Makalah Mentoring

15
Tanda-tanda Orang Beriman Makalah Tugas Mentoring Disusun oleh : 1. Luqmanul Hakim (j120100011)

Transcript of Makalah Mentoring

Page 1: Makalah Mentoring

Tanda-tanda Orang Beriman

Makalah Tugas Mentoring

Disusun oleh :

1. Luqmanul Hakim (j120100011)

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammdiyah Surakarta

Surakarta2010

Page 2: Makalah Mentoring

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman adalah asas penting, yang menjadi landasan tempat berdirinya pribadi mukmin. Kalau manusia diibaratkan seperti sebatang pohon, maka iman adalah akar tunjang untuk pohon itu. Kalau manusia diibaratkan seperti sebuah rumah, maka iman adalah tapak berdirinya rumah itu.

Demikianlah pentingnya iman dalam usaha melahirkan seorang manusia yang sempurna dan diredhai Allah SWT. Tanpa iman, seseorang itu akan sama seperti pohon yang tidak berakar tunjang atau rumah yang tidak memiliki pondasi. Maknanya, seseorang yang tidak memiliki iman tidak akan memiliki kekuatan untuk berhadapan dengan hidup. Dia pasti gagal.

Kalaupun ada tanda-tanda Islam melalui ibadah lahir, tetapi ibadah itu tidak akan berfungsi apa-apa sewaktu manusia yang tidak memiliki iman berhadapan dengan persoalan-persoalan hidup. Semakin banyak ibadah, semakin cepat gagalnya, seperti halnya semakin besar pohon yang tidak berakar tunjang, maka semakin cepat tumbangnya atau makin besar rumah yang didirikan di atas lumpur, makin cepat robohnya.

Datang ujian kecil pun, orang yang tidak memiliki iman sudah goyang. Apalagi ketika berhadapan dengan ujian-ujian yang besar, hanyut dan tenggelamlah ia. Sejarah telah membuktikan hal itu dalam berbagai bentuk. Seorang wali Allah dengan ‘karamah-karamah’ yang luar biasa, pengikut berpuluh ribu dan ibadah pun seperti ibadah nabi-nabi, tetapi di akhir hayatnya telah kafir karena telah berhasil ditipu oleh syaitan hanya dengan seteguk arak dan seorang wanita.

Islam dapat tegak dan kekar dalam pribadi atau masyarakat manusia hanya karena ada dan kuatnya iman. Tanpa iman yang kuat, Islam hanyalah satu simbol lahiriah yang diamalkan sebagai satu amalan tradisi dan kebiasaan semata-mata. Sebaliknya iman yang kuat akan menghasilkan pribadi yang benar-benar kuat dan Islami.

Islam adalah amalan lahir, Iman adalah amalan hati (batin). Kalau iman kuat, Islam pasti kuat. Tetapi kalau Islam yang kuat belum tentu imannya kuat. Hal ini mesti diperhatikan betul-betul. Jangan sampai kita menjadi orang yang kuat beramal saja tetapi lemah imannya, sebaliknya jadilah orang yang kuat beriman dan kuat beramal. Allah menjanjikan keuntungan tertentu hanya bagi orang-orang yang beriman dan beramal.

Page 3: Makalah Mentoring

Sebanyak apapun amalan lahir seperti shalat, puasa, menutup aurat, zikir, doa, sedekah, berjuang dan berjihad tidak ada arti apa-apa di sisi Allah. Saya tegaskan sekali lagi bahwa, orang-orang yang beriman sudah tentu akan beramal. Tetapi orang yang beramal belum tentu benar-benar beriman. Dan orang lain yang tidak beramal sama sekali, tentu lebih lemah imannya atau tidak memiliki iman sama sekali. Sebab itu Allah sering mengingatkan bahwa amalan yang akan diterima-Nya hanyalah amalan dari orang-orang yang beriman.

Kita hendaknya paham atau sadar tentang pentingnya iman itu melebihi amalan-amalan yang lain. Orang yang mengaku beriman tetapi tidak mau beramal adalah penipu. Orang yang beramal tapi tidak beriman adalah tertipu. Oleh sebab itu sebaiknya bersiap-siap untuk memeriksa hati kita sendiri, apakah beriman atau tidak. Cara pemeriksaan itu hendaknya sistematik dan ilmiah, bukan mengira-ngira tanpa panduan. Dan tanda-tanda orang beriman itu dapat dilihat dan dirasakan.

B. Perumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:1. Apa pengertian dari iman?2. Apa saja rukun iman itu?3. Apa tanda-tanda orang beriman?

C. TujuanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui hakekat iman2. Untuk mengetahui apa saja rukun iman3. Untuk mengetahui tanda-tanda orang beriman

Page 4: Makalah Mentoring

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Iman

Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah iman adalah“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”. Penjelasan arti iman adalah :1. Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang di bawa

oleh Rasullullah.2. Mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimah

syahadat “Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasullullah” (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah).

3. Mengamalkan dengan anggota badan maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkan dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

Arti iman dalam Al-Qur’an maksudnya membenarkan dengan penuh Keyakinan bahwa Allah SWT. mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas. Dan bahwaNya Al-Qur’an adalah kalam Allah yang Ia firmankan dengan sebenarnya.

Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam Al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Selain itu, Rasullallah menyebutkan hal-hal lain sebagai iman, seperti akhlak yang baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul, cinta sahabat, rasa malu dan sebagainya.

Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan

Page 5: Makalah Mentoring

lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

B. Rukun Iman

Sebagai salah satu syarat dari seorang muslim adalah adanya keyakinan atau Iman. Dan Iman tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah tersebut telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat. Sehingga setiap muslim wajib mengimani Rukun Iman, yaitu :1. Iman Kepada Allah Ta’ala

Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan. Adapun yang utama kita beriman kepada Allah yaitu kita menyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65)

Dan firman Allah, yang artinya: “Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)

2. Iman Kepada Para Malaikat-NyaIman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah

memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

Page 6: Makalah Mentoring

Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ” …Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).

Dan firman Allah, yang artinya: ”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)

3. Iman Kepada Kitab-KitabMaksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah

memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’an.

Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi Allah, wajib pula mengimani bahwa Allah telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu.

Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)

4. Iman Kepada Rasul-rasulIman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah

telah mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia

Page 7: Makalah Mentoring

mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka.

Maka, wajib beriman kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an.

Wajib pula beriman bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi.

Wajib pula beriman bahwa Muhammad shalalallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).

Dan firman Allah, yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).

5. Iman Kepada Hari Kiamat (Kebangkitan Setelah Mati)Iman kepada Hari Kiamat (Kebangkitan Setelah Mati) adalah

keyakinan yang kuat tentang adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia menghendaki.

Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut syar’i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)

Page 8: Makalah Mentoring

Dan firman Allah, yang artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).

6. Iman Kepada Qadha dan QadarIman kepada Qadha dan Qadar adalah meyakini secara sungguh-

sungguh bahwa segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Allah telah menulisnya pula di dalam Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannya.

C. Tanda-Tanda Orang Beriman

Allah tidak membeda-bedakan manusia, hanya manusia sendiri yang mebedakan, karena keimanan dan perilakunya semdiri. Setiap orang memiliki tingkat keimanan yang berbeda.

Misalkan orang yang beribadah secara sempurna tentunya akan lebih bertambah imannya ketimbang orang yang ibadahnya kurang. Dalam hal amal perbuatan pun juga demikian orang yang amalan dengan anggota badannya jauh lebih banyak daripada orang lain maka ia akan lebih bertambah imannya daripada orang yang tidak melakukan perbuatan seperti dia.

Tentang bertambah atau berkurangnya iman ini telah disebutkan di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya : “Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab yakin dan supaya orang-orang yg beriman bertambah imannya”. Dan apabila diturunkan suatu surat maka diantara mereka ada yang berkata Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dgn surat ini ?’ Adapun orang yang beriman maka surat ini menambah imannya sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit maka dgn surat itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafirannya dan mereka mati dalam keadaan kafir”.

Dan Allah Ta’ala berfirman, yang artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-

Page 9: Makalah Mentoring

orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. " (QS.Al Anfal 2-4)

Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah:1. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya2. Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya3. Mereka selalu bertawakal Kepada Allah4. Mendirikan Shalat5. Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh)

Iman itu memiliki tujuh puluh cabang lebih (atau enam puluh lebih cabang) , yang paling tinggi adalah perkataan "laa ilaha illallahu" dan yang paling rendah adalah menyingkarkan duri dari tengah jalan. Malu itu merupakan bagian dari cabang keimanan

Nabi Muhammad menjelaskan bahwa iman itu bercabang- cabang dan beliau menjelaskan cabang iman yang tertinggi maupun yang terendah. Cabang-cabang ini merupakan amalan anggota badan. Maka, hal ini menunjukkan, bahwa amal perbuatan termasuk bagian dari makna iman.

Page 10: Makalah Mentoring

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan

Pengertian iman adalah “Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”. Bagi setiap muslim wajib beriman, dalam Islam kita wajib mengimani :1. Iman kepada Allah.2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah.3. Iman kepada kitab-kitab Allah.4. Iman kepada rasul-rasul Allah.5. Iman kepada hari kiamat.6. Iman kepada Qada dan Qadar.

Allah telah menciptakan manusia sama, segi keimanan manusia tergantung manusianya sendiri. Ada manusia yang mengimanai Allah SWT dan semua firman-firmannya, dan ada pula yang setengah-setengah dan khufur dan ingkar atas semua kebenaran.

Dari ayat Al-Qur’an Sutar Al Anfal 2-4 telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah:1. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya2. Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya3. Mereka selalu bertawakal Kepada Allah4. Mendirikan Shalat5. Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh)

Iman itu bercabang- cabang dan cabang-cabang ini merupakan amalan anggota badan. Maka, hal ini menunjukkan, bahwa amal perbuatan termasuk bagian dari makna iman.

B. Saran

Iman akan bertambah tergantung pada pengikraran hati ketenangan dan kemantapannya.

Page 11: Makalah Mentoring

DAFTAR PUSTAKA

http://aqidahislam.wordpress.com/2006/11/17/penjelasan-rukun-iman/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Iman

http://jilbab.or.id/archives/50-penjelasan-ringkas-tentang-rukun-iman/

http://pitidki.wordpress.com/2010/11/22/masalah-iman-dan-persoalannya/

http://seuntaikenanganquran.blogspot.com/2007/07/sesungguhnya-orang-orang-yang-beriman.html

http://www.aliciakomputer.co.cc/2009/10/pengertian-iman-dalam-al-quran-dan.html