Materi Mentoring SMU 1

download Materi Mentoring SMU 1

of 119

Transcript of Materi Mentoring SMU 1

1. TAWAZUNTUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta memahami makna dan hakikat tawazun. mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri manusia dan kebutuhan-kebutuhannya. mengetahui contoh-contoh manusia yang tidak tawazun. termotivasi untuk dapat hidup tawazun.

METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna dan Hakekat tawazun Tawazun artinya keseimbangan. Sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan (67: 3). Manusia dan agama lslam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah Allah. Mustahil Allah menciptakan agama lslam untuk manusia yang tidak sesuai Allah (30: 30). Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memiliki naluri beragama (agama tauhid: Al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh lingkungan (Hadits: Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi) Sesuai dengan fitrah Allah, manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql (akal) dan Ar-Ruh (rohani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS. 55: 7-9. Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing. : 1. Jasmani. Mu'min yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim). Kebutuhannya adalah makanan, yaitu makanan yang halaalan thayyiban (halal dan baik) [80:24, 2:168], beristiharat [78:9], kebutuhan biologis [30: 20-21] & hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat. 2. Akal Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akalya. Akal pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenal hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek. Membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam yang oleh Allah diperuntukkan baginya supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardh (wakil Allah di atas bumi) [2:30, 33:72]. Kebutuhan akal adalah ilmu [3:190] untuk pemenuhan sarana kehidupannya. 3. Ruh (hati) Kebutuhannya adalah dzikrullah [13:28, 62:9-10]. Pemenuhan kebutuhan rohani sangat penting, agar roh/jiwa tetap memiliki semangat hidup, tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya. Dengan keseimbangan manusia dapat meraih kebahagian hakiki yang merupakan nikmat Allah. Karena pelaksanaan syariah sesuai dengan

fitrahnya. Untuk skala umat, ke-tawazunan akan menempatkan umat lslam menjadi umat pertengahan/ ummatan wasathon [2:143]. Kebahagiaan itu dapat berupa: - Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam Bentuk ketenangan jiwa [13:28] - Kebahagian zhahir/gerak, dalam Bentuk kestabilan, ketenangan beribadah, bekerja dan aktivitas lainnya. Dengan menyeimbangkan dirinya maka manusia tersebut tergolong sebagai hamba yang pandai mensyukuri nikmat Allah. Dialah yang disebut manusia seutuhnya. Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio sebagai dasar) . Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani / materi saja. Manusia Pantheis (Kebatinan): bersandar pada hati/ batinnya saja. REFERENSI Al-Qadiry , Seimbanglah dalam Beragama, Jakarta:GIP Silabus Materi Mentoring th 1994/995 ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaan Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi Mentor menyampaikan rincian bahasan Mentor memberikan kesempatan untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

2. IKHLASUNNIYAHTUJUAN Pcserta memahami makna ikh1asunniyah baik secara bahasa maupun istilah. Peserta memahami pentingnya ikhlasunniyah dalam beramal. Peserta mengetahui cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikh1as. Peserta termotivasi untuk mempunyai niat yang ikhlas dalam beramal sehingga bernilai ibadah.

METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna ikhlasunniyah Secara bahasa: - Ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/ murni. - Niyat berarti Al-qoshdu, artinya maksud/tujuan. Secara istilah: Ikhlashunniyat berarti membersihkan maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah Azzawa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat. Perintah Allah untuk ikhlas dalam beramal: QS. 98:5, 7:29, 18:110. Pentingnya Ikhlasunniyah a) Merupakan ruhnya amal b) Salah satu syarat diterimanya amal. Allah Azza wa Jalla tidak menerima amaI kecuaIi apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhaan-Nya semata. (HR Abu Daud dan Nasa'i). Syarat diterimanya amal atau perbuatan : Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya Ikhlas dalam berniat Sesuai dengan syariat Islam (Al-Quran dan Sunnah) c) Penentu nilai/kualitas suatu amal [4:125]. "Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niiatkan. Maka barang siapa hijrah menuju (ridha) Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia), atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya." (HR Bukhari Muslim) d) Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah [2:262, 4:145-146]. Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas 1. Menyerahkan segala datanya hanya kepada Allah, rasul dan akhirat. 2. Memerangi kesenangan hawa nafsu dunia. 3. Menyadari bahwa segala aspek kegiatan seorang muslim adalah ibadah [2:21, 51:56]. REFERENSI Imam Al-Ghazali, Ibnu Rajab Al-Hambali & Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Pembersih Jiwa, Pustaka. Ibnu Taimiyyah, Etika Beramar Ma'ruf Nahi Munkar, GIP. Panduan Aktivis Harokah, hal. 42, Al-Ummah. ALOKASI WAKTU

Langkah Pembukaan Ceramah Diskusi Penutup

Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi Mentor menyampaikan rincian bahasan Mentor memberikan kesempatan untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa

Waktu 5 40 10 5

3. AQIDAH ISLAMIY AHTUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta memahami memahami memahami termotivasi memahami makna aqidah secara bahasa dan istilah hubungan iman kepada Allah dengan aqidah lslam. standard nilai aqidah lslam untuk mengesakan Allah (tauhidullah) makna dan jenis tauhid

METODE PENDEKATAN: Ceramah & diskusi RINCIAN BAHASAN Makna Aqidah Secara bahasa: 'Aqdun - 'Aqooid berarti akad atau ikatan. Ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah dan nilai-nilai Islam. Secara istilah: aqidah ialah sesuatu yang wajib diyakini atau diimani tanpa keraguan Hubungan Aqidah Islam dengan keimanan kepada Allah [ 4:136; 21:25; 16:35]. Aqidah merupakan misi da'wah yang dibawa oleh Rasul Allah yang pertama sampai dengan yang terakhir yang tidak berubah-ubah karena pergantian zaman dan tempat, atau karena perbedaan golongan atau masyarakat [42:13]. (Aqidah Islam, Sayid Sabiq, hal.18) Hati merupakan standar penilaian aqidah [26:88-89], "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa atau bentuk kamu, tidak juga kepada jasadmu, tetapi Ia melihat kcpada hati dan perbuatanmu" (Hadits). Memahami aqidah dimulai dari tauhid [112:1-4]. Tauhid berasal dari kata wahhada yang berarti menjadikan satu. Jenis tauhid: Tauhid Uluhiyah (mengesakan Allah sebagai satu-satunya sesembahan/ ilah) . Tauhid Rububiyah (mengesakan Allah sebagai satu-satunya Rabb) . Tauhid asma dan sifat Allah (Allah memiliki nama sifat yang tidak dimiliki oleh selain Nya) : REFERENSI DR Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah lslam. Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia beriman, CV. Diponegoro ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaan Diskusi Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi Mentor mengajukan Waktu 5 5

pendahuluan Ceramah Diskusi Penutup

pertanyaan tertutup dan terbuka Mentor menyampaikan rincian bahasan Mentor menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa

35 10 5

4. MAKNA BISMILLAHIRROHMANIRROHIMTUJUAN Peserta memahami makna bismillah Peserta memahami makna Ar-Rahman dan Ar-Rohiim Peserta membiasakan memulai suatu perbuatan dan kebajikan dengan basmalah METODE PENDEKATAN: Ceramah dan Diskusi RINCIAN BAHASAN Pendahuluan Ayat Basmalah termasuk Surat Al-Fatihah. Hadits, dari ad-Da'ru Quthni dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Jika kalian membaca Surat AI-Fatihah, hendakIah kaIian membaca bismillahirahmaanirrahiim, karena ia termasuk ke dalam surat Al-Fatihah. Sedangkan Surat Al-Fatihah terdiri dari 7 ayat, dan bismillahirrahmaanirrahiim termasuk ke dalam saIah satu ayatnya". Makna Bismillah . Preposisi "Bi" = aku memulai. AL-Ism = Nama, menunjuk pada sesuatu/rerso yang dinamai . Allah = nama Tuhan, berasal dari kata al-Ilah Bismillah memiliki dua makna: 1. Sebagai kalimat IZIN. Bismillah bukan sebagai penukar kenikmatan, contohmya makan nasi dengan membaca bismillah akan sama nikmatnya dengan makan nasi tanpa baca bismillah, tapi bismillah merupakan kalimat izin bagi hamba Allah yang merasa hidumya hanya sekedar menumpang, karena sesungguhnya semua yang ada di atas dunia ini milik Allah dan manusia diberi kenikmatan untuk memakai fasiIitas Allah tsb. 2. Sebagai kalimat PENGAKUAN OTORITAS. Yaitu rengakuan otoritas bagi hamba Allah yang menyadari bahwa sesungguhmya yang memiliki wewenang otoritas hanyalah Allah. Manusia hanya sebagai wakil Allah di muka bumi ini, bukan sebagai penguasa. Bila seseorang mengucapkan bismillahirrahmaanirrahim, ia telah menandai kehambaannya dengan nama Allah, ia mengokohkan jiwanya--yang dinisbahkan kepada hakikat kehambaan--dengan salah satu dari tanda-tanda Allah (Thabathabai: 21). Makna Ar-Rahman Ar-Rahman (Maha Pengasih), merupakan rahmat Allah dalam Bentuk sarana hidup Dilihat dari segi etimologisnya, Ar-Rahman berwazan " falaan" yang menunjukkan banyak. Oleh karena itu rahmat Allah yang berupa sarana hidup ini diberikan untuk semua makhluk di alam semesta (rahmatan lil alamiin), baik manusia maupun binatang, baik muslim maupun kafir. Makna ini digunakan dalam Al-Quran [20: 5, 19:75] Makna Ar-Rahiim Ar-Rahiim: Maha Penyayang, merupakan rahmat Allah dalam Bentuk petunjuk hidup. Dilihat dari segi bahasanya, Ar-Rahiim berwazan (berpola) "fa'iil" yang menunjuk ketetapan dan kekekalan. Ar-Rahiim berupa rahmat Allah dalam bentuk petunjuk hidup, diberikan hanya untuk orang-orang yang beriman, menunjukkan kenikmatan yang terus menerus dan kekal. Dalam Qur'an makna Ar-Rahiim sererti terdapat pada Q.S. 33:43 dan QS 9:117. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim Allah berikan bersama-sama kepada hamba-hambaNya sesuai pengucapannya yang utuh dan lengkap (selalu bismillahirrahmaanirrahim). Allah telah memberikan kepada manusia selain sarana hidup juga petunjuk hidup (hidayah).

Tinggal manusia yang berusaha menggapAl retunjuk hidup (hidayah) tersebut. Fenomena sekarang, manusia umumnya menikmati sarana hidup tapi lupa/mencampakkan retunjuk hidup yang berharga. Manusia lupa, siapa yang memberikan sarana hidup tersebut, manusia menganggamya semata-mata atas usaha mereka, padahal semua sarana hidup tersebut Allah berikan gratis dan bersifat menyeluruh. Rasulullah menerangkan keutamaan seseorang yang mengucapkan basmalah dalam HR Abu Daud dan dihasankan oleh Ibnu Shalah: Setiap urusan yang baik yang tidak diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahim maka tidak akan mendapat barokah. REFERENSI Paket BP Nurul Fikri, Setetes Basmalah dan HamdaIah Hasan Al-Banna, Kunci Memahami Al-Quran ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Pendahulu an Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor menyampaikan tujuan materi Mentor menanyakan pendapat tentang alasan mengapa memulai suatu pekerjaan dengan membaca basmalah Mentor menyampaikan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 5

35 10 5

5. MAKNA ALHAMDULILLAHIROBBIL'ALAMINTUJUAN Peserta memahami makna Alhamdulillah dan Rabbul 'aalamiin Peserta termotivasi untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam kehidupannya METODE PENDEKATAN: Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna Alhamdulillah Alhamdu = pujian terhadap suatu kebaikan yang didasari oleh ikhtiar. Allah memiliki prestasi yang tak mungkin disamai oleh manusia. Allah SWT dipuji atas keindahan nama-namaNya dan kebaikan perbuatanNya. Dalam Qur'an pujian terhadap Allah seperti dalam QS. 14: 39, QS. 27:

15 -

dan 93. Alasan Allah dipuji: Allah Maha Pembuat Prestasi [40:62] Allah Maha Indah dalam nama-namaNya [20: 8, QS 7:180] Allah maha baik dalam perbuatannya [32:7) Allah mencipta segala sesuatu berdasarkan pengetahuan iman kehendaknya [ 20: 111]

Makna Rohbul' alamin Rabb = Pemilik yang mengatur urusan hambaNya . Al-'Alamin= apa yang diketahui, berarti alam manusia dan jin dan kelompok-kelompok mereka 17. 80 dan 3: 42] . Sekurang-kurangnya harus ada 4 kata sekaligus untuk dapat menterjemahkan Rabb secara tepat dan sempurna, yaitu:

1. Allah sebagai Pencipta [2: 164]Manusia tidak mencipta, ia hanya merekayasa, membuat dan menyusun. Manusia membuat sesuatu karena diilhami oleh fenomena ciptaan Allah, contoh helikopter yang diilhami oleh capung, sistem radar yang diilhami oleh cara kelelawar terbang di gua gelap. Sekalipun ia merekayasa atau menyusun bentuk baru pasti bahan bakunya diambil dari ciptaan Allah juga. A11ah sebagai pencipta menantang manusia untuk menciptakan lalat, dalam QS.15:73.

2. Allah sebagai Pemilik [14:2] Siapa yang mencipta pasti memiliki. Aksioma ini tidak berlaku bagi manusia, tapi berlaku mutlak bagi AllahSWT, karena Allah SWT mencipta atas iradat dan kehendakNya sendiri. Allah Pencipta dan otomatis Allah sebagai Pemiliknya.

3. Allah sebagai Pemelihara [15:9]Allah memiliki sesuatu yang ia ciptakan sendiri, oleh karena itu Ia tidak akan lalai untuk menjaga dan memeliharanya.

4. Allah sebagai Penguasa [15:16-27]Allah adalah sebagai Pencipta, Pemilik dan sekaligus Pemelihara atas alam semesta ini, tentu saja Dia adalah Penguasa mutlak atas semua yang ada di dalamnya. Apabila ada satu saja urusan atau aturan yang dilakukan atau diberlakukan oleh manusia secara nyatanyata bertentangan dengan aturanNya, berarti manusia telah subversif kepadanya. Nauzu billaahi min dzalik! REFERENSI Paket BP NurulFikri, Setetes Basmalah dan Hamdalah dalam Lautan Allamah, Thabathaba'i Tafsir AI- Mizan, Mengupas Surat Al-Fatihah, ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaan Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi Waktu 5

Al-Fatihah CV Firdaus

Ceramah Diskusi Penutup

Mentor menyampaikan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa

40 10 5

6. AL- IMANTUJUAN Peserta memahami hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan Peserta memahami hakekat iman Peserta mengetahui cara-cara mengimani Rukun Iman dengan benar sehingga termotivasi untuk melakukanNya. METODE PENDEKATAN Games Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Pendahuluan Konsep-konsep tentang Iman, Islam dan Ihsan mungkin sudah pernah kita pelajari. Namun ternyata gambaran yang kita miliki selama ini belum cukup valid (shohih) dan integral (syamiil), karena kita melihat Iman, Islam dan Ihsan secara sektoral dan terpisah satu sama lain. Padahal ketiga konsep tersebut adalah merupakan satu bangunan yang dapat disebut sebagai RUMAH KITA, yang secara global terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. RUKUN IMAN, yang berfungsi sebagai lapisan fondasinya. 2. RUKUN ISLAM, yang berfungsi sebagai tiang penyangganya. 3. IHSAN, yang berfungsi sebagai atapnya. Artinya: tegaknya Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas pondasinya dan daya tahan Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas atapnya. Jadi satu sama lain saling membantu, menguatkan dan memelihara.

Hakikat Iman Pengertian Iman menurut ahlussunah : Iman terdiri dari tiga unsur, yaitu pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Jadi, Iman adalah keyakinan dan sekaligus juga amal [49:15]. Rukun Iman Rukun Iman merupakan basis konsepsional atau landasan idiil yang mendasari pemikiran, ucapan dan tindakan seorang muslim. Artinya: seorang muslim yang beriman maka pemikiran, ucapan dan tindakannya tidak akan bertentangan dengan keimanannya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Taqdir dan Kiamat. Orang yang beriman haruslah beriman kepada enam Rukun iman (2:285, 4:136) dan Hadits Ketika Nabi ditanya Malaikat Jibril tentang iman, maka jawab Nabi. Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitabNya, kepada Utusan-utusanNya, kepada Hari Kiamat dan hendaklah engkau beriman kepada Qodar yang baik dan yang buruk" (HR Muslim), barangsiapa yang mengingkari salah satunya maka ia telah mengingkari seluruh Rukun Iman. 1. Iman kepada Allah SWT . Konsekuensinya : mencintai Allah SWT [2:165]. Tanda-tandanya: lihat QS 8:2. Akibatnya: ikh1ash dalam menjalankan perintah-perintahNya. 2. Iman kepada Malaikat [50:16-18]. Konsekuensinya: tidak mungkin Seorang mu'min berbuat ma'siat karena selalu ditongkrongi Malaikat. 3. Iman kepada Kitab-Kitab [2:2, 20:1-3] Konsekuensinya: menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. 4. Iman kepada Nabi dan Rasul [33:40]. Konsekuensinya: mencintai dan mengikutinya [3:31-32]. 5. Iman kepada Hari Akhir [3:185]. Konsekuensinya: mempersiapkan diri untuk menghadapiNya. 6. Iman kepada Takdir [22:7]. Konsekuensinya: berprinsip bahwa "Janganlah kita mempersoalkan apa-apa yang Allah ingin lakukan terhadap kita, tetapi kita harus melakukan apa-apa yang Allah ingin dari kita. REFERENSI Paket BP Nurul Fikri, Al-Iman DR. Muhammad Na'im, Yang Menguatkan Yang Membatalkan Iman, Abdul Majid Al-Zandany ,dkk, Al-Iman. ALOKASI WAKTU Langkah Pendahulu an Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi Mentor memberikan game dan hikmahnya Mentor menyampaikan rincian bahasan Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 10 30 10 5

GAMES MATERI AL-IMAN A. Judul : Rumah Kita B. Skema/gambar : 12 3

a. Islam b. Iman c. Ihsan

1. .......... 2. .......... 3. ..........

C. Media

: -Papan tulis dan spidol/kapur -2 kelompok atau lebih -Naskah pembahasan / materi D. Bahan : -Gambar di atas dengan jawaban pilihan/ lembar jawaban -Pembahasan materi tentang Iman, Islam dan Ihsan E. Langkah-langkah : 1. Setiap kelompok disuruh menentukan jawaban menjodohkan di atas berikut alasannya. 2. Diskusikan antar kelompok. 3. Cari kesamaan. 4. Mentor membahas jawaban yang benar, yaitu: No. 1 ada1ah b (Iman) No. 2 adalah a (Islam) No. 3 adalah c (Ihsan) (langsung dilanjutkan dengan materi Al-Iman).

7. RUKUN ISLAMTUJUAN : Peserta memahami makna dan hakikat Rukun Islam Peserta mengetahui tuntutan Rukun Islam di dalam kehidupan seorang muslim Peserta termotivasi untuk mengamalkan Rukun Islam dengan benar METODE PENDEKATAN Games Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna dan Hakikat Rukun Islam Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Ibarat sebuah rumah, Rukun Islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman seseorang. Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya Islam itu dibangun atas lima perkara: bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di buIan Ramadhan" (HR. Bukhari Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan Rukun Islam yang lima, belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia baru membangun landasan bagi amal-amalnya yang lain. Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya. Rukun Islam merupakan training/pelatihan bagi orang mukmin menuju mardhotillah/keridhoan Allah. Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT [7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah di da1am kehidupannya [29:2]. Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [6:162] Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan hartanya, karena setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7, 59:7]. "Engkau ambil zakat itu dari orang-orang kaya mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir mereka (HR Mutafaqun alahi). Shoum adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan pada jasmani, yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu hawa nafsu. [2:185] Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. [22:27-28] REFERENSI Paket BP Nurul Fikri, Al-Islam, Sa'id Hawwa, Al-Islam

ALOKASI WAKTU Langkah Pendahuluan Pembukaan Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi Mentor memberikan game dan hikmahnya Mentor menerangkan isi materi Mentor membuka diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 10 30 10 5

GAMES A. JuduI : Games Lima Garis B. Skema/ gambar :

C. Media : Papan tulis dan kapur D. Bahan : Materi Rukun Islam E. Langkah-langkah : 1. Bentuk kelompok atau perorangan 2. Mentor membuat lima garis di papan tulis seperti di atas 3. Mintalah pendapat masing-masing kelompok tentang persepsi dari gambar tersebut 4. Biasanya didapatkan pendapat yang bcrbeda-beda (mis: barisan, tingkatan, lidi), buatlah kesepakatan bahwa gambar tersebut adalah Rukun lslam 5. Mintalah komentar lagi, apa itu Rukun Islam?

F. Kesimpulan : a) Rukun Islam merupakan karakteristik seorang muslim bila dibandingkan Dengan umat lain b) Dilaksanakannya Rukun Islam merupakan standar keimanan seorang muslim. Kita bisa membedakan kualitas keimanan seorang muslim dengan melihat dikerjakan atau tidaknya ibadah tersebut. c) Diri kita belum sempurna membentuk pribadi Islam secara lengkap, sekalipun kita telah melaksanakan Rukun Islam, itu belum final untuk membangun keislaman dalam diri kita. Masih perlu ada pemahaman Iman yang benar agat terhindar dari muslim yang TBC (Takhyul, Bid'ah, Churafat/Khurafat). d) Masih perlu peningkatan Akhlaqul Karimah, sehingga keislaman yang dimiliki menjadi indah dan dapat merasakan lezatnya iman Islam. e) Harus ada proses pembinaan Islam secara kontinu dan bertahap untuk mendapatkan pemahaman Islam yang utuh.

8. IHSANTUJUAN Peserta memahami hakekat ihsan dan balasan bagi orang-orang yang berbuat ihsan Peserta mengetahui landasan berbuat ihsan Peserta mengetahui cara beramal dengan ihsan METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Pengertian Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman adalah pondasi, Rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya atan terpelihara dan tahan lama (sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan Islam) Landasan ihsan 1. Landasan Qauliy "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan (menenangkan & menen-tramkan) hewan sembelihan itu (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal (terhadap segala sesuatu: manusia, hewan) dan optimal

(terhadap yang hidup maupun yang akan mati)

2. Landasan KauniyDengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunatullah setiap orang suka akan perbuatan yang ihsan. Alasan Berbuat Ihsan Ada dua alasan mengapa kita berbual ihsan: 1. Adanya Monitoring Allah (Muraqabatullah) Dalam HR Muslim dikisahkan jawaban Rasul ketika ditanya malaikat Jibril yang menyamar sebagai manusia, tentang definisi ihsan: "Mengabdilah kamu kepada Allah seakan-akan kamu melihat Dia. Jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia meIihatmu".

2. Adanya Kebaikan Allah (Ihsanullah)Allah telah memberikan nikmatnya yang besar kepada semua makhlukNya (QS. 28:77 QS. 55, QS. 108: 1-3) Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita ber-Ihsanun Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita kepada: 1. Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikh1as) 2. Itqonul 'Amal (Amal yang rapi) 3. Jaudatul Adaa' (Penyelesalan yang baik) Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah memiliki Ihsanul 'Amal (Amal yang ihsan). Ada 3 keuntungan jika sesorang meramal dengan amal yang ihsan: 1) Dicintai Allah [2:195] 2) Mendapat Pahala [33: 29] 3) Mendapat Pertolongan Allah [16:128] Kesimpulan : Jadi untuk beramal ihsan harus memenuhi kriteria: 1) Zhohirotul Ihsan (Penampakan Ihsan). Artinya: Lakukan yang terbaik ! (Do your Best !) 2) Qiimatul Ihsan (Nilai Ihsan). Artinya: Ikhlaslah selalu! (To be ikhlas, please!) REFERENSI Paket BP Nurul Fikri, Ihsan ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaan Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Waktu 5

Ceramah Diskusi Penutup

Mentor menyampaikan isi materi Saat diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa

40 10 5

9. MA'RIFATULLAHTUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah mengetahui manfaat dan pentingnya marifatullah mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah mengetahui hal-hal yang menghalangi marifatullah

METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna Ma'rifatullah Ma'rifatullah berasal dari kala marifah dan Allah. Ma'rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya). Pentingnya Mengenal Allah Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya (QS 51:56) dan tidak tertipu oleh dunia . Marifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia (QS 6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Marifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Marifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] . Berilmu dengan marifatullah sangat penting karena: a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta. b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.

Jalan untuk mengenal Allah 1. Lewat akal: Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini: - fenomena terjadinya alam (52:35) - fenomena kehendak yang tinggi(67:3) - fenomena kehidupan (24:45) - fenomena petunjuk dan ilham (20:50) - fenomena pengabulan doa (6:63) Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Quran: - keindahan Al-Qur' an (2:23) - pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70] - pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55) 2. Lewat memahami Asmaul Husna: Allah sebagai Al-Khaliq (40:62) Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6) Allah sebagai pemilik (2:284) dll. (59:22-24) Hal-hal yang menghalangi marifatullah Kesombongan (QS 7:146; 25:21). Dzalim (QS 4:153) . Bersandar pada panca indera (QS 2:55) . Dusta (QS 7:176) . Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) . Berbuat kerusakan/Fasad . Lalai (QS 21:1-3) . Banyak berbuat masiyat . Ragu-ragu (QS 6:109-110) Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka. (QS 2:6-7) REFERENSI Said Hawwa, Allah Jalla Jalaluhu Aqidah Seorang Muslim 1, Al-Ummah ALOKASI WAKTU Langkah Uraian Waktu

Pembukaa n Diskusi Pendahulu an Ceramah Diskusi Penutup

Mentor menyampaikan pengantar dan sasaran materi Marifatullah Mentor mengajukan pertanyaan tentang logika keberadaan Allah Mentor mengurAlkan isi materi Mentor menyediakan forum diskusi dan tanya jawab Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi sekaligus menutup dengan doa

5 5 30 10 10

10. MARIFATUL RASULTUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta memahami makna risalah dan rasul memahami kewajiban beriman kepada rasul mengetahui tugas para rasul mengetahui sifat-sifat rasul

METODE PENDEKATAN Games Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna Risalah dan Rasul Risalah: Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat. Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia. Pentingnya iman kepada Rasul Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakekat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah . Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya. (Al-Asyqor:56)

Tugas para rasul 1. Menyampaikan (tablig) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa: Ma'rifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) . Tauhidullah [21:25] [Mengesakan Allah] . Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan) 2. Mendidik dan Membimbing [62:2] Sifat-sifat para rosul 1. Mereka adalah manusia (17:93-94,8:110] 2. Ma'shum [terjaga dari kesalahan] [3:161, 53:1-4] 3. Sebagai suri teladan [33:2l, 6:89-90] REFERENSI Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71 Al-Asyqor, Dr. Limar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq ALOKASI WAKTU Langkah Pendahulu an Games Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan sasaran materi Marifatullah Mentor memberikan games dan hikmahnya Mentor menerangkan isi materi Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 10 30 10 5

G AMES A. Judul B. Skema/ Gambar / Contoh : : Games Ilmu

C. Media & Bahan : 1) 1 naskah pembahasan 2) Serangkaian petunjuk 3) 3 lembar kertas bujur sangkar per orang atau kelompok 4) 1 buah gunting atau cutter D. Langkah-langkah . Instruksi: Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu lubang dengan lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya. Tahap 1 Mentor memberikan instruksi tanpa memberikan keterangan tambahan. Tahap2 Mentor memberikan instruksi dan memberikan keterangan tambahan secara lisan sebagai berikut: A. Lipat kertas 2 X, sehingga membentuk bujur sangkar B. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya. C. Lipat juga 1/3 bagian sisanya D. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi E. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter F. Lipat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi Tahap 3 Mentor memberikan instruksi sambil mencontohkan setiap langkah secara terperinci. Sehingga didapatkan hasil sesuai instruksi. E. Hikmah: 1. Pentingnya rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam hidup keseharian. 2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek kehidupan kita menjadi ibadah.

11. MARIFATUL ISLAMTUJUAN Peserta mengetahui pengertian diin menurut Al-Qur'an Mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghoiru dienullah Mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan mempelajarinya. METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Ad-dien menurut Al-Quran Dienullah, DienuI Islam [48:28, 61:9] Dienullah dibawa oleh semua Rosul dan nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul haq (dienus samaawi). Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS. 48;28) hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya (dienul ardli) Ciri-ciri dienullah/dienus-Samaawi Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat. Disampaikan oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia. Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid. Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya. Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia Ciri-ciri dienul ardli : Tumbuh dalam masyarakat. Tidak disampaikan oleh Rosul Allah. Umumnya tidak memilki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah. Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll. Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya . Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa dan keadaan

Pengertian Islam secara Ethimologi/ Bahasa :

Tunduk patuh, berserah diri (al-istislaam) [3:83]. Damai (as-silm) . Bersih (as-saliim) Aturan Illahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat.. Ajaran lslam : Sesuai fitrah manusia QS. 30;10 Kepentingan seluruh manusia QS 34;28 Rahmat seluruh alam QS 21;107 Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia QS. 2;179 Sangat sempurna QS. 5:3

REFERENSI Diktat agama IPB, Uts. Didin Hafidhuddin ALOKASI WAKTU Langkah Pendahulu an Games Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi Mentor memberikan games dan hikmahnya Mentor menerangkan isi materi Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 10 30 10 5

12. AL-QURANTUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta mengetahui definisi Al-Quran secara bahasa dan istilah mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Quran memahami fungsi Al-Quran dan akhak terhadapnya termotivasi untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan

Al-Qur'an

METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Definisi AL-Quran Secara bahasa berarti "bacaan. Secara istilah berarti "Kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah" Nama-nama Al-Quran Al-Quran/ Bacaan [17:9] . Al-Kitab/ Buku [21:10]. Al-Furqon/ Pembeda [25:1] Adz-Dzikr/ Pengingat [15:9]. An-Nur/ Cahaya [4:174] Karakteristik AL-Qur' an Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia [ 20:2]. Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara [56: 77-78] . Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Tersusun secara terperinci dan rapi [11:1] . Mudah difahami dan diambil pelajaran [54: 17, 34, dst]

Al-Quran [2:23, 17:88] .

Fungsi Al-Quran Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu Sebagai mukjizat Rasulullah SAW AkhIak Terpuji Terhadap Al-Quran Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Quran [16:98] . Membaca Al-Quran secara tartil perlahan-lahan [73:4] . Lapang dada menerima Al-Quran [7:2] Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Quran [7:204] . Bcrgetar hatinya dan bertambah imannya [8:2-4] Akhlak tercela terhadap Al-Quran . Keunggulan Al-Quran Menyombongkan diri dan berpaling [31:7] . Menertawakan peringatan ini [53:59-62] . Tidak memperahatikan Al-Quran [47:24]

Keunggulan Al-Quran . Al-Quran adalah mukjizat yang abadi [4:74]. Allah menghendaki agar Al-Quran berlaku umum (mencakup permasalahan) dan bersifat universal. Maka, disusun dan dikumpulkan AlQuran itu dengan sistematika yang memperlihatkan universalitas dan kekekalannya dan dijauhkan dari susunan yang bersifat temporer, yang hanya memperlihatkan urgensi pada suatu masa saja, yaitu ketika turunnya. Keunggulan Al-Quran secara ilmiah Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah menetapkan bahwa Al-Quran merupakan kitab ilmiah yang menghimpun segala disiplin ilmu dan filsafat. Ilmu itu datang dari Allah SWT, sebagai tanda kemuliaanNya dan ketinggian ilmu-Nya.[96:15] . Jaminan kemurnian Al-Quran. Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Quran [6:115, 15:9] . Al-Quran bersifat umum dan universal. Umum : Mencakup seluruh bidang/permasalahan manusia. [6:38] Universal : Berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum. [25:1] REFERENSI Paket BP NF 'Keunggulan Al-Quran Ibnu Qoyim, Mahabatullah, (Bab I) Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran , hal 18

ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Mentor menyampaikan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

13. UKHUWAH ISLAMIYAH (UI)TUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta memahami makna dan hakekat UI mengetahui perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah mengetahui hal-hal yang menguatkan ukhuwah dan buah dari UI termotivasi untuk mengamalkan hal-hal yang menuju kepada UI dalam kehidupannya

METODE PENDEKATAN Games Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Makna Ukhuwah Islamiyah. Menurut Imam Hasan Al-Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Hakekat Ukhuwah Islamiyah 1. Nikmat Allah (QS. 3: 103) 2. Perumpamaan tali tasbih (QS. 43: 67) 3. Merupakan arahan Rabbani (QS. 8: 63) 4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS. 49: 10) Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal: ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi).

Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah: 1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai 2. Memohon didoakan bila berpisah 3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa 4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim) 5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan 6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu 7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara) 8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya 9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

Buah Ukhuwah Islamiyah 1. Merasakan lezatnya iman 2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi) 3. Mendapatkan tempat khusus di syurga (15:45-48) REFERENSI Bercinta dan bersaudara karena Allah, Ust. Husni Adham Jarror, GIP Meraih Nikmatnya Iman, Abdullah Nasih 'Ulwan Rahasia Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan di Jalan Allah, Asadudin Press Panduan Aktivis Harokah, Al-Ummah ALOKASI WAKTU Langkah Pendahulu an Games Ceramah Diskusi Penutup GAMES Uraian Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi Mentor memberikan games dan hikmahnya Mentor menerangkan isi materi Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 10 30 10 5

Games I: Menyusun Bujur Sangkar Media : Sembilan (9) bujur sangkar dari karton/kertas berukuran sama yang lelah dipotong secara acak dan dipisah-pisahkan ke dalam 3 amplop Cara: Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 orang. Masing-masing kelompok mengirimkan 3 orang sebagai pekerja yang duduk secara melingkar, sedangkan yang lainnya bertugas sebagai pengawas. Tiap kelompok mendapat satu amplop yang berasal dari tiga bujur sangkar yang berukuran sama dan telah dipotong secara acak. Mentor bertugas membagikan potongan-potongan acak dari bujur sangkar tersebut kepada setiap pekerja kelompok. Tiap pekerja memperoleh 3-5 potongan karton. Setiap pekerja diberi waktu 3 menit untuk membentuk bujur sangkar dari potongan karton tadi. Pekerja boleh memberikan polongan karton yang dimilikinya kepada teman pekerja lain dalam kelompoknya tetapi tidak boleh memintanya. Pekerja tidak boleh berkomunikasi sesama pekerja dan tidak boleh memberi petunjuk atau berdiskusi dengan temannya untuk menentukan letak potongan karton yang dimilikinya atau yang direroleh temannya. Pekerja yang sudah membentuk bujur sangkar miliknya boleh merubahnya lagi sedemikian sehingga setiap pekerja akan memiliki atau membenluk sebuah bujur sangkar. Pengawas bertugas mengawasi dan memberikan penilaian terhadap jalannya permainan. Pengawas berhak menegur pekerja yang melanggar ketentuan Kritera Keberhasilan. Setiap pekerja atau kelompok dapat membentuk bujur sangkar dalam waktu yang ditentukan. Setiap pekerja menolong temannya dengan memberikan potongan bujur sangkar yang dimilikinya. Setiap pengawas menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya Hikmah. Taawun/saling tolong menolong adalah salah satu kunci ukhuwah. Pentingnya tausiyah dalam membina ukhuwah Games II: Adu Ponco Berhadiah (Win-win Games) Cara: Setiap siswa mencari lawan untuk mengadu ponco Setiap kemenangan akan diberi hadiah (misal: Rp. 1000,- dalam waktu yang ditentukan (2'). Setiap siswa mencari kemenangan sebanyak-banyaknya. Penyelesaian: Dalam waktu yang dilentukan, bergantian untuk menang sehingga semua mendapat hadiah yang sama dengan sebanyak-banyaknya. Hikmah:

Tidak menganggap saudaranya sebagai lawan tetapi partner untuk mencapai tujuan bersama Tidak mementingkan diri sendiri

14. NIKMAT IMANTUJUAN Menumbuhkan keyakinan bahwa iman merupakan fitrah manusia Mangetahlu bahwa iman merupakan nikmat terbesar dari Allah Mengetahui cara mensyukuri nikmat dari Allah METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Iman sebagai fitrah manusia Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. "Semua bayi terlahir dalam keadaan fitrah. Kesaksian manusia yang menyatakan Allah SWT adalah Robb mereka (7:172) sehingga secara fitrah manusia akan percaya akan adanya Allah (10:31, 39:3). Persaksian Rububiyyah di alam ruh harus dilanjutkan dangan persaksian Uluhiyyah dan Risalah di alam dunia sebagai konsekuensinya (30:30, 22:78, 2:21]. Nikmat Iman Nikmat dari Allah tidak terhitung (14:34). Beberapa nikmat dari Allah : 1. Nikmat sebagai mahluk (76:1-4) 2. Nikmat sebagai manusia (95:4) 3. Nikmal sebagai khalifah (2:30, 14:32-34) 4. Nikmat sebagai muslim (5:3, 49:17), merupakan nikmat terbesar dari Allah . Nikmat harus disyukuri (14:7, 31:31), antara lain dengan cara: 1. Mengucapkan syukur (dengan hati dan lisan ) 2. Menjaga dan memelihara nikmat yang diberikan 3. Menggunakan sesuai keinginan dari pemberi nikmat dengan (perbuatan) REFERENSI Royyad Al Haqil, Mensyukuri Nikmat Allah, GIP

ALOKASI WAKTU Langkah Pendahulu an Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Mentor menyampaikan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup pertemuan dengan doa Waktu 5 40 10 5

15. HAL-HAL YANG MELEMAHKAN IMANTUJUAN Peserta Peserta Peserta Peserta memahami adanya fIuktuasi keimanan mengetahui fenomena lemahnya iman mengetahui penyebab lemahnya iman termotivasi untuk menjauhi hal-hal yang melemahkan iman

METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Fluktuasi Iman Secara fitrah manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat jujur (dosa) dan ketaqwaan [91:9-10]. Hal ini mengakibatkan keimanan seseorang mengalami fluktuasi (terkadang naik, terkadang turun). Keimanan itu bisa bertambah dan berkurang. Maka perbaharuilah iman kalian deugan Laa Ilaaha Illallaah (HR Ibnu Islam) Fenomena Lemahnya Iman 1. Terjerumus dalam kemaksiatan Suatu perbuatan yang sering dilakukan dapat membentuk sebuah kebiasaan. Begitu pula dengan kemaksiatan. Bila sering dilakukan ia pun akan menjadi sebuah kebiasaan, yang jika terbiasa seseorang akan berani berbuat secara terang-terangan. Rasulullah bersabda: (lihat Hadist Bukhari Vol. I, hal 16) 2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah Salah satu ketidaktekunan dalam beribadah ialah tidak khusyu' (konsentrasi) dalam mengerjakannya. Contoh: tidak khusyu' dalam sholat, membaca Al-Qur'an, berdoa, dll. Sehingga ibadah tersebut dilakukan dengan jiwa yang kosong tanpa ruh (QS 4:142). Padahal dalam sebuah hadist dikatakan: Tidak akan diterima do'a dari hati yang lalai dan main-main (HR Tirmidzi.) 3. Memudarnya tali ukhuwah. Tidak memperhatikan urusan kaum muslimin. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa orang-orang mumin itu bagai satu tubuh. Dari An-Numan bin Basyir ra, katanya Rasulullah SAW bersabda: Orang-orang mumin itu laksana satu tubuh manusia. Bila matanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya. Atau bila kepalanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya . (HR Muslim). Terputusnya tali persaudaraan diantara dua orang yang semula bersaudara. Tidak selayaknya dua orang yang saling mengasihi karena Allah Azza wa Jalla, atau karena Islam lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yaug dilakukan salah seorang diantara keduanya. (HR Bukhari) 4. Terpaut kepada urusan duniawi dan terlalu mencintainya (QS. 75:2O-21) 5. MengeIuh dan takut akan musibah (QS 70:19-21)

Janganlah sekali-kali kamu mencela yang ma'ruf sedikitpun, meski engakau hanya menuangkan air ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air. Atau meski engkau hanya berbicara dengan saudaramu sedangkan wajahmu tampak berseri kepadanya. (HR Ahmad) 6. Mencela yang maruf dan tidak mau memperhatikan kebaikan-kebaikan yang kecil 7. Banyak berdebat dan bertikai yang mematikan hati. Akibatnya hati menjadi keras dan kaku. Sebab-sebab Lemahnya Iman 1. Jauh dari suasana atau lngkungan iman dalam waktu yang lama (QS 57:16) 2. Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik 3. Jauh dari menuntut ilmu syariat yang dapat mcmbangkitkan iman di dalam hati penuntutnya 4. Berada di tengah lingkungan yang penuh kemaksiatan 5. Tenggelam dalam kesibukan dunia Cukuplah bagi salah seorang diantara kamu selagi dia di dunia hanya seperti bekal orang yang mengadakan perjalanan. (HR Ath- Thabarani) 6. Sibuk mengurusi harta benda, isteri dan anak-anak (QS. 8:28 ; 3:14) 7. Panjang angan-angan (Berangan yang muluk-muluk) QS. 15:3 Ali ra. pernah berkata: Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas diri kalian ialah mengikuti hawa nafsu dan angan-angan yang muluk. Mengikuti hawa nafsu akan meughalangi dari kebenaran, sedangkan angan-augan yaug muluk akan melupakan akhirat 8. Berlebih-lebihan dalam masalah makan, tidur, berjaga di waktu malam, berbicara, bergaul dan juga tertawa Janganlah kamu sekalian memperbanyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati. (HR Ibnu Majah) REFERENSI Muhammad Sholih AL-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah.

ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan pencapaian tujuan materi Mentor menyampaikan isi materi Fenomena Lemahnya Iman Mentor memberi kesempatan untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

16. HAL-HAL YANG MENGUATKAN IMANTUJUAN Peserta mengetahui sebab-sebab bertambahnya iman Peserta termotivasi Untuk melakukan hal-hal yang dapat menguatkan iman. METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri sesorang diantara kamu sebagaimana pakaian, maka mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui (HR Al- Thabrani). Maksudnya iman itu dapat menjadi usang dalam hati seperti halnya pakaian yang dapat menjadi usang bila lama dipakai. Hal-hal yang menguatkan Iman 1. Menuntut ilmu, yaitu ilmu yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan dan keyakinan tentang iman [35:28]. 2. Menyimak/ mentadaburkan Al-Qur'an [17:282] 3. Dzikir dan Fikir Dzikir adalah mengingat Allah berserta sifat-sifatNya, hal-hal yang menyangkut keagunganNya dan membaca kalimahNya [33:41, 8:4] Fikir adalah aktivitas yang mengacu kepada renungan terhadap ciptaan Allah, ayat-ayatNya dan mukjizatNya [l3:190-191] 4. Mengikuti dan komitmen terhadap halaqoh zikir. Tidaklah segolongan orang duduk seraya menyebut Allah melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman nati turun kepada mereka dan Allah menyebut mereka termasuk dalam golongan yang berada di sisiNya. (HR Muslim) 5. Memperbanyak amal shalih, yang harus diperhatikan : a. Sesegera mungkin melaksanakan ama1-amal sholih [3:33, 57:21, 22:90] dan hadits: Pelan-pelan (berhati-hati) dalam segala sesuatu adalah baik kecuali di dalam amal akhirat. (HR Abu Daud) b. Melakukannya secara terus-menerus. Alah menyukai amalan yang walaupun sedikit, tapi dikerjakan secara terus-menerus. (HR.Bukhori) c. Tidak merasa bosan. Maksudnya kerjakanlah ibadah sesuai dengan kemampuan. Sesungguhnya agama itu adalah mudah, dan tidaklah agama itu dikeraskan oleh seseorang melainkan justru ia akan dikalahkan. Maka berbuatlah yang lurus dan sederhana. (Hadits Riwayat Bukhari) d. Mengulang amalan yang tertinggal dan terlupakan. Barangsiapa yang tertidur hingga ketinggalan bacaan wiridnya dari sebagian malam atau dari sebagian bacaan wirid, lalu dia membacanya lagi antara sholat Shubuh dan shalat Zuhur, maka ditetapkan baginya seakanlah dia membacanya pada malam itu juga. (HR. An-Nasa' i) e. Berharap amalnya diterima Allah swt dan merasa cemas jika amalannya tidak dilerima Allah SWT. 6. Melakukan berbagai macam ibadah. "Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu sorga Wahal hamba Allah, ini adalah baik. Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan sholat, maka ia dipanggil dari pintu sholat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan shoum, maka ia dipanggil dari pintu ar-Rayyan, Barangsiapa menjadi orang yang banyak megeluarkan shodaqoh, maka dia dipanggil dari pintu shodaqoh. (HR Bukhori) "Berbakti kepada orangtua adalah pertengahan dari pintu-pintu sorga." (HR at- Tirmidzi) 7. Dzikrul maut. Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian. (HR at-Tirmidzi) "Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu dapat melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor. (HR Al- hakim) 8. Mengingat akhirat, yaitu mengingat nikmatnya sorga dan keras pedihnya neraka [lihat QS. 56, 75, dan 78]. 9. Bermunajat kepada Allah dan pasrah kepadanya. Maksudnya: memohon kepada Allah dengan ketundukan dan kepasrahan yang sedalamdalamnya. 10. Tidak berangan-angan secara muluk-muluk [26:205-207, 10:45].

11. Memikirkan kehinaan dunia [3:185]. Hadits: "Dunia ini terlaknat, dan terlaknat pula apa yang ada di dalanmya kecuali dzikruIlah dan apayang membantunya, atau orang yang berilmu atau orang yang mencari ilmu. (HR Ibnu Majah) 12. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah [22:30,32]. 13. Al-wala wal baro, artinya saling tolong menolong dan loyal kepada sesama muslim dan memusuhi orang-orang kafir [5:2]. 14. Tawadhu (rendah hati). "Barang siapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal ia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga ia diberi kebebasan memilih diantara pakaianpakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya (HR At- Tirmidzi) 15. Muhasabah diri [59:18] 16. Do'a. [2:186].

REFERENSI Muhammad Shouh Al-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah Dr. Muhammad Na'im Yasin, Yang Meguatkan Yang Membatalkan Iman, GIP. ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan manyampaikan tujuan materi Mentor menyampaikan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

17. PENTINGNYA AKHLAK ISLAMITUJUAN Peserta memahami makna akhlak Peserta memahami pentingnya akhlak Islami Peserta termotivasi untuk merubah akhlak yang baik dan Islami METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Definisi Akhlak Akhlak adalah jati diri, karakter inheren yang menyertai seorang manusia di mana pun ia berada. Faktor-faktor pembentuk akhlak Akhlak terbentuk oleh 4 faktor : 1. Al-Wiratsiyyah (Genetik) 2. An-Nafsiyyah (Psikologis) 3. Syari'ah Ijtima'iyyah (Sosial) 4. Al-Qiyam (nilai Islami) Keterangan: 1. Misamya: seseorang yang berasal dari daerah cenderung berbicara "keras", seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar, karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya. 2. Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang keluarga (misalnya ibu dan bapak) tempat seseorang berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam fitrah, orang tuanyalah ynag menjadikan Yahudi, Nasrani, Majusi (Hadist). Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orang tuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga dengan orang tua yang lengkap. 3. Faktor lingkungan tempat seseorang akhlak yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalampembentukan akhlak seseorang Faktor 1,2,3 yang (bila) bersifat negatif sebenarnya tidak akan menjadi masalah bila ketiga faktor pertama tersebut tunduk pada faktor ke-4 (nilai Islam) 4. Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami. Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah SWT Pentingya Akhlak Islami:

Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Paling Sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur akhlaknya (HR Tirmidzi) Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam, dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya (HR Thabrani, Ahmad, dan Abu Ya'la) Akhlak adalah buah ibadah Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar (QS. 29.45)

Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi kejujuran akhlaknya. (Abu Daud dan At- Tirmidzi) Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat, karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT "Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya (HR. Muttafaq alaih) Ahklak Islami penting dan urgen untuk direfleksikan da1am: 1. skala pribadi 2. skala masyarakat 3. skala umat Akh1ak juga terbentuk dari khotiroh (lintasan hati). Dari lintasan hati dilakukan/dicoba, lalu menjadi kebiasaan hingga membentuk akhlak. Misainya: kebiasaan mencotek. Akhlak dapat berubah tergantung kemauan individu tersebut. Seseorang dapat berakhlak baik atau buruk, tergantung usaha yang ia lakukan.

REFERENSI Ziyad Abbas (ed.), Pilihan Hadits Potitik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas. Dr. Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian Muslim, hal. 24-28, GIP

Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal.38-4O, GIP Isnet, Urgensi Akhlak I Materi Training Manajemen Da'wah Muslimah Peran Muslimah dalam Da'wah

ALOKASI WAKTU Langkah Pendahulu an Ceramah Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Mentor menyampaikan isi materi Waktu 5 40

Diskusi Penutup

Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa

10 5

18. AKHLAK RASULULLAHTUJUAN Peserta tumbuh kesadarannya untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW Peserta mengetahui contoh akhlak yang mulia dan termotivasi untuk melakukannya. Peserta mengetahui contoh akhlak tercela dan termotivasi untuk menjauhinya METODE PENDEKATAN Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN Misi utama diutusnya Rasul ke dunia ialah untuk menyempurnakan akhlak manusia "Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (Hadist). Akhlak Rasulullah mencakup segala sisi kehidupan, yaitu sebagai sunnah, sebagai kepala pemerintahan, sebagai pemimpin tertinggi pasukan Islam Juga mencakup sifat yang bisa meliputi sagala sisi kehidupan (zuhud, sabar, penyayang, dll.) Akhlak Rasulullah secara Umum 1. Akh1ak Qurani Ditanyakan kepada Aisyah ra tentang akhlak Rasulullah SAW maka jawabnya Akhlaknya Qur'ani (AL-Hadist). Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Karena itu, untuk memperoleh gambaran utuh akhlak beliau kita perlu memahami Al-Quran dan As-Sunnah atau seggala sesuatu yang ada kaitannya dengan pola kehidupan Rasulullah 2. Akhlak manusia terbaik Dikatakann oleh Anas ra, bahwa Rasulullah adalah manusia yang tcrbaik akhlaknya Contoh akhlak-akhlak mulia yang diperintahkan Nabi SAW 1. Jujur Hadits Rasul Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada kebajikan, dan sesuhgguhnya kebajikan itu akan mengantarkan ke surga. Dan seseorang senantiasa berkata benar dan jujur hingga tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benarr dan jujur. Dan sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, yang akhirnya akan mengantarkan ke dalam neraka. Dan seseorang sentiasa berdusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (HR Bukhari Muslim) 2. Dermawan (QS. 2: 261) Tidaklah seorang hamba berada pada suatu pagi kecuali dua malaikat turun menemaninya. Satu malaikatt berkata: Ya Allah, berilah karuniaMu, sebagai ganti apa yang ia infakkan. Malaikat lainnya berkata: Ya, Allah, berilah ia kebinasaan karena telah mempertahankan hartanya yang tidak dinafkahkannya. [HR Muttafaqalaih]. 3. Malu Adalah Rasulullah SAW sangat tinggi rasa malunya, lebih pemalu dari gadis pingitan. Apabila Beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengeetahuinya pada wajah Beliau. [HR Muslim], Iman itu mempunyai 71 atau 81 cabang, dan yang paling utamanya adalah mengucapkan Laa ilaaha ilallah dan serendah-rendahnya adalah menyingkirkan duri (gangguan dari jalan). Dan sifat pemalu merupakan satu bagian dari iman [HR Muttafaqalaih). Tambahan: Lihat Ar-Rasul hal 197-199. 4. Menepati janji (QS. 5:1, 17:34). Tambahan: Lihat Ar-Rasul, hal. 56-60 5. Menutupi aib (QS. 24:19) Contoh akhlak-akhlak tercela yang diperingatkan Rasulullah Saw: 1. Marah QS. 3:133-134, Dari Abi Hurairah ra, bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW: Wasiatilah aku. Sabda Nabi: "Janganlah engkau mudah marah. Maka dikurangi beberapa kali. Sabdanya: Janganlah engkau mudah marah. [HR. Bukhari-Muslim] Hadits Arbain ke-16 2. Ghibah dan Namimah (49:12) 3. Riya (2:264)

4. Sombong (17:37) 5. Zalim Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman (berbuat zalim) pada diriKu, dan Aku jadikan sebagai perbuatan haram bagi kalian , maka dari itu janganlah kalian berbuat zalim. [HR. Muslim] REFERENSI Abbas, S. Ziyad (ed.), Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Jakarta: Pustaka Panjimas Hasyimi, Dr.Muhammad Ali, Apakah Anda Berkepribadian Muslim?, Jakarta: GIP Hawwa, Sa'id, Ar-Rasul Muhammad SAW hal. 177-199, Solo: Pustaka Mantiq Yakan, Muna Haddad, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, Jakarta: GIP. Isnet, Urgensi Akhlak I. ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Mentor menerangkan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

19. BANGUNAN ISLAMTUJUAN Peserta mengetahui gambaran menyeluruh tentang bangunan Islam Menumbuhkan kesadaran bahwa Islam adalah sistem hidup yang lengkap dan semrlima sehingga reserta termotivasi Untuk memasukinya secara keseluruhan . METODE PENDEKATAN Ceramah dan Diskusi RINCIAN BAHASAN Pendahuluan Konsepsi Islam bisa digambarkaan sebagai sebuah bangunan yang utuh dan kokoh. Dalam sebuah hadits dikatakan, Buniya l-Islami 'ala khamsin ...... ( Bangunan Islam itu ada lima perkara....). Lihat juga di QS.61:4 Islam adalah agama yang sempurna QS. Al-Maidah:3 Kesempurnaan Islam ibarat bangunan yang kokoh. Isi kandungan Al-Quran secara global ada 3 bagian: 1. Pokok dan pondasi (asas), yang terdiri dari: a. Aqidah (keimanan): mencakup 2 kalimat syahadat & Rukun Iman yang enam (QS. 2:177, .47:19) b. Ibadah (Rukun Islam yang lima) 2. Bangunan (Bina), berupa aturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia /sistem hidup, seperti: a) Konsep sosial & kemasyarakatan (QS. 24: 27, QS. 49: 10-13) b) Konsep politik (QS.8: 61, 42: 38)

c) d) e) f)

Konsep rerekonomian (QS. 2:275, 282, 283) Konsep militer/keprajuritan (QS.8:6O, 9:5-8) Konser moral akhlak (QS. 2:237) Konsep pendidikan (QS.3: 159, 2: 151)

3. Penyokong dan Penguat (Muayyidat) a) Jihad (QS.22: 39-40) b) Dakwah (QS.104) c) Hukum-hukum (QS. 5:49) d) Sanksi-sanksi (QS. 5:33, 5:38)

REFERENSI Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Mentor menerangkan isi materi Saat untuk diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

20. EKSISTENSI ALLAHTUJUAN Menambah keimanan peserta kerada Allah Peserta meyakini bahwa Allah itu eksis/ada Peserta mengetahui buku utau dalil-dalil lentang eksistensi Allah Peserta memahami cara mengenal Allah METODE PENDEKATAN Games Cemmah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Bukti eksistensi A11ah 1. Dalil fitrah Q.S 10:22 Perasaan alami yang tajam dari manusia bahwa ada Zat yang maujud, yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus dan mengatur segala, yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti kemurkaan-Nya. 2. Dalil akal QS 5:20-21 Dengan tafakkur dan renungan terhadap alam semesta yang menurunkan manifestasi dari eksistensi-Nya. Orang yang memikirkan dan merenungkan alam semesta akan menemukan, empat unsur ialah semesta: Ciptaan-Nya. QS 96:1-2; QS 36:36 Bahwa tiada yang dapat mencipta alam ini kecuali Allah, yang Maha Tinggi dan Maha Hidup. Kesempurnaan. QS 67:3; 32:7 Alam ini diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.

Perbandingan ukuran yang tepat dan akurat. QS 25:2. Alam ini diciptakan dengan perbandingan ukuran, susunan, timbangan, dan perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Hidayah (tuntunan dan bimbingan). QS 20:49-50 Alam ini menunjukkan dan menuntun manusia bahwa Allah, Sang Pencipta Alam semesta, benar-benar ada. Allah memberikan hidayah (tuntunan dan petunjuk) kepada makhluk-Nyau untuk dapat menjalankan hidupnya dengan mudah, sesuai dengan karakteristik dirinya masing-masing. Kepada manusia sering disebut dengan ilham, kepada hewan sering disebut insting. 3. Dalil akhlaq Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq). Dengan adanya moral (akhlaq) inilah, ia secara naluriah mau tunduk dan menerima kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan baik. Zat yang dapat menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah Allah, sumber dnri segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan. Keberadaan 'moral' yang mendominasi jiwa manusia merupakan bukti eksistensi Allah. QS. 91:7-8 4. Dalil Wahyu Para rasul diutus ke berbagai umat yang berbeda puda zaman yang berbeda. Semua rasul menjalankan misi dari langit dengan perantaraan wahyu. Dengan membawa bukti yang nyata (Kitab/wahyu & mukjizat) mengajak umatnya agar beriman kepada Allah, mengesakan-Nya dan menjalin hubungan baik dengan-Nya, serta mengingatkan akan akibat buruk syirik/berpaling dari-Nya (QS 6:91). Siapa yang mengutus mereka dengan tugas yang persis sama ? Siapa yang memberikan kekuatan, mendukung dan mempersenjatai mereka dengan mu'jizat? Tentu suatu Zat yang eksis (maujud), Yang Maha Kuat & Perkasa, yaitu Allah. Keberadaan para rasul ini merupakan bukti eksistensi Allah. 5. Daril sejarah Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman, percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan diagungkun. Semuanya telah mengenal iman kepada Allah, menurut cara masing-masing. Konsensus sejarah ini merupakan bukti yang memperkuat eksistensi Allah. (QS 47:10; perkataan ahli sejarah Yunani kuno bemama Plutarch) Cara mengenal Ahah Jalan yang ditempuh oleh ajaran selain Islam: Hanya mengandalkan panca Indra dan sedikit akal sehingga timbul prakira-prakira yang membentuk filsafat -filsafat atau pemikiran tentang ketuhanan. Filsafat dan pemikiran tersebut justru mendatangkan kegoncangan dan kebingungan dalam jiwa. Sehingga hanya menanamkan keraguan dan kesangsian terhadap keberadaa Allah. (QS 34:51-54 ; 2:147 ; 22:11 ;10:94). Jalan yang ditempuh oleh orang-orang kafir tersebut melanggar fitrah mereka. Sebab mencoba mengenal Allah dengan menggunakan panca indra saja. Padahal panca indra hanya bisa mendeteksi sesuatu yang dapat diraba, diukur, disentuh. Sebaiknya, untuk mengenal sesuatu selain Allah mereka menggunakan panca indera dan akal. Jalan yang ditempuh orang-orang kafir tersebut pada akhimya tidak pemah membawa mereka sampai mengenal siapa Sang Pencipta. Sebaiknya yang mereka dapatkan adalah ketidaktahuan akan Allah Yang Maha Mencipta. Jalan yang ditempuh Islam: Orang-orang lslam mengenal Allah dengan menggunakan keimanan dan dilengkapi akal. Kedua rotensi tersebut dioptimalkan dengan dalam proses tafakkur dan tadabbur. Tafakkur berarti memikirkan ciptaan atau tanda-tanda kebesaran Allah (ayat Kauniyah). Tadabbur berarti

merenungkan ayat ayat Allah yang tertulis dalam Al-Quran (ayat Qauliyah). Sehingga timbul keyakinan di dalam hati tentang kcberadaan dan kekuasaan Allah (QS 3:190-191; 12:105; 10:101). Jalan yang ditempuh oleh orang mumin bersandarkan kepada fitrahnya sebagai manusia, yaitu mengoptimalkan akal, pemikiran, ilmu serta hatinya untuk mengenal Allah lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya) bukan zat-Nya. Baik tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam, mujijat serta dalam Al-Quran. Lewat jalan ini, manusia akan mengenal Allah.

REFERENSI Materi Mentoring tanun 94/'95. DR. Yusuf Qordhowi; Wujudullah. Said Hawwa; Allah Jalla Jalaluhu. ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Diskusi Pendahulu an Ceramah Penutup Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi Mentor mengajukan pertanyaan tentang logika keberadaan Allah Mentor menguraikan materi eksistensi Allah Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi sekaligus menutupnya dengan doa Waktu 5 10 40 5

GAMES Langkah- langkah 1. Mentor meminta tiga siswa menggambar sesuatu di papan tulis. 2. Mentor membuka diskusi dengan mengajukan pertanyaan sebab akibat keberadaan gambar di papan tulis. Misalkan: "Mengapa gambar tersebut ada di papan tulis?" (Karena ada yang menggambarr ! ) . "Jika tadi tak ada yang menggambar, apakah gambar tersebut akan ada? (Tidak !) . "Kalau begitu, ssegala sesuatu ada karena ada yang mengadakan. Gambar itu ada karena ada yang menggambar. Kita ada karena ada yang menciptakan. Alam semesta ini ada karena ada yang mengadakan. Siapa yang menciptakan kita?" (Allah !) . "Berarti Sang Pencipta itu memang ada!!"

21. MAKNA ASYHADUTUJUAN Peserta memahami makna syahadah baik secara bahasa maupun istilah peserta memahami pengaruh syahadah bagi kehidupan seorang mumin METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN Secara bahasa Asyhadu berarti saya bersyahadah. Dalam bahasa Arab kata ini bereentuk Fi'il Mudhori' atau setara dengan Present Continuous Tense dalam bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan suatu aktifitas yang sedang berlangsung dan belum selesai. Definisi Syahadah Secara bahasa: 1. Al-I'lanu (pernyataan) QS 3:64 Sebuah pernyataan, sekecil apapun memiliki konsekuensi yang harus dijalankan. 2. Al-Wa'du (anji) QS 7:172 Jika seseorang berjanji, selama janji itu belum direalisasikan maka seharusnya dia merasa berhutang. Karena janji adalah hutang dan hutang harus dibayar. 3. Al-Qosamu (sumpah) Sumpah lebih berat dari sekedar pernyataan dan janji. Ia tidak diucapkan setiap saat. Hanya digunakan dalam situasi dan koNdisi yang diperlukan. Secara istilah: suatu pemyalaan, janji sek.nitas sumpah untuk beriman kepada Allah dan RasuI-Nya dengan: 1. Membenarka11dalam hati (At-Tasdiiqu bil Qolbi) 2. Dinyatakan dengan usan (Al-Qoulu bil Usan) 3. Dibuktikan dengan perbuatan (AL-"Amalu bil Arkan) lihat hadist 1 Bersyahadah merupakan langkah awal untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Keimanan seseorang yang bersyahadah harus diikuti dan disempurnakan dengan sikap istiqomah. Karena tak ada iman tanpa istiqomah dan tiada istiqomah tanpa iman. Iman tanpa istiqomah adalah lemah dan tidak sempurna. Sedang istiqomah tanpa iman adalah kebatilan. (QS 41: 30, hadist 2) Manusia istiqomah memiliki ciri-ciri: 1. Syajaah (berani) QS 2:147 2. Ithminan (Tenang ) QS 13:28 3. Tafa'ul (Optimis) Sikap tersebut merupakan anugerah dari Allah bagi orang-orang istiqomah yang akan membawa mereka ke kebahagiaan hidup (Assaadah) baik di dunia maupun di akhirat.

Jenis-jenis Syahadah 1. Syahadah Rububiyah Pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pcmilik, pemelihara dan penguasa alam semesta QS 7:172 2. Syahadah Uluhiyah Pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi yang boleh disembah dan ditaati QS 76:30 3. Syahadah Risalah Pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai hamba dan utusanNya. Beliau adalah tokoh idola dan pahlawan terbaik bagi manusia QS 33:21

Catatan 1. Hadist 1: Iman ialah dikenali oleh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan rukun-Rukunnya (HR Ibnu Hibban) 2. Hadist 2: (Tentang istiqomah): Katakanlah kau beriman kepada Allah. Kemudian beristiqomahlah (dalam keimanan) (Al-Hadist) REFERENSI Paket BP Nurul Fikri, Syahadahmu syahadahku Muh. Said Al-Qathtani, Muhammad bin Abd. Wahhab, Muh. Qutb, Memurnikan Laa Ilaaha Ilallah DR. Ibrahim Muhammad bin Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah dan diskusi Penutup Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan sasaran materi Asyhadu Mentor menguraikan materi makna Asyhadu dan membuka diskusi tentang materi yang telah disampaikan Mentor merangkum dan menyimpulkan isi materi sekaligus menutupnya dengan doa Waktu 5 50

5

22. MAKNA SYAHADATAINTUJUAN Peserta memahami makna dan hakikat dua kalimat syahadah Peserta mengetahui pengaruh dua kalimat syahadah bagi kehidupan orang mu'min METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Definisi Syahadatain Syahadatain berarti dua kalimat syahadah. Dua syahadah yang dimaksud adalah syahadah syahadah dan syahadah risalah. Syahadah Uluhiyah. Terdiri dari kalimat Laa Ilaaha Illallah. (QS 12:40; 47:19; 7:59; hadist 1; hadist 2) Laa berfungsi sebagai Kalimatun-Nafii (kata yang menolak)

Ilaaha berfungsi sebagai Al-Munafii (yang ditolak) " Illa berfungsi sebagai Kalimatul-Itsbatu (kata yang ditolak) Allah berfungsi sebagai Al-Mutsbitu (yang dikukuhkan) Jadi, Syahadah Uluhiyah (Laa Ilaaha Illallah) merupakan penolakan terhadap seluruh bentuk Ilah yang diikuti dengan mengukuhkan Allah saja sebagai satu-satunya Ilah. (QS 14: 24-26; Lih. Fatwa Ibnu Taimiyah). Jika seseorang memulai dengan menegakkan Laa Ilaaha pada dirinya maka akan tumbuh Al-Baro. Al-Baro' berarti memusuhi, membenci dan menghancurkan setiap Bentuk Ilah selain Allah. Ilah adalah sesuatu yang ditakuti, diharapkan, dicintai, ditaati dan disembah. Dengan membatalkan semua bentuk Ilah di luar Allah dan mengacuahkannya hanya untuk Allah, akan tumbuh Al-Wala. Al-Wala' berarti loyalitas, siap memantau perintah Allah dengan penuh kecintaan dan ketaatan, mengabdi semata-mata kepada Allah dan tidak bersedia menjalankan perintah siapa pun, kapan pun, dimana pun juga, kecuali itu sesuai dengan perintah Allah. Jika seseorang telah memiliki prinsip bahwa tiada yang berhak untuk diabdi kecuali Allah (Laa ma'buda bihaqqin Illa Allah) barulah dapat dikatakan seorang mukhlisin (orang yang ikhlas) sejati. Orang-orang yang ikhlas inilah yang tidak akan pernah berhasil digoda oleh syaithan. (QS 38: 82-83) Syahadah Risalah. Pengakuan 'persona garata' (orang yang dipercaya) terhadap Rasulullah sebagai duta Allah bagi alam semesta dan kesiapan untuk menjadikan beliau sebagai 'examplia gratia' (contoh/uswah) dalam setiap aspek kehidupan. (QS 21:1O7 ; 33:21 ; 68:4) . Jika seseorang muslim mengakui Nabi SAW sebagai persona garata dan siap menjadikannya sebagai exampliu gratia maka barulah dikatakan dia berwala' (loyal) kepada Rasulullah SAW. Berwala' kepada nabi berarti harus senantiasa ittiba' (mengikuti) kepada beliau dalam setiap aspek kehidupan. Karena Ittibaur Rasul merupakan bukti kecintaan dan ketaatan kepada nabi SAW. Syahadah Uluhiyah dan risalah adalah suatu kesatuan (unity) yang tak dapat dipisahkan. Seorang muslim tidak dapat menerima hanya satu saja dari kedua syahadah itu. Jika seseorang hanya menerima syahadah uluhiyah saja berarti dia menjadi ingkar sunnah. Bila seseorang hanya menerima syahadah risalah saja berarti dia menjadi seorang Mohammedian. Keduanya tidak diperbolehkan dan bukan bagian dari ummat Islam. Catatan: 1. Hadist 1: "Siapa yang mati dan dia tahu (meyakini) Laa Ilaaha Illallaah? niscaya dia akan masuk surga" 2. Hadist 2: "Siapa yang mengatakan bahwa tiada Ilah selain Allah niscaya akan masuk surga sesuatu dengau amalnya" 3. Fatwa Ibnu Taimiyah: "Tiada kesenangan dan kenikmatan yang sempurna bagi hati kecuali dalam kecintaan kepaada Allah dan bertaqarrub kepada-Nya dengan mengerjakan apa-apa yang dicintai-Nya. Kecintaan takkan terjadi kecuali dengan berpaling dari kecintaan kepada selain-Nya. Inilah hakikat Laa Ilaaha Illallah. Inilah jalan Ibrahim dan semua nabi serta rasul." REFERENSI Paket BP Nurul Fikri, Syahadahmu Syahadahku Muhammad bin Said bin Salim Al-Qathany, Loyalitas Muslim terhadap Islam

-

Said Al-Qathany, Muhammad bin Abd. Wahhab, Muh. Qutb, Memurnikan Laa Ilaaha Illallah

ALOKASI W AKTU Langkah Pembukaa n Ceramah dan diskusi Penutup Uraian Mentor menyampaikan pengantar dan sasaran materi syahadatain Mentor menguraikan materi syahadatain dan membuka diskusi tentang materi yang telah disampaikan Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi sekaligus menutupnya dengan doa Waktu 5 50

5

23. CINTATUJUAN Menjelaskan makna dan hakikat cinta Memahami tanda-tanda cinta METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Cinta berasal dari kata Al-Mahabbah yang berarti kasih sayang. Menurut Abdullah Nasih Ulwan cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Tanda-tanda cinta: Kagum/simpati. Berharap Takut Rela Selalu ingat Semua tanda-tanda cinta tersebut selayaknya diberikan kepada Allah dalam rangka mencintai-Nya. Kagum terhadap kebesaran dan kekuasan Allah (QS 59:24) Mengharap kepada Allah (QS:39:53) Rela dan menerima ketentuan Allah sepenuhnya Selalu mengingat Allah (QS 13:28 ; 63:9; 59:19, 2:152) Takut kepada Allah Cinta kepada Allah harus ditumbuhkan dan dibuktikan dalam ketaatan kepada-Nya. Sebab cinta akan tumbuh dari ketaatan dan kepatuhan

kepada kehendak dan aturan-Nya. (QS 24:51 3:31) Prioritas dalam Cinta (QS 9:24): Prioritas tertinggi, cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan-Nya (QS 3:31-32; 58: 22; hadist 1 kisah Handzolah RA; kisah AsySyaikh Hasan Al-Banna) Prioritas menengah, cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri suami dan kerabat (QS 31:14; hadist 2 dan hadist 3) Prioritas terendah, cinta yang lebih mengutamakan dan menomorsatukan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal dibandingkan terhadap Allah, Rasulullah dan berjihad fisabilillah. Cdtatan: Hadist 1: Tidaklah Sempurna seseorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR Bukhdri & Muslim) Hadist 2: Semua makhluq adalah tanggung jawab Allah. Maka yang paling dicintai Allah adalah yang paling memperhatikan kehidupan keluarganya. (HR Thabrani & Baihaqi) Hadist 3: Tidaklah sempurna iman selalu seorang dari kalian sehingga ia lebih mencintai aku daripada hartanya, anaknya dan mauusia seluruhnya (HR Bukhari & Muslim) REFERENSI Abdullah Nashih Ulwan, Manajemen Cinta Al-Ummah, Panduan Aktifis Harokah ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Penutup Uraian Mentor menyampaikan prngantar dan sasaran materi cinta Mentor menguraikan makan dan hakikat cinta, tanda-tanda dan prioritas cinta Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi sekaligus menutupnya dengan doa Waktu 10 40 10

24. PROBLEMATIKA UMATTUJUAN Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam Peserta mengetahui sebab-sebab kemunduran umat Islam Peserta mengetahui solusi dari problematika umat Islam METODE PENDEKATAN Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Potensi yang dimiliki umat Islam: Syariah/peraturan (Al-Quran). Peraturan yang dimiliki ummat Islam ini sudah lengkap dan menyeluruh. QS. 15:9 tentang kemurnian Al-Quran QS. 2:2a Al-Quran adalah petunjuk . Kekayaan alam Kekayaan terbesar hampir sebagian besar (65 %) berada di negeri-negeri muslim. Cadangan minyak bumi 65 % berada di negeri muslim. Jumlah umat Islam. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim. Janji Allah untuk memenangkan umat Islam QS. 61:9 Allah memenangkan umat lslam QS. 2:214 Sesungguhnva pertolongan Allah amatlah dekat Sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan. Sebab-sebab kemunduran umat Islam: Faktor intemal (dari dalam lubuh umat Islam sendiri) : 1. Jauh dari Al-Quran dan sunah Rosul. 2. Mempelajari Islam hanya karena mengikuti. QS.12:1O8 3. Terpecah belah karena adanya perbedaan masa1ah furu. QS. 8:63 Allah yang mempersatukan hati 4. Rendah diri; tidak tsiqoh pada Islam QS. 63:8 kekuatan itu milik Allah, Rosul dan orang-orang mu'min 5. QS. 3:139 orang akan tinggi derajatnya jika beriman 6. Gejala taqlid dengan semua yang datang dari Barat 7. Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Faktor ekstemal (dari luar umat Islam) : Adanya Ghazwul Fikri (perang pemikiran dan harakatul Irtidad (gerakan pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya.) SoIusi unt:uk meraih kemenangan: 1. Umat Islam harus menerapkan syariat Islam da1am seluruh aspek kehidupan. 2. Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan mutakamil (menyeluruh). 3. Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh. 4. Perjuangan dan pengorbanan. REFERENSI Panduan Aktivis Harokah (hal79), Pustaka Al-Ummah Rencana Penghapusan Islam dan Pembantaian Kaum Muslimin di Abad Modern (hal.48), Nabil bin Abdurrahman ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Ceramah Diskusi Penutup Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi Mentor menguraikan isi materi Mentor membuka kesempatan diskusi dan tanya jawab Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan doa Waktu 5 40 10 5

25. GHOZWUL FIKRITUJUAN Peserta memahami makna dan hakikat Ghozwul fikri Peserta memahami sarana, metode dan hasil-hasil dari Ghozwul Fikri METODE PENDEKATAN Games Ceramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Pengertian Ghozwul fikri Secara bahasa Ghozwul Fikri terdiri dari dua kata; ghozwah dan Fikr. Ghozwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang). Serangan / Serbuan Qital Saling mengetahui, siapa lawannya Banyak korban jiwa Membutuhkan dana yang besar Hasilnya belum tentu berhasil Efeknya terbatas Ghozwah Sepihak, yang lain tidak menyadari kalau diserang Relatif tidak ada Relatif membutuhkan dan yang sedikit Hasilnya nyata terlihat & berhasil Efeknya dalam dan luas

Secara Istilah Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalanmya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami. Sasaran GF 1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS. 5:49 2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir. QS. 2;217, QS. 2;120 3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32 Metode GF

1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan) Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya. Tasywih (Pencemaran/pelecehan) Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk. Tadhlil (penyesatan) Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang kasar. Taghrib (pembaratan/westernisasi) Gcrakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat. 2. Menyerang Islam dari dalam Penyebaran faham sekuralisme Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penyebaran faham nasionalisme Nasionalisme mmbunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam. (Hadits 1) . Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya. Sarana GF Mass Media : cetak dan elektronika Hasil GF 1. Umat Islam menyimpang dari Al-Quran dan As-Sunnah QS 25:30 2. Minder dan rendah diri QS 3:139 3. Ikut-ikutan QS 17:36 4. Terpecah-belah QS 30:32 Catatan Hadist 1: Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena ashobiyah REFERENSI Materi Mentoring tahun 94/95 Daud Rasyid, M.A, AL-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam. Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlaq dari Barat, Abu Ridha, Pengantar Memahami AL-Ghazwu Al-Fikri ALOKASI WAKTU

Langkah Pembukaa n Games Ceramah Penutup

Uraian Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan materi ghozwul fikri Mentor melakukan simulasi sebagai pengantar materi GF Mentor membahas hikmah menguraikan materi GF Mentor menyimpulkan materi GF sekaligus menutup mentoring dengan doa

Waktu 5 10 40 5

Games 1 Membedakan dua benda yang amat berlainan (Misalnya kapur dan tissue) Langkah 1 Para mad'u harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang diangkat oleh Mentor (dilakukan beberapa kali). Langkah 2 Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus menyebutnya sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya peserta akan mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan akan terbiasa. Hikmah Itulah Gozwul fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah pada muslimin nilai yang tidak Islami. Mulanya umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus-menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al-Quran dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam dengan nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang menyimpang dengan Islam sudah danggap biasa. Dan sebaiknya ketika disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini. Games 2 Al-Quran ditengah karpet. Langkah 1 Al-Quran diletakkan di tengah-tengah karpet yang lebar. Peserta diperintahkan untuk mengambil Al-Quran tadi tanpa menyentuh karpet (Sulit/tidak bisa). Langkah 2 Peserta diberitahu cara untuk mencapai Al-Qur'an tanpa harus menginjak karpet, yaitu dengan cara menggulung karpet sampai tengah dan dapat mengambil Al-Qur'an. Hikmah Usaha musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam tidak lagi dengan 'menginjak-injak' kaum muslimin melainkan dengan mengambil jiwa Al-Quran dalam jiwa mereka dengan cara perlahan-lahan dan membuai serta tahap demi tahap tanpa disadari oleh umat Islam.

26. PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAMTUJUAN Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan Islam Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Is1am Peserta termotivasi untuk mengikuti pendidikan Islam METODE PENDEKATAN .

Ceramah Diskusi Kelompok RINCIAN BAHASAN Makna dan Hakikat Pendidikan Islam Dalam bahasa Arab pendidikan Islam disebut At-Tarbiyah Al-Islamiyah Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti: Roba - Yarbu = tumbuh berkembang Robiya - Yarba = tumbuh secara Alami Robba - Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terubat di dalamnya. Pendidikan Islam bukan hal yang mengada-ada, dia memang ada. Secara istilah makna tarbiyah adalah: 1. Menyampaikan sesuatu sampai pada tingkat sempurna sedikit demi sedikit (Al-Baydowi) 2. Menumbuhkan sesuatu sedikit demi sedikit sampai dengan tahap sempurna (Al-Asmahadi)

Mengapa Pendidikan Islam diperlukan? Melihat kondisi nyata umat Islam Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri Akibatnya: umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan Umat Islam berada dalam kerusakan Penyebabnya: 1. Kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan takut mati 2. Saling berpecah-belah 3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam 4. Meninggalkan jihad Hakikat jiwa manusia Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa) Terbuka untuk menerima hidayah (petunjuk)

Solusi : melihat kondisi umat saaat ini serta memperhatikann hakikat jiwa manusia maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam. Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiya) harus bersifat : Kontinu (Mustamiroh) Membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah) Bertahap /terprogram (mutadarrijah)

Menyeluruh tidak parsial (Kaafah)

REFERENSI Abu Ridho; Tarbiyah Islamiyah ALOKASI WAKTU Langkah Pembukaa n Diskusi pendahul uan Uraian Mentor membuka pertemuan dan mengutarakan tujuan dan materi yang akan disampaikan materi Mentor mngutarakan kondisi umat Islam pada saat ini dan mengajukan pertanyaan kepada saat ini dan mengajukan pertanyaan kepada peserta kira-kira apa yang menjadi penyebabnya Mentor menguraikan isi materi Mentor membuka kesempatan diskusi dan tanya jawab Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup pertemuan dengan doa Waktu 5 10

Ceramah Diskusi Penutup

30 10 5

27. TARBIYAH RUHIYAHTUJUAN Peserta memahami hakikat taqwa dan balasan bagi orang-orang yang bertaqwa Peserta mengetahui jalan mencapai sifat taqwa METODE PENDEKATAN

Ccramah dan diskusi RINCIAN BAHASAN Hakikat Taqwa Ungkapan para sahabat dan ulama: Taqwa: merupakan konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh yang dipupuk dengan muraqabatullah, merasa takut terhadap murka dan azab-Nya dan selalu berharap atas limpahan karunia dan maghfirohNya. Taqwa: Hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan larangnn-Nya dan tidak kehilangan kamu di dalam perintahpcrintahNya. Taqwa: Mencegah diri dari azab Allah dengan berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi ataupun terang-terangan. Taqwa: Hendaklah kamu berbuat dengan taat kepada Allah, berada di atas cahaya dari Allah, mengharap pahala Allah, meninggalkan kedurhakaan kepada Allah berdasarkan cahaya-Nya dan lakut kepada siksa-Nya (Ibnu Mas'ud) Balasan bagi orang-orang bertaqwa Diberikan furqon dan diampuni dosanya (QS 8:29) Diberikan rahmat dancahaya hidayah dari Allah (QS 57:28) Diberikan jalan keluar dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka (QS 65:2-3) Dimudahkan oleh Allah segala urusan (QS 65:4) Ditutupi kesalahan-kesalahan dan akan dilipatgandakan pahala baginya oleh Allah (QS 65:5) Mendapatkan berkah dari Allah (QS 7:96) Jalan Menuju Taqwa 1. Muahadah (mengingat perjanjian) QS 16:91 Caranya: Hendaklah seorang mumin berkhalwat (menyendiri) untuk menginstropeksi diri. Hanya antara dia dengan Allah. Ingatlah bahwa setiap hari kita berjanji denga Allah minimal 17X dalam sholat. Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin. 2. Muraqabatullah (merasakan kesertaan Allah) QS 26:218-219 Makna: merasakan keagungan Allah di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kcbersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai. Cara: sebelum memulai sesuatu pekerjaan dan di saat mengerjakannya, hendaklah seorang mumin memeriksa dirinya. Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannya dimaksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari populariitas atau karena dorongan ridho Allah dan menghendaki pahala-Nya? Macam-macam Muraqabatullah: Muraqabatullah dalam melaksanakan ketaatan: ikhlas Muraqabatullah dalam kemaksiatan: taubat, penyesalan dan meninggalkannya Muraqabatullah dalam hal yang mubah: menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya Muraqabatullah dalam musibah: ridho kepada ketentuan Allah serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran

3. Muhasabah (Instrospeksi diri) QS 59:18Cara: Hendaklah seorang mu'min menghisab dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan: Apakah tujuan amalnya untuk meudapatkan

ridho Allah? Atau apakah amalnya dirembesi sifat riya' ? Apakah ia sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak-manusia ?

4. Muaqobah (Pemberian Sanksi) QS 2:179Tujuan: Jika seorang mu'min berbuat kesalahan maka tak pantas bentuk membiarkannya, sebab akan mempermudah terlanggarnya kesalahan yang lain dan akan sulit meninggalkannya. Karena jika seseorang melakukan maksiat biasanya akan diikuti dengan maksiat yang lain (Lih. Perkataan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah) Syarat: sanksi ini harus dengan sesuatu yang mubah, tidak boleh dengan yang haram atau mencelakakan (QS 2:195; 4:29)

5. Mujahadah ( optimalisasi) QS 29:69Caranya: Apabila seorang mumin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia, dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya; maka ia harus memaksa dirinya melakukan amalan-amalan sunnah lebih banyak dari sebelumnya Hal-hal yang harus diperhati