makalah LP

23
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Keberhasilan belajar dapat diciptakan pada suatu program pendidikan yaitu belajar dan mengajar di sekolah. Disini tidak hanya guru dengan murid yang berperan tetapi bisa juga peraturan dan kebijakan sekolah serta sistem test atau ujian dan pemberian nilai. Keberhasilan belajar tentunya sangatlah diharapkan oleh semua peserta didik maupun pendidiknya, karena keberhasilan belajar merupakan hasil atau buah manis dari sebuah upaya pembelajaran. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar, maka kita harus meningkatkan mutu pendidkan dan pembelajaran. Dalam keberhasilan belajar tidak hanya pendidikan dan pengajaran yang berperan tetapi motivasi juga sangat dibutuhkan. Karena motivasi adalah sesuatu yang mempengaruhi seseorang agar dapat menggerakan sesuatu. Dan motivasi juga merupakan dorongan yang dapat membuat seseorang bersemangat melakukan sesuatu. Maka dalam belajar motivasi sangatlah dibutuhkan, karena dengan adanya motivasi kita dapat menghasilkan minat belajar yang baik. Motivasi juga berpengaruh terhadap keberlangsungannya proses belajar. Maka dari itu kita harus menciptakan motivasi yang mendukung, membimbing, dan mengembangkan hasrat belajar, agar terciptanya suatu proses belajar yang baik dan keberhasilan belajar yang baik juga. 1

Transcript of makalah LP

Page 1: makalah LP

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah

Keberhasilan belajar dapat diciptakan pada suatu program pendidikan yaitu

belajar dan mengajar di sekolah. Disini tidak hanya guru dengan murid yang

berperan tetapi bisa juga peraturan dan kebijakan sekolah serta sistem test atau

ujian dan pemberian nilai.

Keberhasilan belajar tentunya sangatlah diharapkan oleh semua peserta didik

maupun pendidiknya, karena keberhasilan belajar merupakan hasil atau buah manis

dari sebuah upaya pembelajaran.

Untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar, maka kita harus

meningkatkan mutu pendidkan dan pembelajaran. Dalam keberhasilan belajar tidak

hanya pendidikan dan pengajaran yang berperan tetapi motivasi juga sangat

dibutuhkan.

Karena motivasi adalah sesuatu yang mempengaruhi seseorang agar dapat

menggerakan sesuatu. Dan motivasi juga merupakan dorongan yang dapat membuat

seseorang bersemangat melakukan sesuatu. Maka dalam belajar motivasi sangatlah

dibutuhkan, karena dengan adanya motivasi kita dapat menghasilkan minat belajar

yang baik. Motivasi juga berpengaruh terhadap keberlangsungannya proses belajar.

Maka dari itu kita harus menciptakan motivasi yang mendukung, membimbing, dan

mengembangkan hasrat belajar, agar terciptanya suatu proses belajar yang baik dan

keberhasilan belajar yang baik juga.

Oleh karena itu dalam makalah ini kami membahas tentang kriteria

keberhasilan belajar dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa.

2. Rumusan masalah

1. Apa yang menjaadi kriteria keberhasilan belajar?

2. Apa saja tipe hasil belajar?

3. Bagaimana upaya untuk memotivasi siswa dalam belajar?

1

Page 2: makalah LP

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan belajar.

2. Untuk mengetahui tipe-tipe hasil belajar.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan untuk memotivasi siswa

dalam belajar.

4. Metode penelitian

Dalam pembuatan makalah ini Kami menggunakan metode tinjauan pustaka dan

penyebaran angket kepada siswa Pendidikan Fisika Kelas A. Jumlah semua siswa

adalah 53 orang, setelah dikurangi anggota kelompok Kami sebanyak 8 orang. Maka

penyebaran angket diberikan pada 45 orang siswa Pendidikan Fisika Kelas A.

2

Page 3: makalah LP

BAB II

PEMBAHASAN

1. Keberhasilan belajar

1.1 Pengertian keberhasilan

Keberhasilan secara etimologi yaitu berasal kata dari hasil yang

artinya sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.

Keberhasilan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah perihal (keadaan)

berhasil. Keberhasilan juga berarti memperoleh penghargaan,

kepemimpinan. Sedangkan menurut kelompok kami keberhasilan adalah

sesuatu yang kita capai setelah kita berusaha dan berjuang secara benar dan

baik .

1.2 Pengertian belajar

Belajar secara etimologi adalah berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu. Belajar berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk yang di berikan

kepada orang supaya diketahui atau diturut.

Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar

dengan dua macam rumusan. Rumusan pertamu berbunyi : Belajar adalah

perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat

latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya adalah belajar ialah proses

memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Menurut Made Pidarta, 1997: Belajar adalah perubahaan perilaku

yang relatif permanen sebagai hasil pengalamaan (bukan hasil

perkembangaan,pengaruh obat, atau kecelakaan) dan melaksanakannya pada

pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikaannya kepada orang lain.

Menurut M. Sobry Sutikno, 2008: Belajar adalah proses orang

memperoleh berbagai kecakapaan, keterampilan, dan sikap. Biasa juga di

artikan bahwa belajar itu adalah suatu proses usaha yang di lakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3

Page 4: makalah LP

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Dari beberapa pengertian di atas yang dikemukakan para ahli maka

kami menyimpulkan belajar adalah suatu proses yang dilakukan secara

langsung oleh seseorang untuk mendapatkan kepandaian, kecakapan,

keterampilan dan sikap. Dalam belajar harus ada perubahan tingkah laku ke

arah yang lebih baik karena itu menunjukan berhasil atau tidaknya belajar itu.

1.3 Pengertian keberhasilan belajar

Dari pengertian keberhasilan dan belajar kita dapat mengetahui

bahwa keberhasilan belajar adalah tercapainya keadaan proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keberhasilan belajar bisa diketahui dengan evaluasi karena evaluasi

artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam sebuah program. Dalam UU NO 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa evaluasi pendidikan

adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan

terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan

pendidikan.

Padanan kata evaluasi adalah assessment (taksiran, penilaian) yang

menurut Tardif dkk., (1989), berarti proses penilaian untuk menggambarkan

prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assessment ada pula kata lain yang searti

dan relatif lebih dikenal dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan

ulangan.

1.4 Kriteria keberhasilan belajar

Dalam suatu pengajaran harus ada kriteria yang ditetapkan sebagai

ukuran ataupun patokan dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu

4

Page 5: makalah LP

pengajaran. Dengan adanya kriteria maka pengajaran dapat di ukur dengan

kriteria tadi, maka menurut Nana Sudjana (1995) kita dapat menentukan dua

kriteria yang bersifat umum, yaitu :

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

b. Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya

Kriteria dari sudut proses menekankan kepada pengajaran sebagai

suatu proses harus merupakan interaksi dinamis sehingga siswa, sebagai

subjek yang belajar mampu mengembangkan potensinya melalui belajar

sendiri, dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif. Sedangkan

kriteria dari segi hasil menekankan kepada tingkat penguasaan tujuan oleh

siswa baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

1.4.1 Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya

dapat dikaji melalui beberapa persoalan di bawah ini :

a. Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu

oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik ataukah hanya

suatu proses yang telah menjadi pekerjaan rutin bagi guru?

b. Apakah kegiatan belajar siswa diberikan motivasi oleh guru sehingga

siswa melakukan kegiatan dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan?

c. Apakah siswa menempuh berbagai metode dalam belajar atau

hanya terpaku pada satu metode belajar?

d. Apakah siswa memiliki kesempatan untuk menilai hasil belajar yang

dicapainya atau ia tidak tahu apakah yang dilakukannya itu benar

atau salah?

e. Apakah proses belajar diikuti oleh semua siswa dalam kelas ataukah

hanya oleh beberapa siswa yang aktif?

f. Apakah suasana proses belajar mengajar cukup menyenangkan

ataukah suasana yang mencekam dan menakutkan?

g. Apakah sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang

kegiatan siswa agar lebih optimal?

5

Page 6: makalah LP

Dengan mengkaji persoalan diatas maka menunjukan bahwa

keberhasilan proses pengajaran banyak dipengaruhi oleh variabel yang

datang dari pribadi siswa, usaha guru serta variabel lingkungan

terutama sarana yang ada di sekolah.

1.4.2 Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya

Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat

dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau

dari segi hasil, antara lain:

a. Apakah hasil belajar yang dicapai siswa nampak dalam bentuk

perubahan tingkah laku secara menyeluruh ataukah hasil belajar

yang bersifat tunggal dan terlepas satu sama lain?

b. Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dapat diterapkan dalam

pemecahan masalah yang dihadapi ataukah yang bersifat samar-

samar sehingga tak bisa diterapkan?

c. Apakah hasil belajar yang dicapai siswa tahan lama diingat dan

berpengaruh pada perilaku dirinya ataukah bersifat insidental

masuk dari telinga kiri keluar dari telinga kanan?

d. Apakah yakin perubahan yang di alami siswa merupakan akibat dari

pengajaran ataukah di luar proses pengajaran?

Kedua kriteria umum ini dapat digunakan sebagai koreksi diri dan

introspeksi bagi guru dalam melaksanakan proses pengajaran.

Selain dua kriteria umum di atas ada beberapa indikator

keberhasilan siswa dalam belajar. Indikator yang dijadikan sebagai tolak

ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat

dikatakan berhasil, adalah:

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (kognitif).

6

Page 7: makalah LP

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai

siswa baik individu maupun klasikal (afektif).

Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan

dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.

1.5 Penilaian keberhasilan

Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan

mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis

penilaian sebagai berikut :

a. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan

tertentu dalam waktu tertentu Contohnya: ulangan harian.

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran

daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak

didik. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar

dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor (UTS).

c. Tes Sumatif

Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester

atau dua tahun pelajaran. Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat

atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar

7

Page 8: makalah LP

tertentu. Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun

rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah (UAS).

1.6 Tingkat keberhasilan

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa

terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk

mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat

acuan sebagai berikut:

Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu

dapat dikuasai siswa.

Baik sekali/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d

84% dikuasai siswa.

Kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai

siswa.

1.7 Tipe hasil belajar

Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)

keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan

cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

ditetapkan dalam kurikulum sekolah.

Gagne mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni (a)

verbal information, (b) intelektual skill, (c) cognitive strategy, (d) attitude, dan

(e) motor skill. Sementara itu Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan

pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan menjadi 3

bidang, yakni (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, (c) bidang psikomotor.

Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga

aspek hasil belajar tersebut :

1.7.1 Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif

a. Tipe hasil belajar pengetahuan hapalan

8

Page 9: makalah LP

Tipe hasil belajar ini termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika

dibandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Namun demikian,

tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai

dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi.

b. Tipe hasil belajar pemahaman ( comprehention )

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum; pertama

pemahaman terjemahan, kedua pemehaman penafsiran, dan

ketiga pemahaman ekstrapolasi.

c. Tipe hasil belajar penerapan ( aplikasi )

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi

suatu konsep, ide, rumus, hukum dan situasi yang baru. Dengan

kata lain, aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih banyak

keterampilan mental.

d. Tipe hasil belajar analisis

Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang

memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni

pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Analisis sangat

diperlukan bagi para siswa sekolah menengah apalagi di

Perguruan Tinggi.

e. Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Sudah tentu sintesis memerlukan

kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Pada

berfikir sintesis adalah berfikir devergent, sedangkan berfikir

analisis adalah berfikir konfergent. Apabila kedua tipe tersebut

disatukan, maka untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif)

akan lebih mudah dikembangkan.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi, dan terkandung

semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam

tipe ini diperlukan kemampuan yang mendahuluinya, yakni

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.

9

Page 10: makalah LP

1.7.2 Tipe hasil belajar bidang afektif

Tipe hasil belajar afektif tampak pada siwa dalam berbagai

tingkah laku seperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin,

motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan

belajar, dll. Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan

tipe hasil belajar, antara lain :

a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan dari luar. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,

keinginan untuk menerima stimulus.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulasi yang datang.

c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.

d. Organisasi, yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem

organisasi.

e. Karakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang

telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya.

1.7.3 Tipe hasil belajar bidang psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan, kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan

keterampilan, yakni :

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan-gerakan tidak sadar).

b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, motorik dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan

dan ketapatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

pada keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi

seperti ggerakan ekspresif, interpretatif.

10

Page 11: makalah LP

2. Motivasi belajar

2.1 Pengertian motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata ‘motif’ yang dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang ada di dalam diri sesorang untuk melakukan aktivitas

tertentu demi tercapainya tujuan. Motivasi secara bahasa adalah energi atau

kekuatan.

Robbin, S.P (1993) menyebutkan motivasi adalah suatu proses yang

menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha

untuk mencapai suatu tujuan.

Graham & Golan, (1991) menyatakan bahwa : Motivasi penting dalam

menentukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan

pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan

kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan

menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu,

sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan

lebih baik.

Dari berbagai pengertian motivasi di atas penulis menyimpulkan

motivasi adalah dorongan atau tekad yang timbul dari dalam diri siswa

ataupun pengaruh dari luar yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, dengan motivasi siswa bisa belajar lebih kuat karena memiliki

tekad dalam dirinya untuk melakukan itu.

2.2 Motivasi internal dan eksternal

Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan

keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar

kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaranyang dimiliki oleh

siswa yang bersangkutan ”(Djamarah S.B, dkk, 1995:70).

Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri

anak, disebut motivasi intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar,

disebut motivasi ekstrinsik (Djamarah S.B, 1997:223).

a. Motivasi intrinsik (internal)

11

Page 12: makalah LP

Jenis motivasi ini timbul dari dalam individu sendiri tanpa ada paksaan

atau dorongon dari orang lain. Motivasi ini sering di sebut motivasi murni

(yang sebenarnya), misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan

tertentu, ataupun mengembangkan sikap untuk berhasil.

b. Motivasi ekstrinsik (eksternal)

Timbul sebagai akibat pengaruh luar individu, bisa karena ajakan,

suruhan atau paksaan dari orang lain. Sehingga siswa mau melakukan

sesuatu. Motivasi ini sangat diperlukan di sekolah, sebab tidak semua

pembelajaran di sekolah menarik minat siswa atau sesuai dengan

kebutuhan siswa.

2.3 Fungsi motivasi

Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa

dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin,

motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif

untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat

berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa. Adapun fungsi

dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak

akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku

seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.

2.4 Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar

Gage & Berliner, (1979) menyarankan sejumlah cara meningkatkan

motivasi siswa, tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-

besaran, yaitu :

12

Page 13: makalah LP

1. Pergunakan pujian verbal

2. Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana

3. Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan

eksplorasi

4. Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan pada siswa,

contohnya: hadiah

5. Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, terapkan konsep-

konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa

6. Minta pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari

sebelumnya

7. Pergunakan simulasi dan permainan

8. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.

9. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari

keterlibatan siswa

10. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan

sekolah

11. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa

Ada beberapa strategi yang dapat dikembangakan dalam upaya untuk

menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran, di antaranya:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke siswa.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya guru terlebih dahulu

menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran

yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula

motivasi dalam belajar.

2. Tumbuhkan motivasi pada saat awal pengajaran dimulai.

Caranya dapat dilakukan dengan menanyakan pekerjaan rumah atau

mengecek apakah pengajaran saat itu sudah diketahui oleh peserta didik

atau belum, agar pendidik dapat membaca situasi kelas apakah peserta

didik siap mengikuti pembelajaran atau belum.

13

Page 14: makalah LP

3. Pada saat membuka pelajaran, upayakan untuk mengulangi pelajaran

minggu lalu atau pertemuan sebelumnya dengan memberi beberapa

pertanyaan kepada peserta didik.

4. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipi

humor.

5. Berikanlah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

semangat siswa untuk belajar lebih giat.

6. Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi

yang telah dicapai sebelumnya.

7. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan

atau pujian.

8. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses

belajar mengajar. Pemberian hukuman ini dimaksudkan agar siswa mau

merubah diri da berusaha memacu motivasi belajarnya.

9. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.

10. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

11. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.

12. Menggunakan metode yang bervariasi

13. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

14

Page 15: makalah LP

BAB III

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Dalam suatu pengajaran harus ada kriteria yang ditetapkan sebagai

ukuran ataupun patokan dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu

pengajaran. Dengan adanya kriteria maka pengajaran dapat di ukur dengan

kriteria tadi, maka menurut Nana Sudjana (1995) kita dapat menentukan dua

kriteria yang bersifat umum, yaitu :

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

b. Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya

Selain itu ada beberapa tipe hasil belajar menurut beberapa ahli, penulis

menyimpulkan ada 3 tipe hasil belajar yang sudah kita kenal, yaitu :

a. Tipe hasil belajar kognitif

b. Tipe hasil belajar afektif

c. Tipe hasil belajar psikomotorik

Serta ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa. Ada 2 motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.

15

Page 16: makalah LP

Daftar Pustaka

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sobry Sutikno, M. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Sobry Sutikno, M. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect.

Sudjana, Nana.1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Sinar baru Algensindo.

http://id.wordpress.com/tag/keberhasilan-belajar-dan-berbagai-upaya-untuk-memotivasi-siswa-dalam-belajar/

16