lain-lain) tetapi hendaklah diupayakan agar kegiatan tersebut tidak

mengganggu kegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa atau warga

kampus lainnya yang juga merupakan haknya. Banyak contoh lain dalam

lingkungan kita baik di kampus maupun di dalam masyarakat yang

menuntut adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Untuk itu

marilah kita laksanakan apa yang menjadi hak dan kewajiban kita dan itu

termuat dalam berbagai aturan/norma yang ada dalam negara dan

masyarakat.

Adapun bentuk pelanggaran yang termasuk pelanggaran hak warga negara 

menurut Undang-undang yaitu:

a) Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa

berdasarkan hukum.

b) Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang

dianggap ekstrim yang dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas

keamanan yang akan membahayakan kelangsungan pembangunan.

c) Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP, khususnya

terhadap pers yang dinilai mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih

mengganggu stabilitas keamanan.

d) Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah, karena

takut dicurigai sebagai oknum pengganggu stabilitas atau oposan

pemerintah (ekstrim), hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah

satu bentuk pelanggaran hak asasi warga negara.

e) Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat,

karena dikhawatirkan akan menjadi oposan terhadap pemerintah.

Berikut ini adalah beberapa Kasus pelanggaran ataupun kontroversi HAM

dan Hak Warga Negara khususnya yang terjadi di Negara kita.

a) Hukuman Mati

Kontroversi hukuman mati sudah sejak lama ada di hampir seluruh

masyarakat dan negara di dunia. Indonesia pun tak luput dari kontroversi

ini. Sampai hari ini pihak yang pro hukuman mati dan yang kontra hukuman

mati masih bersilang sengketa. Masing-masing datang dengan rasional dan

tumpukan bukti yang berseberangan, dan dalam banyak hal seperti mewakili

kebenaran itu sendiri. Seharusnya kontroversi itu berakhir ketika UUD 1945

mengalami serangkaian perubahan. Dalam konteks hukuman mati kita

sesungguhnya bicara tentang hak-hak asasi manusia yang dalam UUD 1945

setelah perubahan masuk dalam Bab XA. Pasal 28A dengan eksplisit

mengatakan: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak

mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Jadi, ‘hak untuk hidup’ atau

‘the right to life’ adalah hak yang paling mendasar dalam UUD 1945. Hak

untuk hidup ini adalah puncak hak asasi manusia yang merupakan induk

dari semua hak asasi lain.

b) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

Semestinya ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) menjadi wadah yang

menghidupkan demokrasi lokal dengan berfungsinya organ-organ politik di

daerah. Meski demikian, sepanjang sejarah penyelenggaraan pilkada di

Indonesia, ternyata sarat pelanggaran hak warga negara. Salah satu

penyebabnya adalah kebebasan yang terlalu meluas demikian cepat

menyebabkan membanjirnya partisipasi dalam pencalonan kandidat kepala

daerah, sementara ruang kompetisi sangat ketat dan terbatas. Lagi pula,

bayang-bayang potensi kekuasaan dan kekayaan yang amat menjanjikan

dari jabatan kepala daerah menarik minat banyak kandidat, sementara

kebanyakan dari mereka tidak memiliki integritas moral dan kapasitas

keahlian yang memadai. Karena itu,tidak jarang cara-cara licik dan

premanisme politik,entah sengaja atau terpaksa,digunakan dalam politik

perebutan kekuasaan. Di sinilah pelanggaran hak warga negara  kerap

terjadi.

c) Email Berujung Bui

Kasus yang menimpah Prita Mulyasari cukup menarik. Sebetulnya bukan

termasuk besar, tetapi rupanya ada konspirasi yang membesar-besarkan.

Kasus ini bermula dari kejadian curahan hati (Curhat) dan bersifat pribadi

dari korban (pasien) di Rumah Sakit Omni Internasional atas dampak

pengobatan yang mengakibatkan korban mengalami luka tambahan dari

luka lama. Curhat tersebut dia ungkapkan kepada sahabatnya via email.

Artinya si Prita dapat disebut sebagai pihak “Konsumen” dari penyedia jasa

layanan usaha RS Omni tersebut. Sebagai konsumen Prita punya hak

menyampaikan unek-unek ketidakpuasannya terhadap pelayanan penyedia

jasa dan itupun dilindungi Undang–undang nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen. Penegakan hukum terhadap Prita jelas-jelas

melanggar Haknya Sebagai Warga Negara, Polres dan Kejaksaan Tinggi

Negeri (Kajari) Tangerang dapat dituntut balik beserta Rumah sakitnya,

demi nama baik dan kerugian yang diderita ibu 2 orang anak Balita ini.

d) Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap

mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya.

Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,

Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang

Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie. Mereka

tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat

vital seperti kepala, leher dan dada. Tragedi ini jelas merupakan pelanggaran

HAM dan Hak Warga Negara khususnya.

e) Penggusuran Rumah

Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata ruang

kota selalu menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan

yang merugikan bagi sebagian warga kota itu. Kebijakan pemerintah

melakukan penggusuran ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran Hak Warga

Negara.

2.2.2 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Kalian tentunya sering memBaca slogan “orang bijak taat pajak”. Slogan

singkat mempunyai makna yang sangat dalam, yaitu ajakan kepada setiap warga

negara untuk memenuhi kewajibannya, salah satuya adalah membayar pajak,

tetapi masih banyak lagi bentuk lainnya seperti taat aturan, menjunjung tinggi

pemerintahan, bela negara dan sebagainya. Kewajiban-kewajiban tersebut tersebut

apabila dilaksanakan akan mendukung suksesnya pembangunan di negara ini serta

mendorong terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian dan sebagainya.

Pada kenyataanya, saat ini banyak terjadi pengingkaran terhadap kewajiban-

kewajiban warga negara, dengan kata lain, warga negara banyak tidak

melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh undang-

undang.

Pengingkaran tersebut biasanya disebabkan oleh tigginya sikap egoisme

yang dimiliki oleh setiap warga negara, sehingga yang ada dipikirannya hanya

sebatas bagamana cara mendapatkan haknya, sementara yang menjadi

kewajibannya dilupkanan. Selain itu, rendahnya kesadaran hukum warga

negaranya juga mendorong terjadinya pengingkaran kewajiban oleh warga negara.

Pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali bentuknya, mulai dari

sederhana sampai yang berat, diantaranya adalah:

a) Membuang sampah sembarangan.

b) Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, tidak

mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi rambu-rambu lalu

lintas, tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan

sebagainya.

c) Merusak fasiltas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum,

merusak jaringan telpon, dan sebagainya.

d) Tidak membayar pajak kepada negara, seperti Pajak Bumi dan Bangunan,

Pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir dan sebaganya.

e) Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,

misalnya mangkir dari kegiatan siskamling.

Pengingkaran kewajiban tersebut apabila tidak segera diatasi akan berakibat

pada proses pembangunan yang tidak lancar. Selain itu pengingkaran terhadap

kewajiban akan berakibat secara langsung terhadap pemenuhan hak warga negara.

2.3 Upaya Penegakan Hak dan Kewajiban Warga Negara

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pernyataan itu tentunya sudah sering

kalian dengar. Pernyataan tersebut sangat relevan dalam proses penegakan hak dan

kewajiban warga negara. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga

adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak

muncul,  dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. 

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai

kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

1) Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan

pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan

partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para

pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan

pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan

kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari

tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan

hukum.

2) Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang

berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik

Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan

terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

3) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya

berbagai bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara

oleh pemerintah.

4) Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik

terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.

5) Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada

masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah atau perguruan

tinggi) maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-

kursus).

6) Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

7) Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan

dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati

keyakinan dan pendapat masing-masing.

Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus

yang sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang

mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.

1)Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan

dengan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa

aman, seperti penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan,

perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme.

Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan

pelanggaran peraturan lalu lintas.

2)Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus

yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar

dan sebagainya.

3)Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus

korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.

4)Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akibat dari adanya ketidakseimbangan antara pelaksanaan dan kewajiban dari

sebagai warga negara akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara. Penyebab terjadinya pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara disebabkan baik dari pemerintah atau negara,

maupun berasal dari rakyatnya sendiri. Di Indonesia kasus pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara banyak terjadi, mulai pelanggaran ringan hingga

pelanggaran berat. Untuk mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban

warga negara tersebut pemerintah sudah melakukan upaya-upaya dengan

mengoptimalkan peran lembaga-lembaga perlindungan HAM. Tetapi meskipun

demikian pada kenyataannya saat ini permaslahan-permasalahan tersebut belum

menemukan titik temu yang cukup baik.

3.2 Saran

Apabila kita menginginkan hak yang sesuai dengan keinginan kita, maka kita

harus melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita terlebih dahulu sebagai warga

negara. Dengan begitu kehidupan di negara Indonesia akan berjalan dengan aman dan

tentram tanpa adanya perilaku-perilaku yang dapat menimbulkan terjadinya pelanggaran

hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, selain itu kami menyarankan kepada

pemerintah agar dapat memenuhi apa yang menjadi kewajibannya, sehingga kita

sebagai warga negara dapat menikmati yang menjadi hak kita, dengan begitu dalam

melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita kepada negara, dapat dilaksanakan

dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

BOCS, Kenyut. 2016. Kasus Pengingkaran Warga Negara.

http://blog-kenyut.blogspot.co.id/2016/01/kasus-pengingkaran-kewajiban-

warga.html. Diakses pada 22 Febuari 09.39 WITA.

Fals, Abdan. 2015. Makna Pengertian Hak dan Kewajiban Beserta Contohnya.

http://www.langkahpembelajaran.com/2015/02/makna-pengertian-hak-dan-

kewajiban.html. Diakses pada 17 Febuari 17.59 WITA.

Galamedianews. 2015. Tawuran antar pelajardi Cianjur, Seorang siswa tewas

bersimbah darah. http://galamedia.com/index.php/menu=daerah&id-

37040&judul=tawuran-pelajar-dicianjur-seorang-siswa-tewas-bersimbah-

darah. Diakses pada 19 Februari 2016 19.22.

Globespotes. 2015. Contoh Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban sebagai

warga Negara. http://globespotes.co.id/2015/01/contoh-pelanggaran-hak-

danpengingkaran.html. Diakses pada 19 Februari 16.45 WITA.

Haryadi, Febri. 2015. Contoh Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

http://unknown-green.blogspot.co.id/2015/05/pkn-contoh-kasus-

pengingkaran-kewajiban.html. Diakses pada 20 Maret 14.46 WITA.

Lubis,Yuswana dan Mohammad Sodel. 2014. Buku Sekolah Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

Maharani, Nur dkk. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Karanganyar:PT PRATAMA MITRA AKSARA

Merdeka.com. 2013. Menyadarkan masyarakat pentingnya membayar pajak

http://www.merdeka.com/peristiwa/video-menyadarkan-masyarakat-

pentingnya-membayar-pajak.html. Diakses pada 18 Maret 2016 19.08 WITA.

Sutatia, Orpah dkk. 2015. Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan

Bernegara Indonesia

Tri, Atria. 2015. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban.

http://atriatrihafsari.blogspot.co.id/2015/01/pelanggaran-hak-dan-

pengingkaran.html Diakses pada 17 Febuari pukul 18.44 WITA.

Utomo, Eddy HY. 2015. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara.

http://pkn-ips.blogspot.co.id/2015/11/makna-hak-dan-kewajiban-

warga-negara.html Diakses pada 15 Febuari pukul 17.41 WITA.

LAMPIRAN

Gambar 1 : Contoh Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Sebagai

warga negaraSumber : http://globespotes.blogspot. c o.i d

Gambar 2 : Tidak Mematuhi Peraturan Lalu LintasSumber : http://unknown-green.blogspot.co.id

Gambar 3: Tawuran antar pelajar di Cianjur, Seorang siswa tewas bersimbah darah.

Sumber : http://media.galamedianews.com

Gambar 4: Menyadarkan masyarakat pentingnya membayar pajakSumber : http://cdn.klimg.com/merdeka.com