Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

24
Tugas Kelompok Abd. Malik, S. Pd MAKALAH KEWARGANEGARAAN PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN Kelompok II Andi Inayatul Kamal Faridah Mela Ariani Nurul Fahmi Riky Susanto Witriana

Transcript of Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

Page 1: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

Tugas Kelompok Abd. Malik, S. Pd

MAKALAH KEWARGANEGARAANPANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI DAN

PARADIGMA PEMBANGUNAN

Kelompok II

Andi Inayatul Kamal

Faridah

Mela Ariani

Nurul Fahmi

Riky Susanto

Witriana

SMA NEGERI 1 TELLUSIATTINGEKABUPATEN BONE

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Page 2: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN dari tugas KEWARGANEGARAAN ini dengan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, kami berharap bagi para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan

rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin

Tellusiattinge, 10 September 2012

Kelompok II

Page 3: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... I

DAFTAR ISI .......................................................................................... II

BAB I ( PENDAHULUAN )

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1C. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II ( PEMBAHASAN )

A. Pengertian Nilai.........................................................................................B. Pancasila sebagai Sumber Nilai.................................................................C. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan.............................................

BAB III ( PENUTUP )

A. Kesimpulan ..........................................................................................B. Saran ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangIstilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu

pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.

Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.

Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah Jelaskan yang pengertian nilai! Jelaskan Pancasila sebagai sumber nilai! Jelaskan Pancasila sebagai paradigma pembangunan!

C. Tujuan Untuk memahami pengertian nilai. Untuk memahami Pancasila sebagai sumber nilai. Untuk memahami Pancasila sebagai paradigma pembangunan.

Page 5: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian NilaiNilai adalah kemampuan yang dipercaya ada pada suatu benda untuk

memuaskan manusia atau sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Jadi, nilai pada hakikatnya marupakan sifat atau kualitas yang ada pada suatu objek. Nilai berbeda dengan fakta. Fakta dapat diobservasi melalui suatu yang tampak, sedangkan nilai bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti, dan dihayati oleh manusia. Nilai berkaitan juga dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan internal (batiniah) manusia. Dengan demikian, nilai tidak bersifat konkret, yaitu tidak dapat ditangkapoleh indera manusia tetapi nilai dapat bersifat subjektif maupun objektif. Bersifat subjektif jika nilai tersebut diberikan oleh subjek (dalam halini manuasia sebagai pendukung pokok nilai) dan bersifat objektif jika nilai tersebut telah melekat pada sesuatu terlepas dari penilaian manusia.

Ada beberapa perbedaan pandangan tentang nilai. Hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing. Misalnya, kalangan materialis memandang bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai material. Kalangan hedonis berpandangan bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai kenikmatan. Pada hakikatnya, segala sesuatu itu bernilai, tetapi terdapat perbedaan pada macam nilai yang ada serta hubungan nilai tersebut dengan manusia. Usaha untuk menggolongkan nilai tersebut amat beraneka ragam, antara lain sebagai berikut.1. Max Sceler mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada, tidak sama tingkat

keluhuran dan tidak sama tingginya. Menurut tinggi rendah, nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan, yaitu sebagai berikut. a. Nilai-nilai kenikmatan, pada tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang

mengenakkan dan tidak mengenakkan yang menyebabkan orang merasa senang (enak) atau menderita (tidak enak).

b. Nilai-nilai kehidupan, dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan, mislanya kesehatan, kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum.

c. Nilai-nilai kejiwaan, dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak bergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan. Niali-nilai semacam ini seperti keindahan, kebenaran, dan pengetahuan.

Page 6: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

d. Nilai-nilai kerohanian, dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci. Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri atas nilai-nilai pribadi.

2. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan

jasmani manusia. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas. c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rihani

manusia. Nilai kerohanian dibedakan atas empat macam, yaitu : 1) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta)

manusia.2) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur

perasaan manusia.3) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur

kehendak manusia;4) Nilai religious, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan

mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia3. Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusiawi ke dalam delapan

kelompok, yaitu sebagai berikut.a. Nilai-nilai ekonomi, ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda

yang dapat dibeli.b. Nilai-nilai jasmaniah, membantu pada kesehatan, efisiensi, keindahan, dan

kehidupan badan.c. Nilai-nilai hiburan, nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat

menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.d. Nilai-nilai sosial, berasal dari keutuhan kepribadian dan sosial yang

diinginkan.e. Nilai-nilai watak, merupakan keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan

sosial yang diinginkan.f. Nilai-nilai estetis, yaitu nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.g. Nilai-nilai intelektual, yaitu nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran

kebenaran.h. Nilai-nilai keagamaan.

Nilai apapun itu, tetap yang pasti bahwa nilai memiliki ciri-ciri tertentu yang telah dijabarkan. Menurut Bambang Daroeso (1986 :57) yakni sebagai berikut.

Page 7: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

a. Nilai itu bersifat abstrak, namun ada dalam kehidupan manusia. Sesuatu yang bersifat abstrak itulah, maka nilai tidak dapat diinderakan. Hal yang dapat diamati adlah objek yang bernilai itu saja, sedangkan yang lain tidak. Contohnya adalah kesetiaan. Kita tidak dapat menginderakan kesetiaan itu, kita dapat merasakannya.

b. Nilai bersifat nominatif. Maksudnya nilai tersebut mengandung harapan, cita-cita, dan memiliki kaharusan. Sifat tersebut menyebabkan nilai tersebut dapat dikatakan ideal. Nilai dapat diwujudakan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak.

c. Nilai dapat bersifat sebagai daya dorong ataupun motivator, sedangkan manusia itu sendiri merupakan pendukung nilai itu sendiri. Misalnya nilai kebaikan adanya nilai tersebut mendorong setiap orang untuk berbuat baik.

Selain memiliki ciri-ciri seperti di atas, ternyata nilai pun terdiri dari beberapa macam, antara lain:

a. Nilai Logika (nilai besar dan salah)Contoh yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya jika ada seorang siswa dapat menjawab suatu pernyataan, maka ia pun benar secara logika. Sebaliknya apabila ia keliru dalam menjawab, maka secara otomatis pun kita mengatakan jawabannya salah. Kita tidak bisa serta merta mengatakan jawaban siswa itu buruk karena jawaban yang diberikan salah. Pernyataan buruk adalah nilai moral, sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian.

b. Nilai Estetika (nilai indah dan tidak indah)Nilai estetika adalah nilai yang berkaitan dengan perasaan. Misalnya, dapatdideskripsikan sebagai berikut; apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, melihat lukisan atau merasakan makanan, nilai subjektif pada diri yang bersangkutan, maka kemudian yang terjadi adalah niali estetika kita yang berperan.Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila menjadi landasan dasar serta motivasi atas segala perbuatan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila merupakan das solen atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das sein.

c. Nilai etika atau moral ( nilai baik dan buruk)

Page 8: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

Adapun yang dimaksud dengan nilai moral atau nilai etika adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan bai8k atau buruk kelakuan dari manusia karena moral selalu berhubungan dengan nilai.

2. Pancasila Sebagai Sumber Nilai Pada hakikatnya Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh

serta merupakan suatu kesatuan organik bertingkat dan berbentuk pyramidal. Nilai-nilai itu berhubungan secara erat, dalam arti nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang lain. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain, namun kesemuanya tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pancasila yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu

hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental Negara sehingga merupakan sumber hukum di Indonesia, Pancasila berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi.

b. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum/universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.

c. Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada selamanya dalam kehidupan sbangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain, baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, maupun dalam kehidupan keagamaan.

Sedangkan pengertian nilai-nilai subjektif Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Nilai-nilai Pancasila merupakan falsafah atau pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai kebenaran, keadilan, dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan berbegara.

b. Nilai-nilai Pancasila muncul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil pemikiran, penilaian, kritis, serta hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia.

c. Di dalam Pancasila terkandung tujuh nilai kerohanian, yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religious yang manifestasinya sesuai dengan nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.

Page 9: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

3. Pancasila Sebagai Paradigma PembangunanIstilah Paradigma pada awalnya muncul dalam dunia ilmu pengetahuan

terutama dalam hubungannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Pengertian paradigma adalah asumsi-asumsi dasar serta asumsi-asumsi teoritis yang umum sehingga merupakan sumber hukum, metode, dan penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri, maupun karakter dari ilmu pengetahuan tersebut.

Dalam sejarah perkembangannya, istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung pengertian sumber nilai, kerangka berpikir, orientasi dasar, sumber asas, serta arah dan tujuan dari perkembangan, perubahan, serta proses dalam bidang tertentu. Bidang-bidang tersebut antara lain bidang pembangunan dan reformasi. Dari segi filosofis, hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung konsekuensi bahwa segala aspek pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila. Oleh karena itu, hakikat nilai-nilai Pancasila mendasarkan diri manusia sebagai subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila sekaligus sebagai pendukung pokok Negara.

Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praktis untuk mencapai tujuan bangsa. Dalam bidang kenegaraan, penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang diperinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya.

Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia dewasa ini diartikan sebagai pengalaman Pancasila. Masa pembangunan akan memberi kesempatan yang menguntungkan bagi Pancasila memberi pengaruh yang yang mendalam dan mendasar pada sistem nilai sosial budaya masyarakat Indonesia. Seperti yang berkali-kali di ungkapkan oleh para ilmuan sosial, para ahli filsafat, dan para pejabat tingkat tinggi di dalam pemerintahan, pembangunan nasional mengandung arti pembaharuan.

Pembangunan dan pembaharuan dengan sendirinya membawa perubahan-perubahan sosial-budaya. Perubahan –pembaharuan itu dapat bersifat dangkal dan bersifat fundamental. Perubahan-perubahan yang bersifat dangkal akan mudah cepat berubah. Misalnya, dapat dilihat dalam perubahan mode pakaian, selera arsitektur rumat atau tempat tinggal, dan popularitas lagu-lagu generasi muda yang sedang digandrungi di kalangan mereka. Adapun perubahan-perubahan sosial-budaya mendasar dapat dialami bersama dalam reformasi. Misalnya, masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri, masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, tata hidup pedesaan menjadi tata hidup

Page 10: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

perkotaan, serta perubahan masyarakat Indonesia dari kedudukan di jajah oleh kekuasaan asing menjadi masyarakat yang merdeka di dalam negara yang diatur dan diurus oleh kekuasaan nasional.

Semua perubahan sosial tersebut apabila dianalisis prosesnya akan melalui tahap-tahap sebagai berikut.

a. Tahap terintegrasi (tahap terorganisasi)b. Tahap disintegrasi (atau disorganisasi)c. Tahap reintegrasi (atau reorganisasi)Tahap pertama, yaitu tahap integrasi merupakan tahap sosial budaya di mana

lembaga-lembaga termasuk lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada di dalam keadaan yang selaras, serasi, dan seimbang. Namun, sebagai akibat dari perkembangan dibidang politik, ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuan salah satu bidang kehidupan berkembang lebih cepat daripada bidang lainnya sehingga merusak keadaan sosia-budaya yang terintegrasi itu. Timbullah tahap kedua, yaitu tahap disintegrasi antara lembaga-lembaga sosial-budaya.

Di dalam tahap disintegrasi, masyarakat mengalami situasi sosial-psikologi dimana orang sering tidak mengetahui nilai-nilai baru yang dianggap baik dan nilai-nilai yang dianggap tidak baik. Hal ini disebabkan nilai-nilai yang lama sudah mulai pudar, tetapi belum lenyap sama sekali dari kehidupan masyarakat, sebaliknya, nilai-nilai baru yang harus menggantikannya belum terbentuk dengan jelas, atau kalau sudah terbentuk, belum jelas kapan, dimana, serta dengan cara bagaimana nilai-nilai baru itu harus direalisasikan. Periode yang diwarnai dengan kebingungan dalam kehidupan sosial-budaya masyarakat dinamakan periode anomie. Di dalam keadaan bingung tersebut, masyarakat mencari jalan agar kehidupannya kembali ke dalam keadaan selaras, serasi, dan seimbang. Jika keadaan kehidupan baru itu tercapai, masyarakat sudah berhasil menempatkan diri pada tahap ketiga, yaitu tahap reintegrasi.

Dapatlah disebutkan bahwa Pancasila sebagai paradigma pembangunan, meliputi berbagai bidang lain sebagai berikut. a. Bidang Iptek

Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya, manusia perlu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rohani manusia. Unsure jiwa (rohani) menusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal merupakan potensi

Page 11: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

rohani manusia, aspek rasa dalam bidang estetis, dan aspek kehendak dalam bidang moral (etika).

Atas dasar kreatifitas, manusia mengembangkan iptek untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, tujuan pokok dari iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini, Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan iptek demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dam kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Bidang Politik Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan

pada ontologis manusia. Hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia sebagai subjek Negara, sehingga kehidupan politik dalam Negara harus benar-benar mewujudkan tujuan demi menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

Sistem politik Negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada hakikta manusia sebagai individu dan makhluk sisoal yang menjelma sebagai rakyat. Untuk itu, kekuasaan Negara harus mendasarkan pada asal mula dari rakyat untuk rakyat. Dengan kata lain, rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara sehingga kekuasaan Negara harus berdasarkan kekuasaan rakyat, bukan kekuasaan perseorangan atau kelompok.

Dapatlah disimpulkan bahwa pengembangan bidang politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus berdasarkan pada moralitas sebagaimana teryuang dalam sila-sila Pancasila. Oleh karena itu, praktik-praktik politik yang mengalahkan segala cara dengan memfitnah, memprovokasi, serta menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk diadu domba harus segera diakhiri.

c. Bidang EkonomiBoleh dikatakan bahwa dalam dunia ilmu ekonomi jarang ditemukan

pakar ekonomi yang mendasarkan pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan Ketuhanan. Oleh karena itu, lazimnya pengembangan ekonomi menjurus pada persaingan bebas dan akhirnya yang kuatlah yang menang. Ini sebagai implikasi dari perkembangan ilmu ekonomi pada akhir abad ke-18, yaitu tumbuhnya ekonomi yang kapitalis. Atas dasar kenyataan objek inilah, maka di Eropa pada awal abad ke-19 muncul pemikiran sebagai reaksi pengembangan ekonomi tersebut, yaitu sosialisme komunisme yang memperjuankan nasib kaum proletar yang ditindas oleh

Page 12: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

kaum kapitalis. Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas ekonomi yang berkemanusiaan sangat penting, bahkan mendesak untuk dikembangkan.

Atas dasar kenyataan tersebut, Mubyarto kemudian mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaiut ekonomi yang humanistic yang mempunyai tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan melainkan demi kemanusiaan, yaitu demi kesejahteraan seluruh bangsa.

Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Pengembangan ekonomi tidak bisa dipisihkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia lebih sejahtera. Untuk itu, kita harus menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan pada persaingan bebas, seperti monopoli atau hal-hal lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia dan penindasan atas manusia satu dengan lainnya.

d. Bidang Sosial BudayaPengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan pada sistem

nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat bangsa yang bersangkutan. Hal tersebut perlu diperhatikan terutama bagi bangsa Indonesia dalam rangka melakukan reformasi di segala bidang. Sebagai antiklimaks proses reformasi, dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di berbagai wilayah Indonesia saat itu terjadi berbagi macam gejolak yang sangat memprihatinkan, antara lain amuk massa yang cenderung anarkis serta bentrokan antara masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah pada masalah politik.

Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi, kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai, yaitu nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Prinsip etika Pancasila pada akikatnya bersifat humanistik. Artinya, nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai-nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

e. Bidang HankamUntuk tegaknya hak-hak warga Negara, maka diperlukan peraturan

perundang-undangan Negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya. Atas dasar pengertian ini, maka keamanan merupakan syarat mutlak tercapainya kesejahteraan

Page 13: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

warga Negara. Demi taegaknya integritas seluruh masyarakat Negara, untuk itu diperlukan aparat keamanan Negara dan aparat penegak hukum Negara.

Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan Negara. Dengan demikian, pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada tujuan terjaminnya harkat dan martabat manusia, terutama secara terperinci adalah terjaminnya hak asasi manusia. Pertahanan dan keamanan bukanlah untuk kekuasaan sebab jika demikian sudah dapat dipastikan akan melanggar hak asasi manusia. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan neegara bukanlah hanya sekelompokwarga maupun sekelompok politik tertentu karena akan berakibat Negara menjadi totaliter dan otoriter. Pertahanan dan keamanan Negara harus dikembaangkan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Dalam proses reformasi saat ini, di beberapa Negara Indonesia sering terjadi konflik sosial, terutama bersumber pada masalah SARA, khususnya masalah agama. Ini menunjukkan adanya kemerosotan dalam kehidupan beragama, makin memprihatinkannya toleransi I kehidupan beragama yang berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Inilah tugas berat namun mulia bagi seluruh masyarakat Indonesia, yaitu untuk mengembalikan suasana kehidupan beragama yang penuh perdamaian, persahabatan, dan saling menghormati sesame umat manusia.

Pancasila telah menberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan Beragama. Manusia sebagai makhluk Tuhan wajib beribadah kepada_Nya sesuai denagn agama kepercayaannya masing-masing. Tuhan menghendaki untuk hidup saling menghormati, karena Tuhan menciptakan manusia ada laki-laki dan perempuan, kemudian berbangsa-bangsa, berkelompok, baik sosial, politik, budaya serta etnis, tidak lain untuk saling hidup damai dan berkemanusiaan.

f. Bidang AgamaPancasila sebagai paradigma pembangunan bidang agama, yakni

menetapkan fungsi peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalam penyelenggaraan Negara, serta mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak bertentangan dengan moral agama. Tentunya peran pembangunan agama dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sangat startegis bagi Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama ini.

Page 14: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

g. Bidang Hukum dan Pengembangan HAMProduk hukum baik materi maupun penegakkannya semakin jauh dari

nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila merupakan cita-cita hukum, kerangka berfikir, sumber nilai dan sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia, sehi Indonesia, sehinggga fungsi pancasila sebagai paradigma hukum atau berbagai pembaharuan hukum di Indonesia.

Produk hukum dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan zaman, perkembangan iptek dan perkembangan aspirasi rakyat, namun sumber nilai (nilai – nilai Pancasila) harus tetap tidak beru harus tetap tidak berubah.

Pancasila sebagai paradigma pembaharuan hukum merupakan sumber norma dan sumber nilai, bersifat dinamik nyata ada dalam masyarakat, baik menyangkut aspirasinya, kemajuan peradabannya maupun kemajuan ipteknya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, didalam konsideransinya yang dimaksud HAM ialah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Lebih lanjut UU tersebut menegaskan, demi tegaknya hak asasi manusia, maka semua bentuk pelanggaran HAM yang dapat diilakukan oleh perorangan, kelompok yang termasuk penguasa Negara dan aparat Negara baik yang disengaja maupun tidak sengaja harus dihindari.

Page 15: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanDari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa pembangunan yang

didasarkan pada nilai – nilai Pancasila diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek kebutuhan.

B. SaranKami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh

dari kesempurnaan akibat keterbatasannya buku-buku yang kami gunakan dalam membuat makalah ini. Adapun saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu sebaiknya kita lebih mempelajari dan memahami pancasila lebih dalam lagi agar kita tidak menyimpang dari nilai – nilai pancasila yang merupakan asas Indonesia.

Page 16: Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarin Ain.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung:Grafindo Media Pratama.

Bambang, Sugiyarto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Surakarta:Grahadi.

Priyatno,Bambang Sidik, Nur Habibi.2011.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:CV Bina Pustaka.

http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan/

http://go.mail.ru/search?q=Makalah+Pancasila+Sebagai+Paradigma+Pembangunan+%C2%AB+dzmivhyeverlastingforever.htm&fr=chrome