Makalah PBL B4
-
Upload
angela-tiana -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Makalah PBL B4
Kelainan Gen Aldehide Dehydrogenase yang Berpengaruh kepada Sensitivitas Seseorang terhadap Alkohol
Anggela Tiana
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Didalam skenario G, di sebuah pesta, seorang pria ditawari temannya minuman
beralkohol; sebelumnya dia belum pernah minum alkohol. Setelah minum alkohol tersebut,
wajah pria tersebut memerah dan mengeluh terasa panas. Setelah diperiksa oleh dokter, pria
tersebut dinyatakan sensitive terhadap alkohol. Dari skenario tersebut, dapat kita ketahui bahwa
pokok permasalahannya adalah seorang pria mukanya memerah dan terasa panas setelah minum
alkohol yang disebabkan oleh kelainan gen aldehid dehidrogenase (ALDH).
Aldehide dehidrogenase adalah salah satu enzim yang berperan penting dalam
metabolisme alkohol, selain dari enzim alkohol dehydrogenase (ADH). Enzim ini mengubah
aldehid menjadi asetat. Kelainan gen ALDH sering dialami oleh penduduk asia. Menurut
statistik, mutasi ini sering terjadi di negara Jepang yaitu 41% kelompok kontrol yang tidak
minum alkohol mengalami kekurangan ALDH, dan 6% dari kelompok mengkonsumsi alkohol
mengalami kekurangan ALDH.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang peranan protein
sebagai katalisator pada proses metabolisme didalam sel serta proses sintesisnya yang meliputi
replikasi, transkripsi, translasi, dan sintesis. Selain itu makalah ini dibuat untuk memahami
mengenai gen aldehid dehidrogenase serta kesan mutasinya. Selanjutnya, untuk meneliti
mengenai sistem pewarisan melalui teori yang diutarakan oleh Mendel.
1
Gen Aldehid Dehidrogenase (ALDH)
Gen adalah substansi dasar hereditas yang mengandung informasi genetik. Gen yang
bekerja adalah subunit DNA dan terdapat pada lokus dalam kromosom. Aldehid dehidrogenase
merupakan enzim yang bertanggung jawab untuk metabolisme etanol. Etanol yang diminum
akan mengalami reaksi oksidasi menjadi asetildehid oleh enzim alkohol dehydrogenase (ADH)
dan selanjutnya dioksidasi menjadi asam asetat oleh aldehid dehidrogenase (ALDH). Enzim ini
berperan penting dalam toleransi dan ketergantungan terhadap alkohol yaitu pemecahan
asetildehid ke asetat yang tidak beracun. Proses ini dikenali sebagai detoksifikasi yang berlaku di
hati, maka enzim ini banyak didapati di hati. Jika kuantiti asetildehid tinggi dalam darah, muncul
simpton seperti kemerahan di muka dan terasa panas. Gen aldehid dehidrogenase merupakan
kode untuk mengekspresikan enzim tersebut. Bentuk mutasi bagi enzim ini ialah ALDH2. Ini
merupakan bentuk mutasi dominan. Kekurangan enzim aldehid dehidrogenase menyebabkan
kuantiti aldehid tinggi sehingga menyebabkan toxic banyak terdapat didalam tubuh. Kekurangan
enzim ini membawa risiko mengalami kanker oesofagus, kanker paru dan kanker kolon. Reaksi
aldehid dehidrogenase:
RCHO + NAD(P)+ + H2O ↔ RCOOH + NAD(P)H + H+
Enzim ALDH terdiri dari beberapa isoenzim dan yang aktivitasnya paling penting dan
paling kuat dalam metabolisme alkohol adalah ALDH-2. Gangguan pada aktivitas enzim ALDH
menyebabkan penumpukkan aldehid dalam darah, selanjutnya aldehid yang menumpuk dapat
menimbulkan kemerahan dan rasa panas pada wajah (flushing).
Enzim ALDH-2 tersusun dari 517 asam amino. Dari beberapa hasil penelitian ternyata
pada individu yang tidak tahan alkohol ditemukan adanya variasi pada gen ALDH-2 yaitu
nukleotida G dari kodon GAA untuk asam amino ke-487 berubah menjadi nukleotida A sehingga
asam amino ke-487 berubah dari asam glutamat (GAA) menjadi lisin (AAA). Asam amino lisin
pada posisi 487 dari enzim ALDH-2 ini menyebabkan aktivitas enzim ini menjadi menurun.
Rangkaian reaksi metabolisme alkohol adalah sebagai berikut:
CH3CH2OH CH3CHO CH3COOH
Gen dalam aldehid dehidrogenase (ALDH) menyediakan instruksi untuk membuat enzim
yang terlibat dalam pemecahan (metabolisme) dari berbagai molekul dalam sel. Enzim aldehid
dehidrogenase berperan dalam metabolisme banyak molekul termasuk lemak tertentu (kolesterol
dan asam lemak lainnya) dan blok bangunan protein (asam amino). Tambahan enzim aldehid
2
dehidrogenase detoksifikasi zat, seperti alkohol, polutan, dan racun yang terbentuk di dalam sel.
Peran spesifik enzim aldehid dehidrogenase adalah untuk mengubah kelompok oksigen, karbon,
dan atom hidrogen (secara kolektif disebut kelompok aldehida) yang melekat pada molekul lain.
Kelompok aldehida dapat bermanfaat atau merusak sel dan jaringan, tergantung pada molekul
yang mereka terpasang. Melalui aksi mereka dalam mengubah kelompok aldehida, enzim
aldehid dehidrogenase menghasilkan molekul yang disebut NADPH dan NADH, yang
diperlukan untuk banyak proses seluler.
Enzim aldehid dehidrogenase terutama ditemukan dalam sel-sel hati dan ginjal, tetapi
juga terletak di sel-sel lain di seluruh tubuh. Dalam sel, enzim aldehid dehidrogenase berada
dalam struktur yang terlibat dalam pengolahan protein dan transportasi (retikulum endoplasma),
pusat-pusat produksi energi sel (mitokondria), cairan internal sel (sitosol), dan inti. Enzim
aldehid dehidrogenase berinteraksi dengan berbagai macam molekul tergantung pada lokasi
enzim dalam sel. Strukur enzim aldehid dehidrogenase dapat dilihat pada gambar no.1.
Gambar 1. Struktur Aldehid Dehidrogenase1
Variasi umum (polimorfisme) pada gen ALDH dapat mempengaruhi fungsi enzim yang
diproduksi. Polimorfisme pada gen ALDH2, misalnya, mempengaruhi kerusakan alkohol. Orang
yang memiliki polimorfisme tertentu pada gen ALDH2 yang mengganggu fungsi enzim
memiliki toleransi menurun untuk alkohol.
Penyakit yang disebabkan oleh mutasi pada gen ALDH biasanya melibatkan
penumpukan zat dalam tubuh yang berbahaya dalam jumlah besar atau yang mengganggu fungsi
atau produksi molekul lain yang diperlukan.
3
Kelainan genetik (genetic abnormality) merupakan penyimpangan dari sifat umum atau
sifat rata-rata manusia.2 Kelainan genetik terjadi karena kelainan kelainan pada gen atau
kromosom. Kelompok genetika kelainan genetik menjadi tiga kategori:3
Gangguan gen tunggal yang disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal. Mutasi mungkin
hadir pada satu atau kedua kromosom (satu kromosom warisan dari orangtua masing-masing).
Contohnya: penyakit sel sabit, fibrosis kistik dan penyakit Tay-Sachs adalah contoh gangguan
gen tunggal.
Gangguan kromosom disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan dari gen yang terletak
pada kromosom, atau perubahan struktural dalam kromosom. Contohnya, sindrom down
disebabkan oleh tambahan salinan kromosom 21, tetapi tidak ada gen individu pada kromosom
yang abnormal.
Gangguan warisan multifaktorial yang disebabkan oleh kombinasi variasi kecil dalam
gen, sering kali dalam konser dengan faktor lingkungan. Misalnya, penyakit jantung dan kanker.
Replikasi DNA
Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda. Pada sel, replikasi
DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada
eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum
mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang
membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses
replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai
polimerase (PCR).
Replikasi DNA bertujuan untuk mensintesis atau mempergandakan DNA. DNA terletak
dalam nukleus. Replikasi DNA berlaku pada fase interfase dalam mitosis dan meiosis. Proses ini
memerlukan deoksiribonukleotida fosfat dan beberapa enzim.8 Saat replikasi bermula, enzim
helikase memisahkan dua rantai DNA yang berpilin pada garpu replikasi. Kedua-dua rantai DNA
yang sudah terpisah akan menjadi acuan (template). Template ini akan digunakan untuk
mencetak rantai DNA yang baru. Enzim DNA polimerase akan menambah nukleotuda sepanjang
template dengan arah 5' ke 3'. Leading strand akan tersintesis secara kontinu manakala lagging
strand akan tersintesis dengan pembentukan fragmen okazaki. Enzim ligase berfungsi sebagai
'glue'. Proses ini menggunakan metode semi konservatif yaitu rantai DNA anak terdiri daripada
4
satu untai DNA induk dan satu untai DNA hasil sintesis yang baru. Apabila saat replikasi
terdapat kesalahan, maka segera diperbaiki oleh enzim eksonukleotida akan memperbaikinya.
Setelah replikasi, turut ada mekanisme perbaikan pada basa yang salah dipasang oleh
endonuklease.4
Sintesis Protein
Gambar 2. Proses Sintesis Protein5
Sintesis protein menggunakan kombinasi berbagai jenis asam amino untuk meghasilkan
beragam jenis protein yang berbeda. Jenis protein yang disintesis bergantung pada kode tertentu,
berupa urutan basa ADN. Jenis asam nukleat yang lain, yaitu ARN diperlukan untuk meletakkan
protein secara bersama-sama. Jenis protein akan berbeda berdasarkan jenis dan rangkaian asam
amino. Protein sangat penting karena protein merupakan bahan dasar dalam tubuh makhluk yang
hidup. Proses sintesis protein terdiri atas dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi.6
Transkripsi
Proses transkripsi merupakan proses mengubah DNA menjadi messanger ribonucleic
acid (mRNA). Proses ini terjadi di dalam nukleus. mRNA akan membentuk pita panjang dan
berfungsi sebagai cetakan pembentuk polipeptida.11 Saat transkripsi bermula, satu rantai DNA
5
menjadi sense. Pada tahap inisiasi, RNA polimerase menempel pada promoter yaitu susunan
khas pada sense untuk memulakan proses ini. Pada tahap pemanjangan, RNA nukleotida
menambah pada sense oleh enzim RNA polimerase. Basa cytosine akan berpasangan dengan
guanine, basa adenine akan berpasangan dengan uracil. RNA akan terbentuk dari ujung 5' ke 3'
dan terbentuk antiparalel dengan DNA template. Kemudian, tahap terminasi pada prokariota,
transkripsi berhenti pada stop kodon. Ini berbeda dengan eukariota yang ada susunan basa
nitrogen AAUAAA yang menjadi signal untuk berhenti sebelum bertemu dengan stop kodon.
Sebelum mRNA dihantar ke ribosom, proses modifikasi mRNA berlangsung dengan menambah
ujung 5' dengan guanine trifosfat termetilasi dan pada ujung 3' dengan adinine.
Transkripsi (dari bahasa Inggris: transcription) dalam genetika adalah pembuatan RNA
dengan menyalin sebagian berkas DNA. Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi
genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah alih aksara atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud
adalah mengubah "teks" DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen
timin di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil.4
Translasi
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses sintesis polipeptida
spesifik berdasarkan sandi genetika pada mRNA. Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan
biosintesis protein setelah proses transkripsi. Proses translasi berlaku apabila mRNA menuju ke
sitoplasma. Pada tahap ini, mRNA akan dibaca dan diubah menjadi rantai asam amino. Ribosom
mempunyai subunit besar dan subunit kecil. Ia juga mengandung rRNA dan protein. Kodon pada
mRNA menempel pada ribosom melalui sisi P. Tahap inisiasi ditandai dengan kodon start yaitu
meionin. Triplet kodon mewakili satu asam amino. Proses ini akan berlanjut apabila tRNA yang
membawa rantai asam amino berubah ke sisi A. Tahap terminasi terjadi apabila ribosom
menemui stop kodon UAG pada mRNA. Polipeptida dilepaskan dari ribosom dan sintesis protein
selesai.4
Mutasi
Kelainan dan penyakit genetik pada manusia disumbangkan oleh mutasi. Mutasi adalah
perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen
(disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya
6
disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar
bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Perubahan pada sekuens basa DNA akan menyebabkan perubahan pada protein yang dikode
oleh gen. Contohnya, bila gen yang mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim yang
dikode oleh gen mutan tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat
perubahan sekuens asam amino. Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan bila enzim
yang berubah oleh gen mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya dan menguntungkan bagi
sel.
Mutasi gen (point mutation) terjadi apabila perubahan urutan basa pada DNA atau
perubahan nukleotida pada DNA. Akibat kerusakan nukleotida DNA atau dari kesalahan yang
tidak diperbaiki selama replikasi dapat ditranskripsi ke mRNA sehinggan ditranslasi susunan
abnormal ke asam amino. Perubahan nukleotida boleh terjadi karena ada penggantian basa,
delesi, dan insersi.
Gambar 3. Mutasi Gen7
7
Terdapat tiga tipe pada mutasi ini yaitu silent mutation, missense mutation dan nonsense
mutation. Silence mutation tidak mempengaruhi susunan asam amino, maka tidak ada efek
kepada fungsional protein. Missense mutation mengakibatkan satu asam amino original
digantikan dengan asam amino yang baru. Efeknya, ada yang tidak mengubah fungsi protein
(acceptable MM), ada yang sebagian fungsi protein terganggu (partially acceptable MM), dan
ada yang mengakibatkan protein tidak berfungsi sama sekali (unacceptable MM). Nonsense
mutation mengubah kodon asam amino kepada kodon stop. Maka sintesis protein terhenti
sebelum waktunya.
Mutasi kromosom terjadi apabila terdapat perubahan pada jumlah kromosom atau
susunan kromosom. Perubahan jumlah kromosom menyebabkan terjadi penyakit down
syndrome, poliploidi, dan aneuploidi. Bagi perubahan susunan berlaku karena ada delesi,
duplikasi, inversi dan translokasi.8
Pewarisan Sifat - Hukum Mendel
Bila kita membahas mengenai pewarisan sifat, kita tidak bisa lepas dari hukum Mendel
yang mencetuskan hukum dasar hereditas. Hereditas adalah penyebaran karakter dari orang tua
kepada keturunannya melalui informasi yang dikodekan pada sel germinal orang tua.
Ia menyimpulkan bahwa setiap individu baru akan menerima faktor pembawa sifat yang disebut
gen, masing-masing satu gen dari setiap orang tuanya, dengan demikian individu baru tersebut
mempunyai sepasang gen. Hasil penelitiannya ini dirangkum dalam hukum Mendel I (hukum
segregasi) dan hukum Mendel II (hukum penggolongan bebas), melalui penemuannya ini
Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika Modern. Antara sifat yang diperhatikan oleh Mendel
melalui risetnya pada tanaman kapri.
Gambar 4. Sifat yang diperhatikan pada Tanaman Kapri9
8
Hukum Mendel I atau hukum segregasi menyatakan bahwa pada pembentukan gamet
terjadi segregasi atau pemisahan alel-alel secara bebas, dari diploid ke haploid.2,10 Persilangan
monohibrid atau persilangan satu sifat beda membuktikan hukum Mendel 1. Variasi gen (alel
yang berbeda) bertanggungjawab terhadap variasi sifat yang diwariskan.8 Dua alel yang
bertanggungjawab pada satu karakter akan terpisah ketika gametogenesis.8,9 Sebelum melakukan
suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet yang kandungan gennya separuh
dari kandungan gen pada individu. Sebagai contoh, individu GG akan membentuk gamet G, dan
individu gg akan membentuk gamet g. Pada individu Gg yang menghasilkan gamet G dan gamet
G, akan terlihat bahwa pada gen G dan gen g akan dipisahkan (disegregasi) ke dalam gamet-
gamet yang terbentuk tersebut.10 Pada percobaan yang pertama, Mendel mencoba untuk
menyilangkan galur murni yang panjang dan galur murni yang pendek. Tanaman galur murni,
yaitu tanaman yang kalau menyerbuk sendiri tidak akan menghasilkan tanaman yang berbeda
dengannya. Hasilnya, nisbah tanaman tinggi dan tanaman pendek adalah 3:1. P membawa simbol
tertua (parental), F1 bermaksud generasi pertama (filial 1) dan F2 bermaksud generasi kedua
(filial 2).
Gambar 5. Persilangan Monohibrid9
9
Hukum Mendel II membahaskan mengenai penyilangan dua sifat yang berbeda.
Contohnya, tumbuhan berwarna kuning dan buahnya bulat disilangkan dengan tumbuhan
berwarna hijau dan buahnya keriput. Hukum ini juga dikenal hukum penggabungan bebas.
Segregasi atau pasangan gen yang tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya,
sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihn kombinasi gen-gen secara
bebas.10 Hukum ini dapat dibuktikan dengan persilangan dihibrid.
Gambar 6. Persilangan Dihibrid9
Homozigot resesif: bbkk
Homozigot dominan: BBKK
Hasil nisbah persilangan: 9:3:3:1
Cara Mendeteksi Kelainan Gen
Pada saat ini telah ditemukan cara yang dapat mendeteksi kelainan pada gen yakni:
Karyotyping (penentuan kariotipe), yang merupakan prosedur yang terdiri dari pemisahan
dan analisis masing-masing kromosom yang difoto selama metafase mitosis. Resolusi halus
kelainan kromosom dilakukan dengan analisis citra digital pada komputer. Penentuan kariotipe,
yang diperkuat dengan teknik pewarnaan atau pemitaan (banding), memungkinkan kita tidak saja
memberi nomor setiap kromosom tetapi juga mendeteksi perubahan-perubahan morfologik
10
misalnya translokasi dari satu kromosom ke kromosom lain, delesi, inversi, dan cincin.
Penyisipan kariotipe memerlukan waktu 4-6 minggu. Metode-metode modern penentuan
kariotipe juga meliputi probe DNA berlabel fluoresen yang spesifik untuk regio-regio kromosom
tertentu; teknik ini disebut fluorescent in situ hybridization (FISH, hibridisasi in situ fluoresen).
Penggunaan teknologi DNA seperti pemanfaatan PCR (polymerase chain reaction) atau
reaksi rantai plimerase dan probe asam nukleat berlabel untuk menelusuri patogen-patogen
tertentu. Dengan teknologi ini para saintis dapat mengidentifikasi banyak individu yang
mempunyai penyakit genetik sebelum munculnya gejala, atau bahkan sebelum lahir. Ini
merupakan metode yang spesifik untuk memperbesar segmen DNA yang ditentukan sebelumnya
dari sampel yang kecil. Teknik PCR digunakan secara luas pada kedokteran molekular.
Analisis hibridisasi memungkinkan untuk mendeteksi bentuk alel abnormal dari gen yang
ada di dalam sampel DNA dan diagnosis dengan akurasi yang masuk akal dengan penanda RFLP
yang telah ditemukan.
Teknik G-banding, dimana permulaannya kromosom dicernakan dengan tripsin dan
kemudian dilakukan pengecatan giemsa. Ini akan memperlihatkan berbagai rantai (bond) terang
dan gelap yang karakteristik untuk setiap kromosom. Rantai terang sesuai dengan euchromatin
(gen kaya DNA), rantai gelap sesuai dengan heterochromatin (kaya akan sekuen repetitif).
Analisis RFLP (restriction fragment length polymorphisme), merupakan pembuktian
yang berguna tidak hanya pada pemetaan lokasi kromosom dari gen abnormal dari kesalah
metabolik lahir, tetapi juga dalam pengetahuan forensik, pada kasus perkosaan atau perebutan
orangtua, karena ini merupakan keunikan/kekhususan individu.11,12
Kesimpulan
Alkohol merupakan senyawa beracun dan tidak dapat disimpan dalam tubuh. Oleh karena
itu, alkohol perlu dipecah menjadi asam asetat (cuka) untuk kemudian dioksidasi dan
disingkirkan dengan bantuan enzim ALDH. Namun, saat enzim ALDH tidak hadir dalam jumlah
yang cukup, maka alkohol tidak bisa dipecah sehingga menjadi racun bagi tubuh. Kekurangan
enzim ALDH antara lain disebabkan terjadinya perubahan gen ALDH yang dikenal sebagai
polimorfisme. Polimorfisme menyebabkan gen ALDH menjadi tidak aktif sehingga menghambat
pemecahan alkohol. Kondisi ini bersifat genetik. Teori yang dibuat oleh Mendel telah
11
memecahkan pertanyaan mengenai faktor keturunan yang diwarisi daripada bapak dan ibu.
Kelainan gen aldehide dehidrogenase telah menyebabkan pria tersebut sensitif terhadap alkohol.
Kelainan gen mungkin disebakan oleh mutasi atau memang telah diwarisi dari keturunan.
Daftar Pustaka
1. Wall TL, Thomasson HR, Schuckit MA, Ehlers CL. Subjective feelings of alcohol intoxication
in Asians nuywith genetic variations of ALDH2 alleles. Alcohol Clin Exp Res 1992;16(5):991-5.
2 Karmana O. Biologi. 1st edition. Bandung: Grafindo Media Pratama; 2008. h.105.
3. Firmansyah R. Mudah dan aktif belajar biologi. 1st edition. Bandung: Penerbit PT.Setia Purna Inves; 2008. h. 60-2.
4. Priastini S. Blok 4 genetika dan biologi molekuler. Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta 2013.h.64-150.
5. Nusdwinuringtyas N. Sintesis protein 22 September 2008. Diunduh dari http://wmakhlukbio.blogspot.com/2011/10/asam-ribonukleat-rna.html, 26 Januari 2014.
6. Sudjadi B, Laila S. Biologi SMA kelas XII. Jakarta: Penerbit Yudhistira; 2007. h.81.
7. Saefudin. Mutasi gen 28 November 2010. Diunduh dari http://catalog.flatworldknowledge.com/bookhub/reader/2547?e=gob-ch19_s05, 28 Januari 2014.
8. Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif. Jakarta: Penerbit Azka Press; 2007.
9. Diunduh dari http://lovelyteacherrita.blogspot.com/2010/12/bab-lima-pola-pola-hereditas-3.html, 28 Januari 2014.
10. Abdurahman D. Biologi kelompok pertanian. 1st edition. Bandung: Grafindo Media Pratama; 2005. h.22.
11. Sarjadi. Patologi umum dan sistematik. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 46-51.
12. Hartanto H. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. h.546-72.
12