Fenomena Patologi
-
Upload
suci-agustina -
Category
Documents
-
view
161 -
download
1
description
Transcript of Fenomena Patologi
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan beragam suku dan agama. Dari beragam
perbedaan tersebut, bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi kebhinneka tunggalikaan,
artinya walaupun bangsa Indonesia berbeda suku maupun agama, bangsa Indonesia tetap
terus bersatu dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Namun, semua perbedaan yang
ada merupakan wujud dari karakter bangsa Indonesia itu sendiri, sehingga dibentuklah
sebuah dasar negara yang bagi bangsa Indonesia dijadikan sebagai acuan dan panduan dalam
bernegara. Dasar negara tersebut adalah pancasila, dimana didalam pancasila itu sendiri
terdapat lima sila dan masing masing sila tersebut mengandung nilai-nilai yang dijadikan
pedoman dalam kehidupan rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila
mencakup segala aspek, seperti aspek dalam pemerintahan, aspek hubungan antar manusia,
aspek dalam beragama, dan sebagainya.
Perjalanan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan butuh perjuangan yang
besar. Kerja sama dan semangat persatuanlah yang membawa bangsa Indonesia dapat
melanjutkan kehidupan bernegara dan bangkit dari keterpurukan. Namun, Seiring
berkembangnya zaman dan dampak dari globalisasi, bangsa Indonesia dihadapkan pada
kondisi dimana nilai-nilai dalam kehidupan bangsa Indonesia mulai pudar. Jika hal tersebut
terus dibiarkan, bangsa Indonesia akan mendapat masalah yang besar. Maka dari itu, sebagai
bangsa Indonesia, kita seharusnya peka terhadap perkembangan zaman sehingga mampu
membentengi diri sebelum terjadinya kekacauan dalam negeri. Peran dari masyarakat
Indonesia sangat dibutuhkan dalam keadaan ini khususnya bagi para pemuda Indonesia
sebagai generasi penerus bangsa agar dapat mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana solusi dalam menghadapi beberapa gejala fenomena patologi sosial berikut ini :
1. Hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat?
2. Memudarnya Kehidupan Kewargaan dan Nilai-Nilai Komunitas?
3. Kemerosotan Nilai-nilai Toleransi dalam Masyarakat?
4. Memudarnya Nilai-nilai Kejujuran, Kesopanan, dan Rasa Tolong-menolong?
5. Melemahnya Nilai-nilai dalam Keluarga?
6. Praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam Penyelenggaraan Pemerintahan?
7. Kerusakan Sistem dan Kehidupan Ekonomi?
8. Pelanggaran Terhadap Nilai-nilai Kebangsaan?
BAB II
Isi
1.2. Pembahasan Materi
Fenomena Patologi Sosial
1. Hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat
Hancurnya demokrasi ini dapat mengurangi rasa saling berbagi keputusan,
musyawarah yang sebaiknya dilaksanakan oleh suatu lingkungan masyarakat
dapat tidak terlaksana. Akibat tidak terlaksananya musyawarah tersebut maka
ancaman silahturahmi yang terjalin akan mengendur padahal kita tahu bahwa
masyarakat adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya,
bayangkan jika kehidupan bermasyarakat jadi tidak seimbang karena makhluk
hancurnya nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Selain itu juga kita tahu bahwa
demokrasi itu berarti memberikan kebebasan yang terbatas pada masyarakat. Jadi
apabila demokrasi hancur itu berarti kebebasan masyarakat juga dihancurkan
akibatnya masyarakat bisa dibatasi dalam menyuarakan pendapat dan aspirasinya
atau bahkan sebaliknya kebebasan masyarakat menjadi tidak terbatas lagi karena
mungkin banyak norma-norma yang terabaikan sehingga masyarakat kita bisa
menjadi masyarakat yang tidak memiliki norma dan sifat sopan santun.
Solusinya adalah:
a. Dengan mulai menanamkan sikap-sikap demokrasi kedalam diri para penerus
bangsa mulai sejak dini. Karena seperti kata pepatah belajar diwaktu muda itu
seperti menulis diatas batu, itu berarti menanamkan sikap demokrasi yang
bermoral pada para penerus bangsa sejak kecil akan membuat anak-anak
Indonesia memiliki sifat untuk mencintai tanah air. Tidak perduli bagaimana
keadaan saat ini seburuk apapun keadaan yang ada pasti masih ada
kesempatan untuk kita mengubahnya jika kita mau kita pasti bisa. Jika setiap
masyarakat memiliki kesadaran diri yang tinggi tentang pentingnya
menanamkan sikap demokrasi pada anak-anaknya hal itu berarti kita telah
menanamkan banyak masyarakat-masyarakat yang bermoral demokratis
dimasa depan.
b. Menanamkan sifat demokrasi dengan cara memberikan pengajaran dan
menjelaskan tentang pendidikan kewarganegaraan, nilai-nilai pancasila dan
nilai kebangsaan pada semua masyarakat Indonesia, sehingga semua nilai
mendarah daging kepada seluruh rakyat dan warga dapat sadar serta mengerti
tentang permasalahan bangsa dan menkonsistenkan segala tindakan warga
terhadap nilai-nilai bangsa.
c. Menjelaskan akan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam demokrasi dan
pentingnya demokrasi yang bertanggung jawab.
d. Menindak dengan tegas setiap pelanggaran hukum,demokrasi, dan ham sesuai
dengan UU dan peraturan.
e. Mengatur dan membebaskan rakyat untuk membuat ormas-ormas
politik,sosial yang penting bagi masyarakat sesuai dengan nilai demokrasi
yang bertanggung jawab.
f. Memberikan pegajaran dan pemahaman nilai-nilai agama secara mendarah
daging pada masyarakat agar tercipta kebebasan yang dibatasi oleh nilai-nilai
agama yang baik.
2. Memudarnya kehidupan kewarganegaraan dan nilai-nilai komunitas
Masyarakat-masyarakat Indonesia terutama kalangan-kalangan muda banyak
sekali yang aktif terlibat dalam suatu komunitas yang digabungkan oleh satu
paham atau kesenangan yang sama. Namun kadang sebagian orang bersifat
chauvinisme sehingga cenderung bersifat meninggikan komunitas sendiri dan
merendahkan komunitas lain. Itulah penyebab kenapa nilai-nilai komunitas dan
sifat kewarganegaraan itu bersifat penting karena dengan adanya nilai-nilai dan
sifat itu semua masyarakat jadi bisa lebih menghargai anggota antar komunitas
dan menyadari bahwa dari komunitas manapun mereka, mereka tetaplah
berpayung dalam satu kewarganegaraan yang sama yaitu Indonesia, apabila nilai-
nilai itu memudar mungkin kebanyakan masyarakat Indonesia akan memudarkan
ideologi Pancasila mereka dan berganti dengan chauvinisme yang merajalela.
Solusinya adalah:
a. Menanamkan sifat berkewarganegaraan yang baik pada anak-anak Indonesia
dari kecil dan mengefektifkan pendidikan sebagai mediator penanaman sikap
nasionalisme.
b. Memberikan pemahaman pada setiap komunitas atau daerah supaya tidak
menanamkan sifat chauvinisme didalam diri setiap anggotanya sehingga tidak
menggugurkan sifat kewarganegaraan didalam diri mereka.
c. Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang pendidikan
kewarganegaraan, nilai-nilai pancasila dan nilai kebangsaan pada semua
masyarakat Indonesia, sehingga semua nilai mendarah daging kepada seluruh
rakyat dan warga dapat sadar dan mengerti tentang permasalahan bangsa dan
menkonsistenkan segala tindakan warga terhadap nilai-nilai bangsa.
d. Menjelaskan akan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam demokrasi dan
pentingnya demokrasi dalam suatu komunitas agar tidak terjadi perpecahan
dan kebebasan yang berlebihan.
e. Mengatur dan membebaskan rakyat untuk membuat ormas-ormas
politik,sosial yang penting bagi masyarakat sesuai dengan nilai demokrasi
yang bertanggung jawab.
f. Memberikan kesejahteraan pendidikan kepada rakyat secara optimal dan
layak,serta terdistribusi secara layak kepada masyarakat, agar pendidikan bisa
menjadi mediator penanaman rasa cinta tanah air secara nyata dan tak hanya
teori.
g. Memberikan konsep dan pengajaran pada rakyat tentang nilai-nilai patriot
dalam pembelaan Negara baik dalam pembelaan Negara dalam serangan
militer dan nonmiliter agar bisa memiliki sifat kewarganegaraan yang
mencintai tanah air karena belajar dari semua perjuangan para patriotnya.
3. Kemerosotan nilai-nilai toleransi dalam masyarakat
Ditinjau dari sudut etimologi kata toleransi berasal dari bahasa Latin toleraré .
Makna dasarnya ialah sikap menghargai, membiarkan dan membolehkan.
Pengertian toleransi merupakan suatu pengertian yang menyatakan suatu hubungan.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural dan multikultural. Artinya
ialah menjadi manusia yang sanggup hidup dalam perbedaan danbersikap toleran.
Bersikap toleran berarti bisa menerima perbedaan dengan lapang dada, dan
menghormati hak pribadi dan sosial pihak yang berbeda menjalani kehidupan
mereka.Sifat toleransi menuntun kita untuk bisa saling menghargai satu sama lain
tak memandang suku, ras, agama, dan semua perbedaan yang ada, sama seperti
makna dari sebuah kalimat yang tertulis pada kain yang dicengkram oleh burung
garuda yaitu kalimat “Bhinneka Tunggal Ika”, yang bermakna walaupun berbeda-
beda namun tetap satu jua. Itu berarti dengan adanya sifat toleransi akan
membantu Indonesia untuk melaksanakan salah satu nilai dari landasan kehidupan
bermasyarakat Indonesia. Karena dengan toleransilah kita bisa mempersatukan
bangsa dengan semua keanekaragaman agama, suku dan budayanya. Jika, nilai
toleransi dalam kehidupan sehari-hari kita merosot bahkan hilang, maka akan
terjadi yang namanya perang suku, perang antar umat beragama dan lain
sebagainya, sehingga hancurlah nilai keseimbangan didalam masyarakat
Indonesia.
Solusinya adalah:
a. Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang nilai-nilai pancasila pada
semua masyarakat Indonesia.
b. Mengatur dan membebaskan rakyat untuk membuat ormas-ormas
politik,sosial yang penting bagi masyarakat sesuai dengan nilai demokrasi
yang bertanggung jawab dan saling menghargai satu sama lain.
c. Membuat kebijakan yang memperhatikan kepentingan rakyat,sehingga setiap
elemen pemerintahan, industri, ekonomi, dan lainnya memberi perhatian
kepada rakyat yang membutuhkan.
d. Memberikan kesejahteraan pendidikan kepada rakyat secara optimal dan layak
tanpa pandang bulu.
e. Memberikan pegajaran dan pemahaman nilai-nilai agama secara mendarah
daging pada masyarakat agar bisa saling menghargai satu sama lain.
f. Membangun dan mengembangkan toleransi dengan cara pendekatan sistem
sosial yakni hubungan antar anggota-anggota dari berbagai kelompok.
g. Membangun toleransi dengan menggunakan pendekatan sistem budaya, yaitu
melaksanakan segala kegiatan berpedoman dari nilai-nilai umum yang berlaku
bagi setiap anggota suatu komunitas.
h. Perlunya kerukunan dan damai sejahtera, persatuan dan kerjasama dengan
prinsip keadilan, saling menguntungkan, saling menghargai, saling
terbuka dan saling percaya.
i. Mengevaluasi dan memperbaiki sistem dan bobot pendidikan dan pembinaan ,
baik yang khas keagamaan maupun yang bukan khas atau yang bersifat
umum, untuk menambah pengetahuan, mematangkan iman, meningkatkan
moral dan spiritual, memantapkan kepribadian. Sasaran pendidikan
dan pembinaan bukan hanya pada aspek intelektual dan ketrampilan, tetapi
juga pada budi pekerti dan hati nurani (moral dan spiritual) serta emosionalitas
dan perilaku, pola pikir dan pola hidup
j. Mengembangkan hidup bersama, kegiatan bersama dan kerjasama
secara proporsional yg dilandaskan pada kesadaran akan kebutuhan dan
ketergantungan satu sama lain sebagai konsekwensi hidup bersama serta
kesamaan martabat dan hak sebagai manusia.
4. Memudarnya nilai-nilai kejujuran, kesopanan dan rasa tolong menolong
Nilai kejujuran sangat erat hubungannya dengan sila pertama Pancasila,
karena yang pasti setiap agama pasti mengajarkan para penganutnya untuk bisa
hidup dengan jujur. Jika nilai kejujuran telah luntur dari dalam diri masyarakat
Indonesia sama saja dengan tidak berjalan dengan baiknya pemahaman
masyarakat terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan yang telah terkonsep dengan baik
didalam landasan negara kita.
Jika kita bicara tentang kesopanan sama saja kita berbicara tentang cara
menghargai sesama terutama orang yang jauh lebih tua, itu berarti sama saja
dengan adab-adab sosial yang sudah terkonsep sejak lama. Sesuai dengan
Pancasila sila ke-2, yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab”, berarti Pancasila
telah memberikan landasan untuk kita memiliki sikap yang beradab yaitu salah
satunya dengan memiliki sikap sopan santun. Jika kebanyakan masyarakat
Indonesia tidak memiliki sifat sopan itu berarti sudah sangat sedikit sekali
masyarakat yang bisa memaknai Pancasila dengan baik sebagai landasan hidup
bangsa Indonesia.
Tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah dibutuhkan
karena setiap manusia adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan bantuan
orang lain didalam hidupnya. Seperti yang tercantum dalam sila ke-5 Pancasila.
Jadi sifat tolong menolong merupakan budaya yang harus dibudayakan agar tidak
memudar dan menimbulkan fenomen patologi sosial.
Solusinya adalah:
a. Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang nilai-nilai pancasila dan
nilai kebangsaan pada semua masyarakat Indonesia.
b. Memberikan kesejahteraan pendidikan kepada rakyat secara optimal dan
layak, agar tercipta masyarakat berpendidikan yang memiliki moral baik
didalam kehidupan.
c. Memberikan pengajaran dan pemahaman nilai-nilai agama agar tercipta sifat-
sifat baik sesuai dengan semua ajaran-ajaran baik yang sesuai dengan nilai-
nilai agama.
5. Melemahnya nilai-nilai dalam keluarga
Ketika nilai-nilai dalam satu keluarga mulai merosot maka ini adalah ancaman
yang sangat membahayakan. Karena keluarga adalah lingkungan hidup pertama
yang kita kenal dan jumpai, apabila lingkungan pertama saja sudah terlepas dari
nilai-nilai yang baik maka akan tercipta individu yang tidak memiliki norma dan
sopan santun.
Solusinya adalah:
a. Memberikan pengajaran dan pemahaman nilai-nilai agama agar didalam suatu
keluarga tercipta keadaan harmonis yang saling menyayangi satu sama lain
sehingga tercipta juga masyarakat-masyarakat yang bermoral baik didalamnya
b. Menanamkan nilai-nilai yang baik dalam satu keluarga supaya timbul
kesadaran-kesadaran diri tentang konsep benar dan salah serta tentang apa
yang harus mereka lakukan dan apa yang tak harus mereka lakukan
6. Praktek KKN dalam penyelenggaraan pemerintah
KKN adalah singkatan dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Jangankan di
lingkungan pemerintahan, bahkan anak-anak yang masih duduk dibangku
sekolahanpun masih suka korupsi dengan uang buku yang diberikan orang tuanya.
Sulit untuk menghilangkan fenomena pantologi yang satu ini karena semakin
pintar suatu komisi berusaha untuk membekukan para koruptor maka semakin
pintar juga mereka memutar otak untuk melakukan KKN dengan cara bersih.
Hanya keimanan dan kesadaran diri sendirilah yang akan menghilangkan praktek
KKN di Indonesia.
Solusinya adalah:
a. Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang pendidikan
kewarganegaraan, nilai-nilai pancasila dan nilai kebangsaan pada semua
masyarakat Indonesia, sehingga semua nilai mendarah daging kepada seluruh
rakyat dan warga dapat sadar dan mengerti tentang permasalahan bangsa dan
menkonsistenkan segala tindakan warga terhadap nilai-nilai bangsa.
b. Menjelaskan akan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam demokrasi dan
pentingnya demokrasi yang bertanggung jawab dan bebas dari praktek KKN.
c. Menindak dengan tegas setiap pelanggaran hukum,demokrasi, dan ham sesuai
dengan UU dan peraturan.
d. Mentransparansi beberapa informasi yang penting bagi rakyat agar tidak
terjadi praktik KKN antar pejabat-pejabat tinggi negara.
e. Membuat kebijakan yang memperhatikan kepentingan rakyat,sehingga setiap
elemen pemerintahan, industri, ekonomi, dan lainnya memberi perhatian
kepada rakyat yang membutuhkan dan dana APBN tidak diselewengkan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
f. Memberikan kesejahteraan pendidikan kepada rakyat secara optimal dan
layak,serta terdistribusi secara layak kepada masyarakat, agar pendidikan bisa
menjadi mediator penanaman rasa cinta tanah air sehingga tidak ada niat untuk
menjadi penghianat bangsa dengan cara melakukan KKN dan merugikan
rakyat.
g. Memberikan pengajaran dan pemahaman nilai-nilai agama secara mendarah
daging pada masyarakat agar tidak terjadi lagi KKN dan timbul kesadaran-
kesadaran diri tentang konsep benar dan salah serta tentang apa yang harus
mereka lakukan.
h. Memelihara dan membudayakan budaya yang penting bagi jati diri bangsa.
i. Memfilter dan menindak tegas pelanggaran terhadap budaya dan jati diri
bangsa.
j. Berpatisipasi aktif,memilih dan memfilter calon anggota pemerintahan secara
ketat,sehingga mendapatkan anggota pemerintahan yang berkompeten dan
memperhatikan kepentingan rakyat secara bijaksana serta bisa memegang
amanah dengan baik dan menjaga dirinya dari praktek korupsi yang
merajalela.
7. Kerusakan sistem dalam kehidupan ekonomi
Kita semua pasti ingat dengan keadaan Indonesia di akhir era orde baru,
dimana krisis moneter terjadi akibatnya perekonomian bangsa menjadi kacau,
alhasil seluruh masyarakat menjadi garang dan terutama kalangan mahasiswa
menginginkan Soeharto untuk mundur dari jabatannya pada saat itu. Bahkan
seringkali juga keadaan ekonomi negara kita menjadi tidak stabil karena hal-hal
yang dilakukan oleh para distributor yang seringkali menaikkan harga barang pada
waktu perayaan-perayaan tertentu akibatnya sistem ekonomi jadi kacau dan terjadi
kelangkaan barang yang membuat harga menjadi jauh lebih mahal dari
sebelumnya.
Solusinya adalah:
a. Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang pendidikan
kewarganegaraan, nilai-nilai pancasila dan nilai kebangsaan agar tidak ada lagi
oknum-oknum tak bertanggung jawab yang seringkali memainkan
perekonomian dengan cara menaikkan harga barang semaunya.
b. Mentransparansi beberapa informasi yang penting bagi rakyat baik berupa
informasi pelanggaran dan kebijakan yang menyangkut dengan perekonomian.
c. Membuat kebijakan yang memperhatikan kepentingan rakyat,sehingga setiap
elemen pemerintahan, industri, ekonomi, dan lainnya memberi perhatian
kepada rakyat yang membutuhkan.
d. Menindak secara tegas pelanggaran-pelanggaran terhadap sistem budaya
ekonomi.
e. Memberikan pegajaran dan pemahaman nilai-nilai agama secara mendarah
daging pada masyarakat agar tidak terjadi lagi KKN dalam sistem
perekonomian rakyat Indonesia.
f. Membuka lapangan pekerajaan bagi para pengganguran.
g. Seluruh elemen negara harus memperhatikan dan peduli terhadap
kesejahteraan rakyat dalam pendidikan, ekonomi, dan lainnya.
h. Pemerataan kesejahteraan rakyat dalam pendidikan, ekonomi, dan lainnya
secara terdisibusi dengan baik dan lancar hingga daerah terpencil.
8. Pelanggaran terhadap nilai-nilai kebangsaan
Fenomena gerakan separatisme di indonesia akhir-akhir ini cukup menggejala
seperti Aceh, Papua, dan Maluku. Banyak faktor peyebab disintegrasi bangsa ini,
diantaranya faktor ekonomi , politik, keamanan, dan budaya. Keragaman dalam
satu bangsa (Bhineka Tunggal Ika) seakan mulai terkikis, solidaritas kebangsaan
akan tersumbat oleh berbagai keterbatasan dan kentalnya kepentingan untuk
memisahkan diri. Oleh karenanya ada upaya untuk riorientasi nation building
untuk kembali merekatkan ikatan-ikatan kebangsaan yang beragam menjada satu
bangsa. Melanggar nilai kebangsaan merupakan titik puncak dari fenomena
patologi, karena dengan hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat
akibatnya kehidupan kewarganegaraan berkurang dan nilai-nilai komunitas yang
negatif menjadi makin kuat, kemerosotan nilai-nilai toleransi juga akan membuat
masyarakat kehilangan nilai-nilai kejujuran, kesopanan dan rasa tolong-menolong
ditambah lagi dengan melemahnya nilai-nilai dalam keluarga, praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme merajalela serta menimbulkan kerusakan sistim dan
kehidupan ekonomi.
Solusinya adalah:
a. Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang pendidikan
kewarganegaraan, nilai-nilai pancasila dan nilai kebangsaan pada semua
masyarakat Indonesia, sehingga semua nilai mendarah daging kepada seluruh
rakyat dan warga dapat sadar dan mengerti tentang permasalahan bangsa dan
menkonsistenkan segala tindakan warga terhadap nilai-nilai bangsa.
b. Menindak dengan tegas setiap pelanggaran hukum,demokrasi, dan ham sesuai
dengan UU dan peraturan yang bisa memecah belah bangsa.
c. Mentransparansi beberapa informasi yang penting bagi rakyat baik berupa
informasi pelanggaran, kebijakan dan memprivatisasi segala informasi yang
dapat memecah belah demokrasi dan persatuan kesatuan bangsa.
d. Memberikan kesejahteraan pendidikan kepada rakyat secara optimal dan
layak,serta terdistribusi secara layak kepada masyarakat, agar pendidikan bisa
menjadi mediator penanaman rasa cinta tanah air secara nyata dan tak hanya
teori.
e. Memberikan pegajaran dan pemahaman nilai-nilai agama secara mendarah
daging pada masyarakat agar tidak terjadi lagi KKN yang bisa merugikan
bangsa Indonesia dan timbul kesadaran-kesadaran diri tentang konsep benar
dan salah serta tentang apa yang harus mereka lakukan.
f. Memberikan konsep dan pengajaran pada rakyat tentang nilai-nilai patriot
dalam pembelaan Negara baik dalam pembelaan Negara dalam serangan
militer dan nonmiliter agar tercipta jiwa kebangsaan yang kuat karena belajar
dari pengalaman semua pahlawan Indonesia dimasa lampau.
g. Memelihara dan membudayakan budaya yang penting bagi jati diri bangsa.
h. Memfilter dan menindak tegas pelanggaran terhadap budayadan jati diri
bangsa.
1.3. Kesimpulan
"Patologi Sosial" atau yang lebih dikenal dengan "Penyakit Sosial/Penyakit
Masyarakat". Patologi Sosial ini bisa membahayakan kehidupan bangsa Indonesia
jika hanya dibiarkan begitu saja, berikut ini merupakan fenomena dari patologi sosial:
1. Hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.
2. Memudarnya kehidupan kewarganegaraan dan nilai-nilai komunitas.
3. Kemerosotan nilai-nilai toleransi dalam masyarakat.
4. Memudarnya nilai-nilai kejujuran, kesopanan dan rasa tolong-menolong.
5. Melemahnya nilai-nilai dalam keluarga.
6. Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan.
7. Kerusakan sistim dan kehidupan ekonomi.
8. Pelanggaran terhadap nilai-nilai kebangsaan.
Pada dasarnya ke-delapan patologi sosial itu saling berkaitan satu sama lain,
karena dengan hancurnya nilai demokrasi maka kehidupan kewarganegaraan jadi
menghilang secara perlahan akibatnya tidak ada rasa untuk saling toleransi, sopan,
dan tolong menolong antara komunitas (daerah) satu dengan komunitas (daerah)
lainnya. Melemahnya nilai dalam keluarga bisa mengakibatkan rusaknya moral para
penerus bangsa, karena setiap makhluk hidup itu menganut landasan kehidupan
berdasarkan pengajaran apa yang mereka dapatkan pertama kali, dan keluarga adalah
dunia pertama yang dikenal oleh setiap manusia, jika dunia pertama yang mereka
kenal saja sudah rusak nilai-nilai baiknya maka akan sulit baginya menerima
pemahaman-pemahaman baik yang bisa ditemukan dari kehidupan luar. Semua
ketidak seimbangan sistem kehidupan itulah yang akan membuat masyarakat jadi
tidak tahu cara untuk membandingkan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga
praktik KKN menjadi merajalela, akibatnya sistem ekonomi menjadi rusak dan
masyarakat jadi cenderung memiliki keinginan untuk melanggar nilai-nilai
kebangsaan. Berikut ini upaya yang bisa dilakukan untuk menghilangkan fenomena
patologi sosial:
Memberikan pengajaran dan menjelaskan tentang pendidikan
kewarganegaraan, nilai-nilai pancasila dan nilai kebangsaan pada semua
masyarakat Indonesia, sehingga semua nilai mendarah daging kepada seluruh
rakyat dan warga dapat sadar dan mengerti tentang permasalahan bangsa dan
menkonsistenkan segala tindakan warga terhadap nilai-nilai bangsa.
Menjelaskan akan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam demokrasi dan
pentingnya demokrasi yang bertanggung jawab.
Menindak dengan tegas setiap pelanggaran hukum,demokrasi, dan ham sesuai
dengan UU dan peraturan.
Mentransparansi beberapa informasi yang penting bagi rakyat baik berupa
informasi pelanggaran, kebijakan dan memprivatisasi segala informasi yang
dapat memecah belah demokrasi dan persatuan kesatuan bangsa.
Mengatur dan membebaskan rakyat untuk membuat ormas-ormas
politik,sosial yang penting bagi masyarakat sesuai dengan nilai demokrasi
yang bertanggung jawab.
Membuat kebijakan yang memperhatikan kepentingan rakyat,sehingga setiap
elemen pemerintahan, industri, ekonomi, dan lainnya memberi perhatian
kepada rakyat yang membutuhkan.
Memberikan kesejahteraan pendidikan kepada rakyat secara optimal dan
layak,serta terdistribusi secara layak kepada masyarakat, agar pendidikan bisa
menjadi mediator penanaman rasa cinta tanah air secara nyata dan tak hanya
teori.
Menindak secara tegas pelanggaran-pelanggaran terhadap system budaya
ekonomi.
Memberikan pegajaran dan pemahaman nilai-nilai agama secara mendarah
daging pada masyarakat agar tidak terjadi lagi KKN dan timbul kesadaran-
kesadaran diri tentang konsep benar dan salah serta tentang apa yang harus
mereka lakukan.
Membuka lapangan pekerjaan bagi para pengangguran.
Memberikan konsep dan pengajaran pada rakyat tentang nilai-nilai patriot
dalam pembelaan Negara baik dalam pembelaan Negara dalam serangan
militer dan nonmiliter.
Memelihara dan membudayakan budaya yang penting bagi jati diri bangsa.
Memfilter dan menindak tegas pelanggaran terhadap budayadan jati diri
bangsa.
Berpatisipasi aktif,memilih dan memfilter calon anggota pemerintahan secara
ketat,sehingga mendapatkan anggota pemerintahan yang berkompeten dan
memperatikan kepentingan rakyat secara bijaksana.
Seluruh elemen negara harus memperhatikan dan peduli terhadap
kesejahteraan rakyat dalam pendidikan, ekonomi, dan lainnya.
Pemerataan kesejahteraan rakyat dalam pendidikan, ekonomi, dan lainnya
secara terdisibusi dengan baik dan lancar hingga daerah terpencil.
Pemerintah dan seluruh elemen masyakat harus lebih menghormati dan
meghargai jasa-jasa para pahlawan, dan tidak hanya pada pahlawan militer.
Bab III
Daftar Pustaka
Ooknopan. 2012. Fenomena Patologi Sosial [Online]. Tersedia:
http://rimbacoretan.blogspot.com/2012/01/fenomena-patologi-sosial.html. (Diakses 08
Februari 2015).
Ismahani. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia [Online]. Tersedia:
http://haniismahoney.blogspot.com/2013/05/pendidikan-kewarganegaraan-di-indonesia.html.
(Diakses 08 Februari 2015).
Tualeka, Basa Alim. 2014. Memudarnya Nilai-Nilai Kebangsaan [Online]. Tersedia:
http://marimembangunindonesiatimur.blogspot.com/2014/09/memudarnya-nilai-nilai-
kebangsaan.html. (Diakses 09 Februari 2015).