Buku Mentoring Rc Secfinale

257
Pasal Satu Pemahaman Dasar Apakah Mentoring itu? Pada masa ini, telah terbit ribuan buku tentang kepemimpinan. Bahkan banyak organisasi melaksanakan pelatihan kepemimpinan. Puluhan seminar dan lokakarya mengenai berbagai topik kepemimpinan juga dilakukan. Berbagai alat pengukuran efektifitas atau gaya kepemimpinan seseorang juga disusun dan dipergunakan. Bila kepemimpinan adalah suatu daya untuk menggerakkan orang dan mengembangkan mereka agar suatu visi ____________________________________ _______ MENTORING 1

description

panduan untuk saudara yg mmbutuhkannya

Transcript of Buku Mentoring Rc Secfinale

Pasal Satu

Pemahaman Dasar

Apakah Mentoring itu?

Pada masa ini, telah terbit ribuan buku tentang

kepemimpinan. Bahkan banyak organisasi melaksanakan

pelatihan kepemimpinan. Puluhan seminar dan lokakarya

mengenai berbagai topik kepemimpinan juga dilakukan.

Berbagai alat pengukuran efektifitas atau gaya

kepemimpinan seseorang juga disusun dan dipergunakan.

Bila kepemimpinan adalah suatu daya untuk

menggerakkan orang dan mengembangkan mereka agar

suatu visi bersama tercapai, maka sangat terasa bahwa,

sampai kini tidak banyak buku yang membahas tentang

cara mengembangkan atau menumbuhkan para pengikut

dalam aspek perspektif hidup, nilai, gambar diri, dan

motivasi mereka.

Kini kian terasa bahwa kita membutuhkan kehadiran lebih

banyak buku mengenai coaching dan mentoring di dalam ___________________________________________MENTORING

1

bidang kepemimpinan. Bila Anda merasa bahwa

kebutuhan tadi adalah benar dan merupakan kebutuhan

Anda juga, maka janganlah tutup dulu buku ini dan

menyudahi proses membaca Anda.

Di masa kini, tidak perlu diragukan lagi bahwa istilah

mentoring telah menjadi suatu “kata” yang populer.

Namun, kebanyakan orang masih dibingungkan oleh

pengertian dan cakupannya. Misalnya, apakah beda antara

mentoring dengan konseling atau dengan coaching?

Untuk menyederhanakan urusan ini, bila kita meneliti

tulisan-tulisan mengenai mentoring, maka sedikitnya, kita

akan memiliki tiga buah definisi mengenai mentoring:

1. Menurut Paul Stanley dan Robert Clinton:

Mentoring adalah suatu pengalaman relasional yang

melaluinya seseorang memberdayakan orang lain dengan

berbagi sumber daya yang telah Allah berikan.

2. John C. Crosby dari The Uncommon Individual Foundation:

Mentoring adalah “pikiran yang dapat dipetik”, bahu yang

dapat dijadikan tempat bersandar, dan suatu tendangan di

bokong.

3. Chip R. Bell,:

___________________________________________MENTORING

2

Mentoring secara sederhana adalah proses seseorang

membantu orang lain untuk belajar sesuatu dan bila proses

tadi tidak terjadi, maka pembelajarannya menjadi kurang

baik, lebih lamban, atau bahkan sama sekali tidak akan

terjadi.

Di dalam ilmu kepemimpinan, mentoring terutama

dipandang sebagai sebuah proses mengembangkan

bawahan, pengikut atau orang yang berjalan bersama

Anda. Hal ini berarti bahwa, sebagai suatu proses,

mentoring membutuhkan suatu komitmen dan penyediaan

waktu. Selanjutnya, mentoring tadi adalah proses yang

berpusat pada suatu hal yang luhur, dimana kita

menularkan kebijaksaaan yang kita, sebagai pemimpin,

dapatkan dari berbagai pengalaman nyata, dan teladan

gaya hidup pemimpin serta berbagai keterampilan

kepemimpinan kepada orang lain. Aspek terakhir dalam

memahami mentoring, bahwa mentoring merupakan suatu

pengalaman berdasarkan sikap saling percaya yang

bersifat informal dan menyenangkan, serta menghasilkan

baik pembelajaran maupun hubungan persahabatan.

Secara umum, terdapat empat jenis hubungan mentoring:

___________________________________________MENTORING

3

a. Mentoring jangka pendek dan spontan

dengan hubungan yang tidak terstruktur.

Misalnya: suatu kesempatan tertentu atau

suatu konseling pendek antara seorang

pemimpin dengan seorang pengikutnya.

b. Mentoring berjangka pendek dan spontan

dengan hubungan yang sangat terstruktur.

Misalnya: seorang staf yang baru diberikan

pengarahan dan kesempatan praktek bersama

pimpinannya atau seorang staf yang sudah

mahir selama 4 bulan.

c. Mentoring berjangka panjang dengan

struktur hubungan yang longgar. Misalnya:

mentoring dari seseorang pemimpin yang

senantiasa menyediakan diri ketika dibutuhkan

untuk mendiskusikan masalah-masalah yang

rumit dan pernah ia alami. Mentoring serupa

ini biasanya juga berupa suatu hubungan

persahabatan.

d. Mentoring yang sangat terstruktur dan

merupakan hubungan jangka panjang.

___________________________________________MENTORING

4

Misalnya: proses penyiapan pengganti suatu

jabatan atau proses untuk menguasai suatu

bidang pekerjaan yang membutuhkan

keterampilan dan sikap yang unik.

SANGAT

TERSTRUKTUR

HAMPIR

TANPA

STRUKTUR

JANGKA PENDEK,

SPONTAN JANGKA

PANJANG

Sejarah Mentoring

___________________________________________MENTORING

5

Kata mentor berasal dari kisah the Odyssey, yang ditulis

oleh Homer, seorang sastrawan Yunani. Ketika Ulysses

bersiap untuk berperang melawan Troya, ia menyadari

bahwa ia akan meninggalkan satu-satunya ahli waris

kerajaan. Ulysses memperkirakan bahwa peperangan ini

akan memakan waktu sedikitnya lima tahun. Ia menyadari

bahwa putranya butuh waktu untuk belajar dan dilatih

mengenai bagaimana memerintah sebuah negara ketika

ayahnya pergi ke medan perang. Maka ia mempekerjakan

seorang kerabat keluarga yang dapat dipercayainya untuk

menjadi pembimbing anaknya. Orang itu bernama Mentor.

Mentor sebagai seorang yang hangat dan non-

formal

___________________________________________MENTORING

6

Mentor adalah seorang yang bukan hanya penuh

kebijaksanaan namun juga handal dalam menangani orang

lain. Homer menonjolkan peran Mentor sebagai seorang

kerabat keluarga, yaitu seseorang yang dapat menjalin

hubungan non-formal dan hangat.

Sesungguhnya, di zaman ini, seorang mentor yang efektif

perlu menjadi seorang teman yang mampu menciptakan

suatu suasana belajar yang dinamis dan membuat seorang

mentee merasa aman. Mentor adalah seperti kerabat

keluarga, yaitu ia menerima sang mentee sepenuhnya

tanpa syarat, serta kesetiaan dan kepedulian yang dalam.

Disini, kata kuncinya adalah “tidak bersyarat”. Artinya, ia

tidak akan memaksakan sang mentee untuk berubah

padahal orang ini belum siap untuk melakukan hal itu. Ia

juga tidak akan menilai dan menuntut namun memahami

dan mengenali berbagai aspek kepribadian sang mentee.

Di dalam sejarah budaya Yunani Kuno, praktek mentoring

dikenal secara umum. Misalnya, Sokrates menjadi mentor

Plato. Plato sendiri menjadi mentor dari Aristoteles dan

kemudian, Aristoteles menjadi menjadi mentor Alexander

Agung. Fitur yang menonjol dalam metode mentoring

Yunani terletak pada sangat ditekankannya teori,

berorientasi pada suasana belajar akademis, dan adanya

___________________________________________MENTORING

7

posisi mentee yang pasif. Sebagai bandingannya, dalam

model lain di Timur tengah, misalnya, di tengah orang

Yahudi, mentoring lebih bersifat relasional, berbasis uji

coba dan dalam bentuk pelatihan praktek kerja nyata. Kini

mungkin nama proses tersebut dikenal dengan nama

pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning).

Di Indonesia, mentoring dilakukan di dalam pesantren,

perguruan silat, dan komunitas persekutuan agama atau di

lembaga swadaya masyarakat. Disana pada umumnya

proses mentoring dilaksanakan secara intuitif.

Memulai Proses Mentoring

Bagaimanakah suatu proses mentoring dimulai? Di dalam

konteks organisasi, proses mentoring dimulai dengan

seseorang yang memiliki suatu kebutuhan. Orang ini

bertemu dengan seorang pemimpin atau seorang yang

lebih dewasa, atau lebih berpengalaman dan memiliki

sesuatu yang dapat disumbangkannya untuk memenuhi

kebutuhan tersebut.

Selanjutnya, mereka membuat kesepakatan untuk

membangun suatu hubungan mentoring. Artinya, orang

___________________________________________MENTORING

8

yang lebih berpengalaman tadi akan membagikan apa yang

telah dialami atau dipelajarinya dari hidup ini.

Membagikan sesuatu

Dengan menyerap apa yang dibagikan tadi, daya untuk

senantiasa tumbuh diteruskan dari mentor kepada sang

mentee. Hal inilah yang merupakan inti dari proses

mentoring.

Kita dapat menggaris-bawahi bahwa, jika seseorang tidak

menyadari kebutuhannya, terlebih dulu sang calon mentor

dapat berprakarsa untuk menolongnya menyadari

kebutuhan tadi, kemudian menawarkan kesempatan

mentoring. Artinya, sang calon mentor mulai dengan

menolong orang itu agar menyadari kesenjangan antara

persepsinya atas kompetensi yang seharusnya ia kuasai

___________________________________________MENTORING

9

dan realita tingkat kompetensi yang dimilikinya pada saat

itu.

Konsekuensi dari pemahaman tentang proses mentoring

sebagaimana diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

Mentoring selalu dilandaskan pada hubungan dua pribadi,

seorang dengan seorang lainnya. Hubungan ini

dilandaskan pada terciptanya “suatu suasana yang

membuat sang mentee aman dan dan merasakan bahwa

sang mentor sangat perduli padanya atau menerimanya

tanpa syarat.” Apa artinya “suasana yang aman?” Ilustrasi

ini mungkin dapat menjelaskan dengan lugas:

Ada seekor ikan hiu. Pada mulanya ikan itu

hanyalah seekor hiu cilik yang atraktif.

Ukurannya hanya tiga puluh sentimeter ketika

pemiliknya, seorang profesor menyerahkannya

kepada keponakannya karena ia harus berdinas

ke negara lain. Sang keponakan ini meletakkan

ikan hiu itu ke sebuah tempat yang jauh lebih

besar. Setiap hari ia memberinya makanan. Tiga

tahun kemudian, sang profesor kembali dan

tercengang ketika mendapati bahwa sang hiu

yang berenang dengan angker telah memiliki

panjang badan satu meter. Dia menemukan

bahwa ikan ini berkembang menjadi besar

___________________________________________MENTORING

10

karena ditempatkan di sebuah kolam yang lebih

besar dari tempatnya semula. Kolam baru ini

memungkinkannya untuk berenang dengan cepat

dan lebih bebas serta ia merasa aman disana.

1. Mentor tidak menampilkan diri sebagai sosok

pemimpin yang memerintah dan berkuasa

melainkan sebagai seorang rekan atau

pembimbing. Seorang mentor adalah seperti

seorang bidan yang membantu seorang ibu

yang siap mengadakan persalinan. Dia

membutuhkan sepasang tangan yang lembut

dan bukannya sepasang tangan dengan otot

yang kekar.

Kita belajar bersama

2. Selama proses mentoring, baik mentor

maupun mentee belajar bersama. Mentoring

adalah seperti pedang bermata dua. Mentee

___________________________________________MENTORING

11

dan mentor akan mempelajari sesuatu hal

luhur dari proses yang ada ketika mereka

menyediakan ruang bagi sentuhan dari Yang

Maha Luhur.

3. Mentor sangat menyukai proses pembelajaran

dan menginspirasikan menteenya. Ia bukan

merupakan seorang pemimpin yang gemar

untuk mengajari saja. Ia menciptakan suasana

belajar sehingga menteenya akan menyukai

proses belajar.

4. Sikap saling mempercayai haruslah menjadi

landasan dari proses tersebut. Tanpa saling

percaya, maka mentoring menjadi suasana

penuh kalkulasi dan dominasi.

Jadi, suatu proses mentoring dapat menjadi suatu manfaat

atau rahmat yang nyata bagi seorang mentee. Mari kita

terapkan pemahaman ini. Dapatkah Anda mengingat masa

lalu Anda, dan menemukan hal-hal yang telah di transfer

atau diberikan seorang mentor pada Anda?

Isilah formulir “Manfaat” dibawah ini lalu renungkanlah

itu. Kenangkanlah mereka yang telah memimpin Anda

melalui proses mentoring itu.___________________________________________MENTORING

12

Formulir: Manfaat Mentoring

Mentor memberikan kontribusi: Dia memberikan:

Pengetahuan mengenai bagaimana

sistem-sistem sosial bekerja -------------------------

Pemahaman tentang bagaimana

mengerjakan sesuatu

dalam dan melalui

organisasi kita --------------------------

Nilai-nilai

(hal yang harus jadi

hal yang paling berharga

di dalam hidup) ---------------------------

Pemahaman mengenai

orang lain dan sudut

pandang mereka

___________________________________________MENTORING

13

Perkembangan moral ---------------------------

Kemampuan teknis ---------------------------

Pengetahuan tentang

bagaimana bersikap dalam

konteks sosial tertentu ---------------------------

Kesehatan dan kebugaran

mental dan fisik ---------------------------

Perspektif yang luhur ---------------------------

Kerelaan berkorban --------------------------

Menerapkan apa yang diajarkan --------------------------

Pemulihan luka-luka emosi --------------------------

___________________________________________MENTORING

14

Gambar Diri yang indah --------------------------

Mengapa Orang Bersedia Melakukan Mentoring?

Setelah menerima begitu banyak pembekalan atau

pemberian dan manfaat, pernahkah Anda berpikir

mengapa orang-orang di atas bersedia menolong Anda di

masa lalu? Mengapa orang-orang ini mau melakukan

proses mentoring? Dapatkah Anda menduganya?”

Kemungkinannya adalah begini:

1. Orang tersebut pernah mengalami sebuah

hubungan yang positif dengan seorang mentor dan

merasa mendapatkan suatu manfaat atau rahmat.

2. Kematangan dan kebijaksanaan dalam diri seorang

pemimpin memampukan dia untuk mengenali

potensi-potensi laten dalam diri orang lain.

3. Orang tersebut berbeban untuk melihat orang lain

bertumbuh secara spiritual, emosional dan sosial.

___________________________________________MENTORING

15

Mentoring adalah proses untuk menolong

orang bertumbuh

Namun, walaupun mentoring kelihatannya sangat mulia,

pada kenyataannya proses ini juga dapat memiliki sisi-sisi

gelap. Tanpa disadari, sebagian mentor melakukan proses

mentoring tanpa mengenali motif mereka sendiri. Berikut

beberapa jebakan yang perlu diwaspadai oleh calon

mentor:

1. Perjalanan Ego Pribadi

Sebagian orang menggunakan proses mentoring sebagai

suatu perjalanan meningkatkan ego. Mereka merasa

bahagia ketika sang mentee membangga–banggakan

manfaat dan peran dirinya sebagai mentor. Mereka merasa

lebih bahagia lagi ketika mendengar pujian dari mentee

atas kontribusi mereka. Perasaan-perasaan tadi dapat

___________________________________________MENTORING

16

memimpin pada arah yang tidak dikehendaki. Sebagai

seorang mentor, Anda dapat memasuki proses

memanfaatkan mentee Anda demi kebutuhan-kebutuhan

Anda akan pengakuan atau penghargaan.

Bagaimana menguji diri Anda apakah anda bebas dari

kebutuhan ini atau tidak? Ini adalah ujiannya: Ketika

mentee datang pada Anda dan menginformasikan bahwa ia

telah menemukan orang lain yang lebih mampu untuk

membantu dan memberikan mentoring yang lebih baik,

bagaimana reaksi Anda?

2. Engkau Membutuhkan Aku

Salah satu jebakan yang paling berbahaya dalam

mentoring adalah kebergantungan. Para mentor merasakan

bahwa para mentee membutuhkan mereka. Kemudian

mereka meletakkan landasan bagi suatu hubungan yang

didasari pada kebergantungan sejenis ini. Walaupun adalah

hal yang wajar dimana terdapat ketergantungan emosional

hingga tingkat tertentu yang akan muncul di awal proses

mentoring, secara bertahap, hubungan dapat

ditransformasikan menjadi suatu hubungan saling

tergantung. Suatu hubungan yang dilandaskan pada

ketergantungan akan berakhir pada kekecewaan yang

mendalam pada pihak mentee. Untuk menguji diri Anda

___________________________________________MENTORING

17

sehubungan dengan urusan ini, jawablah sendiri

pertanyaan ini: jika mentee Anda berkata, “...terima kasih

untuk segala bantuanmu sampai sejauh ini. Saat ini, saya

kira saya sudah cukup dewasa. Saya tidak akan lagi

melewatkan waktu dengan diri anda seperti saat-saat

sebelumnya.” Bagaimanakah reaksi Anda?

3. Saya Dapat Menolong Kamu

Seringkali selama proses mentoring, mentee perlu

bergumul sendiri dalam menghadapi keraguan, kegagalan,

kurangnya keterampilan, dan rintangan-rintangan lainnya.

Mentor yang belum berpengalaman ketika mendeteksi

situasi demikian mungkin akan terburu-buru menawarkan

bantuan kepada mentee. Hasil dari kemurahan hati ini

beserta dengan waktu dan energi yang dicurahkan sang

mentor justru akan mempersulit pertumbuhan mentee.

Mentor harus menyadari bahwa rasa terluka, kesulitan-

kesulitan, kegagalan-kegagalan dan kebingungan-

kebingungan seringkali dapat merupakan sebuah

katalisator yang terbaik bagi mentee untuk mengenali dan

memanfaatkan sumber daya dirinya yang selama ini belum

tersingkap.

___________________________________________MENTORING

18

Anda dapat menguji kematangan Anda sebagai seorang

mentor dalam issue ini dengan menjawab beberapa

pertanyaan berikut: jika Anda menawarkan suatu bantuan

kepada mentee dan mendapatkan jawaban “tidak” dari

orang tersebut, bagaimanakah perasaan Anda?

4. Saya Menanam Budi, Jangan Lupa Membalasnya

Kelak!

Seorang mentor dapat membantu seseorang menapak ke

atas tangga organisasi atau dalam lingkaran sosial. Sangat

beruntung bagi seseorang bila memiliki seorang mentor

yang matang. Akan tetapi, terdapat sisi gelap dalam

hubungan ini. Tanpa disadari, seorang mentor mungkin

mengkomunikasikan pesan yang tidak diinginkannya.

“Aku akan membantumu untuk maju, tapi ketika engkau

sudah berhasil, jangan lupakan jasaku.” Dengan demikian,

dalam hubungan serupa itu perhitungan untung-rugi pun

memainkan peran yang besar.

Pada mulanya, mentee merasa dirinya berhutang sesuatu

pada mentor, karenanya ia akan berusaha untuk

menyenangkan atau melakukan sesuatu yang baik kepada

mentor. Mentor mengenali suatu upaya membalas budi,

dan meningkatkan kualitas mentoring. Selanjutnya

lingkaran ini berlanjut. Setiap orang mulai meningkatkan

___________________________________________MENTORING

19

kebaikan yang diberikan dan diterima. Akibatnya akan

menghancurkan ketika salah satu di antara mereka

menghentikan proses peningkatan tadi.

Bagaimana menguji atau memeriksa diri Anda? Misalnya

saja, mentee anda datang pada Anda dan mengatakan

“Maaf, saya tidak dapat meminjamkan mobilku untuk

membawa ibu Anda ke Rumah Sakit. Saya tahu bahwa

kamu sudah melakukan begitu banyak bagiku, akan tetapi

putraku memerlukan mobil sore ini,” bagaimana

tanggapan Anda?

5. Aku Belum Siap

Banyak mentor akan merasa tidak memadai untuk

membuat komitmen bagi proses mentoring karena alasan

pergumulan internal atau gambar diri negatif. Ketakutan

mentoring adalah nyata dan wajar, namun Anda dapat

mengatasinya dengan menyadari bahwa di dalam proses

yang berlangsung, selalu ada kemungkinan bahwa sang

mentor maupun mentee dapat belajar bersama melalui

relasi mereka.

___________________________________________MENTORING

20

Mengapa Mentoring Sangat Penting Di Dalam

Hidup Organisasi?

Keunggulan dari proses mentoring dapat kita pelajari

dengan meneliti pertumbuhan, ketahanan, penyebaran dan

stagnasi penganut agama Kristen. Sebelum tahun 313 AD,

mereka mendapatkan hambatan dan penganiayaan dari

Kaisar-kaisar Romawi yang sangat keji. Tentara Romawi

yang terkenal rapih dan efektif digunakan untuk menekan

atau menghapuskan agama yang baru hadir selama 300

tahun itu. Namun orang-orang Kristen mampu bertahan

sebagai gerakan bawah tanah, walaupun mendapat

hambatan dari masyarakat dan pemerintah serta tentara.

Apa penyebabnya?

Ahli A: “Mengapa naga bersayap?”

Ahli B: “Apa yang dimaksud dengan mengapa, naga, dan

bersayap.. silahkan definisikan dulu..”

Ahli A: “Apa yang kamu maksudkan dengan istilah

definisi?”

___________________________________________MENTORING

21

Ternyata mereka sangat serius dalam melakukan proses

mentoring. Setiap penganut baru dari agama ini

mendapatkan mentor. Artinya, ia ditolong dan dibimbing

oleh seorang Kristen lain yang lebih matang. Proses ini

berjalan secara berantai sehingga bila setiap seorang

pemimpin mereka ditangkap dan dibunuh, proses

penyebaran agama ini tetap berlanjut. Namun, sejak Kaisar

Konstantinus Agung menetapkan agama Kristen sebagai

agama resmi kekaisaran Romawi, orang Kristen tidak lagi

merasa terancam dan tertekan untuk melipat-gandakan diri

mereka atau untuk meneruskan warisan iman mereka dari

satu pribadi ke yang lainnya. Bahkan mereka mencurahkan

enerji untuk memperdebatkan bermacam-macam urusan

doktrin yang sangat rumit.

Dengan demikian, pewarisan iman mereka dilakukan

melalui pendekatan massal. Orang belajar bersama-sama,

demi efektifitas tentunya. Singkatnya, pendidikan massal

dalam gereja Kristen menggantikan proses mentoring antar

individu yang telah menjadi pilar dari komunitas Kristen

dan yang membuatnya bertahan sebagai agama bawah

tanah selama 300 tahun. Gereja-gereja selanjutnya lebih

bergantung pada rohaniawan yang biaya hidupnya

ditanggung oleh komunitasnya. Selanjutnya, secara

bertahap mereka menggantikan peran mentor-mentor

___________________________________________MENTORING

22

awam. Proses yang menghasilkan pribadi-pribadi awam

yang berdampak kuat perlahan-lahan sirna dan digantikan

dengan proses pendidikan yang terstruktur, rapih dan

sistematis. Hal ini berbeda dengan cara Kristus sendiri

yang memilih dua belas orang yang secara sengaja

mengalami proses mentoring secara intensif. Ia

menginvestasikan waktu dan tenaga pada sekelompok

kecil orang yang akhirnya menjadi orang yang berdampak

luas dan menjangkau dunia melalui mentee-mentee

mereka.

Salah satu contoh lain adalah bagaimana High Desert di

Surabaya sebagai suatu upaya multilevel marketing

melakukan mentoring di dalam rantai kerja mereka.

Seorang pengamat mengatakan bahwa, organisasi bisnis

ini menimbulkan dampak pada lebih dari 150 ribu orang di

Indonesia pada tahun 2006 saja yang berperan sebagai

anggota jaringan yang aktif. Masih ada banyak contoh dari

dunia bisnis mengenai dampak dari mentoring. Seringkali

mentoring dan networking di kombinasikan sehingga

menjadi suatu daya yang sangat luas dampaknya. Dari

pengamatan sekilas, maka Amway, dan organisasi jaringan

sejenisnya, sangat bertumpu pada mentoring, begitu juga

dengan lembaga-lembaga pelatihan manajemen.

___________________________________________MENTORING

23

Sama halnya juga dengan jaringan-jaringan teroris

internasional. Mereka terus bertahan melakukan “perang”

mereka yang mengambil pentas dunia sebagai arena.

Kekuatan mereka yang berada di bawah tanah ini terletak

pada network antara mentor dan mentee.

Itulah sebabnya mengapa kita perlu menghidupkan

kembali proses mentoring sebagai suatu proses

pembelajaran yang efektif. Memang rumusnya adalah

sebagai berikut:

Lebih intens energi yang dicurahkan

terhadap sedikit orang

hasilnya akan sama dengan

dampak yang lebih besar dengan

menyebarkan energi secara massal

___________________________________________MENTORING

24

Penutup

Sebagai penutup marilah kita bedakan berbagai istilah

yang mirip walaupun berbeda. Kita akan membedakan

antara coaching, konseling, advising, training atau

teaching dan mentoring. Secara mendasar “coaching”

adalah suatu proses membangun keterampilan atau

kemampuan teknis. Konseling adalah suatu proses untuk

menolong seseorang untuk menangani persoalan

pribadinya dan seringkali merupakan proses yang dimulai

untuk mengubah sikap seseorang. Konseling seringkali

berhubungan dengan gambar-diri, nilai-nilai, visi pribadi,

luka-luka emosional masa lalu, ataupun pola-pola prilaku

yang seseorang tak sadari. Advising atau menasehati

adalah sebuah proses memberikan suatu solusi atau

alternatif untuk situasi seseorang, berdasarkan pada

pengalaman masa lalu dari seorang penasehat. Mengajar

atau melatih, adalah sebuah proses mengembangkan

orang, dimana seringkali mereka diperlakukan sebagai satu

kelompok. Mentoring adalah proses gabungan dari

keseluruhannya, namun merupakan proses antar pribadi.

ooOoo

___________________________________________MENTORING

25

Pasal Dua

Prasyarat dan Perspektif

Kita telah mempelajari bahwa mentoring adalah suatu

proses investasi ke dalam diri orang lain. Namun,

mentoring juga merupakan proses yang bermanfaat secara

timbal baik. Artinya, mentoring juga dapat merupakan

suatu proses investigasi dan investasi ke dalam diri Anda

sendiri sebagai seorang mentor. Sebagai seorang mentor,

Anda akan belajar untuk lebih mengenali kelemahan,

kekuatan dan kecenderungan diri Anda sendiri sebagai

seorang yang memimpin orang lain. Anda akan lebih

menerima diri Anda dan memiliki gambar diri yang

kokoh.

Ketika Anda mencurahkan perhatian Anda pada sang

mentee secara terus menerus, Anda juga belajar untuk

menjadi sensitif terhadap diri Anda sendiri. Apa yang

Anda perhatikan padanya seringkali merupakan apa yang

Anda sudah alami dan Anda dapat mulai menyadari hal

___________________________________________MENTORING

26

ini. Anda dapat menjadi kuatir pada resiko kegagalan yang

dialami seorang mentee, karena pada dasarnya, mungkin

Anda sendiri pernah gagal disana dan tanpa Anda sadari,

diri Anda masih sangat kuatir tentang hal itu. Jadi, setiap

Anda terekspos pada kelemahan atau keunikan sang

mentee, sebenarnya Anda akan dapat mengenali

kelemahan dan keunikan Anda.

Faktor apakah yang dapat menjadi landasan untuk proses

yang efektif? Dua faktor di bawah ini dapat menjadi dasar

bagi proses mentoring yang baik.

1. Kepemimpinan Yang Melayani Sebagai Dasar

Untuk suatu periode tertentu, seorang mentor

menginvestasikan waktu, energi dan pengalaman masa

lalunya bagi seorang lain. Orang dapat melakukannya

jika ia menyadari bahwa di masa lalu, seseorang telah

membangun kehidupan pribadinya, yaitu melalui

kesediaan seseorang yang memainkan peran sebagai

mentor, ia ditumbuhkan. Dalam banyak hal, seorang

mentor memainkan peran sebagai seorang “bidan.”

Dengan sabar selama enam jam, dia menolong sang

ibu melalui berbagai tahap dalam proses melahirkan.

___________________________________________MENTORING

27

“Mentor, eh, bidan ...tolonglah aku.... ugh—

ugh-- husss”

Kebahagiaannya adalah ketika seorang bayi dilahirkan

dengan selamat.

Sepanjang proses ini, sang bidan menempatkan dirinya

sebagai seorang pelayan dan melayani sang Ibu.

Namun sekaligus ia juga berperan untuk

membimbingnya dengan tegas agar sang ibu berhasil

melahirkan sang bayi dengan selamat.

Dengan status seperti ini, peran-peran dan gambar diri

serempak sebagai seorang pelayan dan pemimpin,

menjadi basis dari mentoring. Hal ini berarti bahwa,

___________________________________________MENTORING

28

seorang mentor memandang dirinya sebagai seorang

yang melayani hidup ini untuk mengasuh seorang anak

manusia yang lain dan memimpin dia kepada

keterampilan yang lebih baik, karakter-karakter yang

lebih matang atau singkatnya menuju kedewasaan.

2. Sadar Peran

Untuk memastikan bahwa gaya kepemimpinan tadi

muncul, seorang mentor harus menyadari peran

mendasar dan tanggung-jawab bagi mentor, bagi

mentee sendiri dan bagi mentor dan mentee secara

bersama.

3. Kenali Dirimu Sebagai Mentor

Apakah Anda siap dan bersedia menjadi mentor bagi

orang lain? Apakah Anda siap secara emosional dan

psikologis untuk menginvestasikan waktu dan upaya

dalam menolong orang lain?

Sebelum Anda melayani sebagai seorang mentor yang

baik dan dapat dipercaya, ajukanlah beberapa pertanyaan

sebagai berikut kepada diri Anda sendiri:

Identifikasi mengapa Anda mau menjadi

seorang mentor untuk orang lain yang kurang

___________________________________________MENTORING

29

berpengalaman. Galilah apa yang memotivasi

diri Anda untuk menerima kesempatan ini di

tengah-tengah kesibukan jadwal Anda. Apakah

rasa berterima kasih merupakan penyebab utama

ataukah motivasi ini disebabkan oleh dorongan

diri Anda untuk bekerja keras?

Analisa apa yang Anda dapat sumbangkan bagi

mentee Anda. Jujurlah pada diri Anda sendiri

ketika Anda mempertimbangkan pengaruh apa,

keterampilan-keterampilan, pengetahuan atau

kontribusi lainnya yang mungkin dapat Anda

berikan. Akui juga titik-titik lemah Anda.

Beberapa hal yang dapat Anda sumbangkan pada mentee

Anda adalah sebagai berikut:

o Nilai-nilai yang dipegang organisasi Anda

o Pengalaman-pengalaman pribadi Anda

o Jejaring

o Prosedur-prosedur organisasi Anda

o Keterampilan dan tips-tips yang bersifat

teknis

___________________________________________MENTORING

30

Identifikasikan kebutuhan Anda, ekspektasi-

ekspektasi dan keterbatasan-keterbatasan Anda

dalam hubungan dengan proses mentoring.

Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan terjadi

dan berapa jauh Anda bersedia melangkah dan

membayar harga.

Analisa kolom berikut ini dan baca peta

hubungan antara sumbangsih Anda dan

kebutuhan mentee Anda.

___________________________________________MENTORING

31

Tinggi

Kebutuhan mentee

Rendah

Rendah

Tinggi

A B

C D

A C

o Dalam kuadran A, mentoring jangka pendek atau

intervensi mungkin memadai dan memuaskan bagi

kedua pihak.

o Dalam kuadran B, kebutuhan mentee tinggi dan

sumber daya mentor, waktu dan keterampilannya

rendah. Dalam keadaan ini sebaiknya mentor

menolong mentee menemukan mentor yang lebih

memadai.

o Dalam kuadran C, mungkin yang dibutuhkan

hanya bantuan mentor untuk periode terbatas.

Mentor dapat memiliki lebih dari satu mentee.

o Dalam kuadran D, terdapat kemugkinan bagi

hubungan yang lebih intensif dan produktif.

Peran Mentor, Mentee dan Bersama

Dengan mempelajari konsep mentoring lebih lanjut, Anda

mungkin mulai menyadari bahwa proses ini bukanlah

suatu urusan yang mudah. Dalam proses mentoring,

___________________________________________MENTORING

32

Sumber daya Mentor

terdapat hal-hal yang harus dilakukan dan yang harus

dihindari.

Apa yang harus dihindari dan yang harus dilakukan?

Jernihlah tentang motivasi Anda dalam menolong mentee.

Jika Anda tidak yakin dengan diri anda sendiri, mentee akan mendapatkan pesan yang membingungkannya.

Jangan langsung menyerah jika mentee Anda menolak bantuan Anda pada mulanya karena ia mungkin tidak menyadari berharganya tawaran Anda.

Bertekunlah hingga tahap tertentu. Anda pasti bisa menolong.

Perhatikan kebutuhan mentee Anda, namun pertimbangkan kebutuhan Anda juga; tentang apa yang anda inginkan dalam hubungan ini.

Jangan mencoba untuk memaksa mentee anda mengikuti langkah kaki Anda.

Jika langkahnya pas, dia akan mengikutinya dengan sukarela, apa yang Anda berikan.

Hargai jalan mentee yang unik dan dimana dia berada disepanjang jalan itu.

Bersiaplah untuk berakhirnya hubungan mentoring bila siklus sudah lengkap.

Jangan memiliki kekecewaan bila mentee berubah menjadi sesuatu yang lain dari perkiraan Anda.

___________________________________________MENTORING

33

Mengatasi Keengganan Untuk Menjadi Mentor

Banyak orang takut memulai mentoring bahkan ketika

calon mentee sudah tersedia. Kenapa? Terdapat mitos

tentang mentoring yang menahan gerak laju mereka:

Mentoring merupakan proses yang kadaluwarsa.

Yang terbaik adalah jika mentor adalah orang

yang lebih tua dari mentee.

Hubungan mentor dengan mentee harus akrab dan

berlangsung sepanjang waktu.

Salah satu pihak lebih diuntungkan dalam

hubungan ini daripada pihak lainnya.

Seseorang tidak dapat memiliki lebih dari satu

mentor atau satu mentee pada saat yang

bersamaan.

Dalam hubungan mentor dan mentee yang sehat

tidak akan menghadapi kesulitan.

Mendapatkan seorang mentor yang sudah

berpengalaman adalah cara termudah untuk

mencapai kemajuan.

___________________________________________MENTORING

34

Bagaimana Memilih Seorang Mentee

Sekarang kita menganalisis mengenai bagaimana memulai

mentoring dengan memilih seorang mentee secara bijak.

Kita tidak mungkin dapat memulai, mengembangkan dan

mempertahankan proses mentoring, pada diri setiap orang

yang menginginkan seorang mentor. Orang itu harus

memiliki:

● Ketersediaan waktu● Disiplin● Kesetiaan● Inisiatif● Kesediaan untuk belajar● Haus untuk bertumbuh● Percaya

Tahap-tahap Mentoring

Bagaimanakah tahap-tahap suatu proses mentoring?

Proses mentoring dapat digambarkan dengan nama 4 M:

o Menciptakan perasaan aman

o Menerima mentee seutuhnya

o Menyalurkan manfaat dan kebijaksanaan

___________________________________________MENTORING

35

o Memperluas pengalaman pembelajaran

Menciptakan perasaan aman. Artinya, mulai meratakan

landasan proses pembelajaran dengan menciptakan

lingkungan yang saling percaya. Jangkar Anda terletak

pada keyakinan bahwa segala sesuatu akan mendatangkan

kebaikan bagi orang-orang terbuka untuk belajar bersama.

Menerima mentee seutuhnya. Artinya, menciptakan

pelabuhan yang aman bagi pengambilan resiko dalam

mentee membuka dirinya dan mentor dapat membagikan

dirinya atau melakukan Sharing.

Menyalurkan perbekalan. Artinya, Anda mulai

membagikan rahmat sang Pencipta dalam bentuk suatu

pemahaman baru, informasi, kritikan dan fokus untuk

menjawab segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan

mentee untuk menjadi bekalnya dalam bekerja dan

menjalani kehidupan. Menurut hemat kami, sang Pencipta

membuat manusia hadir justru untuk saling membantu,

menghargai dan menumbuhkan.

Kemudian, memperluas perngalaman belajar. Artinya,

Anda patut menolong sang mentee untuk meningkatkan

pengalaman dan potensi dirinya seluas mungkin secara ___________________________________________MENTORING

36

mandiri. Hal ini dapat tercapai dengan mentor memastikan

terjadinya transfer kebiasaan belajar mandiri ke diri sang

mentor dan kemudian ia mengijinkan mentee itu

menemukan lorong pembelajarannya sendiri di dalam

dunia nyata. Akhirnya, tentu sang mentee akan

mengucapkan selamat tinggal dan masa guna Anda

baginya tidak lagi seperti sebelumnya. Pada titik itu Anda

menyadari bahwa Anda sudah usai dan sekaligus berhasil

menolongnya.

Penutup

Mentoring adalah suatu proses yang penuh tantangan.

Namun masih ada beberapa tahap yang dapat dijadikan

pedoman untuk melakukannya. Sebagai orang yang telah

menerima manfaat melalui mentoring, seorang mentor

perlu menyadari bahwa, ia dapat menjadi orang yang

sungguh membawa manfaat kepada hidup orang lain.

oo0oo

___________________________________________MENTORING

37

Pasal Tiga

Langkah Pertama Mentoring: Menciptakan Perasaan Aman

Dalam Hubungan(1)

Kalau kita mengamati situasi masyarakat Asia pada saat

ini, maka terasa bahwa Asia merupakan suatu lingkungan

masyarakat yang kompetitif dimana orang cenderung

saling menjatuhkan. Sangat kentara bahwa, manusia Asia

telah kehilangan kemampuan untuk saling membantu dan

membangun rasa aman secara maksimal. Menurut Francis

Fukuyawa, seorang pakar, kita memang hidup di dalam

suatu zaman dimana hubungan kepercayaan atau saling

percaya berada dalam tingkat yang sangat rendah sehingga

orang merasa tidak aman.

Prasyarat untuk menciptakan proses mentoring yang sehat

adalah mengembangkan perasaan aman. Rasa aman tadi

penting bagi sang mentor dan bagi sang mentee.

___________________________________________MENTORING

38

Secara umum, rasa aman ini terwujud bila mentor belajar

mengenali kecenderungan dirinya. Apa maksudnya?

Sebagai manusia normal, biasanya mentor ingin berhasil.

Untuk mencapai hasil itu, maka ia berupaya untuk

mengendalikan baik proses maupun hasil akhir dari proses

mentoring. Apa dampak dari hal ini? Sang mentee merasa

dikekang, dibatasi, digiring atau dibentuk. Ia tidak akan

merasa aman. Sang mentorpun jadi merasa tidak aman

karena ia kuatir kalau-kalau ia akan gagal. Jadi, disini, ia

harus mengenali dan mengatasi kecenderungan

mengendalikan tadi.

Aku tidak mengekang, lho

Pertama, ia perlu percaya bahwa memang seorang

pemimpin dapat jatuh ke dalam kecenderungan untuk

___________________________________________MENTORING

39

mengendalikan manusia lain, dan hal ini tidak berguna.

Disini, ia perlu belajar mengenali bahwa dibutuhkan suatu

kekuatan yang lebih besar dari dirinya untuk mengubah

hidup seorang manusia yang lain. Dirinya memiliki

keunggulan-keunggulan sebagai pemimpin terhadap sang

mentee, namun dirinya tetap sebagai manusia dan perlu

menyadari bahwa keunggulannya terbatas. Tanpa

pengakuan dan kerendahan hati untuk menjadi realistis

tadi ia dapat menghasilkan suatu proses mentoring yang

penuh dengan pemaksaan-pemaksaan terselubung ataupun

langsung sehingga akan berakhir dengan kegagalan.

Kedua, ia perlu percaya bahwa sang mentee memiliki

potensi yang besar. Potensi ini mungkin belum dikenali

oleh dirinya maupun oleh sang mentee. Selanjutnya, sang

mentor perlu juga percaya bahwa ada kekuatan yang besar

di luar dirinya serta sang mentee dan kekuatan tadi bukan

hanya mengendalikan semesta alam, namun juga

menentukan masa depan sang mentee.

Tentu saja, ini tidak berarti bahwa sang mentor hanya ikut

mengambang atau mengalir dan bersikap pasif selama

proses mentoring. Sang mentor harus melakukan segala

upaya dalam membuka jalan yang selebar-lebarnya untuk

___________________________________________MENTORING

40

membuat sang mentee tersentuh oleh dirinya dalam proses

mentoring. Namun sementara melakukan hal itu, ia harus

berjuang untuk tidak membiarkan kecenderungan dirinya

untuk sepenuhnya mencoba mengendalikan proses.

Sepanjang proses mentoring ia harus “membuka ruang”

untuk hal-hal yang tidak terkirakan. Bagaimana

melakukannya?

Langkah pertama

Dalam proses mentoring, langkah pertama berarti

meletakkan segala energi sang mentor untuk menjadi

otentik dan sungguh. Otentik artinya, sang mentor berbagi

diri seadanya. Sungguh berarti ia jujur dan tidak berpura-

pura. Kedua hal ini juga berarti sang mentor memiliki

suatu kebebasan untuk percaya dan melepaskan topeng-

topeng atau cadar pribadinya.

___________________________________________MENTORING

41

Saya lebih merasa nyaman dengan topeng saya

Ketika mentor mulai menanggalkan topengnya,

tindakannya akan menjadi inspirasi bagi menteenya untuk

melakukan hal yang serupa. Secara bersama-sama mereka

akan membuka diri dan memperkenalkan kerapuhan

masing-masing.

Mengapa penting untuk menanggalkan topeng kita dan

menunjukkan kerapuhan dibelakangnya? Tidakkah hal ini

akan mengurangi otoritas kita dan mentee akan

mempertanyakan kredibilitas kita sebagai mentor?

Alasannya terletak pada suatu kenyataan bahwa orang

hanya belajar dari mereka yang memiliki beberapa

kesamaan dengan mereka. Jika Anda sebagai seorang

mentor tampak sepenuhnya sempurna, mentee akan

merasa mereka tidak akan dapat menerapkan apapun dari

pengalaman Anda karena Anda sangat tidak bercela. Jika

Anda bersedia menunjukkan bahwa Anda juga memiliki

cacat cela disamping keunggulan-keunggulan, kejujuran

ini akan menginspirasi mentee untuk mencoba melangkah

di jalan yang telah Anda tempuh. Ketakutannya akan

berkurang. “Bila ia tampil jujur dan tanpa topeng, maka

___________________________________________MENTORING

42

akupun dapat melakukan hal yang serupa,” pikir sang

mentee.

Penanggalan topeng dapat dilakukan dengan memberikan

keyakinan pada sang mentee bahwa seorang mentor bukan

seorang manusia super yang maha tahu dan selalu

memainkan peran sebagai pribadi yang percaya diri:

“Lihat, saya percaya bahwa proses ini akan jadi indah.

Saya, sendiri akan melakukan yang terbaik untuk

mendampingimu, namun akan ada saat-saat dimana saya

merasa gentar. Kamu mungkin perlu memiliki toleransi

hingga tahap tertentu terhadap saya, khususnya ketika

nanti kamu mendapatkan bahwa saya mungin tidak

memiliki solusi terhadap beberapa masalah yang kamu

hadapi.”

Jadi, hanya melalui proses pelucutan topeng tadi, maka

langkah kedua, yaitu menciptakan rapport atau ikatan

antara mentor dan mentee, dapat terjadi.

___________________________________________MENTORING

43

Saya sungguh tidak tahu apa masalahmu saat ini…

Langkah kedua

Setelah pelucutan topeng, secepatnya mentor harus

mengembangkan kedekatan/rapport.

o Kesuksesan dari hubungan mentoring tergantung

pada perjumpaan pertama antara mentor dan

mentee. Pertemuan pertama menetapkan nada

dari keseluruhan proses mentoring, apakah proses

ini akan produktif atau akan dipenuhi dengan rasa

takut dan kecemasan. Pembangunan ikatan

seketika akan menurunkan tembok benteng

pertahanan sang mentee.

o Rapport berarti “membawa kembali.” Kata ini

berasal dari bahasa Perancis kuno. Kata ini

menunjukkan pada kita bahwa rapport pada

dasarnya berbicara tentang suatu tindakan yang

dirancang untuk memulihkan atau memantapkan

rasa aman. Rasa yang dimaksudkan adalah seperti

rasa aman yang hadir ketika seorang anak kecil

berbaring di dekat ibunya.

___________________________________________MENTORING

44

Bagaimana cara membangun suatu ikatan atau

rapport? Pertama, Anda harus secepatmya

mengirimkan sinyal-sinyal penyambutan dalam

perjumpaan yang pertama. Mengapa? Mentee

memerlukan sinyal-sinyal sebelum mereka

menurunkan topeng atau tembok pertahanan

mereka. Sinyal tersebut dapat dikomunikasikan

secara verbal atau melalui gerak tubuh, kontak

mata, menyingkirkan hambatan fisik dan

memberikan nada antusias di dalam percakapan.

Formulir untuk mendaftarkan Sinyal-sinyal

penyambutan

Gerak–gerik :

_____________________________________

_____________________________________

_____________________________________

_____________________________________

Kata Kata

___________________________________________MENTORING

45

_____________________________________

_____________________________________

_____________________________________

_____________________________________

Menyingkirkan Hambatan

_____________________________________

_____________________________________

_____________________________________

_____________________________________

Kedua, setelah komunikasi dimulai, untuk

menciptakan rapport, maka sang mentor perlu

menunjukkan suatu tindakan terhadap mentee

yang dapat dipandang mereka sebagai suatu

modal hubungan awal. Kata-kata seperti, “Saya

sudah meminta sekretaris saya untuk menyiapkan

buku ini untukmu karena saya rasa buku ini pasti

akan sangat berguna bagimu,” akan sangat

membantu. Saya juga kenal seorang mentor yang

lain bahwa, ia memberikan kembang gula,

majalah atau kutipan sms pada menteenya.

___________________________________________MENTORING

46

Pemberian senantiasa diberikan di awal sebuah

perjumpaan untuk membuat sang mentee

menyadari bahwa, ia adalah orang yang mendapat

perhatian khusus.

Ketiga, untuk menciptakan suatu ikatan, mentor

harus menunjukkan sensitifitasnya serta

kesediaannya untuk menerima mentee

sepenuhnya tanpa syarat. Tanpa syarat berarti

mentor menerima kelemahan dan keunggulan

menteenya tanpa menilai terlalu jauh. Tanpa

syarat bukan berarti sang mentor akan

membiarkan keadaan itu, namun pertama-tama ia

menunjukkan bahwa keunikan sang mentee dapat

dipahaminya.

Membangun rapport mencakup sensitifitas

terhadap perasaan orang lain dan tidak hanya

bertanya, “Bagaimana perasaanmu saat ini?”

Sensitifitas diekspresikan ketika mentor bersedia

mendengarkan untuk memahami perasaan-

perasaan mentee. Lebih jauh lagi, sang mentor

juga akan mengekspresikan pemahamannya atas

perasaan-perasaan tersebut. Dengan melakukan

hal tersebut, mentor membuat mentee merasa

___________________________________________MENTORING

47

diperlakukan sebagai satu pribadi yang unik,

penting dan dihargai. Dalam prakteknya,

sepanjang proses, sebagai seorang mentor Anda

harus terus menerus mempertanyakan diri sendiri

tentang:

“Apa yang dirasakannya saat ini? “

“Bila saya bertukar peran dengannya,

bagaimanakah perasaan saya?”

Mentor yang

menyimak

Keempat, untuk menciptakan ikatan yang erat,

mentor harus memberikan tanggapan reflektif

kepada proses, kata-kata, dan perasaan. Perasaan-

perasaan reflektif ini akan mengekspresikan

empati. Misalnya, seorang mentor akan berbagi

kisah mengenai kegagalannya, hal-hal yang

___________________________________________MENTORING

48

memalukan atau ketakutan yang dialaminya

kepada mentee. Ia juga mengajak sang mentee

untuk merenungkan pelajaran yang ia dapatkan

dari peristiwa-peristiwa tadi. Dengan menjadi

transparan, rendah hati dan jujur seperti itu, sang

mentor menunjukkan bahwa ia dapat

beridentifikasi dengan situasi mentee.

FORMULIR RENCANA TINDAKAN

TOPIK: MENGEMBANGKAN PERASAAN AMAN

TANGGAL: __________________________________

Apa yang telah saya pelajari dari pasal ini?

Keterampilan:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Pola pikir:

___________________________________________MENTORING

49

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Kelemahan diri saya:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Rencana saya mengubah diri:

Jangka waktu perubahan:

Siapakah yang perlu saya mintakan pertolongannya untuk

mendukung upaya saya:

___________________________________________MENTORING

50

Tanda Tangan Saya

Pasal Empat

Lanjutan Langkah Pertama: Mengembangkan Rasa Aman

Dengan Membangun Kepercayaan

(2)

Kini mungkin Anda bertanya: ”Berapa pentingnya

kepercayaan dalam proses mentoring?” Di dalam proses

mentoring, tanpa pembangunan kepercayaan, maka rapport

di awal proses akan tidak kokoh. Cerita berikut mungkin

___________________________________________MENTORING

51

dapat melukiskan apa yang dapat dialami oleh mentee

Anda ketika berhadapan dengan Anda untuk pertama

kalinya.

Bayangkanlah bahwa Anda berada sendiri di sebuah

bandara di luar negeri. Entah apa yang terjadi, tidak ada

seorangpun yang menjemput Anda. Anda tidak dapat

berkomunikasi dalam bahasa negara itu. Satu-satunya yang

menghubungkan Anda dengan hidup normal adalah

sebuah alamat yang Anda catat di notes Anda. Anda

mendapatkan pula bahwa telepon seluler Anda tidak

berfungsi. Tiba-tiba, muncul seorang supir taxi yang

ramah menawarkan diri untuk membawa Anda ke alamat

tersebut. Dia banyak tersenyum dan meyakinkan Anda

akan maksud baiknya. Biaya pelayanannya juga sangat

murah. Anda masuk ke dalam Taxi.

Lima belas menit kemudian, Anda mendapati bahwa

pengemudi inipun tidak mengetahui letak tempat yang

alamatnya Anda telah berikan kepadanya. Kini, rapport

awal secara bertahap digantikan oleh banyak pertanyaan

dan bahkan mungkin oleh kekecewaan.

Dalam mentoring, situasi yang serupa itu dapat pula

terjadi. Mentee datang kepada Anda dengan suatu

___________________________________________MENTORING

52

ekspektasi. Dia mendapati bahwa Anda mampu

mengkomunikasikan kehangatan emosional dan

pengertian. Dia sangat terkesan pada Anda. Proses

mentoring berlanjut ketika mentee mulai menjumpai Anda

secara teratur.

Dapatkah seseorang mengatakan kepada saya apa yang

harus dilakukan dalam tahap ini? Bagaimana cara untuk

membangun kepercayaan setelah rapport awal telah

terjadi?

Setelah adanya rapport atau ikatan, tiga hal harus segera

terjadi.

1. Kredibilitas

Mentee perlu melihat bahwa mentor memiliki kredibilitas.

Kredibilitas berarti bahwa mentor memiliki kompetensi

dan pengalaman yang memampukannya untuk menangani

proses mentoring secara benar. Ini berarti mentor memiliki

pengalaman kegagalan dan kesulitan-kesulitan, namun

melalui semua ini dia bertumbuh dalam keterampilan,

karakter-karakternya. Mentee tidak akan mempercayai

kredibilitas seorang mentor jika mentor hanya

menginformasikan kesuksesan masa lalu. Jika memang

terdapat beberapa keberhasilannya, sang mentor dapat

___________________________________________MENTORING

53

menggambarkannya tanpa lupa untuk menyampaikan pula

penghargaannya kepada mereka yang telah memberikan

pertolongan kepadanya di masa lalu.

Terbuka seadanya..mana kekuatanmu.?

Mentor juga tidak boleh tampil sebagai sosok tanpa suatu

kelemahan. Bagi mentee, suatu pribadi yang memiliki

keberhasilan dan kegagalan adalah lebih tulus dan bisa

dipahami dan dijadikan teladan. Untuk menjadi

sepenuhnya jujur dan transparan serupa itu, seorang

mentor sangat membutuhkan perasaan aman di dalam

dirinya.

2. Bahasa “Kita”

Di Asia, mentee cenderung menempatkan mentor di atas

tahta atau di bawah lampu sorot pujaan. Dia memuja sang

mentor, namun di saat yang sama tanpa menyadarinya,

sang mentee juga berusaha untuk menemukan titik lemah

sang mentor. Proses ini menjadi sebuah ajang permainan

yang tidak terlalu berguna bagi pertumbuhan diri sang

___________________________________________MENTORING

54

mentee. Karenanya, sedini mungkin seorang mentor harus

melepaskan topengnya dan tembok pertahanannya untuk

menghindari mentee menyalurkan energinya bagi

permainan pencaharian kelemahan tadi.

Untuk menghindari diri dari menjadi sorotan, walaupun

seorang mentor perlu mengekspresikan kebanggaannya

berdasarkan pada kesuksesan masa lalu yang telah

dialaminya, dia harus melibatkan pihak lain dan mentee

dalam proses komunikasinya. Hal ini disebut bahasa

“kita”. Lawannya adalah bahasa “Saya.”

Bahasa “kita,” bukan bahasa “saya.”

Hal ini berarti bahwa, dalam upaya mengkomunikasikan

suksesnya di masa lalu, ia dapat menyampaikannya

sebagai berikut:

___________________________________________MENTORING

55

“Sebenarnya, saya melihat bahwa kamu menangani

masalah lebih baik bila dibandingkan dengan diri

saya ketika saya mulai bekerja disini dan

menjumpai masalah yang sama.”

“Sebagaimana saya telah mengalami kemajuan,

saya yakin kamu juga akan meraih kesuksesan

bahkan mungkin lebih cepat.”

“Kamu kenal Andre, khan?” Jika kamu merasa

heran bagaimana saya menangani masalah yang

sulit kemarin, Andrelah orang yang telah melatih

saya. Beliau adalah itu adalah salah satu sahabat

saya. Kamu dapat memperkenalkan dirimu

kepadanya dan meminta saran darinya jika kamu

membutuhkannya. Saya tidak mungkin menjadi

seperti sekarang ini jika dulu saya tidak memiliki

seorang mentor seperti dia .”

“Nah, saya harus mengataan ini. Kamu tahu

enggak? Dalam tiga bulan ini, walaupun saya

adalah mentormu, saya juga banyak belajar dari

gaya kerjamu. Kamu sungguh sungguh melakukan

pekerjaan yang baik…”

___________________________________________MENTORING

56

Tentu saja menggunakan bahasa “kita” dan bukan bahasa

“saya” dalam prosesnya membutuhkan kerendahan hati

dan ketulusan. Penggunaan bahasa ini tidak bisa dilakukan

hanya di permukaan saja, namun harus lahir dan mengalir

dari hati sang mentor. Kefasihan menggunakan bahasa ini

merupakan manifestasi dari perspektif kita tentang hidup,

sukses dan rasa berhutang kita kepada orang yang Sang

Pencipta tempatkan di jalan hidup kita.

3. Tempatkan Mentee Di Tempat Yang Tepat

___________________________________________MENTORING

57

Bahasa “Kita”

Rasa aman dalam Diri

Satu kesalahan besar yang banyak dilakukan oleh para

mentor amatir adalah menempatkan mentee sebagai

sebuah botol kosong untuk diisi atau menempatkan mentee

dalam kedudukan seorang anak yang harus disuapi. Akibat

dari kesalahan tadi, mentee hanya memainkan peran

sebagai penerima, sedangkan sang mentor melayani

sebagai pemberi. Hubungan seperti ini akan mengurangi

kekayaan sumber daya yang hadir dari dalam pengalaman

masa lalu seorang mentee. Pada saat yang bersamaan, ini

mengkomunikasikan bahwa status mentee lebih rendah.

“Aku mentormu. Tolong, dengar dan ikuti saja

instruksiku. Mulai dengan membuka mulutmu.

___________________________________________MENTORING

58

Sekarang, kunyalah makanannya dan telanlah

perlaaaahaaaan…..”

Menempatkan mentee di posisi yang tepat artinya bahwa

sang mentor menghargai dan mempercayai

mentee untuk melakukan segala sesuatu yang telah

dipersiapkannya. Misalnya, mentor melakukan komunikasi

tanpa kata yang mengekspresikan kepercayaan dan

penghargaannya dengan cara meminta sang mentee untuk

melakukan sesuatu sambil sang mentor meminjamkan

suatu fasilitas pribadinya: “Saya yakin

bahwa Anda dapat melatih Andy. Bagaimana kalau Anda

pergi mengunjunginya besok pagi, saya akan berusaha

meminjamkan supir saya untuk mengantarkan Anda ke

sana.”

Menempatkan mentee pada posisi yang tepat juga berarti

bahwa sang mentor menghargai pengalaman

masa lalu menteenya, atau potensinya yang belum dijamah

beserta keunikannya. Seorang mentor dapat

melakukan hal itu misalnya dengan mengungkapkan kata-

kata:

“Saya mendapati kamu seorang yang sangat cermat.

Saya mengabaikan aspek ini dalam membahas

___________________________________________MENTORING

59

kesulitanmu. OK, mari kita menganalisa kembali situasi

yang ada.”

“Minggu lalu, saya mendapati bahwa kamu telah

menemukan solusi atas masalahmu. Saya pikir

kamu sangat rendah hati ketika kamu mengatakan

bahwa kamu perlu nasehat saya.”

Kesimpulan

Dalam banyak kejadian, proses mentoring akan merubah

kehidupan sang mentor, walau hanya salah satu aspeknya.

Dalam suatu proses mentoring yang tidak terencana,

paling tidak proses ini membutuhkan sekurang-kurangnya

suatu kepekaan akan kebutuhan orang lain dan kesabaran

untuk menyimak.

Menerima suatu tugas mentoring yang formal berarti

memikul ketidaknyamanan untuk sementara waktu.

Sebaliknya kepuasan pribadi yang diperolehnya, sebagai

suatu imbalan dari waktu dan upaya yang telah diberikan

adalah ketika sang mentor mendapatkan menteenya

___________________________________________MENTORING

60

bertumbuh dan menjadi semakin dewasa dalam skill, sikap

dan nilainya.

Mengapa demikian? Setelah Anda berhasil melakukan

sebuah proses mentoring terhadap seseorang dengan

sukses, sebenarnya Anda juga sedang menyiapkan diri

untuk menghadapi langkah kehidupan yang paling sulit.

Sebagai mentor, Anda harus berani memasuki saat teduh

yaitu, membuat jeda dari arus kehidupan sendiri untuk

dapat mendengarkan kehidupan batiniah diri Anda yang

paling dalam. Di saat seperti itu, Anda akan menemukan

dimana letak perasaan aman Anda. Siapkah Anda ketika

sang mentor mengucapkan selamat tinggal dan peran Anda

baginya sudah berakhir? Akan terpukulkah Anda? Apakah

Anda merasakan bahwa Anda tidak lagi berguna?

FORMULIR: RASA AMAN

Tuliskan untuk kegunaan pribadi Anda, hal-hal yang dapat

membuat Anda merasa tidak aman dalam hubungan Anda

dengan seorang mentee.

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

61

_______________________________________________

_______________________________________________

FORMULIR: SUKSES & KEGAGALAN

Isilah formulir ini untuk memperlengkapi Anda di waktu

akan datang dalam melakukan sharing kesuksesan-

kesuksesan dan kegagalan-kegagalan pada masa lampau:

Mengapa organisasi saya menempatkan saya pada posisi

saya yang sekarang ini?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Dalam pekerjaan, saat manakah yang tersulit bagi saya?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

62

_______________________________________________

_______________________________________________

Bagaimana saya bertahan melaluinya?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Keterampilan khusus dan pengetahuan yang saya miliki:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Jejaring khusus yang saya miliki:

___________________________________________MENTORING

63

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Bagaimana cara saya ketika mulai membangun jejaring

ini?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Kelemahan-kelemahan saya:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

64

Bagaimana cara saya menangani kelemahan-kelemahan

tadi?

________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______

Prestasi tertinggi saya adalah:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

65

Pasal Lima

Lanjutan Langkah Pertama:Hambatan Untuk Mendapatkan

Perasaan Aman: Rasa Takut(3)

Banyak orang tidak menyukai keadaan dimana ia menjadi

seorang mentee. Sebaliknya, banyak mentor baru juga

tidak menyukai tugas menjadi mentor. Di satu pihak,

melakukan proses mentoring berarti mereka memposisikan

diri untuk menjadi seseorang yang terbuka dan melepas

topeng di hadapan orang lain. Namun, di pihak lain,

mereka juga perlu menunjukkan bahwa mereka memiliki

hal-hal berharga yang ditimbanya dari pengalaman-

pengalaman mereka di masa lampau yang layak untuk

disharingkan dengan sang mentee.

Tekanan untuk tampil dalam keterbukaan sedang pada saat

yang bersamaan, tampil pula sebagai seseorang yang telah

___________________________________________MENTORING

66

menjadi cukup kokoh dengan belajar dari pengalaman

masa lalu seringkali mendatangkan rasa cemas bagi

seorang mentor yang baru.

Ada orang mengatakan bahwa rasa cemas atau takut dapat

menjadi hal yang berguna dalam proses belajar karena

memaksa kita belajar lebih serius. Dalam proses

mentoring, hal itu tidak terjadi. Rasa takut lebih

merupakan hambatan jika dikaitkan dengan proses

pembelajaran dalam mentoring, karena seorang mentor

atau mentee yang tidak menyadari ketakutannya sendiri

tidak akan berani untuk mengambil lebih

banyak resiko dalam proses pembelajaran bersama. Ia

tidak berani untuk melakukan penelusuran-penelusuran

yang penting.

Seorang mentor yang cemas dan penuh ketakutan akan

mengekspresikan hal itu dalam perilaku, kata-kata dan

sikapnya. Ketakutan semacam ini dapat dengan mudah

menular ke dalam hati mentee khususnya karena sang

mentee akan membuat pertahanan diri yang ketat. Justru

bila mentor tidak cemas bahwa ia mungkin gagal atau

menteenya mungkin stagnan, atau ia membuat suasana

dimana sang menteenya berani mencoba ini dan itu, ia

akan memberikan perasaan bebas bagi sang mentee.

___________________________________________MENTORING

67

Jangan lupa, banyak mentee justru menimba hal yang

penting melalui kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.

Perbaiki kelakuanmu, jelas?

Mengenali Asal Rasa Takut

Darimanakah asalnya rasa cemas atau takut yang terdapat

baik pada mentee maupun mentornya? Ada dua

kemungkinan penyebab dari rasa cemas atau takut tadi.

Biasanya, ketakutan bersumber pada gambar diri yang

negatif. Kemungkinan lain ialah bahwa, ketakutan berakar

pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi atau yang

dianggap mentor dan mentee tidak terpenuhi. Dengan kata

lain, sebagian besar ketakutan juga dapat dimunculkan

oleh persepsi yang irrasional atau tidak sesuai realita.

___________________________________________MENTORING

68

Di Asia, banyak anak bertumbuh melalui masa kecil yang

menyakitkan. Orang tua dan sosok-sosok otoritatif

seringkali memperlakukan anak-anak dengan cara yang

kasar. Alih-alih memupuk penghargaan diri anak, orang

tua justru membandingkan seorang anak dengan yang

lainnya. Seringkali, mereka memperbandingkan karakter

negatif dari seorang anak dengan karakter yang positif dari

seorang anak lainnya. Anak-anak yang bertumbuh dalam

proses serupa itu yang seringkali melabuhkan penghargaan

diri negatif ketika mereka menjadi seorang dewasa.

Selanjutnya, di Asia sangat dihargai bila seseorang

menyimpan perasaannya, mengendalikan kebutuhannya

atau tidak mengungkapkan bahkan menekan kebutuhannya

tadi. Akan menjadi kebanggaan bahwa seorang yang sudah

lama membutuhkan sepasang sepatu baru tetap bertahan

menggunakan sepatu usangnya selama beberapa tahun,

dan kemudian hari baru orang mengetahui bagaimana ia

menyangkali kebutuhan tadi. Namun disamping daya

tahan yang kuat untuk menghadapi penderitaan, banyak

orang Asia jadi tidak mengenali kebutuhannya sendiri,

terutama kebutuhan emosionalnya. Mereka terasing dan

tidak memahami dinamika kebutuhan emosinya sendiri.

Karena itu, mereka juga mengalami kesulitan untuk

berempati dengan orang yang mengungkapkan kebutuhan

___________________________________________MENTORING

69

emosi mereka secara jujur dan terbuka. Ditambah dengan

situasi hidup yang penuh persaingan, maka banyak orang

di Asia terbiasa hidup dengan penuh rasa cemas dan was-

was bahkan ketakutan yang mereka tidak kenali asalnya.

Mengatasi Ketakutan

Bagaimana cara mengatasi ketakutan? Bila ketakutan

merupakan cerminan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak

kita sadari, bagaimana mengenali dan menangani

kebutuhan-kebutuhan tersembunyi tadi?

Untuk mengatasi ketakutan, seorang mentor harus mulai

dengan berupaya sepenuhnya mengenali titik-titik

kekuatannya. Selanjutnya, ia perlu juga mengenali dengan

jujur segenap kelemahannya sendiri. Jika sang mentor

tidak mengenali kedua hal tadi secara proporsional,

perasaan tidak aman atau penghargaan diri yang rendah

akan mudah menyusup. Hasilnya akan tampak dalam

bentuk komunikasi yang bermacam-macam, antara lain

sikap menghakimi atau meragukan menteenya secara terus

menerus. Hanya setelah menyadari kekuatan dan

___________________________________________MENTORING

70

keterbatasan dirinya, seorang mentor dapat secara penuh

menolong menteenya untuk mengatasi ketakutannya

sendiri bahkan mengenali kebutuhan-kebutuhannya sendiri

yang jauh tersembunyi di ingatannya. Jadi, mentor

bertanggung-jawab mengatasi masalah ketakutan sebelum

menangani ketakutan menteenya.

Selanjutnya, sang mentor perlu juga mengenali kebutuhan

dirinya sendiri dengan jujur, khususnya kebutuhan emosi

yang terselubung dan tersembunyi.

Bentuk-bentuk kebutuhan yang dapat mempengaruhi

timbulnya rasa takut adalah antara lain sebagai berikut:

Pertama, sebagian orang mungkin didorong secara tak

disadari oleh kebutuhan akan keberhasilan. Mereka

membutuhkan tantangan-tantangan dan target-target

yang jelas. Mereka juga menantikan umpan balik

mengenai kinerja mereka. Singkatnya, secara

mendasar mereka adalah orang yang berorientasi pada

pencapaian dan kinerja tinggi.

Orang seperti ini dapat mengalami ketakutan untuk

gagal atau kemajuan yang lambat. Kedua hal itu

merupakan ketakutan utama mereka. Mereka juga

___________________________________________MENTORING

71

dapat memupuk ketakutan akan kegagalan melakukan

segala sesuatu secara sempurna, benar dan baik.

Seorang mentee yang menempatkan keberhasilan

sebagai prioritas tertinggi dapat ditolong untuk

mengatasi ketakutan tadi dengan Anda, sebagai

mentor, memberikan umpan balik positif, kata-kata

peneguhan, dan penghargaan atas kemajuan mereka

dalam proses mentoring.

Kedua, ada suatu kebutuhan yang menempatkan

kekuasaan sebagai prioritas tertinggi. Orang yang

memupuk kebutuhan ini membutuhkan agar pengaruh

mereka dirasakan oleh orang lain. Bagi mereka, gelar,

simbol-simbol status, dan hirarki organisasi menjadi

suatu konfirmasi dari pengaruh mereka. Mereka

mengharapkan orang lain menghormati mereka.

Ketakutannya adalah bila mereka tidak dihormati atau

tidak diakui, bahkan diabaikan. Mereka juga selalu

takut kehilangan kuasa.

Untuk membantu mereka, seorang mentor harus secara

lembut mengakui pengaruh yang dimiliki sang mentee.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah

mendengarkan dengan lebih penuh perhatian atau

___________________________________________MENTORING

72

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan informatif

kepadanya. Namun sang mentor harus selalu waspada

terhadap resikonya, bahwa mentee sejenis ini

cenderung mendominasi proses mentoring dengan alur

pikir dan agendanya sendiri.

Ketiga, kebutuhan lain yang sangat umum adalah

kebutuhan berafiliasi. Orang yang menempatkan

kebutuhan ini sebagai prioritas dalam hidup mereka

sangat takut penolakan. Mereka memiliki kebutuhan

yang konstan akan hubungan hangat dengan orang

lain. Sebagian mereka sangat sensitif dan merasa

tertolak ketika orang di sekitarnya tidak memberikan

perhatian kepada mereka. Dalam banyak hal, orang

dengan kebutuhan afiliasi takut ditinggalkan sendirian.

Begitu mentor mendeteksi bahwa menteenya memiliki

kebutuhan yang demikian, komunikasi pada level

emosional harus segera dimulai. Mentor harus

menunjukkan pada mentee bahwa dia dihargai,

diterima, dan disukai. Namun pada saat yang

bersamaan, sang mentor harus waspada dan menjaga

agar jangan sampai terjadi ketergantungan emosional

dari sang mentee pada dirinya.

___________________________________________MENTORING

73

Aku bukan minta penerimaan, lho, cuma

dengarlah

Masih ada dua kebutuhan lain yang dapat

menimbulkan ketakutan yaitu, yang keempat, adalah

kebutuhan akan pengakuan. Kebutuhan ini mirip

dengan kebutuhan akan penerimaan namun

intensitasnya lebih tinggi hingga mencapai titik

dimana orang dengan kebutuhan tersebut akan

menghindari konflik dan konfrontasi supaya

senantiasa dapat menjadi sorotan dan diakui orang.

Seorang mentee dengan kebutuhan ini

dapat ditolong dengan cara sang

mentor memberikan pengakuan

___________________________________________MENTORING

74

akan kelebihan-kelebihannya, serta sekaligus

menunjukkan kelemahan-kelemahannya.

Kelima adalah kebutuhan akan kendali. Orang yang

menempatkan kebutuhan ini sebagai prioritas

hidupnya, cenderung takut kehilangan kendali

terhadap dunia sekelilingnya. Mereka butuh

mengendalikan peristiwa dan situasi lebih dari pada

yang dibutuhkan orang lain.

Mentoring terhadap orang jenis ini sangat sulit karena

ketika proses mentoring terlihat agak melamban atau

mengambang, sang mentee menjadi gelisah. Mentor

perlu meyakinkannya bahwa, sang mentee boleh saja

memiliki sebagian kendali dalam proses mentoring.

Mulai menolong Sang Mentee

Kecuali seorang mentee mengalami sesuatu yang traumatis

di masa lalunya, hingga batas-batas tertentu, walaupun

sang mentee memiliki beberapa luka parut emosional dari

___________________________________________MENTORING

75

masa lalunya, mereka dapat dipulihkan melalui proses

mentoring.

Untuk membantu seorang mentee yang mengenali gambar

diri negatif tertentu, mentor harus menyampaikan pesan:

“Saya tidak percaya bahwa kamu seburuk itu!” melalui

kata-kata dan sesering mungkin melalui komunikasi non-

verbal. Pesan ini bisa menjadi pesan yang tergenapi

sendiri. Lebih jauh lagi, di kemudian hari ini dapat

menolong mentee untuk bergeser dari gambar diri lama

yang lemah kepada yang baru, yang lebih kokoh.

Cara lain untuk membantu mentee adalah dengan

memberikan penghargaan dan afirmasi yang strategis.

Terlalu banyak afirmasi akan mudah kehilangan

maknanya, namun afirmasi yang diberikan secara strategis

akan menjadi pemicu penghargaan diri yang tidak

terlupakan.

Selanjutnya, dalam proses mentoring, sang mentor dapat

menolong sang mentee mengenali kebutuhannya sendiri

dengan menanyakan: “Menurut kamu, kebutuhan

emosional mana yang paling mempengaruhi dirimu setiap

hari? Apakah kebutuhan untuk mencapai target,

mendapatkan penerimaan orang, atau membuat

___________________________________________MENTORING

76

pengaruhmu cukup terasa?” Berdasarkan peristiwa-

peristiwa yang terungkap, sang mentor dapat

menyampaikan analisisnya tentang kebutuhan sang

mentee, namun juga memberikan peneguhan pada

keberhargaannya, pengaruhnya, atau pencapaiannya.

Kesimpulan

Mentoring akan menjadi proses yang menyenangkan bila

sang mentor sendiri telah mengalami penyelesaian

masalah kebutuhan dan gambar dirinya sendiri, namun

akan menjadi proses yang penuh dengan kecemasan dan

ketakutan bila sang mentor sendiri tidak mengenali dirinya

sendiri.

oo0oo

___________________________________________MENTORING

77

Pasal Enam

Langkah Kedua Dalam MentoringMenerima Seutuhnya:

Penerimaan (1)

Penerimaan Melalui Pengajuan Pertanyaan

Setelah membangun perasaan aman sebagai langkah

pertama dalam proses mentoring, hal apakah yang

selanjutnya perlu dilakukan? Langkah selanjutnya dalam

proses mentoring disebut “penerimaan.” Penerimaan

berarti mengundang mentee untuk memasuki posisi

mengambil resiko yang diperlukan dalam proses

pembelajaran. Mengapa? Pada dasarnya suatu proses

___________________________________________MENTORING

78

pembelajaran dapat merupakan suatu proses yang sangat

mencekam. Bahkan proses ini dapat sangat menyusahkan,

tidak menyenangkan dan memalukan. Pertama, tidak ada

jaminan bahwa proses ini pasti akan berakhir dengan

sukses. Kedua, suatu proses pembelajaran seringkali

berarti suatu pemaparan kelemahan diri kepada orang lain.

Ketiga, agar seseorang sungguh mengalami pembelajaran,

maka ia perlu untuk melangkah keluar dari zona amannya.

Singkatnya, suatu proses pembelajaran berarti seseorang

perlu berhenti mempertahankan apa yang dulu telah

dipelajari di masa lalu dan mulai mengadopsi hal-hal baru

bagi dirinya.

PEMBELAJARAN =

BERHENTI MEMPELAJARI + MEMASUKKAN HAL

BARU

Seorang mentor harus membantu mentee untuk

meninggalkan zona nyaman dan yang telah dikenalnya,

serta memasuki suatu wilayah yang baru dimana potensi-

potensi sang mentee dapat diaktualisasikan dengan lebih

penuh. Mentee harus dibantu untuk meninggalkan zona

nyaman yang disebut “Siapa Aku” kemudian menjelajah

___________________________________________MENTORING

79

ke zona yang belum diketahui yang disebut “Siapa aku di

Masa depan.”

Untuk memungkinkan hal ini terjadi, mentor harus

memberikan penerimaan yang utuh kepada mentee. Pesan

yang sang mentor harus sampaikan perlu jelas: “Saya

menghargaimu walaupun saya tidak sepakat denganmu

atau tidak menyetujui tindakan-tindakanmu.” Penerimaan

seperti ini berarti bahwa seorang mentor mengirimkan

sinyal-sinyal dengan maksud tertentu kepada mentee untuk

mengundang dan meneguhkan sang mentee mengambil

resiko dan bertumbuh.

Chip Bell’s Dalam buku Best Sellernya “Managers as

Mentors”, menuliskan bahwa ada beberapa cara untuk

mengkomunikasikan penerimaan tadi:

___________________________________________MENTORING

80

WHO I AM

WHO I COULD BE

* Pertanyaan: Pembelajaran dimulai dengan hadirnya

pertanyaan-pertanyaan yang bermakna dan tidak ditafsirkan

sebagai ancaman. Sang mentor harus mempelajari beberapa

“do’s dan don’t” dalam mengajukan pertanyaan kepada

menteenya.

* Seni Mendengarkan: Mentee harus belajar untuk lebih

menyimak apabila ia menyadari bahwa sang mentor memberi

perhatian penuh kepadanya. Selanjutnya mentor, harus

belajar menyimak dengan efektif.

Menyimak artinya lebih dari mendengarkan kata-kata,

namun juga asumsi-asumsi yang mendasari, emosi dan

harapan dari orang lain.

* Mengobservasi: Mentor harus mengamati berbagai hal yang

dikomunikasikan oleh mentee yang dilakukan secara sadar

maupun tidak sadar.

* Modeling: Mentor harus menunjukkan teladan bahwa ia juga

berani untuk mengambil resiko meninggalkan zona amannya

dalam proses mentoring ini.

___________________________________________MENTORING

81

Membuat Dan Mengajukan

Pertanyaan Yang Bermakna

Ketika seorang pria jatuh cinta kepada seorang gadis,

kelihatan bahwa ia ingin tahu segala sesuatu mengenai

sang gadis. Ia akan menanyakan berbagai pertanyaan

bahkan yang berhubungan dengan aspek-aspek yang

seakan kurang penting dari hidupnya. Ia menunjukkan rasa

ingin tahu sebesar itu karena ingin memasuki

kehidupannya dan mengetahui apa yang ada di dalamnya.

Banyak hubungan berhenti bertumbuh ketika seseorang

tidak lagi ingin belajar tentang seorang lainnya. Suami dan

istri dapat mengalami kemandekan hubungan serupa ini.

Seorang atasan dan sekretarisnya, seorang fasilitator

program dan mitranya, seorang konsultan dengan kliennya

secara konstan berada dalam resiko kemandekan demikian.

Sinyal dari kemandekan tadi sangat jelas yaitu, mereka

merasa bahwa tidak ada lagi pertanyaan yang perlu untuk

diajukan. Singkatnya, rasa ingin tahu telah lenyap dan

punah.

Pembelajaran dimulai dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang bermakna dan tidak mengancam. Mentor

harus belajar mengenai “apa yang harus ,” dan “apa yang

___________________________________________MENTORING

82

jangan dilakukan” dalam mengajukan pertanyaan kepada

menteenya. Pertanyaan yang tepat akan membuat mentee

menyadari bahwa hidupnya layak untuk ditelusuri.

Pertanyaan yang keliru mungkin akan membawa seorang

mentee pada posisi terancam dan mempertahankan diri.

Salah satu cara untuk memberikan apresiasi yang positif

adalah dengan bertanya “apa, kapan, dimana dan

bagaimana…” Perlu diingat bahwa, seorang mentor perlu

menghindari pertanyaan-pertanyaan seperti, “Mengapa

engkau membuat keputusan ini?” Sebaliknya sebagai

mentor Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang maksudnya sama seperti, “Apa alasan dari

keputusanmu?” Mengapa demikian? Pertanyaan pertama

bernada menghakimi sedangkan pertanyaan kedua

merupakan suatu pertanyaan netral. Karena itu dalam

bertanya, sangat penting untuk mengekspresikan

pertanyaan yang tulus baik secara lisan maupun secara

tidak lisan. Sebagai mentor, Anda harus menunjukkan rasa

ingin tahu yang tulus sambil menahan diri untuk membuat

penilaian yang terlalu awal.

___________________________________________MENTORING

83

Membuat pertanyaan,

mendengarkan,

mengobservasi dan modeling

Hal lain yang perlu diingat dalam mengajukan pertanyaan

adalah sikap mentor dan kerangka pikirnya. Jangan

beranggapan bahwa seorang mentor telah memahami

dinamika hidup sang mentee semata-mata karena mereka

telah mengadakan tiga atau empat pertemuan secara

berturut-turut. Keberadaan dan dinamika seorang manusia

lebih rumit dari apa yang terlihat secara kasat mata. Sang

mentor perlu belajar sabar dalam menggali.

Metafora lainnya yang harus dimasukan dalam pikiran

sang mentor adalah bahwa ia belaku seperti seseorang

yang sedang menantikan sekuntum mawar mekar. Jika kita

memaksakan untuk mempercepat prosesnya, mungkin

sang mawar akan mekar terlalu dini atau terlalu lambat.

Keindahannya tidak akan muncul secara sempurna.

___________________________________________MENTORING

84

oo0oo

Pasal Tujuh

Lanjutan Langkah KeduaDalam Mentoring:

Penerimaan (2)

Keterampilan Mendengarkan

Di zaman ini, karena lebih banyak orang hidup di kota-

kota daripada di desa, hubungan antar manusia menjadi

berubah longgar. Tuan A berhubungan dengan Tuan B

yang adalah seorang penjual susu segar, sebagai seorang

konsumen dengan penyalurnya. Sebaliknya, Tuan B

berhubungan dengan Tuan A, sebagai penyalur dengan

konsumennya. Mereka tidak memiliki minat atau

keperdulian untuk mengenali aspek-aspek lain dari

kehidupan pribadi masing-masing. Hal ini merupakan

___________________________________________MENTORING

85

karakteristik hubungan antar manusia dari kehidupan

modern yaitu, hubungan antar fungsi yang dimainkan oleh

manusia lebih mendominasi hubungan-hubungan yang lain

Akibatnya, banyak aspek-aspek lain yang tidak

ditekankan. Dalam sebuah organisasi, juga berlangsung

demikian. Sebagian orang merasa sangat kesepian hidup

dalam kehidupan modern karena mereka tidak dapat

berbagi perasaan secara pribadi, masalah-masalah, atau

mimpi-mimpinya kepada orang lain. Kebutuhan ini

merupakan kebutuhan yang tidak terpenuhi padahal sangat

mendasar, dan dalam proses mentoring merupakan suatu

fondasi yang penting untuk mengenali dan memenuhinya.

Bagaimana caranya agar kebutuhan untuk dipahami tadi

terpenuhi dalam proses mentoring? Pernahkah Anda

berharap bahwa Anda memiliki seorang yang dapat

menjadi tempat untuk membicarakan hal-hal yang telah

mengganggu pikiran Anda? Berapa kali Anda mengalami

perasaan lega setelah seseorang menciptakan kondisi

dimana Anda dapat melepaskan semua rasa sesak di dada

dan beban batin Anda?

Karena hal-hal di atas, maka

dalam proses mentoring,

mendengarkan secara proaktif

___________________________________________MENTORING

86

adalah suatu aktifitas yang paling ampuh yang dapat

diberikan oleh seorang mentor.

Apakah arti mendengarkan secara proaktif? Mendengarkan

secara proaktif berarti menyediakan telinga kita

sepenuhnya. Mendengarkan secara proaktif bukan berarti

mentor akan larut dan ikut tenggelam dalam kisah atau

beban emosi seorang mentee. Mendengarkan secara

proaktif bukan juga berarti mentor boleh cepat

memberikan nasehat.

Jadi, apakah mendengarkan secara proaktif itu?

___________________________________________MENTORING

87

Dalam proses mentoring:

Mendengarkan secara proaktif adalah kemampuan untuk memahami secara utuh atau membaca apa yang apa yang diungkapkan seorang mentee tentang sebuah masalah

Mendengarkan secara proaktif juga berarti memmperlakukan perkataan-perkataan seorang mentee lain sebagai percakapan konfidensial

Mendengarkan secara proaktif berarti mentor mengendalikan diri dari menyuntikkan pendapat atau subjektifitasnya

Dalam mendengarkan secara proaktif berarti terdapat kemampuan memberikan

Mendengarkan secara proaktif terutama berarti mencipta

suasana dimana mentee Anda boleh untuk berbicara tanpa

dipotong dan dimana sang mentor menerima bahwa apa

yang dikatakannya sebagai hal yang tulus, setidaknya bagi

si pembicara.

Mendengarkan orang lain bukanlah sebuah diskusi. Peran

Anda sebagai mentor adalah menolong orang lain untuk

mengenali, dan membongkar masalah-masalah mereka.

Dalam menjalankan suatu proses untuk mendengarkan,

secara proaktif, pada dasarnya seorang mentor

memberikan kepada menteenya suatu kesempatan untuk

tiga hal:

1. Memperoleh pemahaman yang mendalam

(insight) terhadap suatu masalah dengan

mengungkapkannya sendiri.

2. Memilah-milah berbagai hal, dan

3. Di dalam proses itu bahkan mungkin ia dapat

mengembangkan satu cara pemecahan

masalahnya.

Darimana kita dapatkan indikator bahwa seorang mentor

sudah mendengarkan dengan proaktif dan baik? Bila

___________________________________________MENTORING

88

seorang mentor melakukan proses mendengarkan dengan

baik, sang mentee akan selalu mendapatkan kelegaan

emosional.

Mentor berujar dalam hati “Paling tidak, sekalipun

saya tidak mengerti dia, saya belajar

mendengarkannya dengan efektif.”

Berdasarkan pemahaman di atas, ada dua aspek dari proses

mendengarkan:

a. Mendengarkan untuk mengidentifikasi

perasaan-perasaan dari mentee yang

terkomunikasikan secara terselubung.

___________________________________________MENTORING

89

b. Mendengarkan untuk mengidentifikasi

motivasi di balik komunikasinya.

Ketika mentee Anda berbicara, mungkin saja ia sedang

mengkomunikasikan lebih dari sekedar kata-kata. Oleh

sebab itu, seorang mentor harus mendengarkan kata-kata

yang diucapkan, namun juga mendengarkan perasaan-

perasaan yang mendasarinya. Ketika seorang mentee

mengkomunikasikan pesan-pesannya, perasaan yang

tersembunyi di baliknya seringkali jauh lebih penting

daripada fakta-fakta yang ada. Fakta-fakta adalah

kenyataan obyektif; namun bagaimana seseorang

menangkap dan merasakan fakta-fakta tersebut

mengidentifikasikan apakah masalahnya sungguh-sungguh

ada atau tidak ada, bahkan juga menunjukkan pada kita

dimensi-dimensi masalah tersebut, dan tingkat

kedalamannya.

Sebagai contoh ketika sang mentee mengungkapkan, “Di

mana telepon seluler saya”? Hal itu dapat ditanyakannya

dalam nada suara yang merefleksikan suatu kebutuhan

akan informasi. Pertanyaan yang sama dapat diungkapkan

sebagai “Ya ampun, di mana telepon seluler saya?” yang

menunjukkan kepada mentor yang peka bahwa ada rasa

___________________________________________MENTORING

90

urgen bahkan ada suatu masalah yang sang mentee sedang

hadapi.

Memang kehidupan modern kita menempatkan suatu

penekanan yang berat pada fakta-fakta dan sangat melatih

kita untuk mencari fakta. Sayangnya, kecenderungan ini

seringkali menghapuskan kapasitas kita untuk mengenali

perasaan-perasaan dari orang lain dan bahkan mungkin

perasaan kita sendiri di balik fakta tadi. Lagi pula,

perasaan-perasaan sangat penting karena mereka

memotivir kita untuk mengambil tindakan dan ketidak-

mampuan kita untuk mendeteksi perasaan-perasaan

mentee akan menyebabkan kita luput mengenali bagian

yang penting dari pesan-pesan yang dikirimkan mentee

kita.

Mengenali Emosi Dari Mentee

Pada dasarnya terdapat empat emosi yang mendasar, yaitu,

emosi takut, marah, dukacita dan gembira. Intensitas

setiap emosi tadi dapat sedikit hingga sangat dalam. Takut

mungkin merentang dari agak tegang hingga panik; marah

mungkin dirasakan sebagai suatu gangguan kecil atau

___________________________________________MENTORING

91

sebagai suatu murka yang tidak terkendali. Demikian juga

dukacita dan kegembiraan.

Tanggapan seseorang terhadap emosi-emosi inipun

bervariasi. Takut atau dukacita dapat sangat ditekan ke

dalam diri seseorang, sehingga orang lain tidak dapat

mengenali. Sebaliknya emosi ini menjadi sangat kentara

dan terkait dengan segenap aktifitas dari orang tersebut.

Emosi-emosi seringkali dikombinasikan dengan

pemikiran-pemikiran, yang membimbing pada perasaan

seperti kekecewaan, dipermalukan, dan kepuasan.

Kemampuan mentor untuk mendeteksi

emosi-emosi dan perasaan-

perasaan orang lain dan

merespon dengan tepat adalah

seni yang sangat vital dalam proses

mentoring.

Bagaimana mendengarkan perasaan

mentee anda? Berikan perhatian pada kata-kata yang

digunakannya secara berulang-ulang. Kemudian cermati

gerak-gerik mentee beserta ekspresi wajahnya. Jangan

meremehkan intonasi, kecepatan, dan saat ia berdiam

___________________________________________MENTORING

92

diri atau melakukan jeda. Karena perasaan-perasaan

memotivir orang untuk melakukan atau membuatnya

enggan melakukan sesuatu, meremehkan perasaan tadi

dapat membatasi efektifitas seorang mentor.

Amati beberapa pernyataan di bawah ini yang mungkin

akan dibuat oleh seorang mentee. Identifikasikan perasaan-

perasaan dan motivasi yang mungkin menggerakkannya

untuk mentes kemampuan Anda mendeteksi perasaan

mentee:

Pernyataan

Mentee

Perasaan yang

terekspresikan

Motivasi Tindakan

yang

Diharapkan

Kelihatannya

hal itu seperti

suatu idea yang

baik… tapi ga

tahu juga yah.

Ambivalensi—

menemukan idea

yang menarik,

namun merasa

takut.

Menunda

atau

menghindari

nya.

Sedikit,

terlambat

atau tidak

sama sekali.

Saya baru saja

mendengar

bahwa

organisasi kita

akan bangkrut!

___________________________________________MENTORING

93

Bapak tidak

menduganya,

bukan?

Atasan saya

baru saja

menghabisi

saya di depan

setiap orang

Tugas ini

membukakan

pintu masa

depan

gemilang untuk

saya

Saya kira saya

tak akan

berhasil dalam

program ini.

Saya sangat

tertinggal jauh

di belakang

___________________________________________MENTORING

94

Dibawah ini terdapat beberapa lagi komunikasi yang

diekspresikan oleh seorang mentee. Dengarkan pesan

emosional yang melandasinya:

“Ketika saya pertama kali bergabung dengan organisasi ini, saya

sungguh berpikir bahwa saya akan mengalami suatu kemajuan.

Dan… sudah dua tahun berlalu sedangkan saya masih

melakukan hal yang sama sejak dulu.”

Tuliskan persepsi anda dapatkan dari pesan tersebut:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

“Ini merupakan jenis penugasan yang sungguh-sungguh saya

sukai. Saya sangat terlibat di dalamnya hingga tidak ingat kapan

pulang ke rumah. Terkadang saya berbaring hingga larut malam

sambil memikirkannya.”

___________________________________________MENTORING

95

Apakah pesan yang disampaikan oleh mentee di bawah

ini?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

“Ketika saya membuat presentasi minggu lalu, Saya pikir kamu

akan mendukung pandangan saya. Sebaliknya kamu duduk

dengan diam. Kamu tidak mengatakan apapun. Saya heran,

kamu ini mentor seperti apa sih?”

Pesan apakah yang disampaikan oleh mentee?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

96

Meningkatkan Keterampilan

Mendengar Secara Proaktif

Bagaimana meningkatkan keterampilan mendengarkan

kita? Ada beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan

mendengarkan. Pertama, biasakan untuk menggunakan

komunikasi mata secara efektif. Komunikasi mata adalah

keterampilan terpenting dalam mendengarkan. Jangan

beranggapan bahwa, hanya melakukan kontak mata

sekedarnya sudah cukup. Komunikasi mata yang baik

berarti lebih dari sekedar memandang dengan sapuan

sekilas. Komunikasi mata dapat menciptakan keintiman,

keterlibatan, dan intimidasi.

Intimidasi artinya memandang pada mentee Anda dalam

jangka waktu yang lama - dari 10 detik hingga satu menit

atau lebih. Keterlibatan merupakan hal yang lebih cocok

dalam mentoring. Caranya ialah menatap

mentee Anda untuk 5 hingga 10 detik sebelum

mengalihkan pandangan ke hal lainnya. Hal ini

menunjukkan antusiasme anda, keyakinan diri dan

ketertarikan.

___________________________________________MENTORING

97

Masalah paling sering kita hadapi, ketika kita merasakan

suatu dorongan, adalah melihat ke segala hal kecuali

kepada mentee kita. Mata kita cenderung menyapu setiap

arah seperti kelinci yang ketakutan. Di dalam metoring,

hal ini menyingkapkan kegugupan yang akan terbaca oleh

sang mentee dan berakibat untuk menurunkan kredibilitas

kita sehingga membuat mentee merasa tidak nyaman.

Cara yang tidak baik?

Di lain pihak, ada suatu kebiasaan buruk yang juga dapat

mengganggu dalam proses mendengarkan secara proaktif

yaitu suatu kebiasaan lambat mengedipkan mata Anda.

Disini mentor memejamkan mata untuk lebih dari dua

___________________________________________MENTORING

98

atau tiga detik. Mentee mungkin menafsirkan hal tersebut

sebagai pesan , “Sebagai mentor sebenarnya saya sungguh

tidak ingin ada disini.”

Jadi, kenali kebiasaan Anda dalam berkomunikasi agar

mentee mendapatkan keyakinan bahwa Anda

mendengarkannya secara utuh, baik kata-kata maupun

perasaan yang tersirat di dalamnya.

Kesimpulan

Sangat penting di dalam proses yang baru dipelajari agar

sang mentor terus menerus mempelajari dan meningkatkan

diri dalam pola-pola komunikasi nya. Bila Anda sering

memandang hidung seseorang atau bahunya, atau berhenti

pada leher orang yang Anda pandang, hal itu akan

merupakan masalah baginya. Karenanya tingkatkan dan

tajamkan terus kesadaran Anda untuk pola-pola itu dan

kendalikanlah.

oo0oo

___________________________________________MENTORING

99

Pasal Delapan

Lanjutan Langkah KeduaDalam Mentoring:

Penerimaan (3)

Keterampilan Observasi

Seorang tokoh fiksi yang paling menonjol dalam

kemampuan observasinya adalah Sherlock Holmes

karangan Sir Arthur Conan Doyle. Dokter-dokter yang

hebat juga memiliki daya observasi yang luar biasa.

Demikian juga para produser film. Mereka mengamati dan

mengenali hal-hal yang terluput dari perhatian banyak

orang.

Observasi memang kerapkali merupakan kemampuan yang

menjadi dasar kesuksesan orang di dalam karirnya.

Demikian juga di dalam proses mentoring. Observasi

dapat menjadi jalan masuk bagi mentor untuk mengenali

___________________________________________MENTORING

100

baik pola-pola yang nyata maupun yang tersembunyi yang

dimiliki menteenya. Observasi yang baik bahkan dapat

memberikan kemungkinan baik sang mentor untuk

menyingkapkan penyebab pola-pola tersebut. Lebih lanjut

lagi, orang yang diobservasi merasa dijadikan perhatian

khusus dan mendapatkan “pelayanan” dari mentornya

sehingga ia merasa diterima. Sebaliknya, kegagalan

mengadakan observasi yang baik membuat seorang

mentee merasa diabaikan, disepelekan, bahkan disalah-

pahami.

Mengobservasi dan memetakan…

Seni dan keterampilan observasi tidak dapat dikuasai

dalam waktu singkat. Ini harus menjadi suatu kebiasaan

dan keterampilan yang dipupuk seseorang dengan tekun.

Akhirnya, kemampuan observasi menjadi bagian integral

dalam hidup seseorang ___________________________________________MENTORING

101

Ketika seorang mentor memperhatikan seseorang, dia

harus memberikan perhatian mendetil pada ukuran,

perbandingan, hal-hal tidak wajar, dan bahkan hal-hal

yang normal. Pada dasarnya, kita semua dapat melakukan

hal itu, namun pendidikan dan kebudayaan yang kita

wariskan cenderung mengajar kita untuk memisahkan hal

yang penting dari hal yang remeh. Akibatnya, ketika kita

melakukan observasi, kita cenderung hanya hal-hal yang

dianggap penting saja. Sekaligus kita mengobservasi

hanya hal-hal yang ingin kita perhatikan saja. Akibatnya,

dengan mengobservasi hanya hal-hal yang kita inginkan

saja, kita cenderung mengabaikan banyak hal yang

sebenarnya penting dalam hidup.

Hal Yang Harus Diobservasi Mentor

1. Kecepatan Komunikasi

Kecepatan kata-kata yang diucapkan oleh mentee

menunjukkan apakah ia adalah seorang yang sabar atau

tidak sabar. Cobalah untuk lebih mengerti jika orang

tersebut terlalu hati-hati maka, kata-katanya akan

diucapkan dengan sangat lambat. Jika mentee kelihatannya

___________________________________________MENTORING

102

terburu-buru untuk menyelesaikan kata-katanya, cobalah

untuk menggali lebih dalam mengapa ia melakukannya.

2. Ekspresi Wajah

Beberapa mentee berbicara tanpa suatu riak emosi yang

nyata. Mereka juga sangat pasif dalam komunikasinya.

Sebagian lain berkomunikasi sedemikian rupa sehingga

kata-kata seakan tidak memadai untuk menyingkapkan

perasaan mereka, sehingga mereka menambahkan dengan

berbagai ekspresi wajah pada kata-katanya. Bacalah hal di

balik ekspresi tadi. Tentukan apakah hal itu sesuatu yang

menyakitkan, menyenangkan, atau merupakan kemarahan.

Cobalah untuk melihat pola-polanya.

3. Gerak-gerik

Walaupun gerak-gerik dibatasi oleh budaya, sebagian

orang memiliki gerak-gerik tersendiri. Berikan perhatian

dan cermati gerakan jari-jari mereka dan lengan, gerakan

kepala, atau bahkan postur tubuh. Orang yang tidak dapat

mengekspresikan diri mereka melalui kata-kata akan

menggunakan gerak-gerik tersebut sekalipun mereka tidak

mengenali pola-polanya.

4. Ruang dan Jarak

___________________________________________MENTORING

103

Ketika seorang mentee berdialog, ia akan menempatkan

dirinya dalam suatu jarak tertentu dari mentor. Ketika

seorang mentee merasa nyaman, jarak antara dirinya

dengan mentor akan lebih dekat jika dibandingkan bila dia

merasa tidak nyaman.

Masih banyak hal lagi yang dapat kita perhatikan seperti

misalnya, bagaimana pakaian yang dikenakan oleh sang

mentee, atau seperti istilah-istilah yang digunakan sang

mentee, atau gerakan-gerakan spontannya dan berbagai hal

lain. Mentor yang telah berpengalaman akan

mengembangkan metode-metode observasinya sendiri

dalam mentoring. Sekali lagi, yang terpenting adalah untuk

menahan diri dari memberikan penilaian dan pilahan-

pilahan yang terlalu dini selama proses obervasi.

Salah satu tip penting dalam mengobservasi mentee adalah

mengobservasi cara ia duduk. Seorang mentee dapat

duduk di tepi kursi yang menunjukkan ketegangannya,

atau menyandarkan diri dengan santai yang mungkin

menunjukkan sikap acuh tak acuhnya, atau

kenyamanannya. Lihat pula bagaimana ia melipatkan

tangannya, meremas-remas jarinya, atau mengedap-

ngedipkan matanya. Bahasa tubuh tersebut, seperti

dikatakan oleh Julius Fast, merupakan ungkapan yang

___________________________________________MENTORING

104

menyampaikan banyak informasi. Sama seperti seseorang

sedang mempelajari suatu bahasa yang baru, berbagai

istilah, kosa kata, aksen dan tekanan suara perlu

dikenalinya sehingga ia semakin mahir memahami hal itu,

demikian juga seorang mentor baru yang berusaha

meningkatkan kemampuan observasinya.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana gambar

diri yang diungkapkan mentee melalui kata-katanya.

Apakah ia menggambarkan dirinya sebagai kurban dimana

ungkapan tadi disertai atau diperkuat dengan gerak-

geriknya? Apakah ia menggambarkan situasi dimana ia

berada sebagai arena, penjara, mal, atau hutan belukar

yang menakutkannya? Bandingkan istilah atau gambaran

yang ia pergunakan dengan air muka dan gerak-geriknya.

Kesimpulan

Membuat mentee merasa diterima melalui pemahaman

yang mendalam tentangnya memang membutuhkan

banyak pelatihan bagi seorang mentor, dan salah satu

awalnya adalah dengan mengasah kemampuan observasi.

Kata kunci keberhasilan di dalam urusan ini adalah,

___________________________________________MENTORING

105

“Jangan menyimpulkan suatu hal sampai tidak ada

kemungkinan lain untuk menyimpulkannya.”

oo0oo

___________________________________________MENTORING

106

Pasal Sembilan

Lanjutan Langkah KeduaDalam Mentoring:

Penerimaan (4)

Dialog dan menangani file tersembunyi

Bagaikan mencipta sebuah lukisan, kita perlu lebih dulu

memiliki penopang dan kanvas yang baik. Kemudian

sebagai pelukis kita perlu merasa aman dan tenang serta

senang. Demikian juga dengan proses mentoring. Setelah

mencapai ke tiga elemen mendasar dari proses

penerimaan, aspek lainnya yang harus ditangani adalah

memfasilitasi percakapan atau memulai suatu dialog yang

menunjukkan penerimaan yang “mengalir, bagaikan kuas

yang menari-nari di atas kanvas.”

Dialog dapat didefinisikan sebagai suatu “pertukaran

pemikiran, gagasan atau idea-idea untuk mencari

pemahaman bersama atau suatu keselarasan. Upaya ini

___________________________________________MENTORING

107

perlu terjadi secara terbuka dan mengalir dimana pada

dasarnya, pihak yang terlibat akan berbagi. Dalam

melakukan mentoring, dinamika dari suatu dialog yang

sederhana umumnya berupa rangkaian proses tanya-jawab

sehingga menjadi suatu interaksi yang kaya dan kreatif.

Hal ini berarti kita memadukan ketiga elemen dalam

proses penerimaan ke dalam suatu proses bagaikan tiga

warna yang dipadukan di atas kanvas.

Hal-hal apakah yang dapat membuat suatu dialog menjadi

sesuatu yang positif dan produktif? Anda mungkin dapat

mengidentifikasikan beberapa di antaranya.

Pertama, setiap pelaku dialog perlu belajar

menghargai pandangan orang lain, bahkan jika

pandangan itu berbeda sekalipun dengan

keyakinan dan pemahamannya.

Kedua, dalam berdialog proses berbagi dan

menerima merupakan sesuatu hal penting, namun

___________________________________________MENTORING

108

Dialog

kedua pihak harus tetap dapat menjaga fokus agar

alur proses dialog tetap terarah.

Ketiga, baik mentor maupun mentee memiliki

kesamaan kerangka pikir mengenai tujuan dari

proses mentoring.

Keempat, mentor memainkan peran sebagai

katalisator bagi mentee.

Bagaimana Menciptakan Suatu Kerangka Pikir

a. Membentuk Perspektif

Dalam hidup saya, ada saat-saat dimana saya sering beradu

mulut dengan istri saya. Kami masing masing tidak lagi

mampu memelihara perspektif untuk berbagi atau

memberi dan menerima. Kami tidak lagi menyimak dan

belajar satu sama lain atau bersama-sama. Sebaliknya

dalam kemarahan yang memuncak kami mempertahankan

sudut pandang kami masing-masing. Belakangan, kami

menghentikan pertengkaran mulut dan menemukan

bahwa kami telah mendebatkan masalah yang sepenuhnya

berbeda sama sekali. Hal yang hampir sama seringkali

terjadi dalam mentoring. Ketika kita mengatakan, “Hal apa

___________________________________________MENTORING

109

sih yang telah kita bincangkan?” “Saya lupa apa yang telah

saya katakan” dan “Sampai dimana kita?” Hal ini berarti

bahwa, kita telah menyimpang atau terjebak membahas

hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan sasaran kita

semula

Samakan perspektif

Di awal suatu dialog perlu dipastikan lahirnya suatu

perspektif dengan memiliki terlebih dulu kesamaan paham

atas tiga pertanyaan utama. Jika mentor maupun mentee

sepakat dengan pertanyaan-pertanyaan ini, besar

kemungkinan bahwa dialog akan mendatangkan hasil yang

positif.

Pertanyaan pertama: Mengapa kita ada disini?

Kedua pihak perlu jelas dengan tujuan yang harus

dicapai. Pertanyaan yang sederhana ini dapat

___________________________________________MENTORING

110

ditangani dengan cukup memadai bila mentor

mengatakan sebagai berikut: “Tono, saya lihat sesi

ini merupakan suatu kesempatan bagi kita berdua

untuk mendiskusikan pendekatan yang terbaik

dalam melakukan pekerjaan kita. Apakah hal itu

juga merupakan hal yang kamu ingin capai pula?”

Pertanyaan kedua: Apa yang akan berarti bagi

kamu? Potensi manfaat yang akan diperoleh oleh

kedua pihak yang melakukan dialog sangatlah

penting. Tidak hanya hal ini membantu fokus pada

tujuan dialog, namun bahkan juga akan

meningkatkan motivasi keduanya. Bagi sang

mentee, fokus atas manfaat yang dapat

diperolehnya dapat mengubah suatu sikap yang

apatis menjadi entusiasme.

Pertanyaan ketiga: Bagaimana cara kita

membicarakannya? Memiliki pemikiran yang

jernih di benak mentor mengenai bagaimana

percakapan sepatutnya dilakukan akan membantu

untuk menjernihkan tata-krama hubungannya

dengan sang mentee di dalam dialog ini. Hal ini

akan menghindari munculnya kejutan-kejutan

yang tidak menyenangkan bagi kedua pihak.

___________________________________________MENTORING

111

Sebagai contoh, seorang mentor yang baik

mungkin akan memulai dialog dengan kalimat

sebagai berikut: “Esther, saya akan berusaha untuk

berkata seterbuka mungkin dan sejelas mungkin

dalam dialog ini. Menurut saya, kita dapat

menyediakan sekitar 30 menit untuk menelusuri

berbagai pilihan. Kemudian saya akan

memberikanmu suatu kesempatan untuk

mengambil sebuah keputusan.”

b. Menjadi Katalisator

Di Indonesia, ada banyak sekali desa yang tidak memiliki

sumber air yang memadai. Maka, orang menggali ke

dalam tanah untuk mendapatkan sumber air bawah tanah

tadi kemudian memasang pompa listrik. Nyatanya suatu

pompa air seringkali memerlukan pancingan untuk dapat

berfungsi. Orang menuangkan segayung air ke dalam

pompa, sehingga kemudian air tadi memenuhi pipa-pipa

yang menghubungkannya dengan bawah tanah dan

mendesak udara keluar. Maka terhubunglah segayung air

ini dengan sumber air di bawah tanah. Air menjadi suatu

katalisator. Tanpa kehadirannya, pompa air hanya akan

menyedot udara dan bukannya air. Dengan kehadirannya,

air yang telah dituangkan akan menghubungkan pompa

___________________________________________MENTORING

112

dengan sumber air dibawah dan mengeluarkan udara yang

tidak berguna.

Selama dialog, seorang mentor memainkan peran sebagai

katalisator. Seperti memancing pompa air, seorang mentor

harus menolong menteenya terhubung dengan apa yang

ada di dalam dirinya. Bagaimana hal ini dapat dilakukan?

Berdasarkan tiga elemen penerimaan yang telah

didiskusikan sebelumnya, terdapat lima keterampilan yang

berhubungan dengan proses katalisasi dalam dialog:

Memulai atau mengklarifikasi pertanyaan-

pertanyaan,

Membuat parafrase,

Meringkaskan,

Memperluas, dan

Menggunakan bahasa non-verbal.

c. Bagaimana Melakukan Dialog

___________________________________________MENTORING

113

1. Menciptakan Dialog

Dialog yang baik seringkali dimulai dengan seorang

mentor mengajukan pertanyaan pancingan atau meminta

menteenya mengklarifikasi pernyataan-pernyataannya.

Sokrates adalah seorang filsuf yang sangat dihormati. Ia

sering berada di tempat-tempat publik dan mengajak orang

berdialog. Rahasia Sokrates terletak pada keahliannya

dalam seni menstimulir pembelajaran dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang paling

baik adalah yang bersifat langsung namun tidak

menggiring misalnya, pertanyaan terbuka yang dimulai

dengan apa, kapan, dimana atau bagaimana.

Disini ada beberapa contoh pertanyaan terbuka yang akan

sangat membantu untuk memicu dan mengklarifikasi:

‘Apakah bagian yang paling menantang dari tugas Anda itu?’

‘Bagaimana tim Anda menyusun pendekatan yang utuh terhadap masalah tersebut?’

‘Adakah pertanyaan yang masih kamu ingin ajukan?’

___________________________________________MENTORING

114

‘Hal apakah yang belum saya tanyakan yang kamu pikir akan sangat berguna untuk saya ketahui?’

2. Membuat Parafrase

Tujuan dari membuat parafrase atau mengulangi kembali

apa yang seseorang katakan adalah untuk menunjukkan

bahwa Anda dalam melakukan mentoring telah

mendengarkan dan bahwa Anda juga memahami apa yang

telah dikomunikasikan. Hal ini sangat penting karena

seorang mentee akan sangat merasa diterima jika

mengetahui bahwa dirinya telah disimak secara akurat. Hal

ini akan menjadi pendorong untuk terjadinya komunikasi

atau diskusi dan dialog lebih lanjut.

Secara umum terdapat empat jenis parafrase:

a. Pernyataan ulang: Dalam melakukan pernyataan

ulang, sang mentor menyatakan apa yang telah

dikatakan mentee dalam suatu ekspresi verbal yang

lebih ringkas. Dalam pernyataan ulang, sebagai mentor,

Anda perlu menggunakan kata-kata Anda sendiri

daripada sekedar memakai kata-kata sang mentee. Jadi,

dalam melakukan parafrase, janganlah hanya membeo

atau mengulangi dengan tepat kata-kata sang mentee.

Sekali lagi, tujuan dari mengkomunikasikan apa yang

___________________________________________MENTORING

115

telah Anda dengar dari pernyataan-pernyataan mentee,

adalah menunjukkan bahwa bahwa Anda memahami

inti yang ia komunikasikan.

b. Dari umum menjadi khusus: Jika pernyataan mentee

adalah sebuah generalisasi yang abstrak, Anda dapat

membuat parafrase dalam wujud yang lebih spesifik.

Caranya ialah dengan memperluas suatu bagian dari

pernyataan abstrak tadi atau dengan memberikan suatu

contoh tentangnya. Dengan menyatakannya secara

spesifik, Anda menunjukkan bahwa Anda memahami

keseluruhannya. Contoh: “Maksud Anda dengan kata-

kata bahwa Anda ingin atasan yang mengayomi anak

buah ialah bahwa ia mendukung pekerjaan Anda ketika

Anda mendapatkan masalah, begitu?”

c. Dari khusus menjadi umum: Jika pernyataan mentee

sangat spesifik, parafrasekan dengan memberi

pernyataan secara umum atau prinsipil. Dengan

merumuskan apa yang sang mentee komunikasikan

dalam suatu pernyataan yang lebih luas, Anda

mengindikasikan bahwa bukan hanya Anda memahami

pernyataan sang mentee, namun juga pernyataan

mentee pada kenyataannya dapat digeneralisasikan.

Contohnya: “Jadi, Anda bukan hanya ingin

mendapatkan penghargaan lisan ketika mencapai target

yang ditentukan perusahaan, tapi Anda ingin agar

___________________________________________MENTORING

116

atasan Anda menghargai dan menghormati diri Anda

seutuhnya.”

d. Menyatakan ulang dengan bentuk sebaliknya: Cara

parafrase ini memaparkan pengertian Anda atas

pernyataan mentee dengan mengulangi pernyataannya

dalam bentuk sebaliknya. Sebagai contoh, jika mentee

mengatakan manajer lapangan harus melakukan

observasi yang rinci, Anda dapat mengulangi

pernyataannya dengan mengatakan bahwa seorang

manajer lapangan tidak seharusnya mengabaikan

kenyataan kasat mata.

Amati pernyataan-pernyataan berikut ini:

“Dalam proses konseling efektif, konselor

harus mampu memiliki jenis empati tertentu

serta mampu mengekspresikannya secara hati-

hati.”

Sebagai seorang mentor, Anda dapat

memparafrasekan pernyataan ini dalam cara

seperti berikut ini:

Pernyataan ulang:

“Kamu mengatakan bahwa konselor harus

mengungkapkan empatinya secara hati-hati.”

___________________________________________MENTORING

117

Dari umum menjadi spesifik:

“Seorang konselor harus mengekspresikan

empati.”

Dari spesifik menjadi umum:

“Kedengarannya, kamu sepertinya berpikir

bahwa konseling itu kompleks.”

Mengulang pernyataan dengan cara

sebaliknya:

“Maksud anda bahwa konselor seharusnya

tidak boleh bersikap pasif dalam memberikan

empati.”

Ini parafrase bukan?

___________________________________________MENTORING

118

Mentor yang membuat berbagai parafrase mendorong

menteenya untuk berbicara lebih banyak karena sang

mentee tahu bahwa isi hatinya telah dipahami. Hal yang

sangat penting untuk diingat adalah agar mentor

mengamati suatu sinyal bahwa mentee sepakat dengan

penafsiran Anda. Jika tidak ada sinyal yang diberikan,

baik secara verbal maupun non-verbal, Anda perlu

bertanya kepada mentee apakah Anda telah membuat

parafrase pernyataannya secara akurat. Jika Anda

melakukan kesalahan tanpa memeriksanya, maka Anda

justru mendemonstrasikan kesalah-pahaman, yang

selanjutnya akan memperlemah suasana pembelajaran.

Akhirnya, mungkin perlu kita pelajari suatu aspek

penting mengenai parafrase: Sasaran dari membuat

parafrase adalah untuk memberi cermin atau

merefleksikan pengertian Anda dan bukan untuk

mengajukan pertanyaan atau membuat suatu himbauan.

Karena itu, pastikan nada suara Anda diakhiri dengan

menurun dan bukan meninggi. Mengapa demikian?

Mengajukan suatu pertanyaan sebenarnya

menempatkan Anda dalam posisi mengendalikan. Anda

harus menghindarinya. Sasaran Anda adalah

membiarkan mentee memiliki kendali dan hanya

mencerminkan apa yang telah dikomunikasikannya.

___________________________________________MENTORING

119

3. Menyimpulkan

Menyimpulkan adalah sama dengan membuat parafrase.

Perbedaannya adalah bahwa sasaran dari membuat

parafrase adalah untuk mencerminkan pengertian dan

untuk memeriksa pengertian, sedangkan sasaran dari

menyimpulkan adalah membuat sintesa untuk memeriksa

pemahaman Anda. Anda membuat sintesa melalui

memadatkan inti pengertian dari perkataan-perkataan

mentee dalam satu atau dua kalimat (atau jika

komentarnya sangat panjang, dalam satu pararase).

Kemudian Anda menyampaikan informasi yang telah

disintesakan sebagai sebuah kesimpulan.

Meringkaskan biasanya dimulai dengan frase-frase seperti

berikut:

“Dengan kata lain…”

“Apa yang Anda katakan adalah…”

“Kesimpulannya , Anda berpikir bahwa…”

Berhati-hatilah tentang bagaimana Anda menggunakan

frase-frase tertentu yang mungkin akan menunjukkan

perasaan negatif dan membuat sang mentee menjadi

kurang ingin mengambil resiko untuk ambil bagian dalam

menyimpulkan. Sebagai contoh, terlalu banyak

menggunakan frase yang sama seperti, “Sebagaimana yang

___________________________________________MENTORING

120

saya dengar, sebenarnya apa yang kamu katakan

adalah…” ini justru malah kedengaran mekanistis.

4. Memperdalam

Tujuan dari memperdalam apa yang mentee sampaikan

mungkin dapat menunjukkan suatu perasaan negatif dan

membuat mentee enggan untuk mengambil resiko dalam

membagikan pendapat. Jika yang Anda tambahkan cocok

dengan apa yang telah disampaikan oleh mentee, ini bukan

hanya mengkomunikasikan pemahaman tapi juga

memperkaya atau memperluas pemahaman bersama. Pada

umumnya, baik informasi yang bersifat teknis maupun

informasi tentang pandangan pribadi dan perasaan-

perasaan dapat diperluas.

___________________________________________MENTORING

121

Informasi mengenai pandangan pribadi dan perasaan-

perasaan adalah tentang apa yang disampaikan oleh sang

mentee tentang dirinya sendiri selama diskusi. Anda juga

dapat memberi tambahan pada informasi sejenis ini, tapi

lakukan dengan hati-hati dan penuh kepedulian. Hal ini

merupakan suatu metode yang kuat untuk

mendemonstrasikan pemahaman yang mendalam, namun

juga cukup menantang untuk dilakukan secara meyakinkan

dan efektif. Memperdalam dengan cara demikian menuntut

Anda untuk sangat berempati terhadap mentee. Berikut ini

adalah dua contoh tentang apa yang dapat dikatakan oleh

seorang mentor ketika memperluas informasi pribadi:

“Jadi, kamu menasehatkan kerabatmu untuk

belajar. Saya dulu pernah mengalami situasi

seperti yang kamu alami. Sebagai seorang mentor

saya harus menolong seseorang yang tidak ingin

berbicara dalam bahasa Inggris padahal

pekerjaannya mengharuskan dia untuk bekerja

sebagai anggota tim yang terdiri dari banyak

expatriat.”

“Saya setuju! Setelah pulih dari pukulan akibat

penyakit Alzheimer ayah saya, saya merasa

kesepian dan juga marah.”

___________________________________________MENTORING

122

5. Menggunakan Gerak-gerik Dan Sikap Tubuh

Sikap non-verbal mentor dapat memicu pompa dialog atau

justru menghambatnya. Bila Anda mengkomunikasikan

pemahaman Anda dan berempati terhadap mentee, maka ia

terdorong untuk merasa nyaman. Sebaliknya, sikap non-

verbal tertentu dapat mengakibatkan efek merusak yang

mungkin menyingkapkan suatu perasaan negatif dan

menghambat komunikasi lebih lanjut. Sebagai contoh,

menggelengkan kepada ketika tidak setuju, cemberut, atau

tiba-tiba memajukan kursi Anda, mungkin dapat memberi

tanda negatif dan mengakibatkan rasa tidak nyaman pada

diri mentee.

Suatu gerak-gerik yang pantas misalnya adalah

menganggukkan kepala Anda atau mengatakan “hmm..”

mengindikasikan pemahaman dan mendorong dialog

lanjutan. Namun, sebaiknya hal tadi jangan telalu sering

dilakukan, karena gerakan-gerakan ini akan membuat

mentee akan merasa bahwa Anda mencoba untuk

memanipulir proses percakapan lebih dari sekedar

mendengarkan dan memberi dorongan.

6. Yang Patut “dilakukan” Dan Yang “harus

dihindarkan” dalam Berdialog

___________________________________________MENTORING

123

Dialog adalah kerja sama antar pribadi dalam menangani

sejumlah percampuran fakta-fakta, figur-figur, dan

perasaan-perasaan untuk memadukan insight dan

pengertian. Dialog mencapai efeknya yang tertinggi bila

Anda:

Mendengarkan.

Tidak mengajari.

Mengijinkan ketidak sepakatan.

Menciptakan iklim yang hangat dan memberi

dorongan.

Peka terhadap pembelajaran yang terjadi.

Berusaha keraslah untuk belajar dari mentee

seperti yang Anda harapkan dari mereka, dan

Tidak menekan mentee untuk menjawab atau

bersikap sebagaimana yang Anda pikir seharusnya

ia lakukan.

___________________________________________MENTORING

124

Di atas segalanya, sebagai mentor, Anda perlu menjadi

otentik. Jadilah otentik ketika menyamakan pola analisis,

mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan diskusi dengan

mentee Anda daripada melakukan sesuatu untuk

memanipulir semata-mata untuk mempertahankan dialog.

Diskusi adalah suatu kesempatan bagi mentee untuk

meningkatkan pembelajaran mereka, bukan kesempatan

mengajar bagi mentor. Sekali lagi mentor harus berani

membiarkan sang mentee berproses dengan pikirannya

sendiri. Usahakan sebagai mentor untuk tidak

mendominasi diskusi. Anda tidak perlu berkomentar

tentang segala yang dikatakan oleh mentee. Kadang-

kadang suatu kata singkat seperti “baik’ atau ‘Terima

Kasih’ merupakan respon yang terbaik dan menghasilkan

suasana belajar.

7. File-file tersembunyi

Melakukan apa yang harus dilakukan dan yang patut

dihindarkan seperti yang dijelaskan di atas mengharuskan

seorang mentor untuk sadar dengan bias-bias pribadinya,

agenda, luka emosional dan gambar dirinya sendiri.

Komunikasi seringkali mengalir tanpa banyak upaya yang

dilakukan secara sadar karena kemampuan pikiran bawah

sadar mentor akan mengendalikan prosesnya. Isi dan

dinamika pikiran bawah sadar sang mentor sangat

___________________________________________MENTORING

125

mempengaruhi dan seringkali tidak dapat dielakkan oleh

pemiliknya. Jika kontennya penuh dengan luka-luka dan

kenangan negatif, hal tadi akan mengalir dengan

sendirinya ke dalam proses mentoring.

Karena itu, seorang mentor harus bertanya pada dirinya

sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Kata-kata apakah yang saya tidak suka

dengar?

Apakah sikap non-verbal dari orang lain

yang membuat saya merasa tidak

nyaman?

Apakah kata-kata yang paling sering saya

gunakan?

Selanjutnya, galilah lebih dalam untuk menemukan

penyebab dari masing-masing hal tersebut dalam upaya

Anda untuk memahami diri Anda, khususnya pikiran

bawah sadar Anda secara lebih mendalam demi tujuan

untuk meningkatkan proses mentoring Anda. Berkat Allah

datang dengan dua sisi: Anda dan mentee akan sama-sama

diberkati.

Swa-evaluasi Terhadap File-file Tersembunyi

___________________________________________MENTORING

126

1. Daftarkan lima saat yang paling bahagia dalam

hidupmu. Berikan poin pada masing-masingnya dengan

nilai 10 yang tertinggi dan 1 yang terendah.

2. Daftarkan lima pengalaman yang paling menyakitkan

dalam hidup anda. Masing-masing diberikan poin

dengan nilai 10 untuk yang paling menyakitkan dan 1

untuk yang paling kurang menyakitkan.

3. Sekarang, tuliskan tanggal/tahun di sisi masing masing

kejadian.

4. Cobalah berpikir peristiwa manakah yang masih

mempengaruhi hidupmu, prioritas, nilai-nilai, dan rasa

tidak senangmu hingga saat ini.

5. Pikirkan akibat dari tiap tiap peristiwa itu terhadap

kapasitas mental Anda.

6. Tuliskanlah temuan-temuan anda:

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

127

_______________________________________________

_______________________________________________

Pasal Sepuluh

Langkah Ketiga Dalam Mentoring:Transfer Perbekalan

___________________________________________MENTORING

128

Setelah seorang mentor berhasil mengundang seseorang

masuk dalam proses mentoring dan membangun hubungan

dengannya melalui penerimaan, maka arena telah

dipersiapkan bagi peristiwa yang sangat mendasar dalam

mentoring yaitu mentransfer atau memberi bekal. Pada

dasarnya, seorang mentee menjumpai mentor karena ia

ingin mendapatkan pemberian yang dapat ditransfer oleh

sang mentor. Dalam hal ini ada berbagai jenis bekal atau

pemberian yang dapat ditawarkan seorang mentor.

Pembekalan Melalui Konfrontasi Produktif

Hubungan antara bekal dan konfrontasi seakan aneh.

Maksudnya, adalah terkadang seorang mentor harus berani

mengkonfrontasi sikap mentee, kelakuan, atau rencana-

rencananya jika hal-hal tadi berpotensi untuk

menghancurkan hidup sang mentee. Namun mengkritisi,

mengancam, atau menekan seorang mentee untuk

mengadopsi suatu cara yang lain dapat juga menurunkan

___________________________________________MENTORING

129

harga diri sang mentee dan berakibat negatif. Kritik yang

terlalu menusuk juga dapat merupakan hal yang tidak

efektif, bahkan dapat menyebabkan sang mentee mundur

dari hubungan yang sudah dipupuk dengan baik.

Pakar-pakar komunikasi mendapatkan bahwa konfrontasi

ternyata lebih tidak terasa menakutkan jika dikalimatkan

dengan menggunakan kata ganti “saya.” Hal ini

merupakan suatu pesan yang otentik dari mentor daripada

pesan yang menggunakan kata ganti “kamu”. Pesan

“kamu” dapat memberi kesan merendahkan: “Kamu harus

menghentikan hal ini walaupun hal ini tidak sepenuhnya

salah.” Bandingkan bila pesan tadi disampaikan dengan

menggunakan kata “saya” seperti ini: “Menurut hemat

saya, mungkin hal itu seharusnya dihentikan walaupun

tidak sepenuhnya salah.”

Suatu pesan dengan istilah “saya” biasanya memiliki tiga

bagian:

Suatu deskripsi netral mengenai apa yang Anda

anggap ingin dilakukan oleh mentee.

Suatu pernyataan mengenai kemungkinan

terjadinya dampak negatif bagi orang lain akibat

perilaku atau pola pikir sang mentee.

___________________________________________MENTORING

130

Pernyataan tentang perasaan yang Anda miliki

mengenai rencana mentee.

Suatu pesan “saya” lebih berhasil karena ia tidak

memberitahu mentee bagaimana bersikap. Menteelah yang

memutuskan setelah mengetahui dimana posisi sang

mentor. Misalnya: Mentee Anda menyatakan, dengan

pasti, keinginannya untuk mengkonfrontir seorang

penyelia dari departemen yang lain. Upaya untuk

menghindarkan terjadinya hal itu mungkin akan seperti

berikut ini:

Mentor: “Saya prihatin bahwa kamu akan melabrak Jono, karena

perjumpaan seperti itu akan menghancurkan

hubungan kamu dengan departemennya, bukan hanya

dengan dirinya.”

Mentee: “Saya tidak peduli! Dia perlu segera merasakannya”.

Mentor: “Sekarang saya merasa prihatin bahwa kamu akan tetap

bertindak tanpa mempedulikan akibat-akibatnya di

kemudian hari.”

Setelah suatu pesan “saya” dikirimkan, dapat terjadi sang

mentee bergeser ke alur yang berbeda. Lanjutkan proses

yang ada dengan modifikasi pesan “saya” jika hal itu

___________________________________________MENTORING

131

terjadi, Namun jangan mengulang pesan yang sama.

Sebaliknya, jika sang mentee berubah ke suatu pendekatan

yang lebih konstruktif, Anda dapat mulai memasuki proses

menyimak dengan aktif dan memberi umpan balik

reflektif.

Latihan Membuat Pesan Dengan Kata “saya”

_______________________________________________

Tuliskan pesan “saya”yang pantas bagi setiap dari ketiga

situasi yang jelaskan di bawah ini.

1. Mentee anda telah membuat komentar yang tidak sopan

mengenai latar belakang etnis, budaya, atau ras seorang

rekan kerja.

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

2. Mentee Anda mengatakan bahwa, sepertinya proses

mentoring tidak banyak membantu dirinya sehingga ia

akan mengakhiri hubungan ini

___________________________________________MENTORING

132

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

3. Mentee Anda bekerja sepenuh waktu dan juga memiliki

tanggung-jawab keluarga. Ia berkata bahwa ia bermaksud

ingin mengambil kursus di malam hari mulai bulan depan

walaupun bebannya sudah sangat berat. Anda kuatir

bahwa kelebihan beban ini akan menyebabkan kegagalan

baginya bahkan kekecewaan.

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Lihatlah pesan “saya” Anda sekali lagi. Apakah memiliki

isi pesan yang jelas?

___________________________________________MENTORING

133

1. Suatu pernyataan yang jelas dan netral

mengenai problem seperti yang Anda

tangkap?

2. Suatu pernyataan mengenai konsekuensi

negatif yang Anda yakini akan muncul akibat

tindakan mentee?

3. Suatu pernyataan dari perasaan Anda atau

keprihatinan Anda tentang sikap atau

keinginan mentee?

Mentor Versus Mentee

Study Kasus: Ray

Anda adalah Imelda, seorang trainer operator lapangan

yang sangat sukses, yang telah lebih dari lima tahun secara

konsisten mendapatkan penghargaan tertinggi dari divisi

Anda. Tiga bulan yang lalu Anda diminta untuk

berpartisipasi dalam suatu program mentoring formal

terhadap para lulusan baru perguruan tinggi yang baru

direkrut.

___________________________________________MENTORING

134

Anda ditugaskan untuk menjadi mentor Ray Sahetappy

selama masa enam bulan pertamanya. Ray memberi kesan

pada Anda seakan ia adalah seorang yang sangat ingin

meningkatkan karirnya secepat mungkin. Bagi Anda tidak

ada salahnya dengan ambisinya tadi karena hal itu mirip

dengan ambisi Anda sendiri. Namun, anda

mempertanyakan beberapa metodenya.

Ray kelihatannya memberikan seluruh waktu dan

energinya untuk membuat koneksi daripada

mendemonstrasikan kemampuannya dengan mencapai

kinerja yang tinggi. Ray menganggap penugasan kerja dari

supervisornya sebagai “hal yang merepotkan”. Dia

“menunjukkan proses kerja yang ceroboh,” kepada

supervisornya. Organisasi anda telah merampingkan diri

tiga tahun yang lalu dan dalam prosesnya beberapa lapisan

manajemen telah dihapuskan.. Saat ini organisasi Anda

mewajibkan setiap orang untuk memikul beban yang berat.

Ketika anda menjelaskan hal ini kepada Ray, ia melihatnya

sebagai suatu kesempatan. Dia menanggapinya dengan

“berarti hanya akan ada sedikit orang yang menjadi

pesaing saya”. Ia pun melanjutkan proses kerja dan kinerja

seperti sebelumnya.

___________________________________________MENTORING

135

Pada awalnya Ray menyusahkan Anda, namun kemudian

ia menafsirkan usaha Anda untuk menolongnya sebagai

“pendorong keberhasilan saya”. Jauh lebih mudah bagi

Anda untuk merekomendasikan agar Ray tidak

dipertahankan sebagai karyawan. Namun, sebagai mentor

yang ditunjuk baginya, Anda merasa bahwa Anda harus

membuat upaya yang lebih baik lagi untuk menyelamatkan

dia. Di dalam hati Anda tidak yakin bagaimana harus

melakukan hal itu.

Alat untuk Memilah Kasus Ray

Mungkinkah persepsi Ray mengenai pendakian di jenjang

karir menjadi akar masalahnya?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

136

Bila mempertimbangkan fakta adanya perampingan

organisasi, bukankah pendapat Ray telah kadaluwarsa?

Berikan pendapat Anda!

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Model mental seperti apakah yang mungkin dimiliki Ray

tentang kehidupan karirnya? Daftarkan tiga atau lebih

kemungkinan model mentalnya!

1.

_______________________________________________

_______________________________________________

2.

_______________________________________________

_______________________________________________

3.

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

137

Dari konsep-konsep dan alat-alat yang telah dibahas dalam

pasal ini, kembangkanlah suatu rencana mentoring untuk

Ray. Susunlah garis besar rencana Anda!

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

Apakah persaingan internal ataukah kerja sama internal

yang lebih menawarkan imbalan terbesar dalam

peningkatan profesionalitas pelayanan kita? Jelaskan

pandangan Anda!

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________

___________________________________________MENTORING

138

Pembekalan Melalui Pemberian Informasi yang

Memadai Bagi Mentee

Kita perlu menyadari bahwa merupakan tanggung-jawab

seorang mentee untuk memulai suatu perubahan di dalam

hidup mereka. Sebagai seorang mentor, pekerjaan Anda

adalah untuk mendengarkan, bertanya dan kadang kadang

mengkonfrontir keputusan-keputusannya yang tidak tepat.

Hal yang juga penting untuk dilakukan ialah bila kita

sebagai mentor secara berkala menyediakan informasi

yang dapat dipergunakan seorang mentee sebagai

pedoman baginya dalam proses pembuatan keputusan.

Informasi yang netral dan faktual dapat memberdayakan

seorang mentee atau disimpan baginya untuk menghadapi

kebutuhan mendatang. Sekali lagi, pemberian informasi

bukanlah pemberian opini atau nasehat. Mengapa? Suatu

opini dan nasehat cenderung bersifat subjektif dan

mungkin lebih dihargai oleh pemberinya daripada oleh

penerimanya.

___________________________________________MENTORING

139

Aku cuma ngasih nasehat, koq kamu marah

Ketika seseorang yang bermasalah siap memecahkan

masalahnya, seorang mentor dapat menyediakan informasi

yang relevan, sementara tetap membiarkan tanggung-

jawab memecahkan masalah ada pada orang itu. Kadang-

kadang seorang mentor dapat menunjukkan jalan untuk

menteenya dalam menemukan informasi bermanfaat,

namun harus tetap membiarkan mentee melakukan

risetnya sendiri

Pembekalan Melalui Pelimpahan

Kuasa Dan Wewenang

Para supervisor yang baik, para manajer, dan eksekutif

tidak hanya “mendelegasikan” tugas, pekerjaan maupun

proyek. Mereka memberikan wewenang! Bila seseorang

ditugaskan untuk melaksanakan satu tugas karena mereka

___________________________________________MENTORING

140

memiliki pengetahuan yang tepat, keterampilan-

keterampilan, dan kemampuan, mereka juga harus

diberikan wewenang untuk membuat keputusan-keputusan

utama yang berhubungan dengan proyek tersebut. Tanpa

pemberian wewenang yang cukup mereka akan terkekang

dan tidak dapat bekerja dengan maksimal.

Menyerahkan wewenang kepada orang lain

mengindikasikan suatu tingkat kepercayaan yang

signifikan dan keyakinan mentor pada kemampuan

mereka. Jenis kepercayaan ini bisa mendatangkan efek

yang positif dan abadi yang berdampak pada

perkembangan seorang mentee. Sebagai seorang mentor,

Anda dapat menolong meningkatkan kepercayaan diri

mentee anda dengan memberikannya satu tanggung-jawab

dan hanya melakukan pemeriksaan melalui laporan

kemajuannya saat ini dan kemudian. Jadi, Anda tidak

meneliti setiap detil urusannya.

___________________________________________MENTORING

141

Nggak akan kuperiksa pekerjaanmu, kecuali

kalau……

Memberikan ijin adalah aspek mentoring lainnya yang

sangat berharga. Sebagai contoh, Anda mungkin

menjumpai seorang mentee yang memendam ketakutan

yang mendalam sehingga ia menjadi workaholic dalam

pekerjaannya. Ia juga terus bekerja terlalu keras untuk

memperoleh pengakuan, atau mendapatkan banyak uang.

Anda mungkin perlu bertindak sebagai beban

penyeimbang baginya dengan terlebih dahulu

menyampaikan pesan yang memberitahu kepada sang

mentee bahwa tidaklah bermakna jika ia berjuang untuk

selalu menang, mengambil resiko tinggi, berstrategi,

mengubah hal-hal, atau menjadi lebih cerdas dari orang

lain dengan mengorbankan hal-hal yang esensial..

Pembekalan Melalui Pemberian Dukungan Untuk

Mentee Menelusuri Pilihan-pilihan Yang Dihadapinya

___________________________________________MENTORING

142

Seorang mentee seringkali membatasi diri mereka sendiri

dalam pemikiran “either/or” (ini atau itu) dan menjadi

sangat emosional ketika mereka merasa bahwa “mereka

tidak dapat berpikir karena stress atau kerumitan situasi

yang ia alami.” Pertama, dengarkan dengan cermat untuk

mendapatkan inti permasalahan dan kesulitan sang mentee.

Kemudian yang kedua, Anda dapat mengusulkan agar

bersama-sama mencurahkan gagasan solusi-solusi atau

pilihan tindakan-tindakan. Dalam hal ini, sebagai mentor

Anda perlu mengendalikan diri agar tidak menggiring sang

mentee ke arah satu pilihan saja, karena sang menteelah

orang yang harus menentukan pilihan dan menjalaninya

sendiri agar ia dapat bertumbuh.

Dampak Pertumbuhan

Ada suatu pertanyaan yang sangat penting dalam proses

mentoring: “Apakah ini saat yang tepat untuk sang mentee

berubah?” Ada waktu dalam hidup ketika pertumbuhan

pribadi seseorang mendatangkan tekanan situasi, seperti

___________________________________________MENTORING

143

saat seorang remaja yang ingin bertumbuh menjadi

dewasa. Tugas seorang mentor adalah menjadi peka akan

saat yang tepat bagi menteenya untuk beranjak dan

berubah.

Coba, identifikasikan tiga situasi dimana seorang mentee

mungkin telah siap untuk beranjak ke arah suatu tahap

pertumbuhan yang baru.

1._____________________________________________

_______________________________________________

2._____________________________________________

_______________________________________________

3._____________________________________________

_______________________________________________

Pikirkan kembali satu keputusan penting yang telah Anda

buat dalam hidup pribadi yang dilematis. Daftarkan tiga

hal yang Anda butuhkan dari orang-orang dekat.

1._____________________________________________

_______________________________________________

2._____________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

144

3._____________________________________________

_______________________________________________

Pikirkan kembali dalam hidup Anda ketika Anda telah

membuat, atau hampir membuat, kesalahan yang serius

atau penilaian yang keliru. Identifikasikan tiga hal yang

yang dapat dilakukan untuk mencegah situasi itu berubah

menjadi buruk.

1._____________________________________________

_______________________________________________

2._____________________________________________

_______________________________________________

3._____________________________________________

_______________________________________________

Pertimbangkan yang manakah dari situasi ini, dimana

seorang mentor yang efektif dapat memberikan pengaruh

yang lebih baik bagi mentee yang mengalami hal di atas?

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

_______________________________________________

___________________________________________MENTORING

145

_______________________________________________

_______________________________________________

Kesimpulan

Bekal-bekal akan memperkaya seorang mentee. Namun

pada saat yang bersamaan, sekaligus memperluas hati sang

mentor. Melalui pengalaman mentransfer dan menerima

bekal, baik mentor maupun menteenya akan diperkaya.

oo0oo

___________________________________________MENTORING

146

Pasal Sebelas

Langkah KeempatDalam Mentoring:

Memperluas Proses Pembelajaran

Memperluas Pembelajaran Agar Mentee

Menjadi Mandiri

Jika sebagai mentor, Anda melakukannya secara tepat,

mentoring dapat menjadi sebuah proses yang membuahkan

banyak hasil. Sebaliknya, proses ini dapat menjadi suatu

jebakan kejiwaan dimana sang mentor maupun menteenya

menjalin hubungan yang menimbulkan stagnasi.

Mengapa? Stagnasi berarti, walaupun hubungan yang ada

dinikmati kedua belah pihak, jalinan hubungan ini tidak

mematangkan sang mentor maupun sang mentee. Dalam

hubungan ini terjadi situasi ko-dependensi. Ko-dependensi

artinya, kedua belah pihak saling bergantung dan

menikmati kebergantungan tadi. Terjadi keintiman, namun

___________________________________________MENTORING

147

mereka kehilangan kebebasan dan kemandirian masing-

masing untuk memilih, menumbuhkan diri, dan belajar.

Mandiri atau tidak kalau begini jadinya?

Dari mana hal tadi muncul? Karena proses mentoring

terdiri dari serangkaian percakapan, maka hasil dari proses

percakapan ini akan dapat merupakan hal yang positif,

yaitu masing-masing pihak menjadi semakin bebas dan

mandiri, namun dapat juga menjadi pencipta ko-

dependensi tadi.

Sekarang, Anda sepakat bahwa suatu percakapan haruslah

dilakukan dengan cara tertentu sehingga beberapa hal

dapat menjadi patokan kita sebagai mentor:

___________________________________________MENTORING

148

1. Mentor perlu memberikan secukupnya kepada

mentee untuk dicerna.

2. Setiap kali berinteraksi, sebagai mentor,

berikanlah sedikit demi sedikit pemahaman atau

informasi.

3. Sebagai mentor, janganlah memberi terlalu sedikit

bagi mentee yang sudah siap, butuh dan haus

pemahaman baru.

4. Jangan pula memberikan terlalu banyak sehingga

mentee menjadi kewalahan dan tenggelam dalam

arus asupan bagi mereka.

Pada titik ini kita tiba pada penyimpulan bahwa suatu

proses mentoring yang terbaik terjadi dalam suatu

percakapan yang berkualitas tinggi antara seorang mentor

dengan mentee. Namun, walaupun percakapan sangat vital

dalam mentoring, jalan atau lorong yang dijalani oleh sang

mentee untuk tiba pada suatu insight dan penemuan

(discovery) lebih daripada sekedar menjalani proses

berdialog. Tadi sudah dipaparkan bahwa pada

kenyataannya, proses dialog sendiri dapat sangat

menggoda karena dapat menciptakan suatu ko-dependensi.

Hal ini berarti bahwa, seorang mentor dan menteenya

dapat menciptakan situasi dimana mereka menjadi terlalu

nyaman satu sama lain. Mentor memperoleh kepuasan

dengan menyaksikan pertumbuhan sang mentee. Hasil ini

___________________________________________MENTORING

149

akan menggiringnya pada lebih banyak lagi percakapan

atau perjumpaan. Sang mentee juga menikmati berada di

sekitar mentor yang bijak dan menghargainya. Mereka

membentuk suatu zona aman bersama yang akhirnya dapat

menjebak mereka berdua. Walaupun kenyamanan sudah

barang tentu bermanfaat dalam memfasilitasi komunikasi

tingkat tinggi, kenyamanan tadi akan membuat mereka

memasuki lingkaran yang membuat mereka tidak bebas

lagi menghentikannya. Baik mentor dan mentee kian

menantikan pertemuan selanjutnya atau kenyamanan yang

selanjutnya. Mereka menjadi sangat bergantung pada

hubungan tadi dan tidak mengharapkan kehilangan hal itu.

Dalam situasi seperti itu, sang mentor bahkan mungkin

menjadi ragu untuk memakai pendekatan yang lebih tegas

ketika diperlukan.

Menyadari bahaya atau resiko seperti itu, disini seorang

mentor perlu menyadari bahwa bahwa secercah

ketergantungan saja akan dapat melemahkan suasana

pertumbuhan dan kebebasan untuk menelusuri berbagai

pilihan dalam proses mentoring. Jika rasa bersalah dan

ketidak-nyamanan pada diri mentor sudah menyusup

dalam hubungan mentor dan mentee, kita tahu bahwa

ketergantungan mulai mengalir di dalamnya. Untuk

menghindarinya, kita perlu memperluas proses

___________________________________________MENTORING

150

pembelajaran sehingga melampaui proses percakapan dan

dialog saja. Jadi, suatu bentuk pembelajaran yang baru

harus diciptakan.

Profil mente yang otentik?

Seorang mentor harus mampu menemukan cara untuk

menciptakan suatu keadaan dimana sang mentee dapat

mendapatkan suatu perasaan puas diri karena ia sendiri

mendapatkan cara belajar atau cara kerja dan insight yang

otentik. Otentik artinya, benar-benar merupakan hasil kerja

kerasnya dalam menelusuri pilihan-pilihan, dalam

mencoba dan menanggung kekeliruan, dan dalam

menyempurnakan diri dalam praktek nyata. Memang perlu

senantiasa kita ingat bahwa, akibat dan sasaran dari

pembelajaran yang seluas itu akan menyebabkan sang ___________________________________________MENTORING

151

mentor mulai tidak diperlukan untuk berperan sebesar

sebelumnya dan berangsur-angsur akan keluar dari

hubungan yang mereka ciptakan, bahkan akan tiba saatnya

dimana ia akan meninggalkan mentee seorang diri untuk

menemukan jalan menuju kedewasaannya sendiri.

Sayangnya, di Indonesia banyak mentor tidak siap untuk

menghadapi kenyataan bahwa sang mentee sudah tiba

pada suatu tingkat kedewasaan yang membuat mentee ini

tidak lagi membutuhkan mentoring oleh dirinya. Banyak

mentor menginginkan kesetiaan sang mentee, sehingga

kecenderungan mereka adalah lebih membangun kesetiaan

sang mentee daripada memberikannya kebebasan mentee

secara berangsur-angsur sampai ia mandiri. Sambil

mengingat bahwa mentee adalah bukan milik kita, maka

sekalipun sangat tidak enak untuk dialami, kontribusi

terbesar yang dapat Anda sebagai seorang mentor berikan

kepada perkembangan mentee adalah dengan membiarkan

hubungan itu berangsur-angsur berubah hingga suatu titik

dimana Anda tidak lagi dibutuhkan. Sekali lagi, hal itu

dapat menjadi hal yang tidak enak untuk dialami, karena

Anda merasa tidak lagi berguna. Tiga hal dapat dijadikan

tumpuan untuk menghadapi titik itu dengan rela.

___________________________________________MENTORING

152

Memastikan Transfer Pembelajaran

Ketika kita belajar berenang, tidaklah cukup bagi kita

untuk mempelajarinya dari sebuah buku panduan atau film

saja. Dalam proses pembelajaran ini, selain mendengarkan

cara-cara berenang yang baik dari seorang instruktur, kita

harus sungguh-sungguh memiliki pengalaman masuk ke

dalam air yang dingin, menelan air dengan tak sengaja,

dan sekali-kali mengalami kram betis atau terengah-engah

dalam upayanya untuk terus berusaha mengambang.

Mentoring tidak akan menjadi pengalaman efektif jika

sang mentor berbicara seperti text-book dan gagal

menawarkan “air untuk praktek renang tadi.” Target

mentoring bukan hanya sekedar pembelajaran. Sasaran

dari mentoring adalah memupuk menteenya untuk mampu

menghasilkan kinerja yang lebih baik, produktifitas yang

lebih besar, peningkatan efektifitas dan kepercayaan diri

yang lebih kuat dan wajar.

Jadi, mentoring sebagai proses pembelajaran bukanlah

dilakukan hanya demi proses pembelajaran semata.

Pembelajaran harus mendatangkan hasil yang diinginkan.

Mentor tidak perlu membantu menteenya untuk meluaskan

___________________________________________MENTORING

153

pengetahuan mereka saja, namun untuk menerapkan

pengetahuan atau pemahaman itu sendiri.

Mentor yang telah berpengalaman tahu bahwa proses

pembelajaran belum selesai dijalani sebelum sang mentee

telah dalam arus kehidupan. Dalam hal ini memang ada

berbagai jenis tindakan dalam mentoring yang dapat lebih

memastikan bahwa apa yang telah dipelajari dalam proses

mentoring juga dapat diterapkan dalam sistuasi lapangan

yang sesungguhnya.

Jadilah Untuk Yang Pertama Hadir

Pada saat mentee Anda siap untuk melakukan ‘terbang

solo’, sebagai seorang mentor, Anda perlu mengirimkan

pesan-pesan lisan dan non-lisan yang memberikan afirmasi

atas masuknya ia ke tahap yang baru.

Terlepas dari apakah ia akan mendapatkan sukses ataupun

gagal pada terbang solonya yang pertama, jadilah sportif.

Tawarkan bantuan, namun jangan secara otomatis Anda

terlalu mudah memberikan bantuan Anda. Mentee perlu

merasa mandiri dan menghadapi resiko serta bahayanya

sendiri. Jika anda dapat berada disana secara nyata,

___________________________________________MENTORING

154

ambillah peran sebagai penggembira dan bukan sebagai

juru mudi. Biarkan mentee menyadari bahwa mentornya

ada di dekatnya, serta sang mentor menganggap penting

upaya yang dilakukan oleh sang mentee sehingga ia

semakin merasa percaya diri. Contoh dari afirmasi itu

adalah kata-kata seperti ini: “Hari ini semua yang kita

percakapkan akan diuji di lapangan. Saya sangat

berterima kasih karena kamu memberikan saya

kesempatan menjadi mentor selama beberapa bulan ini.

Kemajuan yang kamu alami juga menggembirakan.

Karenanya, kalau untuk upaya yang pertama ini kamu

tidak mencapai standar kinerja yang diinginkan, janganlah

kecewa. Hal yang penting adalah terus belajar dari apa

yang kamu hadapi.”

Mengamati Hambatan Penerapan Pembelajaran

Seorang konsultan dan trainer, sering mendapat pertanyaan

dari kliennya seperti ini: “Bagaimana Anda dapat

meyakinkan orang yang telah Anda mentor untuk

berfungsi secara efektif dalam sistem kita yang sangat

buruk ini? Tidakkah Anda berpikir bahwa orang seringkali

akan menyerah terhadap sistem?”

___________________________________________MENTORING

155

Memang perlu kita akui bahwa suatu proses pembelajaran

yang diperoleh melalui proses training atau mentoring

tidak sepenuhnya bermanfaat jika sistem dimana sang

mentee akan bekerja memang tidak baik. Dengan

demikian, maka peran mentoring adalah dengan kritis

mengobservasi dan mengantisipasi hambatan yang dapat

mengurangi hasil pembelajaran yang telah diperoleh

melalui proses mentoring.

Seorang mentor harus memandang menteenya sebagai

seorang nahkoda yang baru selesai lulus ujian dan

memiliki diplomanya. Walaupun orang tersebut sudah

memiliki keterampilan yang memadai, jika dia

menghadapi dan mengarungi suatu gelombang yang sangat

besar, biasanya sang mentee itu tidak akan selamat.

Sebagai orang yang baru menguasai hal yang baru,

keterampilan yang baru itu belum kekar dan tidak stabil.

Mengamankan dan mempertahankan perilaku yang baru

dan menghadapi tekanan eksternal agar kembali

mengadopsi pada cara-cara lama adalah tidak mudah. Oleh

karena itu, mentor bertanggung-jawab untuk mendukung

mentee dalam pergumulannya dalam mengaplikasikan

keahlian-keahlian baru, cara pandang, dan kualitas

sikapdan hidup mereka. Bagaimana melakukannya? Salah

___________________________________________MENTORING

156

satu di antaranya ialah melalui proses pembelajaran

informal.

Kepentingan Pembelajaran Informal

Di dalam dunia terdapat tiga cara orang menjalani

pembelajaran. Pertama, adalah suatu pembelajaran yang

bertumpu pada bantuan seorang mentor. Dalam proses

pembelajaran ini, mentor menjadi sumber proses

pembelajaran. Kedua, adalah suatu pembelajaran yang

berdasarkan mentee. Disini mentor berusaha untuk

menggali pengetahuan, pengalaman, insight dan

perbekalan hidup yang telah diperoleh oleh seorang

mentee di masa lalu. Kemudian, sang mentor membantu

mentee untuk menyusun hartanya tadi untuk menjadi

sebuah perlengkapan yang bermanfaat. Cara ketiga

pembelajaran adalah apa yang dinamakan pembelajaran

tacit. Dalam pembelajaran tacit, sang mentor mencipta

suatu keadaan dimana mentee akan belajar bersama

dengan mentee yang lainnya dalam suatu iklim yang

mungkin informal dan sukarela. Dengan penuh kesadaran,

sang mentor membuat rencana untuk memupuk suatu

lingkungan yang menghargai, mengasah dan mengasuh

dalam pembelajaran bersama. Hal ini berarti, sang mentor

___________________________________________MENTORING

157

memberikan dukungan pada proses pembelajaran

informal.

Pada kenyataannya, terdapat sejumlah cara untuk membuat

pembelajaran menjadi suatu bagian alami dari lingkungan

kerja. Misalnya, kisah berikut ini ditulis oleh Chip R. Bell,

dalam bukunya “Managers as Mentors.”: Sebuah

perusahaan konsultan yang terkemuka menemukan bahwa

upaya membaca tulisan-tulisan penting yang terkait

dengan konsultansi di antara karyawan mereka meningkat

dengan tajam ketika perusahaan tadi meletakkan rak

majalah bersama dengan jurnal-jurnal profesional di kamar

kecil mereka. Pimpinan perusahaan itu merasa kaget

bahwa sebagian majalah disingkirkan tanpa di sengaja dan

para karyawan mulai menyumbangkan jurnal-jurnal milik

mereka yang tidak dipesan oleh perusahaan tersebut.

Komentar seperti, “Sudahkah kamu membaca artikel

tentang…?” seringkali meluncur dalam pertemuan para

staf, yang selanjutnya memperkuat jumlah pembelajaran

informal melalui peningkatan budaya membaca.

Majalah perusahaan, berita-berita, dan papan buletin dapat

juga menjadi satu sumber pembelajaran yang baik bagi

karyawan. Sebuah perusahaan asuransi mendapati artikel

yang paling populer dalam majalah perusahaannya adalah

___________________________________________MENTORING

158

ruang wawancara dengan eksekutif, para manajer, dan

karyawan dalam cara mereka menangani masalah-masalah

yang ada.

Dalam kelompok Amigo, Solo, yang menjual berbagai

pakaian, kita dapat melihat suatu pendekatan yang unik

mengenai pembelajaran tacit. Sebulan sekali semua

manajer dari delapan outlet mereka, bertemu untuk makan

malam. Setiap orang akan menggunakan 30 menit untuk

menjelaskan prestasi mereka, masalah-masalah yang

sedang ditangani dan proyek terbarunya. Tiga puluh menit

yang tersisa disediakan bagi percakapan informal di antara

mereka. Perusahaan menemukan bahwa makan malam

selama dua jam yang diadakan secara bulanan

meningkatkan kerjasama di antara para manajer,

mengembangkan proses pembelajaran, dan meningkatkan

kompetisi yang sehat. Mereka menyadari bahwa pemilik

perusahaan mengirimkan pesan yang jelas sekali melalui

makan malam tadi: ia menghargai proses pembelajaran

sebagai sesuatu yang vital dan bagian dari pekerjaan

mereka.

Kesimpulan

Anda akan keliru jika berpikir bahwa pembelajaran telah

berakhir ketika mentee mengucapkan selamat tinggal pada

___________________________________________MENTORING

159

Anda sebagai mentor. Sesungguhnya pembelajaran yang

sesungguhnya tidak akan terjadi sampai saat yaitu, ketika

seorang mentee mohon pamit. Sebagaimana umumnya,

sang pembelajar baru ini masih sangat rentan dan tidak

stabil, sehingga mentor perlu menemukan metode untuk

mendukung dan memupuk pengetahuan sang mentee

sehingga menjadi bagian dari dirinya. Oleh sebab itu, sang

mentor membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana

menetralisir rintangan dan membangun dukungan untuk

mengokohkan mentee hingga kebiasaan baik sudah digali

dan kompetensi yang telah didapatkannya selama

mentoring dapat menyatu. Yang terpenting adalah

menciptakan suatu iklim yang menghargai bukan hanya

pembelajaran yang sedang berlangsung namun juga

pengambilan resiko ketika sang mentee mencoba untuk

mempraktekan insight, sikap, pengetahuan dan

keterampilan yang baru ketika ia kembali masuk ke dalam

dunia kerja yang nyata.

oo0oo

___________________________________________MENTORING

160

Kepustakaan

Bell, Chip R. “Managers and Mentors”. San Fransisco, CA:

Berret – Koehler Publishers, Inc., 1996.

Chandra, Robby I. Transformasi, Dari dermaga ke Langit Biru.

Jakarta: Binawarga, 1995.

Colemann, Daniel. “Emotional Intelligence”. New York:

Bantam Books, 1995.

Hathaway, Patti. “Giving and Receiving Feedback”. Menlo

Park, CA: Crips Publications, 1990.

Scott, Cyntia D. and Dennis T. Jaffe. “Managing Personal

Change”. Menlo Park, CA: Crips Publication, 1989.

Shea, Gordon. “Mentoring: How To Develop Successful Mentor

Behavior”. Menlo Park, CA: Crips Publication, 2002.

_____________”Making the Most of Being Mentored”. Menlo

Park, CA: Crips Publications,1999.

___________________________________________MENTORING

161