Makalah Agama UAS Newest
description
Transcript of Makalah Agama UAS Newest
BAB I
PENGERTIAN TRANSGENDER
1. Menurut Umum :
Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang
melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka
lahir. "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi seksual orangnya.
Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual,
homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual. Definisi yang tepat untuk
transgender tetap mengalir, namun mencakup:
a. "Tentang, berkaitan dengan, atau menetapkan seseorang yang identitasnya tidak sesuai
dengan pengertian yang konvensional tentang gender laki-laki atau perempuan,
melainkan menggabungkan atau bergerak di antara keduanya."
b. "Orang yang ditetapkan gendernya, biasanya pada saat kelahirannya dan didasarkan
pada alat kelaminnya, tetapi yang merasa bahwa deksripsi ini salah atau tidak sempurna
bagi dirinya."
c. "Non-identifikasi dengan, atau non-representasi sebagai, gender yang diberikan kepada
dirinya pada saat kelahirannya."
2. Menurut Kedokteran :
Menurut kedokteran dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Transseksualisme
Suatu jenis ekstrem dari gender dysphoria disebut transseksualisme. Pada
transseksualisme terdapat ketimpangan atau ketidaksesuaian antara jenis kelamin biologis
dengan identitas gender akibat kelainan gen/hormon atau pengaruh lingkungan. Sebagai
suatu fenomena ekstrem, J.P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology (1981)
menyatakan bahwa penderita transseksualisme memiliki beberapa kriteria khusus sebagai
berikut.
1
Merasa tidak nyaman akan kelamin biologis dirinya.
Merasa terganggu secara berkelanjutan selama ≥ 2 tahun dan tidak hanya pada
saat stres.
Memiliki kelainan genetis dan/atau congenital sex hormone disorders.
Tidak memiliki kelainan mental (misal: schizophrenia).
Berkeinginan untuk membuang/menghilangkan alat kelamin yang dimilikinya dan
hidup dengan jenis kelamin berlawanan.
Berkaitan dengan poin terakhir pada ciri transseksualisme, pada masa lampau
perkembangan teknologi yang ada masih belum memberi keleluasaan penggantian
gender. Namun, dengan teknologi yang telah ada sekarang, penggantian gender telah
dapat dilakukan, bahkan hingga penggantian organ kelamin.
b. Gender-Reassignment
Gender reassignment merupakan suatu proses atau mekanisme perubahan gender.
Metode ini banyak ditempuh oleh kaum transseksual untuk memenuhi hasrat dan
ketidaknyamanannya atas gender yang dimilikinya sejak semula.
Proses ini tidak merupakan tahapan-tahapan yang bebas dilakukan oleh siapapun
yang menginginkan perubahan gender. Tahap ini harus didahului oleh wawancara klinis
oleh tim ahli terhadap pasien yang diduga menderita transseksualisme dan berkeinginan
untuk beralih gender. Tahap kedua proses ini adalah pemeriksaan fisik oleh dokter yang
terpercaya. Dalam tahap ini, pemeriksaan kelainan genetis dan hormonal merupakan hal
yang seharusnya dilakukan. Hasil positif kedua tahap ini dilanjutkan dengan evaluasi
psikologis untuk melihat beberapa hal penting sebagai berikut.
Ketiadaan kelainan mental.
Motivasi pasien untuk berganti gender.
Kesediaan pasien untuk menerima segala kondisi dan konsekuensi akibat
pengubahan gender.
2
Ketiga tahap pendahuluan di atas merupakan upaya deteksi dan justifikasi legal
adanya fenomena transseksualisme dalam suatu individu. Jika hasil evaluasi pada ketiga
tahap tadi adalah positif, maka secara medis, gender-reassignment boleh dilakukan.
Gender-reassignment sendiri secara umum dilakukan dalam 2 tahapan utama.
Pertama, dilakukan cross-gender hormones treatment. Pemberian hormon dari jenis
kelamin yang berlawanan ini biasanya dilakukan selama 2 tahun untuk mengkondisikan
fisiologis pada pasies. Setelah dianggap siap, maka dilakukan sex-reassignment surgery.
c. Sex-Reassignment Surgery
Sex reassignment surgery merupakan suatu prosedur operasi medis pengubahan
organ kelamin antar jenis kelamin. Tujuan sex reassignment surgery adalah sebagai
berikut.
Perbaikan organ kelamin yang tidak sempurna.
Penghilangan salah satu kelamin pada kasus kelamin ganda.
Transseksual
Terdapat berbagai pandangan mengenai transseksualisme dan sex reassignment surgery
yang merupakan ujung gender-reassignment. Berikut adalah penjelasan pandangan dari sisi
sosial, agama, hukum dan medis (kedokteran).
3. Menurut Hukum :
Tidak ada definisi yang jelas menurut hukum mengenai transgender , namun hukum
menentang pergantian jenis kelamin karena menyulitkan Negara mengidentifikasi jenis kelamin
jelas dari warga Negara tersebut. Dan terdapat pertentangan antara pergantian jenis kelamin
dengan HAM yang menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki hak asasi yang secara tidak
langsung dapat digunakan untuk melawan ketidak setujuan tersebut.
Berdasakan Pasal 77 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi kependudukan, tidak seorangpun dapat merubah/menganti/menambah identitasnya
tanpa ijin Pengadilan, sekalipun demikian dengan dalil-dalil hukum yang kuat hal itu bisa terjadi
3
dengan berpatokan pada Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Adapun permasalahanya adalah ketentuan Hukum supaya
Seseorang dapat melakukan pergantian Jenis Kelamin dan kedudukan hukum seseorang yang
telah melakukan pergantian kelamin.
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pasal 22) : Setiap orang berhak atas semua hak
dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian
apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun
kedudukan lain.
UUD’45 yang di atur dalam BAB XA tentang Hak Asasi Manusia dari pasal 28A-28J
Ayat (1). sementara itu dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Disebutkan bahwa yang dimaksud dengan hak asasi
manusia adalah : Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhlukTuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
4. Menurut Agama Katolik :
Ajaran katolik memiliki pandangan yang serupa dengan ajaran protestan dalam
memandang transseksualisme. transseksualisme dianggap sebagai dosa karena cenderung
menolak ketetapan Tuhan. Namun, hal ini dianggap sebagai fenomena yang terjadi bukan karena
Tuhan yang menciptakan orang-orang seperti itu, melainkan karena manusia sudah berdosa sejak
semula (konsep dosa awal). Menurut pandangan ajaran ini juga, orang transseksual bisa percaya
kepada Tuhan Yesus sama seperti orang berdosa lainnya. Karena itulah tidak ada alasan bagi
orang berdosa untuk menghina dan menjauhi sesama orang berdosa. Artinya, meskipun termasuk
kaum berdosa, tidak ada pembenaran bagi umat protestan untuk menghina kaum transseksual.
Menurut KGK 2297, penggantian kelamin dianggap melanggar penghormatan terhadap
integritas tubuh manusia. Menurut KGK 369, pria dan wanita lah diciptakan, artinya,
dikehendaki Allah dalam persamaan yang sempurna di satu pihak sebagai pribadi manusia dan
4
di lain pihak dalam kepriaan dan kewanitaannya. “Kepriaan” dan “kewanitaan” adalah sesuatu
yang baik dan dikehendaki Allah: keduanya, pria dan wanita, memiliki martabat yang tidak
dapat hilang, yang diberi kepada mereka langsung oleh Allah, Penciptanya (Bdk Kej 2:7.22).
5
BAB II
8 CONTOH KASUS TRANSGENDER DI INDONESIA DAN DI DUNIA
1. Nong Tum
Nong Tum lahir pada 9 juni 1981 sebagai bayi laki-laki. awalnya terlahir bernama
Parinya Kiatbusaba,namun kini tebih poler sebagai Nong tum. ia adalah seorang ‘Kathoey’
sebutan pelaku transeksual dari pri ke wanita di Thailand. uniknya, Nong tum saat dulu masih
menjadi laki-laki, Ia adalah seorang petinju Muay Thai.
Sejak kecil, nong tum memang sudah menyadari ada yang berbeda dari dirinya. namun
karena orangtuanya tidak mengetahuinya, maka Ia di daftarkan ke camp tinju.meski pembawaan
Nong Tum yang lebih feminim, namun Ia tergolong petinju yang bebakat. Nong Tum pun
akhirnya mengikuti kejuaraan tinju. dimulai Februari 1998, setelah memenangi pertandingan di
Bangkok lumpini Boxing Stadium. walau awalnya uangnya untuk operasi ganti kelamin, tetapi
Nongtum tetap mencintai olahraga tinju.
Media Thailand mulai menyadari bahwa ada petinju yang feminim. setelah itu Nong tum
makin terkenal di media massa. Ia pun akhirnya menjalani operasi ganti kelamin pada 1999,
sesaat setelah berhenti menjadi petinju.
6
2. April Ashley
April Ashley kelahiran 25 April 1935, Ashley adalah orang Inggris pertama yang
mengakui kepada publik sebagai seorangTransgender, seperti yang dilansir di Sunday People.
Asley lahir bernama asli George Jamieson di liverpool, Inggris. usia 14 tahun ia bergabung dgn
angkatan laut. memasuki usia 15 tahun, karakter seksualnya tidak bekembang. Ia berusaha bunuh
diri dan dikirim ke pusat pengobatan mental di Ormskirk.
Merasa kehidupannya kurang memadai di Inggris, Ashley pindah ke Paris, dan menjadi
artis terkenal disana. lalu ia menjalani operasi ganti kelamin di Casablanca, Maroko pada 12 Mei
1960. kemudian Ashley kembali ke Inggris dengan bermodal wajah cantik, Asley pun menjadi
model terkenal di Inggris.
3. Jackie
7
Bocah laki-laki sepuluh tahun yang mengubah kelaminnya menjadi perempuan. itu
karena Ia bersikap sebagai perempuan, lalu orang tuanya pun mengijinkan Jack merubah
identitasnya menjadi perempuan bernama Jackie.sangat sulit mengambil keputusan sebesar ini
bagi keluarga asal Ohio, US
Jackie mengalami pertumbuhan berlawanan dengan jenis kelamin yang sesunggunya. secara
anatomi Ia berjenis kelamin laki-laki, namun sepanjang hidupnya dia hidup sebagai perempuan
4. Sharon Cohen
Cohen lahir pada 1972 di Yaron Cohen. Ia merupakan artis pop di Israel. meskipun
secara biologis lahir sebagai lelaki, namun Cohen telah teridentifikasi sebagai wanita sejak umur
13 tahun. Cohen kecil bercita-cita sebagai penyanyi terkenal. meski berasal dari keluarga miskin,
ibu Cohen tetap bekerja untuk membiayai Cohen belajar Musik. namanya mulai melambung
sejak cohen membawakan lagu berjudul ‘Dive’ serta memenangkan eurovision Song Kontest
pada 1998. cohen disebut-sebut sebagai artis transseksual yang palin terkenal di Dunia.
8
5.Harisu
bernama panggung Lee Kyung-eun, adalah seorang artis transeksual pertama asal Korea
selatan.secara biologis lahir sebagai seorang pria pada 17 februari 1975. teridentifikasi sebagai
seorang wanita sejak masih kecil. melakukan oprasi pergantian kelamin pada 1990-an
7. Dena Rahman
Penyanyi cilik Dena ‘Renaldy’ Rahman. Dia dikenal sebagai Renaldy saat menjadi
penyanyi cilik cowok di era awal 90-an. Namun setelah sekian lama tidak terdengar khabarnya.
Akhir-akhir ini namanya mulai mencuat lagi setelah isu tentang perubahan jalan hidupnya dalam
kasus transgender mulai merebak dan menjadi perbincangan hangat di media maupun dunia
maya. Dia merasa dirinya terperangkap di tubuh yang salah.
9
8. Mayang Prasetyo
Dilansir oleh Daily Mail Australia, Mayang pernah mengiklankan dirinya sebagai PSK
transgender kelas tinggi di situs online Inggris. Dalam iklan di Backpage padaMaret 2013.
Mayang dikenal sangat cantik oleh tetangga apartemennya di Brisbane. Selain itu, kekasihnya
dikenal pendiam namun sangat peduli dengan kasus-kasus kekerasan terhadap wanita. Tubuh
Mayang yang sudah tidak utuh ditemukan polisi Australia di apartemen pasangan ini pada Sabtu
(4/10) malam, beberapa potongan berada di atas kompor.
Fokus: dena rahman
Dena Rahman atau yang mungkin dikenal dengan Reynaldi adalah salah satu penyanyi
cilik pada tahun 1999 danawal 2000 akhir akhir ini menghebohkan masyarakat dan mencuri
perhatian public dengan kasusnya yang melakukan transgender, beralih dari laki-laki ke wanita.
Publik sangat tertarik dengan keputusan yang di lakukan oleh Reynaldi, dimana dia
berani mengambil suatu keputusan besar dalam kehidupannya yaitu melakukan transgender yang
bagi sebagian besar masyarakat itu adalahhal yang tabu, aib dan dosa. Dena mengaku bahwa
10
selama ini Ia adalah seorang wanita yang terjebak dalam tubuh lelaki. Ia sudah merasakan bahwa
Ia adalah seorang wanita sejak berumur 5 tahun. Hal ini terbukti dari caranya berpakaian yang
cenderung feminism dan cara bicaranya yang kemayu.
Selama belasan tahun Dena atau Reynaldi mengalami konflik batin tentang apa yang
dia rasakan. Ada satu sisi yang menginginkan dia untuk merubah identitas dirinya serta jati
dirinya dari seorang laki-laki menjadi seorang perempuan. Dalam konteks psikologi satu sisi ini
disebut id. Tetapi disisi lain, Dena merasa takut terhadap reaksi lingkungannya, terhadap nilai-
nilai yang berlaku dalam lingkungannya, bagaimana reaksi keluarganya, bagaimana tanggapan
teman-temannya, yang dalam konteks psikologi sisi ini disebut super ego. Selama belasan tahun
Dena mengalami konflik antara id dan superego dan sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk
menjadi seorang wanita( id yang dimiliki oleh Dena menang) dan melakukan transgender. Tapi
setelah Iamengambil keputusan besar seperti itu,masalah lain timbul seperti pertentangan dengan
kelurganya, teman-teman yang mencibirnya, orang yang tidak tau masalahnya dan ikut-ikut
berkomentar tentang kehidupannya. Setelah mengalami konflik batin, selanjutnya dia mengalami
konflik dengan lingkungannya atas keputusan yang di buatnya. Tentu ini bukanlah hal yang
mudah bagi seorang Dena. Dimana Dia disalahkan atas keputusan tentang hidupnya sendiri.
Berbagai cara dilakukan Dena untuk mengubah identitas dirinya dari seoranglaki-laki
menjadi seorang perempuan salah satunya dengan melakukan terapi hormone dengan
mengkonsumsi pil. Dena mengkonsumsi pil untuk menekan hormone testoteron yang dia miliki
dan merangsang hormon estrogen. Disisi lain Dena mengakui bahwa kadang dia sering merasa
bahwa ia seperti perempuan pada umumnya yang mengalami PMS (pre-menstrua syndrome).
Keluarga Dena syok dan menentang keras keputusan yang di ambilnya. Keluarganya
merasa bahwa itu adalah keputusan yang keliru, salah dan menentang norma dan nilai yang
berlakubaik di lingkungan maupun dalam konteks agama. Disini terjadi kesenjangan antara
fungsi keluarga yang dimana keluarga berfungsi untuk mengsuport anggota keluarganya tetapi
disatu sisi juga keluarga terikat oleh norma dan nilai yang dianut.
11
Butuh waktu lama bagi Dena untuk menyakinkan keluarganya tentang keputusan berat
yang telah di ambilnya dan butuh waktu lama juga bagi keluarga Dena untuk memahami
menerima dan mendukung keputusan yang telah di ambil oleh Dena. Pada akhirnya keluarganya
pun mendukung setiap langkah yang di pilih oleh Dena. Masalah lain yang muncul adalah
bagaimana tanggapan dan reaksi lingkungan serta masyarakat dengan keputusan yang di pilih
oleh Dena. Sosok Dena yang pada masa kecil adalah seorang penyanyi cilik bernama Reynaldi
ternyata tidak memudahkan Dena dalam menjalani kehidupannya yang baru sebagai wanita dan
justru mempersulit dia. Publik dan masyarakat umum banyak yang mengetahui tentang idola
cilik mereka memberikan komentar dan pendapat yang didalamnya tersirat kekecewaan, dan
bahkan ada yang menghakimi sambil mengatakan bahwa itu adalah dosa besar, aib dan
sebagainnya.
Memang reaksi public terlalu berlebihan dan cenderung menghakimi. Pantaskah kita
yang pada hakekatnya hanya orang biasa yang tidak mempunyai hubungan ataupun ikatan dan
pengaruh dalam kehidupan Dena ikut memberikan komentar yang tajam tanpa melihat alasan
dan memahami maksud dari keputusan yang dibuat Dena tersebut ?
Seharusnya, sebagai masyarakat biasa, sebagai coustumer berita lebih kritis dalam
melihat berita yang terjadi dilingkungan sekitar dan lebih mencoba memahami posisi orang lain
sebelum kita memberikan kritik terhadap orang tersebut. Tidak sampai disitu saja, kebanyakan
dari kita hanya mau mengkritik, menghakimi tanpa memberikan solusi yang tepat bagi orang
lain. Padahal ada baiknya setelah kita mengkritik, kita juga harus mampu memberikan saran
atau solusi terbaik yang kita punya atas masalah orang yang kita kritik. Berpendapat boleh tapi
usahakan jangan sampai menghakimi sesuatu yang kitapun tidak punya dasar yang kuasa atas hal
itu.
Balik lagi pada kasus Dena, Dena tegar dengan segala penolakan yang diterimanya
mulai dari keluarganya sampai orang-orang yang tidak mengenali dia. Dena mampu menunjukan
bahwa saat ini ia baik-baik saja dengan segala keputusan dan keadaannya sekarang, Ia mampu
bertanggungjawab atas pilihan hidupnya, hal ini ditunjukannya dengan tampil di depan public
dengan identitas barunya.
12
BAB III
FAKTOR PENYEBAB SESEORANG MENJADI TRANSGENDER
Adapun penyebab seorang pria menjadi seorang wanita atau waria atau penyebab
terjadinya transgender dapat diakibatkan beberapa faktor yaitu :
a. Faktor bawaan (hormon dan gen)
· Faktor genetik dan fisiologis adalah faktor yang ada dalam diri individu karena
ada masalah antara lain dalam susunan kromosom, ketidakseimbangan hormon, struktur
otak, kelainan susunan syaraf otak.
b. Faktor lingkungan
· Faktor lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan
membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa
pubertas dengan homoseksual yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan
pacar, suami atau istri. Perlu dibedakan penyebab transseksual kejiwaan dan bawaan.
Pada kasus transseksual karena keseimbangan hormon yang menyimpang (bawaan),
menyeimbangkan kondisi hormonal guna mendekatkan kecenderungan biologis jenis
kelamin bisa dilakukan. Mereka yang sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan
genetikal maupun hormonal dan memiliki kecenderungan berpenampilan lawan jenis
hanya untuk memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang
menyimpang.
c. Tekanan sosial.
Contohnya seperti kehadiran selebritis yang memiliki identitas atau bertindak
seperti transgender di media televisi. Hal ini bisa membuat penonton, khususnya remaja,
menarik kesimpulan identitas transgender dapat memberikan jaminan masa depan karena
menjadi terkenal. Contoh lainnya laki-laki yang terkondisikan sebagai waria karena
semula orangtuanya menginginkan anak perempuan lalu sejak kecil didandani seperti
perempuan.
13
d. Faktor Ekonomi
Ada juga yang terkondisikan oleh faktor ekonomi, misalnya waria jadi-jadian
yang sering mengamen di kaki lima. Sebutan yang lebih sesuai untuk kelompok ini
adalah cross dresser, karena ekspresi gender yang dilakukan hanya sebatas penampilan
untuk mencari uang dan pada siang hari akan kembali menjadi laki-laki seperti biasa.
e. Faktor Psikologis
Hal ini, bisa diakibatkan karena kekecewaan akibat hubungan asmara atau pun
trauma kekerasan seksual di masa kecil. Contoh lain adalah kasus perceraian atau
ketidakharmonisan hubungan orang tua yang disertai dengan kekerasan bisa menjadi
faktor pendorong lainnya. Kekerasan terhadap salah satu jenis kelamin (dalam keluarga)
juga dapat menjadi pendorong orientasi seksual yang berbeda di kala dewasa.
14
BAB IV
DAMPAK TRANSGENDER
1. Dampak menjadi Transgender dan Waria
Telah kita ketahui faktor seseorang mejadi transgender yaitu terdiri dari dua faktor yaitu
gen atau bawaan dan faktor luar atau lingkungan.Semua kasus Transgender disebabkan oleh
kedua faktor tersebut,karena kita yakin bahwa semua orang yang bersifat transgender atau
transseksual tidak menginginkan itu terjadi.Seorang waria pasti akan berkata tidak meminta
dilahirkan sebagai waria dengan mendandani diri sebagai wanita ,ia mendapatkan kenikmatan
batin yang begitu dalam ,ia seolah terlepas dari beban psikologis yang selama ini masih
memberatkannya.Sehingga kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kepada orang yang
mengalami kasus transgender tetapi kita harus bersama-sama menyikapinya dengan baik.
Pada umumnya,seseorang yang berbeda atau tidak normal dianggap berbeda dan tidak
masuk dalam kelompok yang sama,karena mereka dianggap memiliki perpedaan yang membuat
orang memandang itu tidak layak untuk hidup berdamppingan.Biasanya mereka dikucilkan dari
lingkungan dan dijadikan bahan pembicaraan atau cemooh oleh masyarakat sekitar.Bahkan
mereka dianggap membawa pengaruh negativ untuk lingkungan masyarakat.
Seorang transgender yaitu ddalam kasus waria masih memiliki kendala seperti
diskriminasi yang mencederai hak waria sebagai warga negara misalnya mencari pekerjaan.Dan
merekapun juga dianggap sampah masyarakat .Padahal kita ketahui seorang waria bisa menjadi
penghiibur dan memiliki kreatifitas tinggi yaitu dibidang seni.
2. Pandangan Masyarakat Terhadap Kasus Transgender
Kita ketahui kebanyakan masyarakat memandang seorang yang terkait kasus transgender
seperti waria memiliki pandangan negativ ,karena mereka menganggap bahwa seorang
transgender itu telah mengubah kodrat yang diberikan Tuhan sejak lahir dan itu merupakan
larangan agama.
15
Memang ini sangat dilarang oleh agama dan sangat bertentangan apalagi sampai
mengubah atau mengoperasi alat kelamin.Adapun hukum operasi kelamin dalam syariat Islam
harus diperinci persoalan dan latar belakangnya.Dalam dunia kedokteran modern dikenal tiga
operasi kelamin yaitu :
a. Operasi pergantian jenis kelamin yang dilakukan terhadap orang yang sejka lahir
memiliki kelamin normal.
b. Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap orang yang
sejak lahir memiliki cacat kelamin,seperti zakar (penis) atau vagina yang tidak berlubang
atau tidak sempurna.
c. Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda,yang dilakukan terhadap orang
yang sejak lahir memiliki dua organ /jenis kelamin (penis dan vagina)
Keterangan
Operasi 1 : Masalah seseorang yang lahir dalam keadaan normal dan sempurna organ
kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina bagi perempuan yang dilengkapi
dengan rahim dan ovarium tidak dibolehkan dan diharamkan bagi syariat Islam untuk melakukan
poperasi kelamin.Ketetapan haram ini sesuai dengan keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dalam Musyawarah Nasional II tahun 1980 tentang operasi perubahan / pemyempurnaan
kelamin.Menurut fatwa MUI ini sekalipun diubah jenis kelaminnya yang semula
normal,kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan jenis kelamin semula sebelum dirubah
Operasi 2: Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil ( perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan pergantiaan jenis kelamin menurut para ulama diperbolehkan secara
hukum syariat,.Jika kelamin seseorang tidak memiliki lubang untuk mengeluarkan air seni dan
mani baik penis maupun vagina ,maka operasi untuk perbaikan dan penyempurnaan
diperbolehkan bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal karena kelainan seperti
ini merupakan suatu penyakit yang harus diobati.
16
Operasi 3 : Apanbila ada seseorang yang memiliki kelamin ganda,yaitu mempunyai penis
dan vagina ,maka harus memperjelaskan dan memfungsikan secara optimal dan definitif salah
satu alat kelaminnya,ia dibolehkan melakukan operasi untuk “mematikan” dan emenghilnangkan
salah satu alat kelaminnya.
Untuk kasus yang pertama itu memang sangat diharamkan oleh agama karena merubah
sebuahkodrat ,tetapi sebagai masyarakat kita jangan sampai menjauh i mereka tetapi kita harus
mengadakan pendekatan untuk perubahan yang terbaik untuk pelaku transgender tersebut.Jangan
sampai sebagai warga negara yang memiliki HAM yang sama,kita akan membunuh hak
mereka.Untuk itu,lakukan pendekatan dengan pendekatan agama,moral dan sosial.Serta jangan
cemooh mereka yang hendak melakukan perubanhan ,karena latar belakang mereka yang
terdahulu.Tetapi pelaku transgender untuk kasus kedua dan ketiga itu diperbolehkan menurut
syariat agama karena demi kesehatan dan kesmpurnaan status yang tidak jelas dengan melakukan
operasi kelamin.
3. Kesetaraan Pelaku Transgender dengan Lingkungan Sekitar
Seseorang yang melakukan Transgender memiliki HAM yang sama dengan warga negara
normal.HAM tersebut tidak boleh dihilangkan karena dia berbeda dengan yang lain atau
dianggap tidak sama ,karena HAM merupakan hak yang mutlak dibawa seseorang sejak lahir.
Selain itu juga,sebagai warga negara,pelaku transgender bersama warga negara yang memiliki
status jenis kelamin normal berkewajiban membangun negaranya dan mensukseskan kjalannya
pemnbangunan negara.
Tetapi sebagai orang yang beragama,pelaku transgender seperti waria harus tetap kembali
kepada kodratnya.Karena tindakannya itu melanggar agama dan telah merubah kodrta yang
ditetapkannya sejak lahir.Tetapi hal itu bisa disikapi agar mereka tetap berada dijalan Allah
dengan mengajak mereka pada pendekatan agama.
17
BAB V
HUKUM INDONESIA TENTANG TRANSGENDER
Kaum lesbian,gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia tidak dilindungi oleh
undang-undang. Pada kasus di skenario proses penentuan perubahan status jenis kelamin oleh
hakim menggunakan proses penemuan hukum (recthsvinding).
Proses penemuan hukum (recthsvinding)
Perkembangan masyarakat lebih cepat dari perkembangan aturan perundang-undangan,
sehingga perkembangan dalam masyarakat tersebut menjadi titik tolak dari keberadaan suatu
peraturan. Dalam kehidupan bermasyarakat memang diperlukan suatu sistem hukum untuk
menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan teratur. Kenyataannya hukum atau
peraturan perundang-undangan yang dibuat tidak mencakup seluruh perkara yang timbul dalam
masyarakat sehingga menyulitkan penegak hukum untuk menyelesaikan perkara tersebut.
Salah satu karakteristik utama dari civil law ialah penggunaan aturan-aturan yang tertulis
dan terbukukan (terkodifikasi) sebagai sumber hukumnya. Untuk menerjemahkan aturan-aturan
hukum tersebut, kepada peristiwa-peristiwa konkret, maka difungsikanlah seorang hakim.
Seorang hakim memiliki kedudukan pasif di dalam menerapkan aturan hokum tersebut, dia akan
menerjemahkan suatu aturan hukum apabila telah terjadi sengketa diantara individu satu dengan
yang lainnya di dalam masyarakat yang kemudian hasil terjemahan aturan hukum tersebut
ditetapkan di dalam suatu putusan pengadilan yang mengikat pada pihak-pihak yang
bersengketa.
Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan,
yaitu :kepastianhukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan keadilan
(Gerechtigkeit). Berdasarkan undang-undang pokok kekusaan kehakiman disebutkan bahwa
pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan suatu perkara
yang diajukan dengan dalil bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib
memeriksa dan mengadilinya.
18
Sudah barang tentu hakim harus mempelajari berbagai cara menemukan hukum yang
memang sudah disediakan oleh ilmu hukum, karena merupakan suatu kewajiban yang harus
dijalankan oleh setiap hakim dalam mengemban tugas luhurnya itu. Bilamana undang-undang
tidak menyebut suatu perkara, maka hakim harus bertindak atas inisiatifnya sendiri. Hakim harus
bertindak sebagai pembentuk hukum dalam hal undang-undang diam saja. Penegakkan dan
pelaksanaan hukum ini sering merupakan penemuan hukum dan tidak sekedar penerapan hukum.
Karena itu usaha penemuan hukum ini merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan
hakim dalam memutuskan perkara
Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim disebut juga
sebagai gejala transseksualisme ataupun transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan
seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan
kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya. Untuk
menyelesaikan persoalan ini, maka diberikanlah kewenangan kepada hakim untuk mampu
mengembangkan hukum atau melakukan penemuan hukum (rechtsvinding)
Dalam mengisi kekosongan hukum tentang perubahan status jenis kelamin itu hakim juga
harus melihat pandangan-pandangan dari sisi sosial, agama, hukum, dan medis (Kedokteran).
Hakim harus mengambil pilihan dari berbagai metode penafsiran yang hasilnya dapat berbeda.
Hakim mempunyai kebebasan dalam penafsiran, yang tidak boleh tidak harus dilakukan karena
hakim tidak dapat menolak untuk mengadili dan memutuskan perkara.
Pada konteks hukum positif tampaknya kewenangan hakim menemukan hukum
sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 14 ayat (1) undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman, juga harus ditafsirkan secara sistematis dengan Pasal 28 ayat (1) undang-
undang nomor 4 tahun 2004, yang berbunyi sebagai berikut :
(1). Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
dalam masyarakat.
(2). Dalam menerapkan berat ringannya pidana, hakim wajib memperhatikan pula sifat yang baik
dan jahat dari terdakwa.
19
Dari kedua ayat dalam pasal tersebut, dengan jelas dinyatakan hakim menggali,
mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan dalam masyarakat dan
memperhatikan hal-hal yang baik dan jahat dari terdakwa sebelum memutus suatu perkara.Hal
ini menunjukan bahwa, Indonesia memang menganut ajaran penemuan hukum bebas
(vrijerechstvinding), namun menyangkut hukum bebas tersebut hakim masih terikat oleh
peraturan perundang-undangan.
Sehingga hukum bebas di posisikan sebagai tambahan dari aturan perundang-undangan
dia tidak dapat menyimpang dari aturan perundang-undangan tersebut, akan tetapi hakim dapat
mengkontekskan aturan hukum yang ada sesuai dengan rasa keadilan dan nilai-nilai masyarakat.
Hukum bebas dalam pengertian rasa keadilan dan nilai-nilai masyarakat sangat identic dengan
hukum agama dan adat yang ada di dalam masyarakat. Namun tidak sebatas itu, tafsir rasa
keadilan dan nilai-nilai masyarakat juga dapat ditafsirkan di dalam dinamika social
kemasyakatan. Dimana aspek tuntutan dan tekanan masyarakat, mengenai mana yang adil dan
tidak adil menjadi aspek yang tidak dapat diabaikan dalam memutus suatuperkara
Dalam hal ini tidak ada sistem yang logis tertutup. Apabila hakim harus mengambil
pilihan dari berbagai kemungkinan, yang ditentukan oleh penilaiannya, maka ia melengkapi atau
mengisi peraturan-peraturan hukumnya dalam hubungannya satu sama lain, setiap penafsiran,
demikian pula setiap putusan menambahkan sesuatu, berisi unsure penciptaan. Akhirnya hakim
hanya akan menjatuhkan pilihannya berdasarkan pertimbangan metode manakah yang paling
menyakinkannya dan yang hasilnya paling memuaskan. Peradilan dalam hal ini menjadi
pencitaan hukum, penemuan hukum.
20
BAB VI
PANDANGAN GEREJA KATOLIK TENTANG TRANSGENDER
Akhir-akhir ini, masalah homoseksualitas semakin diperhatikan oleh Gereja karena di
kalangan umat ada yang berperilaku demikian. Hal ini menjadi lebih terang setelah di kalangan
rohaniwan, baik pendeta dan imam terdapat kecenderungan homoseks. Tapi masalahnya bukan
hanya sekedar bagaimana sikap Gereja Katolik terhadap kaum homo, tetapi lebih kepada
konsekuensi-konsekuensi yang lebih jauh, apa yang harus Gereja lakukan ketika umatnya adalah
homoseks dan mempunyai kebiasaan-kebiasaan berganti-ganti pasangan di kalangan homoseks?
Lebih dari itu apa jawaban serta sikap dan perilaku Gereja Katolik? Pertanyaan yang telah
tersebar luas mengenai setuju-tidaknya Gereja Katolik untuk menikahkan mereka yang homo,
serta boleh tidaknya kaum homoseks mengadopsi anak, padahal para psikolog dan peneliti telah
menjumpai fakta bahwa kaum homo sangat mudah tertarik kepada sesama jenis dan berganti-
ganti pasangan pula?
Persoalannya, menurut ajaran Gereja Katolik hal ini merupakan hak Tuhan Allah untuk
menurunkan karunia melalui Gereja. Jadi kita tidak menerima itu secara langsung, melainkan
melalui Gereja. Tuhan mempercayakan karunia ini kepada Gereja. Oleh karena itu, dalam hal ini
Gereja memutuskan atas nama Tuhan, dan Gereja Katolik tentu saja melarang perbuatan yang
menyangkut homoseksual.
Dengan dasar pemikiran ini, Agama Katolik melihat bahwa:
a. Gereja Katolik Roma menganggap perilaku seksual manusia sebagai sesuatu yang suci,
hampir penuh keilahian dalam setiap bagiannya, tetapi jika dilakukan secara baik dan
benar.
b. Gereja memandang kebutuhan dan kepentingan saling melengkapi dan memenuhi
antara jenis kelamin yang berbeda adalah suatu bagian dari apa yang direncanakan oleh
Allah.
21
c. Aktivitas homoseksual bertentangan dengan hukum alam dan penuh dosa. Sementara
keinginan dan nafsu homoseksual adalah suatu kelainan(walaupun, Gereja Katolik belum
sepenuhnya memandang bahwa nafsu dan keinginan homoseksual sebagai dosa).
d. Kegiatan-kegiatan hubungan seksual anal(lubang anus) dan homogenitas dianggap
penuh dosa karena perilaku seksual pada dasarnya ditujukan untuk suatu kesatuan dan
penerusan keturunan.
Oleh karena itu, tindakan-tindakan seksual sesama jenis ini, tidak sejalan dengan sifat
kodrati seksual manusia seperti yang tertera di bawah ini:
Tindak-tanduk homoseksual bertentangan dengan hukum alam. Tindakan-tindakan ini
menutup unsur pemberian kehidupan dalam perilaku seksual. Mereka tidak berasal dari
sebuah tindakan yang saling mengisi secara seksual dan secara penuh kasih yang tulus.
Di dalam situasi apapun tindakan-tindakan ini, tidak bisa disahkan
Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di mata Tuhan.
1. Karena itu Tuhan menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran,
sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka … kepada hawa nafsu yang memalukan,
sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan
kemesuman, laki-laki dengan laki-laki … (Roma 1:24-27)
2. Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena
itu suatu kekejian. (Imamat 18:22)
Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi
keduanya melakukan suatu kekejian … (Imamat 20:13)
3. … sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama
melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung
22
siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang
bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Tuhan serta
menghujat semua yang mulia di sorga (Yudas 1:7-8)
Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan homoseks. Alkitab
memberitahu kita bahwa seseorang menjadi homoseks karena dosa (Roma 1:24-27) dan pada
akhirnya karena pilihan mereka sendiri. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan
terhadap homoseksualitas, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada
kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan
mengikuti keinginan dosa mereka.
Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar”
dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan.
Homoseksualitas hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus
6:9-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Tuhan. Menurut Alkitab, pengampunan Tuhan
tersedia bagi kaum homoseks, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala,
pembunuh, pencuri, dll. Tuhan juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa,
termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk
keselamatan mereka.
Memang diperlukan kebijaksanaan untuk menyikapi hal transgender, seperti halnya
homoseksualitas. Sebab Gereja Katolik dalam menjalankan misi cinta kasih, harus tetap
merangkul mereka, namun juga tidak dapat membenarkan tindakan penyimpangan seksualitas
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat. Prinsipnya sederhana, “hate the sin, but love the
sinner“. Dengan demikian, Kasih tidak dapat dan tidak boleh mengaburkan kebenaran, inilah
salah satu pesan inti surat ensiklik Paus Benediktus XVI yang terbaru, “Caritas in Veritate“.
Maka untuk menyikapi hal ini memang diperlukan kebijaksanaan dari pihak otoritas Gereja, dan
umat Katolik sekalian. Itulah sebabnya misalnya, di rumah-rumah sakit Katolik di Amerika (dan
semoga juga di Indonesia) tidak memberikan fasilitas pergantian kelamin.
23
Lagipula, pergantian kelamin dari laki-laki menjadi perempuan itu melibatkan tindakan
mutilasi, yang melanggar penghormatan terhadap integritas tubuh manusia, seperti yang
disebutkan dalam KGK 2297. Selanjutnya, setelah berganti kelamin sekalipun, secara kodrat,
orang itu tetap tidak berubah.
Jadi dalam menyikapi hal transgender ini, sebaiknya kita kembali kepada pengajaran
Tuhan sendiri seperti yang tercantum dalam Katekismus, karena Tuhan adalah Yang Maha
sempurna, dan pengajaran-Nya adalah kebenaran absolut. Kita mengetahui bahwa pada saat
penciptaan, Tuhan menciptakan (hanya) dua jenis kelamin, yaitu, laki-laki dan perempuan:
KGK 369 Pria dan wanita diciptakan, artinya, dikehendaki Allah dalam persamaan yang
sempurna di satu pihak sebagai pribadi manusia dan di lain pihak dalam kepriaan dan
kewanitaannya. “Kepriaan” dan “kewanitaan” adalah sesuatu yang baik dan dikehendaki Allah:
keduanya, pria dan wanita, memiliki martabat yang tidak dapat hilang, yang diberi kepada
mereka langsung oleh Allah, Penciptanya (Bdk Kej 2:7.22). Keduanya, pria dan wanita,
bermartabat sama “menurut citra Allah”. Dalam kepriaan dan kewanitaannya mereka
mencerminkan kebijaksanaan dan kebaikan Pencipta.
Dengan demikian, kita mengetahui bahwa sesungguhnya, sejak kita diciptakan Tuhan di
dalam rahim ibu kita, jenis kelamin kita-pun dikehendaki Allah, dan bukan hanya sekedar
‘kecelakaan’. Jika kenyataannya terdapat suatu kecenderungan tertentu yang tidak normal, maka
selayaknya hal itu tidak serta merta ditolak, sebab dapat saja Tuhan mengizinkan hal itu terjadi,
sebagai ‘salib’ yang harus dipikul orang itu demi pertumbuhan imannya. Jika orang-orang yang
mengalami hal demikian, dapat tetap menerima jenis kelaminnya dengan iman dan kasih kepada
Tuhan dan kebijaksanaan Tuhan, maka dapat dipastikan bahwa Tuhan juga akan memberikan
rahmat yang cukup dan kesembuhan yang sejati bagi mereka.
Paus Benediktus XVI menentang apa yang terjadi dalam masyarakat mengenai
homoseksualitas, tapi lebih dari homoseksualitas tapi juga dari ancaman kaum LGBT (lesbian,
gay, biseksual dan transgender). Menurut Paus Benediktus XVI dalam pidatonya menjelang
Natal pada tahun 2008 mengatakan bahwa Hutan Tropis yang harus diselamatkan dari
kepunahan itu sama pentingnya dengan menyelamatkan umat manusia dari perilaku LGBT.
24
Paus Benediktus XVI sendiri menilai bahwa Gereja harus melindungi umat manusia dari
dekonstruksi dirinya sendiri. Seperti perkataannya di atas bahwa yang berhak mendapat
perlindungan adalah manusia bukan hanya hutan tropis. Paus menilai bahwa harus dihindarkan
dari homoseksual, karena homoseksualitas diumpamakan sebagai hal yang merusak ciptaan
Tuhan.
Paus dan Gereja Katolik Roma bukan hanya sekali mengingatkan bahaya
Homoseksualitas bagi umat manusia. Gereja Katolik Roma sangat keukeuh mengingatkan umat
manusia untuk menjaga diri dari bahaya homoseksualitas. Paus sendiri sebelumnya mengkritik
pemerintah sosialis Spanyol Zapatero yang melegalkan perkawinan homo, pada kunjungan kerja
dua hari di Spanyol pada musim panas tahun 2007. Pada Tahun 1999, Vatikan juga tidak
mengizinkan Pastor Nugent dan Sr.Jeannine Gramick melanjutkan pelayanan mereka kepada
kaum homoseksual. Ini memang menjadi sorotan media massa selama beberapa waktu. Banyak
orang berpendapat bahwa Gereja Katolik Roma seolah-olah membenci kaum homoseksual. Tapi
Gereja mempunyai pendapat. Menurut Gereja Katolik, walaupun Gereja telah memberikan kasih
sayang, perhatian dan pengertian, bukan berarti menyetujui praktek dan gaya hidup
homoseksualitas. Gereja kaum homoseksualitas untuk hidup murni. Sama seperti umat Kristen
lainnya. Kaum homoseksual harus hidup sesuai rencana Allah, berjuang untuk melaksanakan
kehendak Allah, berjuang untuk melaksnakan kehendak Allah dalam hidup mereka sendiri. Dan
sambil mempersatukan penderitaan batin mereka dengan penderitaan Kristus, mereka juga harus
memikul salib.
Atas alasan di ataslah, Vatikan melarang pastor Nugent dan Sr. Jeannine Gramick.
Mereka dikatakan men;yimpang. Mereka bersama-sama mendirikan New Ways Ministry pada
tahun 1977 (berlokasi di dalam Keuskupan Agung Washington) guna memperjuangkan Keadilan
dan rekonsiliasi antara kaum lesbian dan kaum gay Katolik dengan komunitas Katolik yang lebih
luas. Seperti yang dinyatakan dalam keputusan yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ajaran
Iman (31 Mei 1991), sejak dari awal, New Ways Ministry telah mempertanyakan ajaran otentik
Gereja mengenai masalah ini dan telah kabur dalam ajaran bahwa praktek homoseksualitas
adalah dosa, serta tidak tegas dalam mempromosikan panggilan hidup murni kepada kaum
homoseksual.
25
Pada tahun 1984, setelah beberapa usaha yang gagal untuk meluruskan mereka, Kardinal
Hickey melarang Pastor Nugent dan Sr. Gramick melakukan aktivitas dalam wilayah Keuskupan
Agung Washington. Bersamaan dengan itu, Kongregasi untuk Lembaga-lembaga Hidup Bakti
dan untuk Serikat-serikat Hidup Apostolik memerintahkan mereka untuk sama sekali
memutuskan hubungan mereka dengan New Ways Ministry. Walau mereka hanya
mengundurkan diri dari jabatan kepemimpinan, namun mereka terus melibatkan diri secara aktif
dalam organisasi, dan dengan demikian melanggar perintah superior mereka.
Lebih jauh, mereka menerbitkan material yang tidak sepenuhnya mencerminkan ajaran
Gereja Katolik. Oleh sebab itu, setelah banyak perundingan yang tidak banyak membuahkan
hasil, Pastor Nugent maupun Sr. Gramick dikecam dan dilarang melakukan karya pastoral
kepada kaum homoseksual. Patut diperhatikan bahwa point utama yang dikemukakan oleh
Kongregasi adalah, mengajarkan yang salah dan yang kabur adalah tidak selaras dengan sikap
hormat dan belas kasih sejati seorang Kristen. Mereka yang bergumul dengan masalah
homoseksualitas, sama seperti yang lain, mempunyai hak untuk menerima ajaran otentik Gereja
dari mereka yang melayani mereka.
26
Contoh Kasus
Ketika Istri Menghamili Sang Suami
Ini adalah potret keluarga bahagia Bianca Browser dan Nick Bowser warga Louisville
Kentucky, mereka memiliki dua orang putera, yaitu Kai dan Pax yang masing-masing berusia
tiga dan satu tahun. Sekilas pasangan ini tampak seperti keluarga pada umumnya namun ternyata
pasangan ini sebenarnya adalah pasangan transgender. Nick (27) ternyata seorang wanita yang
berperan sebagai ayah sedangkan Bianca (32) yang aslinya seorang pria berperan sebagai ibu.
Ketika ada sebuah syair lagu menyatakan bahwa cinta tiada kenal logika nampaknya memang
benar karena kedua transgender itu tidak keberatan saling menikahi.
Bianca Bowser (32), lahir sebagai seorang anak laki-laki bernama Jason, dan telah
menjalani hidup sebagai wanita sejak 11 tahun yang lalu. Sementara suaminya, Nick Bowser
(27) lahir dengan jenis kelamin perempuan bernama Nicole dan dia telah memilih untuk
menjalani hidup sebagai pria selama 7 tahun terakhir. Mereka bertemu dan jatuh cinta pada 2009
di Atlanta. Pada waktu itu keduanya sama-sama sudah memiliki identitas gender baru ( Bianca
27
sebagai perempuan, Nick sebagai laki-laki ), namun mereka belum menjalani operasi perubahan
kelamin. Setelah sekian lama berhubungan, mereka akhirnya memutuskan untuk membangun
sebuah keluarga.
Nick telah menjalani operasi pengangkatan payudara dan juga terapi testoteron agar
terlihat maskulin. Sedangkan Bianca menjalani operasi pembesaran payudara serta pencabutan
bulu badan tapi dia tidak butuh terapi estrogen karena dia memang kemayu sejak kecil. Akan
tetapi, uniknya, walaupun mereka adalah pasangan transgender, namun keduanya belum
menjalani operasi kelamin karena alasan ekonomi. Baik Nick dan Bianca masih memiliki
kelamin asli mereka sehingga saat mereka menikah, maka sang 'ayah' lah yang hamil.
28
“Kami masih memiliki organnya (untuk bereproduksi) sehingga kami akan
menggunakannya,” ungkap Bianca kepada Mirror. “Jika nanti kami punya cukup uang untuk
mengubahnya (operasi), kami akan melakukannya. Tapi kami masih belum mampu, dan saat ini
anak-anak lebih utama.”
Meski kemudian menjalani operasi pengangkatan payudara, Nick yang secara fisik masih
perempuan, memutuskan untuk mengandung bayi Bianca. Sesuatu yang dia gambarkan kepada
tabloid Mirror sebagai pengalaman yang benar-benar mengerikan karena dia sudah merasa
sebagai seorang laki-laki. "Saya tidak menyukainya. Saya seorang pria dan tidak mudah untuk
melakukan sesuatu yang sangat feminin, tapi hal ini dapat saya atasi dan kami sangat senang saat
Kai lahir," ungkapnya dalam wawancara tsb.
29
Nick bercerita, ketika ia hamil, orang-orang melihat dirinya dengan ekspresi keherenan.
Hal tersebut membuat Nick tertekan. Kehamilannya membuat tetangga bergunjing karena
dirasakan aneh melihat seorang "pria" hamil. Untungnya keduanya masih disayang oleh kerabat
masing-masing. Mereka gembira mengetahui akan memiliki anggota keluarga baru. Pada usia
kehamilan memasuki trimester ketiga Nick tidak dapat keluar rumah kecuali jika ia harus
bertemu dokter. Nick menempuh operasi cesar sebagai jalan pintas untuk menghindari siksaan
kewanitaan.
Ketika bayi mereka lahir, Bianca mengaku "cemburu" akan ikatan mental biologis antara
Nick dan bayi mereka, berhubung Nick-lah yang mengandung dan melahirkan mereka. Bianca
pun sempat kesal saat harus menandatangani sertifikat kelahiran sebagai seorang ayah.
30
Kini pasangan ini mulai bingung bagaimana menjelaskan kepada buah hati mereka
bahwa sang ibu secara teknis adalah ayah, dan sang ayah secara teknis adalah ibu yang
mengandung dan melahirkan mereka.
Bianca menambahkan, ia dan Nick berencana memberi tahu anak-anak mereka apa yang
terjadi segera mungkin, setelah mereka di usia yang sudah bisa memahami. Mereka yakin Kai
dan Pax akan menerima dan memahami kondisi orangtuanya yang berbeda.
“Jika mereka sudah terbiasa dengan hal ini, dan sebelumnya tidak pernah mendengar hal
negatif tentang transgender, mereka akan baik-baik saja,” ujarnya optimis.
Dalam sebuah siaran televisi Inggris Nick dan Bianca sepakat akan menjelaskan
kompleksitas masalah gender yang mereka miliki kepada anak saat usia mereka sudah lebih
dewasa.
31
"Saya tidak khawatir bagaimana nantinya mereka akan bereaksi. Kami tidak akan
memperlakukannya sebagai hal yang 'buruk'. Dan anak-anak lebih menerima dan tidak
menghakimi. Menjadi transeksual tidak mendefinisikan siapa kita," kata Bianca.
Kepada presenter acara, Phillip Schofield dan Holly Willoughby, mereka
mengungkapkan “Anak kami belum tahu. Kami tak tahu kapan waktunya untuk memberitahu
mereka, mungkin saat umur mereka mencapai enam tahun baru mereka bisa mengerti. Penting
sekali memberitahu mereka karena jika mereka mengetahuinya dari orang lain, mereka akan
kesal. Kami tidak cemas akan reaksi negatif karena anak-anak biasanya penerima dan tidak
menghakimi."
BAB VII
32
KESIMPULAN
Transgender merupakan perubahan identitas seksual seseorang baik dari seorang laki-laki
menjadi seorang perempuan maupun seorang perempuan menjadi seorang laki-laki. Transgender
dapat disebabkan oleh faktor internal ( genetik ) maupun faktor eksternal ( lingkungan ). Tidak
terdapat peraturan yang jelas mengenai transgender di Indonesia, sehingga negara menggunakan
dasar syariat Islam yang mendukung atau menolak transgender berdasarkan maksud atau
tujuannya. Sedangkan, menurut Gereja Katolik, transgender ditentang karena dianggap
melanggar integritas diri atau kodrat yang telah diberikan Tuhan sesuai KGK (Katekismus
Gereja Katolik) 2297. Beberapa katekismus lain yang membahas juga memperkuat penolakan
gereja adalah KGK 369. Selain itu, alkitab dalam kitab Kejadian 2 ayat 7 sampai 22
menggambarkan bahwa manusia memiliki kesamaan yang sempurna serta telah ditetapkan
indentitasnya sebagai seorang pria dan seorang perempuan sebagai martabat yang tidak dapat
hilang yang telah diberikan oleh Tuhan.
BAB VII
33
SARAN
Setiap orang ingin lahir dan hidup dalam kondisi yang ideal, dalam artian sesuai dengan
insaniter sebut inginkan dan harapkan. Dalam satu sisi, terdapat fenomena dimana beberapa
persen dari manusia di dunia ini, terlahir didalam “tubuh” yang berbeda dengan yang ia
harapkan. Transgender menjadi salah satu pilihan bagi orang-orang tersebut agar “terbebas” dari
tubuh yang “salah”.
Berikut saran baik bagi Transgender ataupun pandangan masyarakat yang baik dan saling
menghargai bagi para teman kita yang mengalami masalah demikian:
a. Agama Katolik melarang dilakukannya Homoseksualitas dan bahkan termasuk
transgender. Ada baiknya agar dipikirkan ulang dan membawa diri lebih dekat dengan
Tuhan agar diberikan jalan terbaik untuk hidupnya.
b. Hukum tentang transgender tidak secara langsung mengatur, namun hukum
menjelaskan bahwa, “tidak seorangpun dapat merubah / menganti / menambah
identitasnya tanpa ijin Pengadilan”. Sebaiknya, ketika dorongan untuk merubah kelamin
itu muncul, konsultasikan dengan orang-orang terdekat atau bahkan pakar hukum, agar
selain tidak melanggar hukum, orang tersebut juga lebih diterima meskipun fisik dan
hatinya yang berbeda (lemah lembut dengan fisik kekar, dst)
c. Masyarakat tidak seharusnya mengecam dan mencemooh orang yang melakukan
operasi transgender. Demikian adanya, mereka sudah melakukan dan melawan sekuat
tenaga, namun dorongan untuk hal ini sangatlah besar. Ber-empatilah.
d. Sebagai mahluk sosial, tidak sepantasnya kita membeda –bedakan meskipun dari suku,
ras, gender, bahkan agama. Tidak pula transgender, karena terdapat “jiwa” dan “pikiran”
seorang manusia biasa yang hanya terperangkap didalam tubuh yang berbeda. Hadapi
secara dewasa dan hormati keputusan anggota keluarga dan orang lain yang melakukan
transgender, karena kita tidak tahu apa pergumulan yang mereka alami.
34
e. Seringkali, tindakan mengganti kelamin berujung pada depresi dan bunuh diri karena
tekanan dari berbagai sudut. Doakan, bantu, dan temani siapapun itu, karena, “cintailah
sesamamu seperti dirimu sendiri”.
DAFTAR PUSTAKA
35
E. Utrecht. Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakarta. Sinar Harapan. 1983
Soerjono Soekanto ,Penelitian Hukum Normatif, Jakarta. Rajawali Pres, 1994
Sudikno Mertukusumo. Penemuan Hukum Sebuah Pengantar.Yogyakarta. Liberty Yogyakarta.
2007
Sunaryo Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada akhir abad ke 20. Bandung. Alumni, 1994
Yudha Bhakti Ardhiwisastra.Penafsiran Dan Kontruksi Hukum. Bandung. Alumni. 2008
Van Apeldoorn. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta. Pradnya Paramita.2004
Jurnal Hukum
Muliadi Nur, Analisis Terhadap Teknik /Metode Penemuan Hukumoleh Hakim di Kota Manado
alam Proses PengambilanKeputusan, 2 Juni 2008, dalam www.WordPress.com
Ro’fahSetyowati (et,al). Perubahan Status JenisKelaminTerhadapPenderita Transgender
(transseksual). Laporan Akhir. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Nasional
Djohansjah Marzuki. Ini Operasi Ubah Kelamin. Panasea
http://www.scribd.com/doc/23229941/Penemuan-Hukum-Di-Indonesia
http://isbd-alv.blogspot.com/2014/03/kasus-transgender-dena-rahman.html
36