makalah patologi

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.Di dalam badan terdapat berbagai jenis sel dengan fungsi-fungsi yang sangat khusus, semua sel sampai suatu taraf tertentu, mempunyai gaya hidup dan unsure structural yang serupa. Sel terdiri atas nucleus, sitoplasma, lisosom, mitokondria, membrane sel, RE dan Badan golgi yang semua bagian tersebut memiliki fungsinya masing- masing. Namun umur dari setiap sel tidaklah sama, tergantung dari seberapa cepat seltersebut beregenerasi. Terdapat banyak cara dimana sel dapat mengalami kerusakan atau mati, tetapi modalitas yang penting dari cedera cenderung

description

makalahku

Transcript of makalah patologi

Page 1: makalah patologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar

kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan

berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara

autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.Di dalam badan

terdapat berbagai jenis sel dengan fungsi-fungsi yang sangat khusus,

semua sel sampai suatu taraf tertentu, mempunyai gaya hidup dan unsure

structural yang serupa. Sel terdiri atas nucleus, sitoplasma, lisosom,

mitokondria, membrane sel, RE dan Badan golgi yang semua bagian

tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Namun umur dari setiap sel

tidaklah sama, tergantung dari seberapa cepat seltersebut beregenerasi.

Terdapat banyak cara dimana sel dapat mengalami kerusakan atau mati,

tetapi modalitas yang penting dari cedera cenderung dibagi menjadi

beberapa kategori. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan cederanya

sel, salah satunya defisiensi oksigen atau bahan makanan kritis lain, sebab

tanpa oksigen berbagai aktifitas pemeliharaan dan sintetis dari sel berhenti

dengan cepat. Suatu jenis cedera kedua yang penting adalah fisik, yang

sebenarnya menyangkut robeknya sel, atau paling sedikit gangguan

hubungan special umum antara berbagai organel atau integritas struktur

salah satu organel atau lebih. Ada banyak bentuk kerusakan sel yang di

bagi menjadi dua yaitu bentuk umum dan bentuk khusus. Bentuk umum

Page 2: makalah patologi

terdiri dari; degenerasi atau infiltrasi, nekrosis dan apoftosis. Sedangkan

bentuk khusus terdiri dari gangren dan infark.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi cedera sel

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk cedera sel

3. Untuk mengetahui penyebab cedera sel

4. Untuk mengetahui penanggulangan cedera sel

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa itu cedera sel?

2. Bagaimana bentuk-bentuk cedera sel?

3. Apa yang menyebabkan cedera sel?

4. Bagaimana penanggulangan sel?

Page 3: makalah patologi

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Cedera Sel

Cedera sel merupakan kondisi dimana sel sudah tidak dapat lagi

melakukan fungsinya secara optimal dikarenakan adanya penyebab-

penyebab seperti defisiensi oksigen atau bahan makananyang dibutuhkan

oleh sel untuk beregenerasi kurang. Sehingga fungsi dari sel lama

kelamaan akan menurun dan terkadang menyebabkan gangguan

morfologis.

2. Bentuk-Bentuk Cedera Sel

a. Bentuk Umum

1) Degenerasi Sel

Degenerasi yaitu kemerosotan, perubahan fungsi dari yang lebih

tinggi ke bentuk yang lebih rendah, terutama perubahan jaringan

yang kurang fungsional. Perubahan subletal pada sel secara

tradisional disebut degenerasi ataupun perubahan degeneratif.

Walaupun tiap sel dalam badan menunjukan perubahan-perubahan

semacam itu, sel-sel yang secara metabolis aktif seperti pada hati,

ginjal dan jantung sering terserang. Perubahan-perubahan degeneratif

cenderung melibatkan sitoplasma sel, sedangkan nucleus

mempertahankan integritas mereka selama sel tidak mengalami

cedera letal. Bentuk perubahan degeneratif sel yang paling sering

Page 4: makalah patologi

dijumpai adalah menyangkut penimbunan air di dalam sel yang

terkena. Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volum pada

bagian-bagian sel. Biasanya dalam rangka untuk menjaga kestabilan

lingkungan internal sel harus mengeluarkan energy metabolik untuk

memompa ion natrium keluar dari sel. Ini terjadi pada tingkat

membran sel.

2) Nekrosis

Nekrosis adalah kematian sel yang disebabkan oleh; (1).Iskemia :

kekurangan oksigen, metabolik lain, (2). Infektif : bakteri,virus, dll,

(3). Fisiko-kimia : panas, sinar X, asam, dll. Terdapat 2 tipe nekrosis

a. Nekrosis koagulatif

Disebabkan oleh denaturasi protein sekular yangmenimbulkan

massa padar, menetap berhari-hari/berminggu-minggu larut dan

dikeluarkan dari lisis enzimatik. Tipe ini ditemukan setelah

kehilangan pasokan darah, contoh pada infarkb. Nekrosis

kolikuatif Terjadi pelaritan yang cepat dari sel yang mati.

Terutama terjadi pada susunan saraf pusat. Pemecahan myelin

perlunakan otak, likuefaksi. Ada beberapa penyebab nekrosis:

I. Iskhemi

Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen

dan makanan untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi

pada infak, yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan

pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat

Page 5: makalah patologi

pembentukan trombus. Penyumbatan mengakibatkan anoxia.

Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak

mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih

mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang bersifat rentan

terhadap anoxia. Jaringan yang sangat rentan terhadap

anoxia ialah otak.

II. Agens biologic

Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding

pembuluh darah dan trombosis. Toksin ini biasanya berasal

dari bakteri-bakteri yang virulen, baik endo maupun

eksotoksin. Bila toksin kurang keras, biasanya hanya

mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat

mengeluarkan berbagai enzim dan toksin, yang secara

langsung atau tidak langsung mempengaruhi jaringan,

sehingga timbul nekrosis.

III. Agens kimia

Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia

merupakan juga merupakan juga zat yang biasa terdapat

pada tubuh, seperti natrium dan glukose, tapi kalau

konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat

gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat tertentu

dalam konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan

Page 6: makalah patologi

racun dan mematikan sel, sedang yang lain baru

menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya tinggi.

IV. Agens fisik

Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun

dingin, tenaga listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi.

Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan

potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul

kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.

V. Kerentanan (hypersensitivity)

Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secaradidapat

(acquired) dan menimbulkan reaksi imunologik. Pada

seseorang bersensitif terhadap obat-obatan sulfa dapat

timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan

obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada

pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi

Schwartzman dan reaksi Arthus.

b. Bentuk Khusus

1) Gangren

Gangren merupakan kematian dari jaringan sebagai suatu massa,

seringkali dengan pembusukan, terjadi karena bagian tubuh sepert

kulit, otot atau organ kekurangan sirkulasi darah. Adabeberapa tipe

gangren :

a) Gangren kering

Page 7: makalah patologi

Disebabkan iskemia tanpa adanya edema atau infeksi

makroskopik. Biasanya pada anggota gerak, mengalami

mumifikasi, terdapat garis demarkasi. Biasanya setelah

sumbatan arterial secara berangsur-angsur.

b) Gangren basah

Membusuk dan membengkak, organ atau anggota gerak. Setelah

sumbatan arterial atau kadang vena, sering dipersulit oleh

infeksi, seringkali infeksi saprofitik. Sering pada strangulasi

usus. Juga infeksi anggota gerak dari gangren yang sebelumnya

kering. Penyebab gangren:

1. Vaskular: ateroma, aneurisma, trombosis, keracunanergot,

tumor, pembalutan, torniket, ligasi, strangulasi, hematoma,

embolisme.

2. Traumatik: cedera crushing dengan kekurangan pasikan

darah, ulkus dekubitus, dll.

3. Fisiko-kimiawi: panas, dingin, asam, alkali, sinar X dll.

4. Infektif: piogenik akut (karbunkel), infeksi berat

dengantrombosis vaskuler (apendiks gangrenosa),

infeksiklostridia (gas gangren)

5. Penyakit saraf: siringomielia, dan tabesdorsalis ulkustropik

(kaitan dengan kehilangan saraf sensorik).

2) Infark

Page 8: makalah patologi

Suatu daerah nekrosis iskemik yang timbul oleh kurangnyapasokan

darah, biasanya oleh embolisme atau trombosit. Ada duatipe infark,

yaitu : (1). Aseptik (2). Septik. Keduanya dapat menyebabkan :

a. Anemia atau pucat. Contoh: ginjal, lien, jantung, otak

b. Hemoragik atau merah. Contoh: paru, usus

3. Penyebab Cedera Sel

Deprivasi Oksigen. Hipoksia , atau defisiensi oksigen,

mengganggu respirasi oksidatif aerobic dan merupakan penyebab cedera

tersering dan terpenting, serta menyebabkan kematian. Hipoksia harus

dibedakan iskemia, yang merupakan terhentinya suplai darah dalam

jaringan akibat gangguan aliran darah arteri atau berkurangnya drainase

vena. Iskemia merupakan penyebab tersering hipoksia, defisiensi oksigen

dapat juga disebabkan oleh oksigenasi darah yang tidak adekuat, seperti

pada pneumonia atau berkurangnya kemampuan pengangkutan oksigen

darah seperti pada anemia atau keracunan karbon monoksida (CO) (CO

membentuk ikatan kompleks hemoglobin sehingga menghalangi

pengikatan oksigen).

Bahan Kimia. Bahan yang sering dikenal sebagai racun

menyebabkan kerusakan serius pada tingkat selules dengan mengubah

permeabilitas membrane, homeostatis osmotic, atau keutuhan enzim atau

kofaktor, dan dapat berakhir kematian seluruh organ. Bahan berpotensi

toksik lainnya ditemukan setiap hari dilingkungan kita; bahan tersebut

meliputi polusi udara, insektisida, karbon monoksida, asbes, dan stimulant

Page 9: makalah patologi

social, seperti etanol. Bahkan, obat teraupetik menyebabkan jejas sel atau

jaringan pada pasien yang rentan atau pada pemakaian yang tepat.

Agen Infeksius. Berkisar dari virus submikroskopis sampai cacing

pita yang panjangnya beberapa meter; diantara rentang itu terdapat

riketsia, bakteri, fungi, dan protozoa.

Reaksi Imunologi. Walaupun system imun melindungi tubuh

dalam melawan benda asing reaksi imun yang disengaja atau tidak

disengaja dapat mengakibatkan jejas sel dan jaringan. Anafilaksis terhadap

protein asing atau suatu obat merupakan contoh klasik.

Defek Genetik. Defek genetic dapat menyebabkan perubahan

patologis yang menyolok, seperti malformulasi kongential yang

disebabkan oleh sindrom Down atau tak kentara, seperti subtitusi asam

amino tunggal pada Hemoglobin S anemia sel sabit. Beberapa kesalahan

metabolisme saat lahir akibat defisiensi enzimatik congenital merupakan

contoh kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh perubahan yang

sering kal terjadi pada asam deoksiribonukleat (DNA).