Makalah manajemen keuangan ii uas
-
Upload
cak-qur -
Category
Economy & Finance
-
view
770 -
download
20
Transcript of Makalah manajemen keuangan ii uas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman globalisasi saat ini persaingan dalam usaha dunia bisnis semakin
ketat.Oleh sebab itu suatu usaha dituntut untuk mengembangkan diri demi untuk
menjaga kelangsungan usahanya. Memperoleh keuntungan dan memaksimalkan hasil
keuntungan tersebut merupakan tujuan yang akan dicapai oleh setiap perusahaan agar
tercipta perusahaan yang baik, sehingga suatu usaha baik usaha besar maupun kecil,
memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhannya terhadap kecukupan modal,dana
tersebut dinamakan modal kerja. Pendanaan yang diperoleh perusahaan digunakan
sebagai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan agar dapat melakukan
kecukupan modal perusahaan yaitu kecukupan dalam modal kerja. Karena tanpa adanya
modal yang cukup, kegiatan usaha tidak dapat dilakukan dengan sempurna, sempurna
disini dimaksudkan dalam hal kecukupan sumberdaya untuk beroperasi.Sehingga ketika
sumberdaya tidak terpenuhi tentu saja akan berdampak pada kegiatan operasi bisa saja
terganggu atau bahkan terhenti beroperasi.
Modal menjadi penting karena dari sinilah semua kiegiatan perusahaan akan
dimulai,baik dari modal sendiri maupun pinjaman. Sumber pendanaan dari pihak luar
memiliki kecendrungan untuk memberikan return tertentu atas sumbangsihnya pada
perusahaan, misal ketika suatu perusahaan melakukan pinjaman dari pihak luar sehingga
perusahaan tersebut mengharuskan membayar bunga sehingga akan mengurangi jumlah
keuntungan perusahaan Dan semakin besar kemampuan modal kerja akan menghasilkan
keuntungan operasional.
Suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengelola modal kerjanya agar kedua tujuan
perusahaan yaitu meningaktkan profitabilitas dan menjaga tingkat likuiditasnya dapat
tercapai. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, dimana laba merupakan tolak ukur
apakah pihak manajemen telah berhasil dengan baik dalam menggunakan sumber
modalnya termasuk dalam menggunakan modal kerjanya Dalam pembelanjaan
Manajemen Keuangan II Page 1
perusahaan antara likuiditas dan profitabilitas mempunyai hubungan yang sangat erat,
bahkan keduanya tidak dapat dipisahkan karena merupakan unsur analisa dalam
pembelanjaan yang saling mempengaruhi. Untuk itu tingkat likuiditas dan profitabilitas
harus diperhatikan. Perusahaan harus dapat mengggunakan atau mengalokasikan dana
atau modal dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan keuangan semaksimal mungkin.
PT. Armada Pagora Jaya Kediri merupakan jenis perusahaan dagang yang bergerak
di bidang pemasaran (agent dealer) sepeda motor Yamaha. Produk yang ditawarkan
adalah sepeda motor merk Yamaha meliputi Yamaha Mio GT, Yamaha Mio Soul,
Yamaha Vixion, Yamaha Jupiter Z dan masih banyak lagi. PT. Armada Pagora Jaya
merupakan kantor pusat dari ketiga cabang yang tersebar di daerah Tulungagung dan
Pagu. Banyaknya perusahaan dagang yang sejenis menjadikan PT. Armada Pagora Jaya
Kediri harus mampu bersaing secara sehat agar mampu menarik para konsumen, dengan
demikian perusahaan dapat mendapat kepercayaan dari para konsumen serta dapat
memperoleh laba yang diinginkan perusahaan. PT. Armada Pagora Jaya Kediri
merupakan perusahaan yang mempunyai modal yang sangat besar namun 3 tahun
belakngan ini terjadi penurunan laba perusahaan, penurunana laba perusahaan
disebabkan karena perusahaan pada tahun 2012 mengalami kebakaran. Hal ini dapat
terlihat dari Net Working Capital yang dihasilkan perusahaan terus mengalami
penurunan tetapi untuk Return on Investment perusahaan mengalami kenaikan tiap
tahunnya. Kenaikan tersebut perlu dipertahankan dalam perusahaan agar tingkat
profitabilitasnya dapat terus ditingkatkan dan kegiatan operasional perusahaan dapat
berjalan dengan maksimal. Melihat hal tersebut pengelolaan modal kerja dalam
perusahaan sangat diperlukan dan perlu mendapat perhatian yang lebih dari perusahaan,
agar diupayakan sebaik mungkin sehingga tidak terjadi penurunan Net Working Capital
pada tahun berikutnya.
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan
penelitian dalam hal “Pengelolaan Modal Kerja dalam usaha menjaga Likuiditas
dan Profitabilitas pada PT Armada Pagora Jaya Kediri”, sehingga perusahaan dapat
mencapai keseimbangkan dalam pencapaian laba perusahaan dan dalam menjaga tingkat
likuiditas perusahaan, sehingga kegiatan operasional dalam perusahaan dapat berjalan
dengan maksimal.
Manajemen Keuangan II Page 2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi modal kerja dan pengelolaan modal kerja dalam usaha menjaga
likuiditas dan profibilitas PT.Armada Pagora Jaya Kediri dan perencanaan penjualan,
penerimaan kas dan pengeluaran kas yang dihasilkan pada periode tahun 2014?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kondisi modal kerja PT. Armada Pagora Jaya Kediri periode
2011-2013.
Untuk mengetahui pengelolaan modal kerja dalam usaha menjaga likuiditas dan
profibilitas.
Untuk mengetahui perencanaan penjualan, penerimaan dan pengeluaran yang
dihasilkan pada periode tahun 2014.
Untuk mengetahui perubahan posisi kas pada tahun 2014.
Manajemen Keuangan II Page 3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 MANAJEMEN MODAL KERJA
2.1.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam
harta lancer (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal
kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal
kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah harta
lancar dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities). Manajemen modal kerja
mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar selalu lebih besar daripada
utang lancar.
Current assets dan current liabilities kedua-duanya merupakan short-term
financing. Tujuan dari short-term financial management adalah untuk mengelola tiap-
tiap unsure current assets (inventory,accounts receivable, cash dan marketable
securities) dan current liabilities (accounts payable, accruals dan notes payable) untuk
mencapai keseimbangan antara profibilitas dan resiko yang memberikan kontribusi
yang positif kepada nilai perusahaan.
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk lain dalam
suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manajemen
modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek : kas, surat-surat
berharga(efek), piutang, dan persediaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah selisih antara
aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi
dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang
digunakan untuk melindungi aktiva lancar.
Manajemen kerja memang merupakan masalah penting dalam pengambilan
keputusan keuangan, karena berkaitan dengan pendanaan operasional pada tiap hari
operasi perusahaan berlangsung sehingga lebih mengutamakan pendanaan jangka
Manajemen Keuangan II Page 4
pendek (aktiva lancar). Kemudian terkadang mengabaikan pendanaan jangka panjang
yang juga berguna bagi perusahaan. Jika modal kerja terlalu besar, maka dana yang
tertanam dalam modal kerja akan melebihi kebutuhan, padahal kelebihan dana tersebut
dapat lebih bermanfaat jika digunakan untuk investasi maupun pembiayaan lain yang
dapat berguna dalam upaya untuk meningkatkan probilitas perusahaan.
2.1.2 Konsep Modal Kerja
Bambang mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep antara lain:
1) Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva
lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan
daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar dimana aktiva lancar ini
sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat
bebas lagi dalam waktu yang relative pendek atau singkat. Konsep ini
biasanya disebut modal kerja bruto(gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa konsep
tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin,
dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut,
apakah dari pemilik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.
Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan para
kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum
tentu mengambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode
berikutnya.
2) Konsep Kualitatif
Konsep kualitatif merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang
lancar. Berdasarkan konsep ini model kerja merupakan sebagaian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan
modal kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukan tersedianya aktiva
lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat
keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi
Manajemen Keuangan II Page 5
dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan
jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
3) Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana
yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Ada sebagaian dana yang digunakan dalam satu periode
akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi
tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu,
ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada
periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan dating, misalnya
bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut
(future income)
Jadi model kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan diantaranya adalah kas,piutang dagang sebesar harga
pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode
tersebut. Sedangkan efek dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja
potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek
sudah dijual.
2.1.3 Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor dan Bambang Rianto (1995) modal kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu :
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal
kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha Modal Kerja
permanen dibedakan lagi menjadi:
a) Modal Kerja Primer yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.
b) Modal Kerja Normal yaitu modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Manajemen Keuangan II Page 6
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Modal kerjaini
dibedakan menjadi:
a) Modal Kerja Musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
yang disebabkan karena fluktuasi musim.
b) Modal Kerja Siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebebkan karena fluktuasi konjungtur.
c) Modal Kerja Darurat yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.1.4 Faktor Yang Mmempengaruhi Modal Kerja
a) Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional
pada saat terjadi peningkatan penjualan.
b) Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh factor musim dan siklus akan
mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c) Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses
produksi dan akan membawadampak terhadap kebutuhan akan modal kerja.
d) Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak
terhadap kebutuhan modal kerja.
2.1.5 Sumber Modal kerja
Sumber modal kerja perusahaan dapat berasal dari:
a. Hasil operasi perusahaan
Jumlah pendapatan bersih yang diperoleh suatu perusahaan, dari suatu
periode kegiatan operasi perusahaan ditambah dengan depresiasi dan amortasi
akan menunjukkan jumlah modal kerja yang diperoleh dari hasil operasi
perusahaan apabila tidak diambil oleh pemilik perusahaan akan menambah
modal perusahaan.
Manajemen Keuangan II Page 7
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga.
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek dikenal
dengan nama marketable securitie atau efek, merupakan salah satu unsur aktiva
lancar yang dengan segera dapat diuangkan atau dijual. Hasil penjualan surat
berharga diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Penjualan surat berharga menyebabkan perubahan dalam unsure modal kerja
yaitu dari bentuk surat berharga menjadi kas. Keuntungan dari penjualan surat
berharga merupakan suatu sumber untuk menambah modal kerja, tetapi apabila
dalam penjualan terjadi kerugian akan menyebabkan modal kerja berkurang.
c. Penjualan aktiva tidak lancar.
Penjualan aktiva tetap yang tidak lagi diperlukan perusahaan baik
secara tunai atau kredit yang akan menimbulkan penambahan atau perubahan
pada aktiva lancar. Penambahan atau perubahan aktiva lancar secara langsung
menambah jumlah modal kerja perusahaan sebesar harga penjualan aktiva
tetap.
d. Penjualan saham atau obligasi
Perusahaan dalam menambah modal kerja yang dibutuhkan dapat
mengambil kebijaksanaan dengan mengadakan emisi sahm baru, meminta
kepada para pemilik perusahaan, serta dapat juga dilakukan dengan cara
menjual obligasi atau membuka kredit jangka panjang. Kebijaksanaan untuk
menambah modal kerja dengan cara mengeluarkan obligasi menimbulkan
kewajiban perusahaan didalam membayar bunga tetap. Penciptaan hutang
dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan selain mengakibatkan
perusahaan menanggung beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan
jumlah aktiva lancar yang terlalu besar sehingga modal kerja menjadi
berlebihan.
2.1.6 Pengunaan Modal Kerja
Modal kerja yang ada dalam perusahaan terus berputar sejalan dengan
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Modal Kerja digunakan perusahaan
untuk:
Manajemen Keuangan II Page 8
a. Pembayaran kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan.
b. Adanya pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya.
c. Adanya pengembalian uang kas oleh pemilik perusahaan dan pengambilan
keuntungan atas pengambilan deviden oleh pemilik perusahaan.
d. Adanya pembentukan dana dari aktiva lancar pada tujuan jangka panjang
tertentu.
2.1.7 Unsur-unsur Modal Kerja
Modal kerja yang dimiliki perusahaan terdiri dari kas, piutang dan
persediaan. Ketiga unsur tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
a. Kas
Kas adalah uang tunai baik uang kertas maupun uang logam, simpanan uang di
bank yang setiap saat dapatdiambil (simpanan giro), dan bentuk-bentuk alat
pembayaran lainnya yang bersifat seperti mata uang.
b. Piutang
Piutang adalah suatu jumlah uang yang akan diterima dikarenakan penjualan
barang kepada pihak lain yang pembayarannya dilaksanakan pada masa yang
akan datang.
c. Persediaan
Persediaaan adalah sejumlah barang yang harus disediakan oleh perusahaan
pada suatu tempat tertentu, artinya adanya sejumlah barang yang disediakan
perusahaan guna memenuhi kebutuhan penjualan barang dagangan.
2.2 Manajemen Modal Kerja
Agar modal kerja dapat menghasilkan keluaran yang positif terhadap perusahaan,
maka perlu untuk mengelola modal kerja tersebut dalam bingkai manajemen keuangan.
Maka dari itu, penjelasan mengenai manajemen modal kerja diperlukan sehingga tidak
terjadi kesalahan pengelolaan modal kerja yang dapat menimbulkan dampak negating
terhadap perusahaan. Kegiatan operasional dapat terhambat, kerugianpun dapat hadir
didalamnya.
Menurut Horne dan Wachowicz (1997) manajemen modal kerja adalah
administrasi aktiva lancar perusahaan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk
mendukung aktiva lancar. Sehingga, manajemen modal kerja berarti mengelola aktiva
lancar yang diperlukan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya, serta
Manajemen Keuangan II Page 9
pengelolaan terhadap dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan aktiva lancar
tersebut.
Dari proses di atas, amak pengelolaan terhadap komponen dalam modal kerja
secara otomatis menjadi bagian dari pengelolaan terhadap modal kerja tersebut. Sebab,
tidak dapat dipungkiri bahwa modal kerja terdiri dari beberapa komponen yang terdapat
didalamnya. Pengaturan terhadap komponen modal kerja (kas, piutang, persediaan)
perlu diperhatikan baik dari segi jangka waktu perputannya maupun dari segi seberapa
banyak porsi yang terkandung dalam komponen modal kerja tersebut.
Dengan denikian, manajemen modal kerja juga merupakan proses mengelola tiap
komponen yang terdapat dalam modal kerja guna memberikan dampak positif terhadap
perusahaan. Dan juga penentuan porsi dari komponen modal kerja juga akan
menentukan porsi dari aktiva lancar perusahaan. Keputusan untuk menentukan besarnya
modal kerja yang akan menentukan berapa jumlah aktiva lancar yang akan dimiliki
perusahaan.
2.2.1 Unsur-unsur Manajemen Modal Kerja
1. Pengelolaan Kas
Manajemen kas mencangkup pengumpulan yang efisien serta digunakan
untuk kepentingan pembayaran dan investasi yang dilakukan oleh kas,
sehingga salah satu upaya untuk kepentingan pembayaran dan investasi yang
dilakukan oleh kas, sehingga salah satu upaya untuk mencapai efisiensi pada
kas adalah dengan mempercepat penerimaan kas dan memperlambat
pengeluaran kas. Dengan demikian, Strategi dasar yan harus digunakan oleh
perusahaan dalam mengelola kasnya adalah sebagai berikut:
1) Membayar hutang dangan selambat mungkin asal jangan sampai
mengurangi kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan.
2) Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan
kemungkinan menurunnya volume penjualan pada masa yang akan datang
Fungsi Kas :
1) Motif Berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas
guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandanya
Manajemen Keuangan II Page 10
semua pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi secra akurat,
maka saldo kas untuk maksud jaga-jaga akan sangat rendah. Selain
akurasi prediksi kas, apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke
sumber dana eksternal, saldo kas juga akan rendah. Motif berjaga-jaga
ini nampaknya dalam kebijakan penentuan saldp kas minimal dalam
penyusutan anggaran kas.
2) Motif Transaksi
Motif ini berarti perusahaan penyediakan kas untuk membayar
berbagai transaksi bisnisnya. Baik transaksi yang regular (membayar gaji
dan baiaya administrasi) maupun yang tidak regular (mekunasi hutang,
membayar pembelian aktiva tetap).
3) Motif Spekulasi
Motif ini untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menginvestasi kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasanya
jenis investasi yang dipilih adalah investasi sekuritas. Apabila tingkat
bunga diperkirakan turun maka perusahaan akan merubah kas yang
dimiliki menjadi saham, dengan harapan harga saham akan naik apabila
memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan dan
mungkin turun.
2. Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh
pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit. Dengan
begitu, semua pembelian barang ataupun jasa yang dilakukan oleh konsumen
dengan jalan kredit atau bukan dengan pembayaran secara tunai akan
menimbulkan piutang pada perusahaan. Dengan adanya piutang maka
perusahaan memiliki aktiva yang berada pada konsumen. Aktiva lancar
tersebut akan dibayarkan kepada perusahaan sampai waktu jatuh tempo yang
telah ditentukan . Dari situ perusahaan dapat menerima aliran piutang yang
menjadi kas.
Manajemen piutang menyangkut masalah kebijaksanaan kredit,
penetapan jangka waktu, dan kebijakan pengumpulan piutang yang dijalankan
oleh perusahaan.
Manajemen Keuangan II Page 11
1) Kebijaksanaan Kredit: pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam
menentukan apakah kepada seorang langganan akan diberikan kredit dan
kalau diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan
diberikan tersebut.
2) Penetapan Jangka Waktu: Perusahaan pewrlu menetapkan jangka waktu
pembayaran kredit bagi seluruh langgan, karena jangka waktu kredit akan
mempengaruhi volume penjualan,biaya dan profit.
3) Kebijakan Pengumpulan Piutang: merupakan prosedur yang harus diikuti
dalam mengumpulkan piutang-piutangnya bilamana sudah jatuh tempo.
Fungsi Piutang
Untuk dapat memberikan solusi penjualan alternative bagi pelanggan
selain secara pembayaran secara kontan, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan penjualan produk perusahaan, sebab dengan kredit pangsa
pasar akan menjadi semakin luas, dari yang tadinya tidak mampu atau tidak
mau membeli menjadi mampu dan mau untuk membeli produk secara kredit
sehingga perusahaan dapat diuntungkan dari laba yang diperoleh dari
penjualan secara kredit.
3. Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan memiliki beebrapa hal yang harus diperhatikan
agar pengelolaan tersebut dapat berlaku dengan baik. Mengenai persediaan
yang membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk. Berikut hal
pelu diperhatikan dalam manajemen persediaan.
1) Kuantitas pesanan ekonomi
Kuantitas persediaan untuk dipesn sehingga total biaya persediaan dapat
diminimumkan sepanjang periode perencanaan perusahaan.
2) Titik pemesanan
Perlu diperhatikan kapan waktu yang tepat untuk perusahaan sehingga harus
memesan. Tenggang waktu merupakan factor yang harus dipertimbangkan.
Manajemen persediaan yang efisien dilakukan dengan berbagai cara sebagai
berikut:
1) Meningkatkan “raw material turnover”
2) Menurunkan “production style”
Manajemen Keuangan II Page 12
3) Meningkatkan “finished goods turnover”
Fungsi Persediaan
1) Mengelola sejumlah unit persediaan agar tidak sampai terjadi kekurangan
terhadap kebutuhan perusahaan dalam hal produksi dan kebutuhan pasar
dalam hal penjualan yang berunjung pada profit.
2) Memastikan sejumalah persediaan tersedia pada waktu yang tepat,
sehingga tidak terjadi penundaan yang terlalu lama yang akan
menimbulkan biaya yang tidak terpenuhnya target waktu produksi dan
penjualanpun akan ikut terpengaruh ketika permintaan naik namun
persediaan belum kunjung datang.
3) Secara menyeluruh jumlah persediaan dan waktu yang tepat dalam
menghasilkan atau memesan persediaan akan berpengaruh pada
produktifitas sehingga berpengaruh juga terhadap penjualan ketika
persediaan tidak dapat memenuhi permintaan, memang tidak secara
langsung mengalami kerugian, namun perusahaan kehilangan
kesempatan menjual persediaan pada pelanggan, Jika tidak segera
terpenuhi maka pelanggan akan memilih perusahaan lain,itu kerugian
tidak langsungnya.
2.3 Pergertian Likuiditas
Merupakan salah satu azas pembelajaran yang penting untuk diketahui disamping
azas pembelanjaan perusahaan yang lain. Masalah likuiditas adalah berhubungan erat
dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya
yang segera dipenuhi.
Dengan menghubungkan unsure dari aktiva disatu pihak dengan unsure passive
dilain pihak pada suatu laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh banyak gambaran
tentang keadaan membandingkan unsure aktiva disatu pihak dan unsure pasivva dilain
pihak. Rasio ini disebut rasio likuiditas yang dinyatakan dalam presentase atau angka
perbandingan. Rasio likuiditas sangat berguna untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera.
Manajemen Keuangan II Page 13
2.3 Pengertian Profitabilitas
Laba atau profit telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi pemenuhan
kebutuhan perusahaan. Perusahaan yang berorientasi laba akan berupaya sedapat
mungkin untuk dapat menghasilkan profit. Laba diperlukan perusahaan untuk
membayar berbagai kewajiban perusahaan, serta kepentingan investasi untuk perluasan
usaha.
Secara tidak langsung laba merupakan pendapatan bersih yang bersifat positif
yang diterima perusahaan dalam satu periode tertentu. Ketika pendapatan bersih
menghasilkan sesuatu yang negative maka perusahaan tersebut dapat dikatakan rugi.
Pengertian yang lebih jelas mengenai apa yang dimaksud dengan profitabilitas,
maka dapat dilihat beberapa pendapat. Sutrisno (2003:122), mengemukakan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri.
Sedangkan menurut Saud Husnan (1993), profitabilitas atau efisiensi adalah rasio
untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau mungkin juga berkaitan
dengan efisiensi penjualan yang berhasil diciptakan. Lebih lanjut J. Fred Weston and E.
Thomas (1996), mengemukakan bahwa profitabilitas adalah efektifitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan atau investasi perusahaan. Serta
profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2002) adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba dibandingkan dengan aktiva atau modal perusahaan untuk
menghasilkan laba dibandingkan dengan aktiva atau modal perusahaan yang digunakan
selama periode tertentu dan dinyatakan dengan presentase.
Dari definisi yang telah disampaikan, dapat disimpulkan profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu yang
diperoleh dari penjualan ataupun aktiva yang dapat menghasilkan pemenuhan
keuntungan. Dengan tingkat profitablitas yang semakin tinggi maka menunjukkan
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keputusan yang menghasilkan
pemenuhan kebutuhan diantara keduannya, sebab baik protabilitas dan likuiditas
mempunyai peran yang penting bagi kelangsungan perusahaan.
Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang
paling penting. Untuk itu pengukuran terhadap laba menjadi penting untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan diketahuinya
Manajemen Keuangan II Page 14
profitabilitas, perusahaan kemudian dapat menentukan kebijakan strategis dalam
menanggapinya, baik dalam upaya untuk meningktkan atau mempertahankan laba
maupun untuk penentuan keputusan investasi perusahaan.
2.5 Hubungan Modal Kerja dengan Likuiditas dan Profitabilitas
Dalam pembelanjaan perusahaan antara likuiditas dan profitabilitas mempunyai
hubungan yang sangat erat bahkan keduanya tidak dapat dipisahkan karena merupakan
unsur analisa dalam pembelanjaan yang saling mempengaruhi. Untuk itu likuditas dan
profitabilitas dalam perusahaan harus benar-benar diperhatikan. Likuiditas
menginginkan sebagian besar modal perusahaan tertanam dalam aktiva lancar agar
perusahaan tidak mengalami kesukaran dalam membiayai kewajiban-kewajiban yang
sudah jatuh tempo. Di lain pihak, profitabilitas menginginkan sebagian besar dana
perusahaan dioperasikan agar dapat memperoleh laba yang lebih tinggi.
2.6 Penilaian Modal Kerja Dengan Menggunakan Analisis Rasio Keuangan.
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis
laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan
informasitentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
1) Analisis Rasio Likuiditas
Perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, tentu harus mampu
membayar tagihan-tagihan yang segera jatuh tempo.
Aktiva Lancara. Current Ratio = x 100 %
Hutang Lancar
Aktiva Lancar - Persediaanb. Quick Ratio= x 100 %
Hutang Lancar
c. Net Working Capital = Aktiva lancar – Hutang lancar
Kas + Bankd. Cash Ratio = x 100%
Hutang Lancar
Manajemen Keuangan II Page 15
2) Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan.
Laba Kotora. Gross Profit Margin = x 100%
Penjualan
Laba Operasib. Operating Profit Margin = x 100%
Penjualan
Laba bersih setelah pajak c. Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
Laba bersih setelah pajakd. Return on Investment = x 100%
Total Aktiva
Laba bersih setelah pajake. Return on Equity = x 100%
Modal
3) Analisis Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola
aktiva yang dimilik perusahaan.
Penjualan kredita. Account Receivable Turnover = x 1 kali
Rata-rata piutang
Average account receivable x 360b. Average age of = x 1 kali
Account Receivable Penjualan kredit
Harga Pokok Penjualanc. Inventory Turnover = x 1 kali
Rata-rata persediaan
Jumlah dari dalam 1 tahund. Average day’s of Inventory =
Manajemen Keuangan II Page 16
Perputaran Persediaan
Penjualan Bersihe. Working Capital turnover = x 1 kali
Aktiva lancar – hutang lancar
4) Analisis Rasio Hutang
Rasio Hutang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya.
Total HutangDebt Ratio = x 100%
Total Aktiva
Manajemen Keuangan II Page 17
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Dan Pembahasan
3.1.1 Gambaran Umum
PT. Armada Pagora Jaya Kediri merupakan jenis perusahaan dagang yang
bergerak di bidang pemasaran (agent dealer) sepeda motor Yamaha. Produk yang
ditawarkan adalah sepeda motor merk Yamaha meliputi Yamaha Mio GT,
Yamaha Mio Soul, Yamaha Vixion, Yamaha Jupiter Z dan masih banyak lagi. PT.
Armada Pagora Jaya merupakan kantor pusat dari ketiga cabang yang tersebar di
daerah Tulungagung dan Pagu. Banyaknya perusahaan dagang yang sejenis
menjadikan PT. Armada Pagora Jaya Kediri harus mampu bersaing secara sehat
agar mampu menarik para konsumen, dengan demikian perusahaan dapat
mendapat kepercayaan dari para konsumen serta dapat memperoleh laba yang
diinginkan perusahaan. PT. Armada Pagora Jaya Kediri merupakan perusahaan
yang mempunyai modal yang sangat besar namun 3 tahun belakngan ini terjadi
penurunan laba perusahaan, penurunana laba perusahaan disebabkan karena
perusahaan pada tahun 2012 mengalami kebakaran.
Hal ini dapat terlihat dari Net Working Capital yang dihasilkan perusahaan
terus mengalami penurunan tetapi untuk Return on Investment perusahaan
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Kenaikan tersebut perlu dipertahankan dalam
perusahaan agar tingkat profitabilitasnya dapat terus ditingkatkan dan kegiatan
operasional perusahaan dapat berjalan dengan maksimal. Melihat hal tersebut
pengelolaan modal kerja dalam perusahaan sangat diperlukan dan perlu mendapat
perhatian yang lebih dari perusahaan, agar diupayakan sebaik mungkin sehingga
tidak terjadi penurunan Net Working Capital pada tahun berikutnya.
3.1.2 Hasil dan Pembahasan
3.1.2.1Kondisi Modal kerja dan Pengelolaan Modal kerja dalam Usaha
Menjaga Likuiditas dan Profitabilitas PT. Armada Pagora Jaya
Kediri
Untuk mengetahui tingkat keadaan modal kerjaperusahaan maka
terlebih dahulu menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan
Manajemen Keuangan II Page 18
analisis rasio keuangan. Dengan demikian akan dapat diketahui
sejumlah rasio dan selanjutnya dari hasil rasio tersebut dapat
digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi
perusahaan. Beberapa rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio hutang. Hasil dari analisis
rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas dalam perusahaan bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, dengan membayar tagihan-
tagihan yang segera jatuh tempo.
Rekapitulasi Rasio Likuiditas PT. Armada Pagora Jaya Kediri Tahun
2011-2013
Tahun 2011 2012 2013
CR 169,82% 216,3% 182,6%
QR 100,83% 132% 118,6%
NWC 6.879.044.889 6.723.543.431 5.366.407.683
Cash 67,75% 64,08% 36,22%
Ratio
Sumber: PT. Armada Pagora Jaya Kediri (data diolah, 2014)
Dilihat dari keadaan rasio likuiditas dari rekapitulasi rasio
likuiditas PT. Armada Pagora Jaya Kediri Tahun 2011-2013 dilihat
dari Current Ratio dan Quick Ratio dari tahun 2011-2013 mengalami
keadaan fluktuasi (naik turun) dimana untuk Current Ratio pada
tahun 2011 (169,82%) dan naik pada tahun 2012 (216,3%)
selanjutnya terjadi penurunan lagi pada tahun 2013 (182,6%). Pada
tahun 2012 merupakan rasio tertinggi untuk Current Ratio yang
berarti perusahaan dapat membayar hutang jangka pendeknya. Pada
tahun selanjutnya mengalami penurunan karena terjadi peningkatan
pada hutang lancar yang lebih besar dibandingkan peningkatan pada
aktiva lancarnya. Dan untuk sebaliknya pada Quick Ratio pada tahun
2011 (100,83%) selanjutnya mengalami kenaikan pada tahun 2012
( 132%) dan mengalami penurunan pada tahun 2013 (118,6%).
Manajemen Keuangan II Page 19
Untuk Quick Ration mengalami fluktuasi karena perusahaan tidak
bisa mengimbangi alat-alat likuid sehingga terjadi naik turun yang
tidak pasti.
Dan untuk Net Working Capital dari tahun 2011-2013
mengalami penurunan dikarenakan pada tahun 2012 perusahaan
mengalami kebakaran mengakibatkan perusahaan mengalami
penurunan modal kerja. Penurunan modal kerja terjadi pada sisi
aktiva lancar yaitu pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan
sebesar Rp. 4.143.416.588. Penurunan modal kerja juga kembali
terjadi pada sisi aktiva lancar yaitu pada tahun 2012-2013
mengalami penurunan sebesar Rp. 355.502.058. Hal ini perlu
mendapat perhatian dari perusahaan agar di tahun berikutnya dapat
meningkatkan modal kerja.
Dan Cash Ratio dari data diatas juga memberikan hasil pada
tahun 2011-2013 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011
sebesar (67,75%), pada tahun 2012 sebesar (64,08%), pada tahun
2013 sebesar (36,22%). Penurunan ini disebabkan karena adanya
perubahan kas perusahaan yang mengalami penurunan pada tahun
2011 sampai dengan 2013.
Rasio Aktivitas
Perhitungan rasio aktivitas dalam perusahaan bertujuan untuk
mengetahui perputaran modal kerja dalam perusahaan. Berikut ini
merupakan perhitungan rasio aktivitas PT. Armada Pagora Jaya Kediri
Rekapitulasi Rasio aktivitas PT. Armada Pagora Jaya tahun 2011-
2013
Tahun 2011 2012 2013
ITO 9,96 kali 8,62 kali 16,8 kali
Average 40 hari 42 hari 21 hari
WCTO 9,3 kali 7,7 kali 12,3 kali
RTO 14 kali 9,6 kali 13,7 kali
Sumber: PT. Armada Pagora Jaya Kediri (data diolah, 2014)
Dilihat dari keadaan rasio aktivitas yang dilihat dari
Manajemen Keuangan II Page 20
rekapitulasi rasio aktiva PT. Armada Pagora Jaya Kediri tahun 2011-
2013 untuk Average dan RTO mengalami fluktuasi. Dan untuk
Inventory Turnover dan Working capital turnover mengalami
penurunan dari tahun 2011-2013.
Rasio Profitabilitas
Berikut ini merupakan hasil perhitungan rasio profitabilitas
PT. Armada Pagora Jaya Kediri.
Rekapitulasi Rasio Profitabilitas PT. Armada Pagora Jaya Kediri
tahun 2011-2013.
Tahun 2011 2012 2013
GPM 5,4 % 4,6 % 4,1 %
OPM 2,5 % 1,8 % 2,4 %
NPM 2,1 % 1,9 % 2,0 %
ROI 7,23 % 7,76 % 12,01 %
ROE 15,15 % 13,73 % 24,42 %
Sumber: PT. Armada Pagora Jaya Kediri (data diolah, 2014)
Dilihat dari Keadaan rasio profitabilitas pada tahun 2011-2013
untuk Gross Profit Margin terjadi penurunan dari tahun ketahun yaitu
5,4% tahun 2011, 4,6% tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar 4,1% juga
mengalami penurunan. Untuk Operating Profit Margin mengalami
fruktuasi yaitu terjadi penurunan dan kenaikan dimana pada tahun
2011 sebesar 2,5% selanjutnya mengalami penurunan pada tahun 2012
sebesar 1,8% Dan untuk tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 2,4%
meskipun mengalami kenaikan sedikit. Terjadinya fluktuasi ini
diakibatkan karena Net Operating Income mengalami fluktuasi juga
sehingga berdampak pada OPM. Untuk Net Profit Margin mengalami
fruktuasi dimana pada tahun 2012 mengalami penurunan dan di tahun
selanjutnya mengalami kenaikan sebesar 2,0%. Terjadinya fluktuasi
ini diakibatkan karena adanya peningkatan pendapatan lain-lain
perusahaan, tetapi meskipun terjadi fliktuasi laba bersih PT. Armada
Pagora Jaya Kediri termasuk dalam keadaan baik.
Manajemen Keuangan II Page 21
Dan sama halnya dengan Return on Equity mengalami fruktuasi
dimana tahun 2012 mengalami penurunan dan tahun selanjutnya
mengalami peningkatan sebesar 24,42 % terjadinya fluktuasi ini
karena laba bersih perusahaan peningkatannya tidak signifikan kadang
turun atau naik. Dan yang memeberikan hasil yang baik adalah Return
On Investment mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu tahun 2011
sebesar 7,23%, tahun 2012 sebesar 7,76% dan tahun 2013 juga
mengalami kenaikan sebesar 12,01%. Terjadi kenaikan setiap
tahunnya ini karena keadaan laba bersih dan total aktiva sama-sama
mengalami peningkatan.
3.1.2.2 Skedul Penjualan Produk Tahun 2014 (dalam rupiah)
Sumber: PT. Armada Pagora Jaya Kediri (data diolah, 2014)
Disini PT Armada Pagora Jaya Kediri untuk skedul penjualan
tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan Desember yang
dilakukan secara tunai (19%) sebesar Rp. 1.298.110.631, kemudian
dengan kredit (26%) sebesar Rp.1.776.361.916 dan dilakukan
dengan arisan (55%) sebesar Rp. 3.757.688.669 sehingga jumlah
penjualan dari masing-masing bulan Januari sampai dengan
Desember sebesar Rp. 6.832.161.216.
3.1.2.3 Perencanaan Penerimaan Kas Tahun 2014
Manajemen Keuangan II Page 22
Perencanaan penerimaan kas dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran perusahaan tentang bagaimana kas yang harus diterima
perusahaan selama tahun 2014 setiap bulannya. Perencanaan
penerimaan kas tahun 2014 berasal dari penjualan tunai yaitu sebesar
19%, penjualan arisan sebesar 55%, pengumpulan piutang terdiri dari
piutang dagang dan pendapatan yang masih harus diterima serta
pendapatan operasional dan pendapatan non operasional perusahaan.
Pihak manajemen perusahaan merencanakan penerimaan kas tahun
2014 agar dapat memenuhi segala pengeluaran kas dalam perusahaan.
Berikut perencanaan penerimaan kas tahun 2014 PT. Armada Pagora
Jaya Kediri
Perencanaan Penerimaan Kas Tahun 2014( dalam rupiah)
Manajemen Keuangan II Page 23
Sumber: PT. Armada Pagora Jaya Kediri (data diolah, 2014)
3.1.2.4 Perencanaan Pengeluaran Kas Tahun 2014
Perencanaan pengeluaran kas merupakan pengeluaran kas yang
dilakukan perusahaan setiap bulan. Rencana-rencana yang akan
dilakukan oleh PT. Armada Pagora Jaya Kediri untuk pengeluaran kas
adalah sebagai berikut:
1) Pembayaran hutang tahun 2014
2) Pembayaran hutang bank tahun 2014 sebesar Rp. 943.844.463
akan dilunasi selama 12 bulan yaitu sebesar Rp. 78.653.705 tiap
bulan.
3) Pembelian produk secara tunai sebesar 40 % dari total pembelian
setiap bulannya yaitu sebesar Rp. 2.629.777.803
4) Pajak dibayar dimuka yang berasal dari PPN 10 % dari pembelian
produk secara tunai setiap bulannya ditambahkan dengan PPh
pasal 25 yang berasal dari hutang pajak dan kredit pajak tahun
Manajemen Keuangan II Page 24
2013, ditambahkan dengan PPh pasal 22 dan PPH pasal 23
menghasilkan nilai sebesar Rp. 900.989.199 yang akan
dibayarkan di bulan Januari sampai 25 Maret 2014 yaitu sebesar
Rp. 300.329.733
5) Biaya-biaya perusahaan yaitu biaya penjualan dan biaya umum
dan administrasi naik sesuai dengan peningkatan penjualan tahun
2014.
Berikut adalah perencanaan pengeluaran kas PT. Armada Pagora Jaya
Kediri tahun 2014.
Perencanaan Pengeluaran Kas Tahun 2014 (dalam rupiah)
Manajemen Keuangan II Page 25
Sumber: PT. Armada Pagora Jaya Kediri (data diolah, 2014)
3.1.2.5Perubahan Posisi Kas Tahun 2014
Perubahan posisi kas perusahaan dimaksudkan untuk
mengetahui apakah keadaan kas perusahaan berada pada posisi
surplus atau defisit. Jika kas perusahaan berada dalam posisi surplus
maka perusahaan harus mempertahankan keadaan kas dan lebih
berhati-hati dalam menggunakan kas perusahaan disesuaikan dengan
kebutuhan operasional perusahaan. Sebaliknya jika kas perusahaan
berada dalam posisi defisit maka perusahaan perlu melakukan
peningkatan dalam perputaran piutang dan peningkatan dalam
perputaran persediaan, hal ini dimaksudkan agar dana tersebut dapat
kembali lagi menjadi uang kas dalam perusahaan. Berikut ini
perubahan posisi kas tahun 2014 PT. Armada Pagora Jaya Kediri
Manajemen Keuangan II Page 26
Perubahan Posisi Kas Dilihat Dari Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Tahun 2014
Disini posisi kas perusahaan berguna untuk mengetahui
keadaan kas perusahaan berada pada posisi surplus atau deficit. Dan
hasil data diatas menunjukkan posisi kas yang mengalami keadaan
surplus adalah pada bulan januari karena penerimaan kas sebesar Rp.
5.635.365.469 melebihi pengeluaran kas yang hanya sebesar Rp.
3.614.088.065 oleh karena itu dengan posisi surplus ini maka
perusahaan harus mempertahankan keadaan kas dan lebih berhati-
hati dalam menggunakan kas perusahaan disesuaikan dengan
kebutuhan operasional perusahaan.
Dan untuk bulan Februari sampai dengan Desember posisi
keuangan mengalami keadaan deficit karena pengeluaran kas
Manajemen Keuangan II Page 27
melebihi penerimaan kas, sehingga perusahaan dianjurkan untuk
melakukan peningkatan dalam perputaran persediaan, hal ini
dimaksudkan agar dana tersebut dapat kembali menjadi uang kas
dalam perusahaan.
Skedul perubahan posisi kas akhir bulan, berisi saldo kas akhir
setiap bulan akibat surplus atau defisit yang dialami setiap bulannya.
Sehingga dapat diketahui jumlah kas pada akhir tahun. Berikut ini
perubahan posisi kas agar diketahui jumlah saldo kas pada akhir
tahun 2014 PT. Armada Pagora Jaya Kediri.
Perubahan Posisi Kas PT. Armada Pagora Jaya Kediri Tahun
2014 (dalam rupiah)
Manajemen Keuangan II Page 28
Dari hasil diatas untuk posisi kas yang berisi saldo kas akhir
setiap bulannya dimana akibat dari surplus atau deficit yang dialami
setiap bulannya mengakibatkan saldo kas akhir PT. Armada Pagora
Jaya Kediri Tahun 2014 dari bulan Januari sampeg Desember
mengalami penurunan setiap bulannya.
Manajemen Keuangan II Page 29
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya. Setelah dilakukan pengelolaan modal kerja pada PT. Armada Pagora Jaya
Kediri maka tingkat likuiditas yang diproyeksikan tahun 2014 mengalami peningkatan.
Peningkatan terjadi pada Current Ratio, Quick Ratio, Net Working Capital dan Cash
Ratio. Berdasarkan perhitungan tingkat likuiditas yang diproyeksikan pada tahun 2014,
perusahaan sudah menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalm melunasi
kewajiban jangka pendek yang lebih baik jika dibandingan dengan tahun sebelumnya,
tetapi perlu juga diperhatikan dalam pengelolaan kas perusahaan agar kas yang tersedia
dapat digunakan secara lebih baik lagi.
Tingkat aktivitas perusahaan yang diproyeksikan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, terutama pada perputaran piutang dan perputaran
persediaan. Semakin tinggi perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik
pengelolaan piutangnya. Hal ini dapat ditingkatkan lagi dengan jalan memperketat
kebijakan penjualan kredit. Begitu pula dengan tingkat perputaran persediaan, semakin
tinggi tingklat perputaran persediaan dalam perusahaan, semakin efisien perusahaan di
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
Tingkat Profitabilitas pada perusahaan yang diproyeksikan pada tahun 2014
mengalami peningkatan kembali yang cukup berarti. Hal ini harus dipertahankan oleh
perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba dapat
ditingkatkan lagi.
Tingkat perubahan posisi kas perusahaan dilihat dari perencanaan penerimaan dan
pengeluaran kas pada tahun 2014 dari bulan Februari sampai dengan Desember posisi
keuangan mengalami keadaan deficit karena pengeluaran kas melebihi penerimaan kas,
sehingga perusahaan dianjurkan untuk melakukan peningkatan dalam perputaran
persediaan, hal ini dimaksudkan agar dana tersebut dapat kembali menjadi uang kas
dalam perusahaan.
Tingkat perubahan posisi kas perusahaan yang berisi saldo kas akhir setiap
bulannya dimana akibat dari surplus atau deficit yang dialami setiap bulannya
mengakibatkan saldo kas akhir PT. Armada Pagora Jaya Kediri Tahun 2014 dari bulan
Januari sampeg Desember mengalami penurunan setiap bulannya.
Manajemen Keuangan II Page 30
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2007. Dasar- dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: PT.
RinekaCipta
Gitosudarmo, Indriyo, Basri. 2000. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia
Manajemen Keuangan II Page 31