Makalah Komunikasi Pembangunan dan Bisnis
-
Upload
rishamuliana -
Category
Documents
-
view
33 -
download
5
description
Transcript of Makalah Komunikasi Pembangunan dan Bisnis
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan untuk menunjang pembelajaran.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banda Aceh, 15 Desember 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................3
1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................4
1.4. Fokus Masalah..................................................................................................4
1.5. Rumusan Masalah.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pencemaran.....................................................................................5
2.2. Jenis-jenis Sampah............................................................................................6
2.3. Pengaruh Sampah terhadap Lingkungan Hidup...............................................8
2.4. Upaya-Upaya Dalam Pengolahan Sampah ......................................................12
2.5. Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah.................................................16
BAB III KONSEP PERANCANGAN
3.1. Strategi Perencanaan ........................................................................................17
3.2. Strategi Media ..................................................................................................18
3.3. Konsep Visual ..................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting
untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan dan kehidupan kita.
Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan
ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke
lingkungan yang lebih luas.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai
saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan
sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk
begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut
tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi
kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik,
tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi
masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan
sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya
kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan
bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.Sehubungan
dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil
tema “Meningkatkan Awareness Masyarakat Mengenai Program Go Green Melalui
Pengelolaan Sampah” agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan itu
datang dan bagaimana cara menanggulanginnya.
1.2. Identifikasi masalah
Dalam hal ini, kegiatan manusia yang dilakukan sehari hari banyak memiliki efek
bagi lingkungan, terutama dari pencemaran bahan siap pakai, misalnya pembuangan
sampah tidak pada tempatnya, walaupun peran pemerintah setempat sudah diterapkan
3
dalam kehidupan sehari hari. Jumlah penduduk yang meningkat, juga sangat
berpengaruh terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, semakin banyaknya jumlah
penduduk, penggunaan bahan semakin tinggi,oleh karena itu pencemaran yang terjadi
semakin meningkat, apabila manusia tidak dapat memanfaatkannya.
Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam penanganan
pencemaran, akan tetapi, fasilitas atau teknik yang dilakukan masih perlu di perbaiki,
kekurangan fasilitas serta teknik yang kurang baik akan menyebabkan maraknya
pencemaran yang terjadi. Peran serta kebijakan yang dilakukan pemerintah, sangat
dibutuhkan karena untuk mencegah keberlanjutan pencemaran misalnya mendaur ulang
kembali sampah untuk program go green.
Peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat, akan menyebabkan
pencemaran yang terjadi secara berlanjut, seperti pembuangan sampah sudah tidak pada
tempatnya, kebutuhan fasilitas juga diperlukan dalam hal ini, contohnya dalam
kontainer tong sampah.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui peran kegiatan
mengurangi, menggunakan kembali serta mendaur ulang sampah dalam melaksanakan
program go green, serta kegunaannya untuk kesehatan dan keberlangsungan hidup
bumi.
1.4. Fokus Masalah
Fokus masalah penulisan makalah ini adalah kegiatan mengurangi, menggunakan
kembali dan mendaur ulang sampah yang terdiri dari sampah organik dan anorganik
untuk melaksanakan kegiatan go green.
1.5. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran sampah ?
2. Apa saja jenis-jenis sampah ?
3. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?
4. Bagaimanakah upaya-upaya pengelolaan sampah ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke
dalam air atauudara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga
dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap
lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban
pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan
kimia termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang
salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan
oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan
dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran
lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
5
2.2. Jenis-jenis sampah
1) Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sampah organik – dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah anorganik – tidak dapat terurai (undegradable)
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
2) Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Sampah alam
b) Sampah manusia
c) Sampah konsumsi
d) Sampah nuklir
e) Sampah industri
f) Sampah pertambangan
3) Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi
dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu
pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
6
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
Recyclable adalah sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan
lain-lain.
Non-recyclable adalah sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon
paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Sampah hitam adalah sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri.
Sampah inimengandung patogen yang berbahaya.
Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dantempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah
yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah
cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya
membuang ke selokan.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui
proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai
menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah,
misalnya daun-daun kering di lingkunganpemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urine. Sampah
manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan
7
sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada pada
setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil darifusi nuklirdanfisi nuklir yang
menghasilkan uranium danthorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat
yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang
masih dilakukan).
2.3. Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap
lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan menimbulkan beberapa
dampak negatif dan bencana seperti :
Dampak sampah bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit.Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur
dengan air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
8
Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak sampah terhadap lingkungan
Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau
tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti
permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali
terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan
proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap
yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat
berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama
akibat bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di
TPA secara kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai
gas seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan
mengganggu komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan
global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di
sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan
berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin
terjadi pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak
memenuhi syarat teknis. Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak
sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan
dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan
sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar
dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang
dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.
Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial
menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau
tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan
berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula
9
sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk
menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan
sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di
bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah
akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur
penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.
Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan
kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan
lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan
mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi
maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau
larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi
menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan
pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan
sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan
pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di
sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah
yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian
pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila
kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang
tertiup angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di
dalam area pengolahan maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan
mengurangi estetika lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi
oleh ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas
pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan. Hal ini
menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat yang
melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.
10
Kemacetan Lalu lintas
Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya
berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta
kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus
lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti
transfer station atau TPA berpotensi menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat
mengganggu lalu lintas lain; terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya khusus
untuk mengantisipasinya. Arus kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar
dari lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu
lintas di sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.
Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya
tidak jarang menimbulkan sikap menentang/oposisi dari masyarakat dan
munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional akan terus meningkat
seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat
penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah
aktif untuk menghindarinya.
Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan
yang buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas)
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan
air. Jika sarana penampungan sampah kurang atu tidak efisien, orang akan
11
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering dibersihkan atau diperbaiki (Gilbert dkk; 1996)
Menurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan,
kesehatan, keamanan dan pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan berbagai gangguan-gangguan antara lain sebagai berikut:
Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas
yang terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan
kadang-kadang berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.
Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik
dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat
mengganggu kehidupan dilingkungan sekitarnya.
Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen.
Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan sampah
menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari
udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebankan
kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada
mengeluarkan gas beracun.
Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh
lalat atau seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.
Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang
nyaman untuk dinikmati.
2.4. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-
ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah
juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing
jenis zat.
12
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu negara ke negara yang lain (sesuai
budaya yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan , serta berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan
sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial
dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung
banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan
beberapa metode atau cara sebagai berikut :
1. Melakukan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini
biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang
lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik
akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan
penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik
berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah
adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik
desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan
air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak
menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul
akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau
dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
13
2. Melakukan metode daur ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu
pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang
bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari daur ulang yaitu :
a) Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya
kaleng minum alumunium, kaleng baja makanan / minuman, botol bekas, kertas
karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan biasanya dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah
khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang
dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di
daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil
lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut
jenis bahannya.
b) Pengolahan kembali secara biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan
istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai
pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan
organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya
dengan pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan
kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik
(kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan
pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan.
Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola
(basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-
Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di
masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan
pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh
pemerintah daerah (kab/kota).
14
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4,
yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa
mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat
pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan
Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,
Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan
adalah Green Bin Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana
sampah organik rumah tangga seperti sampah dapur dn potongan tanaman
dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
c) Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan
panas” bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah
dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi
busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik
langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
d) Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Pengurangan sampah” metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan
kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali
15
pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk
fungsi yang sama.
2.5. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan
masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah
Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan
pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya
memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah
dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan
sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh pemerintah pusat karena
mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :
Penetapan instrumen kebijakan:
Instrumen regulasi merupakan penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-
undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan.
Instrumen ekonomik merupakan penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi
beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan
pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta
melakukan uji dampak lingkungan.
Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-
use), dan mendaur ulang (recycling) sampah. Pengembangan produk dan
kemasan ramah lingkungan.
Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah.
Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan
akhir sampah, penetapan lokasi pengolahan akhir sampah, luas minimal lahan
untuk lokasi pengolahan akhir sampah dan penetapan lahan penyangga.
16
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
3.4. Strategi Perancangan
1) Strategi Komunikasi
Menurut Laswell komunikasi meliputi lima unsur yakni komunikator, pesan,
media, komunikan, dan feedback. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan feedback
tertentu.
Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila komunikasi itu mampu mengubah
sikap dan tindakan seseorang.
Media yang digunakan dalam hal ini, harus memiliki kesesuaian dengan
kombinasi yang dilakukan, karena dalam hal ini penerima pesan harus mudah
menerima tujuan dari media yang diberikan, leaflet merupakan contoh komunikasi
tidak langsung yang disampaikan melalui kombinasi gambar,kata serta warna.
Pesan yang disampaikan kepada target sasaran adalah dijelaskan masalah apa
yang ditimbulkan akibat sampah, kemudian bagaimana cara mengelola sampah. Seperti
yang telah dijabarkan, sampah dapat dikelola dengan 4 cara, yaitu Reduce, Reuse,
Recycle, dan Replace.
2) Strategi Kreatif
Pesan yang disampaikan melalui media dalam hal ini berupa leaflet yaitu adanya
lipatan yang membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau
halaman tersendiri. Leaflet yang akan digunakan dalam penyampaian pesan ini
menggunakan bahasa yang dapat diterima di setiap kalangan masyarakat sehingga
mempermudah penyampaian informasi. Kreatifitas yang dibutuhkan dalam pembuatan
leaflet ini dibutuhkan kemampuan yang dapat menarik perhatian masyarakat, sehingga
masyarakat mampu dalam menerima pesan dari leaflet tersebut. Penggabungan kata
dengan warna yang sesuai sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena dalam hal ini
kombinasi kata,gambar serta warna harus memiliki kesesuaian yang tepat.
17
3.5. Strategi Media
Media yang digunakan dalam hal ini, harus memiliki kesesuaian dengan
kombinasi yang dilakukan, karena dalam hal ini penerima pesan harus mudah
menerima tujuan dari media yang diberikan, leaflet merupakan contoh komunikasi
tidak langsung yang disampaikan melalui kombinasi gambar,kata serta warna. Dalam
hal ini tampilan media yang menarik akan mempengaruhi kesuksesan berkomunikasi,
walaupun secara tidak langsung. Leaflet merupakan salah satu media komunikasi tidak
langsung yang disampaikan melalui beberapa kombinasi, baik gambar,warna dan
tulisan.
3.6. Konsep Visual
Untuk menarik perhatian dan kesadaran masyarakat tampilan visual leaflet dibuat
dengan kesan ceria dan ramah lingkungan. Warna hijau dibuat lebih dominan agar
terkesan lebih natural, gambar yang unik juga merupakan visual leaflet yang
dibutuhkan sehingga, terkesan lebih menarik dihadapan masyarakat, selain warna dan
gambar pemilihan kata yang tepat juga berpengaruh terhadap keadaan penerima dari
tujuan visual leflet tersebut
Pendekatan visual yang dilakukan adalah dengan memasukkan unsur motif warna
hijau, karena warna hijau itu mencerminkan keindahan ramah lingkungan, desain yang
menarik akan mempengaruhi masyarakat yang melihatnya.Ilustrasi natural warna
merupakan objek utama untuk leaflet ini, sebagai penjelas ramah lingkungan dari
program go green.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gelbert, M., Agung Dwi Prihanto S. 1996. Sampah dan Pengelolaannya. PPPGT,
Malang.
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Liberti, Yogyakarta.
Lasswell, Harold., & Kaplan, Abraham. 1970. Power and Society. New Haven: Yale
University Press.
19