Makalah-PBL-Blok-13

24
Pemeriksaan Fisik dan Penatalaksanaan Bayi Lahir Cukup Bulan 102012082 BP3 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp : (021) 5694-20 Pendahuluan Dalam kehidupannya, manusia pasti akan mengalami lahir, tumbuh dan berkembang, penuaan dan mati. Dari seluruh proses tersebut, salah satu proses yang sangat penting adalah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan sendiri berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat(gram atau kilogram), ukuran panjang(centimeter dan meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik. 1 Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. 1 Dalam tumbuh kembang tidak sedikit pengaruh ibu terhadap anaknya, antara lain pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya terhadap pertumbuhan post- natal dan perkembangan kepribadian. 1 Pada bayi yang baru lahir akan terjadi perubahan-perubahan fisiologi sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan luar atau kehidupan ekstrauteri. 2 Anamnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh 1

description

BLOK 13

Transcript of Makalah-PBL-Blok-13

Page 1: Makalah-PBL-Blok-13

Pemeriksaan Fisik dan Penatalaksanaan Bayi Lahir Cukup Bulan

102012082

BP3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp : (021) 5694-20

Pendahuluan

Dalam kehidupannya, manusia pasti akan mengalami lahir, tumbuh dan berkembang,

penuaan dan mati. Dari seluruh proses tersebut, salah satu proses yang sangat penting adalah

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan sendiri berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa

diukur dengan ukuran berat(gram atau kilogram), ukuran panjang(centimeter dan meter),

umur tulang dan keseimbangan metabolik.1 Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.1

Dalam tumbuh kembang tidak sedikit pengaruh ibu terhadap anaknya, antara lain

pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya terhadap

pertumbuhan post-natal dan perkembangan kepribadian.1 Pada bayi yang baru lahir akan

terjadi perubahan-perubahan fisiologi sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan luar atau

kehidupan ekstrauteri.2

Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara

melakukan serangkaian wawancara. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien

(auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis).Anamnesis

sendiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat mengarahkan kita untuk dapat

mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh pasien. Dalam hal ini dikarenakan pasien

adalah seorang neonatus atau anak yang baru dilahirkan, maka dapat dilakukan alo-anamnesis

terhadap ibunya. Pertanyaan-pertanyaannya meliputi:3

I. Identitas

Menanyakan nama, umur dan jenis kelamin pemberi informasi  (misalnya pasien,

keluarga, dll).

II. Riwayat kehamilan

Dalam hal ini dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan kehamilan ibu

1

Page 2: Makalah-PBL-Blok-13

bayi tersebut, seperti :

Apakah saat mengandung banyak terjadi benturan?

Apakah nutrisi ibu saat mengandung cukup?

Apakah saat mengandung ibu melakukan ante-natal care secara teratur?

Apakah saat mengandung ibu pernah mengalami sakit yang cukup parah? Jika

pernah, apa jenis penyakitnya dan berapa lama sakitnya.

Apakah saat mengandung ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu? Jika

pernah, apa jenis obatnya dan berapa lama mengkonsumsinya?

Apakah saat mengandung ibu pernah melakukan imunisasi atau vaksin? Jika pernah,

imunisasi dan vaksin jenis apa?

III. Riwayat persalinan

Pada riwayat persalinan dapat ditanyakan persalinan yang dilakukan normal yaitu

spontan pervaginam atau tidak. Dalam hal ini, pada skenario didapati ibu melahirkan

secara spontan pervaginam.

IV. Riwayat tumbuh kembang

Pada riwayat ini dapat ditanyakan kepada ibunya mengenai bagaimana proses

pertumbuhan dan perkembangan janinnya setiap bulannya. Dapat dilakukan check up

rutin pada kehamilannya.

V. Riwayat penyakit dahulu dan Riwayat penyakit keluarga

Selain hal-hal diatas, sebaiknya ditanyakan juga mengenai riwayat penyakit dahulu

dan riwayat penyakit keluarga untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang

diturunkan dari ibu ke bayinya.

Pemeriksaan fisik bayi

Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan oleh

bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru

lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan

pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga

bayi tidak mudah kehilangan panas.2

2

Page 3: Makalah-PBL-Blok-13

Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau

penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada

bayi. Beberapa pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi adalah:2

1. Menghitung frekuensi napas

Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata

pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir

apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara

merintih saat ekspirasi, tetapi bila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram

atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi

dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih

dikatakan dalam batas normal.

2. Melakukan inspeksi pada warna bayi

Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat, ikterus,

sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat

dibandingkan bayi dalam keadaan preaterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.

3. Menghitung denyut jantung bayi dengan menggunakan stetoskop

Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan

yang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak

normal, pendarahan atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan

normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit. Masih dalam keadaan

normal apabila diatas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek,

beberapa kali per hari dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami

distres.

4. Ukur suhu aksilla

Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksilla untuk menentukan apakah bayi dalam

keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36,5-37,5oC.

5. Mengkaji postur dan gerakan

3

Page 4: Makalah-PBL-Blok-13

Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh

yang berlebihan dengan kepala atau tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan,

adanya kejang/spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal

apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan

lutut semifleksi. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan

dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit

gemetar.

6. Periksa tonus atau kesadaran bayi

Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan

kesadaran dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tonus

otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar(tidur

yang tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal

dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat

dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam.

7. Pemeriksaan ekstremitas

Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas

abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke

luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu berlebih (polidaktili) atau

saling melekat.

8. Pemeriksaan kulit

Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit

atau pembengkakan, postula (kulit melepuh), luka atau trauma, bercak atau tanda

abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya ruam popok (bercak merah

terang kulit daerah popok pada bokong).

9. Pemeriksaan tali pusat

Pemeriksaan ini untuk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau

atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih

kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari

ke-7 hingga ke-10.

10. Pemeriksaan kepala dan leher

4

Page 5: Makalah-PBL-Blok-13

Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:2

a. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo

terutama pada daerah bahu dan punggung.

b. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang

tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau

tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak, dan

tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyebrangi sutura dan akan

hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematum terjadi sesaat setelah

lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput

succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi

tulang tengkorak, tidak menyebrangi sutura dan apabila menyebrangi sutura

akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempuran dalam

waktu 2-6 bulan. Adanya pendarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang

menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegasm

sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai

adanya fluktuasi dan edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella

dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel

posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2 bulan dan fontanel

anterior menutup saat usia 12-18 bulan.

c. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi

gerakan mata yang belum sempurna. Cara memeriksanya adalah dengan

menggoyangkan kepala secara perlahan, sehingga mata bayi akan terbuka,

kemudian baru periksa. Apabila ditemukan jarang berkedip, atau

sensitivitasnya terdapat cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami

kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan

anak mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat

pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital dapat

dideteksi apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Apabila ada trauma pada

mata maka dapat terjadi edema palpebra, pendarahan konjungtiva, retina dan

lain-lain.

d. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan

pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi

refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi

gangguan pendengaran.

5

Page 6: Makalah-PBL-Blok-13

e. Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan,

apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami

obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang

hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan

cuping hidung akan menunjukan gangguan pada paru, lubang hidung kadang-

kadang banyak mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu

dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.

f. Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada

mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan

refleks menghisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat

dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada

mukosa mulut, palatum, dan pipi biasanya disebut sebagai monilla albicans,

gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah

terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna.

g. Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjaid

keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada

tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma dan lain-lain.

11. Pemeriksaan abdomen dan punggung

Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk

melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga

kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut. Pada

perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arcus costa kanan, limfa teraba

1 cm dibawah arcus costa kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan

posisi terlentang dan tungkau bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan

relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus diantara garis tengah dan

tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada

ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan atau trombosis vena renalis.

Untuk menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah

dengan meletakan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk

mencari ada tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal (defek tulang

punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).

12. Pengukuran antropometri

6

Page 7: Makalah-PBL-Blok-13

Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat

badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2500-3500 gram, apabila

ditemukan berat badan kurang dari 2500 gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki

berat badan lahir rendah(BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bayi dengan berat

badan lahir lebih dari 3500 gram, maka bayi dimasukan dalam kelompok makrosomia.

Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang badan secara normal,

panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm, pengukuran lingkar kepala normalnya

adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada normalnya adalah 30-33 cm. Apabila

ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka bayi mengalami

hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil dari 3 cm dari lingkar dada, maka

bayi tersebut mengalami mikrosefalus.

13. Pemeriksaan genitalia

Pemeriksaan genitalia dilakukan untuk mengetahui keadaan labium minor yang

tertutup oleh labiya mayor, lubang uretra dan lubang vagina yang seharusnya terpisah,

namun apabila ditemukan satu lubang makan didapatkan terjadinya kelainan dan

apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon. Pada

bayi laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah

3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebarnya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya

hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang

penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsum penis.

14. Pemeriksaan urine dan tinja

Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare

serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan

feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta

adanya lendir atau darah. Adanya pendarahan per vaginam pada bayi baru lahir dapat

terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan.

15. Apgar score

Apgar score adalah sebuah metode praktis yang secara sistematis digunakan

untuk menilai bayi baru lahir segera sesudah lahir. Apgar score dihitung dengan

menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan

skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan

untuk menghasilkan angka nol hingga 10.

7

Page 8: Makalah-PBL-Blok-13

Tabel 1. Apgar Score4

Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim

Warna kulitseluruhnya biru

warna kulit tubuh normal merah muda,tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)

warna kulit tubuh, tangan, dan kakinormal merah muda, tidak ada sianosis

Appearance

Denyut jantung tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit Pulse

Respons refleks

tidak ada respons terhadap stimulasi

meringis/menangis lemah ketika distimulasi

meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas

Grimace

Tonus ototlemah/tidak ada

sedikit gerakan bergerak aktif Activity

Pernapasan tidak adalemah atau tidak teratur

menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

Respiration

Tabel 2. Intepretasi Apgar score4

Jumlah skor Interpretasi Catatan

7-10 Bayi normal -

4-6 Agak rendahMemerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.

0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru

lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan

terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit

kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka

ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada

risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah

untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan

penanganan medis segera; dan tidak didesain untuk memberikan prediksi jangka panjang

akan kesehatan bayi tersebut.

Working diagnosis

8

Page 9: Makalah-PBL-Blok-13

Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, dalam

hal ini pada bayi yang baru saja dilahirkan, didapatkan tidak ada

komplikasi pada riwayat kehamilan ibu dan ante-natal care ibu teratur.

Bayi lahir spontan pervagiam, cukup bulan, tidak terdapat komplikasi dan

bayi menangis kuat dan aktif. Oleh karena itu, didapatkan working

diagnosisnya adalah well-baby, yaitu seorang bayi yang sehat.

Penatalaksanaan

ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang nilainya tidak bisa

digantikan oleh makanan jenis apapun. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah bayi

hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

teh, air putih ataupun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, nasi tim

ataupun biskuit. Pemberian ASI secara ekslusif ini dianjurkan setidaknya selama 6

bulan.4

Manfaat pemberian ASI pada bayi khususnya ASI ekslusif yang diberikan selama

enam bulan diantaranya:4

1. ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan

bayi paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana

menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi

kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah usia enam bulan,

bayi harus mulai diberi makanan pendamping, tetapi ASI diteruskan sampai usia dua

tahun atau lebih.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Bayi yang lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan

tubuh) dari ibunya melalui plasenta. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun

segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan tubuh cukup

banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar Sembilan

sampai duabelas bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan

yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat

9

Page 10: Makalah-PBL-Blok-13

kekebalan pada bayi, pada saat inilah peranan ASI sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berabagai macam penyakit.

3. ASI meningkatkan kecerdasan

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan

otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk

pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Pemberian ASI eksklusif sampai

bayi berusia enam bulan akan menjamin tercapainya kecerdasan anak secara optimal.

Hal ini karena selain sebagai nutrient yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta

disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus

yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak

terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi. Nutrient yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak yang tidak ada atau sedikit sekali pada susu sapi, antara lain:

Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI

Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali

terdapat pada susu sapi

Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega-3, Omega-6) merupakan asam

lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi.

4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih

sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat

mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan

terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi

dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

Seiring dengan bertambahnya usia bayi, bertambah pula kebutuhan akan zat-zat gizi.

Oleh karena itu mulai usia enam bulan, selain ASI bayi perlu diberi makanan lain. Makanan

ini disebut dengan makanan pendamping ASI. Makanan pendamping ASI yang diperlukan

bayi akan semakin meningkat, sesuai dengan pertambahan usianya. Makanan pendamping

ASI atau makanan tambahan diperlukan karena bayi membutuhkan makanan padat untuk

memberikan energy, protein, vitamin A, vitamin D, serta tambahan zat besi (Fe), seng (Zn),

dan tembaga (Cu).

10

Page 11: Makalah-PBL-Blok-13

Makanan pendamping ASI yang merupakan makanan padat pertama yang

diperkenalkan kepada bayi adalah makanan berupa cairan dan lembut, misalnya bubur susu

beras atau bahan hidrat lain yang dicampur ASI atau susu formula lanjutan. Alpukat, pisang,

pepaya, apel atau pir merupakan buah pertama yang diberikan kepada bayi dengan

menghancurkannya menjadi bubur terlebih dahulu. Baru setelah itu meningkat dari bubur ke

beras yang disaring, nasi tim, dan akhirnya makanan orang dewasa.5

Imunisasi

Imunisasi adalah prosedur rutin pemberian vaksinasi yang akan melindungi anak

terhadap penyakit tertentu. Vaksin yang diberikan akan menstimulasi sistem kekebalan

tubuh bayi/anak untuk memproduksi zat anti guna melawan suatu penyakit, sehingga

anak menjadi kebal atau bila terkena sakitnya menjadi ringan dan tidak menimbulkan

komplikasi yang berbahaya.6

Segera setelah bayi lahir, terdapat imunisasi pasif yang dikeluarkan oleh ibu

melalui ASI yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum merupakan ASI pertama yang

dikeluarkan oleh seorang ibu yang berwarna kekuningan dan mengandung banyak gizi

serta zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum pada hari pertama tiap 100 ml mengandung

600 IgA, 80 IgG, dan 125 IgM. Komposisi ini akan terus berubah sesuai ketahanan tubuh

bayi. Peran kolostrum sampai hari ke-3 setelah persalinan selain sebagai imunisasi pasif

juga mempunyai fungsi sebagai pencahar untuk mengeluarkan mekonium dari usus bayi.

Oleh karenanya bayi sering defekasi dan feses berwarna hitam.7

Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi,

potensi antigen yang disuntikan, waktu antara pemberian imunisasi dan status nutrisi

terutama kecukupan protein karena protein diperlukan untuk mensintesis antibodi. Di

Indonesia terdapat jenis imunisasi yan diwajibkan oleh pemerintah(imunisasi dasar) dan

ada juga yang hanya dianjurkan. Beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh

pemerintah antara lain:2

1. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacillus calmette Guerin) merupakan imunisasi yang digunakan

untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, sebab terjadinya penyakit TBC yang

primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.

11

Page 12: Makalah-PBL-Blok-13

Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah

dilemahkan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian

imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis,

dan reaksi panas.

2. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatisis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk

cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat

diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi hepatitis B ini diberikan intramuskular.

3. Imunisasi Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini

adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral.

4. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus) merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin

DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah

dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti

(toksoid). Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat

berefek samping ringan atau berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri

pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya kesakitan kurang lebih

empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok. Upaya

pencegahan penyakit difteri, pertusis dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui

imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian

bayi dan anak balita.

5. Imunisasi campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan

vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui

12

Page 13: Makalah-PBL-Blok-13

subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadi ruam pada tempat

suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam mempengaruhi

angka kesakitan dan kematian anak.

6. Imunisasi MMR

Imunisasi MMR(Mumps, Measles and Rubella) merupakan imunisasi yang

digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak(measles),

gondong(mumps), dan campak jerman(Rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen

yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yang dilemahkan, virus rubella

strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk bayi usia

dibawah 1 tahun karena di khawatirkan terjadi intervensi dengan antibodi material

yang masih ada.

7. Imunisasi thypus abdominalis

Imunisasi thypus abdominalis merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit thypus abdominalis. Dalam persediaan khususnya di

Indonesua terdapat 3 jenis vaksin thypus abdominalis, diantaranya kuman yang

dimatikan, kuman yang dilemahkan(vivotif berna) dan antigen capsular Vi

polysaccharida(Thypim Vi, Pasteur Meriux). Pada imunisasi awal dapat diberikan

sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu kemudian penguat setelah 1 tahun

kemudian.

8. Imunisasi varicella

Imunisasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella

zooster strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan

suntukan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dan bila di atas usia 13 tahun

dapat diberikan 2 kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.

9. Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi hepatitis A merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan untuk usia

diatas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan vaksin Havrix (berisi virus hepatitis A

strain HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu, booster

pada 6 bulan setelahnya.

13

Page 14: Makalah-PBL-Blok-13

10. Imunisasi HiB

Imunisasi HiB (Hemophilus infulezae tipe b) merupakan imunisasi yang

diberikan untuk mencegah terjadinya oenyakit influenzae tipe b.

Edukasi

Selain penatalaksanaan medik, pasien, dalam hal ini seorang ibu yang baru

melahirkan, harus diberi edukasi dalam rangka melaksanakan penatalaksanaan medik.

Antara lain dengan memberikan edukasi mengenai pemberian ASI eksklusif untuk

bayinya dan juga penyuluhan mengenai jadwal-jadwal imunisasi yang tepat bagi

bayinya.

Kesimpulan

Pada seorang bayi baru lahir, dapat dilakukan berbagai macam pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik tersebut antara lain pemeriksaan seluruh organ-organ tubuh bayi,

pemeriksaan denyut jantung dan laju pernapasan, warna kulit bayi, pemeriksaan antropometri

dan sebagainya. Salah satu metode praktis yang secara sistematis digunakan untuk menilai

bayi baru lahir segera sesudah lahir adalah dengan menggunakan apgar score. Setelah

didapati bayi lahir sehat maka penatalaksanaan yang tepat adalah dengan memberikan ASI

eksklusif dari ibunya dan imunisasi. Selain itu ibu yang baru melahirkan juga harus diberikan

edukasi agar penatalaksanaan terhadap bayi yang baru lahir tersebut dapat berjalan dengan

lancar dan baik sehingga bayi dapat tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan

berkepribadian baik.

14

Page 15: Makalah-PBL-Blok-13

Daftar Pustaka

1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995. Hal. 1-16.

2. Aziz AHA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk ilmu kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika, 2008. Hal. 63-87.

3. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2005. Hal. 55.

4. Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC, 1999. Hal. 541.

5. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Puspa Swara, 2009. Hal. 6-12.

6. Suririnah. Buku pintar mengasuh batita. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007. Hal.

255-64.

7. Purwanti HS. Konsep penerapan ASI eksklusif. Jakarta: EGC, 2004. Hal.9-10.

15