Quantum Mentoring

download Quantum Mentoring

of 114

Transcript of Quantum Mentoring

Metode SMS - Sistem Menjadi Sholeh/ah

QUANTUM MentoringPanduan Keislaman untuk Remajaoleh Ilman Naafi'an

2011 Ilham Publishing

Quantum MentoringPanduan Keislaman Untuk Remajaoleh Ilman Naafi'an

Buku yang disusun oleh tim modul bagian R & D ILNA Learning Center merupakan salah satu karya terbaiknya. Berisi materi mentoring dan beberapa tips khusus untuk mentor. Mengambil judul quantum yang berarti lompatan. Ya, tentu suatu lompatan yang lebih baik dalam kehidupan pribadi di dunia dan di akhirat. Mari kita doakan, semoga penulis tetap berkarya, dimudahkan segala urusannya, dihindarkannya dari neraka dan dimasukkannya ke surga-Nya. Amien!!!

Quantum Mentoring 2011 Ilham PublishingAll rights reserved. No parts of this work may be reproduced in any form or by any means - graphic, electronic, or mechanical, including photocopying, recording, taping, or information storage and retrieval systems - without the written permission of the publisher. We always give permission for Allah ways & dawah. Don't worry! Products that are referred to in this document may be either trademarks and/or registered trademarks of the respective owners. The publisher and the author make no claim to these trademarks. While every precaution has been taken in the preparation of this document, the publisher and the author assume no responsibility for errors or omissions, or for damages resulting from the use of information contained in this document or from the use of programs and source code that may accompany it. In no event shall the publisher and the author be liable for any loss of profit or any other commercial damage caused or alleged to have been caused directly or indirectly by this document. Printed: February 2011 in (Karawang -INDONESIA)

Publisher Marwa Managing Editor 'Irfan Technical Editors Fahmi Mufidah Cover Designer Hazim Team Coordinator Mufid Production Ilham Publishing

Special thanks to: Allah SWT, Rasulullah SAW, all the people who contributed to this document, to the graphic artist who created this great product logo on the cover page (you did a great work), to Indonesian people and all moslems in the world.

I

Quantum Mentoring

Daftar IsiForeword 1

Bab I Kata Pengantar Bab II Konsep Quantum Mentoring

3 5

1 Kegiatan Mentoring Utama ................................................................................................................................... 5 2 Kegiatan Pendukung ................................................................................................................................... 7 3 Mentor/Murabbi ................................................................................................................................... 7Suplemen to Mentor .......................................................................................................................................................... 9

Bab III Ma'rifatul Islam Bab IV Cinta Kepada Allah Bab V Tauhidullah Bab VI Makna Kata "ILAH" Bab VII Ma'rifatullah Bab VIII Ma'rifatulrasul Bab IX Al Quran Bab X Tuntutan Iman Terhadap Al Quran Bab XI Urgensi Shahadatain Bab XII Makna Dua Kalimat Syahadat Bab XIII Konsep Diri Seorang Manusia Bab XIV Sifat-sifat Manusia Bab XV Citra Diri Wanita Muslimah Bab XVI Pentingnya Akhlak Islami Bab XVII Problematika Umat

12 19 22 27 29 33 37 40 53 56 59 61 64 68 72

1 Mampukah Aku Menjadi Wanita Sholihah? ................................................................................................................................... 65

2011 Ilham Publishing

II

Bab XVIII Urgensi Pendidikan Dan Pembinaan Islam Dalam Pengembangan Kepribadian Muslim Bab XIX Ghozwul Fikri Bab XX Ukhuwah Islamiyah Bab XXI Pilar-pilar Kesempurnaan Ibadah Bab XXII Islam dan Sunnatullah Bab XXIII Islam dan Teknologi Bab XXIV Syukur Nikmat Index

77 84 88 92 95 101 107 0

2011 Ilham Publishing

1

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al-Baqarah: 286)

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IKata Pengantar

3

Quantum Mentoring

Bab 1. Kata PengantarSegala puji bagi Allah, Rabb yang telah menciptakan dan memelihara alam semesta, menciptakan manusia, mengajarkannya hingga pandai berbicara. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah bagi junjungan, tauladan dan pemimpin umat manusia, Rasulullah Muhammad SAW. Mentoring Module ini diterbitkan sebagai sumbangsih kami bagi pembinaan generasi muda muslim. Perhatian kami terhadap pembinaan generasi muda merupakan hal yang sangat penting. Hal ini merupakan misi kami, yang menjadi ciri khas organisasi kami. Pembinaan aqidah dan akhlaq generasi muda merupakan kunci untuk mengembalikan posisi penting generasi muda sebagai tulang-punggung negara. Pemuda yang memiliki aqidah yang kokoh dan akhlaq yang mulia merupakan tumpuan harapan umat, sosok yang akan menjadi penolong bagi masyarakat, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya Islam. Karena itu, disusunlah modul ini untuk membantu pihak-pihak yang memiliki kepedulian dalam membina aqidah dan akhlaq generasi muda. Kami ucapkan terima kasih yang tak terkira terutama kepada tim modul yang kerja keras dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga Allah SWT membalas amal baik Anda dengan pahala yang berlipat ganda. Juga kepada semua pihak yang telah masukan yang berharga bagi penyusunan buku ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas modul ini pada penerbitan-penerbitan berikutnya.

R&D ILNA Learning Center

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IIKonsep Quantum Mentoring

5

Quantum Mentoring

Bab 2. Konsep Quantum Mentoring2.1 Kegiatan Mentoring Utama* Kegiatan utama meliputi dua kegiatan yaitu : 1. kegiatan penyampaian materi mentoring 2. kegiatan studi baca tulis Al Qur'an ( SUBATA ) Kegiatan Penyampaian Materi Mentoring merupakan kegiatan utama ujung tombak dari serangkaian bentuk kegiatan mentoring lainnya. Dikemas dalam bentuk Diskusi Interaktif antara Mentor (pendamping atau pemandu) dengan beberapa peserta mentoring mengkaji materi-materi yang telah disusun. Kegiatan ini dilakukan dalam satu pekan satu kali pertemuan. Topik Materi Mentoring itu terbagi dalam 9 materi wajib yang harus disampaikan oleh mentor terhadap peserta mentor.

Sembilan Materi Wajib :1. Ma'rifatul Islam 2. Ma'rifatullah 3. Ma'rifatul Rasul 4. Ma'na Syahadat'ain 5. Ma'rifatul Insan 6. Ma'rifatul Qur'an 7. Pergaulan Remaja yang Islami 8. NAPZA 9. Fiqh Ibadah

Proses selama mentoring saat diskusi interaktif meliputi :1. Diskusi studi kasus menuju topik utama 2. Pemberian wawasan (materi pokok) 3. Pemantauan dan penugasan dari mentor 4. Kegiatan-kegiatan sebagai evaluasi secara umum

Rincian ProsesPada proses ini, maka forum mentoring menggunakan alokasi waktu sebesar 120 menit, dengan rincian : 1. Membaca Al Qur'an :15 menit 2. Materi utama (wawasan) : 60 menit 3. Dialog tentang materi : 30 menit 4. Evaluasi forum dan materi : 15 menit

Metode PenyampaianBanyak metode yang dapat diterapkan dalam mentoring kelompok. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan kreativitas mentor. Oleh karenanya berbagai metode ini akan dikupas dan dipelajari dalam Pembekalan Mentor. Beberapa metode yang bisa 2011 Ilham Publishing

Konsep Quantum Mentoring

6

digunakan dalam mentoring sebagai berikut : 1. Ceramah/kuliah Merupakan usaha penyampaian materi kepada peserta yang sifatnya searah (komunikasi satu arah). Keuntungannya a. Materi yang telah dipersiapkan dapat dipastikan tersampaikan b. Metode ini lebih tepat jika waktu yang tersedia sedikit c. Tidak banyak memerlukan fasilitas/alat bantu Kelemahannya a) Materi akan sulit dipahami sepenuhnya, kecuali bila digunakan alat bantu visual b) Tidak adanya partisipasi peserta tentang topik yang dibahas c) Akan timbul rasa bosan pada peserta (terlebih lagi jika mentornya monoton dalam menyampaikan) 2. Diskusi Diskusi merupakan proses pertukaran pendapat, perasaan dan pengalaman antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu. Metode diskusi akan sangat efektif pada kelompok kecil karena memungkinkan setiap anggota menyumbangkan pikirannya. Dalam metode diskusi terjadi komunikasi dua arah antara peserta dengan mentor dan antar peserta itu sendiri. 3. Permainan peran (Role Play) Merupakan metode latihan yang dimaksudkan untuk menempatkan seseorang pada situasi tertentu seolah-olah menggambarkan situasi yang sebenarnya. Metode ini bagus karena fungsi kejiwaan peserta juga diuji. 4. Studi kasus Pada metode ini peserta dihadapkan pada suatu kasus tertentu dan diberikan informasiinformasi yang diperlukan peserta untuk menilai, mempelajari dan berusaha memecahkan kasus tersebut. 5. Mengajukan pertanyaan Metode ini untuk menunjang metode ceramah dan diskusi yang dilakukan. Pertanyaan bisa juga dilakukan oleh mentor untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah disampaikan dapat diserap/dipahami oleh peserta. 6. Penugasan Metode ini digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta dan mengembangkan kreativitas dan kemandirian peserta. Dapat dilakukan dengan memberi tugas ke peserta untuk diselesaikan soal/masalah tersebut. 7. Permainan Kelompok (Game) Pada metode ini peserta diminta mengerjakan suatu bentuk permainan tertentu yang didalamnya terdapat konsep materi yang akan disampaikan. Adapun untuk kegiatan SUBATA (Study Baca Tulis Al-qur'an) deskripsi pelaksanaannya sebagai berikut : Studi Baca Tulis Al-Qur'an akan dibagi dalam dua yaitu kelas A dan B. Kelas A untuk peserta 2011 Ilham Publishing

7

Quantum Mentoring

mentoring yang belum bisa ataupun belum lancar baca Al-Qur'an sedangkan kelas B untuk peserta mentoring yang belum menguasai hukum tajwid dalam membaca Al-Qur'an. Kegiatan ini dilakukan 4 kali pertemuan, 2 minggu sekali pada saat kegiatan mentoring utama berjalan. Kelompok pada SuBaTa sama dengan kelompok pada penyampaian materi mentoring.

2.2

Kegiatan PendukungMeliputi : 1. Pembukaan Mentoring 2. Grand Opening Mentoring Lanjutan 3. Liga Mentoring Suatu kompetisi sepakbola antar kelompok mentoring sebagai variasi proses pembinaan jasadiyah yang dilakukan per pekan. Dilakukan secara bertahap diawali di tingkat jurusan, tingkat fakultas, dan tingkat institut. 4. Mabit Mentoring Suatu momen acara bisa digunakan sebagai bagian proses pembinaan bagi mente dan juga sebagai proses syiar dengan menggunakan potensi jumlah peserta mentoring yang besar 5. SMS Mentoring Seminar Midst Semester Mentoring (SMS Mentoring) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk saling mempererat ukhuwah antar mentoring satu dengan lainnya. Dilaksanakan pada pertengahan Kegiatan Mentoring. Bentuk SMS Mentoring a. Seminar b. Talk show c. Temu tokoh d. Bedah buku e. dll

2.3

Mentor/MurabbiAdalah pelaksana proses tarbiyah dengan focus kerjanya pada : pembentukan pribadi muslim yang shalih mushlih, yang memperhatikan aspek : Pemeliharaan Pengembangan Pengarahan Pemberdayaan PERAN MENTOR/MURABBI Walid dalam hubungan emosional Syaikh dalam tarbiyah ruhiyah Ustadz dalam ifadah ilmiyah Qaid dalam kebijakan umum 2011 Ilham Publishing

Konsep Quantum Mentoring

8

PERSIAPAN Usahakan terlebih dahulu mentor mempraktekkan materi yang akan disampaikan. Buat alokasi waktu (disesuaikan kebutuhan/kondisi). Persiapan ruhiyah mutlak dilakukan (Muroja'ah dan Do'a). Diharapkan mentor dapat mengembangkan materi secara kreatif (tidak hanya berpatokan pada silabus/materi). PELAKSANAAN Memberitahukan tentang tujuan bahan mentoring. Memberitahukan tentang pentingnya bahan mentoring yang akan disampaikan Tidak menuliskan semua hal pada papan tulis, artinya hanya kata-kata inti atau katakata emas saja Penjelasan yang diberikan harus benar-benar relevan, artinya berhubungan dengan masalah saja. Menghubungkan hal yang akan diterangkan dengan hal-hal yang telah diketahui oleh peserta Menyajikan bahan diusahakan semenarik mungkin Aktif dalam memperkenalkan diri (agar tidak menjadi asing) ditengah mereka Buat kesan bahwa "Mentoring itu Fun, Fresh, and Focus" EVALUASI (Setelah Menyampaikan Materi) Menilai peserta Menilai proses Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya Kritik dan saran peserta Penilaian umum oleh mentor Kegiatan cepat-tepat untuk menilai penyerapan peserta terhadap materi mentoring PENYAJIAN BAHAN Variasi nada suara, alat dan media, gerak, posisi, berdiri dan duduk Menyelingi uraian yang serius dengan beberapa kisah (intermezzo) Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengalami sesuatu yang lain atau sedikit menarik nafas Variasi sikap yang wajar meliputi : variasi pandangan, tangan, langkah, senyum dan pakaian Variasi kegiatan bila sekiranya peserta nampak lelah/bosan dengan mengadakan ice breaking atau games untuk menyegarkan suasana mentoring YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENTORING Penguatan materi Cinta kepada apa yang diajarkan Mengetahui latar belakang peserta, menyajikan pengetahuan factual dan aktif mengikuti perkembangan trend remaja Berani memberikan pujian kepada peserta mentoring Memberikan semangat pada peserta mentoring Sikap yang harus dikembangkan dalam mentoring : tidak menggurui

2011 Ilham Publishing

9

Quantum Mentoring

-

tidak menjadi ahli (serba tahu) tidak berdebat tidak diskriminatif jangan membaca silabus pada saat yang dekat ketika anda akan memberikan materi tersebut gunakan kata yang jelas, sederhana, dan jangan sering mengulang kata-kata yang sama hindari kata-kata yang tidak baik/tidak bermanfaat

PERHATIAN BAGI MENTOR Hindari kebiasaan-kebiasaan refleks yang anda tidak sadari saat berbicara (seperti garuk-garuk, memainkan ballpoint, memainkan jari, memainkan ujung jilbab) karena hal ini dapat mengganggu karena sering tidak disadari. Usahakan ketika berbicara anda dapat melihat semua peserta, sehingga dapat melihat respon/perhatian mereka (diharapkan jangan sering menunduk), hal ini dilakukan agar peserta merasa diperhatikan dan mereka memperhatikan anda.

2.3.1

Suplemen to Mentor HOW TO MAKE OUR DAKWAH SUCCESSBingung memulai mentoring? Atau lupa sama materi yang akan disampaikan? Mungkin bisa dicoba beberapa tips berikut. Walaupun cuma tausiyah ringan tapi bisa dicoba di lapangan. Before Action Apa yang harus disiapkan sebelum mentoring? Sebenarnya sudah sangat jelas bahwa mentoring bertujuan untuk mengenalkan dan membina pelajar agar menjadi individu muslim yang berakhlak Islami, menjadi pendukung dakwah Islam dan menjadi penyebar dakwah di sekolah dan masyarakat. Trus gimana caranya ? Kalau tujuan mentoring seperti itu, maka perubahan yang harus kita lakukan terhadap peserta adalah perubahan perilaku, akhlak, dan fikrah keIslamannya. Artinya, kita harus mempersiapkan kekuatan maknawiyah (keimanan) sebelum terjun ke medan perang tarbawi ini. Biasakan untuk mengawali persiapan dengan tilawah agar perkataan kita diberi 'bobot' oleh Allah SWT, karena allah yang Maha membolak-balik hati hamba-hamba-Nya. Juga jangan lupa shalat malam sehari sebelumnya. Mudah-mudahan dengan persiapan ruhiyah yang cukup, lidah kita tidak kelu saat memberi materi mentoring. Trus apalagi persiapannya? Persiapan materi. Brothers, ingatlah bahwa seluruh ucapan kita harus bertandaskan dengan ilmu. Bobot perkataaan kita juga akan bernilai jika didasari dengan referensi-referensi Ilahiyah dan pemikiran para pakar-pakar dakwah. Mungkin buku Mentoring Module yang diterbitkan ILNA 2011 Ilham Publishing

Konsep Quantum Mentoring

10

dapat menjadi entri point Antum dalam memberikan materi. Tapi lebih bagus lagi kalau referensi yang disarankan juga Antum baca. Tapi jangan lupa, jadilah mentor yang menyenangkan, jangan terkesan mengurui. Tips lainnya? Supaya persaudaraan kita dengan adik mentor tambah erat, sudah selayaknya sebelum mentoring kita mengingatkan adik-adik mentor untuk datang pada saat mentoring. Jika ternyata adik mentor beralasan tidak bisa hadir, maka pastikan alasannya syari. Dan tetap berikan simpati yang baik sambil tetap memberikan tausiyah yang memperkokoh ikatan persaudaraan dengannya. At The Battle Berikut ada beberapa tips singkat saat 'pertempuran' itu berlangsung : 1. Sambut saudaramu dengan senyuman yang tulus. Senyuman yang penuh dengan rasa cinta fillah, kemudian ulurkan tanganmu, jabat tangannya dengan penuh kehangatan. Jangan malu utnuk menunjukkan kehangatan ukhuwah. Kesan pertama bagi adik sangat menentukan proses mentoring selanjutnya. Ingat saudaraku : "Tak ada kesempatan kedua untuk memberikan kesan pertama" 2. Lakukan pembukaan (tahmid, shalawat, basmalah, tilawah). 3. Lakukan warming up (kalau memungkinkan) yaitu dengan menulis cepat harapan selama mentoring setelah diberitahukan topik mentoring, setelah itu lakukan review hasil menulis cepat. 4. Lakukan review materi sebelumnya, jawab pertanyaan jika ada yang bertanya. 5. Selalu ingatkan adik agar bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan Islam, karena orang Islam akan dijamin masuk surga, bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan sehat dan ingatkan bahwa beberapa implementasi dari bersyukur adalah ibadah yang benar, menuntut ilmu dengan benar. 6. Manfaat ukhuwah Islamiyah. 7. Tanyakan bagaimana kondisi adik-adik. 8. Sampaikan materi inti. 9. Menanyakan hajat satu persatu dan didoakan bersama-sama satu persatu. Misalkan masalah diniyah, kuliah, keluarga atau keseharian di kampus, bahkan permasalahan remaja sekalipun (curhat). 10. Pernyataan cinta fillah. Bersalaman-berpelukan kalau perlu pernyataan cinta fillah.

Before The End of Battle Sebelum berpisah, Ingatkan pertemuan selanjutnya, Tegaskan kembali janji atau kesediaan Antum untuk membantu adik mentor dalam urusan tertentu (misalnya meminjamkan buku) dan, Catat keadaan terakhir dirinya (ruhiyah, akademis, keluarha, dll) di catatan pribadi Antum, supaya bisa di follow-up atau dibantu mentor lainnya.

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IIIMa'rifatul Islam

Ma'rifatul Islam

12

Bab 3. Ma'rifatul IslamTUJUAN Peserta memahami pengertian diin menurut Al-Qur'an Peserta mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghairu dienullah Peserta mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan mempelajarinya

Semua agama sama saja. Itulah pernyataan yang sering kita dengar, yang dilontarkan oleh tokohtokoh tertentu dan kemudian diikuti secara latah- oleh masyarakat awam. Biasanya pernyataan itu dilontarkan dalam rangka menurunkan tingkat 'ekstrimitas' pada kalangan penganut agama, terutama umat islam, terhadap agamanya atau dalam rangka meneguhkan sikap toleransi pemeluk agama lain.RINCIAN BAHASAN Ad-Dien Menurut Al-Qur'an Dienullah, Dienul Islam (QS.48:28, 61:90). Yaitu diin yang dibawa oleh semua rasul dan nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul-haq dan dienul samawi. Dienu ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS.48:28). Yaitu diin hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut juga agama budaya (dienul ardh) Ciri-ciri Dienullah / Dienul Samawi Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia Ciri-ciri Dienul Ardh Tumbuh dalam masyarakat Tidak disampaikan oleh rasul Allah Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahanperubahan dalam perjalanan sejarah Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll. Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa dan keadaan I. Makna Islam 1. Arti Bahasa (Lughawie) Ditinjau dari akarnya, Al Islam berasal dari kata sa-la-ma berarti selamat atau damai. Di dalam Al Qur'an kata tersebut kemudian digunakan dengan beberapa tambahan atau perubahan misalnya :

2011 Ilham Publishing

13

Quantum Mentoring

a. b. c. d. e.

Aslama : menyerah (QS. 3:83, 4:125) Istaslama-taslim-mustaslimun : Penyerahan total kepada Allah (QS. 4:65, 37:26) Saliim : bersih, suci (QS. 26:89, 37:83-84) Salam : Kesejahteraan (QS. 39:73) Salm : damai (QS. 47:35, 8:61)

Secara Terminologis / Istilah Aturan Ilahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat Ajaran Islam : Sesuai fitrah manusia (QS.30:10). Kepentingan seluruh manusia (QS.34:28) Rahmat seluruh alam (QS.21:107) Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia (QS.2:179) Sangat sempurna (QS.5:3) Dari beberapa uraian serta hadist-hadist dapat disimpulkan bahwa Islam adalah : a. Aqidah, yang tercermin dengan syahadatain dan rukun iman. b. Ibadah, yang tercermin dengan shalat, zakat, puasa, haji yang disebut dengan rukun Islam c. Bangunan (sistem) yang tegak di atas rukun-rukun tersebut yang tercermin dengan seluruh system hidup Islam yang mencakup sistem politik, ekonomi, social, budaya, pendidikan, kemiliteran, akhlaq, dll. d. Tiang-tiang penegak sebagai cara menegakkan Islam yang tercermin dengan jihad, amar ma'ruf nahi munkar, dan hokum serta sanksi-sanksinya. Itulah gambaran ringkas tentang Islam. Sedangkan segala hal yang bertentangan dengan Islam disebut jahiliah, dan jahiliah inilah lawan dari Islam. II. Karakteristik Islam 1. Rabbaniyah Rabbaniyah berasal dari kata rabb, Islam disebut memiliki sifat rabbaniyyah karena ia bersumber dari Rabb yakni Allah SWT. Jadi islam bukanlah hasil ciptaan Rasulullah SAW dan bukan karya manusia manapun. Ini ditegaskan dalam Al Qur'an : "Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci." (Ash-Shaff 9) Ayat ini menegaskan bahwa nabi Muhammad SAW hanyalah pesuruh Allah SWT dan apa yang disampaikan oleh beliau tidak lebih dari apa yang dipesankan oleh-Nya.Rasulullah SAW tidaklah mengatakan selain dari apa yang diwahyukan oleh Allah SWT : "Dan tidaklah ia (Muhammad) berbicara menurut hawa nafsunya. Ucapannya itu tidah lain hanyalah wahyu yang disampaikan kepadanya". (An-Najm:3-4) Ayat-ayat ini dengan qoth'i (tegas) membatalkan dugaan bahwa Rasulullah adalah sumber segala informasi dan ajaran yang termuat dalam Al Qur'an. Dan tuduhan itu pernah dilontarkan oleh orang-orang musyrik Quraisy seperti juga pernah dipopulerkan oleh beberapa orientalis. Semakin memperkuat ketidakterlibatan Rasulullah SAW dalam "pembuatan Al Qur'an adalah peringatan keras dari Allah SWT kepada beliau dengan firmanNya : "Ia (Al Qur'an) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya Muhammad mengadakan (membuat-buat) sebagian perkataan (ayat) atas nama Kami, 2011 Ilham Publishing

Ma'rifatul Islam

14

niacaya akan kami siksa dia dengan kekuasaan (Kami). Kemudian Kami potong tali jantungnya. Maka tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan itu". (Al Haqqah : 43-47). Di samping ayat-ayat di atas, ada banyak bukti lain yang menjadi dalil kemustahilan Al Qur'an bersumber dari Rasulullah Saw. Diantara bukti-bukti itu adalah banyaknya ayat Al Qur'an yang memuat isyarat-isyarat sains dan teknologi. Misalnya ayat : "Maka barangsiapa Allah kehendaki untuk Dia beri petunjuk, Allah lapangkan dadanya (menerima) Islam. Dan barangsiapa Allah kehendaki untuk Dia sesatkan, Allah jadikan dadanya sesak sempit, seolah-olah ia naik ke langit." (Al An'am 125). Ayat diatas menggambarkan bahwa orang yang naik ke langit dadanya akan sesak sempit. Al Qur'an memang tidak menjelaskan kenapa hal itu (sesaknya dada seseorang saat naik ke langit) bisa terjadi Masalah "mengapanya" adalah kawasan yang bisa dijangkau oleh kemampuan manusia. Dan ternyata perkembangan ilmu pengetahuan bisa menjawabnya. Pertanyaan kita adalah, dari manakah Rasulullah SAW mengetahui teori kehampaan udara itu jika bukan dari pencipta angkasa. Refleksi Robbaniyah Sebagai ajaran yang rabbani, tentu saja Islam memancarkan sifat-sifat robbaniyah dalam seluruh ajarannya. Berbeda dengan segala ajaran manusia atau ajaran (yang asalnya) dari Allah tapi menjadi korban campur tangan manusia, Islam dalam setiap rinci ajarannya menggambarkan ke-Maha Sempurnaan Allah SWT. Beberapa contoh mungkin bisa memperkuat pernyataan di atas. Agama Kasih Sayang Allah SWT bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim (Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Dalam setiap bagian ajaran Islam kita akan menemukan gambaran kasih sayang Allah itu. Kasih sayang Islam itu berlaku untuk semua manusia. Muslim maupun kafir. Bahkan berlaku pula untuk seluruh anggota alam semesta ini, baik makhluk hidup maupun benda mati. Hal ini juga ditegaskan dengan firman Allah SWT, "Dan tidaklah Kami untus engkau (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi sekalian alam." (Al Anbiya 107). Kasih sayang Islam ini ditunjukkan oleh antara lain ajaran-ajaran Islam berikut : tercela orang yang menyakiti binatang meskipun ia rajin shalat, tidak sempurna keimanan seseorang jika ada tetangganya yang tidak bisa tidur karena kelaparan, dalam sepengatahuannya; taubat seseorang tidak diterima kecuali bila orang yang menjadi korban kedzalimannya memaafkan dan merelakan, dan lain-lain. Dan itu semua diperteguh dengan sikap para khalifah terhadap orang-orang non muslim yang tercatat dalam sejarah. Umar bin Al Khattab melindungi kaum Nasrani minoritas yang hidup dalam wilayah pemerintahannya. Sehingga mereka lebih tentram hidup di bawah pengayoman negara Islam daripada bergabung dengan kaum seagama mereka, bangsa Romawi. Untuk kepentingan manusia. Allah SWT memiliki sifat Al Ghaniy (Maha Kaya). Karena Maha Kaya, Dia tidak membutuhkan (bantuan) makhluk-Nya. Bahkan makhluk-Nyalah yang membutuhkanNya. "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak membutuhkan) sekalian alam." Dengan demikian, segala aturan yang digariskan-Nya dalam Islam pasti bukan dalam rangka kepentinganNya tapi dalam rangka kepentingan, keuntungan, dan kebutuhan manusia. (AdzDzariyat : 56-58). 2011 Ilham Publishing

15

Quantum Mentoring

Hanya memang tidak sedikit manusia yang belum memahami hakikat ini sehingga menuduh beberapa ajaran Islam sebagai ajaran yang kejam tidak manusiawi. Di antara bagian ajaran Islam yang sering menjadi korban tuduhan itu adalah hukum potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, dan qishash. Atau mungkin juga bukan karena mereka tidak memahami nilai tinggi hukum-hukum Allah itu, melainkan bila hukum itu diterapkan mereka akan menjadi orang-orang pertama yang menerima hukuman itu. Sesuai dengan hajat hidup Allah SWT memiliki sifat Al-'Alim (Maha Mengetahui). Sudah barang tentu segala aturan dan undang-undang yang diberlakukanNya berdasarkan ilmuNya tentang seluk beluk manusia, apa kebutuhan manusia dan apa yang paling tepat untuk mengatasi penyimpangan manusia; hukuman atau ganjaran seperti apa yang paling cocok untuk menghentikan segala kejahatan dan membangkitkan segala kebaikan. 2. Wasathiyyah dan Tawazun Islam agama yang wasath (moderat) dan tawazun (seimbang). "Dan demikianlah Kami telah menjadikan kalian umat yang adil (ditengah-tengah)." (Al Baqarah 143). Jadi umat Islam dalam keadaan memegang agama Islam yang 'asli' adalah umat yang paling baik dan seimbang. Artinya umat Islam bukan umat yang ekstrim atas (ifrath, berlebihan) bukan pula 'ekstrim bawah' (tafrith, kurang dari standart). Ini tidaklah karena agama yang mereka pegang teguh adalah agama yang wasath. Jadi, justru ekstrimitas akan terjadi manakala umat Islam itu keluar dari ajaran Islam, baik dengan menambah atau mempreteli agama Islam. Wasathiyyah dan Tawazun Islam tampak dalam hal-hal berikut : a. Bidang aqidah. Islam berdiri diantara dua kutub ekstrem yang berlawanan. Kutub pertama menolak keyakinan adanya tuhan. Sementara yang kedua, percaya pada banyak tuhan. Nah, islam membantah semuanya dan menetapkan hanya satu tuhan, Allah SWT. b. Bidang ibadah. Dalam bidnag ibadah, wasathiyyah dan tawazun Islam juga bisa dilihat dengan jelas. Ada pemikiran yang mengarahkan umatnya pada materi dan memandang ibada sebagai hal yang merugikan produktivitas. Berlawanan dengan itu, ajaran yang menjurus pada konsentrasi ritual dengan mengabaikan hak-hak duniawi. Keduanya tidak disetujui Islam, Islam memerintahkan ibadah dengan tetap tidak mengabaikan hak-hak duniawi. Firman Allah SWT : "dan carilah pada apa yang telah Allah berikan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi." (Al Qashash 77) Wajar kalau Al Qur'an mencela orang kafir karena kecintaan mereka yeng berlebihan terhadap harta. Sebagaimana Rasulullah SAW pun pernah mengoreksi cara ibadah Zainab. Saat itu ia memaksakan diri untuk terus Shalat Sunnah dalam keadaan letih hingga harus menggelantung pada seutas tali yang direntangkan antara dua tiang mesjid. c. Bidang akhlak. Islam membenci sifat kikir. Dan sebaliknya Islam juga tidak menyukai orang-orang yang bersikap boros dalam hidup. Oleh karena itu ketetapan Islam adalah : "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan janganlah kamu kamu mengulurkannya (berlebihan) karena itu kamu menjadi tercela 2011 Ilham Publishing

Ma'rifatul Islam

16

dan menyesal."(Al Israa 29) d. Bidang hukum. Keseimbangan Islam juga begitu jelas dalam masalah hukum. Orangorang Yahudi begitu mudahnya mengharamkan sesuatu, sesuai dengan kehendak mereka. Berlawanan dengan itu, kaum Nasrani, mereka sungguh sangat longgar dalam masalah ini. Tidak sedikit hal-hal yang jelas dilarang oleh Allah, namun mereka menghalalkannya. Maka Islam hadir untuk meluruskan kedua pandangan itu. "Menghalala segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk." (Al Baqarah 178). 3. Waqi'iyah Tathbiqiyyah Karakteristik Islam berikutnya adalah Waqi'iyah tathbiqiyyah (realistisdan aplikatif). Namun sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang karakteristik ini, hal yang perlu diingatkan kembali bahwa sikap dasar seorang Muslim adalah taslim (berserah diri) kepada Allah SWT. Tiada Islam tanpa ketundukan kepada Allah SWT. (Qs. 4 : 65). Ini perlu dijelaskan agar mengkaji tentang Waqi'iyyah dan tathbiqiyyah Islam berangkat dari sikap taat, dan bukan sebaliknya; sikap menentang. Dan pada akhirnya, pembahasan keistimewaan Islam dari sisi manapun, tanpa kesiapan mental untuk sami'na wa atho'na niscaya akan menjadi hal yang kurang bermanfaat. Bahwa Islam itu realistis dan aplikatif dirangkum penjelasannya oleh ayat berikut : "Maka hadapkanlah wajah (diri)-mu dengan lurus kepada agama (Islam); (pegang teguhlah) fitrah Allah itu, yang Dia telah menciptakan manusia atas dasar fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah itu tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Ar rum 30). Jadi Allah menurunkan Aslam dan menciptakan manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ayat di atas bukan sekedar menyebutkan bahwa Islam itu sesuai dengan fitrah melainkan lebih dari itu. Islam itu adalah fitrah. Jika Islam itu adalah fitrah dan manusia diciptakan dalam keadaan fitrah, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah SAW, maka memang hanya Islamlah yang secara realistis membimbing manusia kepada kebahagiaan dengan ajaran-ajarannya yang aplikatif karena memang sesuai dengan fitrah itu. Dengan demikian, mengisi jiwa manusia dengan selain Islam berarti di satu sisi, mencerabut kemanusiaan manusia dan di sisi lain, ajaran itu akan mengajarkan hal-hal yang tidak realistis dan aplikatif. Dan jika ajaran yang tidak sesuai dengan fitrah itu dipaksakan yang akan muncul adalah penderitaan dan kehampaan hidup. 4. Syumuliyyah Islam memiliki sifat Syumuliyyah (universal, menyeluruh). Secara ringkas Ust. Hasan Al Banna menggambarkan keuniversalan Islam dengan, "Islam adalah risalah yang panjang terbentang meliputi (mencakup) semua abad sepanjang zaman; terbentang luas hingga meliputi semua cakrawala umat, dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunia dan akhirat." Dari berbagai dimensinya, Islam telah membuktikan diri sebagai agama yang universal. Hal ini terlihat antara lain dalam hal-hal berikut : Pertama, dari segi waktu. Islam adalah agama semua zaman bukan risalah yang terbatas dengan masa tertentu. Islam berlaku hingga akhir zaman. Oleh karena itu wajar jika Al Qur'an memberlakukan ancaman, "Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidaklah akan diteima dirinya dan pada hari akhirat ia termausk orang-orang yang merugi." (QS. 3 : 85). Kedua, Islam adalah risalah bagi seluruh alam semesta. Ini berarti Islam tidak terbatas pada 2011 Ilham Publishing

17

Quantum Mentoring

umat atau bangsa tertentu, melainkan seluruh manusia bahkan seluruh makhluk yang ada di Bumi ini terjangkau oleh Islam. "Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan rahmat bagi sekalian alam." (QS. 21 : 107) Dan Ketiga, Islam adalah ajaran yang mengatur manusia dalam segala sektor kehidupan dan semua fase kehidupan. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa kebahagiaan manusia terletak pada kepatuhan kepada Islam secara utuh. Islam tidak hanya mengajarkan shalat, puasa, zakat dan haji. Dengan demikian kepatuhan kepada Islam tidak bisa hanya dilihat dalam pelaksanaan ibadah-ibadah tadi. Seseorang baru disebut Muslim paripurna manakala ia mengislamkan diri dalam praktik-praktik politik, ekonomi, sosial, seni, budaya dan lain-lain.

DISKUSI Bagaimana pendapatmu tentang kedua agama ini : Agama Kristen dan Agama Yahudi. Apakah kedua agama ini termasuk dienul samawi atau bukan? Berikan alasannya ! REFERENSI Diktat Agama IPB, Ust. Didin Hafidhuddin

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IVCinta Kepada Allah

19

Quantum Mentoring

Bab 4. Cinta Kepada AllahTUJUAN 1. Peserta memahami makna cinta kepada Allah 2. Peserta memahami konsekuensi mencintai Allah 3. Peserta memahami jalan cinta kepada Allah METODE : Ceramah WAKTU : 60 menit efektif PROSES : 1. Berikan pengantar. Cinta adalah yang sangat dikenal tidak ada yang tidak mengetahuinya tetapi pemahaman dan pendapat orang tentangnya berbeda. Pemahaman cinta disini akan dikembalikan kepada Islam mengartikan kata cinta itu. Cinta berarti suka atau senang terhadap sesuatu dan akan berganti dengan kesedihan (pada orang yang mencintai) bila sesuatu itu tidak ada padanya. Mencintai Allah (mahabbatullah) berarti menjadikan Allah SWT sesuatu yang akan dicintai yang akan mendatangkan ketentraman bila kita mengingat-Nya dan mendatangkan kebahagiaan bila ia senantiasa hadir dalam kehidupan. Buah dari mencintai-Nya adalah ibadah yang semakin dirasakan kenikmatan serta nilainya. Mahabbatullah adalah salah satu ukuran keimanan kita kepada-Nya. Semakin tinggi keimanan seseorang. 2. Jelaskan perbedaan cinta karena iman dan cinta karena syahwat. Cinta imani adalah cinta yang motivasinya iman kepada Allah. Landasannya adalah fitrah manusia sebagai hamba yang wajib beribadah kepada-Nya. Cinta imani meliputi Hubungan seseorang dengan Allah, Rasul-Nya serta Islam sebagai satu-satunya bimbingan yang benar. Dalam cinta imani mencintai manusia dilandasi kecintaan kepada Allah serta membenci sesuatu karena Allah juga [QS. Al-Hujurat, 49: 7]. Lawan dari cinta imani adalah cinta syahwati. Motif cinta syahwati adalah mencintai berdasarkan selera pribadi dimana selera setiap orang berbeda. Cinta ini diidentikkan dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Dalam Islam setiap keinginan untuk memiliki sesuatu dan sesuatu itu dicintainya dikatakan sebagai cinta syahwati seperti keinginan untuk terkenal, berkuasa dan banyak harta [baca QS 3: 14, 2:165]. Cinta imani yang dominan akan dapat mengendalikan cinta syahwati. 3. Jelaskan bagaimana mencapai mahabbatullah Untuk menjadi hamba Allah yang dicintai-Nya (al-mahbub) maka kita harus berusaha menjadi hamba Allah yang mencintai-Nya (Al-Muhibb) dan meletakkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi dari yang lain. Empat hal berikut yang dapat ditempuh oleh kita dalam rangka meraih deraja t mencintai Allah dari uraian Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. Membaca Al-Qur'an dengan khusyu penuh penghayatan [QS. An-Nisa, 4: 82]. Ahli Al-Qur'an mendapatkan kemuliaan, "Allah akan mengangkat (kedudukan) beberapa kaum dari Al-Qur'an ini. Dan akan meletakkan sebagian yang lain (di tempat yang lain) [HR Muslim]. Memperbanyak ibadah sunnah Dzikir dalam segala tingkah laku [QS. Al-Ahzab, 33: 35, 41:-42, Al-Jumu'ah, 62: 10, Ali 2011 Ilham Publishing

Cinta Kepada Allah

20

Imran, 3:110]. Mahabbatullah harus menjauhi semua sebab yang menghalangi antara kalbu dari Allah [QS. Asy-Syu'ara, 26: 88-89]. Tiga pintu yang harus dijauhi agar ikatan hati dengan Allah tetap terjaga antara lain: Pintu syubhat yang selalu mewariskan keragu-raguan tentang agama Allah (Al -Islam) Pintu syahwat yang selalu mewariskan tradisi mendahulukan hawa nafsu daripada taat dan ridha-Nya Pintu amarah yang selahu mewariskan permusuhan di antara makhluk Allah REFERENSI 1. Anonim. tt. Mencintai Allah, Paket BP Nurul Fikri Jakarta. 2. Musthafa, Abdul Aziz. 1999. Mahabbatullah Tangga Menuju Cinta Allah Wacana Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Risalah Gusti: Surabaya. 3. Saifuddin, ASM. H. U. 1997. Manifestasi Iman. Mudzakkarah: Bandung

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VTauhidullah

Tauhidullah

22

Bab 5. TauhidullahI. PENDAHULUAN Sesungguhnya mengenal Allah adalah suatu azas yang berdiri di atas seluruh kehidupan ruhiyah. Dari sini akan mengenal para Nabi, para Rosul, mengenal tugas dan sifatnya serta hajad manusia kepada risalahnya, kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin, ruh dan hari akhir. Seorang yang mengenal Allah pasti ia tahu akan tujuan hidupnya, untuk tujuan apa ia diciptakan di atas dunia ini, dan lantas kemana akhir hidupnya. Oleh karena itu ia tidak akan tertipu oleh kemilauan dunia, tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia. Begitu sebaliknya seorang yang tak mengenal Allah, tentu akan terpedaya dan terpukau oleh keindahan dunia, yang pada gilirannya akan dihabiskan umurnya untuk mencari dunia, menikmatinya, layaknya seperti binatang (6:130). Seorang dikatakan mengenal Allah, ia akan memahami bahwa sekedar percaya akan wujud Allah (Tuhan) tidak cukup mengantarkan seseorang disebut muslim. Karena kepercayaan akan wujud Allah ini sudah ada dengan sendirinya tertanam dalam hati senubari setiap manusia sejak lahir. Walaupun kadang-kadang kepercayaan itu tertutupi dan tidak dinyatakan/diucapkan, namum pada kondisi tertentu ia akan muncul tiba-tiba. Misal dalam kondisi/keadaan gembira orang sering melupakan Allah, bahkan dengan sombongnya mengatakan "tidak ada Tuhan", namun dalam kondisi kritis, ketika sedang diancam bahaya maut, atau sedang berlayar di tengah lautan yang dilanda badai topan. Orang ini dengan khusyuknya berdo'a memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (10:22-23 / 31:31-32 / 29:61). Kepercayaan akan wujud Allah tidaklah membuat seseorang menjadi seorang Islam (muslim), karena orang dikatakan kafirpun percaya akan wujud Allah Yang Maha Pencipta, Pemberi Rejeki, Menghidupkan, dan Maha Mematikan semua makhluknya. Al-Qur'an sendiri menceriterakan kenyataan ini dalam peristiwa kejadian manusia dan Syaitan (Kafir laknattulloh) (2:30-34 /7:12-18). Dari peristiwa yang diceriterakan dalam Al-Qur'an ini dapatlah dipahami bahwa iblis pun yang percaya akan wujud Allah Yang Maha Pencipta, Pemberi Rejeki, Menghidupkan, dan Maha Mematikan, bahkan telah mengadakan tawar menawar dengan Allah, minta agar hukumannya ditangguhkan. Selain nabi Muhammmad SAW, bukankah hanya iblis yang mendapat kesempatan berdialog langsung berhadapan dengan Allah. Kesalahan Iblis bukanlah "tidak percaya akan wujud Allah", kesalahan iblis yang fatal adalah ia telah menyombongkan diri membanggakan asal-usul (keturunan)-nya. Yang menyebabkan ia menolak untuk taat pada perintah Allah. Juga digolongkan kesombongan bila diantara manusia yang merasa lebih hebat/mulia dari orang lain hanya karena keturunan, misal mengaku keturunan bangsawan (dengan panggilan raden, tengku dll) atau mengaku keturunan dari Rosul Alloh (dengan panggilan Sayid). Termasuk manusia yang mewarisi/terjangkit sifat Iblis, bila menganggap dirinya super. Yang dengan sikap seperti itu ia dalam mengatur tatanan masyarakat, pola, sistem, asas, falsafah, dan idiologi hidup menurut tatanan aturan selain buatan Allah. Sikap sombong telah menyebabkan iblis kufur kepada Allah, iblis enggan mematuhi perintah Allah. Hal ini akan menimpah manusia jika ia mewarisi sikap iblis. Hal yang paling utama didalam hubungan mahkluk dengan Allah ialah kepatuhan yang bulat hanya kepada-Nya. Inilah intisari sesungguhnya dari ajaran Islam, yaitu mentauhidkan atau mengesakan Allah, yang berarti meletakkan Allah dan semua perintahperintah-Nya diatas segala-galanya, terutama di atas kepentingan-kepentingan pribadi. Oleh karena itu mentauhidkan Allah jauh lebih sukar dari sekedar mempercayai akan wujud Allah. 2011 Ilham Publishing

23

Quantum Mentoring

Mentauhidkan Allah membutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan yang berat. III. PENGERTIAN TAUHIDULLAH Ulama' membagi tauhidulloh menjadi tiga pembahasan yaitu, tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, dan tauhid Asma' dan sifat. 1. Tauhid Rububiyah Dalam Al-qur'an banyak dijelaskan Af'al Allah berkaitan dengan Rububiyah yang meliputi: - Maha Pencipta (21:33 / 7:54 / 25:2) - Maha Pemberi Rejeki (51:58 / 30:40 / 11:6) - Maha Menghidupkan (36:12) - Maha Mematikan (39:42 / 3:105 / 27:85) Keyakinan bahwa Alloh itu Esa dalam penciptaan, pemberi rejeki dan penguasa makhluk-Nya (menghidupkan dan mematikan) disebut tauhid rububiyah. Namun kenyakinan seperti ini tidak cukup sampai disini, sebab keyakinan seperti ini belum bisa membedakan antara muslim dan kafir. Pada hakekatnya orang-orang musyrik jahiliyah juga menyakini tauhid rububiyah ini (10:31 / 31:25). Ternyata orang musyrik itupun meyakini rububiyatulloh, bahkan mereka bersumpah menggunakan kata-kata Wallahi, Billahi, dan Tallahi. Mereka juga berdo'a dengan menyebut Alloh. Sebelum berangkat menuju Badar, Abu Jahal dan kaum musyrik Mekkah mencium dinding Ka'bah sembari berdo'a " Ya, Allah tolonglah yang tertinggi diantara dua pasukan ini dan yang termulia diantara dua golongan ini " (8:32). Demikianlah orang musyrik memiliki keyakinan rububiyatulloh. Maka jika diantara manusia yang mengaku muslim hanya mempunyai keyakinan seperti ini, maka ia tak ada bedanya dengan iblis atau paling ringan sama dengan kaum musyrik Mekkah. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang muslim yang benar disamping meyakini Rububiyatulloh harus pula meyakini Uluhiyatullah. 2. Tauhid Uluhiyah Dengan sifat Rububiyah-Nya Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Sedangkan Uluhiyatullah adalah kenyakinan bahwa Allah SWT satu-satunya Illah yang berhak : - Diibadahi/disembah (20:14 / 16:36) - Ditaati aturan-Nya (4:80 / 3:32 / 33:36) - Memutuskan perkara/hakim (6:62 / 4:65 / 2:85 / 6:57) - Diminta pertolongan/Wali (2:257 / 5:55) - Ditakuti - Diletakkan harapan Yang dengan tauhid inilah para Rasul diutus, karena tauhid inilah darah para syuhada' ditumpahkan dan nyawa orang-orang sholeh dibunuh dalam menegakkan kalimat Allah. Demikianlah keyakinan uluhiyah Allah akan membawa manusia pada kedudukan sebagai orang mu'min, yang akan tunduk dan sujud kepada Allah Ta'ala dalam seluruh dimensi kehidupannya. Allah-lah satu-satunya yang ia sembah, ia cintai, ia takuti, ia taati, ia ikuti semua peraturan hukum-Nya dan ia tinggalkan larangan-Nya. Selanjutnya bagi orang yang sudah tertana keyakinan Rububiyatullah dan Uluhiyatullah dalam hati, akan memandang dan benar-benar memahami bahwa orang yang menolak "Hukum Allah" adalah kafir, fasik dan dholim (5:44, 45, 47). Dan termasuk dalam perbuatan kekufuran bertahkim 2011 Ilham Publishing

Tauhidullah

24

kepada selain Allah dengan rela dan patuh (6:65,60) pada aturan selain Allah. Seorang raja/pemimpin bisa menjadi toghut, ketika ia bertindak sewenang-wenang dan membuat aturan hukum sendiri. Baik itu dari hasil putusan pribadi atau hasil kesepakatan kumpulan manusia, untuk ditaati oleh rakyatnya. Fir'aun adalah tipologi raja/pemimpin seperti tersebut diatas baik dijaman nabi Musa atau pada jaman kita ini. 3. Tauhid Asma' dan Sifat Pengertiannya adalah menetapkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla mempunyai namanama yang bagus dan sifat-sifat yang tinggi dan luhur, seperti yang disebut dalam Kitabullah dan sunnah yang shahih. Nama-nama ini, ditetapkan sebagaimana adanya tanpa memalingkannya, tanpa menta'wilkannya, tanpa menyerupakannya, tanpa meniadakannya, dan tanpa menggambarkannya. "Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Bersemayam di atas Arsy ". (20:5) " Tangan Allah diatas tangan mereka " (48:10). Maka kita menetapkan bahwa Allah mempunyai sifat yang namanya "Bersemayam, Tangan". Tidak boleh menanyakan bagaimana semayam Allah, bentuk tangan Allah itu seperti apa? Karena akal manusia terbatas jangkauannya, ilmu kita tidak meliputi dzat Allah, maka harus menerima nash-nash itu apa adanya, sebagaimana orang-orang salaf menjalankannya. Mereka mengetahui makna "Istiwaa(bersemayam), Nuzuluul(turun)", akan tetapi bila mereka ditanya dengan kata " Bagaimana?", maka mereka menjawab seperti apa yang menjadi jawaban Imam Malik kepada orang yang menanyakan "Bagaimana Allah Yang Maha Pemurah itu bersemanyam di atas Arsy?" Beliau berkata : "Bersemayam itu ma'lum (dimengerti), bagaimana cara bersemayam-Nya itu majhul (tidak diketahui) mengimaninya wajib dan menanyakannya itu bid'ah." Kita juga tidak mengatakan bahwa "tangan-Nya" adalah "kekuasaan-Nya", atau Turunnya-Nya Allah adalah Rahmat-Nya menapak dilangit dunia. Ini namanya ta'wil, sedangkan ta'wil itu merupakan kategori ta'til/peniadaan, baik itu jauh maupun dekat. Kita tidak mampu mengagungkan Allah SWT, lebih dari pengagungan Allah kepada diri-Nya sendiri. Kita tidak mampu mengagungkan Allah SWT, lebih dari pengagungan Rasulullah SAW kepada-Nya. Kita tidak mampu menggelari Allah dengan nama-nama yang lebih baik dari nama-nama yang datang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jika kita hendak lari dari Tasybih dan Tamsil (penyamaan dan penyerupaan) lalu mengatakan : "Tangan Allah adalah inayah-Nya atau kekuasaan-Nya", maka seakan-akan kita menyangkah bahwa kita dapat mensucikan /menjauhkan Allah 'Azza wa Jalla, dari hal-hal yang tidak baik, lebih dari penyucian Nabi SAW atas diri-Nya dan lebih dari penyucian Allah atas diri-Nya sendiri. Dan ini, demi kebenaran, adalah kedustaan yang nyata dan kesesatan yang jauh. Oleh karenanya, dasar-dasar tentang asma dan sifat Allah ini harus menancap betul dalam sanubari, harus kuat dan kokoh, karena ia merupakan bagian dari iman yang tidak terpisahkan. Dan ini adalah kunci dari agama ini. IV. KESIMPULAN Dengan pemahaman diatas maka pasti dalam hidup seorang mu'min, akan mengkufuri, tidak akan taat, tidak mengakui kepemimpinan, dan tak akan bertahkim pada thogut. Lantas akan menetapkan dalam hidupnya untuk beriman kepada Alloh, akan menyelaraskan apa yang dilakukannya/diperbuatnya dengan kehendak dan aturan-Nya. Ia akan menjahui thogut (16:36 /39:17) dan menetapkan untuk beribadah hanya kepada Alloh (98:5), sementara itu tidak ada lagi ke-syirikan dalam hidupnya (satu sisi memakai aturan Alloh disisi lain memakai aturan toghut) dan menjadikan tujuan hidupnya hanya untuk Alloh. 2011 Ilham Publishing

25

Quantum Mentoring

Serta akan menetapkan dan memahami sifat dan asma' Allah sebagaimana kaum salaf memahaminya. Jika dirinci maka kalimat tauhid itu mengandung makna : Tiada pencipta selain Alloh, tiada pemimpin kecuali Allah, tiada hakim kecuali Allah, tiada tujuan kecuali Allah, dan tiada sesembahan kecuali Allah. Amat penting kita merenungkan kembali tulisan Abu Hasan Ali Hasani An Nadwi dalam bukunya Maa Dzaa Khasiral Al Alam bi Inhithath al Muslimin, bahwa " dunia akan rusak dilanda kebobrokan moral dan kebiadaban ketika ummat mengalami kemunduran. Dan tidak ada sebab yang lebih utama dari kemunduran ummat Islam itu selain dari tidak tertanamnya jiwa tauhid dalam diri muslim. Tidak dipahaminya makna Laa Ilaaha Illalllah dengan benar itulah yang membuat kaum muslimim hilang kewibawaannya". Wallahu A'lam. Reference: 1. Tarbiyah Jihadiyah, Asy-Syahid Asy-Syaikh Abdullah Azzam 2. Meniti Jalan Islam, Fs PAI-Js UGM 3. Tauhid, Dr. Imaduddin

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VIMakna Kata "ILAH"

27

Quantum Mentoring

Bab 6. Makna Kata "ILAH"TUJUAN : 1. Peserta dapat mengetahui makna kata "ilah" 2. Peserta meyakini Allah sebagai satu-satunya ilah METODE : Ceramah WAKTU : 45 menit efektif PROSES 1. Berikan pengantar. Ilah, sebagaimana tercantum dalam kalimat tauhid "La ilaha illa Allah", adalah sesuatu yang harus dihilangkan secara total untuk kemudian dimunculkan Allah saja sebagai satu-satunya ilah. Karena itu, penting sekali untuk memahami apa yang dimaksud sebagai ilah agar kita dapat menghilangkan semua ilah selain Allah. 2. Berikan penjelasan materi. Al-Ilah mengandung arti : - (sakana ilaihi) merasa tenang dengannya (10 : 7) - (istijaara bihi) tempat meminta pertolongan (12 : 6) - (ittaja ilaihi bisyauqin) kecenderungan kepada sesuatu dengan amat sangat - (wuli'a bihi) sesuatu yang diidolakan sekali - yang dicintai (3 : 125, 9 : 24) - yang diharapkan (33 : 21)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al Maidah 5:3)

REFERENSI 1. Abdulrahim, Muhammad 'Imaduddin. 1990. Kuliah Tawhid. Hal. 52 60. YAASIN: Bandung 2. Sabiq, Sayyid. 1995. Aqidah Islam 3. Deedat, Ahmad. 1994. Allah Dalam Yahudi, Masehi, Islam. Hal. 21 24. Gema Insani Press: Jakarta

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VIIMa'rifatullah

29

Quantum Mentoring

Bab 7. Ma'rifatullahTUJUAN Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya ma'rifatullah Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi ma'rifatullah

RINCIAN BAHASAN Makna Ma'rifatullah Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya). Pentingnya Mengenal Allah Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12). Ma'rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma'rifatullah adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam. Memahami ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122). Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting, karena : a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan. Islam Untuk Mengenal Allah 1. Lewat Akal Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini : 1. Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS.52:35). 2. Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan bahwa alam ini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190). 3. Fenomena kehidupan (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini menunjukkan bahwa ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4). 4. Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang 2011 Ilham Publishing

Ma'rifatullah

30

sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-Qur'an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu memberi hidayah. 5. Fenomena pengabulan do'a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang ketika menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo'a, walaupun ia orang yang kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64). Ayat Qur'aniyah / ayat Allah di dalam Al-Qur'an : 1. Keindahan Al-Qur'an (QS.2:23) 2. Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70) 3. Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)

2. Lewat memahami Asma'ul Husna 1. Allah sebagai Al-Khaliq (QS.40:62) 2. Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS.35:3, 11:6) 3. Allah sebagai Pemilik (QS.2:284) 4. Dan lain-lain (QS.59:22-24) Hal-hal yang menghalangi Ma'rifatullah Kesombongan (QS.7:146, 25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang enggan berhubungan dengan-Nya. Zalim (QS.4:153). Perbuatan zalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memberikan hidayah-Nya. Sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi. Bersandar pada panca indera (QS.2:55). Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka yakin keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran, dsb. Dusta (QS.7:176). Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan ucapannya,perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah. Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya menolak dan mengajaknya berdusta. Membatalkan janji dengan Allah (QS.2:26-27) Lalai (QS.21:1-3) Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang mengotori hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi masuknya hidayah Allah. Ragu-ragu (QS.6:109-10) Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS.2:6-7). DISKUSI Perhatikanlah susunan tubuhmu. Jelaskanlah kekuasaan Allah yang kamu temui pada tubuhmu! REFERENSI 2011 Ilham Publishing

31

Quantum Mentoring

Said Hawa, Allah Jalla Jalaluhu Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim 1

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VIIIMa'rifatulrasul

33

Quantum Mentoring

Bab 8. Ma'rifatulrasulTUJUAN Peserta memahami makna risalah dan Rasul Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul Peserta mengetahui tugas para Rasul Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul

GAMES A. Judul : Games Ilmu

B. Skema/gambar :

C. Media dan Bahan : 1. Sebuah naskah pembahasan 2. Serangkaian petunjuk 3. Tiga lembar kertas bujursangkar per orang atau kelompok 4. Sebuah gunting atau cutter D. Langkah-langkah : Instruksi Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu lubang dengan lubang lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya. Tahap 1 Mentor memberikan instruksi di atas tanpa memberikan keterangan tambahan Tahap 2 Mentor memberikan instruksi dan keterangan tambahan secara lisan sbb: 1. Lipat kertas 2x sehingga membentuk bujursangkar 2. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya 3. Lipat juga 1/3 bagiannya 4. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi 5. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter 6. Lihat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi E. Hikmah 1. Pentingnya Rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian 2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek kehidupan 2011 Ilham Publishing

Ma'rifatulrasul

34

kita menjadi ibadah

RINCIAN BAHASAN Makna Risalah dan Rasul Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia Pentingnya Iman Kepada Rasul Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah. Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285). Tugas Para Rasul 1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa : Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah) Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah) Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan) 2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2) Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifatsifat tercela (QS.62:2) Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213) Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26) Sifat-Sifat Para Rasul 1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110). Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84) 2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4). Semua Rasul adalah ma'shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjakan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS.3:161, 53:1-4) 3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90) Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.6:34) Teladan dalam ketabahan memegang prinsip Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9) Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4) Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al Ahzab 33:21)

2011 Ilham Publishing

35

Quantum Mentoring

REFERENSI Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71 Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IXAl Quran

37

Quantum Mentoring

Bab 9. Al QuranTUJUAN Peserta mengetahui definisi Al-Qur'an secara bahasa dan istilah Peseta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Qur'an Peserta memahami fungsi Al-Qur'an dan akhlak terhadapnya Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an

RINCIAN BAHASAN Definisi Al-Qur'an Secara bahasa berarti "Bacaan" Secara istilah ialah : "Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah" Nama-nama Al-Qur'an Al-Qur'an / Bacaan (QS.7 : 9) Al-Kitab / Buku (QS.21 : 10) Al-Furqon / Pembeda (QS.25 : 1) Adz-Dzikir / Pengingat (QS.15 : 9) An-Nur / Cahaya (QS.4 : 174) Karakteristik Al-Qur'an Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia (QS.20 : 2) Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara (QS.56 : 77-78) Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur'an (QS.2 : 23, 17 : 88) Tersusun secara terperinci dan rapi (QS.11 : 1) Mudah difahami dan diambil pelajaran (QS. 54 : 17, 34) Fungsi Al-Qur'an Pengganti kedudukkan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT Tuntunan serta hukum untuk menjalani kehidupan Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu Sebagai mukjizat Rasulullah SAW Akhlak Terpuji terhadap Al-Qur'an Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Qur'an (QS. 16 : 98) Membaca Al-Qur'an secara tartil / perlahan-lahan (QS. 73 : 4) Lapang dada menerima Al-Qur'an (QS.7 :2) Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Qur'an (QS.7 : 204) Bergetar hatinya dan bertambah imannya (QS.8 : 2-4) Akhlak tercela terhadap Al-Qur'an Menyombongkan diri dan berpaling (QS.31 : 7) Menertawakan peringatan ini (QS.53 : 59-62) 2011 Ilham Publishing

Al Quran

38

Tidak memperhatikan Al-Qur'an (QS.47 : 24) Keunggulan Al-Qur'an * Al-Qur'an adalah mukjizat yang abadi (QS.4 : 174) Allah menghendaki agar Al-Qur'an berlaku secara umum (mencangkup permasalahan) dan bersifat universal. Maka disusun dan dikumpulkan Al-Qur'an itu dengan sistematis yang memperlihatkan universalitas dan kekekalannya dan dijauhkan dari susunan yang bersifat temporer, yang hanya memperlihatkan urgensi suatu masa saja, yaitu ketika diturunkannya Al-Qur'an. * Keunggulan Al-Qur'an secara ilmiah Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah menetapkan bahwa Al-Qur'an merupakkan kitab ilmiah yang menghimpun segala disiplin ilmu dan filsafah. Ilmu itu datang dari Allah SWT sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian ilmu-Nya (QS.96 : 1-5) * Jaminan Kemurnian Al-Qur'an Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Qur'an (QS.6 : 115,15 : 9) * Al-Qur'an bersifat umum dan universal Umum : mencakup seluruh bidang / permasalahan manusia (QS.6 : 38) Universal : berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum (QS.25 : 1) REFERENSI Paket BP NF, Keunggulan Al-Qur'an Ibnu Qoyyim, Mahabbatullah Manna Khalil al-Qaththan, Studi ilmu-ilmu Al-Qur'an, hal 18

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XTuntutan Iman Terhadap Al Quran

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

40

Bab 10.Tuntutan Iman Terhadap Al QuranI. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM - Peserta memahami cara berinteraksi dengan Al Qur'an - Peserta mengetahui hubungan Al Qur'an dengan sains modern - Peserta memahami fungsi Al Qur'an - Peserta memahami kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur'an - Peserta mengetahui pengaruh Al-Qur'an terhadap kehidupan seorang muslim II. PENDAHULUAN Dan sekiranya Kami menurunkan Al Qur-an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaanperumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (59:21) Setiap orang merindukan cinta dan kasih sayang. Bila cinta datang menyapa, maka akan terbetik rasa memiliki yang sangat mendalam. Pautan dua hati melahirkan rasa rindu dan suka. Bila ia berjumpa maka hatinya akan bahagia, bila keduanya berpisah maka sedih dan duka lara yang akan dirasakannya. Perpisahan adalah pertemuan yang tertunda. Maka hubungan surat biasanya merupakan jalan bertemunya hati. Seorang gadis mengunci dirinya di kamar. Ia asyik membaca sesuatu. Diatas pembaringan ia mengamati untaian kata dalam secarik kertas dengan penuh ceria. Sebentar-bentar dari bibirnya tersungging senyuman. Itulah pertama kali dia mendapatkan surat cinta dari kekasihnya yang ada di luar negeri. Betapa senang hatinya, betapa gembira jiwanya. Kerinduan yang lama terpendam kini agak terobati dengan kedatangan surat itu. Berbahagiakah gadis itu? Atau hanya sekedar senang? Bila cinta pada seseorang manusia dapat menyenangkan manusia sedemikian rupa seperti gambaran diatas, maka bagaimanakah cinta dan kasih sayang Allah? Dapatkah cinta dari lawan jenis memenuhi kebutuhan kita terhadap kasih sayang? Tidak, cinta manusia hanyalah cinta yang sifatnya sementara. Tidak kekal abadi dan akan lenyap ditelan masa. Kebahagiaan gadis itupun bersifat semu... Bayangkan, bila nanti sudah bertemu, ternyata pemuda itu hanya pandai merangkaikan kata-kata diatas kertas. Sifat dan perbuatannya kasar, kelakuannya memuakkan. Manusia merindukan cinta abadi dan sejati ...Cinta tulus ikhlas. Apakah cinta yang dirindukan seorang muslim atau muslimah? Cinta yang paling utama adalah cinta Allah Yang Maha Pencipta. Dialah yang memberikan kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman dengan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan apa-apa. Mungkin timbul pertanyaan : Bagaimanakah Allah menyayangi manusia? Jawabnya : Pada dasarnya, Allah Yang Pengasih Lagi Maha Penyayang mencintai seluruh manusia tanpa pandang bulu. Kasih Allah kepada manusia terrealisir dengan diberikan-Nya berbagai nikmat yang tiada terkira banyaknya. Fisik kita adalah nikmat Allah, makanan dan minuman kita adalah nikmat Allah, kesehatan kita adalah nikmat. Allah bahkan setiap tarikan nafas dan detak jantung kita adalah nikmat Allah pula. Ditempatkannya kita di bumi dengan berbagai fasilitas juga nikmat. Segala potensi alam dan kekayaannya diperuntukkan Allah bagi manusia. Kemudian Allah menjadikan akal dan kecerdasan sebagai nikmat. Dengan akal manusia diberi ilham oleh Allah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka produksi dari pengembangan teknologi membuat manusia hidup semakin nikmat. Pendeknya, nikmat atau tanda kasih sayang Allah sangat banyak, tidak terhingga! (14:34) 2011 Ilham Publishing

41

Quantum Mentoring

Itulah nikmat Allah yang disebarkan-Nya secara merata kepada manusia, tanpa apakah dia muslim atau kafir. Sayangnya, banyak manusia lalai berterima kasih dan menggunakan nikmat itu untuk hal-hal yang dikehendaki Allah. Padahal semua pemberian Allah ini bersifat sementara karena akan berakhir bila mereka mengalami kematian. Dalam nikmat yang banyak itu, ada satu nikmat yang utama. Nikmat inilah yang akan mengantarkan kita pada nikmat yang abadi dan kekal. Itulah hidayah atau bimbingan Allah. Berbeda dengan nikmat lain yang diberikan kepada semua orang, nikmat hidayah ini hanya diberikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Lantas siapakah orang-orang yang dipilih Allah untuk memperoleh nikmat hidayah? Selain dari para nabi dan rasul, diantara umat manusia pun ada yang memperoleh nikmat hidayah sebagai karunia Allah. Mereka adalah pengikut para rasul, utusan Allah. Saat sekarang, Al Quranul Kariim merupakan nilmat hidayah yang tiada taranya. Inilah mukjizat abadi yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad SAW agar beliau senantiasa dapat memimpin umatnya. Umat Islam yang memperoleh hidayah ini adalah mereka yang dalam hidupnya selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat: 1. Ikhlas, yaitu hidup bertauhid, tidak mensyarikatkan Allah baik dalam hati, lidah maupun perbuatan. Orang yang ikhlas adalah mereka yang senantiasa mencari ridha Allah saja dalam setiap langkah hidupnya. Al Quran merupakan "rumus-rumus menuju kerhidaan Allah" atau "rambu-rambu jalan menuju syurga ". (5:16) 2. Mengimani dan mencintai Allah dengan sebenar-benarnya. Iman yang didasari cinta kapada Allah tidak akan bertepuk sebelah tangan. Allah akan membuat dia dekat dengan diri-Nya. Jalannya tentu saja dengan memberikan hidayah dalam hatinya. (2:165 / 64:11). 3. Berjihad, yaitu mengamalkan semua kehendak Allah. Atau bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah itu. (29:69). 4. Sabar, yaitu tidak pernah putus asa, mengeluh atau berhenti karena ada suatu halangan. Terus dengan mewujudkan upaya mencari ridha Allah setiap langkah kehidupan. Duka cita yang menimpa tidak akan melemahkan, kesenangan yang diperoleh tidak membuat lupa daratan, itulah sabar menghadapi berbagai situasi. (2:157) Dari itu, mana mungkin orang yang tujuan hidupnya bersenang-senang, bergelimang dalam dosa atau enggan mentaati Allah akan mendapat hidayah Al Quran. Bimbingan Allah tidak datang begitu saja tanpa usaha kita. Mereka yang tidak mendapat hidayah itu disebabkan kerena kelalaiannya sendiri! Cobalah renungkan, berapa banyaknya manusia yang enggan meraih kasih sayang Allah ini. Kedua matanya tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah, kedua telinganya tidak dipakai untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, mereka mempunyai hati dan akal, tetapi malas berpikir! Mereka tidak berupaya menghidupkan iman dalam jiwanya. Mereka asyik bergumul dengan cinta antara sesama manusia yang rendah dan melalaikan. Maka petunjuk Allah pun enggan mampir dihatinya. Padahal, tanpa bimbingan dan hidayah Allah, manusia menjadi sesat. Ia tidak menemukan jalan menuju ridha-Nya. Hidupnya akan ngelantur, bertentangan dengan fitrah kemanusiaan dan fitrah dirinya sendiri. Ia pun akan menjadi orang yang dibenci oleh alam semesta dan Pencipta dirinya. Alangkah hina hidup tanpa petunjuk! Sekali lagi Allah hanya akan memberikan hidayah-Nya kepada yang bermotivasi ikhlas, mencari keridhaan Allah, bersabar dan berusaha sungguhsungguh kearah itu! Dengan Al Quran, Allah senantiasa memimpin dan membimbing hamba-hamba-Nya yang beriman dengan penuh kasih sayang. Kitabullah mengelus-ngelus jiwa mereka, 2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

42

membuka mata hati mereka untuk melihat kebenaran, membisiki mereka tentang makna kahidupan dengan penuh mesra, menghibur sekaligus memberikan jalan keluar bagi setiap persoalan hidupnya. Maka berbahagialah orang yang mencintai Al Quran. Ia akan hidup dalam petunjuk dan naungan kasih sayang Allah. Kitabullah bagaikan surat cinta Allah yang ditujukan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Siapa yang membacanya, ia akan merasakan kelezatan iman yang tiada tara, kenikmatan perbincangan dengan Allah. Kelezatan audiensi dengan Rabb - Pencipta, Pemilik, Pemelihaara semesta alam. (8:2) III. BACAAN YANG MULIA DAN ILMU YANG BERGUNA Apakah Al Quran itu? Secara bahasa Al Quran berasal dari kata qa-ra-a artinya "Bacaan". Kata Al Quran berbentuk masdhar dengan arti isiim maf'ul yaitu "maqru" (yang dibaca). Didalam Al Quran itu sendiri Allah menggunakan kata qa-ra-a dalam membaca ketika Dia menjelaskan kepada Rasul-Nya. (75:17-18). Secara syariat, Kitabullah ini didefinisikan para ulama sebagai "Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah". Tidak semua kalam Allah merupakan Al Quran. Hanya yang diwahyukan kepada Rasulullah dan diriwayatkan secara mutawatir saja yang Al Quran. Juga tidak semua wahyu Allah kepada Rasulullah Al Quran, sebab ada hadits qudsi yang redaksinya dari Rasulullah sendiri. Adapun Kitabullah, sebagaimana definisi diatas, sama sekali tidak kemasukan perkataan manusia. Kitab suci Al Quran adalah mukjizat Rasulullah SAW dan membacanya merupakan ibadah. Sabda Rasulullah," Barangsiapa yang membasa satu huruf dari Kitabullah ini maka baginya satu pahala dan kebaikan yang sepuluh kali lipatnya. Aku tidak katakan aliif-lam-mim satu huruf tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Tirmidzi) Ayat Al Quran yang pertama turun merupakan perintah membaca," Iqra' bismirabbikal ladzii khlaq" (bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan). Memang Al Quran diberikan kepada kita untuk senantiasa dibaca dan dibaca. (96:1-5). Iqra' (bacalah)!! Renungkanlah, betapa canggihnya perintah ini ! Siapa pun di dunia ini mengetahui bahwa membaca adalah kunci ilmu pengetahuan dan pembuka jalan bagi peningkatan ilmu. Membaca dilakukan dengan menyatukan simbol-simbol (ayat-ayat) bacaan, huruf, kata dan kalimat sehingga membentuk pengertian. Buku-buku yang kita baca adalah kumpulan simbol- simbol bacaan ini. Al Quran juga dipenuhi simbol-simbol Allah. Tetapi simbol disini bukan sekedar huruf yang dirangkai menjadi kata atau kalimat. Dibalik setiap ungkapan Al Quran terkandung untaian hikmah Ilahiyah yang tinggi. Siapakah yang ingin memperolehnya? Apakah yang dibaca? Yang dibaca adalah semua ciptaan Allah (seluruh makhlukNya). Maka perintah membaca Al Quran mengandung dua pengertian sekaligus. Pertama, membaca alam semesta sebagai ayat-ayat Allah al-kauniyah yang tersebar di alam semesta. Kedua, membaca Kitabullah yaitu ayat-ayat Allah al-qauliyah, sebagai bimbingan dalam membaca alam semesta tersebut. Ketika membaca Al Quran kita menemukan kesatupaduan antara ayat-ayat Allah dalam firman-firman-Nya dengan ayat-ayat Allah yang bertebaran di alam semesta. Bukankah seluruh isi alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah. Bukankah Kitabullah itu juga merupakan wahyu Allah yang tiada diragukan lagi kebenarannya! Membaca fenomena alam semesta adalah jalan mencapai ilmu pengatahuan. Bila 2011 Ilham Publishing

43

Quantum Mentoring

membaca ini ditafsirkan lebih dalam maka ia berarti menyelidiki, menganalisa, bahkan sampai melakukan eksperimen terhadap atau ayat-ayat kauniyah itu. Allah Yang Maha Pencipta memberi ilmu melalui cara ini," Dia mengajar manusia dengan peranaraan pena (tulis baca). Tetapi hakikat ilmu hanya bisa ditemukan bila alam semesta dibaca dengan Nama Allah Yang Maha Menciptakan. Melalui Kitabullah akan terungkap karunia dan kasih sayang Allah yang Maha Pemurah, Yang maha memberi dengan tanpa perhitungan. Bacalah! Dan Rabbmu Yang Maha Pemurah. Pemberian Allah semakin sempurna dengan dibukakan-Nya ilmu pengetahuan dan teknologi... Rahmat dan kasih sayang Allah menjadi berkembang dan semakin banyak." Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya". Maka nikmat Allah yang manakah yang dapat kita dustakan? Kesatupaduan Al Quran dengan fenomena alam (ilmu pengetahuan) ini membuat para pembaca Kitabullah semakin yakin akan kebenaran firman-firman Allah. Ia merasa Allah semakin dekat, memberi kenikmatan berupa hidayah yang sempurna, membukakan hakikat ilmu yang dipelajarinya dari alam semesta dan mencurahkan kasih sayangnya ke dalam jiwa. IV. AL QURAN DAN SAINS MODERN Sains merupakan salah satu bidang manusia yang menjadi nikmat Allah yang besar bagi kita. Dengan izin Allah sains itu manusia dapat membuat berbagai fasilitas yang memberikan kemudahan dalam hidupnya. Karena Kitabullah berasal dari Allah yang menjadikan sains ini sebagai nikmat-Nya, maka ia pun banyak menyinggung masalah sains. Hebatnya, apa yang diungkapkan Al Quran tentang ilmu pengatahuan modern baru dapat terungkap pada masa kita sekarang ini setelah orang-orang menggunakan alat-alat canggih dalam berbagai keperluan ilmiah semisal: mikroskop, pesawat ruang angkasa, satelit komunikasi, kapal selam dll. (41: 53) Dalam bagian ini, kita lihat bagaimana Kitabullah menjelaskan beberapa hal yang baru dapat dicernakan pengertiannya setelah berkembangnya sains modern. 1. Tak seorang pun ahli ilmu pengetahuan mengira bahwa langit, bintang dan planet itu dasarnya adalah kabut (dukkhaan) setelah alat-alat ilmiah modern berkembang pesat. Para peneliti menyaksikan sisa-sisa kabut yang hingga kini selalu membentuk bintang gemintang. (41: 11) Para pakar sains modern kini menemukan bahwa bintang gemintang di langit senantiasa diciptakan dan gugusan bintang-bintang ini satu sama lain saling berjauhan. Dengan demikian dapat diketahui selalu dalam perluasan. (51: 47) 2. Para pakar ilmu astronomi pada saat ini telah menemukan bahwa rembulan (dulunya) menyala kemudian padam dan sinarnya sirna. Cahaya yang keluar dari rembulan di malam hari hanyalah pantulan dari lampu (Siraj) lain, yaitu matahari. (17: 12). Para ahli tafsir mengatakan," Tanda bagi malam hari adalah rembulan sedangkan tanda bagi siang hari adalah matahari". ibnu Abbas berkata," Rembulan bersinar seperti halnya matahari". Para ahli tafsir mengatakan bahwa," Lalu Kami hapuskan tanda malam" berarti Kami sirnakan sinarnya. Kemudian Allah menyebutkan bulan dan pelitanya. (25: 61) Dari sini Allah menyatakan bahwa matahari bersinar, sehingga dikatakan "pelita/lampu". Jika bulan bersinar tentu pula Allah akan berkata "dua lampu" (as sirojain) dan bukannya "satu lampu"( assiroj). 3. Dahulu orang-orang beranggapan orang yang naik keatas merasa sesak nafas karena udara buruk yang tidak sehat. Tetapi manakala manusia berhasil membuat pesawat ruang angkasa super canggih dan ia mampu naik kelangit. Maka diketahuilah bahwa orang naik 2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

44

ke langit dadanya terasa sesak, bahkan amat sesak, dikarenakan udara (oksigen) berkurang tatkala manusia tubuhnya naik. (6:125) 4. Para pakar botani menemukan bahwa dalam semua jenis tumbuhan, terdapat jenis jantan dan betina atau berpasangan. Tak seorang pun sebelumnya mengetahui kenyataan ini, kecuali dari apa yang diungkapkan Kitabullah. (36:36) 5. Para dokter kini menemukan bahwa pusat rasa adanya di kulit. Urat syaraf yang terluka bakar dan merasakan sakitnya luka tersebut hanya di lapisan kulit saja. Karena itu orang disuntik merasa sakit di bagian kulit. Setelah jarum suntik masuk menembus daging tidak terasa lagi sakitnya. Ini secara tidak langsung juga dijelaskan Al Quran. (4:56) Setelah mengkaji beberapa contoh hubungan Kitabullah dengan sains modern, pahamlah kita bahwa Al Quran benar-benar suatu mukjizat yang tiada bandingnya. Mereka yang mempunyai hati nurani akan merasa takjub dengan keagungannya. (7:52) Dari itu, tidak mengherankan bila Al Quran merupakan Kitab yang dibela dengan tumpahan darah para syuhada Islam sepanjang kurun. Orisinalitas dan keutuhannya senantiasa dipelihara dengan garansi Allah. Setiap huruf katanya merupakan nilai mutiara hikmah yang tak habis-habisnya dikaji dan dibahas. Setiap kalimat dan ayat-ayatnya merupakan petunjuk operasional kehidupan mereka yang memilih syurga. Cobalah cari sebuah buku yang lebih tua usianya dari Al Quran, yang sering dibaca dan tidak ada perubahan dalam isi maupun susunan katanya. Al Quran adalah Kitab yang menggetarkan hati orang-orang yang beriman dan beramal soleh. Setiap membacanya bertambahlah iman dalam hati mereka. Al Quran membuat para pencintanya menjadi manusia bernilai dan berkualitas tinggi, menjadikan suatu bangsa yang tadinya lemah tertindas mampu memimpin dan menguasai dunia. (21:10) V. TUJUH FUNGSI AL QURAN Bila Al Quran selaras dengan ilmu pengetahuan, apakah berarti Kitab ini merupakan buku ilmiah? Tidak, fungsi Al Quran yang utama bukan menjadi Kitab Ilmu Pengetahuan, tetapi sebagai petunjuk (Hudan). Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, manusia dipersilahkan menalar dan mengembangkan sendiri. Sedangkan Al Quran hanya memberikan rangsangan agar manusia senantiasa menggunakan akalnya serta fenomena melihat alam yang menjadi sumber inspirasi bagi mereka. Bagi muslim atau muslimah, Kitabullah adalah bimbingan hidup yang paripurna. Ia tidak hanya menunjuki jalan yang mesti ditempuh dalam mengarungi lautan kehidupan, memberikan obor dalam kepekatan zaman, tetapi juga menjadi hiburan di sepanjang jalan. Dalam suatu doa, Rasulullah menjelaskan kapada kita bahwa Kitabullah adalah petunjuk hidup setiap muslim. Renungkanlah doa Rasulullah berukit ini, Ya Allah rahmatilah aku dengan Al Quran Jadikanlah dia itu pemimpin, cahaya, petunjuk dan tanda kasih sayang(Mu) bagiku Ya Allah ingatkanlah aku sesuatu yang aku lupa darinya Dan ajarkanlah aku segala yang aku belum ketahui daripadanya. Rizkikanlah kepadaku untuk selalu membacanya baik diwaktu malam maupun siang Jadikanlah dia argumen bagiku, wahai Rabb semesta alam Inilah doa yang unik dan istimewa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya. Doa ini dapat kita baca seusai membaca Al Quran dengan harapan Allah mengabulkan permohonan kita yang terkandung di dalamnya. Dari doa ini kita memahami bahwa 2011 Ilham Publishing

45

Quantum Mentoring

Kitabullah Al Quran mengandung fungsi, 1. Pemimpin (Imam). Kitabullah bagaikan perintah harian yang datang dari Raja Alam Semesta, Allah Azza wa Jalla. Kepemimpinan Allah sangat dominan pada orang-orang yang beriman karena ia selalu berinteraksi dengan Al Quran. Ia mengetahui bagaimana Allah mengatur hidupnya: menyuruh, melarang, menganjurkan, menghibur dirinya melalui Kitabullah. Dari Kitab ini mereka menemukan kepastian apa yang harus diperbuatnya dalam kegiatan sehari-hari baik bagi kehidupan individu maupun dalam masyarakat. (17:71-72) 2. Cahaya (Nuur) Yaitu cahaya yang menerangi kegelapan hidup. Hidup tanpa cahaya pastilah berada dalam gelap gulita, tidak mengenal kebenaran, tidak mengenal Allah dan kekuasannya sehingga seperti orang buta yang tidak tahu jalan. Meraba-raba tak tahu arah dan tujuan. Dengan Kitab ini Allah menjadikan hidup ditaburi cahaya iman. Al Quran menerangi jalan yang harus ditempuh sehingga kita tidak akan sesat atau keliru jalan. (42:52) 3. Petunjuk (Al Huda) Yaitu bumbingan Allah yang terus menerus menunjuki jalan kebenaran dan lurus. Ia memberikan rambu-rambu yang harus dilalui sepanjang jalan dan memberikan pedomannya agar tidak sesat. Dengan petunjuk ini orang beriman akan mampu membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, yang benar dengan yang salah, yang baik dengan yang buruk. Ia tidak akan terperosok pada kebhatilan dengan meninggalkan kebenaran. Jalan yang dilalui dalam hidupnya akan pasti, tiada keraguan atau syubhat, seluruhnya serba jelas. (2:185) 4. Kasih Sayang Allah (Rahmah) Kitabullah adalah tanda (simbol) dari cinta Ilaahi kepada hamba-Nya yang beriman. Karena cinta-Nya dibimbinglah orang-orang yang mukmin itu mengenal kebesaran dan kemuliaan-Nya, mengenal hakikat hidup dunia dan akherat. Tatkala dibaca, terasalah resapan kasih sayang Allah yang sangat besar. Kasih sayang dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang dirasakan di dunia ini dan yang dijanjikan-Nya di akherat. (16:89) 5. Pengingat (Adz Dzikru) Kitabullah ini bernama juga "Adz Dzikru". Al Quran adalah metoda Ilahi untuk mengingatkan manusia pada hukum dan undang-undang-Nya, menyadarkan manusia akan adanya hari berbangkit dan pembalasan. Tilawah (membaca) Al Quran adalah dzikir yang lebih utama daripada menyebut-nyebut nama Allah. Melaksanakan Kitabullah ini adalah melakukan dzikir dalam bentuk amal. Disamping itu, membaca Al Quran dengan berulangulang menggairahkan manusia untuk balajar dan bekerja guna mencapai kebahagiaan hari akherat.(54:17, 22, 40) 6. Penerangan (Hidayat) Yaitu penerangan kepada manusia tentang berbagai rahasia kehidupan serta misteri ghaib yang menjadi pertanyaan di benaknya. Kitabullah menerangkan hakikat hidup, hakikat ketuhanan (Rububiyah), hakikat penghambaan, hakikat manusia dll yang sangat bermanfaat bagi manusia. Semua yang diterangkan Kitabullah merupakan ilmu sejati yang membuat manusia hidup tentram dan bahagia. (3:138)

2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

46

7. Argumentasi (Hujjah) atau Bukti (Burhan) Al Quran penuh berisi argumentasi yang akurat untuk mematahkan segala bentuk logika kekufuran yang dimiliki orang-orang kafir. Setalah memahami Kitabullah, tidak ada satu jalanpun untuk mengingkari kebenaran atau menyimpang daripadanya. Kitabullah ini juga akan menjadi bukti di hari kiamat nanti terhadap perjalanan hidup mu'min. (11:17) Sebenarnya, fungsi Al Quran lebih banyak lagi. Kitabullah tidak hanya menjadi hidayah dan bimbingan bagi orang-orang yang beriman. Ia pun bisa menjadi obat (syifa) bagi penyakit- penyakit hati, penghibur dikala duka dan penghapus segala kesedihan. Siapa yang membacanya akan merasakan sentuhan dan belaian kasih sayang Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Karena itu, Rasulullah mengajarkan doa memohon agar Kitab ini menjadi hiburan bagi orang yang beriman. Doa itu begitu mesra, khusyu' dan tawadlu. Inilah doa beliau yang wajib kita hafalkan dan amalkan. Ya Allah, aku ini hamba-Mu anak dari hamba-Mu, anak hamba-Mu Ubun-ubunku berada di dalam genggaman-Mu Berlaku atasku hukum-hukum-Mu dan adil bagiku keputusan-Mu Aku memohon kepadamu dengan setiap Nama-Mu yang Engkau namakan diri-Mu dengannya atau nama yang Engkau turunkan di dalam Kitab Suci-Mu atau nama yang Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hamba-Mu atau nama yang Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu... Agar Engkau menjadikan Al Quran yang agung itu bunga hatiku cahaya mataku penghapus duka laraku penghilang kekawatiran dan kedukacitaan VI. KENIKMATAN INTERAKSI DENGAN AL QURAN Untuk memperoleh kemuliaan melalui Al Quran, seorang muslim hendaknya menjadi pencinta Kitabullah. Dengan mencintainya, hati akan senantiasa lekat dan selalu ingin berhubungan dengannya. Para pencinta Al Quran adalah mereka yang selalu membaca Kitabullah dalam hidupnya baik di berbagai kesempatan. Hatinya telah tertambat untuk mentadabburkan dan memahami kendungan maknanya. (2:121) Membaca Kitabullah dengan bacaan yang sebenarnya maksudnya membaca sesuai hukum-hukum tajwid, metadabburkan (mengkaji) isinya, serta mengamalkan kandungannya. Inilah bentuk interaksi yang sebenarnya dengan Kitabullah. Al Quran sendiri menyatakan bahwa umat terdahulu, khususnya Rasulullah dan para sahabat, begitu mendalam cintanya pada Al Quran Mereka senantiasa menerima bimbingan Kitabullah dan menangis tatkala menerima peringatan Allah. (17:107-109) An Nawawy dalam Al Quran meriwayatkan sabda Rasulullah," Bacalah Al Quran dan menangislah, jika kamu tidak dapat menangis paksakanlah untuk menangis." Dalam hadits lain disebutkan," Sesungguhnya Al Quran diturunkan dalam keheningan, maka menangislah dikala membacanya, bila tidak dapat, maka berpura-puralah (berusaha) menangis." Para pencinta Al Quran membaca Kitabullah ini dengan penghayatan yang sangat tinggi. Diantara mereka bahkan banyak yang menghafalkan seluruh isinya. Rasulullah SAW sering menangis ketika menerima wahyu Allah. Ayat yang beliau peroleh dihafalkan dan diulang-ulang dalam sholat bagaikan memperoleh harta yang sangat mahal herganya. 2011 Ilham Publishing

47

Quantum Mentoring

Setalah itu beliau menyampaikannya kepada masyarakat. Suatu ketika Rasulullah bangun untuk sholat malam, Aisyah, istri beliau melihat hal ini. Beliau berkata kepada Aisyah," Biarlah, aku akan melakukan ibadat dan audensi dengan Rabbku." Lebih sepertiga malam Rasulullah melakukan sholat dengan membaca Al Quran. Suara beliau syahdu dan merdu, diselingi isak tangis. Dekat waktu shubuh datanglah Bilal untuk melakukan adzan. Ia melihat Rasulullah tengah bersujud dan menangis, janggut beliau basah, bumi tempatnya bersujud pun basah. Setelah Rasulullah usai shalat itu, Bilal bertanya," Apakah yang menyedihkan engkau ya Rasulullah? Bukankan Allah telah menghapus dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun yang kemudian!" Rasulullah menjawab," Bagaimana engkau ini Bilal. Bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah telah menurunkan ayat ini kepadaku". (3:190,191,) Kemudian Rasulullah berkata," Celakalah yang membaca ayat ini kemudian ia tidak mentadabburkan isinya". Karena cintanya pada Kitabullah, Rasulullah SAW sendiri senang mendengar bacaan Al Quran dari para sahabatnya. Beliau meminta Abdullah bin Mas'ud yang suaranya merdu untuk membaca dihadapannya. Tentu saja Abdullah merasa risih. "Bukankah Kitabullah turun kepadamu ya Rasulullah?", tanya Abdullah. Rasulullah menjawab," Aku senang mendengar bacaan Al Quran dari selainku". lantas Abdullah pun membaca Kitab itu secara tartil. Suara merdunya masuk ke sanubari, dari surat Al Baqarah berpindah berpindah ke surat Ali Imran kemudian memasuki surat An Nisa'. Sampai ayat ke-41 Abdullah mendengar isak tangis Rasulullah menggemuruh. Rasulullah berkata," Cukup...cukup". Rupanya beliau sangat terharu dengan tanggung jawab yang telah Allah bebankan diatas pundak beliau. (4: 41) Para sahabat Nabi sangat terkenal dengan kecintaan mereka terhadap Kitabullah. Siang malam tiada waktu yang terlewatkan tanpa membaca Al Quran. Mereka hapalkan di luar kepala, sedangkan yang lemah hapalannya menggantungkan mushaf dalam lembaranlembaran kulit hewan atau pelepah pohon kurma di lehernya. Mereka membaca berulangulang ayat-ayat tertentu sambil menangis karena takut ancaman siksaan Allah. Pribadipribadi sahabat memang sangat lekat dengan Kitabullah. Suatu malam, ketika sedang melakukan ronda, khalifah Umar bin Khattab ra mendengar seseorang membacakan ayatayat Al Quran. (52:1-7). Ketika terdengar ayat ini, beliau bergumam," Sungguh inilah sumpah yang benar, demi Rabb (Pemilik, Pemelihara, Penguasa) ka'bah...", setelah itu beliau terjatuh pingsan. Salah seorang sahabat yang sempat menyaksikan, lalu mengangkat dan membawa beliau ke rumahnya. Setelah kejadian itu khalifah sakit beberapa hari. Umar bin Khattab r.a. memang terkenal dengan penghayatannya yang sangat dalam terhadap Kitabullah. Beliau masuk Islam setelah mendengar lima ayat permulaan Surat Thaha. Sahabat Utsman bin Affan r.a. dikenal sebagai pengumpul mushaf Al Quran. Beliau sangat mencintai Kitabullah, sehingga membaca dan mentadabburkannya merupakan kegiatan paling pokok dalam hidupnya. Utsman bin Affan mencapai syahid terbunuh ketika beliau menjadi Khalifah III. Saat itu beliau dalam keadaan membaca Kitabullah sehingga mushfah ditangan beliau terpecik darah. Mushaf itu sampai kini masih ada tersimpan di Musium Turki, sebagai salah satu bukti kekuasaan Allah. Penghayatan ini bukan hanya dilakukan Nabi dan para sahabatnya, tetapi oleh para penguasa Islam. Khalifah Umar bin Abdul Aziz tergolong cucu Umar bin Khattab. Dalam menjalankan pemerintahannya, khalifah ini selalu mengutip Kitabullah ketika berbicara. Beliau tidak mau meninggalkan Kitabullah dalam setiap urusan yang dihadapinya. Salah satu 2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

48

kebiasaannya, seusai isya