MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2

9
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Tantangan Peternakan Dalam Mewujudkan Ketahanan Nasional Disusun Oleh Nama : Andi Cahyono NIM : H0512011 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Transcript of MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Tantangan Peternakan Dalam Mewujudkan Ketahanan Nasional

Disusun Oleh

Nama : Andi Cahyono

NIM : H0512011

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2012

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar rakyatnya bermata pencaharian petani dan peternak karena faktor keadaan tanah indonesia yang sangat subur. Oleh karena itu,indonesia menpunyai komitmen untuk mempertahankan ketahanan pangan, termasuk menanggulangi ketawanan pangan dan kekurangan gizi.Peningkatan ketahanan pangan mempunyai arti strategis bagi pembangunan nasional karena:

(1) pemenuhan pangan merupakan hak azasi setiap rakyat Indonesia, (2) pangan yang cukup, aman dan bergizi merupakan pilar bagi pembangunan

sumberdaya manusia yang berkualitas, dimana sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan faktor kunci dari peningkatan produktivitas yang selanjutnya diperlukan untuk memacu pembangunan ekonomi, dan

(3) ketahanan pangan merupakan unsur strategis dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional

Maka upaya membangun ketahanan pangan tidak hanya menyangkut peningkatan produksi dan distribusi ke seluruh wilayah hingga rumah tangga, tetapi juga perbaikan konsumsi dan peningkatan pendapatan/daya beli masyarakat serta upaya-upaya lain yang dapat menjamin aksesibilitas setiap anggota masyarakat terhadap ketersediaan pangan. Disamping itu, pengembangan ketahanan pangan juga tidak hanya mencakup pengembangan sumber-sumber karbohidrat, tetapi juga mencakup sumber-sumber protein (baik nabati maupun hewani) maupun sumber-sumber zat gizi mikro. Dengan demikian, peningkatan hasil-hasil produksi peternakan bagi pemenuhan kebutuhan pangan merupakan bagian terpenting dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.

Permasalahan strategis dalam pengembangan ketahanan pangan dapat dilihat dari berbagai yaitu: (1) produksi, terutama ketersediaan dan kecukupan di tingkat nasional, daerah, dan rumah tangga; (2) distribusi, berupa kemerataan pangan antar wilayah, antar waktu, dan antar golongan pendapatan masyarakat, termasuk keterjangkauan harga pangan strategis; dan

(3) konsumsi, meliputi peningkatan kualitas konsumsi gizi, penganekaragatnan pangan clan sistem kewaspadaan pangan clan gizi .

Membangun ketahanan pangan yang tangguh, efisien, clan moderen, termasuk bidangpeternakan, bukanlah suatu hal yang mudah. Di dalamnya terkandung berbagai masalah yang kompleks clan multidimensi. Meskipun demikian, bukan berarti peluang untuk mengatasi hal tersebut sudah tertutup .

Berikut ini disajikan berbagai permasalahan clan tantangan bagi subsektor peternakan di dalam membanguan sistem ketahanan pangan, serta peluang-peluang clan harapan ke depan untukmengatasi masalah-masalah tersebut .

PEMBAHASAN

A.Tantangan dalam Mempertahankan Ketahanan Pangan

1). Ketersediaan Hewan Ternak

a. Meskipun konsumsi hasil-hasil ternak (daging, telur, susu), belum setinggi seperti yang direkomendasikan dalam Pola Pangan Harapan (PPH), namun dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sekitar 210 juta clan terns bertambah 1,6 persen per tahun, maka penyediaan kebutuhan pangan yang berasal dari ternak masih sangat besar. Hal ini juga terlihat dari besarnya impor yang telah dilakukan oleh subsektor peternakan.

b. Berlanjutnya konversi lahan pertanian ke non-pertanian, khususnya pada lokasi-lokasi yang mempunyai kondisi lahan clan agroklimat yang cocok bagi pengembangan produksi pangan (termasuk penghasil pakan ternak seperti jagung clan kedelai). Selain itu kesuburan lahan juga mengalami penurunan akibat degradasi kualitas lingkungan. Hal ini menyebabkan penyediaan pakan ternak yang berasal dari dalam negeri juga mengalami hambatan.

c. Peran ketersediaan air untuk produksi pakan ternak clan pengembangan ternak juga belum banyak memperoleh perhatian yang cukup, sehingga penyediaan air untuk keperluan pengembangan peternakan ticlak begitu diperhitungan dalam persaingan yang ketat dengan pemanfaatan airu untuk produksi tanaman clan air untuk keperluan rumah tangga.

d. Penyediaan pangan asal impor, manakala produksi di dalam negeri tidak mencukupi, tidak dapat dilakukan secara leluasa karena keterbatasan devisa yang dimiliki .

e. Pada saat ini jumlah temak betina yang dipotong mencapai 40% dari seluruh jumlah ternak yang dipotong, clan ternyata 70% dari betina yang dipotong tersebut masih produktif Hal ini membahayakan keberlanjutan pengembangan agribisnis petemakan.

2). Distribusi dan Harga Pangan

Ketahanan pangan menuntut agar seluruh rumah tangga dapat menjangkau kebutuhan pangannya dalam jumlah clan kualitas yang cukup sepanjang tahun. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah clan antar musim menyebabkan kelancaran clan biaya pangan sangat mempengaruhi tingkat ketahanan pangan wilayah clan rumah tangga . Beberapa permasalahan penting aspek distribusi clan harga pangan clapat diidertifikasi sebagai berikut:

a. Belum memadainya prasaranan distribusi yang diperlukan untuk menjangkau seluruh wilayah konsumen, baik prasaranan di dapat clan terlebih lagi prasarana distribusi antar pulau, menyebabkan terganggunya aksesibilitas masyarakat terhadap pangan secara fisik, bahkan juga secara ekonomis karena kelangkaan pasokan akan memicu kenaikan harga sehingga mengurangi daya beli masyarakat.

b. Kebijakan pemerintah di berbagai tingkatan pemerintahan sering mengurangi kelancaran serta meningkatkan biaya distribusi antar wilayah, berupa retribusi, pungutan (formal clan nonformal) yang dikenakan atas perclagangan komoditas ternak. Deregulasi atas berbagai pungutan yang menghambat arus distribusi clan pembentukan harga pangan yang wajar sebenarnya telah diatur melalui berbagai peraturan perundangan, namun masih sangat terbataspenerapannya, terutama karena fungsi kontrol pemerintah maupun masyarakat terhadap pelaku-pelaku distorsi tersebut masih lemah.

c. Fluktuasi harga daging, telkur da susu, clitingkat petani clan ditingkat konsumen relatif besar. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya pasokan, distribusi clan konsumsi pangan hasil ternak.

3). Komsumsi Pangan Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam konsumsi pangan adalah

rendahnya keanekaragaman clan mutu konsumsi pangan clan gizi. Tingkat konsumsi pangan hewani, sayur, clan buah, sumber karbohidrat non-beras relatif renclah; karena pola konsumsi masih terefokus pada beras. Sebagian besar konsumsi sumber-sumber protein juga berasal dari protein nabati.

a. Sampai dengan tahun 1999 rata-rata konsumsi protein sebagian besar berasal dari pangan nabati. Komposisi ini belum sesuai dengan standar kecukupan_konsumsi yang memenuhi unsur gizi seimbang.

b. Perilaku konsumsi pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aspek sosial budaya. Masalah keragaman konsumsi pangan tidak selalu disebabkan oleh kemampuan daya beli clan keterjangkauan, tetapi oleh aspek-aspek kebiasaan makan, yang perubahannya memerlukan peningkatan pengetahuan clan sikap yang sifatnya jangka panjang .

c. Adanya peningkatan konsumsi daging clan telur pada hari-hari besar keagamaan yang diikuti oleh kenaikan harga yang tajam. Walaupun kejadian ini berulang kali, namun fenomena ini terus berlangsung setiap tahun. Selain aspek keseimbangan pengwaran clan pembelian, aspek psikologi pasar turut mempengaruhi Ketersediaan :

a. Peningkatan produktivitas b. Peningkatan populasi ternak

B. Solusi untuk Mempertahankan Ketahanan Pangan Komponen hasil-hasil ternak dalam komposisi konsumsi pangan clan gizi

masyarakat Indonesia masih sangat renclah. Sementara itu, peran protein dalam diet bagi pemgembangan kualitas SDM sangat penting. Rendahnya tingkat

konsumsi ini dilihat dari sistem ketahanan pangan dapat clikembalikan kepada tiga hal pokok: produksi, distribusi, clan konsumsi. Agar ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan baik, subsektor peternakan dinarapkan dapat berperan aktif tidak hanya pada aspek produksi saja, tetapi aspek distribusi clan konsumsinya . Eerikut disajikan beberapa bentuk yang berkaitan dengan ketiga hal tersebut.

1). Ketersediaan Hewan ternak Untuk meningkatkan ketersediaan hasil-hasil ternak (daging, telur,

clan susu) bagi konsumsi domestik, maka perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan produktivitas populasi ternak clan substitusi/diversifikasi produk. a. Peningkatan Prokdusifitas Ternak

Peningkatan produktivitas ternak dilakukan melalui upaya-upaya: (a) peningkatan kegiatan ET clan IB secara terpadu, terkonsentrasi diikuti dengan penggemukan, (b) pengembangan pakan yang cukup, bermutu clan tersedia setiap hari, (c) upaya persilangan ternak kearah dual purpose . Peningkatan upaya ET clan IB diupayakan melalui pengadaan elite bull clan donor serta pengadaan sarana clan prasarana pendukung. Pengadaan elite bull clan donor tersebut diharapkan akan meningkatkan produksi semen beku. Dengan clihasilkan embrio tersebut, akan diperoleh keuntungan ganda, yaitu secara cepat (satu generasi) terbentuk bibit unggul clan sekaligus tidak perlu lagi dilakukan importasi bull maupun donor. Pengembangan penyediaan pakan dengan menggunakan bahan baku dari sumber daya lokal dengan memanfaatkan sebesar-besamya keragaman sumberdaya clan kelembagaan serta teknologi lokal. Upaya persilangan dilakukan untuk menghasilkan ternak dual purpose sehingga menjadi ternak clan ternak perah, sebagai penghasil susu clan claging.

b. Peningkatan Populasi Ternak

Peningkatan produksi ternak antara lain dilakukan melalui upaya-upaya: (a) pengenadlian pemotongan betina produksif, (b) pengendalian penyakit reproduksi, (c) penyediaan bibit ternak bermutu.

c. Substitusi dan Diversifikasi Produk

dengan daging ternak lainnya, khususnya daging ternak unggas (pergeseran dari red meat ke white meat), sehingga pada akhirnya tidak tergantung pada pasokan daging sapi semata.

2) Distribusi

a. Diperlukan pengembangan prasarana distribusi yang memadai sehingga dapat menjangkau seluruh wilayah konsumen, baik prasarana di dapat maupun prasarana distribusi antar pulau, sehingga fdak mengganggu aksesibilitas masyarakat terhadap pangan secara fisik clan ekonomis yang dikarenakan adanya kelangkaan pasokan yang menyebabkan kenaikan harga clan menurunnya daya beli masyarakat.

b. Mengurangi dan menurunkan biaya distribusi antar wilayah, terutama yang berupa retribusi atau pungutan (formal dan nonformal) yang dikenakan atas perdagangan komoditas ternak

3) Konsumsi

a. Meningkatan konsumsi pangan hewani Mengingat konsumsi pangan hewani masih rendah, perlu diupayakan uapa-uapa sosialisasi clan kampanye peningkatan konsumsi pangan hewani . Hal ini dapat memiliki pengaruh yang cukup besar apabila disertai dengan upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat.

b. Pengembangan produk pangan-pangan lokal yang berbasis hasil-hasil ternakMengingat keterbatasan sumber-sumber devisa, maka hal ini perlu

dikembangkan sehingga mengurangi konsumsi pangan-pangan hewani yang berasal dari impor. Pengembangan ini hrus memperhatikan aspek budaya clan kebiasaan makan setempat.